Teks Role Play Jiwa
Teks Role Play Jiwa
PADA PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA KARENA HARGA DIRI RENDAH
Tn. ronggo berusia 30 tahun,pekerjaan sebelumnya kuli bangunan. Ia mengalami kecelakaan, yaitu
terjatuh dari bangunan dengan ketinggian 10 meter. Oleh keluarganya klien dibawa ke rumah
sakit.Karena kondisi tangan kanannya yang tidak memungkinkan dan keadaan lukanya cukup parah maka
tangan kanannya harus diamputasi.
Pagi itu ada dua orang perawat datang ke ruangan pak Ronggo
Perawat 1 : Bapak kan belum makan pagi,mari saya bantu untuk makan ya pak?
Perawat 2 : Bapak kenapa? Bapak kan harus makan agar bapak tidak lemas.
Perawat1 : Kenapa bapak menangis? Bapak cerita saja apa yang bapak rasakan sekarang.
Tn. Ronggo : Kamu tidak mengerti perasaan saya,kamu tidak tahu kan betapa menderitanya saya
sekarang ini,hidup dengan satu tangan seperti saya !!!!!
Perawat 2 : Iya pak,saya paham dengan apa yang bapak rasakan.
Tn. Ronggo : saya sedih sus, saya hanya jadi beban untuk keluarga saya. Saya benar-benar tidak
berguna.
Perawat 2 : Bapak tidak boleh seperti itu. Bapak itu kepala rumah tangga, bapak harus tegar untuk
menghadapi semua itu. Saya yakin bapak dapat melakukannya dan melewati cobaan ini. Sekarang saya
bantu untuk makan ya pak.
Istri : Sus, tolong berikan pengarahan pada suami saya, agar dia semangat kembali.
Perawat 2 : Iya kami akan berusaha tapi kami juga butuh bantuan dari anda dan keluarganya untuk
memberi support untuk pak Ronggo.
Istri : Baik Sus, terima kasih.
Perawat 2 segera keluar dan berbicara dengan Istri pak Ronggo di luar ruangan
Istri : Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya sus? Akhir-akhir ini dia sangat sensitif dan
sering murung?
Perawat 2 : Maaf bu, bukan kewenangan saya untuk memberi tahu keadaan pasien. Nanti akan saya
diskusikan dulu dengan dokter ya bu.
Perawat 1 : Baiklah bu,sekarang bapak sudah selesai makan. Nanti siang saya akan kembali untuk
mengantarkan makan siang ya bu.
Sementara itu perawat segera ke ruang dokter untuk mendiskusikan keadaan pak Ronggo
Perawat 2 : Saya akan melaporkan kondisi pak Ronggo dok,sejauh ini kondisinya baik,namun
kejiwaannya masih belum stabil. Dia masih sering diam dan masih sensitif.
Dokter : Baik sus,tentunya keadaan kejiwaan seperti itu merupakan hal yang wajar.
Nanti saya akan memberikan penjelasan lebih kepada keluarga pasien. Untuk itu, tolong hubungi salah
satu keluarga pasien untuk ke ruangan saya sus,
Perawat 2 : Ya dok..
Akhirnya perawat kembali ke ruangan pak Ronggo untuk menghubungi istrinya agar datang ke ruangan
dokter.
Istri : Ya sus..
Istri : Ya dok,terima kasih. Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya Dok? Akhir-akhir ini dia
sangat sensitif dan sering terdiam ?
Dokter : Ibu tidak perlu khawatir,tentunya itu hal yang wajar ketika seseorang kehilangan salah
satu anggota tubuhnya. Hal itu membuat harga diri rendah yang dialami pak Ronggo. Beliau sering
sensitif karena beliau merasa sudah tidak berguna,terlebih beliau sebagai kepala keluarga,sehingga
merasa menjadi beban untuk keluarga.
Istri : Ooohhh…
Dokter : Ibu dan keluarga cukup membuat bapak nyaman dan selalu memberikan dukungan agar
pak Ronggo menjadi lebih semangat dan bangkit untuk tidak berputus asa.
Istri : Ya dok..
Keesokan harinya, di dalam ruangan ditunggui oleh istri dan keluarganya sementara itu perawat masuk
lagi ke ruangan Tn. Ronggo untuk memberi sarapan lagi.
Istri : Ya sus,alhamdulillah sekarang suami saya sudah semakin membaik dan memiliki
semangat lagi.
Perawat 2 : Syukurlah…
Saya senang mendengar kabar ini,semoga dengan keadaan yang sudah semakin membaik, membuat
bapak semakin bangkit dan tidak putus asa.
Mungkin bapak akan lebih nyaman apabila ibu yang menyuapi bapak ya bu,
Ibu Ronggo : Lalu apa yang harus kami lakukan jika saat di rumah, bapak kembali berputus asa?
Perawat 1 : Ibu tenang saja, tentunya hal itu tidak akan terjadi jika Ibu dan keluarga selalu
memberikan semangat dan selalu membuat nyaman pak Ronggo.
Semampunya kami akan terus memberikan dukungan agar dia bisa semangat seperti dulu.
Perawat 1 : Menurut catatan kami,pak Ronggo sudah boleh pulang,tetapi lebih jelas lagi menunggu
pengarahan dan ijin dari dokter bu,karena dokter yang lebih bertanggung jawab dan memiliki
kewenangan untuk memutuskan kepulangan pasien.
Perawat 2 : Baik bu,saya pamit dulu. Nanti siang saya akan datang lagi untuk mengantar makan siang.