Anda di halaman 1dari 2

Fenomena yang sering dikeluhkan oleh para pendidik dewasa ini adalah kurangnya

inisiatif dan kepekaan sosial pada siswa/mahasiswa. Siswa sekarang dianggap lebih
individual cenderung selfish, tidak toleran, tidak peduli dengan orang dan lingkungan
sekitar. Menurut Bapak/Ibu bagaimana hal tersebut terjadi dan apa yang harus dilakukan
oleh guru kimia untuk mengatasi hal tersebut? (Kuatkan argumen Bapak/Ibu dengan
menggunakan teori belajar humanis)

Assalamualaikum pak Sukisman...

Menanggapi mengenai fenomena zaman sekarang yang sering dikeluhkan oleh para pendidik
karena kurangnya inisiatif dan kepekaan sosial para siswa maupun mahasiswa. Siswa sekarang
lebih cenderung selfish, tidak toleran, tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan
sekitarnya. Salah satu dari tujuan pendidikan yaitu menyiapkan generasi penerus bangsa yang
memiliki berbagai bidang kompetensi diantaranya adalah kompetensi dalam bidang
pngetahuan, kompetensi keterampilan dan kompetensi sosial. Kompetensi sosial merupakan
salah satu hal yang penting yang harus dimiliki siswa untuk bisa berinteraksi di dalam
masyarakat karena hidup bermasyarakat bukanlah perkara yang mudah bagi setiap individu
jika dia tidak memiliki kompetensi sosial yang baik. Misalnya saja dalam pergaulannya di
sekolah dimana di sekolah kita dipertemukan dengan berbagai macam tipe dan karakter
individu yang berbeda. Dari fenomena saat ini dimana banyak dikeluhkan oleh para pendidik
karena kurangnya inisiatif dan kepekaan siswanya, zaman sekarang siswa cenderung selfish,
tidak toleran bahkan siswa tidak peduli dengan orang lain maupun lingkungan sekitarnya.
Menurut pendapat saya hal ini bisa terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya
yaitu :

1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan salah satu pemegang peranan penting dalam pembentukan
kompetensi sosial setiap individu. Faktor internal ini berasal dari dalam individu
tersebut yang dibawa oleh setiap individu yang diturunkan secara genetik dari orang
tuanya. Dalam kata lain faktor internal dimulai dari keluarganya. Jika dia terbiasa hidup
dalam keluarga yang menghargai perbedaan, dia akan memiliki sikap toleransi dan
dapat menghargai pendapat orang lain.
2. Faktor Eksternal
Selain dari faktor internal pembentukan karakter siswa ditentukan juga dari faktor
eksternal, yaitu faktor lingkungan dimana dia tinggal, lingkungan dimana dia
bersosialisasi dan lingkungan dimana dia terbentuk suatu kebiasaan. Faktor eksternal
sangat berpengaruh pada perkembangan kompetensi sosial peserta didik, apabila dia
berada pada lingkungan yang baik, kemungkinan besar dia akan menjadi individu yang
baik, sebaliknya apabila berada pada lingkungan yang kurang baik maka dia bisa
menjadi individu yang kurang baik.
Besarnya pengaruh faktor lingkungan dimana dia bersosialisasi, bergaul sangat
berpengaruh pada karakter siswa
Dalam kehidupan bersosialisasi dimasyarakat maupun sekolah, terutama pada diri siswa tak
lepas dari perbedaan masing-masing individu, baik dalam perbedaan pendapat, perbedaan
agama, ras, suku dan perbedaan-perbedaan yang lain yang mengharuskan individu memiliki
sikap toleransi yang tinggi menghargai segala perbedaan yang ada, tidak bersikap individual
dan peduli terhadap lingkungan sekitar dimana dia hidup bersosial.

Menurut saya selaku guru mengahadapi fenomena diatas adalah, sesuai dengan kurikulum
2013 mengenai pendidikan berbasis karakter, maka sebagai guru secara langsung terlibat dalam
proses pembentukan karakter peserta didiknya, guru bisa berperan dalam pembentukan
karakter pada siswa untuk menumbuhkan sikap toleransi antar sesama dengan proses
pembelajaran di kelas dengan berbagai macam kondisi dan karakter siswa yang berbeda. Di
dalam kelas inilah guru selain memtransfer ilmu pengetahuan juga berkewajiban untuk
membentuk sikap dan perilaku siswanya menjadi lebih baik. Ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan guru untuk membentuk keterampilan afektif siswanya sesuai dengan teori belajar
humanis yaitu proses pembelajaran yang memanusiakan manusia dalam hal ini adalah siswa
dan bagaimana caranya membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan :

1. Proses pembelajaran selain memberikan perhatian pada ranah kognitif dan


psikomotorik, juga harus lebih perhatiannya dalam ranah afektif.
Dalam pembelajaran selain menekankan pada ranah kognitif, namun harus ditekankan
dalam pembentukan ranah afektif dengan membentuk kepribadian siswa lebih baik.
Dalam proses pembelajarn dikelas misalnya dalam suatu kegiatan diskusi kelompok
2. Memberikan contoh atau model dalam berperilaku yang baik dikelas
Di dalam kelas guru hendaknya memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan
contoh yang baik kepada siswa dalam berperilaku dan menghargai pendapat siswa serta
tidak secara langsung menyalahkan apabila ada pendapat yang dirasa kurang benar.
3. Memberikan pembiasaan pada siswa untuk saling menghargai perbedaan
Sesuatu yang baik akan lahir dari kebiasaan yang baik, kalimat tersebut dapat menjadi
pegangan guru dalam membentuk sikap toleransi siswa, bahwa guru di dalam kelas
harus mampu mengkondisikan semua siswa dengan segala latar belakang perbedaan
yang ada, misalnya dalam diskusi kelompok, siswa dilatih untuk saling menghargai
pendapat temannya.
4. Dalam pembelajaran membentuk kelompok-kelompok yang heterogen
Misalnya dalam pembentukan kelompok dalam praktikum atau diskusi, hendaknya
guru mampu membentuk kelompok-kelompok yang heterogen, maksudnya adalah tiap
kelompok terdiri tingkat pengetahuan yang berbeda, latar belakang yang berbeda dan
tingkat ekonomi yang berbeda. Dengan demikian diharapkan dalam pembelajaran
siswa belajar untuk saling menghargai perbedaan temannya sehingga siswa memiliki
sikap toleransi antar sesama.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai