Anda di halaman 1dari 164

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kanker cerviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita

dan menjadi penyebab lebih dari 250.000 kematian pada tahun 2005.

Kurang lebih 80 % kematian tersebut terjadi di negara berkembang.

Diperkirakan kematian akibat Ca.Cerviks akan meningkat 25 % dalam 10

tahun mendatang ( Imam rasjidi, 2010 ).

Diperkirakan terdapat 10.370 kasus baru Ca.Cerviks invasif yang di

diagnosis di Amerika Serikat pada tahun 2005. Pada tahun yang sama,

3.170 pasien diperkirakan meninggal akibat Ca.Cerviks. Jumlah ini

mendekati 1,3 % dari kematian akibat kanker pada wanita dan 13 % dari

kematian akibat kanker ginekologi. Bagaimanapun, pada wanita berusia 20

sampai 39 tahun, kanker cerviks merupakan penyebab kematian akibat

kanker tertinggi kedua setelah kanker payudara, terhitung sekitar 10 %

dari kematian akibat kanker ( Imam Rasjidi, 2010 ).

Kematian yang berhubungan dengan kanker cerviks menurun drastis

dalam 80 tahun terakhir, dari 30 / 100.000 padda tahun 1930 menjadi 3,8

per 100.000 di tahun 2000. Sejak 1982 angka kematian yang berkaitan

dengan kanker cerviks menurun 1,5 % per tahun2 ( Imam rasjidi, 2010 ).

Total jumlah wanita yang di diagnosis kanker cerviks di Amerika

Serikat pada tahun 1999 adalah 12.900 dengan kematian yang berkaitan

dengan kanker sejumlah 4.400, sedangkan jumlah wanita yang mengidap

kanker cerviks di seluruh dunia sekitar 471.000, dengan angka kematian

1
215.000. di banyak negara berkembang, kanker serviks merupakan

penyebab kematian paling umum di usia reproduktif (Imam Rasjidi, 2010).

Menurut WHO ( 2011 ), Kanker leher rahim meruakan salah satu

masalah kesehatan terkemuka yang mencolok bagi perempuan di seluruh

dunia dengan perkiraan 529.409 kasus baru dan sekitar 89 % di negara –

negara berkembang Pekerjaan rumah tangga dan jumlah anak dalam

keluarga di negara berkembang yang memerlukan perhatian menjadi

alasan bagi besar perempuan cenderung mengabaikan status kesehatan diri

sendiri. Mereka hanya mengunjungi pusat – pusat kesehatan ketika mereka

merasakan ada sesuatu yang salah dalam kondisi kesehatan mereka.

Menurut Kementrian Republik Indonesia ( 2013 ). Di Indonesia,

Ca.Cerviks menempati urutan kedua dari semua jenis kanker pada wanita.

Angka estimasi insiden ratekanker serviks di beberapa kota antara lain :

Jakarta 100 / 100.000; Bali 152 / 100.000; Tasikmalaya 360 / 100.000;

sidoarjo 49 / 100.000.

Di Sulawesi Selatan khususnya di rumah sakit Dr Wahidin

Sudirohusodo Makassar, berdasarkan data yang didapatkan dari catatan

Medical Record jumlah pasien Ca.Cerviks pada 6 bulan terakhir pada

tahun 2014 adalah 109 penderita, dengan presentasi setiap bulannya

berfluktuasi, dimana pada bulan Januari terdapat 13 penderita atau sekitar

12%, pada bulan Februari mengalami penurunan sekitar 4,5% dengan

jumlah penderita sebanyak 8 orang. Pada bulan Maret mulai mengalami

peningkatan sekitar 13% dengan jumlah penderita 23 orang. Puncaknya

2
pada bulan April terdapat 28 orang penderita (26%). Kemudian pada bulan

Mei kembali mengalami penurunan sekitar 6,4% yaitu dengan 21 orang

penderita, dan pada bulan Juni mengalami penurunan kembali sekitar 4,5%

dengan jumlah penderita sebanyak 16 orang (Rekam Medik RSUP. Dr.

Wahidin Sudirohusodo).

Ca.Cerviks merupakan penyebab utama kematian di antara perempuan

di seluruh dunia. Diperkirakan bahwa 274.000 kematian terjadi setiap

tahun akibat penyakit yang dapat di cegah. Para wanita dari masyarakat

miskin sebagai besar di pengaruhi oleh kondisi ini. Hal ini di buktikan

bahwa sekitar 85 % dari semua kematian akibat Ca.Cerviks dilaporkan

berasal dari negara – negara berkembang. Kondisi ini mempengaruhi tidak

hanya kesehatan dan kehidupan perempuan, tetapi juga anak – anak

mereka, keluarga, dan masyarakat pada umumnya menurut Dedeh Sri

Rahayu (2015).

Kesadaran untuk kesehatan adalah masalah di Indonesia. Hal ini

menjadi salah satu alasan mengapa pemerintah membuat misi untuk

Indonesia sehat 2025. Empat misi pembangunan kesehatan dalam

Indonesia Sehat 2025 adalah sebagai berikut :

1. Menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata,

dan terjangkau.

4. Meningkatkan dan mendayungkan sumber daya kesehatan.

3
B. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan sistem reproduksi “Ca.Cerviks” di

ruang GSR di RSUP.Wahidin Sudirohusodo Makassar.

2. Tujuan khusus

a. Memperolehpengalaman nyata dalam pengkajian pada klien Ny “N“

dengan gangguan sistem reproduksi “Ca.Cerviks”.

b. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan diagnosa keperawatan

pada klien Ny “N“ dengan gangguan sistem reproduksi “Ca.Cerviks”.

c. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan intervensi

keperawatan pada klien Ny “N“ dengan gangguan sistem reproduksi

“Ca.Cerviks”.

d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan implementasi

keperawatan pada klien Ny “N“ dengan gangguan sistem reproduksi

“Ca.Cerviks”.

e. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan evaluasi

keperawatan pada klien Ny “N“ dengan gangguan sistem reproduksi

“Ca.Cerviks”.

f. Memperoleh pengalaman nyata dalam menganalisa kesenjangan antara

teori dan kasus pada klien Ny “N“ dengan gangguan sistem reproduksi

“Ca.Cerviks”.

4
g. Memperoleh pengalaman nyata dalam pendokumentasian asuhan

keperawatan pada klien Ny “N“ dengan gangguan sistem reproduksi

“Ca.Cerviks”.

C. Manfaat penulisan

1. Akademik

Sebagai bahan masukan bagi institusi akademi keperawatan makassar dalam

rangka meningkatkan mutu, kinerja pendidikan keperawatan dan

meningkatkan pengetahuan mengenai masalah penyakit Ca.Cerviks.

2. Rumah sakit

Sebagai bahan referensi perawat yang berkesimpung dalam pelayanan

kesehatan khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan

gangguan sistem reproduksi “Ca.Cerviks”. Dapat dijadikan masukan atau

informasi bagi pihak rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan

perawatan khususnya pada klien dengan gangguan sistem reproduksi

“Ca.Cerviks”.

3. Penulis

Sebagai pengalaman ilmiah yang berharga sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan dan menambah wawasan tentang gambaran yang behubungan

dengan hepatitis

4. Klien dan keluarga

Sebagai bukti tertulis yang menunjukkan bahwa klien telah mendapatkan

asuhan keperawatan yang merupakan bantuan dalam memecahkan masalah

kesehatan yang dialami.

5
D. Metodologi

Metode penulisan digunakan dalam penyusunan laporan kasus ini adalah :

1. Tempat dan waktu

Pengambilan kasus dilakukan di ruangan GSR RSUP.Wahidin

Sudirohusodo Makassar tanggal 10 September 2014

2. Tehnik pengumpulan data

a. Studi kepustakaan

Dilakukan dengan cara membaca literatur – literatur yang berkaitan

dengan karya tulis tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan sistem reproduksi “Ca.Cerviks”.

b. Studi kasus

Dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

komprehensif yang meliputi pengkajian data, analisa data, penetapan

diagnosa keperawatan, penyusunan perencanaan keperawatan,

pelaksanaan dan evaluasi keperawatan yang dilakukan penulis dengan

menggunakan teknik sebagai berikut :

1) Wawancara

Melakukan Tanya jawab kepada klien sendiri maupun keluarga atau

orang lain yang mengetahui permasalahan yang dialami oleh klien,

sehingga penulis mendapat informasi yang berkaitan dengan

Ca.Cerviks.

6
2) Observasi

Metode pengamatan langsung kepada klien untuk mendapatkan

gambaran atau tindakan yang diberikan.

3) Diskusi

Diskusi dan Tanya jawab dengan pembimbing serta tenaga kesehatan

yang bertugas di ruang GSR di RSUP.Wahidin Sudirohusodo

Makassar.

4) Studi dokumentasi

Melihat dan membaca langsung status klien di ruang perawatan GSR

pada klien Ny “ N “ dengan gangguan sistem reproduksi

“Ca.Cerviks”.

E. Sistematika penulisan

Bab I : Pendahuluan : Pada bab ini membahas tentang latar

belakang masalah, tujuan penulisan,

manfaat penulisan, metodologi, dan

sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka : Pada bab ini membahas tentang tinjauan

teoritis yang terdiri dari : Konsep dasar

medis yaitu sistem reproduksi yaitu :

genetalia eksterna, genetelia interna.

Carsinoma Cerviks yaitu Pengertian,

etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala,

pemeriksaan penunjang, pengobatan

7
cacerviks secara medis, pengobatan

cacerviks secara tradisional. Konsep

asuhan keperawatan pada cacerviks

yang meliputi pengkajian, analisa data,

intervensi

Bab III : Tinjauan Kasus : Pada bab ini membahas mengenai

tinjauan kasus berdasarkan pendekatan

proses keperawatan meliputi :

pengkajian data, diagnosa keperawatan,

intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan, evaluasi keperawatan dan

catatan perkembangan.

Bab IV : Pembahasan : Pada bab ini dibahas tentang

kesenjangan antara teori dan

pelaksanaan asuhan keperawatan yang

dibahas secara sistematis mulai dari

pengkajian, diagnosa, perencanaan,

implementasi, evaluasi.

BAB V : Kesimpulan dan Saran : Merupakan bab terakhir yang memuat


kesimpulan dari hasil pelaksanaan studi
yang dilakukan dan juga memuat saran
– saran operasional untuk kualitas
asuhan keperawatan.

8
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Sistem Reroduksi
a. Anotomi Fisiologi
Genitalia Eksterna

Gambar : 2.1 ( Alat Reproduksi Wanita Bagian Luar )


Sumber : ( Anonim, 2011 )

1) Vulva

Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum),

terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen,

vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada

dinding vagina.

2) Mons pubis / mons veneris

Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.

Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.

10
3) Labia mayora

Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah

danbelakang,banyak mengandung pleksus vena.Homolog

embriologik dengan skrotum pada pria.Ligamentum rotundum uteri

berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum,

labia mayora menyatuh (pada commisura posterior).

4) Labia minora

Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai

folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan

ujung serabut saraf.

5) Clitoris

Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior

vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding

anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria.

Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh

darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.

6) Vestibulum

Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas

lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6

lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus

vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene

kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.

11
7) Introitus / orificium vagina

Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup

lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa

robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah

menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis,

septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat

robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan

(misalnya berbentuk fimbriae).

8) Vagina

Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi

cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian

kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi

dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix

lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding

dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah

mengikuti siklus haid.

Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada

haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian

atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus

urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior,

posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.

9) Perineum

Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-

12
otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma

urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor

urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara

anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu

dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah

ruptur(Hidayat, 2008)

Genitalia Interna

Gambar : 2.2 ( Alat Reproduksi Wanita Bagian Dalam )


Sumber : ( Anonim, 2011 )

1) Uterus

Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi

peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat

implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan

dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks

13
uterus, isi konsepsi dikeluarkan.Terdiri dari corpus, fundus,

cornu, isthmus dan serviks uteri.

2) Serviks uteri

Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /

menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri

dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen

dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina

yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri

externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar

mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum).

3) Corpus uteri

Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat

pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan

muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke

dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta

dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri.

4) Ligamenta penyangga uterus

Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum

cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium,

ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,

ligamentum rectouterina.

14
5) Vaskularisasi uterus

Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca

interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

6) Salping / Tuba Falopii

Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri.

Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai

jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.

Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal

dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars

interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars

infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan

ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.

7) Ovarium

Ovarium terletak pada kiri dan kanan ujung tuba ( fimbria /

umbai-umbai ) dan terletak di rongga panggul, ovarium

merupakan kelenjar yang memproduksi hormon bergantian

ovarium melepas satu ovum dari folikel degraaf ( folikel yang

telah matang ), peristiwa ini disebut ovulasi.

Fungsi ovarium :

1). Memproduksi ovum.

2). Me'mproduksi hormon estrogen.

3). Memproduksi hormon progesterone

15
2. Carcinoms Cerviks

a. Definisi

Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada

daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan

jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di

sekitarnya (NANDA, 2013).

Kanker serviks adalah kanker leher rahim, terjadi di daerah

organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke rahim,

dan terletak antara rahim (uterus) dan lubang vagina. Kanker

serviks adalah pertumbuhan sel – sel abnormal pada serviks dimana

sel – sel normal berubah menjadi sel kanker (Dedeh sri rahayu,

2015).

Kanker serviks adalah pertumbuhan sel – sel abnormal pada

serviks dimana sel – sel normal berubah menjadi sel kanker.

Peruabahan ini biasanya memakan waktu 10 – 14 tahun sampai

kanker terjadi 80 % dari wanita yang berisiko terinfeksi oleh HPV,

hingga 50 % dari mereka akan terinfeksi oleh HPV sepanjang masa

hidupnya menurut (Dedeh sri rahayu, 2015).

Kanker leher rahim atau yang disebut juga sebagai kanker

serviks merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh HPV atau

Human Papilloma Virus onkogenik, mempunyai persentase yang

cukup tinggi dalam menyebabkan kanker serviks, yaitu sekitar 99,7

%. Kanker serviks adalah salah satu penyakit kanker yang paling

16
banyak terjadi pada kaum wanita. Setiap satu jam, satu wanita

meninggal di indonesia karena kanker serviks. Fakta menunjukkan

bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi virus HPV, yang dianggap

penyakit lewat hubungan seks yang paling umum di dunia. ( Adi D.

Tilong, 2012 ).

b. Etiologi

Penyebab terjadinya kelainan pada sel – sel serviks tidak

diketahui secara pasti, tetapi terdapat faktor resiko yang

berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks yaitu :

1) Hubungan Seksual

Karsinoma serviks diperkirakan sebagai penyakit yang

ditularkan secara seksual, dimana beberapa bukti menunjukkan

adanya hubungan antara riwayat hubungan seksual dan risiko

penyakit ini. Sel kolumnar serviks lebih peka terhadap

metaplasia selama usia dewasa. Maka, wanita yang berhubungan

seksual sebelum usia 18 tahun akan berisiko terkena kanker

serviks lima kali lipat. Menurut etiologi infeksinya, baik usia

saat pertama berhubungan dan jumlah partner seksual adalah

faktor risiko kuat untuk terjadinya kanker serviks.

2) Merokok

Sekarang ini ada data yang mendukung rokok sebagai penyebab

kanker serviks dan hubungan antara merokok dengan kanker sel

skuamosa pada serviks (bukan adenoskuamosa atau

17
adenokarsinoma). Mekanisme kerja bisa langsung (aktivitas

mutasi mukus serviks telah ditunjukkan pada perokok) atau

melalui efek imunosupresif dari merokok.

Tembakau mengandung bahan – bahan karsinogen baik yang

dihisap sebagai rokok atau sigaret yang dikunyah. Asap rokok

menghasilkan polycyclic aromatic hydrocarbons heterocyclic

amine yang sangat karsinogen dan mutagen, sedang bila

dikunyah ia menghasilkan nitrosamine. Bahan yang berasal dari

tembakau yang dihisap terdapat pada getah serviks wanita

perokok dan dapat menjadi ko karsinogen infeksi virus.

3) Riwayat Ginekologis

Walaupun usia menars atau menopause tidak mempengaruhi

risiko kanker serviks, hamil di usia muda dan jumlah kehamilan

atau manajemen persalinan yang tidak tepat dapat pula

meningkatkan risiko.

4) Diet

Diet rendah karotenoid dan defisiensi asam folat juga

dimasukkan dalm faktor risiko kanker serviks.

Banyak sayur dan buah mengandung bahan – bahan antioksidan

dan berkhasiat mencegah kanker . dari beberapa penelitian

ternyata defisiensi terhadap asam folat, vitamin C, E, dan beta

karotin atau retinal berhubungan dengan peningkatan risiko

kanker serviks.

18
5) Etnis dan Faktor Sosial

Wanita di kelas sosioekonomi yang paling rendah memiliki

faktor risiko lima kali lebih besar dari pada faktor risiko pada

wanita dikelas yang paling tinggi. Hubungan ini mungkin

dikacaukan oleh hubungan seksual dan akses ke sistem

pelayanan kesehatan. Di AS, ras negro, hispanik, dan wanita

Asia memiliki insidens kanker serviks yang lebih tinggi dari

pada wanita ras kulit putih. Perbedaan ini mungkin

mencerminkan pengaruh dari sosio ekonomi.

6) Pekerjaan

Sekarang ini ketertarikan difokuskan pada pria yang

pasangannya menderita kanker serviks. Diperkirakan bahwa

paparan bahan tertentu dari suatu pekerjaan seperti debu, logam,

bahan kimia, tar, atau oli mesin dapat menjadi faktor risiko

kanker serviks.

7) Umur

Telah banyak penelitian menemukan bahwa insidens kanker

serviks pada usia muda makin meningkat, dimana tumor terlihat

lebih agresif. Pada analisis retrospektif terhadap 2.628 pasien,

ditemukan bahwa insidens dan derajat keganasan lebih tinggi

pada kelompok usia muda. Proporsi wanita di bawah 35 tahun

yang menderita kanker serviks meningkat dari 9 % menjadi 25

19
%, sedangkan proporsi adenakarsinoma dan mixed tumor juga

meningkat menjadi 22 %.

Pada tiap penelitian ditemukan bahwa wanita muda mempunyai

risiko metastasia limfonodus yang lebih besar. Insidens

metastasia limfonodus pelvis pada wanita muda meningkat dari

23 % menjadi 40 % selama periode 34 tahun (p=0,02), meskipun

limfadenektomi yang makin banyak dilakukan juga

mempengaruhi angka ini.

c. Patofisiologi

Menurut Dedeh Sri Rahayu (2015), serviks atau leher rahim

adalah sepertiga lebih rendah dari rahim atau uterus. Tubular

serviks memanjang hingga ke bawah ke bagian atas vagina. Serviks

mengelilingi pembukaan disebut lubang serviks,dimana rahim

berbatasan dengan vagina. Serviks adalah leher rahim berbentuk

silinder jaringan yang menghubungkan vagina dan uterus. Serviks

terbuat dari tulang rawan yang ditutupi oleh jaringan halus, lembap,

dan tebalnya sekitar 1 inci. Ada dua bagian utama dari serviks,

yaitu ektoserviks dan endoserviks.

Bagian serviks yang dapat dilihat dari luar selama

pemeriksaan ginekologi dieknal sebagai ektoserviks. Pembuka di

pusat ektoserviks, dikenal sebagai os eksternal, membuka untuk

memisahkan bagian antara uterus dan vagina. Endoserviks, atau

20
kenal endoserviks, adalah sebuah terowongan melalui serviks, dari

os eksternal ke dalam uterus.

Selama masa praremaja, endoserviks terletak di bagian

serviks. Perbatasan tumpang tindih antara endoserviks dan

ektoserviks disebut zona transformasi. Serviks menghasilkan lendir

serviks yang konsistensi atau kekentalannya berubah selama siklus

menstruasi untuk mencegah atau mempromosikan kehamilan.

Proses terjadinya carcinoma cerviks sangat erat

hubungannya dengan proses metaplasia. Masuknya bahan – bahan

yang dapat mengubah perangai sel secara genetik atau mutagen

pada saat fase aktif metaplasia dapat menimbulkan sel – sel yang

berpotensi ganas. Perubahan biasanya terjadi pada daerah

sambungan skuamosa kolumnar (SSK) atau daerah transformasi.

Mutagen pada umumnya berasal dari agen – agen yang ditularkan

melalui hubungan seksual seperti Human Papilloma Virus (HPV)

dan Herpes Simpleks Virus Tipe 2 (HSV 2).

Karsinogenesis pada kanker cerviks dimulai sejak

masuknya HPV sebagai faktor inisiator terjadinya gangguan sel

cerviks, dimana oncoprotein E6 dan E7 yang berasal dari

HPVmenyebabkan terjadinya degenerasi keganasan. Oncoprotein

E6 akan mengikat P53 sehingga TSG P53 akan kehilangan

fungsinya. Sementara itu, oncoprotein E7 akan mengikat TSG Rb.

21
Ikatan ini menyebabkan terlepasnya E2F yang merupakan faktor

transkripsi sehingga siklus sel berjalan tanpa kontrol.

Infeksi Human Papilloma Virus persisten dapat berkembang

menjadi neoplasia intraepitel serviks (NIS). Seorang wanita

dengan aktivitas seksual aktif dapat terinfeksi oleh HPV risiko –

tinggi dan 80 % akan menjadi transien serta tidak akan berkembang

menjadi NIS dan HPV akan hilang dlam waktu 6 – 8 bulan. Hal ini

dipengaruhi oleh respon antibodi terhadap HPV risiko tinggi. Dua

puluh persen sisanya berkembang menjadi NIS dan sebagian besar

yaitu 80 % virus menghilang kemudian lesi juga menghilang. Maka

yang berperan adalah cytotoxic T-cell. Sebanyak 20 % dari yang

terinfeksi virus tidak menghilang dan terjadi infeksi yang persisten.

NIS akan bertahan atau NIS 1 akan berkembang menjadi NIS 3,

dan pada akhirnya sebagian lagi menjadi kanker invasif. HPV

risiko rendah tidak berkembang menjadi NIS 3 atau kanker invasif,

tetapi menjadi NIS 1 an beberapa menjadi NIS 2.

d. Tanda dan Gejala Kanker Serviks

Infeksi HPV dan kanker serviks pada tahap awal

berlangsung tanpa gejala. Bila kanker sudah mengalami

progresivitas atau stadium lanjut, maka gejalanya dapat berupa :

1) Keputihan : makin lama makin berbau busuk dan tidak sembuh

– sembuh, terkadang tercampur darah.

22
2) Perdarahan kontak setelah senggama merupakan gejala serviks

75 – 80 %.

3) Perdarahan spontan : perdarahan yang timbul akibat terbukanya

pembuluh darah dan semakin lama semakin sering terjadi.

4) Perdarahan pada wanita usia menopause.

5) Anemia.

6) Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang

menyebabkan obstruksi total.

7) Perdarahan vagina yang tidak normal.

a) Perdarahan di antara periode regular menstruasi.

b) Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari

biasanya.

c) Perdarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan

panggul.

d) Perdarahan pada wanita pada usia menopause.

8) Nyeri.

a) Rasa sakit saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri

dalam berkemih, nyeri di daerah sekitar panggul.

b) Bila kanker sudah mencapai stadium III ke atas, maka akan

terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh seperti

betis, paha, dan sebagainya.

23
Gejala kanker serviks stadium lanjut antara lain pasien dengan :

1. Nyeri panggul

2. Nyeri punggung

3. Nyeri kaki

4. Penurunan berat badan

5. Anoreksia

6. Kelemahan dan kelelahan

7. Patah tulang

e. Stadium Kanker Serviks

Gambar : 2.3 ( Stadium Kanker Cerviks )


Sumber : ( Anonim, 2011 )

1) Stadium 0

Stadium ini disebut juga karsinoma in situ yang berarti kanker

belum menyerang bagian yang lain. Pada stadium ini,

perubahan sel abnormal hanya ditemukan pada permukaan

serviks. Ini termasuk kondisi prakanker yang bisa diobati

dengan tingkat kesembuhan mendekatin100 %.

24
2) Stadium I

Kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum menyebar

kemana pun. Saat ini, stadium I dibagi menjadi stadium IA dan

stadium IB.

a) Stadium IA

Pertumbuhan kanker begitu kecil sehingga hanya bisa

dilihat dengan sebuah mikroskop atau kolposkop.

(1). Stadium IA1, kanker telah tumbuh dengan ukuran

kurang dari 3 mm ke dalam jaringan serviks, dan

lebarnya kurang dari 7 mm.

(2). Stadium IA2,berukuran antara 3 sampai 5 mm ke dalam

jaringan – jaringan serviks, tetapi lebarnya masih

kurang dari 7 mm.

b) Stadium IB

Area kanker lebih luas, tetapi belum menyebar. Kanker

masih berada dalam jaringan serviks. Kanker ini biasanya

bisa dilihat tanpa menggunakan mikroskop.

(1).Stadium IB1, ukurannya tidak lebih besar dari 4 cm.

(2). Stadium IB2, ukurannya kanker lebih besar dari 4 cm

(ukuran horizontal).

25
3) Stadium II

Pada stadium II, kanker telah menyebar di luar leher rahim

tetapi tidak ke dinding panggul atau sepertiga bagian bawah

vagina.

a). Stadium IIA

Kanker pada stadium ini telah menyebar hingga ke vagina

bagian atas.

(1). IIA1, kanker berukuran 4 cm atau kurang.

(2). IIA2, kanker berukuran lebih dari 4 cm.

b). Stadium IIB

Pada stadium IIB kanker telah menyebar ke jaringan

sekitar vagina dan serviks, namun belum sampai ke

dinding panggul.

4) Stadium III

Pada stadium ini, kanker serviks telah menyebar ke jaringan

lunak sekitar vagina dan serviks sepanjang dinding panggul.

Mungkin dapat menghasilkan aliran urine ke kandung kemih.

Stadium ini dibagi menjadi :

a). Stadium IIIA

Kanker telah menyebar ke sepertiga bagian bawah dari

vagina, tetapi masih belum ke dinding panggul.

26
b). Stadium IIIB

Pada stadium IIIB kanker telah tumbuh menuju dinding

panggul atau memblokir satu atau kedua saluran

pembuangan ginjal.

5) Stadium IV

Kanker serviks stadium IV adalah kanker yang paling parah.

Kanker telah menyebar ke organ – organ tubuh di luar serviks

dan rahim. Stadium ini dibagi menjadi dua.

a). Stadium IVA

Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke organ, seperti

kandung kemih dan rektum.

b). Stadium IVB

Pada stadium IVB, kanker telah menyebar ke organ –

organ tubuh yang sangat jauh, seperti paru – paru.

f. Pemeriksaan penunjang

1) Pap smear.

Pap smear Merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks)

menggunakan alat yag dinamakan speculum dan dilakukan

oleh bidan ataupun ahli kandungan. Sampel sel – sel diambil

dari serviks wanita untuk memeriksa tanda – tanda perubahan

pada sel. Pemeriksaan ini bermanfaat mengetahui adanya HPV

ataupun sel karsinoma penyebab kanker serviks.

27
Pedoman :

a) Umur 21 – 30 tahun : tes ini dilakukan pada wanita yang

berusia 21 tahun ke atas sampai usia 30 tahunan,

menggunakan metode-kaca slide, atau yang telah

melakukan hubungan badan secara aktif untuk

memeriksakan diri. Menurut Okirina (2014) aturan

umumnya adalah tes ini dilakukan pertama kali 3 tahun, lalu

anjuran melakukan pap smear 1 tahun sekali kini telah

dikoreksi menjadi 2 tahun sekali untuk efektivitas.

b) Umur 30 – 70 : setiap 2- 3 tahun jika 3 Pap smear terakhir

normal.

c) Umur diatas 70 tahun : dapat menghentikan jika 3 Pap

smear normal terakhir atau tidak pada Paps dalam 10 tahun

terakhir yang abnormal.

Tes ini dilakukan saat tidak sedang dalam proses

menstruasi, sebaiknya pada hari ke – 10 sampai 20 setelah

hari pertama menstruasi sebelumnya. Dua hari sebelum

pelaksanaan tes, pasien tidak diperbolehkan menggunakan

obat – obatan vagina, spermisida, krim ataupun jeli,

kecuali apabila diinstruksikan oleh dokter. Pasien juga

harus menghindari hubungan seksual 1 sampai 2 hari

sebelum tes dilaksanakan karena semua ini dapat

menyamarkan hasil dan membuatnya tidak jelas. Setelah

28
tes dilakukan, pasien dapat melakukan aktivitas normalnya

kembali.

Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa kelebihan

pemeriksaan Pap smear ialah mudah dilakukan di semua

tempat, yaitu di berbagai rumah sakit, bahkan ada di

tingkat puskesmas. Selain itu, biaya pemeriksaan Pap

smear juga relatif murah dan terjangkau.

Namun, di samping kelebihan, pemeriksaan Pap

smear juga ada kekurangannya, yakni, sampel yang

diambil tidak dari seluruh bagian serviks sehingga ada

bagian yang bisa jadi tidak terdeteksi. Selain itu, pada

pemeriksaan Pap smear, kemungkinan tidak

memperlihatkan kondisi sel yang sebenarnya dan

mempunyai akurasi antara 80 – 90 %.

2) Tes IVA

Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)

adalah pemeriksaan skrining alternatif Pap smear karena biaya

murah, praktis, sangat mudah untuk dilakukan dengan

peralatan sederhana dan murah, dapat dilakukan oleh tenaga

kesehatan selain dokter ginekologi. Tes IVA merupakan

metode baru deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan

/ mengoleskan asam asetat (cuka) 3 – 5 % ke dalam leher

rahim. Bila terdapat lesi kanker, maka akan terjadi perubahan

29
warna menjadi agak keputihan pada leher rahim yang

diperiksa.

Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap

tidak ada infeksi pada serviks. Anda melakukan metode IVA di

puskesmas dengan harga lebih relatif murah. IVA dilakukan

hanya untuk deteksi dini.

Adapun beberapa keunggulan metode IVA

dibandingkan pap smear adalah sebagai berikut :

1) Tidak memerlukan alat tes laboratorium yang canggih (alat

pengambil sampel jaringan, mikroskop, dan lain

sebagainya).

2) Tidak memerlukan teknisi lab khusus untuk pembacaan

hasil tes.

3) Hasilnya, langsung diketahui, tidak memakan waktu

berminggu – minggu.

4) Sensitivitas IVA dalam mendeteksi kelaianan leher rahim

lebih tinggi dari pada pap smear test (sekitar 75 %),

meskipun dari segi kepastian lebih rendah (sekitar 85%).

5) Biayanya sangat murah (bahkan, gratis bila di puskesmas).

3) Biopsi serviks

Sebuah penyedia layanan kesehatan mengambil sampel

jaringan, atau biopsi, dari serviks untuk memeriksa kanker

30
serviks atau kondisi lainnya. Biopsi serviks sering dilakukan

selama kolposkopi.

4) Kolposkopi

Kolposkopi merupakan sebuah alat diagnostik dari jarak

hingga 30 cm. Untuk melihat abnormalitas serviks, kolposkopi

menggunakan sinar kuat dan mikroskop binokuler. Sebagai

alat yang bisa mengindentifikasi adanya sel – sel kanker pada

permukaan serviks, mikroskop pada kolposkopi bisa

dibesarkan 5 – 40 kali.

Kolposkopi adalah pemeriksaan untuk melihat

permukaan serviks. Kolposkopi menggunakan mikroskop

berkekuatan rendah yang memperbesar permukaan serviks

hingga tampak 10 – 40 kali dari ukuran normal. Pembesaran

ini membantu mengindetifikasi daerah permukaan serviks yang

menunjukkan abnormalitas.

Sebelum pemeriksaan, anda diminta untuk

mengosongkan kandung kemih dan saluran cerna. Anda tidak

dianjurkan untuk melakukan pencucian vagina dengan cairan

apa pun atau melakukan hubungan seksual dalam 24 jam

sebelum pemeriksaan.

Hasil kolposkopi yang normal berupa permukaan serviks

yang rata dan berwarna merah muda, sedangkan hasil

koloskopi yang abnormal berupa kutil pada daerah serviks

31
(kuman papilloma virus) yang membuat perubahan pada

jaringan pra-kanker, dysplasia serviks, dan keganasan dalam

serviks, ataupun keganasan yang invasif.

5) Biopsi kerucut

Biopsi serviks dimana irisan berbentuk kerucut jaringan

akan dihapus dari serviks dan diperiksa di bawah mikroskop

disebut biopsi kerucut. Biopsi kerucut dilakukan setelah tes

Pap abnormal, baik untuk mengindentifikasi dan

menghilangkan sel – sel berbahaya dalam serviks.

6) CT scanner

Membutuhkan beberapa sinar – X, dan komputer

menciptakan gambar detail dari serviks dan struktur lainnya

dalam perut dan panggul. CT scan sering digunakan untuk

menentukan apakah kanker serviks telah menyebar, dan jika

demikian, seberapa jauh.

7) Tes DNA HPV

Sel serviks dapat diuji untuk kehadiran DNA dari Human

papillomavirus (HPV) melalui tes ini. Tes ini dapat

mengindentifikasi apakah tipe HPV yang dapat menyebabkan

kanker serviks yang hadir.

g. Pengobatan serviks secara medis

Menurut Dedeh Sri Rahayu (2015), ada beberapa pengobatan

serviks, antara lain sebagai berikut :

32
1) Cerclage serviks : yaitu prosedur bedah dengan menjahit

tertutup seluruh serviks selama kehamilan. Prosedur ini

dilakukan pada wanita dengan inkompetensi serviks untuk

mencegah pembukaan awal serviks selama kehamilan yang

dapat menyebabkan persalinan prematur.

2) Terapi antibiotik : yaitu pemberian obat – obatan yang dapat

membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi pada serviks dan

organ reproduksi. Antibiotik dapat diambil secara lisan atau

diberikan melalui pembuluh darah, atau intravena, untuk infeksi

serius.

3) Metode krioterapi : yaitu membekukan serviks yang terdapat

lesi prakanker pada suhu yang amat dingin (dengan gas co2)

sehingga sel – sel pada area tersebut mati dan luruh, dan

selanjutnya akan tumbuh sel – sel baru yang sehat.

4) Terapi laser : laser berenergi tinggi digunakan untuk membakar

daerah sel – sel abnormal pada serviks. Sel – sel abnormal

hancur, mencegah mereka dari menjadi kanker serviks.

5) Kemoterapi : biasanya diberikan untuk kanker serviks yang

diyakini telah menyebar.

6) Histerektomi total : operasi pengangkatan uterus dan serviks.

Jika kanker serviks belum menyebar, histerektomi merupakan

pengobatan terbaik.

33
7) Biopsi kerucut : biopsi serviks yang menghilangkan sepotong

jaringan berbentuk kerucut dari serviks dengan menggunakan

prosedur eksisi elektrosurgikal melingkar atau prosedur biopsi

kerucut pisau dingin. Oleh karena sebagian besar dari serviks

dihapus, biopsi kerucut dapat membantu mencegah atau

mengobati kanker serviks.

h. Pengobatan serviks secara tradisional

Manfaat tanaman obat terhadap pencegahan penyakit kanker

sangat besar. Salah satu hipotesis tentang cara kerja tanaman obat

dalam melawan kanker adalah kandungan tanaman yang bersifat

racun dapat mematikan kanker. Selain itu, kandungan

kimiatanaman obat tersebut membantu mekanisme pertahanan

tubuh dalam memerangi sel kanker untuk berkembang.

Menurut Tilong (2012), di indonesia banyak sekali tanaman

atau obat – obatan yang bisa di konsumsi untuk mencegah bahkan

mengobati kanker adalah terdapat dalam tumbuh – tumbuhan atau

buah – buahan. Seperti tercantum di bawah ini :

1) Kunyit putih

Kunyit putih adalah tanaman yang rimpangnya

berbentuk spesifik dan dapat dibedakan dari rimpang –

rimpang lainnya. Kunyit putih mengandung senyawa kimia,

seperti kurkuminoid dan minyak astri. Kunyit putih diyakini

memiliki khasiat sebagai antikanker.

34
Meskipun begitu, banyak kunyit putih jenis mangga

yang tumbuh terbatas di tempat yang bersuhu dingin di

Indonesia, yang dapat mencegah atau mengobati kanker.

Kunyit putih mempunyai ciri – ciri tertentu, antara lain bintik

umbinya seperti umi jahe dan berwarna kuning muda (krem).

Dalam keadaan segar, baunya seperti buah mangga kweni dan

bila telah diekstrak atau dijadikan bubuk, warnanya tetap

kuning muda (krem).

Beberapa penelitian telah membuktikan khasiat kunyit

putih terhadap hewan percobaan, seperti khasiat sebagai

antikanker, pelindung fungsi liver, antikuman, dan aktivitas

antioksidan. Sementara itu, penelitian dengan menggunakan

sel kanker ovarium manusia menujukkan aktivitas penghambat

pertumbuhan sel kanker tersebut.

Anda bisa mengonsumsi rebusan rimpang kunyit putih

secara teratur, misalnya 3X seminggu, masing – masing satu

gelas 150 militer. Atau, bisa satu cangkir perasan rimpang.

Cara membuatnya : rimpang kunyit putih secukupnya sekitar

10 cm dikupas dan direbus dengan 200 militer air sampai

tinggal 150 militer, saring dan bisa langsung diminum. Untuk

perasan, rimpang diparut dan langsung diperas dengan

penambahan air matang sedikit demi sedikit.

35
2) Mengkudu

Khasiat mengkudu dapat menyembuhkan beberapa

penyakit, namun beberapa penelitian terbaru tentang

mengkudu dilakukan untuk mengetahui kandungan zat – zat

antikanker. Empat ilmuwan jepang berhasil menemukan zat

antikanker pada ekstrak mengkudu ketika mereka sedang

mencari zat – zat yang dapat merangsang pertumbuhan struktur

normal dan sel – sel abnormal K-ras-NRK (sel prakanker)

pada 500 jenis ekstrak tumbuhan. Ternyata, zat antikanker

pada mengkudu paling efektif melawan sel – sel abnormal.

Di samping itu, juga terdapat manfaat – manfaat

lainnya dari buah mengkudu yang sudah terbukti secara ilmiah.

Adapun beberapa manfaat mengkudu tersebut adalah sebagai

berikut :

a) Meningkatkan daya tahan tubuh

b) Menormalkan tekanan darah

c) Melawan tumor dan kanker

d) Menghilangkan rasa sakit

e) Anti radang dan Anti alergi

f) Anti bakteri

g) Mengatur siklus suasana hati (Mood)

h) Mengatur siklus energi tubuh

36
Cara Meramu Buah Mengkudu

Cara meramu atau mengonsumsi buah mengkudu,

yaitu dengan membuat jus atau memeras buah mengkudu dan

mengambil airnya saja. Sari dari perasan dua tau tiga buah

mengkudu dapat dibubuhi madu agar rasanya lebih nikmat.

Sebaiknya, pilihlah mengkudu yang tidak terlalu masak karena

alkohol yang berbentuk akibat proses fermentasi pada

mengkudu yang terlalu masak bisa merusak zat – zat penting

yang terkandung di dalamnya.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Biodata

Nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, suku/bangsa, status

pernikahan.

b. Riwayat kesehatan

Adanya penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu yang lama.

c. Keluhan

1).Tahap dini : keputihan, perdarahan pervaginam, nyeri

gangguan miksi.

2). Tahap lanjut : perdarahan pervaginam yang terus –

menerus, nyeri perut bagian bawah, edema.

d. Status ginekologi dan obstetri

37
1). Siklus menstruasi : terjadi perdarahan intramenstruasi ( di luar

siklus).

2). Perdarahan pascakoitus.

3). Keputihan berbau busuk.

e. Aktivitas sehari – hari

1). Pola makan : anoreksia, vormiting.

2). Pola eliminasi : inkontinensia urine

3). Pola aktivitas dan tidur terganggu, terasa nyeri.

f. Riwayat psikososial

Konsep diri, emosi, pola interaksi, mekanisme koping,

mengingkari masalah, marah, perasaan putus asa, tidak berdaya,

depresi atau bahkan memusuhi.

g. Pemeriksaan fisik

1). Kepala dan leher : Rambut rontok, sklera anemis.

2). Abdomen : Teraba massa bila sudah metastasis.

3). Genetalia : Kotor, cairan keputihan, bau.

2. Diagnosa keperawatan

a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia

trombositopenia.

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, mual dan muntah.

c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi.

38
d. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungsn dengan

trombositopenia.

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat

anemia dan pemberian kemoterapi.

3. Intervensi

a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia

trombositopenia.

Tujuan :

Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap

terjadinya komplikasi perdarahan.

Intervensi :

1) Kolaborasi dalam pemeriksaan hematokrit dan Hb serta jumlah

kalori trombosit.

2) Berikan cairan secara cepat.

3) Pantau dan atur kecepatan infus.

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, mual dan muntah.

Tujuan :

Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan

tubuh.

Intervensi :

1) Kaji adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan

tertentu.

39
2) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang

sesuai dengan diet yang ditentukan.

3) Pantau masukan oleh klien.

4) Anjurkan agar membawa makanan dari rumah jika diperlukan

dan sesuai dengan diet.

5) Lakukan perawatan mulut sebelum makanm sesuai ketentuan.

c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan imunosupresi.

Tujuan :

Infeksi menurun dan tidak terdapat tanda – tanda infeksi.

Intervensi :

1) Pantau tanda vital tiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan.

2) Tempatkan pasien dalam menjaga hygiene perorangan.

3) Anjurkan pasien beristirahat sesuai kebutuhan.

4) Kolaborasi dalam pemeriksaan kutur dan pemberian antibiotika.

d. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungsn dengan

trombositopenia.

Tujuan :

Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan.

Intervensi :

1) Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan

darah lengkap ( Hb dan Trombosit ).

2) Lakukan tindakan yang tidak menyebabkan perdarahan.

3) Observasi tanda – tanda perdarahan.

40
4) Observasi tanda – tanda vital.

5) Kolaborasi dalam tindakan tranfusi TC ( Trombosit

Concentrated ).

e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat

anemia dan pemberian kemoterapi.

Tujuan :

Pasien mamu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.

Intervensi :

1) Kaji pola istirahat serta adanya keletihan pasien.

2) Anjurkan kepada pasien untuk mempertahankan pola istirahat

atau tidur sebanyak mungkin dengan diimbangi aktifitas.

3) Bantu pasien merencanakan aktifitas berdasarkan pola istirahat

atau keletihan yang dialami.

4) Anjurkan kepada klien untuk melakukan latihan ringan.

5) Observasi kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas.

4. Implementasi

Pada tahap ini melaksanakan intervensi dan aktivitas – aktivitas

yang telah dicatat dalam rencana keperawatan pasien. Agar

implementasi / pelaksanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka

perlu mengindentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat

respon terhadap setiap intervensi yang dilakukan serta

mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.

41
5. Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah :

a. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap

terjadinya komplikasi perdarahan.

b. Kebutuhan nutrisi dan kalori pasien tercukupi kebutuhan tubuh.

c. Tidak ada tanda – tanda infeksi.

d. Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan.

e. Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.

42
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Biodata
I. Identitas Klien

Nama : Ny “N”

Umur : 38 tahun

Alamat : kelurahan bira

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Status : Kawin

Tanggal masuk : 30 – Agustus - 2014

Tanggal pengkajian : 10 – september - 2014

Diagnosa medik : Ca.Cervik Stadium III

No. RM : 678153

II. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn “T”

Umur : 40 tahun

Alamat : Kelurahan bira

Agama : Islam

Pekerjaan : Buru harian

B. Data Biologis

1. Keluhan utama : Nyeri abdomen

43
2. Riwayat keluhan utama : Dirasakan sesak 3 bulan yang lalu dengan

skala nyeri 4 – 6 (sedang) dari skala nyeri 0

-10 dengan sifat hilang timbul, hal yang

memperberat klien ketika beraktivitas dan

hal yang memperingankan ketika klien

beristirahat.

3. Pola reproduksi

a. Menarche : 14 tahun

b. Siklus haid : 28 hari

c. Lamanya haid : 6 – 7 hari

d. Ganti pembalut : 2 kali

4. Riwayat kehamilan dan persalinan saat nifas

Jenis

Tahun Tempat Umur Jenis Penolong penyulit kelamin / Keadaan anak

partus partus kehamilan Persalinan persalinan berat

lahir

1997 Puskesmas Aterm Normal Bidan Tidak P : 2500 Hidup


ada
1999 Puskesmas Aterm Normal Bidan Tidak P : 3200 Hidup
ada
2001 Puskesmas Aterm Normal Bidan Tidak P : 3150 Hidup
ada
2005 Puskesmas Aterm Normal Bidan Tidak L : 3200 Hidup
ada

44
5. Riwayat pembedahan

a. Operasi yang pernah dialami : tidak ada

b. Macam operasi : tidak ada

c. Kapan operasi : tidak ada

6. Riwayat penyakit yang pernah dialami

a. Diabetes : tidak ada

b. Jantung : tidak ada

c. Hipertensi : tidak ada

7. Riwayat keluarga

Genogram

? ? ?
? ? ?
? ?
? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
?

38 40
88

17 15 13 9
3

45
Keterangan :

: Laki – laki : tinggal serumah

: Perempuan : klien

: Meninggal ? : umur tidak diketahui

: Garis perkawinan : garis keturunan

GI : Kakek dan nenek dari ayah dan ibu sudah meninggal dan penyakit

tidak diketahui.

G II : Ayah dan ibu dari klien masih hidup .

G III : Klien anak ke lima dari sepuluh bersaudara dan klien sekarang di

rawat di RSUP.WAHIDIN SUDIROHUSODO di ruang GSR

dengan diagnosa medik Carsinoma Cerviks Stadium III.

8. Riwayat aktivitas sehari – hari

Tabel : 3.1 ( Aktivitas sehari - hari )

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


A.Nutrisi
1. Napsu makan Normal Menurun
2. Menu makan Nasi, sayur, lauk. Nasi, sayur, lauk
3. Frekwensi makan 3X sehari (porsi di habiskan ) 3X sehari ( porsi di habiskan )
4. Cara makan Makan sendiri Makan sendiri
B.Cairan
1. Jenis minuman Air putih dan teh Air putih
2. Frekwensi minum 4 – 6 X / hari 3 – 4 X / hari
3. Cara pemenuhan Oral Oral dan terpasang infus

46
C.Eliminasi
a) BAK
1. Tempat pembuangan Kamar mandi Urine Bak
2. Frekwensi 3 – 4 X sehari Terpasang cateter
3. Warna Kuning pekat Kuning kecoklatan
b) BAB
1. Tempat pembuangan Kamar mandi Pampres
2. Frekwensi 1 – 2 X sehari Tidak diketahui
D.Istirahat tidur
a). Jam tidur
1. Siang 14.00 – 16.00 14.00 – 16.00 (sering terbangun)
2. Malam 21.00 – 05.00 21.00 – 05.00 (sering terbangun)
E.Personal hygiene
1. Mandi
Frekwensi 2X sehari 1X sehari
Cara Sendiri Dibantu ( keluarga )
Alat Air , sabun Tissue basah / handuk basah
2. Cuci rambut
Frekwensi Setiap mandi Tidak pernah
Alat Shampo Tidak pernah
3. Sikat gigi
Frekwensi Setiap mandi Tidak Pernah
Alat Pasta gigi Tidak pernah
4. Gunting kuku
Frekwensi I X seminggu I X Seminggu( di bantu keluarga )

9. Pemeriksaan fisik

1) Berat badan : 45 kg

2) Tinggi badan : 155 cm

3) Tanda – tanda vital : Tekanan darah : 140 / 90 mmHg

47
Nadi : 82 X / i

Pernapasan : 16 X / i

Suhu : 36o C

4) Kesadaran : Composmentis

5) Kulit / kelembaban : Kering

6) Muka : Meringis bila nyeri timbul

7) Mata

a) Konjugtiva : Merah muda

b) Sklera : Putih

8) Hidung

a) Kesimetrisan : Simetrisis kiri dan kanan

b) Sekret hidung : Tidak terdapat sekret hidung

9) Telinga

a) Kebersihan telinga : Telinga nampak bersih

b) Sekret telinga : Tidak terdapat sekret

10) Leher

a) Kelenjar tyroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid

11) Payudara

a). Kebersihan : Bersih

b) Bentuk : Simetris kiri dan kanan

12) Perut

Terdapat nyeri tekan pada abdomen.

13) Genetalia

48
a) Oedema : Tidak terdapat oedema

b) Pengeluaran : Darah dan cairan keputihan yang berbau busuk

c) Kebersihan : Kotor

10. Pemeriksaan penunjang / diagnostik

Laboratorium

Tabel : 3.2 ( Hasil laboratorium )

RBC 1,89 L 10 6mm3


HGB 5,9 L 9/ dl
HCT 17,7 L %
PCT 0,100 L %
PDW 9,31 L %
WBC 47,6 H 103/mm3

11. Terapi obat

Injeksi : Cefotaxime 1 ampl / 12 jam

1 ampl 25 mg / 8 jam

C. Asuhan Keperawatan

Tabel : 3.3 ( Klasifikasi Data )


CP I A
KLASIFIKASI DATA
Data subyektif Data obyektif
Klien mengatakan nyeri pada bagian Klien nampak meringis ketika nyeri
abdomen. timbul.
Klien mengatakan nyeri yang Skala nyeri 4 – 6 ( sedang ).
dirasakan hilang timbul. Terdapat pengeluaran darah cairan
Klien mengatakan sulit bergerak ketika keputihan yang berbau khas.

49
nyeri timbul. Klien nampak sulit bergerak ketika
Klien sering bertanya tentang nyeri timbul.
penyakitnya. Klien terpasang infus dan cateter.
Klien nampak gelisah.
Klien nampak lemah.
Sebagian / seluruh aktifitas klien
dibantu.
TTV : TD : 140 / 80 mmHg
Nadi : 82 X / i
Pernapasan : 16 X / i
Suhu : 36o C

Tabel 3.4 ( Analisa Data )


CP I B
ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


Data subyektif : Ca.cervik Nyeri
Klien mengatakan nyeri
Nekrosis pada cervik
pada bagian abdomen.
Klien mengatakan nyeri Merangsang mediator kimia
yang dirasakan hilang
Reseptor nyeri
timbul.
Hipotalamus
Data obyektif :
Corteks cerebri
Klien nampak meringis
Skala nyeri 4 – 6(sedang) Nyeri
Terdapat pengeluaran
darah dan cairan
keputihan yang berbau
khas.

50
TTV : TD : 140 / 80
mmHg
Nadi : 82 X / i
P : 16 X / i
Suhu : 36o C
Data subyektif : Nyeri Gangguan intoleransi
Klien mengatakan sulit aktivitas
Saat pada area perut dibadan
bergerak ketika nyeri
vagina
timbul
Gangguan sistem tubuh

Data obyektif :
Rentang gerak terbatas
Klien nampak meringis
bila bergerak / Intoleransi aktivitas
beraktifitas.
Terdapat pengeluaran
darah dan cairan
keputihan yang berbau
khas.
Klien terpasang infus dan
cateter.
Data subyektif : Ca. Cervik Ansietas
Klien sering bertanya
Komplikasi ke organ lain
tentang penyakitnya
Perubahan keadaan tubuh
Data obyektif :
Koping individu tidak
Klien nampak gelisah
adekuat

Ansietas

51
Tabel : 3.5 ( Diagnosa Keperawatan )

CP II
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi


1 Nyeri b/d proses penyakitnya 10 – september - 2014 -
2 Intoleransi aktivitas b/d nyeri 10 – september - 2014 -
3 Ansietas b/d kondisi penyakitnya 10 – september - 2014 11 – september - 2014

Tabel : 3.6 ( Intervensi Keperawatan )


CP III
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri b/d Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat nyeri 1. Untuk mengetahui
proses tindakan tingkat nyeri yang
penyakitnya keperawatan 2 X 24 dirasakan klien
jam diharapkan nyeri 2. Catat lokasi nyeri 2. Mengetahui sejauh
klien berkurang atau mana nyeri yang
hilang. dirasakan klien
3. Observasi TTV 3. Dengan mengukur
TTV kita dapat
mengetahui keadaan
penyakitnya
4. Anjurkan tehnik 4. Dengan tehnik
relaksasi untuk relaksasi klien merasa
memberikan rasa nyaman
nyaman
5. Anjurkan keluarga 5. Dengan mengajak
klien untuk pasien berbincang –
mengajak pasien bincang pasien bisa

52
berbincang – bincang melupakan rasa nyeri
ketika nyeri timbul
2 Intoleransi Agar klien dapat 1.kaji mobilitas fisik 1. Untuk mengetahui
aktivitas b/d melakukan aktivitas tingkat kemampuan
nyeri fisik sesuai dengan dalam melakukan
kemampuannya aktivitas
2.anjurkan klien untuk 2. Untuk menurunkan
mengubah posisi resiko iskemia atau
tiap 2 jam sirkulasi darah yang
tidak bagus (jelek)
pada daerah yang
tertekan
3.bantu klien untuk 3. Memelihara
melakukan ROM fleksibilitas sendi
sesuai dengan
kemampuannya
3 Ansietas b/d Setelah dilakukan 1.kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
kondisi tindakan kecemasan seberapa jauh
penyakitnya keperawatan kecemasan yang
diharapkan klien dirasakan oleh klien
tidak cemas lagi 2.kaji pengetahuan 2. Pengetahuan yang
klien tentang kurang dapat menjadi
penyakitnya pencetus kecemasan
3.berikan kesempatan 3. Agar klien legah
klien ketika selesai
mengekspresikan mengekspresikan
perasaannya perasaannya

53
Tabel : 3.7 ( Implementasi )
CP IV
IMPLEMENTASI ( HARI PERTAMA )
DX Hari / Tanggal Jam Implementasi
1 Senin / 10–September –2014 11.00 1. Mengkaji tingkat nyeri
Hasil : nyeri yang dirasakan 4 – 6
11.00 (sedang)
2. Mencatat lokasi nyeri
Hasil : nyeri yang dirasakan klien
12.00 paada bagian abdomen
3. Mengobservasi ttv
Hasil : TD : 140 / 80 mmHg
Nadi : 82 X / i
Pernapasan : 16 X / i
12.10 Suhu : 36 0 C
4. Mengajarkan tehnik relaksasi untuk
memberi rasa nyaman pada klien
12.30 Hasil : klien masih merasakan nyeri
5. Menganjurkan keluarga klien untuk
mengajak klien berbincang – bincang
Hasil : keluarga klien melakukan
anjuran yang diberikan
2 Senin / 10 – september –2014 12.40 1. Mengkaji mobilitas fisik klien
Hasil : klien masih terbaring lemas di
atas tempat tidur
12.50 2. Mengubah posisi tiap 2 jam
Hasil : posisi klien sudah di ubah tiap
13.00 2 jam
3. Membantu klien melakukan ROM
Hasil : pergerakan mobilitas klien

54
belum terlalu baik
3 Senin / 10 – september –2014 13.10 1. Mengkaji tingkat kecemasan
Hasil : klien berada pada tingkat
kecemasan sedang berfokus
13.20 pada dirinya
2. Mengkaji pengetahuan klien tentang
13.30 penyakitnya
Hasil : Pengetahuan ibu kurang
tentang penyakitnya
3. Memberikan kesempatan pada klien
mengekspresikan perasaannya
Hasil : klien dapat mengungkapkan
perasaaannya

Tabel : 3.8 ( Implementasi )

IMPLEMENTASI ( HARI KEDUA )

DX Hari / Tanggal Jam Implementasi


1 Selasa / 11–September-2014 11.40 1. Mengkaji tingkat nyeri
Hasil : nyeri yang dirasakan 4 – 6
11.50 (sedang)
2. Mencatat lokasi nyeri
Hasil : nyeri yang dirasakan klien pada
12.00 bagian abdomen
3. Mengobservasi ttv
Hasil : TD : 140 / 80 mmHg
Nadi : 82 X / i
Pernapasan : 16 X / i
12.10 Suhu : 36 0 C
4. Mengajarkan tehnik relaksasi untuk

55
memberi rasa nyaman pada klien
Hasil : klien sudah merasa nyaman
dengan teknik relaksasi yang
diberikan
2 Selasa / 11 – September-2014 12.50 1. Mengkaji mobilitas fisik klien
Hasil : klien masih terbaring lemas di
atas tempat tidur
13.00 2. Membantu klien melakukan ROM
Hasil : pergerakan mobilitas klien
belum terlalu baik
3 Selasa / 11 – September-2014 13.10 1. Mengkaji tingkat kecemasan
Hasil : klien sudah tidak merasa cemas
13.20 lagi
2. Mengkaji pengetahuan klien tentang
penyakitnya
Hasil : klien sudah mengetahui dan
paham terhaadap penyakit
yanag dialaminya sekarang

Tabel : 3.9 ( Evaluasi )


CP V
EVALUASI ( HARI PERTAMA )

DX Hari / Tanggal Jam Evaluasi


1 Senin / 10 – september-2014 14.00 S :klien mengatakan nyeri pada bagian
abdomen
O : klien nampak meringis
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, dan 3

56
2 Senin / 10 – september-2014 14.10 S : klien mengatakan sulit bergerak karena
nyeri
O : klien nampak meringis bila bergerak
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1 dan 2
3 Senin / 10 – september -2014 14.20 S :klien sering bertanya tentang penyakitnya
O : klien nampak gelisah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1 dan 2

Tabel : 4.0 ( Evaluasi )


EVALUASI ( HARI KEDUA )

DX Hari / Tanggal Jam Evaluasi


1 Selasa / 11 – September-2014 14.00 S : klien mengatakan nyeri pada bagian
abdomen
O : klien nampak meringis
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 2, 3, dan 4
2 Selasa / 11 – September-2014 14.10 S : klien mengatakan sulit bergerak karena
nyeri
O : klien nampak meringis bila bergerak
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1 dan 2
3 Selasa / 11 – September-2014 14.20 S : klien sudah tidak sering bertanya tentang
penyakitnya
O : klien nampak tenang
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi 1 dan 2

57
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis akan mengemukakan kesenjangan antara teori dan

kasus dan kenyataan dalam proses keperawatan keluarga Ny “N” dengan

Gangguan Sistem Reproduksi “Ca.Cerviks”.

Setelah penulis melaksanakannya proses asuhan keperawatan keluarga

selama 6 hari pada tanggal 10 – 15 september 204 di wilayah kerja Rumah Sakit

Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar, maka penulis mendapatkan hasil sebagai

berikut .

Dalam melaksanakannya asuhan keperawatan terhadap Ny “N” penulis

merencanakan pelayanan asuhan keperawatan yang mempunyai 5 tahap yaitu :

pengkajian, menetapkan diagnosa, pelaksanaan dan evaluasi dengan uraian

sebagai berikut .

A. Pembahasan Kesenjangan, Pengkajian

KOMPONEN TEORI KASUS KESENJANGAN


Pengkajian 1. Anoreksia Nafsu makan Terjadi kesenjangan antara teori
baik dan porsi dan kasus karna, paada saat
makan di pengkajian nafsu makan klien baik
habiskan. dan porsi makan di habiskan.

2. Inkontinensia Tidak Terjadi kesenjangan antara teori


urine ditemukan dan kasus karna, pada saat
dilakukan pengkajian klien tidak
mengalami inkontinensia urine.

58
3. Psikososial : Tidak Terjadi kesenjangan antara teori
perasaan ditemukan dan kasus karna, pada saat
putus asa, pengkajian klien tidak mengalami
depresi perasaan putus asa, dan depresi.

4. Siklus Terjadi Tidak terdapat kesenjangan antara


menstruasi perdarahan teori dan kasus karna, pada kasus
intra dan teori terdapat pengkajian siklus
menstruasi menstruasi : terdapat pengeluaran
(di luar siklus ) darah dan cairan keputihan yang
berbau busuk / khas.

5. Pola aktivitas Aktivitas tidur Tidak terdapat kesenjangan antara


terganggu teori dan kasus karna, pada kasus
dan teori sama-sama terdapat
pengkajian pola aktivitas.

B. Pembahasan Kesenjangan, Diagnosa Keperawatan

KOMPONEN TEORI KASUS KESENJANGAN


Diagnosa 1. Perubahan Tidak Terdapat kesenjangan antara teori dan
perfusi ditemukan kasus karna, pada saat di kaji
jaringan
berhubungan
dengan
anemia
trombositope
nia

2. Nutrisi Tidak Terdapat kesenjangan antara teori dan


kurang dari ditemukan kasus karna pada saat di kaji nafsu

59
kebutuhan makan klien baik, porsi makan
tubuh dihabiskan, klien tidak mengalami
berhubungan mual dan muntah.
dengan
anoreksia,
mual dan
muntah.

3. Resiko tinggi Tidak Terdapat kesenjangan antara teori dan


terhadap ditemukan kasus karna, pada saat di kaji tidak
infeksi ditemukan tanda – tanda infeksi
berhubungan seperti : color (panas), dolor (rasa
dengan sakit), ruber (kemerahan), tumor
imunosupresi (pembengkakan).
.
4. Resiko tinggi Tidak Terdapat kesenjangan antara teori dan
terhadap ditemukan kasus, karna pada saat di kaji
cedera trombosit klien masih di atas normal.
berhubungan
dengan
trombositope
nia.

5. Intoleransi Intoleransi Tidak terdapat kesenjangan antara


aktivitas aktivitas teori dan kasus.
berhubungan berhubungan
keletihan dengan nyeri
sekunder
akibat
anemia dan
pemberian

60
kemoterpi.

6. Tidak Nyeri Terdapat kesenjangan antara teori dan


ditemukan berhubungan kasus karna, pada teori tidak
dengan proses ditemukan diagnosa nyeri
penyakitnya berhubungan dengan proses
penyakitnya sedangkan pada kasus
ditemukan diagnosa nyeri
berhubungan dengan proses
penyakitnya.

7. Intoleransi Gangguan Tidak terdapat kesenjangan antara


aktivitas intoleransi teori dan kasus karna pada teori dan
berhubungan aktivitas kasus ditemukan diagnosa gangguan
keletihan berhubungan intoleransi aktivitas.
sekunder dengan nyeri.
akibat
anemia dan
pemberian
kemoterpi.

8. Tidak Ansietas Terdapat kesenjangan antara teori dan


ditemukan berhungan kasus karna, pada teori tidak
dengan kondisi ditemukan diagnosa ansietas
penyakitnya sedangkan pada kasus ditemukan
diagnosa ansietas berhubungan dengan
kondisi penyakitnya.

61
C. Pembahasan Kesenjangan, Intervensi Keperawatan

KOMPONEN TEORI KASUS KESENJANGAN

Intervensi NDX 2
1. Kaji adanya Tidak Terjadi kesenjangan antara teori dan
pantangan ditemukan kasus karna, pada saat di kaji klien tidak
atau adanya ada riwayat alergi terhadap makanan.
alergi
terhadap
makanan
tertentu.
2. Kolaborasi Tidak Terjadi kesenjangan antara teori dan
dengan ahli ditemukan kasus karna, klien sudah diberikan menu
gizi dalam sesuai dengan kondisi klien saat ini.
pemberian
menu yang
sesuai
dengan diet
yang
ditentukan.
3. Lakukan Tidak Terjadi kesenjangan antara teori dan
perawatan ditemukan kasus karna, klien tidak diberikan
mulut perawatan mulut sebelum makan sesuai
sebelum dengan ketentuan.
makan sesuai
ketentuan

62
NDX 1
Tidak 1. Kaji tingkat Terjadi kesenjangan antara teori dan
ditemukan nyeri kasus karna, pada pengkajian di teori
tidak terdapat skala nyeri.

Tidak 2. Catat lokasi Terjadi kesenjangan antara teori dam


ditemukan nyeri kasus karna, pada teori tidak terdapat
daerah lokasi nyeri.

Tidak 3. Observasi Terjadi kesenjangan antara teori dan


ditemukan TTV kasus karna, pada teori tidak terdapat
TTV klien

Tidak 4. Anjurkan Terjadi kesenjangan antara teori dan


ditemukan tehnik kasus karna, intervensi teori tidak
relaksasi terdapat dalam mengajarkan tehnik
untuk relaksasi untuk memberikan rasa nyaman.
memberika
n rasa
nyaman

NDX 5 DX 2
1).Kaji pola Kaji istiahat Tidak terjadi kesenjangan antara
istirahat serta tidur klien intervensi teori dan kasus karna
adanya intervensi dari teori dan kasus ditemukan
keletihan kaji pola istirahat tidur.
pasien

2).Anjurkan Tidak Terjadi kesenjangan antara teori dan


kepada kasus karna, pada saat dilakukan
ditemukan

63
pasien untuk pengkajian klien sedang mempertahankan
mempertahan istirahat tidurnya.
kan pola
istirahat atau
tidur
sebanyak
mungkin
dengan
diimbangi
aktifitas.

3). Bantu pasien


Tidak Terjadi kesenjangan antara teori dan
merencanaka
kasus karna, pada saat pengkajian klien
ditemukan
n aktifitas
sudah tidak bisa melakukan aktivitas.
berdasarkan
pola istirahat
atau
keletihan
yang dialami.

4). Tidak Anjurkan klien Terjadi kesenjangan antara teori dan


ditemukan untuk kasus karna,agar tidak terjadi dekubitus

mengubah pada daerah yang tertekan.

posisi tiap 2
jam

5).Anjurkan klien Tidak terjadi kesenjangan antara teori dan


Bantu
kepada klien melakukan kasus karna pada teori dan kasus terdapat
untuk ROM intervensi yang sama.
melakukan
latihan

64
ringan.

6) Observasi Tidak Terjadi kesenjangan antara teori dan

kemampua ditemukan kasus karna, selama pengkajian klien

n pasien sudah tidak mampu melakukan aktifitas.

dalam
melakukan
aktifitas.

D. Pembahasan Kesenjangan, Implementasi Keperawatan

KOMPONEN TEORI KASUS KESENJANGAN

Implementasi Pada tahap ini NDX 1


1.Mengkaji Implementasi dilakukan sesuai rencana
melaksanakan
tingkat nyeri yang telah di buat.
intervensi dan
Hasil : nyeri
aktivitas – yang
dirasakan 4 –
aktivitas yang
6 (sedang)
telah dicatat

dalam rencana 2.Mencatat


lokasi nyeri
keperawatan
Hasil : nyeri
pasien.
yang
dirasakan
klien paada
bagian
abdomen

65
3.Mengobservas
i ttv
Hasil :
TD : 140 / 80
mmHg
Nadi : 82 X
/i
P : 16 X / i
Suhu : 36 0 C

4.Mengajarkan
tehnik
relaksasi
untuk
memberi rasa
nyaman pada
klien
Hasil : klien
masih
merasakan
nyeri

5.Menganjurkan
keluarga klien
untuk
mengajak
klien
berbincang –
bincang.
Hasil :
keluarga klien

66
melakukan
anjuran yang
diberikan

NDX 2
1.Mengkaji Implementasi dilakukan sesuai rencana
mobilitas fisik yang telah di buat.
klien
Hasil : klien
masih
terbaring
lemas di atas
tempat tidur

2.Mengubah
posisi tiap 2
jam
Hasil : posisi
klien sudah
di ubah tiap
2 jam

3.Membantu
klien
melakukan
ROM
Hasil :
pergerakan
mobilitas
klien belum
terlalu baik

67
NDX 3
1.Mengkaji Implementasi dilakukan sesuai rencana
tingkat yang telah di buat.
kecemasan
Hasil : klien
berada pada
tingkat
kecemasan
sedang
berfokus
pada dirinya

2.Mengkaji
pengetahuan
klien tentang
penyakitnya
Hasil:
pengetahuan
ibu kurang
tentang
penyakitnya

3.Memberikan
kesempatan
pada klien
mengekspresik
an
perasaannya
Hasil : klien
dapat

68
mengungkap
kan
perasaannya

E. Pembahasan Kesenjangan, Evaluasi Keperawatan

KOMPONEN TEORI KASUS KES


Evaluasi a. Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan 1. Nyeri Diag
berhubung belum
terhadap terjadinya komplikasi perdarahan.
an dengan karen
b.Kebutuhan nutrisi dan kalori pasien tercukupi kebutuhan
proses masi
tubuh. penyakitn nyeri
ya
c.Tidak ada tanda – tanda infeksi.

f.
2. Intoleransi
g. aktivitas Diag
berhubung belum
h.
an dengan karna
i.
nyeri aktiv
j. dilak
oleh
k.
3. Ansietas peraw
l.
berhubung
m. an dengan Dian
kondisi terata
n.
penyakitn klien
o.
ya berta
p. lagi
kond
q.
sedan

69
r.

s.

t.

u.

v.

w.

x.

y.

z.

aa.

bb.

cc.

dd.

ee.

ff.

gg.

hh.

ii.

jj.

kk.

ll.

mm.

nn.

70
oo.

pp.

qq.

rr.

ss.

tt.

uu.

vv.

ww.

xx.

yy.

zz.

aaa.

bbb.

ccc.

ddd.

eee.

fff.

ggg.

hhh.

iii.

jjj.

kkk.

71
lll.

mmm.

nnn.

ooo.

ppp.

qqq.

rrr.

sss.

ttt.

uuu.

vvv.

www.

xxx.

yyy.

zzz.

aaaa.

bbbb.

cccc.

dddd.

eeee.

ffff.

gggg.

hhhh.

72
iiii.

jjjj.

kkkk.

llll.

mmmm.

nnnn.

oooo.

pppp.

qqqq.

rrrr.

ssss.

tttt.

uuuu.

vvvv.

wwww.

xxxx.

yyyy.

zzzz.

aaaaa.

bbbbb.

ccccc.

ddddd.

eeeee.

73
fffff.

ggggg.

hhhhh.

iiiii.

jjjjj.

kkkkk.

lllll.

mmmmm.

nnnnn.

ooooo.

ppppp.

qqqqq.

rrrrr.

sssss.

ttttt.

uuuuu.

vvvvv.

wwwww.

xxxxx.

yyyyy.

zzzzz.

aaaaaa.

bbbbbb.

74
cccccc.

dddddd.

eeeeee.

ffffff.

gggggg.

hhhhhh.

iiiiii.

jjjjjj.

kkkkkk.

llllll.

mmmmmm.

nnnnnn.

oooooo.

pppppp.

qqqqqq.

rrrrrr.

ssssss.

tttttt.

uuuuuu.

vvvvvv.

wwwwww.

xxxxxx.

yyyyyy.

75
zzzzzz.

aaaaaaa.

bbbbbbb.

ccccccc.

ddddddd.

eeeeeee.

fffffff.

ggggggg.

hhhhhhh.

iiiiiii.

jjjjjjj.

kkkkkkk.

lllllll.

mmmmmmm.

nnnnnnn.

ooooooo.

ppppppp.

qqqqqqq.

rrrrrrr.

sssssss.

ttttttt.

uuuuuuu.

vvvvvvv.

76
wwwwwww.

xxxxxxx.

yyyyyyy.

zzzzzzz.

aaaaaaaa.

bbbbbbbb.

cccccccc.

dddddddd.

eeeeeeee.

ffffffff.

gggggggg.

hhhhhhhh.

iiiiiiii.

jjjjjjjj.

kkkkkkkk.

llllllll.

mmmmmmmm.

nnnnnnnn.

oooooooo.

pppppppp.

qqqqqqqq.

rrrrrrrr.

ssssssss.

77
tttttttt.

uuuuuuuu.

vvvvvvvv.

wwwwwwww.

xxxxxxxx.

yyyyyyyy.

zzzzzzzz.

aaaaaaaaa.

bbbbbbbbb.

ccccccccc.

ddddddddd.

eeeeeeeee.

fffffffff.

ggggggggg.

hhhhhhhhh.

iiiiiiiii.

jjjjjjjjj.

kkkkkkkkk.

lllllllll.

mmmmmmmmm.

nnnnnnnnn.

ooooooooo.

ppppppppp.

78
qqqqqqqqq.

rrrrrrrrr.

sssssssss.

ttttttttt.

uuuuuuuuu.

vvvvvvvvv.

wwwwwwwww.

xxxxxxxxx.

yyyyyyyyy.

zzzzzzzzz.

aaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbb.

cccccccccc.

dddddddddd.

eeeeeeeeee.

ffffffffff.

gggggggggg.

hhhhhhhhhh.

iiiiiiiiii.

jjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkk.

llllllllll.

mmmmmmmmmm.

79
nnnnnnnnnn.

oooooooooo.

pppppppppp.

qqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrr.

ssssssssss.

tttttttttt.

uuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvv.

wwwwwwwwww.

xxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbb.

ccccccccccc.

ddddddddddd.

eeeeeeeeeee.

fffffffffff.

ggggggggggg.

hhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjj.

80
kkkkkkkkkkk.

lllllllllll.

mmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnn.

ooooooooooo.

ppppppppppp.

qqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrr.

sssssssssss.

ttttttttttt.

uuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbb.

cccccccccccc.

dddddddddddd.

eeeeeeeeeeee.

ffffffffffff.

gggggggggggg.

81
hhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkk.

llllllllllll.

mmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnn.

oooooooooooo.

pppppppppppp.

qqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrr.

ssssssssssss.

tttttttttttt.

uuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbb.

ccccccccccccc.

ddddddddddddd.

82
eeeeeeeeeeeee.

fffffffffffff.

ggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkk.

lllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnn.

ooooooooooooo.

ppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrr.

sssssssssssss.

ttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaa.

83
bbbbbbbbbbbbbb.

cccccccccccccc.

dddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeee.

ffffffffffffff.

gggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkk.

llllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnn.

oooooooooooooo.

pppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrr.

ssssssssssssss.

tttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxx.

84
yyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbb.

ccccccccccccccc.

ddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeee.

fffffffffffffff.

ggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkk.

lllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnn.

ooooooooooooooo.

ppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrr.

sssssssssssssss.

ttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuu.

85
vvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbb.

cccccccccccccccc.

dddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeee.

ffffffffffffffff.

gggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkk.

llllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnn.

oooooooooooooooo.

pppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrr.

86
ssssssssssssssss.

tttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbb.

ccccccccccccccccc.

ddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeee.

fffffffffffffffff.

ggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkkk.

lllllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnnn.

ooooooooooooooooo.

87
ppppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrrr.

sssssssssssssssss.

ttttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbb.

cccccccccccccccccc.

dddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeeee.

ffffffffffffffffff.

gggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkkkk.

llllllllllllllllll.

88
mmmmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnnnn.

oooooooooooooooooo.

pppppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrrrr.

ssssssssssssssssss.

tttttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbbb.

ccccccccccccccccccc.

ddddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeeeee.

fffffffffffffffffff.

ggggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiiiii.

89
jjjjjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkkkkk.

lllllllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnnnnn.

ooooooooooooooooooo.

ppppppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

sssssssssssssssssss.

ttttttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.

cccccccccccccccccccc.

dddddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeeeeee.

ffffffffffffffffffff.

90
gggggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.

llllllllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.

oooooooooooooooooooo.

pppppppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

ssssssssssssssssssss.

tttttttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.

ccccccccccccccccccccc.

91
ddddddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.

fffffffffffffffffffff.

ggggggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.

lllllllllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.

ooooooooooooooooooooo.

ppppppppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

sssssssssssssssssssss.

ttttttttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.

92
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.

cccccccccccccccccccccc.

dddddddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.

ffffffffffffffffffffff.

gggggggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.

llllllllllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.

oooooooooooooooooooooo.

pppppppppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

ssssssssssssssssssssss.

tttttttttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.

93
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.

ccccccccccccccccccccccc.

ddddddddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.

fffffffffffffffffffffff.

ggggggggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.

lllllllllllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.

ooooooooooooooooooooooo.

ppppppppppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

sssssssssssssssssssssss.

ttttttttttttttttttttttt.

94
uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.

cccccccccccccccccccccccc.

dddddddddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.

ffffffffffffffffffffffff.

gggggggggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.

llllllllllllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.

oooooooooooooooooooooooo.

pppppppppppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.

95
rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

ssssssssssssssssssssssss.

tttttttttttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.

ccccccccccccccccccccccccc.

ddddddddddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.

fffffffffffffffffffffffff.

ggggggggggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.

96
jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.

lllllllllllllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.

ooooooooooooooooooooooooo.

ppppppppppppppppppppppppp.

97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

sssssssssssssssssssssssss.

159
ttttttttttttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.

cccccccccccccccccccccccccc.

dddddddddddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.

ffffffffffffffffffffffffff.

gggggggggggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.

llllllllllllllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.

oooooooooooooooooooooooooo.

pppppppppppppppppppppppppp.

160
qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

ssssssssssssssssssssssssss.

tttttttttttttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.

ccccccccccccccccccccccccccc.

ddddddddddddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.

fffffffffffffffffffffffffff.

ggggggggggggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.

lllllllllllllllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

161
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.

ooooooooooooooooooooooooooo.

ppppppppppppppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

sssssssssssssssssssssssssss.

ttttttttttttttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.

cccccccccccccccccccccccccccc.

dddddddddddddddddddddddddddd.

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.

ffffffffffffffffffffffffffff.

gggggggggggggggggggggggggggg.

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.

jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj.

162
kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk.

llllllllllllllllllllllllllll.

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.

oooooooooooooooooooooooooooo.

pppppppppppppppppppppppppppp.

qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq.

rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

ssssssssssssssssssssssssssss.

tttttttttttttttttttttttttttt.

uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu.

vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv.

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

yyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyyy.

zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz.

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb.

ccccccccccccccccccccccccccccc.

ddddddddddddddddddddddddddddd. Pasien bebas dari

perdarahan dan hipoksis jaringan.

eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee. Pasien mampu

mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.

163
164

Anda mungkin juga menyukai