Anda di halaman 1dari 28

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Waktu : 5 Februari 2017
Tempat : RSUD ANDI MAKKASAU PARE-PARE
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia.
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SLTA
Alamat : Lumpue.
Cara Masuk : RSUD ANDI MAKKASAU PARE-PARE
Diagnosa Medis : Benigne Prostat Hyperplasia Grade II +
Retentio Urine.
Alasan Dirawat : Akan dioperasi/tidak dapat buang air kecil.
Keluhan Utama : Sulit buang air kecil.

2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


1) Riwayat Penyakit Sekarang
Karena susah buang air kecil sejak 2 minggu yang lalu kemudian
berobat ke poliklinik di RSUD ANDI MAKKASAU, dilakukan
pemeriksaan ternyata ditemukan pembesaran prostat.

2) Riwayat Penyakit Dahulu


Klien sebelumnua tidak pernah mengalami kelainan seperti yang
dideritanya sekarang ini. Hipertensi (+). DM (-), Sesak (-), Asma (-).

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarganya yang mengalami
penyakit seperti yang dideritanya sekarang ini
4) Keadaan Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup

1
bersih

3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1) Keadaan Umum baik
2) Tanda-tanda vital
Suhu : 36 0C
Nadi : 92 X/menit. Kuat dan teratur
Tekanan darah : 130/90 mmHg.
Respirasi : 16 x/menit.

3) Body Systems
(1) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Frekuensi 16 x/menit, Irama teratur, tidak terlihat gerakan cuping
hidung, tidak terlihat Cyanosis, tidak terlihat keringat pada dahi,
hasil thorax foto : Tidak didapatkan kelainan (normal).

(2) Cardiovascular (B 2 : Bleeding)


Nadi 92 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 130/90 mmHg,
Suhu 36 0C, perfusi hangat. Cor S1 S2 tunggal reguler, ekstra
sistole/murmur tidak ada
Hasil ECG : Tidak didapatkan kelainan (normal).

(3) Persyarafan (B 3 : Brain)


Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan (4)
Verbal : Orientasi baik (5)
Motorik : Menurut perintah (6)
Compos Mentis : Pasien sadar baik

(4) Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)


Jumlah urine 2000 cc/24 jam, warna urine kuning pekat.
Genital Hygiene cukup bersih.
Hasil BOF : Tidak didapatkan kelainan (normal)..

(5) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)


Peristaltik normal, tidak kembung, tidak terdapat obstipasi maupun

2
diare, klien buang air besar 1 X/hari

(6) Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)


Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus
Hasil BOF : Tidak didapatkan kelainan (normal).

Head To Toe
a. Kepala : bentuk normal, ukuran normal, posisi simetris,
kulit kepala bersih
b. Rambut : kebersihan cukup
c. Mata : sklera tak icteric, konjunctiva tak anemis,
pupil isokor, refleks cahaya ada, tidak memakai
alat bantu
d. Hidung : tidak ada benda asing, tidak epistaksis, tidak
ada polip,
e. Telinga : tidak ada kelainan.
f. Mulut dan gigi : bibir kering, agak kering mukosa mulut
stomatatitis tidak, peradangan faring tidak
g. Leher : Tak ada pembesaran kelenjar getah bening, tak
ada kaku kuduk
h. Thorax : pernafasan dada, simetris, Ronchi & whezing
tidak ada
i. Abdomen : asites tidak ada, umbilikus datar,
j. Alat kelamin luar : bersih
k. Anus : bersih, Bab. terakhir tgl. 5 Februari 2017.
l. Extremitas : atas dan bawah tak ada kelainan
m. Integumen : keadaan kulit bersih, tonus baik, turgor baik,
akral hangat.

3
Pola aktivitas sehari-hari
(1) Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan
Klien jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan, kecuali
bila sangat terpaksa Klien terbiasa meminum jamu-jamuan dan
obat-obat tradisional.
(2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Klien dirumah biasa makan 3 X/hari dengan lauk yang
cukup.Klien tidak alergi makanan tertentu. Saat ini klien selalu
menghabiskan porsi makanan yang diberikan dan minum air putih
sekitar 2 – 3 liter perhari.

(3) Pola Eliminasi


Klien buang air besar 1 X/hari.
Klien buang air kecil saat ini dengan menggunakan polly kateter,
Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning pekat.

(4) Pola tidur.dan Istirahat


Klien kurang tidur baik pada waktu siang maupun malam hari.
Klien tampak terganggu dengan kondisi ruang perawatan yang
ramai.

(5) Pola Aktivitas dan latihan


Klien biasanya bekerja diluar rumah, tapi saat ini klien hanya
beristirahat di Rumah Sakit sambil menunggu rencana operasi.

(6) Pola Hubungan dan Peran


Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di
sekitar tempat tinggalnya biasa sangat baik dan akrab.

(7) Pola Sensori dan Kognitif


Klien mampu melihat dan mendengar dengan baik, klien tidak
mengalami disorientasi.

(8) Pola Persepsi Dan Konsep Diri


Klien mengalami cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang
sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang
diprogramkan.

4
(9) Pola Seksual dan Reproduksi
Selama dirawat Klien tidak dapat melakukan hubungan seksual
seperti biasanya.

(10) Pola mekanisme/Penanggulangan Stress dan koping


Klien merasa sedikit stress menghadapi tindakan operasi. karena
kurangnya pengetahuan tentang Type pembedahan dan Jenis
anesthesi.

(11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan


Terpasangnya kateter memerlukan adaptasi klien dalam
menjalankan ibadahnya.

Personal Higiene
Kebiasaan di rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 2 X/hari, dan
cuci rambut 1 X/minggu.

Ketergantungan
Klien tidak perokok, tidak minum-minuman yang mengandung
alkohol.

Aspek Psikologis
Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit
stress menghadapi tindakan operasi.

Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar
tempat tinggalnya biasa sangat baik dan akrab. Saat ini klien terputus
dengan dunia luar, kehilangan pencari nafkah (bagi keluarganya), biaya
mahal.

Aspek Spiritual
Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama Islam, ajaran agama
dijalankan setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah dan aktif
mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan oleh Masjid di sekitar
rumah tempat tinggalnya maupun oleh masyarakat setempat.
Saat ini klien merasa tergangguan pemenuhan kebutuhan spiritualnya.

5
4. DIAGNOSTIC TEST
Laboratoriun
Darah lengkap:
- HCT : 40,6 (L 40 – 47 P 38 – 42)%
- Hb :14,6 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl)
- LED : 29 – 52 (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam
- Leukosit : 7.720 4000 – 11.000
Gula darah
- Glukosa Puasa : 108 mg/dl (< 126 mg/dl)
- Glukosa 2 jam pp : 128 mg/dl (< 140 mg/dl)
Faal Hati
- Bilirubin Direk : 0,21 (< 0,25)
- Bilirubin Total : 1,08 (< 1,00)
- SGOT : 18,4 (L < 37 P < 31) U/L
- SGPT : 10,7 (L < 40 P < 31) U/L
Faal Ginjal
- Ureum/BUN : 8,8 mg/dl (10 – 45)
- Serum Creatinin : 1,48 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3)
Elektrolit
- Natrium : 137,8 mmol/l (135 – 145 mmol/l)
- Kalium : 4,27 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l)

6
ANALISA DATA
Nama Klien : Tn. S
Ruang : ANDI MAKKASAU
Register : 10188595
NO. DATA PENYEBAB MASALAH
S. :Klien mengatakan Situasi/lngkungan operasi Ansietas
semalam saya tidur sering 
terbangun , saya Ansietas/takut
membayangkan 
bagaimana operasi nanti, Stressor
klien bertanya di ruang 
premedikasi apakah ini Hypothalamus
ruang operasinya, dimana (adrena,pituitary)
ruang operasinya, berapa 
lama saya dioperasi Medulla Adrenal
O. Klien kelihatan tegang

saat diruang premedikasi,
Peningkatan
Tekanan darah 130/90
Adrenalin
mmHg. Nadi 92X/menit,
Histamin
RR: 16X/menit
Katekolamin

Perubahan Tanda-tanda
fisikTegang Psiko Gelisah
Nadi cepat Tdk. Tenang
palpitasiberkeri Marah Tdk.
ngatrespirasi berdaya
cepat

Diagnosa Keperawatan
Cemas berhubungan dengan situasi/lingkungan ruang premedikasi dan operasi,
ditandai dengan klien mengatakan tidur malam sering terbangun membayangkan
operasi, klien kelihatan tegang, bertanya saat di ruang premedikasi apakah ini ruang
operasinya dimana kamar operasinya, berapa lama saya dioperasi. Nadi 92X/menit,
Tekanan darah 130/90 mmHg. RR. 16X/menit.

7
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. S
Ruang : ANDI MAKKASAU
No. Register: 10188595
DIAGNOSA TUJUAN-KRITERUIA
INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
Cemas berhubungan dengan Klien menunjukan rasa cemas Mandiri :
Situasi/lingkungan ruang berkurang dalam waktu 30 1. Beri penjelasan dengan singkat dan jelas Dengan penjelasan diharapkan klien dapat
premedikasi dan operasi menit sebelum operasi dengan tentang ruang premedikasi dan OK. mengerti
ditandai klien mengatakan kriteria : 2. Kaji tingkat kecemasan klien. Tingkat kecemasan sebagai dasar
semalam tidur saya sering Klien mampu mengungkapkan perencanaan perawatan
terbangun membayangkan pasrah kepada Tuhan YME. 3. Berikan penetraman hati dan tindakan
operasi, klien bertanya saat Klien mampu mengungkapkan kenyamanan:
diruang premedikasi apakah siap di operasi. a. Temani klien selama di ruang Mengurangi rasa takut
ini ruang operasinya, dimana Klien dapat beradaptasi saat di premedikasi
ruang operasi dan berapa ruang premedikasi maupun di b. Berikan kesempatan pada klien Eksplorasi perasaan dapat mengurangi
lama dioperasi, klien OK. mengungkapkan perasaannya ketegangan
kelihatan tegang saat di Tanda-tanda vital stabil c. Kenalkan kembali pada kenyataan Suport untuk koping yang positip
ruang premedikasi tekanan (Tekana Darah 120/80 mmHg., yang ada
darah, 130/90 mmHg/ Nadi Nadi 60-100X/menit, RR: 12- 4. Kurangi stimulus sensori Mengurangi ketegangan
92X/menit,RR16X/menit 20X/menit, wajah rileks. a. Berikan ketenangan Menenangkan jiwa

8
b. Gunakan kalimat pendek dan Mengurangi kebingungan
sederhana
c. Berikan petunjuk singkat. Mengurangi kebingungan
d. Pusatkan pada saat ini dan disini. Penyelesaian terfokus diharapkan
mengurangi kecemasan
5. Ajak klien untuk mengadakan Mengurangi ketakutan/kecemasan.upaya
pendekatan spritual sesuai dengan menenangkan jiwa.
kemampuan dan situasi
6. Perjelas informasi dokter tentang Harapan klien sesuai dengan kenyataan
rencana tindakan operasi dan dan tidak menimbulkan kekecewaan.
kemungkinan-kemungkinannya.
7. Orientasikan klien pada ruang operasi Mengurangi kecemasan
dan peralatannya.
8. Minimalkan keributan dan lalu-lalang di Mengurangi kecemasan.
ruang premedikasi &OK.
9. Tinggalah dengan pasien selama induksi Mengurangi kecemasan.
10. Tunjukan perhatian dan sikap Mengurangi kecemasan
mendukung
11. Tetap matikan lampu sampai pasien Mengurangi kecemasan
tertidur
12. Catat respon yang tak terduga

9
Kolaborasi, pemberian premedikasi: Morfin Mengurangi ketegangan
5 mg. Dormicum 2,5 mg. SA. 0,25 mg. IM

10
TINDAKAN DAN EVALUASI PREOPERASI

Nama Klien : Tn. S


Ruang : ANDI MAKKASAU
No. Register: 10188595

DIAGNOSA
KEPERAWATAN IMPLEMENTASI TANGGAL/HARI/JAM EVALUASI
TANGGAL/HARI/JAM
Cemas berhubungan 1. Memberikan penjelasan tentang ruang Selasa, 06-02-2017 Jam S. : Klien mengatakan siap untuk
dengan kurangnya premedikasi dan OK. 08.05 dilakukan operasi, pasrah dan
pengetahuan tentang 2. Mengkaji tingkat kecemasan klien menyerahkan sepenuhnya pada Tuhan,
tindakan operasi 3. klien tahu ruang persiapan untuk
06-02-2017 Jam 4. Memberi kesempatan untuk mengungkapkan operasi
07.30 perasaannya. O : wajah tenang, Nadi 88X/menit, RR,
5. Menemani klien di ruang premedikasi 16X/menit, Tekanan Darah 120/90
6. Menjelaskan keadaan , tempat sekarang. mmHg.
7. Mengajak klien untuk mendekatkan diri A. Cemas berkurang
kepada Tuhan YME, dengan cara berdoa dan P. .Rencana No. 7, 9,10,11 dan 12
pasrah. dilanjutkan di ruang OK, sampai pasien
8. Memperjelas penjelasan dokter tentang rencana diinduksi.

11
pengangkatan batu pada ginjal kanannya.
9. Mengukur tanda-tanda vital : nadi, 92X/menit,
RR. 16X/menit
10. Memasang sketzel agar tenang, meminimalkan
melihat kesibukan pasien lain.
08.00 Memberikan obat premedikasi sesuai dengan catatan
di status: Morfin 5 mg, Dormicum 2,5 mg, SA. 0,25
mg.

12
PENGKAJIAN INTRA OPERATIF

Jenis Operasi : TUR P


Tanggal : 5 Februari 2017
Pre Medikasi : Sudah diberikan: Morfin5 mg, Dormicum 2,5 mg, SA.
0,25 mgIM.
Jenis Anestesi : General Anestesi
Golongan Operasi : Besar
Ronde :I
Urgensi Operasi : Elektif
Waktu Operasi :
Operator : Dr. ……………...

Persiapan Operasi
Linen Set, terdiri dari :
1. Doek Besar berlubang : 1 buah
2. Doek kecil : 6 buah
3. Baju Operasi : 1 buah
4. Sarung penutup meja instrumen : 1 buah.

Alat Operasi Set Dasar Endourologi, terdiri dari :


1. Doek klem 2 buah
2. Desinfeksi klem
3. sarung tangan/Globe 2 pasang
4. Mangkok kecil 2 buah, satu untuk larutan desinfektan, mangkok yang kedua diisi
larutan campuran lidocain dan jelly.
5. Kocker 1 buah untuk mengambil chips di luar elik.
6. Saringan air untuk menyaring chips
7. cairan irigan : aquades dan glisin.
8. Kasa secukupnya
9. Spuit 20 cc/Syringe uretra.
10. Katheter Three Way 24 F.
11. Infus set (Blood Tranfustion Set)
12. Jelly steril

13
Penunjang yang lain
1. Tempat sampah
2. Tempat penampung air.
3. Standart infus.
4. Standart irigan.
5. Diatermie elektrode.

Teknik Pelaksanaan Trans Urethral Resection Prostatic :


1. Pasang foto-foto pada light box.
2. Setelah dilakukan anestesi regional atau general klien diletakkan dalam posisi
lithotomi.
3. Dilakukan desinfeksi dengan povidone jodine di daerah penis scrotum dan
sebagian dari kedua paha, perut sebatas umbilikus.
4. Persempit lapangan operasi dengan memasang sarung kaki dan doek kecil di
bawah scrotum, doek besar berlubang sehingga penis dan perut kelihatan.
5. Kabel fiber optik di pasang pada cold light fountin standar dan slang irigasi pada
resevoir/tabung air atau pada glisin.
6. Dilatasi uretra dengan bougie roser dari 21 sampai 29 F.
7. Seath 24 F atau 27 F dengan obturator dimasukkan lewat uretra sampai masuk
buli-buli.
8. Evaluasi buli-buli apakah ada tumor, batu dan vertikel buli.
9. Working elemen ditarik keluar untuk mengevaluasi prostat (panjangnya prostat
yang menutupi uretra dan leher buli).
10. Selanjutnya dilakukan reseksi prostat sambil merawat perdarahan.
11. Waktu reseksi paling lama 60 menit (bila menggunakan irigan aquades). Dan
waktu bisa lebih lama bila menggunakan irigan glisin. Hal ini untuk menghindari
terjadinya Sindroma TUR.
12. Chips prostat dikeluarkan dengan menggunakan elik evakuator sampai bersih,
selanjutnya dilakukan perawatan perdarahan.
13. Kateter Tree Way disiapkan no 24 F tetapi sebelum dipasang balon kateter diisi
air 30 – 40 cc untuk mengetahui balon kateter bocor atau tidak.
14. Setelah selesai kateter Tree Way no 24 F terpasang, balon kateter diisi 30 sampai
40 cc kemudian dilakukan traksi kateter pada paha klien dengan menggunakan
plaster.
15. Dipasang Spoel Natrium Klorida (PZ) atau Aquades pada kateter Tree Way
dengan menggunakan slang infus (blood tranfution set) dan bag urine.
16. Posisi klien dikembalikan pada posisi semula (sebelum posisi lithotomi).

14
17. Chips prostat ditimbang untuk mengetahui berat prostat tersebut.
18. Alat sistoskopi dan endourologi dibereskan
19. Klien dirapihkan, dipindahkan ke ruang pemulihan anestesi.lantai III
Data tambahan lain: Klien puasa sudah kurang lebih 9 jam, tanda-tanda vital pada
monitor : RR.20X/menit, Nadi 104X/menit, tekanan darah. 110/80 mmHg,
perdarahan selama operasi. 200CC., produksi urine: selama operasi 1300CC.

15
ANALISA DATA INTRA OPERATIF
Nama Klien : Tn. S
Ruang : OK
NO. DATA PENYEBAB MASALAH
1 S. : tak terkaji, klien dalam Tindakan operasi Resiko terjadi
pembiusan  cedera
O..: Klien dilakukan operasi Membuka jaringan (corpus
menggunakan instrumen  alienum)
dasar ditambah instrumen Menggunakan alat-alat
operasi TUR P instrumen&perlengkapan lain

Resiko tertinggal/cedera

2 S. Tak terkaji Perdarahan selama operasi Resiko


O. : Perdarahan 200 CC, &puasa kekurangan
pasien puasa kurang lebih 9 cairan
jam, Tekanan darah 110/80
mmHg.Nadi
104X/menit,RR 20X/menit
3. S.: Tak terkaji Pemasangan alat diatermi Resiko cedera
O.: Klien menggunakan alat  luka bakar
diatermi di pasang pada Aliran listrik
daerah betis. 
Permukaan tubuh

Cedera luka bakar
4. S. Tak terkaji Intubasi Resiko
O.Narkose dihentikan Klien  aspirasi
dilakukan ekstubasi, Peningkatan sekresi sekunder
terdapat banyak lendir.

Prioritas dan Diagnosa Keperawatan


1. Resiko terjadi cedera (corpus alienum) berhubungan dengan penggunaan
instrumen dan pelengkapan lain selama operasi TUR P.
2. Resiko terjadi kekurangan cairan berhubungan dengan pasien puasa kurang lebih
9 jam, perdarahan selama operasi kurang lebih 200cc. Produksi urine 1300cc
(selama operasi)
3. Resiko terjadi cedera luka bakar berhubungan dengan penggunaan alat diatermi

16
selama operasi TUR P.
4. Resiko terjadi aspirasi berhubungan dengan peningkatan sekresi sekunder
terhadap intubasi

17
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERATIF
Nama Klien : Tn. S
Ruang : OK
NO DIAGNOSA TUJUAN-KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
1. Resiko terjadi cedera Klien tidak mengalami cedera 1. Hitung dan amati perlengkapan alat-alat Mengetahui jumlah, bentuk
(corpus alienum) (corpus alienum) selama instrumen, kain kasa, depers sedang, depers dan kualitas alat yang
berhubungan dengan tindakan operatif. kacang, jarum dan benang, kateter ureter, digunakan untuk operasi.
penggunaan imstrumen Dengan kriteria : kateter nelaton dan perlengkapan lain,
dan perlengkapan lain Jumlah, jenis, bentuk alat sesuai sebelum operasi dimulai
selama operasi TUR P. dengan persiapan sebelum 2. Atur alat-alat secukupnya pada meja Meminimalkan cedera
dilakukan operasi. instrumen sesuai dengan urutan kerja sekaligus memudahkan cara
pelaksanaan operasi TUR P. kerja.
3. Simpan kain kasa atau alat yang yang sudah Memudahkan menghitung.
tidak digunakan lagi pada tempat yang telah
tersedia.
4. Kalau perlu minta bantuan perawat umloop Menghindarkan tertinggalnya
(sirkulasi) untuk mencatat alat atau bahan alat./bahan.
yang dipakai dalam tubuh pasien saat operasi.
Berlangsung
5. Hitung kembali perlengkapan alat, amati Koreksi ulang.
bentuk sesudah operasi selesai.
2. Resiko terjadi kekurangan Kekurangan cairan tidak terjadi. Mandiri Deteksi dini perubahan tanda

18
cairan berhubungan Dengan kriteria : 1. Kaji perubahan tanda vital melalui monitor. vital
dengan pasien puasa a. Turgor kulit baik 2. Kaji turgor kulit, kelembaban membran Evaluasi/observasi
kurang lebih 9 jam, b. Membra mukosa lembab. mukosa (bibir dan lidah) kekurangan cairan
perdarahan selama operasi Tanda vital stabil (RR: 16- 3. Pantau masukan dan haluaran, catat warna dan Menjaga keseimbangan
200cc 20X/menit, Nadi: 60-100 X karakter urine.
/menit, tekanan darah 120/80 Kolaborasi
mmHg) 4. Berikan cairan RL 20 tetes/menit sesuai Menjaga keseimbangan
dengan program dr. anestesi.. cairan

3 Resiko terjadi cedera luka Klien tidak mengalami cedera 1. Pastikan bahwa alat diatermi dapat berfungsi Menghindari cedera
bakar berhubungan luka bakar dengan kriteria : dengan baik, (cek & recek)
dengan penggunaan alat Jaringan kulit yang tertempel 2. Tentukan daerah bagian tubuh yang akan Pemasangan yang tepat,
diatermi pada betis. plat diatermi tidak terbakar.: dipasang diatermi dapat berfungsi dengan baik
3. Pastikan aliran darah jangan sampai
terganggu.
4. Hindari cairan membasahi lokasi diatermi. Cairan sebagai salah asatu
5. Observasi alat diatermi 10-15 menit sekali. bahan penghantar listrik.
6. Lepaskan perhiasan dari loga dan bahan dari Penghantar arus listrik
nilon.
4 Resiko terjadi aspirasi Klien tidak mengalami aspirasi. Lakukan penghisapan dengan cara :
berhubungan dengan Dengan kriteria : a. Perhatikan tehnik aseptik, gunakan sarung Mencegah infeksi

19
peningkatan sekresi Bunyi nafas terdengar bersih. tangan steril, kateter penghisap steril nosokomial.
terhadap sekunder Ronchi tidak terdengar b. Berikan oksigenasi dengan O2 100%, sebelum Memberi cadangan O2,
intubasi. Tracheal tube bebas hambatan. dilakukan penghisapan dan minimal untuk menghindari hipoksia.
penghisapan 4 - 5X.
c. Masukan kateter kedalam slang endotracheal Aspirasi lama dapat
tube dalam keadaan tidak menghisap (ditekuk) menimbulkan hipoksia
lama penghisapan tidak lebih dari 10 detik. karena tindakan penghisapan
akan mengeluarkan sekret
dan O2.
d. Atur tekanan penghisap tidak lebih dari 100- Tekanan negatif yang
120 mmHg. berlebihan dapat merusak
mukosa jalan nafas,
e. Lakukan penghisapan berulang-ulang sampai Menjamin kefektifan jalan
suara nafas bersih. Lepaskan endotracheal nafas.
tube dengan mengempiskan balon terlebih
dahulu
f. Kalau perlu lakukan suction kembali. 10 - 15 Membersihkan jalan nafas.
menit sekali
g. Observasi vital sign. Deteksi dini peru. patologis

20
TINDAKAN DAN EVALUASI INTRA OPERATIF

Nama Klien : Tn. S


Ruang : Ok.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO. IMPLEMENTASI TANGGAL /JAM EVALUASI
TGL/JAM
1. Diagnosa 1 1. Menyiapkan alat dan 5 Februari 2017 S.: Tidak dapat dikaji
5 Februari 2017 perlengkapan operasi 10.20 O.: Alat lengkap baik jumlah,
08.20 2. Menghitung dan mengamati, maupun bentuknya.
memeriksa perlengkapan alat- A.: Resiko cedera (corpus alienum)
alat operasi. tidak terjadi.alat lengkap sesuai
3. Mengatur alat pada meja dengan persiapan waktu operasi.
operasi. P.: Rencana dihentikan.
4. Menyimpan kain kasa dan alat-
yang tidak terpakai pada tempat
yang tersedia.
10.20 5. Menghitung kembali
perlengkapan alat, mengamati
bentuk.

Diagnosa 2 1. Memonitor tanda-tanda vital 10.25 S.: Tidak dapat dikaji

21
08.40 2. Mengkaji turgor kulit dan O.: Tekanan darah, 110/80 mmHg.,
07.30 membran mukosa. Nadi. 104/menit
09.00 3. Memberi cairan RL. 4 kolf RR20X/menit, mukosa
sesuai dengan instruksi dr. membaran bibir agak kering,
Anestesi (20tetes/menit) mulut lembab, turgor kulit baik.
10.00 4. Menghitung cairan keluar,urine RL. 2000 cc, Urine 1300 cc.
(urobag) 1300 cc A.: Resiko keseimbangan cairan
tetap dipantau.
P.: Perencanaan diteruskan.
Diagnosa 3 1. Mengecek alat diatermi 10.20 S.: Tidak dapat dikaji
07.45 2. Memeriksa barang logam atau O.: Alat diatermi terpasang dan
07.40 bahan nilon pada tubuh pasien berfungsi baik
08.10 3. Memasang plat diatermi pada Pada area pemasangan plat tidak
bagian betis terjadi tanda-tanda luka bakar.
4. Memasang fiksasi, pada plat A.: Cedera luka bakar tidak terjadi
diatermi (tidak terlalu kuat) P.: Rencan dihentikan.
5. Menjaga lokasi diatermi tetap
kering.
08 40 6. Memeriksa alat diatermi setiap
10 - 15 menit
4. Diagnosa 4 Melakukan penghisapan/suction 10.30 S.: Tidak dapat dikaji
10.20 pada endotracheal tube O.: Bunyi nafas bersih ronchi -/-,

22
10.25 Melepaskan endorakheal tube tracheal tube bebas hambatan.
(ekstubasi) A.: Resiko aspirasi tidak terjadi
Memberikan oksigen 6L/menit, P.: Perencanaan
sampai nafas spontan dan pasien dilanjutkan/observasi sampai
dipindah ke ruang pemulihan pasien ke ruang pemulihan
anestesi. anestesi.

23
PENGKAJIAN PEMULIHAN PASCA ANESTESI

Nama Klien : Tn. S


Ruang :Pemulihan Anestesi/Jam ………..
Jam/tanggal : 5 Februari-2017
1. Keadaan Umum ;
Klien dalam keadaan lemah, kesadaran samnolen, GCS:3-4-6 sudah dilakukan
ekstubasi di OK. menggunakan oksigen 6l/menit, tidur terlentang dengan kepala
ekstensi, terpasang infus RL( sisa dari OK.), terpasang dower kateter.
2. Body System:
a. Breathing :
Pernafasan spontan, pergerakan dada simetris, tidak sianotik,
RR:20X/menit(monitor ), teratur, suara nafas bersih, tidak terdengar ronchi
ataupun wheezing.
b. Kardiovaskuler
Bentuk precordium simetris, bunyi jantungS1, dan S2 tunggal, reguler, tidak
terdengar bising jantung TD: 110/80mmHg., nadi 88X/menit,akral hangat
c. Persyarafan
Kesadaran samnolen,GCS: 3-4-6, klien belum merasakan nyeri pada daerah
operasi.
d. Eliminasi urine
Produksdi urine 1350 CC ( . - . ),
e. Muskuloskeletal
Tangan kanan terpasang infus, klien belum mampu bergerak atif, turgor baik
f. Sistem digestif
Bising usus positip, klien masih puasa, bibir agak kering.
g. Integumen
Tidak terdapat tanda perdarahan.

24
ANALISA DATA

N
DATA PENYEBAB MASALAH
O
1. S, :Tidak terkaji. .Efek Genaral anestesi Resiko terhadap
O. : Klien post operasi TUR P, perubahan fungsi
dengan general pernafasan dan
anestesi( Pentotal, N2O, sirkulasi..
Halothan dan Norcuron)
kesadaran samnolen, GCS: 3-4-
6, TD.110/80 mmHg. Nadi
88X/menit, RR 20X/menit)
nafas spontan.

Diagnosa keperawatan
Resiko terhadap perubahan fungsi pernafasan dan sirkulasi berhubungan dengan efek
general anestesi

25
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. S


Ruang Pemulihan Pasca anestesi

DIAGNOSA TUJUAN-KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


Resiko terjadi Setelah dilakukan tindakan 1. Atur posisi dan berikan posisi Mencegah aspirasi pada waktu muntah
perubahan fungsi keperawatan resiko perubahan ekstensi pada kepala, sampai
pernafasan dan fungsi kardiopulmonal tidak pasien sadar.
sirkulasi berhubungan terjadi. 2. Monitor vital sign (Tekanan Deteksi dini perubahan patologis.
dengan efek narkose Kriteria : darah, nadi RR, dan suhu )
(GA) a. Klien sadar, GCS 4-5-6 3. Monitor tingkat kesadaran. Berurangnya efek narkose.
b. Tanda-tanda vital stabil 4. Berikan O2 masker 6l/menit. Membantu oksigenasi
(Tekanan darah; 110- (sesuai dengan program terapi
120/80-90 mmHg., Nadi 60- dr.anestesi) Perubahan pernafasan sebagai tanda
100X/menit. RR16- 5. Kaji patency jalan nafas dengan depresi narkotic
20X/menit, meletakan tangan diatas mulut
c. Nafas spontan atau hidung. Retraksi sternal efek anestesi yang
d. Akral hangat 6. Kaji keadekuatan ekspansi paru., berlebihan.
e. Klien tidak sianotik pergerakan dinding dada,
penggunaan otot bantu pernafsan Penurunan tekanan darah, nadi dan

26
7. Kaji sirkulasi darah, nadi, dan kelainan suara jantung sebagai tanda
suara jantung. depresi miokard.
8. Kaji sirkulasi perifer (kualitas Perubahan sirkulasi perifer sebagai
denyut, warna dan temperatur) tanda gangguan sirkulasi.

27
TINDAKAN DAN EVALUASI PASCA PEMULIHAN ANESTESI

Nama Klien : Tn. S


Ruang : OK
Reg. : ……………...
DIAGNOSA KEP. JAM/IMPLEMENTASI TANGGAL/JAM EVALUASI
Resiko terjadi perubahan 10.40. Mengkaji patency jalan nafas,dan 5 Februari-2017 S.: Klien mengeluh agak pusing.
pada fungsi pernafasan dan Memberikan oksigen 6 l/menit s/d 11.45 O.: Klien sadar, GCS;4-5-6, Tekana
sirkulasi berhubungan program terapi. darah 110/80mmHg.
dengan efek narkose umum. 10.45. Mempertahankan posisi ekstensi pada Nadi.88X/menit, RR. 16X/menit,
kepala. suhu, 36.8C, akral hangat, klien
10.50. memonitor vital sign( tekanan darah, tidak sianotik, nafas spontan.
nadi, suhu, dan RR.) A.: Resiko perubahan pada pernafasan
11.00. Inspeksi & auskultasi pada rongga dada dan sirkulasi tidak terjadi
11.20. Memantau sirkulasi perifer P.: Rencana diteruskan no.5,6 7 dan 8
11.45. Monitor tingkat kesadaran(klien sadar) sampai pasien benar-benar sadar .

28

Anda mungkin juga menyukai