A. Deskripsi Kegiatan
Pada hari Kamis, 4 April 2019 saya dan teman-teman sekelompok tiba di Puskesmas
Cisoka pukul 07.45. Kami membagi tugas ke dalam 4 poli yaitu poli anak, umum, TB, dan
lansia. Saat itu kami berencana untuk mengambil kasus TB untuk dijadikan sebagai kasus
home visit. Namun saat itu saya tidak ditempatkan di poli TB melainkan salah satu teman
saya. Tujuan dari dilakukannya kegiatan ini adalah untuk mencari faktor risiko yang
mendukung terjadinya penyakit pada pasien dan lingkungannya, serta diharapkan dapat
mencegah penularan penyakit pada keluarga. Sebelum memulai poli, teman saya meminta
izin untuk mencari kasus untuk melakukan home visit kepada salah satu pasien yang datang
ke poli TB kepada perawat yang bertanggung jawab memegang poli TB. Setelah
mendapatkan kasus, teman saya meminta izin kepada keluarga pasien (karena kebetulan
saat itu pasien tidak ikut ke poli) untuk melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
melakukan home visit untuk dapat bertemu dengan pasien. Setelah mereka mengizinkan,
kami melakukan perjanjian untuk mengunjungi rumahnya setelah kegiatan poli berakhir
yaitu sekitar pukul 14.00.
Pada pukul 13.30, kami berangkat menuju ke rumah pasien yang terletak kira-kira
±200 m dari Puskesmas Cisoka. Tidak membutuhkan waktu yang lama, 10 menit kemudian
kami sampai di tempat tujuan. Sesampainya disana, kami disambut hangat oleh salah satu
anak pasien yang telah ditemui oleh teman saya di poli TB. Kami semua berkenalan dan
meminta izin kepada keluarga untuk melakukan anamnesa serta observasi lebih lanjut
mengenai pasien dan keadaan rumahnya. Saat itu kami berkumpul di teras rumah karena
kondisi di dalam rumah cukup gelap tidak tersinari pencahayaan matahari dan penerangan
listrik yang baik, akhirnya keluarga memutuskan menyambut kami di teras saja.
B. Diagnostik Holistik
1. Aspek Personal
Pasien datang untuk kontrol berobat TB bulan ke 5. Saat ini mengeluh masih batuk
berdahak, warna putih, serta mengeluh terkadang sesak nafas. Pasien khawatir tidak
mampu meneruskan pengobatan karena terkendala pada biaya untuk transportasi ke
puskesmas. Ia berharap agar segera sembuh.
2. Aspek Klinis
− Pasien jarang melakukan aktifitas fisik karena terhambat akibat lutut kaki kirinya
yang mengalami dislokasi
− Pasien makan hanya 2 kali sehari dengan menu yang kurang bervariasi hanya terpaut
dengan protein nabati saja
− Kondisi lingkungan rumah dan lingkungan sekitar yang kurang bersih serta
minimnya penggunaan air bersih
− Minimnya pencahayaan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah sehingga rentan
ditumbuhi kuman
− Anak pasien yang tinggal bersamaan dengan pasien merokok sehingga pasien sering
mengalami batuk-batuk
5. Derajat Fungsional
Derajat 1
C. Tatalaksana
Non Farmakologi
− Edukasi mengenai TB, cara penularan dan pencegahan penularan, komplikasi, TB,
pentingnya pengobatan yang teratur dan tuntas hingga dinyatakan sembuh baik kepada
pasien maupun keluarga
− Edukasi mengenai pentingnya adanya PMO
− Edukasi mengenai cara batuk yang benar dan membuang dahak agar tidak sembarangan
− Edukasi mengenai menjaga pola makan serta melakukan aktifitas fisik ringan agar selalu
bergerak aktif
− Edukasi mengenai menjaga kebersihan rumah dan lingkungan disekitar rumah agar selalu
dibersihkan
− Edukasi mengenai pentingnya mengganti kayu bakar sebagai alat memasak dengan gas
− Edukasi mengenai membuka pintu rumah di bagian depan dan di bagian belakang agar
sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah
− Memisahkan kamar pasien dengan kamar anggota keluarga yang lain untuk mencegah
penularan
− Melakukan skrining TB pada anggota keluarga lain
Farmakologi
Daftar Pustaka
1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana TB. Jakarta :
PDPI.2014
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
Dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.
KEMENKES RI. 2016.
Feedback dari Pembimbing Puskesmas
dr. Munifatuzzahra
………………………….
Nama Pembimbing
LAMPIRAN
1.2. ANAMNESIS
Data diperoleh dari autoanamnesis pada tanggal 4 April 2019 di poli TB Puskesmas Cisoka
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke poli TB Puskesmas Cisoka untuk kontrol bulan ke 5
Awalnya pasien datang ke poli umum Puskesmas Cisoka dengan keluhan sesak nafas yang
memberat sejak 1 bulan smrs. Sesak dirasakan terus menerus tidak dipengaruhi aktifitas dan
posisi.
Sejak 4 bulan smrs pasien mengeluh batuk berdahak warna putih kental. Batuk dirasakan
terus-menerus dan samakin lama semakin memberat. Selama ini pasien hanya minum obat
warung saja, namun keluhan tidak membaik. Pasien juga mengeluh badan dirasakan semakin
kurus dalam beberapa bulan terakhir namun pasien tidak pernah menimbang. Keluhan keringat
dingin dimalam hari ada, nafsu makan menurun ada dan demam tidak terlalu tinggi dirasakan
hilang timbul terutama pada sore hingga malam hari. Keluhan batuk berdarah disangkal dan
nyeri dada disangkal.
Dipoli umum Puskesmas Cisoka pasien kemudian di rujuk ke Poli TB untuk dilakukan
pemeriksaan dahak, kemudian didapatkan hasilnya BTA (+). Pasien selanjutnya dilakukan
pemeriksaan foto rontgen thoraks dan hasilnya didapatkan gambaran TB paru. Setelah itu
pasien didiagnosis TB paru kasus baru BTA (+). Pasien mendapatkan terapi OAT KDT fase
intensif selama 2 bulan kemudian dilanjutkan OAT KDT fase lanjutan. Saat ini, pasien sedang
dalam pengobatan OAT bulan ke 5.
Saat ini, keluhan batuk berdahak sudah berkurang serta sesak masih dirasakan namun
hanya sesekali. Berat badan dirasakan menaik.
Pasien rutin kontrol ke pusikesmas setiap 2 minggu sekali untuk mendapatkan obat. Selama
pengobatan pasien selalu diawasi oleh anaknya untuk rutin meminum obat. Menurut pasien
saat ini ia khawatir tidak mampu meneruskan pengobatan karena terkendala biaya untuk
transportasi ke puskesmas. Ia berharap agar segera sembuh.
Pasien sebelumnya belum pernah mengeluhkan keluhan serupa. Riwayat sakit paru dan
pengobatan selama 6 bulan sebelumnya disangkal.
5 tahun yang lalu, pasien pernah mengalami kecelakaan motor yang menyebabkan lutut
kirinya bergeser, pasien sempat dibawa ke RSUD Serang namun pasien menolak operasi
karena kendala biaya. Pasien kemudian pulang paksa dan hanya di urut dirumah. Setelah
kecelakaan tersebut pasien tidak dapat berjalan normal.
Riwayat diabetes mellitus, Hipertensi, alergi, asma, penyakit jantung, liver dan penyakit
lainnya disangkal
Suami pasien meninggal 8 tahun yang lalu karena menderita TB. Suami pasien belum
pernah diobati TB. Anak kedua dan ketiga serta menantu dar anak kedua pasien mengeluh
batuk lebih dari 2 minggu namun belum pernah memeriksakan diri ke dokter.
Pasien saat ini sudah tidak bekerja, sehari- hari hanya beraktifitas didalam rumah dan
mengasuh cucu. Pasien makan sehari-hari sebanyak 2x dengan porsi satu piring dengan
komposisi lebih banyak karbohidrat dan protein. Menu sehari-hari hanya nasi, sayur, dan
terkadang tahu dan tempe. Pasien mandi 2 kali sehari. Air didapatkan dari sumur tetangga.
Pasien belum memiliki jamban hingga saat ini sehingga untuk BAB nya kadang disungai dan
kadang disawah. Riwayat merokok disangkal namun anak kedua pasien yang tinggal serumah
merokok sebanyak 1 bungkus per hari. Pasien sehari- hari tidak pernah menggunakan masker
baik ketika didalam maupun diluar rumah. Rumah pasien berukuran sekitar 2x4 meter persegi
terdiri dari dua ruangan. Ruang pertama digunakan sebagai ruang tamu dan tempat tidur anak,
menantu, dan cucu. Ruangan kedua digunakan sebagai kamar pasien. Rumah pasien tidak
memiliki jendela dan hanya memiliki dua pintu, satu pintu depan dan satu pintu belakang.
Dapur pasien berada di luar dibagian belakang rumah. Cahaya matahari tidak dapat masuk
kedalam rumah, sehingga didalam rumah terasa pengap dan sesak. Pasien tinggal didesa yang
tidak terlalu padat penduduk, jarak antar rumah ke rumah lain kurang lebih 3-4 meter, namun
rumah pasien menempel dengan rumah anak ketiga dan anak ke empat pasien.
Mata Alis +/+, bulu mata +/+, konjungtiva pucat (-/-), sklera
tidak ikterik
KGB membesar: -
Perkusi:
Auskultasi: BU normal