EDISI 1
PONIWATI YACUB
1
Gambaran Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
indonesia, pemerintah menetapkan beberapa
program nasional yang menjadi prioritas (6 pelayanan)
17 januari 2018
FOKUS AREA
PROGRAM NASIONAL
• Pelayanan Geriatri
2.
17 januari 2018
Regulasi
Nasional/
Referensi
Regulasi RS:
• Kebijakan
• Pedoman/
Panduan
• SPO
5
Regulasi
Nasional/
Referensi
Regulasi RS:
• Kebijakan
• Pedoman/
Panduan
• SPO
6
Peraturan
perundangan-
undangan
7
R E G U L A S I TIM
10
Program harus diuraikan dalam bentuk Kerangka
Acuan Program (TOR) dan tidak boleh hanya
berbentuk time table
Ditanda tangani oleh Kepala Unit Kerja dan
Direktur RS
Format program :
Pendahuluan
Latar belakang
Tujuan umum dan tujuan khusus
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan
Sasaran
Jadwal pelaksanaan kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
W • Direktur
• Kepala
bidang/divisiKepala unit
pelayanan
• Ketua/anggota tim
PONEK
19
Elemen Penilaian standar 1 Telusur Skor
3. Ada bukti upaya peningkatan D Bukti pelaksanaan peningkatan kesiapan 10 TL
kesiapan rumah sakit dalam rumah sakit PONEK 24 jam, antara lain 5 TS
melaksanakan fungsi berupa: 0 TT
pelayanan obstetrik dan 1) Daftar jaga PPA di IGD
neonatus termasuk 2) Daftar jaga staf di kamar operasi
pelayanan kegawat 3) Daftar jaga staf di kamar bersalin
daruratan (PONEK 24 Jam).
(D,W) W Ketua/anggota tim PONEK
Kepala bidang/divisi
Kepala/staf unit pelayanan
PPA
6. Ada bukti pelaporan dan analisis D Bukti analisis pengukuran mutu dan 10 TL
yang meliputi 1 sampai dengan 4 di laporannya 5 TS
maksud dan tujuan. (D,W) 0 TT
W Ketua/anggota Tim PONEK
Komite/Tim PMKP
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
21
Standar 1.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk
penyelenggaraan pelayanan PONEK.
Elemen Penilaian Standar 1.1 Telusur Skor
1. Ada bukti terbentuknya R 1) Regulasi tentang 10 TL
tim PONEK dan program penetapan Tim PONEK 5 TS
kerjanya. (R) dilengkapi dengan 0 TT
uraian tugasnya
2) Program kerja Tim
PONEK
D 1) Denah ruangan 10
sedia ruang pelayanan yang 1) Daftar inventaris, fasilitas dan sarana 5
emenuhi persyaratan untuk ruang pelayanan PONEK 0
ONEK. (D,O,W)
O Lihat ruang pelayanan IGD, kamar bersalin,
ruang nifas, ruang perinatologi, kamar
operasi, ruang ante natal care (ANC)
24
Standar 1.2
Rumah sakit melaksanakan pelayanan rawat gabung,
mendorong pemberian ASI ekslusif, melaksanakan
edukasi dan perawatan metode kangguru pada bayi
berat badan lahir rendah (BBLR).
Djoti - Atmodjo
Djoti - Atmodjo
Djoti - Atmodjo
Elemen Penilaian Std 1.2 Telusur Skor
Terlaksananya rawat gabung. O Lihat pelaksanaan pelayanan 10 TL
(O,W) rawat gabung 5 TS
0 TT
W Ketua/anggota tim PONEK
Kepala unit pelayanan
Kepala/staf ruangan
Pasien/keluarga
Ada bukti RS melaksanakan IMD O Lihat pelaksanaan pelayanan 10 TL
dan mendorong pemberian ASI IMD 5 TS
Ekslusif. (O,W) Lihat pemberian edukasi 0 TT
tentang IMD dan edukasi ASI
eksklusif dalam rekam medis
Lihat ketersediaan materi
edukasi tentang IMD dan ASI
eksklusif
W Kepala/staf unit pelayanan
Kepala/staf ruangan
PPA/staf klinis
Pasien/keluarga 29
Elemen Penilaian Std 1.2 Telusur Skor
3. Ada bukti pelaksanaan edukasi D 1) Bukti pelaksanaan asuhan 10 TL
dan perawatan metode PMK dalam RM pasien 5 TS
kangguru (PMK) pada bayi 2) Bukti pemberian edukasi 0 TT
berat badan lahir rendah tentang perawatan metode
(BBLR).(D,O,W) kanguru (PMK) dalam rekam
medis
3) Materi edukasi PMK
O Lihat pelaksanaan pelayanan
PMK di unit
PMK/peritanologi
Lihat pemberian edukasi
tentang PMK dalam rekam
medis
Lihat ketersediaan materi
edukasi tentang PMK
W Kepala/staf unit pelayanan
Kepala/staf ruangan
PPA/staf klinis
Pasien/keluarga 30
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN
HIV/AIDS
Standar 2
Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 9
Kegiatan penanggulangan HIV/AIDS :
1. Promosi Kesehatan
2. Pencegahan penularan HIV
3. Pemeriksaan diagnosis HIV
4. Pengobatan, perawatan dan dukungan;
5. Rehabilitasi
616.979
Ind
P
Elemen Penilaian Std 2 Telusur Skor
1. Adanya regulasi rumah sakit R Regulasi tentang pelayanan 10 TL
dan dukungan penuh penanggulangan HIV/AIDS - -
manajemen dalam pelayanan >>> Program 0 TT
penanggulangan HIV/AIDS. (R)
37
Elemen Penilaian Std 2 Telusur Skor
3. Pimpinan rumah sakit D Bukti keterlibatan pimpinan RS 10 TL
berpartisipasi dalam dalam pelaksanaan program 5 TS
menetapkan keseluruhan penanggulangan HIV/AIDS yang 0 TT
proses/mekanisme dalam melibatkan pimpinan RS antara
pelayanan penanggulangan lain meliputi:
HIV/AIDS termasuk 1) Ketersediaan anggaran
pelaporannya. (D,W) program penanggulangan
HIV/AIDS (pelatihan, fasilitas,
APD)
2) Bukti laporan pelaksanaan
program penanggulangan
HIV/AIDS
W Direktur/Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Ketua/anggota Tim HIV/ AIDS
38
Elemen Penilaian Std 2 Telusur Skor
4. Terbentuk dan D 1) Bukti penetapan Tim 10 TL
berfungsinya Tim HIV/AIDS dilengkapi 5 TS
HIV/AIDS rumah sakit dengan uraian 0 TT
(D,W) tugasnya
2) Program kerja Tim
HIV/AIDS
3) Bukti laporan
pelaksanaan kegiatan
Tim HIV/ AIDS
W Ketua/anggota Tim
HIV/AIDS
39
Elemen Penilaian Std 2 Telusur Skor
5. Terlaksananya pelatihan untuk D Bukti pelaksanaan pelatihan 10 TL
meningkatkan kemampuan pelayanan HIV/AIDS oleh 5 TS
teknis Tim HIV/AIDS sesuai narasumber yang kompeten 0 TT
standar. (D,W)
W Ketua/anggota Tim HIV/AIDS
Kepala diklat
40
Elemen Penilaian Std 2 Telusur Skor
7. Terlaksananya pelayanan D Bukti laporan pelaksanaan 1 T
VCT, ART, PMTCT, IO, pelayanan yang meliputi 0 L
ODHA dengan faktor VCT,ART, PMTCT, IO, ODHA 5 T
risiko IDU, penunjang dengan faktor risiko IDU, 0 S
sesuai dengan kebijakan. penunjang T
(D) T
41
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN
TUBERKULOSIS
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 67 TAHUN 2016
TENTANG
PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
Maksud dan Tujuan Standar 3, standar 3.1, standar 3.2, Standar 3.3 :
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penanggulangan tuberkulosis berupa
upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif, preventif, tanpa
mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi
kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian,
memutuskan penularan mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak
negatif akibat tuberkulosis.
Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tubekulosis melalui kegiatan
yang meliputi:
48
Elemen Penilaian Std 3 Telusur Skor
2. Pimpinan rumah sakit D Bukti keterlibatan pimpinan RS 10 TL
berpartisipasi dalam dalam pelaksanaan program 5 TS
menetapkan keseluruhan pelayanan tuberkulosis yang 0 TT
proses/mekanisme dalam melibatkan pimpinan RS antara
program pelayanan lain meliputi:
tuberkulosis termasuk 1) Ketersediaan anggaran
pelaporannya. (D,W) program pelayanan
tuberkulosis (pelatihan,
fasilitas, APD)
2) Bukti laporan pelaksanaan
program pelayanan
tuberculosis
W Direktur/Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Ketua/anggota Tim
Tuberkulosis
49
Elemen Penilaian Std 3 Telusur Skor
3. Ada bukti upaya pelaksanaan D 1) Bukti laporan pelaksanaan 10 TL
promosi kesehatan tentang edukasi upaya promosi 5 TS
tuberkulosis. (D,W) kesehatan tentang 0 TT
tuberkulosis
2) Bukti materi edukasi tentang
upaya promosi kesehatan
tentang tuberkulosis
W Ketua/anggota DOTS TB
Ketua/staf PKRS
4. Ada bukti pelaksanaan D 1) Bukti pelaksanaan surveilans 10 TL
surveilans tuberkulosis dan tuberkulosis 5 TS
pelaporannya. (D,W) 2) Bukti laporan data surveilans 0 TT
tuberculosis sesuai dengan
PPI 6
51
Standar 3.1
Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk
penyelenggaraan pelayanan dan penanggulangan
tuberkulosis.
Elemen Penilaian Std 3.1 Telusur Skor
1. Ada bukti terbentuknya R 1) Regulasi tentang 10 TL
tim DOTS dan program penetapan tim DOTS 5 TS
kerjanya. (R) TB dan uraian 0 TT
tugasnya
2) Program Kerja Tim
DOTS TB
2. Ada bukti pelatihan D Bukti pelaksanaan 10 TL
pelayanan dan upaya pelatihan pelayanan 5 TS
penanggulangan pelayanan dan 0 TT
tuberkulosis. (D,W) penanggulangan
tuberkulosis oleh
narasumber yang
kompeten
W Ketua/anggota Tim
DOTS TB 53
Elemen Penilaian Std 3.1 Telusur Skor
3. Ada bukti pelaksanaan D Bukti laporan 1 TL
program tim DOTS. (D,W) pelaksanaan program 0 TS
kerja Tim DOTS TB 5 TT
0
W Ketua/anggota Tim DOTS
TB
4. Ada bukti pelaksanaan D Bukti pelaksanaan 1 TL
sistem monitoring dan monitoring dan evaluasi 0 TS
evaluasi program program pelayanan DOTS 5 TT
penanggulangan TB 0
tuberkulosis. (D,W)
W Ketua/anggota Tim
DOTS TB
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
54
Elemen Penilaian Std 3.1 Telusur Skor
5. Ada bukti pelaporan dan D Bukti laporan dan hasil 10 TL
analisis yang meliputi a) W analisis kegiatan 5 TS
sampai dengan f) di pelayanan DOTS TB 0 TT
maksud dan tujuan. (D,W) Ketua/anggota Tim
DOTS TB
Kepala unit pelayanan
55
Standar 3.2
Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis
dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis sesuai
peraturan perundang-undangan.
Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tuberkulosis
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Bina Upaya Kesehatan
Jakarta, Mei 2012 i
Elemen Penilaian Std 3.2 Telusur Skor
1. Tersedia ruang pelayanan O Lihat ruang rawat jalan/poli 10 TL
rawat jalan yang memenuhi tuberkulosis yang memenuhi 5 TS
pedoman pencegahan dan prinsip PPI TB 0 TT
pengendalian infeksi
tuberkulosis. (O,W) W Ketua/anggota tim DOTS TB
Kepala/staf rawat jalan
IPCN
2. Bila rumah sakit memberikan O Lihat ruang rawat inap 10 TL
pelayanan rawat inap bagi tuberkulosis yang memenuhi 5 TS
pasien tuberkulosis paru prinsip PPI TB (air borne disease) 0 TT
dewasa maka rumah sakit
harus memiliki ruang rawat W Ketua/anggota Tim DOTS TB
inap yang memenuhi pedoman Kepala/stafrawat inap
pencegahan dan pengendalian IPCN
infeksi tuberkulosis. (O,W)
58
Elemen Penilaian Std 3.2 Telusur Skor
3. Tersedia ruang pengambilan O Lihat ruang pengambilan 10 TL
spesimen sputum yang spesimen sputum yang 5 TS
memenuhi pedoman memenuhi prinsip PPI TB 0 TT
pencegahan dan pengendalian
infeksi tuberkulosis. (O,W) W Ketua/anggota Tim DOTS TB
Kepala/staf laboratorium
IPCN
4. Tersedia ruang laboratorarium O Lihat ruang laboratorium untuk 10 TL
tuberkulosis yang memenuhi pemeriksaan sputum BTA yang 5 TS
pedoman pencegahan dan memenuhi prinsip PPI TB 0 TT
pengendalian infeksi
tuberkulosis. (O,W) W Ketua/anggota tim DOTS TB
Kepala/staf laboratorium
IPCN
59
Lima Langkah Penatalaksanaan pasien Untuk Mencegah Infeksi TB Pada
Tempat Pelayanan
Lang-
Kegiatan Keterangan
kah
Pengenalan segera pasien suspek atau konfirm TB
adalah langkah pertama. Hal ini bisa dilakukan dengan
menempatkan petugas untuk menyaring pasien
dengan batuk lama segera pada saat datang di dalam
1. Triase
investigasi TB tidak dibolehkan mengantri dengan
pasien lain untuk mendaftar atau mendapatkan kartu.
Mereka harus segera dilayani mengikuti
langkahRlangkah dibawah ini.
MenginstruksiRkan pasien yang tersaring diatas untuk
melakukan etika batuk. Yaitu untuk menutup hidung
2. Penyuluhan dan mulut ketika batuk atau bersin. Kalau perlu berikan
masker atau tisu untuk menutup mulut dan mencegah
terjadinya aerosol.
Lima Langkah Penatalaksanaan pasien Untuk Mencegah Infeksi TB Pada
Tempat Pelayanan
Lang-
Kegiatan Keterangan
kah
Pasien yang suspek atau kasus TB melalui pertanyaan
penyaringan harus dipisahkan dari pasien lain, dan
3. Pemisahan diminta menunggu di ruang terpisah dengan ventilasi
baik serta diberi masker bedah atau tisu untuk
menutup mulut dan hidung pada saat menunggu.
"
"
"
Gambar"4.3":"JenisRjenis"kipas"angin"(yang"menggunakan"balingRbaling)"
"
Sumber:#"Francis"J."Curry"National"Tuberculosis"Center,"2007:"Tuberculosis"Infection"Control:"A"Practical"
Manual"for"Preventing"TB","hal"17"
"
Dengan" ventilasi" campuran," jenis" ventilasi" mekanik" yang" akan" digunakan"
sebaiknya" di" sesuaikan" dengan" kebutuhan" yang" ada" dan" diletakkan" pada"
tempat"yang"tepat."Kipas"angin"yang"dipasang"pada"langitRlangit"(ceiling#fan)"
tidak"dianjurkan."Sedangkan"kipas"angin"yang"berdiri"atau"diletakkan"di"meja"
dapat"mengalirkan"udara"ke"arah"tertentu,"hal"ini"dapat"berguna"untuk"PPI"TB"
bila"dipasang"pada"posisi"yang"tepat,"yaitu"dari"petugas"kesehatan"ke"arah"
pasien."
"
"
"
"
"
"
"
21
Lima Langkah Penatalaksanaan pasien Untuk Mencegah Infeksi TB Pada
Tempat Pelayanan
Langkah Kegiatan Keterangan
Pasien dengan gejala batuk segera mendapatkan
pelayanan untuk mengurangi waktu tunggu sehingga
Pemberian
orang lain tidak terpajan lebih lama. Ditempat
4. pelayanan
pelayanan terpadu TB R HIV, usahakan agar jadwal
segera
pelayanan HIV dibedakan jam atau harinya dengan
pelayanan TB atau TBRHIV
Untuk mempercepat pelayanan, pemeriksaan
diagnostik TB sebaiknya dilakukan di tempat pelayanan
Rujuk itu, tetapi bila layanan ini tidak tersedia, fasilitas perlu
untuk membina kerjasama baik dengan sentra diagnostik TB
5. investigasi/ untuk merujuk/melayani pasien dengan gejala TB
pengobatan secepat mungkin. Selain itu, fasilitas perlu mempunyai
TB kerjasama dengan sentra pengobatan TB untuk
menerima rujukan pengobatan bagi pasien
terdiagnosa TB.
Standar 3.3
Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan
tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko
tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK. 02.02/MENKES/305/2014
TENTANG
TENTANG
TENTANG
O Lihat pelaksanaan
proses skrining pasien
Tuberkulosis di bagian
pendaftaran
W Petugas
pendaftaran/admisi
Pasien/ keluarga
70
Elemen Penilaian Std 3.3 Telusur Skor
4. Ada bukti staf mematuhi O 1) Lihat kepatuhan staf 10 TL
penggunaan alat dalam penggunaan 5 TS
pelindung diri (APD) saat APD di unit pelayanan 0 TT
kontak dengan pasien pasien tuberkulosis
atau specimen. (O,W) (Rawat Inap, Rawat
Jalan, Laboratorium,
saat transfer pasien)
2) Lihat ketersediaan APD
di unit pelayanan
pasien tuberkulosis
(Rawat Inap, Rawat
Jalan, IGD, Radiologi,
Laboratorium)
W PPA
Staf klinis 71
Elemen Penilaian Std 3.3 Telusur Skor
1. Ada bukti pengunjung O 1) Lihat kepatuhan pengunjung 10 TL
mematuhi penggunaan alat dalam penggunaan APD di 5 TS
pelindung diri (APD) saat unit pelayanan pasien 0 TT
kontak dengan pasien. (O,W) tuberkulosis (Rawat Inap,
Rawat Jalan)
2) Lihat ketersediaan APD untuk
pengunjung di unit pelayanan
pasien Tuberkulosis (Rawat
Inap, Rawat Jalan, IGD,
radiologi, laboratorium)
W Pasien/Keluarga
Pengunjung RS
Staf klinis
72
PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA
Standar 4
Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian
resistensi antimikroba sesuai peraturan perundang-
undangan.
Maksud dan Tujuan Standar 4 :
Tersedia regulasi pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit yang
meliputi:
– Pengendalian resistensi antimikroba.
– Panduan penggunaan antibiotik untuk terapi dan profilaksis
pembedahan.
– Organisasi pelaksana, Tim/Komite PPRA terdiri dari tenaga kesehatan
yang kompeten dari unsur:
• Staf Medis
• Staf Keperawatan
• Staf Instalasi Farmasi
• Staf Laboratorium yang melaksanakan pelayanan mikrobiologi
klinik
• Komite Farmasi dan Terapi
• Komite PPIT
• Komite PPI
• Organisasi PRA dipimpin oleh staf medis yang sudah
mendapat sertifikat pelatihan PPRA. Rumah sakit menyusun
program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit
terdiri dari:
– peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf,
pasien dan keluarga tentang masalah resistensi anti
mikroba;
– pengendalian penggunaan antibiotik di rumah sakit;
– surveilans pola penggunaan antibiotik di rumah sakit;
– surveilans pola resistensi antimikroba di rumah sakit
• forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
Elemen Penilaian Std 4 Telusur Skor
1. Ada regulasi dan program R 1) Regulasi tentang 10 TL
tentang pengendalian pengendalian resistensi 5 TS
resistensi antimikroba di antimikroba di RS 0 TT
rumah sakit sesuai peraturan 2) Program tentang
perundang-undangan.(R) pengendalian resistensi
antimikroba (PPRA)
2. Ada bukti pimpinan rumah sakit D 1) Bukti pelaksanaan rapat 10 TL
terlibat dalam menyusun tentang penyusunan program 5 TS
program. (D,W) melibatkan pimpinan RS 0 TT
2) Bukti program PRA-RS yang
sudah disetujui/ditanda
tangani Direktur
Direktur
W Kepala unit pelayanan
Kepala bidang/divisi
Komite/Tim PPRA
78
Maksud dan Tujuan 4.1 :
Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) membuat
laporan pelaksanaan program/ kegiatan PRA
meliputi:
– kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga
kesehatan tentang pengendalian resistensi
antimikroba
– surveilans pola penggunaan antibiotik di RS
(termasuk laporan pelaksanaan pengendalian
antibiotik)
– surveilans pola resistensi antimikroba
– forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) menetapkan dan
melaksanakan evaluasi dan analisis indikator mutu
PPRA sesuai peraturan perundang-undangan
meliputi:
• perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik
• perbaikan kualitas penggunaan antibiotik
• peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara
multidisiplin dan terintegrasi
• penurunan angka infeksi rumah sakit yang
disebabkan oleh mikroba resisten
• indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu
PMKP
Rumah sakit melaporkan perbaikan pola
sensitivitas antibiotik dan penurunan
mikroba resisten sesuai indikator bakteri
multi-drug resistant organism (MDRO),
antara lain: bakteri penghasil extended
spectrum beta-lactamase (ESBL), Methicillin
Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA),
Carbapenemase Resistant
Enterobacteriaceae (CRE) dan bakteri pan-
resisten lainnya. (Lihat juga PPI.6)
Elemen Penilaian Std 4.1 Telusur Skor
1. Ada organisasi yang R Bukti penetapan 1 TL
mengelola kegiatan komite/tim PPRA yang 0 -
pengendalian resistensi dilengkapi uraian tugas, - TT
antimikroba dan tanggung jawab dan 0
melaksanakan program wewenangnya
pengendalian resistensi
antimikroba rumah sakit
meliputi a) sampai
dengan d) di maksud dan
tujuan. (R)
2. Ada bukti kegiatan D Bukti pelaksanaan 1 TL
organisasi yang meliputi kegiatan komite/tim PPRA 0 TS
a) sampai dengan d) di 5 TT
maksud dan tujuan. (D,W) W Komite/tim PPRA 0
PPA
82
Elemen Penilaian Std 4.1 Telusur Skor
3. Ada penetapan indikator D Bukti penetapan indikator 10 TL
mutu yang meliputi a) mutu 5 TS
sampai dengan e) di 0 TT
maksud dan tujuan. (D,W) W Komite/Tim PPRA
Komite/Tim PMKP
83
Elemen Penilaian Std 4.1 Telusur Skor
5. Ada bukti pelaporan D Bukti laporan tentang 10 TL
kegiatan PPRA secara W kegiatan komite/tim PRA 5 TS
berkala dan meliputi butir secara berkala kepada 0 TT
a) sampai dengan e) di Direktur RS
maksud dan tujuan. (D,W) Direktur RS
Komite/tim PPRA
84
PELAYANAN GERIATRI
Standar 5
Rumah sakit menyediakan pelayanan geriatri rawat
jalan, rawat inap akut dan rawat inap kronis sesuai
dengan tingkat jenis pelayanan.
Maksud dan Tujuan Standar 5 dan Standar 5.1 :
Pasien geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi
dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara
tepadu dengan pendekatan multi disiplin yang bekerja sama secara
interdisiplin.
Dengan meningkatnya sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan
maka usia harapan hidup semakin meningkat, sehingga secara
demografi terjadi peningkatan populasi lanjut usia.
Sehubungan dengan itu rumah sakit perlu menyelenggarakan
pelayanan geriatri sesuai dengan tingkat jenis pelayanan geriatri:
• tingkat sederhana
• tingkat lengkap
• tingkat sempurna
• tingkat paripurna
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN
2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN GERIATRI DI RUMAH SAKIT
Pasal 5
1) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana
2) Jenis pelayanan Geriatri tingkat lengkap
3) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sempurna
4) Jenis pelayanan Geriatri tingkat paripurna
Pelaporan :
Satu tahun sekali oleh Ketua Tim kepada Direktur RS
Pelaksanaan di RS
• Persyaratan bangunan :
- Konstruksi ( jalan, pintu, listrik, penerangan,
lantai, plafon, dinding, ventilasi, kamar mandi
dan WC, wastafel dll )
• Kebutuhan ruangan ( ruang administrasi,
ruang tunggu , ruang periksa, ruangan bangsal
, ruang asuhan siang dll )
• Persyaratan peralatan ( peralatan kesehatan
dan medis )
Elemen Penilaian Std 5 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang 10 TL
penyelenggaraan pelayanan penyelenggaraan pelayanan - -
geriatri di rumah sakit sesuai geriatri di rumah sakit sesuai 0 TT
dengan tingkat jenis layanan. dengan tingkat jenis layanan
(R)
2. Terbentuk dan berfungsi-nya R 1) Regulasi tentang penetapan 10 TL
tim terpadu geriatri sesuai Tim Terpadu Geriatri dan 5 TS
tingkat jenis layanan. (R,D,W) uraian tugasnya 0 TT
2) Rencana kerja Tim Terpadu
Geriatri
94
Elemen Penilaian Std 5 Telusur Skor
3. Terlaksananya proses D Bukti pelaksanaan monitoring 10 TL
pemantauan dan evaluasi dan evaluasi kegiatan pelayanan 5 TS
kegiatan. (D,O,W) geriatri 0 TT
95
Standar 5.1
Rumah Sakit melakukan promosi dan edukasi
sebagai bagian dari Pelayanan Kesehatan Warga
Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit
(Hospital Based Community Geriatric Service).
Standar 5.1 (5 EP)
Rumah Sakit melakukan promosi dan edukasi sebagai bagian dari
Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah
Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service).
W Kepala/staf PKRS
Ketua/Anggota Tim Terpadu
Geriatri
99
Elemen Penilaian Std 5.1 Telusur Skor
3. Ada leaflet atau alat bantu D Bukti leaflet atau alat bantu 10 TL
kegiatan (brosur, leaflet dll). edukasi memuat materi edukasi 5 TS
(D,W) tentang pelayanan kesehatan 0 TT
warga lanjut usia di masyarakat
W Kepala/staf PKRS
Ketua/Anggota Tim Terpadu
Geriatri
Pasien/keluarga
4. Ada bukti pelaksanaan D Bukti laporan pelaksanaan 10 TL
kegiatan. (D,O,W) edukasi warga lanjut usia di 5 TS
masyarakat 0 TT
O Lihat pelaksanaan edukasi untuk
pelayanan di masyarakat
W Pimpinan RS
Ketua/anggota Tim Terpadu 101
TERIMA KASIH
102