ID Aplikasi Informatika Medis Untuk Penatal PDF
ID Aplikasi Informatika Medis Untuk Penatal PDF
ABSTRAK
Prevalensi Diabetes Melitus (DM) di Indonesia menunjukkan angka yang sangat mencengangkan. Tingginya
angka ini menyebabkan dipandang perlunya tindakan antisipasi dan penatalaksanaan yang tepat bagi
penyandang DM. Pada penilitian ini, dibangun sebuah model sistem yang akan memanfaatkan beberapa teknik
dalam informatika medis untuk penatalaksanaan DM secara terpadu. Beberapa fitur diberikan dalam sistem ini,
seperti: penentu tingkat resiko DM, diagnosis DM, diagnosis komplikasi DM, penentu menu harian, penentu
latihan jasmani, dan penentu farmakoterapi. Pemrograman berbasis web, pemrograman desktop, pemrograman
pocket PC, dan pemrograman berbasis SMS digunakan untuk keperluan tersebut. Sistem ini dirancang untuk
dapat digunakan oleh berbagai pihak dengan perbedaan hak akses, seperti: penyandang DM, dokter, perawat,
ahli gizi, administrator, masyarakat umum, dan laboran. Sistem yang dibangun dengan basisdata yang terpusat
ini memungkinkan para pengguna untuk berbagi data meskipun beberapa aplikasi dibangun dengan platform
yang berbeda. Melalui sistem ini, pelayanan kesehatan dapat dilakukan meskipun terhalang oleh jarak dan
waktu. Konsep telemedice diterapkan dalam sistem ini
C-22
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
d. Ahli gizi akan lebih terbantu dalam menentukan (PERKENI, 2006). Adapun gejala-gejala khas DM
menu harian dan latihan jasmani bagi adalah sebagai berikut (PERKENI, 2006).
penyandang DM. • Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia,
e. Para penyandang DM lebih terbantu dengan polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak
adanya SMS reminder untuk pengingat agenda dapat dijelaskan sebabnya.
terapi. • Keluhan lain dapat berupa: lemah badan,
kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi
2. MODEL YANG DIBANGUN ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada
Sistem yang dibangun sepenuhnya menggunakan wanita.
konsep informatika medis. Aplikasi informatika
medis terbukti handal dan memberikan kontribusi Pemeriksaan penyaring dilakukan kepada orang
sebesar-besarnya bagi masyarakat (Jenders, 2008) yang memiliki salah satu faktor resiko DM.
(Colloc et al., 2001) (Galanter, 2008) (Nguyen,
2008) (Shiffman, 2008) (Hunt, 1998) c. Penentuan menu harian bagi penyandang
Sistem penatalaksanaan DM terpadu terdiri dari DM.
beberapa subsistem yang dapat dipandang dari Setiap penyandang DM diharapkan mendapatkan
berbagai sudut pandang seperti fungsi, aplikasi Terapi Gizi Medis (TGM) sesuai dengan
model keputusan, pengguna, dan basis kebutuhannya. Perlu adanya kebutuhan yang nutrisi
pemrograman. seimbang dengan komposisi: karbohidrat 60% -
70%, protein 10% - 15%, dan lemak 20% - 25%
2.1 Subsistem dipandang dari sisi fungsi (Waspadji, 2005a). Tujuan utama dari terapi gizi ini
(kegunaan) adalah untuk membantu penyandang DM dalam
Jika dipandang dari sisi fungsi (kegunaan), memperbaiki kebiasaan gizi dalam rangka
terdapat beberapa subsistem yang akan dibangun. mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik
a. Penentuan tingkat resiko DM (Sukardji, 2005).
Untuk mengantisipasi adanya DM pada diri d. Penentuan jenis latihan jasmani bagi
seseorang, maka sedari dini perlu diketahui seberapa penyandang DM
besar tingkat resiko DM yang mungkin terjadi pada Penyandang DM harus memiliki pola latihan
diri seseorang. Untuk menentukan besarnya tingkat jasmani yang terstruktur agar proses terapi dapat
resiko, diperlukan parameter penunjang berupa berjalan secara efektif. Pada prinsipnya, dalam
faktor-faktor yang mempengaruhi resiko DM. Ada melakukan latihan jasmani, perlu dipertimbangkan
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat resiko frekuensi, intensitas, durasi dan jenis terapi (Ilyas,
pada DM tipe-2 (Suyono, 2005) (Soegondo, 2005), 2005)
antara lain.
• Usia e. Diagnosis komplikasi DM
• Obesitas (terutama obesitas sentral); Komplikasi akut seperti hipoglikemika dan
• Pola makan yang salah, seperti: diet tinggi lemak ketoasidosis merupakan keadaan gawat darurat yang
dan diet rendah karbohidrat; sering kali terjadi pada perjalanan penyakit
• Kurang melakukan latihan jasmani; penyandang DM (Boedisantoso et al, 2005). Oleh
• Minum obat-obatan yang dapat menaikkan kadar karena itu, pengenalan tanda-tandanya perlu
glukosa darah; dikaukan dari dini. Kadar glukosa yang tetap tinggi,
• Stress; juga akan menjadi penyulit pada berbagai organ
• Hipertensi; tubuh pada penyandang DM, seperti: pembuluh
• Riwayat DM pada garis keturunan; darah otak, mata, jantung, ginjal, kaki; stroke;
• Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat jntung koroner; kebutaan; ginjal kronik; dan luka
atau berat badan bayi lebih dari 4 kg. yang sulit untuk disembuhkan (Waspadji, 2005b)
• Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan atau trigliserida f. Manajemen farmakologis untuk terapi.
≥ 250 mg/dl.
Terapi bagi penyandang DM juga dapat
b. Diagnosis DM dilakukan melalui terapi obat (farmakoterapi).
Manajemen farmakologis DM dapat meliputi obat
Proses diagnosis DM terbagi dalam 2 kategori.
hipoglikemik oral yang dapat berupa pemicu sekresi
Pertama, apabila seseorang mengalami gejala-gejala
insulin atau penambah sensitivitas terhadap insulin,
DM, maka diagnosis DM dapat dilakukan dengan
dan terapi insulin (Waspadji, 2005a).
memeriksa kadar glukosa darah. Kedua, apabila
tidak ditemukan gejala-gejala DM, maka akan
dilakukan pemeriksaan penyaring (Soegondo, 2005)
C-23
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
C-24
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
C-25
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
C-26
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
C-27