Anda di halaman 1dari 2

Manusia yang hidup didunia ini pasti pernah melakukan kesalahan, tak ada manusia satupun

yang hidup di dunia ini yang tidak pernah melakukan dosa, tidak perduli siapapun dia, apapun
pangkatnya, dimanapun dia. Pasti mempunyai kesalahan dan dosa.

Apapun yang terjadi pada umat manusia sudah ditetapkan oleh Allah SWT, kita manusia
hanya tinggal melakukan. Lalu pertanyaannya adalah, Apakah dosa-fosa yang kita lakukan
juga sudah ditakdirkan oleh NYA? Jawabanya adalah Iya, semuanya sudah ditakdirkan oleh
NYA, termasuk hembusan nafas kita saat ini, kedipan mata kita, dan apapun yang ada dalam
fikiran kita saat ini, sebegitupun halnya dosa-dosa yang kita lakukan sampai detik ini.

Allah tidak akan mencelakakan hamba-hamba yang taat padanya, ketika seseorang
melakukan dosa coba kita lihat dari sudut pandang yang berbeda, bisa jadi dosa yang kita
lakukan adalah jalan kita agar lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan melakukan
dosa seseorang akan semakin merasa takut dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Tetapi
ada pula manusia yang semakin tenggelam dalam dosa-dosanya. Semoga kita dan seluruh
keluarga kita terhindar dari kejelekan yang seperti itu.
WASIAT MBAH KANJENG SUNAN DRAJAT

Wasiat mbah kanjeng sunan drajat pasti bagi kita santri pndok sunan drajat sudah tiadak
asing lagi. Kita sudah berkali – kali mendengarnya, atau mungkin membacanya. Yaitu
Wenehono teken marang wong kan wuto
Wenehono mangan marang wong kang luwe
Wenehono busono marang wong kang wudo
Wenehono patung marang wong kang kodanan
Keempat wasiat itu coba kita kaji lebih dalam lagi. Tidak hanya sebatas kita harus
memberikan tongkat kepada orang yang buta, tidak hanya sebatas memberi makan kepada
orang yang haus saja, tidak hanya memberikan pakaian kepada orang yang membutuhkan
saja, dan tidak pula hanya memberikan payung kepada orang yang kehujanan. Tapi kita bisa
mengartikan itu semua lebih dari itu.
Mari kita mengkaji lebih dalam lagi. Wenehono Teken Marang Wong Kang Wuto “ semua
orang boleh memaknainya dengan pemikiran orang itu sendiri. Kita bisa mengartikan itu
dengan memberikan pennetahuan gbagi masyarakat yang masih awam, bukankah kita para
santri setiap hari belajar, bukankah setiap hari kita mengaji, kalau bukan untuk di amalkan
lalu untuk apa kita belajar selama ini. Kita mondok untuk belajar dan kita ajaran kepada
masyarakat yang kurang mengerti.

Anda mungkin juga menyukai