I. PENGKAJIAN
Waktu : 5 Februari 2017
Tempat : RSUD ANDI MAKKASAU PARE-PARE
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia.
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SLTA
Alamat : Lumpue.
Cara Masuk : RSUD ANDI MAKKASAU PARE-PARE
Diagnosa Medis : Benigne Prostat Hyperplasia Grade II +
Retentio Urine.
Alasan Dirawat : Akan dioperasi/tidak dapat buang air kecil.
Keluhan Utama : Sulit buang air kecil.
1
bersih
3) Body Systems
(1) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Frekuensi 16 x/menit, Irama teratur, tidak terlihat gerakan cuping
hidung, tidak terlihat Cyanosis, tidak terlihat keringat pada dahi,
hasil thorax foto : Tidak didapatkan kelainan (normal).
2
diare, klien buang air besar 1 X/hari
Head To Toe
a. Kepala : bentuk normal, ukuran normal, posisi simetris,
kulit kepala bersih
b. Rambut : kebersihan cukup
c. Mata : sklera tak icteric, konjunctiva tak anemis,
pupil isokor, refleks cahaya ada, tidak memakai
alat bantu
d. Hidung : tidak ada benda asing, tidak epistaksis, tidak
ada polip,
e. Telinga : tidak ada kelainan.
f. Mulut dan gigi : bibir kering, agak kering mukosa mulut
stomatatitis tidak, peradangan faring tidak
g. Leher : Tak ada pembesaran kelenjar getah bening, tak
ada kaku kuduk
h. Thorax : pernafasan dada, simetris, Ronchi & whezing
tidak ada
i. Abdomen : asites tidak ada, umbilikus datar,
j. Alat kelamin luar : bersih
k. Anus : bersih, Bab. terakhir tgl. 5 Februari 2017.
l. Extremitas : atas dan bawah tak ada kelainan
m. Integumen : keadaan kulit bersih, tonus baik, turgor baik,
akral hangat.
3
Pola aktivitas sehari-hari
(1) Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan
Klien jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan, kecuali
bila sangat terpaksa Klien terbiasa meminum jamu-jamuan dan
obat-obat tradisional.
(2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Klien dirumah biasa makan 3 X/hari dengan lauk yang
cukup.Klien tidak alergi makanan tertentu. Saat ini klien selalu
menghabiskan porsi makanan yang diberikan dan minum air putih
sekitar 2 – 3 liter perhari.
4
(9) Pola Seksual dan Reproduksi
Selama dirawat Klien tidak dapat melakukan hubungan seksual
seperti biasanya.
Personal Higiene
Kebiasaan di rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 2 X/hari, dan
cuci rambut 1 X/minggu.
Ketergantungan
Klien tidak perokok, tidak minum-minuman yang mengandung
alkohol.
Aspek Psikologis
Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit
stress menghadapi tindakan operasi.
Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar
tempat tinggalnya biasa sangat baik dan akrab. Saat ini klien terputus
dengan dunia luar, kehilangan pencari nafkah (bagi keluarganya), biaya
mahal.
Aspek Spiritual
Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama Islam, ajaran agama
dijalankan setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah dan aktif
mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan oleh Masjid di sekitar
rumah tempat tinggalnya maupun oleh masyarakat setempat.
Saat ini klien merasa tergangguan pemenuhan kebutuhan spiritualnya.
5
4. DIAGNOSTIC TEST
Laboratoriun
Darah lengkap:
- HCT : 40,6 (L 40 – 47 P 38 – 42)%
- Hb :14,6 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl)
- LED : 29 – 52 (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam
- Leukosit : 7.720 4000 – 11.000
Gula darah
- Glukosa Puasa : 108 mg/dl (< 126 mg/dl)
- Glukosa 2 jam pp : 128 mg/dl (< 140 mg/dl)
Faal Hati
- Bilirubin Direk : 0,21 (< 0,25)
- Bilirubin Total : 1,08 (< 1,00)
- SGOT : 18,4 (L < 37 P < 31) U/L
- SGPT : 10,7 (L < 40 P < 31) U/L
Faal Ginjal
- Ureum/BUN : 8,8 mg/dl (10 – 45)
- Serum Creatinin : 1,48 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3)
Elektrolit
- Natrium : 137,8 mmol/l (135 – 145 mmol/l)
- Kalium : 4,27 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l)
6
ANALISA DATA
Nama Klien : Tn. S
Ruang : ANDI MAKKASAU
Register : 10188595
NO. DATA PENYEBAB MASALAH
S. :Klien mengatakan Situasi/lngkungan operasi Ansietas
semalam saya tidur sering
terbangun , saya Ansietas/takut
membayangkan
bagaimana operasi nanti, Stressor
klien bertanya di ruang
premedikasi apakah ini Hypothalamus
ruang operasinya, dimana (adrena,pituitary)
ruang operasinya, berapa
lama saya dioperasi Medulla Adrenal
O. Klien kelihatan tegang
saat diruang premedikasi,
Peningkatan
Tekanan darah 130/90
Adrenalin
mmHg. Nadi 92X/menit,
Histamin
RR: 16X/menit
Katekolamin
Perubahan Tanda-tanda
fisikTegang Psiko Gelisah
Nadi cepat Tdk. Tenang
palpitasiberkeri Marah Tdk.
ngatrespirasi berdaya
cepat
Diagnosa Keperawatan
Cemas berhubungan dengan situasi/lingkungan ruang premedikasi dan operasi,
ditandai dengan klien mengatakan tidur malam sering terbangun membayangkan
operasi, klien kelihatan tegang, bertanya saat di ruang premedikasi apakah ini ruang
operasinya dimana kamar operasinya, berapa lama saya dioperasi. Nadi 92X/menit,
Tekanan darah 130/90 mmHg. RR. 16X/menit.
7
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. S
Ruang : ANDI MAKKASAU
No. Register: 10188595
DIAGNOSA TUJUAN-KRITERUIA
INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
Cemas berhubungan dengan Klien menunjukan rasa cemas Mandiri :
Situasi/lingkungan ruang berkurang dalam waktu 30 1. Beri penjelasan dengan singkat dan jelas Dengan penjelasan diharapkan klien dapat
premedikasi dan operasi menit sebelum operasi dengan tentang ruang premedikasi dan OK. mengerti
ditandai klien mengatakan kriteria : 2. Kaji tingkat kecemasan klien. Tingkat kecemasan sebagai dasar
semalam tidur saya sering Klien mampu mengungkapkan perencanaan perawatan
terbangun membayangkan pasrah kepada Tuhan YME. 3. Berikan penetraman hati dan tindakan
operasi, klien bertanya saat Klien mampu mengungkapkan kenyamanan:
diruang premedikasi apakah siap di operasi. a. Temani klien selama di ruang Mengurangi rasa takut
ini ruang operasinya, dimana Klien dapat beradaptasi saat di premedikasi
ruang operasi dan berapa ruang premedikasi maupun di b. Berikan kesempatan pada klien Eksplorasi perasaan dapat mengurangi
lama dioperasi, klien OK. mengungkapkan perasaannya ketegangan
kelihatan tegang saat di Tanda-tanda vital stabil c. Kenalkan kembali pada kenyataan Suport untuk koping yang positip
ruang premedikasi tekanan (Tekana Darah 120/80 mmHg., yang ada
darah, 130/90 mmHg/ Nadi Nadi 60-100X/menit, RR: 12- 4. Kurangi stimulus sensori Mengurangi ketegangan
92X/menit,RR16X/menit 20X/menit, wajah rileks. a. Berikan ketenangan Menenangkan jiwa
8
b. Gunakan kalimat pendek dan Mengurangi kebingungan
sederhana
c. Berikan petunjuk singkat. Mengurangi kebingungan
d. Pusatkan pada saat ini dan disini. Penyelesaian terfokus diharapkan
mengurangi kecemasan
5. Ajak klien untuk mengadakan Mengurangi ketakutan/kecemasan.upaya
pendekatan spritual sesuai dengan menenangkan jiwa.
kemampuan dan situasi
6. Perjelas informasi dokter tentang Harapan klien sesuai dengan kenyataan
rencana tindakan operasi dan dan tidak menimbulkan kekecewaan.
kemungkinan-kemungkinannya.
7. Orientasikan klien pada ruang operasi Mengurangi kecemasan
dan peralatannya.
8. Minimalkan keributan dan lalu-lalang di Mengurangi kecemasan.
ruang premedikasi &OK.
9. Tinggalah dengan pasien selama induksi Mengurangi kecemasan.
10. Tunjukan perhatian dan sikap Mengurangi kecemasan
mendukung
11. Tetap matikan lampu sampai pasien Mengurangi kecemasan
tertidur
12. Catat respon yang tak terduga
9
Kolaborasi, pemberian premedikasi: Morfin Mengurangi ketegangan
5 mg. Dormicum 2,5 mg. SA. 0,25 mg. IM
10
TINDAKAN DAN EVALUASI PREOPERASI
DIAGNOSA
KEPERAWATAN IMPLEMENTASI TANGGAL/HARI/JAM EVALUASI
TANGGAL/HARI/JAM
Cemas berhubungan 1. Memberikan penjelasan tentang ruang Selasa, 06-02-2017 Jam S. : Klien mengatakan siap untuk
dengan kurangnya premedikasi dan OK. 08.05 dilakukan operasi, pasrah dan
pengetahuan tentang 2. Mengkaji tingkat kecemasan klien menyerahkan sepenuhnya pada Tuhan,
tindakan operasi 3. klien tahu ruang persiapan untuk
06-02-2017 Jam 4. Memberi kesempatan untuk mengungkapkan operasi
07.30 perasaannya. O : wajah tenang, Nadi 88X/menit, RR,
5. Menemani klien di ruang premedikasi 16X/menit, Tekanan Darah 120/90
6. Menjelaskan keadaan , tempat sekarang. mmHg.
7. Mengajak klien untuk mendekatkan diri A. Cemas berkurang
kepada Tuhan YME, dengan cara berdoa dan P. .Rencana No. 7, 9,10,11 dan 12
pasrah. dilanjutkan di ruang OK, sampai pasien
8. Memperjelas penjelasan dokter tentang rencana diinduksi.
11
pengangkatan batu pada ginjal kanannya.
9. Mengukur tanda-tanda vital : nadi, 92X/menit,
RR. 16X/menit
10. Memasang sketzel agar tenang, meminimalkan
melihat kesibukan pasien lain.
08.00 Memberikan obat premedikasi sesuai dengan catatan
di status: Morfin 5 mg, Dormicum 2,5 mg, SA. 0,25
mg.
12
PENGKAJIAN INTRA OPERATIF
Persiapan Operasi
Linen Set, terdiri dari :
1. Doek Besar berlubang : 1 buah
2. Doek kecil : 6 buah
3. Baju Operasi : 1 buah
4. Sarung penutup meja instrumen : 1 buah.
13
Penunjang yang lain
1. Tempat sampah
2. Tempat penampung air.
3. Standart infus.
4. Standart irigan.
5. Diatermie elektrode.
14
17. Chips prostat ditimbang untuk mengetahui berat prostat tersebut.
18. Alat sistoskopi dan endourologi dibereskan
19. Klien dirapihkan, dipindahkan ke ruang pemulihan anestesi.lantai III
Data tambahan lain: Klien puasa sudah kurang lebih 9 jam, tanda-tanda vital pada
monitor : RR.20X/menit, Nadi 104X/menit, tekanan darah. 110/80 mmHg,
perdarahan selama operasi. 200CC., produksi urine: selama operasi 1300CC.
15
ANALISA DATA INTRA OPERATIF
Nama Klien : Tn. S
Ruang : OK
NO. DATA PENYEBAB MASALAH
1 S. : tak terkaji, klien dalam Tindakan operasi Resiko terjadi
pembiusan cedera
O..: Klien dilakukan operasi Membuka jaringan (corpus
menggunakan instrumen alienum)
dasar ditambah instrumen Menggunakan alat-alat
operasi TUR P instrumen&perlengkapan lain
Resiko tertinggal/cedera
16
selama operasi TUR P.
4. Resiko terjadi aspirasi berhubungan dengan peningkatan sekresi sekunder
terhadap intubasi
17
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERATIF
Nama Klien : Tn. S
Ruang : OK
NO DIAGNOSA TUJUAN-KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
1. Resiko terjadi cedera Klien tidak mengalami cedera 1. Hitung dan amati perlengkapan alat-alat Mengetahui jumlah, bentuk
(corpus alienum) (corpus alienum) selama instrumen, kain kasa, depers sedang, depers dan kualitas alat yang
berhubungan dengan tindakan operatif. kacang, jarum dan benang, kateter ureter, digunakan untuk operasi.
penggunaan imstrumen Dengan kriteria : kateter nelaton dan perlengkapan lain,
dan perlengkapan lain Jumlah, jenis, bentuk alat sesuai sebelum operasi dimulai
selama operasi TUR P. dengan persiapan sebelum 2. Atur alat-alat secukupnya pada meja Meminimalkan cedera
dilakukan operasi. instrumen sesuai dengan urutan kerja sekaligus memudahkan cara
pelaksanaan operasi TUR P. kerja.
3. Simpan kain kasa atau alat yang yang sudah Memudahkan menghitung.
tidak digunakan lagi pada tempat yang telah
tersedia.
4. Kalau perlu minta bantuan perawat umloop Menghindarkan tertinggalnya
(sirkulasi) untuk mencatat alat atau bahan alat./bahan.
yang dipakai dalam tubuh pasien saat operasi.
Berlangsung
5. Hitung kembali perlengkapan alat, amati Koreksi ulang.
bentuk sesudah operasi selesai.
2. Resiko terjadi kekurangan Kekurangan cairan tidak terjadi. Mandiri Deteksi dini perubahan tanda
18
cairan berhubungan Dengan kriteria : 1. Kaji perubahan tanda vital melalui monitor. vital
dengan pasien puasa a. Turgor kulit baik 2. Kaji turgor kulit, kelembaban membran Evaluasi/observasi
kurang lebih 9 jam, b. Membra mukosa lembab. mukosa (bibir dan lidah) kekurangan cairan
perdarahan selama operasi Tanda vital stabil (RR: 16- 3. Pantau masukan dan haluaran, catat warna dan Menjaga keseimbangan
200cc 20X/menit, Nadi: 60-100 X karakter urine.
/menit, tekanan darah 120/80 Kolaborasi
mmHg) 4. Berikan cairan RL 20 tetes/menit sesuai Menjaga keseimbangan
dengan program dr. anestesi.. cairan
3 Resiko terjadi cedera luka Klien tidak mengalami cedera 1. Pastikan bahwa alat diatermi dapat berfungsi Menghindari cedera
bakar berhubungan luka bakar dengan kriteria : dengan baik, (cek & recek)
dengan penggunaan alat Jaringan kulit yang tertempel 2. Tentukan daerah bagian tubuh yang akan Pemasangan yang tepat,
diatermi pada betis. plat diatermi tidak terbakar.: dipasang diatermi dapat berfungsi dengan baik
3. Pastikan aliran darah jangan sampai
terganggu.
4. Hindari cairan membasahi lokasi diatermi. Cairan sebagai salah asatu
5. Observasi alat diatermi 10-15 menit sekali. bahan penghantar listrik.
6. Lepaskan perhiasan dari loga dan bahan dari Penghantar arus listrik
nilon.
4 Resiko terjadi aspirasi Klien tidak mengalami aspirasi. Lakukan penghisapan dengan cara :
berhubungan dengan Dengan kriteria : a. Perhatikan tehnik aseptik, gunakan sarung Mencegah infeksi
19
peningkatan sekresi Bunyi nafas terdengar bersih. tangan steril, kateter penghisap steril nosokomial.
terhadap sekunder Ronchi tidak terdengar b. Berikan oksigenasi dengan O2 100%, sebelum Memberi cadangan O2,
intubasi. Tracheal tube bebas hambatan. dilakukan penghisapan dan minimal untuk menghindari hipoksia.
penghisapan 4 - 5X.
c. Masukan kateter kedalam slang endotracheal Aspirasi lama dapat
tube dalam keadaan tidak menghisap (ditekuk) menimbulkan hipoksia
lama penghisapan tidak lebih dari 10 detik. karena tindakan penghisapan
akan mengeluarkan sekret
dan O2.
d. Atur tekanan penghisap tidak lebih dari 100- Tekanan negatif yang
120 mmHg. berlebihan dapat merusak
mukosa jalan nafas,
e. Lakukan penghisapan berulang-ulang sampai Menjamin kefektifan jalan
suara nafas bersih. Lepaskan endotracheal nafas.
tube dengan mengempiskan balon terlebih
dahulu
f. Kalau perlu lakukan suction kembali. 10 - 15 Membersihkan jalan nafas.
menit sekali
g. Observasi vital sign. Deteksi dini peru. patologis
20
TINDAKAN DAN EVALUASI INTRA OPERATIF
21
08.40 2. Mengkaji turgor kulit dan O.: Tekanan darah, 110/80 mmHg.,
07.30 membran mukosa. Nadi. 104/menit
09.00 3. Memberi cairan RL. 4 kolf RR20X/menit, mukosa
sesuai dengan instruksi dr. membaran bibir agak kering,
Anestesi (20tetes/menit) mulut lembab, turgor kulit baik.
10.00 4. Menghitung cairan keluar,urine RL. 2000 cc, Urine 1300 cc.
(urobag) 1300 cc A.: Resiko keseimbangan cairan
tetap dipantau.
P.: Perencanaan diteruskan.
Diagnosa 3 1. Mengecek alat diatermi 10.20 S.: Tidak dapat dikaji
07.45 2. Memeriksa barang logam atau O.: Alat diatermi terpasang dan
07.40 bahan nilon pada tubuh pasien berfungsi baik
08.10 3. Memasang plat diatermi pada Pada area pemasangan plat tidak
bagian betis terjadi tanda-tanda luka bakar.
4. Memasang fiksasi, pada plat A.: Cedera luka bakar tidak terjadi
diatermi (tidak terlalu kuat) P.: Rencan dihentikan.
5. Menjaga lokasi diatermi tetap
kering.
08 40 6. Memeriksa alat diatermi setiap
10 - 15 menit
4. Diagnosa 4 Melakukan penghisapan/suction 10.30 S.: Tidak dapat dikaji
10.20 pada endotracheal tube O.: Bunyi nafas bersih ronchi -/-,
22
10.25 Melepaskan endorakheal tube tracheal tube bebas hambatan.
(ekstubasi) A.: Resiko aspirasi tidak terjadi
Memberikan oksigen 6L/menit, P.: Perencanaan
sampai nafas spontan dan pasien dilanjutkan/observasi sampai
dipindah ke ruang pemulihan pasien ke ruang pemulihan
anestesi. anestesi.
23
PENGKAJIAN PEMULIHAN PASCA ANESTESI
24
ANALISA DATA
N
DATA PENYEBAB MASALAH
O
1. S, :Tidak terkaji. .Efek Genaral anestesi Resiko terhadap
O. : Klien post operasi TUR P, perubahan fungsi
dengan general pernafasan dan
anestesi( Pentotal, N2O, sirkulasi..
Halothan dan Norcuron)
kesadaran samnolen, GCS: 3-4-
6, TD.110/80 mmHg. Nadi
88X/menit, RR 20X/menit)
nafas spontan.
Diagnosa keperawatan
Resiko terhadap perubahan fungsi pernafasan dan sirkulasi berhubungan dengan efek
general anestesi
25
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
26
7. Kaji sirkulasi darah, nadi, dan kelainan suara jantung sebagai tanda
suara jantung. depresi miokard.
8. Kaji sirkulasi perifer (kualitas Perubahan sirkulasi perifer sebagai
denyut, warna dan temperatur) tanda gangguan sirkulasi.
27
TINDAKAN DAN EVALUASI PASCA PEMULIHAN ANESTESI
28