Anda di halaman 1dari 4

FILARIASIS

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

Puskesmas Nama KAPUS N NIP


Kalibagor

1. PENGERTIAN Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.
2. TUJUAN Sebagai acuan petugas untuk menegakkan diagnosis dan memberikan
terapi bagi pasien
3. KEBIJAKAN Keputusan Kepala Puskesmas Kalibagor nomor : ..................... Tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Kalibagor.
4. REFERENSI Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama Tahun 2015

5. PROSEDUR 1. Petugas melakukan Anamnesis (Subjective)


a. Demam berulang ulang selama 3-5 hari. Demam dapat hilang bila
istirahat dan timbul lagi setelah bekerja berat.
b. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah
lipatan paha ketiak (lymphadentitis) yang tampak kemerahan panas
dan sakit.
c. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung
(retrograde lymphangitis).
d. Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar
getah bening dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.
e. Pembesaran tungkai lengan buah dada kantong zakar yang terlihat
agak kemerahan dan terasa panas (Early Lymphodema).
f. Manifestasi kronik disebabkan oleh berkurangnya fungsi saluran
limfe terjadi beberapa bulan sampai bertahun,tahun dari episode
akut. Gejala kronis filariasis berupa- pembesaran yang menetap
(elephantiasis) pada tungkai, lengan buah dada, buah zakar
(elephantiasis skroti) yang disebabkan oleh adanya cacing dewasa
pada sistem limfatik dan oleh reaksi hiperresponsif berupa occult
filariasis
2. Petugas melakukan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang (Objective)

3. Petugas melakukan Penegakan Diagnostik (Assessment)

4. Petugas memberikan penatalaksanaan Komprehensif ( Plan)


a. Memelihara kebersihan kulit.
b. Fisioterapi kadang diperlukan pada penderita limfedema kronis.
c. Obat antifilaria adalah Diethylcarbamazine citrate dan Ivermektin
(obat ini bermanfaat apabila diberikan pada fase akut yaitu ketika
pasien mengalami limfangitis).
d. DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa. Ivermektin
merupakan antimikrofilaria yang kuat tetapi tidak memiliki
efekmakrofilarisida.
e. Dosis DEC 6 mg/KgBB, 3 dosis/hari setelah makan, selama 12 hari,
pada Tropical Pulmonary Eosinophylia (TPE) pengobatan diberikan
selama tiga minggu.
f. Efek samping bisa terjadi sebagai reaksi terhadap DEC atau reaksi
terhadap cacing dewasa yang mati. Reaksi tubuh terhadap protein
yang dilepaskan mpada saat cacing dewasa mati dapat terjadi
beberapa jam setelah pengobatan didapat 2 bentuk yang mungkin
terjadi yaitu reaksi sistemik dan reaksi lokal:
g. Reaksi sistemik berupa demam, sakit kepala, nyeri badan, pusing,
anoreksia, malaise, dan muntah-muntah. Reaksi sistemik cenderung
berhubungan dengan intensitas infeksi.
h. Reaksi lokal berbentuk limfadenitis, abses, transien limfedema.
Reaksi lokal terjadi lebih lambat namun berlangsung lebih lama dari
reaksi sistemik.
i. Efek samping DEC lebih berat pada penderita onchorcerciasis,
sehingga obat tersebut tidak diberikan dalam program pengobatan
masal di daerah endemis filariasis dengan ko-endemis Onchorcercia
valvulus.
j. Ivermektin diberikan dosis tunggal 150ug/kgBB efektif terhadap
penurunan derajat mikrofilaria W.bancrofti namun pada filariasis
oleh Brugia spp. penurunan tersebut bersifat gradual. Efek samping
ivermektin sama dengan DEC, kontraindikasi ivermektin yaitu wanita
hamil, dan anak kurang dari 5 tahun. Karena tidak memiliki efek
terhadap cacing dewasa, ivermektin harus diberikan setiap 6 bulan
atau 12 bulan untuk menjaga agar derajat mikrofilaremia tetap
rendah.
k. Pemberian antibiotik dan/atau antijamur akan mengurangi serangan
berulang, sehingga mencegah terjadinya limfedema kronis.
l. Antihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk mengatasi efek
samping pengobatan. Analgetik dapat diberikan bila diperlukan.
m. Pengobatan operatif, kadang-kadang hidrokel kronik memerlukan
tindakan operatif, demikian pula pada chyluria yang tidak membaik
dengan terapi konservatif
5. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi
a. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai
penyakit filariasis terutama dampak akibat penyakit dan cara
penularannya.
b. Pasien dan keluarga juga harus memahami pencegahan dan
pengendalian penyakit menular ini melalui: Pemberantasan nyamuk
dewasa, jentik nyamuk dan gigitan nyamuk.

6. DIAGRAM ALIR
PUSKESMAS
KALIBAGOR No. Dokumen : NAMA KAPUS N NIP
No. Revisi :

Tanggal Terbit :

Halaman :

7. UNIT TERKAIT Pemeriksaan Umum, R.Tindakan, KIA-KB-Imunisasi


8. REKAMAN NO YANG DIUBAH ISI PERUBAHAN TGL MULAI
HISTORIS DIBERLAKUKAN
PERUBAHAN

Anda mungkin juga menyukai