Anda di halaman 1dari 36

PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN

ADIWIYATA

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


2018
1
DAFTAR ISI

I LATAR BELAKANG....................................................................................................................... 3
II TUJUAN...................................................................................................................................... 3
III RUANG LINGKUP........................................................................................................................ 3
IV PENGERTIAN.............................................................................................................................. 3
V MEKANISME PENILAIAN ADIWIYATA.................................................................. 4
1. Penerimaan dokumen ......................................................................................................... 4
2. Seleksi administrasi ............................................................................................................ 5
3. Penilaian Dokumen.............................................................................................................. 5
4. Klarifikasi Hasil Penilaian Dokumen (apabila dipandang perlu oleh Tim Penilai)........................ 6
5. Verifikasi Lapangan.............................................................................................................. 6
VI PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN ADIWIYATA................................................................................... 11
1. Komponen Kebijakan Berwawasan Lingkungan..................................................................... 12
1.1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Memuat Upaya Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.................................................................................... 12
1.2. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) Memuat Program Dalam Upaya
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup......................................................... 15
2. Komponen Kurikulum Berbasis Lingkungan............................................................................ 16
2.1. Tenaga Pendidik Memiliki Kompetensi Dalam Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Lingkungan Hidup...................................................................................................... 16
2.2. Peserta Didik Melakukan Kegiatan Pembelajaran Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup...................................................................................................... 23
3. Komponen Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif............................................................. 26
3.1. Melaksanakan Kegiatan PPLH Yang Terencana Bagi Warga Sekolah............................... 26
3.2. Menjalin Kemitraan Dalam Rangka PPLH Dengan Berbagai Pihak Antara Lain: Orangtua,
Alumni, Komite Sekolah, LSM, Media, Dunia Usaha, Konsultan, Instansi Pemerintah
Pusat Terkait, Sekolah Lain, dll.................................................................................... 30
4. Komponen Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan.............................................. 33
4.1. Ketersediaan Sarana Prasarana Pendukung Yang Ramah Lingkungan............................ 33
4.2. Peningkatan Kualitas Pengelolaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Yang Ramah
Lingkungan................................................................................................................ 34

2
I. LATAR BELAKANG.

Kementerian Lingkungan Hidup telah meluncurkan program Adiwiyata sejak tahun 2006
dengan tujuan untuk mewujudkan warga sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
Tahap Pelaksanaan Adiwiyata meliputi Pembinaan, Penilaian dan Pemberian Penghargaan
Adiwiyata baik tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, Nasional dan Mandiri. Setelah dilakukan
pembinaan secara berjenjang mulai dari Tim Pembina Adiwiyata Nasional, Tim Pembina
Adiwiyata Provinsi, Tim Pembina Adiwiyata Kabupaten/Kota sampai sekolah-sekolah peserta
Adiwiyata, ditindaklanjuti dengan evaluasi/penilaian untuk mengetahui capaian kinerja
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan Adiwiyata.
Aspek yang dinilai dalam pelaksanaan kegiatan Adiwiyata meliputi 4 (empat) komponen
yaitu: 1. Kebijakan berwawasan lingkungan; 2. Kurikulum berbasis lingkungan; 3. Kegiatan
lingkungan berbasis partisipatif dan 4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
Dalam rangka menyatukan persepsi Tim Penilai dalam melakukan penilaian sekolah
dalam pelaksanaan kegiatan Adiwiyata tersebut perlu disusun Pedoman Teknis Penilaian
Adiwiyata.

II. TUJUAN.

Penyusunan Pedoman Teknis ini bertujuan memberikan acuan bagi Tim Penilai
Adiwiyata dalam melakukan penilaian Calon Sekolah Adiwiyata.

III. RUANG LINGKUP.

Ruang Lingkup pedoman teknis ini mencakup:


1. Pengertian.
2. Mekanisme penilaian Adiwiyata.
3. Pedoman Teknis:
a. Penilaian dokumen;
b. Klarifikasi hasil penilaian dokumen;
c. Verifikasi lapangan.

IV. PENGERTIAN.

Beberapa pengertian yang digunakan dalam pedoman teknis ini adalah sebagai berikut:
1. Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
2. Program Adiwiyata adalah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan.
3. Upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (PPLH) adalah kegiatan
warga sekolah dalam pengelolaan sampah, perlindungan keanekaragaman hayati,
konservasi air, konservasi energi dan penyediaan makanan dan minuman sehat.
4. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
5. Pengendalian pencemaran lingkungan hidup adalah rangkaian kegiatan warga
sekolah untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan hidup.
6. Pengendalian kerusakan lingkungan hidup adalah rangkaian kegiatan warga sekolah
untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan hidup.

3
7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah Kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
8. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) adalah perencanaan anggaran
tahunan di masing-masing satuan pendidikan.
9. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada dan
substansi materi ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan.
10. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan didalam kelas
12. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu
yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
13. Ketuntasan minimal belajar adalah ketuntasan yang harus dicapai oleh setiap peserta
didik pada satu mata pelajaran tertentu
14. Isu lokal adalah pendidikan berbasis keunggulan lokal yang diselenggarakan setelah
memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan keunggulan kompetitif
dan/atau komparatif daerah.
15. Isu global adalah pendidikan berbasis isu atau permasalahan lingkungan global
seperti perubahan iklim dan lainnya.
16. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar
jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan
dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar
minat yang dikembangkan oleh kurikulum.
17. Inovasi pembelajaran lingkungan hidup adalah hasil kegiatan pembelajaran terkait
lingkungan hidup dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi,
berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya dalam menghasilkan produk
baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun lingkungannya.
18. Kreativitas adalah suatu kemampuan berpikir ataupun melakukan tindakan yang
bertujuan untuk mencari pemecahan sebuah kondisi ataupun permasalahan secara
cerdas, berbeda (out of the box), tidak umum, orisinil, serta membawa hasil yang
tepat dan bermanfaat bagi lingkungannya.

V. MEKANISME PENILAIAN ADIWIYATA.

1. Penerimaan dokumen.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh petugas penerima dokumen adalah
sebagai berikut:
a. Memeriksa kelengkapan administrasi yang dipersyaratkan dengan mengacu pada
format berita acara penerimaan berkas Calon Sekolah Adiwiyata.

4
b. Menandatangani berita acara penerimaan berkas calon sekolah Adiwiyata.
c. Melakukan backup data softcopy dokumen sekolah Adiwiyata.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


 Agar kelengkapan administrasi yang disampaikan oleh instansi pengusul sekolah
Adiwiyata sesuai dengan yang dipersyaratkan, perlu dilakukan sosialisasi tentang
kelengkapan administrasi kepada instansi pengusul sebelum pengajuan usulan
sekolah Adiwiyata.
 Dalam penetapan persyaratan kelengkapan administrasi, perlu diperjelas
dokumen mana yang berbentuk hardcopy dan softcopy.

2. Seleksi administrasi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh petugas seleksi admnistrasi adalah
sebagai berikut :
a. Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian dokumen administrasi yang
dipersyaratkan.
b. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada petugas pengolah data untuk direkap.
c. Hasil rekapitulasi menjadi dasar penentuan kelulusan seleksi administrasi calon
sekolah Adiwiyata.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


 Dalam pemeriksaan kesesuaian dokumen administrasi perlu dilakukan secara
cermat, misalnya kesesuaian bulan dan tahun piagam penghargaan Adiwiyata
dengan berita acara dan SK penetapan penerima penghargaan Adiwiyata.
 SK Penetapan Sekolah Penerima Penghargaan Adiwiyata Kabupaten/Kota,
Provinsi, Nasional dan Mandiri dan Piagam penghargaannya harus ditanda
tangani oleh Bupati/Walikota, Gubernur dan Menteri LHK.

3. Penilaian Dokumen.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh petugas penilaian dokumen adalah
sebagai berikut:
a. Langsung melakukan penilaian 4 (empat) komponen pelaksanaan kegiatan
Adiwiyata dengan mengacu pada petunjuk teknis sebagaimana dimaksud pada
angka VI Pedoman Teknis ini.
b. Memasukkan hasil penilaian dokumen (nilai dan alasan tidak lolos) ke dalam
formulir laporan akhir penilaian dokumen dengan format sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR PENILAIAN DOKUMEN


Nama Tim Penilai :
Nilai Tim Nilai Tim
Nama Calon Penilai Penilai
Alasan
No. Sekolah Kab/Kota Provinsi Adiwiyata Adiwiyata
Tidak Lolos
Adiwiyata Tingkat Tingkat
Provinsi Nasional
1
2
dst.

5
c. Melaporkan hasil penilaian dokumen kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti
dengan mengundang instansi pengusul untuk dapat melakukan klarifikasi
(apabila dipandang perlu).

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


Alasan tidak lolos sebagaimana dimaksud dalam huruf b dijelaskan secara rinci
mengacu kepada 33 (tiga puluh tiga) pencapaian dalam Kriteria Penilaian Adiwiyata
sebagaimana tercantum dalam lampiran III Peraturan Menteri LH Nomor 05 Tahun
2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.

4. Klarifikasi Hasil Penilaian Dokumen (apabila dipandang perlu).


Klarifikasi dilakukan terhadap sekolah yang sudah lolos seleksi administrasi dan telah
dinyatakan lolos bersyarat penilaian dokumen (ada beberapa hal yang perlu
diklarifikasi).

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :


a. Tim Penilai menyampaikan hal-hal yang perlu diklarifikasi kepada Instansi LH
Provinsi. Hal-hal yang perlu diklarifikasi adalah sebagai berikut :
 Penilaian yang meragukan dalam capaian.
 Legalitas dokumen-dokumen terkait dengan pencapaian 4 komponen
(misalnya : KTSP, RKAS, Kesepakatan Kerjasama).
b. Setelah Instansi LH Provinsi menyampaikan klarifikasi, Tim Penilai dokumen
menanggapi klarifikasi dimaksud (apabila belum jelas).
c. Setelah selesai klarifikasi, Tim Penilai merevisi formulir hasil penilaian dokumen.
Formulir ini menjadi dasar penetapan calon sekolah Adiwiyata yang perlu
dilakukan verifikasi lapangan.

5. Verifikasi Lapangan (apabila dipandang perlu).


Hal-hal yang perlu dilakukan oleh Tim Verifikasi Lapangan adalah sebagai berikut :
a. Tahap persiapan:
1) Menerima surat pemberitahuan pelaksanaan verifikasi lapangan;
2) Melakukan koordinasi dengan instansi pengusul;
3) Menerima kelengkapan administrasi (SPPD, SPT);
4) Menyiapkan peralatan untuk verifikasi lapangan (ATK, kamera, recorder,
laptop, flashdisk yang berisi data calon sekolah Adiwiyata, dll.);
5) Menyiapkan formulir berita acara verifikasi lapangan dan formulir hasil
penilaian dokumen.

b. Tahap Pelaksanaan:
1) Tim verifikasi menyampaikan maksud, tujuan dan agenda verifikasi kepada
pihak sekolah;
2) Melakukan verifikasi capaian dari 4 komponen pelaksanaan kegiatan
Adiwiyata yang perlu dilakukan verifikasi lapangan melalui wawancara atau
diskusi, pemeriksaan/observasi kondisi lingkungan sekolah, pengambilan
foto, dan pemeriksaan dokumen dan bukti-bukti pendukung;

6
3) Menyampaikan hasil verifikasi kepada sekolah (feedback);
4) Menandatangani Berita Acara (BA) verifikasi lapangan dengan format
sebagai berikut:

BERITA ACARA VERIFIKASI LAPANGAN


CALON SEKOLAH ADIWIYATA .....
TAHUN ....

Pada hari ini tanggal ............. bulan......................... tahun..........., telah dilakukan kegiatan
verifikasi lapangan terhadap Calon Sekolah Adiwiyata ....... Tahun ....:
Nama Sekolah : ......................................................................
Alamat : ......................................................................
No. Telepon : ......................................................................
oleh Tim Verifikasi yang terdiri dari :

Nama NIP Instansi


1.
2.
3.

Verifikasi dilakukan terhadap capaian dari 4 komponen pelaksanaan Adiwiyata ...... sebagaimana
terlampir. Berita Acara verifikasi ini dibuat bersama dengan pihak-pihak yang bertanda tangan
dibawah ini:

PIHAK PENILAI PIHAK PROVINSI PIHAK SEKOLAH


Nama Jelas: Nama Jelas: Nama Jelas:
Tanda tangan: No. Hp: No. Hp:
Tanda tangan: Tanda tangan:

Nama Jelas: Nama Jelas: Nama Jelas:


Tanda tangan: No. Hp: No. Hp:
Tanda tangan: Tanda tangan:

Nama Jelas: Nama Jelas: Nama Jelas:


Tanda tangan: No. Hp: No. Hp:
Tanda tangan: Tanda tangan:

7
Lampiran Berita Acara Verifikasi Lapangan:

EVALUASI PENCAPAIAN ADIWIYATA ......


I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
A. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

IMPLEMENTASI PENCAPAIAN METODE/CARA CATATAN LAPANGAN


Visi, Misi dan Tujuan sekolah Terinternalisasi (tahu dan
yang tertuang dalam paham) Visi, misi dan
Kurikulum Tingkat Satuan tujuan kepada semua
Pendidikan (dokumen 1) warga sekolah
memuat kebijakan
perlindungan dan
pengelolaan LH.
II. PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN

A. Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam


mengembangkan kegiatan pembelajaran LH.
1. Menerapkan pendekatan 70% tenaga pendidik
strategi, metode, dan menerapkan metode yang
teknik pembelajaran melibatkan peserta didik
yang melibatkan peserta secara aktif antara lain:
didik secara aktif dalam demonstrasi, diskusi
pembelajaran kelompok, simulasi.
2. Mengembangkan isu 70 % tenaga pendidik
lokal dan/atau isu global mengembangkan isu lokal
sebagai materi dan isu global yang terkait
pembelajaran LH sesuai dengan PPLH
dengan jenjang
pendidikan
3. Mengembangkan 70 % tenaga pendidik
indikator dan instrument mengembangkan indikator
penilaian pembelajaran pembelajaran dan
LH instrumen penilaian yang
terkait dengan PPLH
4. Mengikutsertakan orang Prosentase tenaga pendidik
tua peserta didik dan yang mengikutsertakan
masyarakat dalam orang tua peserta didik dan
program pembelajaran masyarakat yang terkait
LH dengan PPLH. (SD sebesar
50%, SMP sebesar 40%,
SMA/SMK sebesar 30%).
5. Meningkatkan 70 % tenaga pendidik
pengetahuan konseptual menguasai konsep dan
dan prosedural dalam mampu mengaplikasikan
pemecahan masalah LH, konsep tersebut dalam
serta penerpannya memecahkan masalah LH.
dalam kehidupan sehari-
hari
B. Peserta didik melakukan kegiatan
pembelajaran tentang perlindungan dan
pengelolaan LH
1. Menghasilkan karya 50 % Peserta didik
nyata yang berkaitan menghasilkan karya nyata
dengan pelestarian yang terkait dengan PPLH
fungsi LH, mencegah antara lain: makalah, Puisi/
terjadinya Sajak, Artikel, Lagu, hasil
pencemaran dan Penelitian, gambar, seni
kerusakan LH tari, produk daur ulang, dll.

8
2. Menerapkan 50 % peserta didik
pengetahuan LH mempunyai kemampuan
yang diperoleh untuk memecahkan masalah LH.
memecahkan
masalah LH dalam
kehidupan sehari-
hari.
3. Mengkomunikasikan50 % peserta didik
hasil pembelajaran
mengkomunikasikan hasil
LH dengan berbagai
pembelajaran LH melalui :
cara dan media majalah dinding, buletin
sekolah, pameran, web-
site, radio, TV, surat kabar,
jurnal.
III. KEGIATAN LINGKUNGAN BERBASIS PARTISIPATIF
A. Melaksanakan kegiatan PPLH yang terencana
bagi warga sekolah
1. Memelihara dan 80 % warga sekolah
merawat gedung danterlibat dalam
lingkungan sekolahpemeliharaan gedung dan
oleh warga sekolahlingkungan sekolah, antara
lain; piket kebersihan
kelas, Jumat Bersih, lomba
kebersihan kelas, kegiatan
pemeliharaan taman oleh
masing masing kelas, dll.
2. Memanfaatkan lahan 80 % warga sekolah
dan fasilitas sekolah memanfaatkan lahan dan
sesuai kaidah-kaidah fasilitas sekolah sesuai
PPLH kaidah-kaidah PPLH antara
lain; pemeliharaan taman,
toga, rumah kaca (green
house), hutan sekolah.
pembibitan, kolam,
pengelolaan sampah
3. Mengembangkan 80 % kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler (pramuka,
ekstrakurikuler yang Karya Ilmiah Remaja,
sesuai dengan upaya dokter kecil, Palang Merah
PPLH Remaja, Pecinta Alam, dll)
yang dimanfaatkan untuk
pembelajaran terkait
dengan PPLH seperti :
pengomposan, tanaman
toga, biopori, daur ulang,
pertanian organik, biogas,
dll
4. Adanya kreativitas 5 klasifikasi kegiatan
dan inovasi warga kreativitas dan inovasi dari
sekolah dalam upaya warga sekolah dalam
PPLH upaya PPLH, sebagai
berikut : daur ulang
sampah, pemanfaatan dan
pengolahan air, karya
ilmiah, karya seni, hemat
energi, energi alternative
IV. PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN
A. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang
ramah lingkungan

9
1. Menyediakan sarana Tersedianya 6 (enam)
prasarana untuk sarana prasarana untuk
mengatasi mengatasi permasalahan
permasalahan LH di lingkungan hidup di
sekolah sekolah sesuai dengan
standar sarana dan
prasarana Permendiknas
No. 24 tahun 2007, seperti
: air bersih, sampah
(penyediaan tempat
sampah terpisah,
komposter), tinja, air
limbah/drainase, ruang
terbuka hijau,
kebisingan/getaran/radiasi
dll.
2. Menyediakan sarana Tersedianya 6 (enam)
prasarana untuk sarana prasarana
mendukung pendukung pembelajaran
pembelajaran LH di lingkungan hidup, antara
sekolah lain; pengomposan,
pemanfaatan dan
pengolahan air, hutan/
taman/kebun sekolah,
green house, toga, kolam
ikan, biopori, sumur
resapan, biogas, dll.)
B. Peningkatan kualitas pengelolaan dan
pemanfaatan sarana dan prasarana yang ramah
lingkungan
1. Memelihara sarana Terpeliharanya 3 (tiga)
dan prasarana sarana dan prasarana yang
sekolah yang ramah ramah lingkungan sesuai
lingkungan fungsinya, seperti:
 Ruang memiliki
pengaturan cahaya
dan ventilasi udara
secara alami.
 Pemeliharaan dan
pengaturan pohon
peneduh dan
penghijauan
 Menggunakan
paving block,
rumput
2. Meningkatkan Tersedianya 4 (empat)
pengelolaan dan unsur dalam pengelolaan
pemeliharaan dan pemeliharaan fasilitas
fasilitas sanitasi sanitasi sekolah, antara
sekolah lain : penanggung jawab,
pelaksana, pengawas, tata
tertib
3. Memanfaatkan listrik, 20% efisiensi pemanfaatan
air dan ATK secara listrik, air dan ATK
efisien
4. Meningkatkan Kantin melakukan 3 (tiga)
kualitas pelayanan upaya dalam rangka
kantin sehat dan meningkatkan kualitas
ramah lingkungan pelayanan kantin sehat dan
ramah lingkungan.

10
c. Penyusunan laporan akhir verifikasi lapangan.
Penyusunan laporan akhir disusun paling lambat 3 hari setelah penugasan
verifikasi lapangan dengan dilampiri:
 Berita Acara verifikasi lapangan;
 Laporan akhir verifikasi lapangan (revisi dari laporan hasil penilaian
dokumen).

Format laporan dimaksud adalah sebagai berikut :

LAPORAN AKHIR VERIFIKASI LAPANGAN

Nama Tim : 1.
2.
3.
Waktu Verifikasi Lapangan :
Rekapitulasi Nilai Sekolah :

Catatan Kelebihan dan


Kab/Kota,
No. Nama Sekolah Nilai Kekurangan Masing-Masing
Provinsi
Komponen
1
2
dst.

Provinsi, ........, ...............20.....

Nama : Tanda tangan :

Nama : Tanda tangan :

d. Rekapitulasi hasil penilaian dan penyiapan bahan rapat Dewan Pertimbangan


Adiwiyata (DPA).

VI. PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN ADIWIYATA.

Dalam menetapkan calon sekolah untuk menjadi sekolah Adiwiyata, maka calon sekolah
tersebut harus dapat menunjukkan pencapaian 4 (empat) komponen yang ditetapkan dalam
Permen LH Nomor 05 Tahun 2013, yaitu:
1. Komponen Kebijakan Berwawasan Lingkungan;
2. Komponen Kurikulum Berbasis Lingkungan;
3. Komponen Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif;
4. Komponen Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan.

11
Penjelasan terkait penilaian pencapaian komponen di atas adalah sebagai berikut:

1. KOMPONEN KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN.


Pencapaian komponen 1 (satu) terdiri dari 2 (dua) standar, yaitu:

1.1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Memuat Upaya Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Poin ini memuat 4 (empat) pencapaian yaitu:
a. Tersusunnya visi, misi dan tujuan yang memuat upaya pelestarian fungsi
lingkungan dan/atau, mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau kerusakan
lingkungan hidup.
a.1. Penilaian dokumen
Bukti yang dilihat:
 Dokumen 1 KTSP sekolah maksimal 2 tahun terakhir (Bagi sekolah yang
menerapkan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013), KTSP yang telah
ditandatangani oleh kepala sekolah, komite dan diketahui Kepala Dinas
(SMA/SMK), Kepala UPTD (SD dan SMP).
 Visi memuat cita-cita yang hendak dicapai oleh satuan pendidikan dalam
upaya pelestarian fungsi lingkungan dan/atau mencegah terjadinya
pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup. Visi tidak harus
memuat kata-kata “lingkungan”.
Contoh:
Membangun SDM yang berakhlak mulia, cerdas, dan berkarakter.
 Misi mendeskripsikan rencana tindakan yang harus dilakukan dalam
mewujudkan visi satuan pendidikan.
Contoh:
- Mewujudkan warga sekolah yang sadar dan peduli terhadap
lingkunga;
- Mewujudkan suasana pembelajaran yang bersih, nyaman dan ramah
lingkungan.
 Tujuan pendidikan mendeskripsikan hal-hal yang akan diwujudkan sesuai
dengan visi dan misi satuan pendidikan.
Contoh:
- Tenaga pendidik dan Peserta didik mampu menerapkan perilaku
ramah lingkungan;
- Warga Sekolah menerapkan perilaku yang disiplin, peduli dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Antara visi, misi dan tujuan harus ada keterkaitan, Dari contoh diatas maka
nilai yang diberikan adalah maksimal karena memuat 3 upaya PPLH yaitu
upaya pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran dan
mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

a.2. Verifikasi Lapangan


Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan.

12
a.3. Nilai yang diberikan
 0,5 jika tersusunnya visi, misi dan tujuan yang memuat 1 (satu) upaya
PPLH;
 1 jika tersusunnya visi, misi dan tujuan yang memuat 2 (dua) upaya PPLH;
 2 jika tersusunnya visi, misi dan tujuan yang memuat 3 (tiga) upaya PPLH.
Catatan: Apabila legalitas dokumen 1 KTSP sebagaimana diuraikan diatas tidak
sesuai dengan persyaratan diberikan nilai 0,5.

b. Terinternalisasi (tahu dan paham) visi, misi dan tujuan kepada semua warga
sekolah.
b.1. Penilaian Dokumen
Tidak perlu dilakukan penilaian dokumen.

b.2. Verifikasi Lapangan


Pembuktian pada saat verifikasi lapangan:
 Mewawancarai Kepala Sekolah/atau yang mewakili dan minimal 3 orang
tenaga pendidik, 2 orang komite sekolah, 10 orang peserta didik dan 2
orang tenaga non kependidikan.
 Penilaian diberikan dengan melihat berapa jumlah orang yang mengetahui
dan paham akan visi, misi dan tujuan dari sekolah.

b.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika Visi, misi dan tujuan dipahami oleh 6 orang (unsur peserta didik
dan unsur lainnya terwakili);
 1 jika Visi, misi dan tujuan dipahami oleh 12 orang (unsur peserta didik
dan unsur lainnya terwakili);
 2 jika Visi, misi dan tujuan dipahami oleh 18 orang (unsur peserta didik
dan unsur lainnya terwakili).
Catatan: Nilai dikurangi 0,25 jika unsur pendidik atau unsur lainnya tidak
terwakili.

c. Struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya


pencemaran dan kerusakan lingkugan hidup pada komponen Mata Pelajara Wajib,
Muatan Lokal dan Pengembangan diri.
c.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
 Dokumen 1 KTSP (bab yang menjelaskan mengenai Struktur Kurikulum
dari sekolah/madrasah).
 Yang perlu dilihat dalam struktur kurikulum apakah dalam komponen
mapel wajib, mapel peminatan, mapel muatan lokal dan pengembangan
diri memuat materi pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya
pencemaran dan kerusakan lingkugan hidup.
 Untuk memastikan pemuatan tersebut perlu dilihat Silabus dan RPP.

13
 Sedangkan untuk pengembangan diri dapat dilihat pada kegiatan
terprogram (ekstra kurikuler) dan kegiatan tidak terprogram (pembiasan
diri).

c.2. Verifikasi Lapangan


Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan.

c.3. Nilai yang diberikan


 1 jika Struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi lingkungan
lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran, dan kerusakan lingkungan
hidup pada 1 (satu) komponen;
 2 jika Struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi lingkungan
lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran, dan kerusakan lingkungan
hidup pada 2 (dua) komponen;
 3 jika Struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi lingkungan
lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran, dan kerusakan lingkungan
hidup pada 3 (tiga)/4 (empat) komponen.

d. Adanya ketuntasan minimal belajar pada mata pelajaran wajib dan/atau muatan
lokal yang terkait dengan pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya
pencemaran, dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
d.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
Dokumen 1 dari KTSP (BAB yang memuat struktur kurikulum). Yang perlu
dilihat apakah ada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mulok yang
memuat pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran,
dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

d.2. Verifikasi Lapangan


Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan.

d.3. Nilai yang diberikan:


 1 jika Adanya ketuntasan minimal belajar pada kurang dari 100% dari
mata pelajaran wajib atau kurang dari 100% dari muatan lokal yang
terkait dengan pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya
pencemaran, dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
Catatan: tidak perlu digunakan
 2 Adanya ketuntasan minimal belajar pada mata pelajaran wajib atau
muatan lokal yang terkait dengan pelestarian fungsi lingkungan, mencegah
terjadinya pencemaran, dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
 3 Adanya ketuntasan minimal belajar pada mata pelajaran wajib dan
muatan lokal yang terkait dengan pelestarian fungsi lingkungan, mencegah
terjadinya pencemaran, dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

14
1.2. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) Memuat Program Dalam
Upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Poin ini memuat 2 (dua) pencapaian, yaitu:
a. Sekolah memiliki anggaran untuk upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sebesar 20 % dari total anggaran sekolah.
a.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
• Dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang telah
ditandatangani oleh kepala sekolah dan ketua komite sekolah.
• Selain dokumen RKAS, perlu dilihat pada dokumen Rencana Anggaran
Belanja (RAB) yang merupakan rincian dari RKAS.
• Dari dokumen RKAS tersebut dihitung jumlah anggaran untuk kegiatan
yang terkait dengan PPLH kemudian dibandingkan dengan total
anggaransekolah diluar gaji.
• Yang perlu di cermati oleh tim penilai adalah anggaran untuk kegiatan
yang berkaitan dengan kegiatan PPLH (contoh: membeli alat untuk
penghijauan, membeli alat alat kebersihan, peningkatan kapasitas warga
sekolah, dll).

a.2. Verifikasi Lapangan


Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan.

a.3. Nilai yang diberikan


 1 jika Memiliki anggaran untuk PPLH sebesar 10 - 15% dari total anggaran
sekolah;
 3 jika Memiliki anggaran untuk PPLH hidup sebesar >15-<20 % dari total
anggaran sekolah;
 5 jika Memiliki anggaran untuk PPLH hidup sebesar ≥ 20 % dari total
anggaran sekolah.

b. Anggaran sekolah dialokasikan secara proporsional untuk kegiatan:


 Kesiswaan;
 Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran;
 Peningkatan Kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan;
 Sarana dan prasarana;
 Budaya dan lingkungan sekolah;
 Peran masyarakat dan kemitraan;
 Peningkatan dan pengembangan mutu.

b.1. Penilaian dokumen


Bukti yang dilihat:
 Dokumen RKAS dan RAB.
Lihat apakah alokasi anggaran tersebar kedalam kegaiatan-kegiatan terkait
dengan PPLH diatas.

15
 Perlu dilihat apakah anggaran dialokasikan secara proporsional sesuai
dengan tingkat kebutuhan.
 Contoh kegiatan:
1) Kesiswaan antara lain kegiatan mengikuti perlombaan lingkungan,
acara acara lingkungan yang dibuat oleh pihak luar sekolah, acara
MOS yang terkait dengan PPLH seperti membuat kerajinan daur ulang;
2) Kurikulum dan kegiatan pembelajaran antara lain mengadakan
kegiatan lapangan dalam mata pelajaran, biaya untuk kegiatan karya
ilmiah yang terkait lingkungan;
3) Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga pendidikan antara lain
biaya untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan yang terkait dengan
PPLH;
4) Sarana prasarana antara lain membeli sapu, membuat taman,
membeli alat alat kebersihan, membeli alat biopori, dll.;
5) Budaya dan lingkungan sekolah antara lainanggaran untuk membuat
acara yang berkaitan hari hari lingkungan, dll.;
6) Peran masyarakat dan kemitraan antara lain biaya mendatangkan nara
sumber dari masyarakat, membuat kegiatan mengenai PPLH dengan
mitra seperti menanam pohon, dll, biaya untuk kegiatan
membersihkan lingkungan dengan warga sekitar, dll.;
7) Peningkatan dan pengembangan mutu antara lainmembuat buku buku
mengenai PPLH, dll.;

b.2. Verifikasi Lapangan


Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan.

b.3. Nilai yang berikan


 1, jika anggaran untuk PPLH sekolah dialokasikan secara proporsional
untuk 1-3 kegiatan;
 3, jika anggaran untuk PPLH sekolah dialokasikan secara proporsional
untuk 4-5 kegiatan;
 5, jika anggaran untuk PPLH sekolah dialokasikan secara proporsional
untuk 6-7 kegiatan.

2. KOMPONEN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN


Pencapaian komponen 2 (dua) terdiri dari 2 (dua) standar, yaitu:

2.1. Tenaga Pendidik Memiliki Kompetensi Dalam Mengembangkan Kegiatan


Pembelajaran Lingkungan Hidup.
Poin ini memuat 7 (tujuh) pencapaian, yaitu:
a. 70 % tenaga pendidik menerapkan metode yang melibatkan peserta didik secara
aktif antara lain: demonstrasi, diskusi kelompok, simulasi (bermain peran),
pengalaman lapangan, curah pendapat, debat, simposium, praktek lapangan,
penugasan, observasi, project percontohan, dll.
a.1. Penilaian dokumen

16
Bukti yang dilihat:
 Profil sekolah, lihat jumlah tenaga pendidik.
Sebagai sampel penilai maka diambil jumlah tenaga pendidik sesuai tingkat
satuan pendidikan (SD=30%, SMP=20%, SMA/K=10% dari jumlah total
tenaga pendidik);
 Dokumen RPP,lihat di poin metode pembelajaran dan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran serta kesesuaian antara metode pembelajaran dan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
a.2. Verifikasi Lapangan
Dilakukan melalui wawancara kepada peserta didik yang diampu oleh tenaga
pendidik yang RPP nya menerapkan metode pembelajaran yang melibatkan
peserta didik secara aktif (berdasarkan penilaian dokumen). Jumlah peserta
didik yang diwawancarai dilakukan dengan metode sampling sebagai berikut:
 SD (kelas 4, 5, 6): 10% dari jumlah peserta didik yang diampu oleh
tenaga pendidik yang RPP nya menerapkan metode pembelajaran yang
melibatkan peserta didik secara aktif;
 SMP (semua kelas): 5% dari jumlah peserta didik yang diampu oleh
tenaga pendidik yang RPP nya menerapkan metode pembelajaran yang
melibatkan peserta didik secara aktif;
 SMA/SMK (semua kelas): 5% dari jumlah peserta didik yang diampu oleh
tenaga pendidik yang RPP nya menerapkan metode pembelajaran yang
melibatkan peserta didik secara aktif.
Catatan: Jika >50% dari peserta didik yang diwawancarai menyatakan tenaga
pendidik telah menerapkan metode pembelajaran tersebut, maka penilaian
lapangan sesuai dengan penilaian dokumen.

a.3. Nilai yang diberikan (dari sampel penilai tenaga pendidik)


 0,5 jika 40 - 50 % tenaga pendidik menerapkan metode yang melibatkan
peserta didik secara aktif;
 1 jika 51 % - 70 % tenaga pendidik menerapkan metode yang melibatkan
peserta didik secara aktif;
 2 jika > 70 % tenaga pendidik menerapkan metode yang melibatkan
peserta didik secara aktif.
Cara menilai :
Hitung jumlah tenaga pendidik yang menerapkan metode sebagaimana tersebut
di atas dibandingkan dengan jumlah total tenaga pendidik.
Contoh penilaian untuk SMA : Jumlah guru 50, sampel 10% dari 50 = 5 guru.
Jika ada 3 guru menerapkan metode yang melibatkan peserta didik secara aktif,
maka persentasenya = 3/5 x 100% = 60% (nilai = 1)

b. 70 % tenaga pendidik mengembangkan isu lokal dan isu global yang terkait dengan
PPLH.
b.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dapat dilihat:
 Profil sekolah, lihat jumlah tenaga pendidik.

17
Sebagai sampel penilai maka diambil jumlah tenaga pendidik sesuai tingkat
satuan pendidikan (SD =30%, SMP=20%, SMA/K=10% dari jumlah total
tenaga pendidik);
 Dokumen RPP, lihat di bagian materi apakah terkait dengan PPLH sesuai isu
lokal (sesuai dengan karakteristik daerah dan lingkungan setempat) dan
global;
- Contoh isu lokal: hutan mangrove, hutan rawa gambut, hutan lindung,
perkebunan, flora fauna langka, TPA, penggalian pasir, sampah, dll.
- Contoh isu global: ozon depletion, perubahan iklim, keanekaragaman
hayati, energi, bahan berbahaya dan beracun, tumpahan minyak, dll.

b.2. Verifikasi lapangan


Dilakukan melalui wawancara kepada peserta didik yang diampu oleh tenaga
pendidik yang mengembangkan isu lokal dan isu global yang terkait dengan
PPLH. Jumlah peserta didik yang diwawancarai dilakukan dengan metode
sampling sebagai berikut:
 SD (kelas 4,5,6): 10% dari jumlah peserta didik yang diampu oleh tenaga
pendidik yang mengembangkan isu lokal dan isu global yang terkait
dengan PPLH;
 SMP (semua kelas): 5% dari jumlah peserta didik yang diampu oleh
tenaga pendidik yang mengembangkan isu lokal dan isu global yang terkait
dengan PPLH;
 SMA/SMK (semua kelas): 5% dari jumlah peserta didik yang diampu oleh
tenaga pendidik yang mengembangkan isu lokal dan isu global yang terkait
dengan PPLH.
Catatan: Jika >50% dari peserta didik yang diwawancarai menyatakan tenaga
pendidik telah mengembangkan isu lokal dan isu global yang terkait dengan
PPLH, maka penilaian lapangan sesuai dengan penilaian dokumen.

b.3. Nilai yang diberikan (dari sampel penilai tenaga pendidik)


 0,5 jika 40 - 50 % tenaga pendidik mengembangkan isu lokal dan isu
global yang terkait dengan PPLH;
 1 jika 51 % - 70 % tenaga pendidik mengembangkan isu lokal dan isu
global yang terkait dengan PPLH;
 2 jika >70 % tenaga pendidik mengembangkan isu lokal dan isu global
yang terkait dengan PPLH.
Cara menilai:
Hitung jumlah tenaga pendidik yang mengembangkan materi terkait dengan
PPLH sesuai isu lokal dan global dibandingkan dengan jumlah total tenaga
pendidik.
Contoh penilaian untuk SMP: Jumlah guru 25, sampel 20% dari 25 = 5 guru.
Jika ada 2 guru mengembangkan isu lokal dan isu global yang terkait dengan
PPLH, maka persentasenya = 2/5 x 100% = 40% (nilai = 0.5)

18
c. 70 % tenaga pendidik mengembangkan indikator pembelajaran dan instrumen
penilaian yang terkait dengan PPLH.
c.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
 Profil sekolah, lihat jumlah tenaga pendidik;
Sebagai sampel penilai maka diambil jumlah tenaga pendidik sesuai tingkat
satuan pendidikan (SD=30%, SMP=20%, SMA/K=10% dari jumlah total
tenaga pendidik);
 Dokumen RPP:
- Lihat di bagian indikator pembelajaran, apakah terkait dengan PPLH;
- Lihat di bagian penilaian, apakah instrumen penilaian terkait dengan
indikator pembelajaran yang terkait dengan PPLH.

c.2. Verifikasi lapangan


Dilakukan melalui wawancara kepada peserta didik yang diampu oleh tenaga
pendidik yang mengembangkan indikator pembelajaran dan instrumen
penilaian yang terkait dengan PPLH. Jumlah peserta didik yang diwawancarai
dilakukan dengan metode sampling sebagai berikut :
 SD (kelas 4,5,6): 10% dari jumlah peserta didik yang diampu oleh tenaga
pendidik yang mengembangkan indikator pembelajaran dan instrumen
penilaian yang terkait dengan PPLH;
 SMP (semua kelas): 5% dari jumlah peserta didik yang diampu oleh
tenaga pendidik yang mengembangkan indikator pembelajaran dan
instrumen penilaian yang terkait dengan PPLH;
 SMA/SMK (semua kelas): 5% dari jumlah peserta didik yang diampu oleh
tenaga pendidik yang mengembangkan indikator pembelajaran dan
instrumen penilaian yang terkait dengan PPLH.
Catatan: Jika >50% dari peserta didik yang diwawancarai menyatakan tenaga
pendidik telah mengembangkan indikator pembelajaran dan instrumen
penilaian yang terkait dengan PPLH, maka penilaian lapangan sesuai dengan
penilaian dokumen.

c.3. Nilai yang diberikan (dari sampel penilai tenaga pendidik)


 0.5 jika 40 - 50 % tenaga pendidik mengembangkan indikator
pembelajaran dan instrumen penilaian yang terkait dengan PPLH
 1 jika 51 % - 70 % tenaga pendidik mengembangkan indikator
pembelajaran dan instrumen penilaian yang terkait dengan PPLH
 2 jika >70 % tenaga pendidik mengembangkan indikator pembelajaran
dan instrumen penilaian yang terkait dengan PPLH
Cara Menilai:
Hitung jumlah tenaga pendidik yang mengembangkan materi terkait dengan
PPLH dibandingkan dengan jumlah total tenaga pendidik.
Contoh penilaian untuk SD : Jumlah guru 12, sampel 30% dari 12 = 4 guru.
Jika ada 3 guru mengembangkan indikator pembelajaran dan instrumen

19
penilaian yang terkait dengan PPLH, maka persentasenya = ¾ x 100% = 75%
(nilai = 2)

d. 70 % tenaga pendidik menyusun rancangan pembelajaran yang terkait dengan


perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
d.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
 Profil sekolah, lihat jumlah tenaga pendidik yang mengampu mata pelajaran
yang mengintegrasikan PPLH.
Sebagai sampel penilai maka diambil jumlah tenaga pendidik sesuai tingkat
satuan pendidikan (SD=30%, SMP=20%, SMA/K=10% dari jumlah total
tenaga pendidik);
 Dokumen RPP: hitung jumlah guru yang menyusun RPP.

d.2. Verifikasi Lapangan


Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan.

d.3. Nilai yang diberikan (dari sampel penilai tenaga pendidik)


 0,5 jika 40 - 50 % tenaga pendidik menyusun rancangan pembelajaran yang
terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
 0.75 jika51 % -70 % tenaga pendidik menyusun rancangan pembelajaran
yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup’
 1 jika >70 % tenaga pendidik menyusun rancangan pembelajaran yang
terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Catatan: untuk pencapaian a, b, c dan d cukup melihat dokumen RPP

Cara Menilai:
Hitung jumlah tenaga pendidik yang menyusun RPP dibandingkan dengan
jumlah total tenaga pendidik.

e. Prosentase tenaga pendidik yang mengikutsertakan orang tua peserta didik dan
masyarakat yang terkait dengan PPLH. (SD sebesar 50%, SMP sebesar 40%,
SMA/SMK sebesar 30%).
Yang dimaksud dengan mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat
yang terkait dengan PPLH adalah keterlibatan orangtua peserta didik dan
masyarakat dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran PPLH dan/atau
menjadi narasumber dalam proses pembelajaran.
e.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
 Profil sekolah, lihat jumlah tenaga pendidik;
Sebagai sampel penilai maka diambil jumlah tenaga pendidik sesuai tingkat
satuan pendidikan (SD=30%, SMP=20%, SMA/K=10% dari jumlah total
tenaga pendidik);
 Dokumen RPP:

20
- Lihat di bagian penugasan, apakah penyelesaian tugas PPLH peserta
didik melibatkan orangtua dan masyarakat;
- Lihat di bagian sumber belajar dan kegiatan pembelajaran, apakah
menghadirkan narasumber dari orangtua/masyarakat atau melakukan
studi lapangan.

e.2. Verifikasi lapangan


 Melihat hasil penugasan yang menunjukkan keterlibatan orangtua dan
masyarakat.
 Melihat bukti keterlibatan orangtua/masyarakat sebagai narasumber
(materi, absen, undangan, foto, dll.)

e.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika Prosentase tenaga pendidik yang mengikut sertakan orang tua
peserta didik dan masyarakat yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai berikut:
- SD/MI sebesar 30%-40%
- SMP/MTs sebesar 21-30%
- SMA/MA sebesar 11%-20%
- SMK/MAK sebesar 10%-20%
 0,75 jika Prosentase tenaga pendidik yang mengikut sertakan orang tua
peserta didik dan masyarakat yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai berikut :
- SD/MI sebesar 40%-50%
- SMP/MTs sebesar 31%-40%
- SMA/MA sebesar 21-30%
- SMK/MAK sebesar 20-30%
 1 jika Prosentase tenaga pendidik yang mengikut sertakan orang tua
peserta didik dan masyarakat yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai berikut
- SD/MI sebesar ≥50%
- SMP/MTs sebesar ≥40%
- SMA/MA sebesar ≥30%
- SMK/MAK sebesar ≥30%

Cara Menilai:
Hitung jumlah tenaga pendidik yang mengikut sertakan orang tua peserta didik
dan masyarakat yang terkait dengan PPLHdibandingkan dengan jumlah total
tenaga pendidik.
Contoh penilaian untuk SD : Jumlah guru 12, sampel 30% dari 12 = 4 guru.
Jika ada 3 guru yang mengikut sertakan orang tua peserta didik dan
masyarakat yang terkait dengan PPLH, maka persentasenya = ¾ x 100% =
75% (nilai = 1).

21
f. Hasil inovasi pembelajaran LH dikomunikasikan melalui: (1) majalah dinding, (2)
buletin sekolah, (3) pameran, (4) web-site, (5) radio,(6) TV, (7) surat kabar, (8)
jurnal, dll.
Yang dimaksud Inovasi pembelajaran adalah upaya pembaharuan terhadap
berbagai komponen yang diperlukan dalam pembelajaran PPLH kepada peserta
didik dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran yang berupa:
 Metode pembelajaran;
 Materi; dan/atau
 Produk pembelajaran.

f.1. Penilaian Dokumen


Bukti yang dilihat:
 Hasil inovasi pembelajaran PPLH;
 Foto/gambar/video/rekaman/teks pemuatan/alamat web jurnal penggunaan
media untuk mengkomunikasikan hasil inovasi PLH;
Contoh:
- menulis di jurnal guru mengenai pemanfaatan lubang biopori untuk
pelajaran matematika;
- menulis di blog mengenai minyak jarak sebagai energi terbarukan;
- melakukan pameran inovasi alat bantu pembelajaran daur ulang dan
produknya, dll.
 Penilaian diberikan berdasarkan jumlah media yang digunakan.

f.2. Verifikasi Lapangan


Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan

f.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika Hasil inovasi pembelajaran lingkungan hidup dikomunikasikan di 1-3
media;
 0,75 jika Hasil inovasi pembelajaran lingkungan hidup dikomunikasikan di
4-6 media;
 1 jika Hasil inovasi pembelajaran lingkungan hidup dikomunikasikan di 7-9
media.

g. 70 % tenaga pendidik menguasai konsep dan mampu mengaplikasikan konsep


tersebut dalam memecahkan masalah LH.
g.1. Penilaian dokumen
Bukti yang dilihat:
 Profil sekolah, lihat jumlah tenaga pendidik;
Sebagai sampel penilai maka diambil jumlah tenaga pendidik sesuai tingkat
satuan pendidikan (SD=30%, SMP=20%, SMA/K=10% dari jumlah total
tenaga pendidik);
 Dokumen RPP;
Intrakurikuler:

22
- Lihat di bagian indikator, tujuan, materi, langkah kegiatan pembelajaran
dan penilaian;
- Lihat keterkaitan antara indikator, tujuan, materi, langkah kegiatan
pembelajaran dan penilaian yang menunjukkan penguasaan tenaga
pendidik terhadap konsep dan rencana penerapannya.
Ekstrakurikuler:
Lihat dokumen rencana program ekstra kurikuler yang terkait dengan PPLH
 Foto yang menunjukkan bukti penerapan konsep pemecahan masalah
lingkungan hidup oleh tenaga pendidik.

g.2. Verifikasi lapangan


Lihat bukti penerapan konsep pemecahan masalah lingkungan hidup oleh
tenaga pendidik yang tercantum dalam RPP (misalnya: sumur resapan,
pengomposan, IPAL sederhana, dll.)

g.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika 40 - 50 % tenaga pendidik menguasai konsep dan mampu
mengaplikasikan konsep tersebut dalam memecahkan masalah lingkungan
hidup;
 1 jika 51 % - 70 % tenaga pendidik menguasai konsep dan mampu
mengaplikasikan konsep tersebut dalam memecahkan masalah lingkungan
hidup;
 2 jika >70 % tenaga pendidik menguasai konsep dan mampu
mengaplikasikan konsep tersebut dalam memecahkan masalah lingkungan
hidup.

Cara Menilai:
Penilaian dengan menghitung jumlah tenaga pendidik yang menguasi konsep
dan mampu mengaplikasikan konsep tersebut (jumlah tenaga pendidik intra dan
ekstra kurikuler) dibandingkan dengan jumlah total tenaga pendidik.
Contoh penilaian untuk SMK : Jumlah guru 120, sampel 10% dari 120 = 12
guru. Jika ada 8 guru yang menguasai konsep dan mampu mengaplikasikan
konsep tersebut dalam memecahkan masalah lingkungan hidup, maka
persentasenya = 8/12 x 100% = 67% (nilai = 1).

2.2. Peserta Didik Melakukan Kegiatan Pembelajaran Tentang Perlindungan Dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Poin ini memuat 3 (tiga) pencapaian, yaitu:
a. 50 % Peserta didik menghasilkan karya nyata yang terkait dengan PPLH antara
lain: makalah, Puisi/ Sajak, Artikel, Lagu, hasil Penelitian, gambar, seni tari, produk
daur ulang, dll.
a.1. Penilaian dokumen
Bukti yang dilihat :
 Profil sekolah, lihat jumlah peserta didik;

23
Sebagai sampel penilai maka diambil jumlah peserta didik sesuai tingkat
satuan pendidikan (SD=10%, SMP=5%, SMA/K=5% dari jumlah total
peserta didik).
 RPP bagian langkah-langkah pembelajaran yang menghasilkan karya nyata
yang terkait PPLH;
 Dokumen 1 KTSP lihat di bagian program dan/atau dokumen rencana
program ekstra kurikuler;
 Foto/karya nyata: makalah, Puisi/ Sajak, Artikel, Lagu, hasil Penelitian,
gambar, seni tari, produk daur ulang, dll.;

a.2. Verifikasi lapangan


Dilakukan dengan melihat bukti otentik hasil karya nyata peserta didik.

a.3. Nilai yang diberikan


 1 jika 10 % - 30 % Peserta didik menghasilkan karya nyata yang terkait
dengan PPLH;
 2 jika31% - 50 % Peserta didik menghasilkan karya nyata yang terkait
dengan PPLH;
 3 jika >50 % Peserta didik menghasilkan karya nyata yang terkait dengan
PPLH.
Cara Menilai:
Penilaian dengan menghitung jumlah peserta didik yang menghasilkan karya
nyata yang terkait dengan PPLH dibandingkan dengan jumlah total peserta
didik.
Contoh penilaian untuk SD : Jumlah peserta didik 350, sampel 10% dari 350 =
35 peserta didik. Jika ada 20 peserta didikyang menghasilkan karya nyata yang
terkait dengan PPLH, maka persentasenya = 20/35 x 100% = 57% (nilai = 3).

b. 50 % peserta didik mempunyai kemampuan memecahkan masalah LH.


b.1. Penilaian dokumen
Bukti yang dilihat:
 Profil sekolah, lihat jumlah peserta didik;
Sebagai sampel penilai maka diambil jumlah peserta didik sesuai tingkat
satuan pendidikan (SD=10%, SMP=5%, SMA/K=5% dari jumlah total
peserta didik).
 RPP bagian langkah-langkah pembelajaran yang menghasilkan karya nyata
yang terkait PPLH;
 Dokumen 1 KTSP lihat di bagian program dan/atau dokumen rencana
program ekstra kurikuler;
 Foto yang menunjukkan bukti kemampuan memecahkan masalah LH oleh
peserta didik.

24
b.2. Verifikasi lapangan
Dilakukan dengan melihat bukti kemampuan peserta didik memecahkan
masalah LH, (misalnya: produk daur ulang sampah, sumur resapan,
pengomposan, ipal sederhana, dll.).

b.3. Nilai yang diberikan


 2 jika 10 % - 30 % peserta didik mempunyai kemampuan memecahkan
masalah lingkungan hidup;
 3 jika 31 % - 50 % peserta didik mempunyai kemampuan memecahkan
masalah lingkungan hidup;
 4 jika >50 % peserta didik mempunyai kemampuan memecahkan masalah
lingkungan hidup.

Cara Menilai :
Penilaian menghitung jumlah peserta didik yang mampu memecahkan masalah
lingkungan hidup.
Contoh penilaian untuk SMP : Jumlah peserta didik 200, sampel 5% dari 200 =
10 peserta didik. Jika ada 6 peserta didik yang mampu memecahkan masalah
lingkungan hidup, maka persentasenya = 6/10 x 100% = 60% (nilai = 4).

c. 50 % peserta didik mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH melalui: majalah


dinding, buletin sekolah, pameran, web-site, radio, TV, surat kabar, jurnal, dll
c.1. Penilaian dokumen
Bukti yang dilihat:
 Profil sekolah, lihat jumlah peserta didik;
Sebagai sampel penilai maka diambil jumlah peserta didik sesuai tingkat
satuan pendidikan (SD=10%, SMP=5%, SMA/K=5% dari jumlah total
peserta didik).
 RPP bagian langkah-langkah pembelajaran tentang pengkomunikasian
hasil pembelajaran yang terkait PPLH.
 Dokumen 1 KTSP lihat di bagian program dan/atau dokumen rencana
program ekstra kurikuler.
 Foto/gambar/video/rekaman/teks pemuatan/alamat web jurnal
penggunaan media untuk mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH dari
peserta didik.

c.2. Verifikasi lapangan


Dilakukan dengan melihat bukti otentik hasil karya nyata peserta didik.

c.3. Nilai yang diberikan


 1 jika 10 % - 30 % peserta didik mengkomunikasikan hasil pembelajaran
lingkungan hidup melalui: majalah dinding, buletin sekolah, pameran, web-
site, radio, TV, surat kabar, jurnal, dll.;

25
 2 jika 31 % - 50 % peserta didik mengkomunikasikan hasil pembelajaran
lingkungan hidup melalui: majalah dinding, buletin sekolah, pameran, web-
site, radio, TV, surat kabar, jurnal, dll.;
 3 jika >50 % peserta didik mengkomunikasikan hasil pembelajaran
lingkungan hidup melalui: majalah dinding, buletin sekolah, pameran, web-
site, radio, TV, surat kabar, jurnal, dll.;
Cara Menilai :
Penilaian diberikan berdasarkan banyaknya peserta didik yang
mengkomunikasikan hasil pembelajaran terkait PPLH.
Contoh penilaian untuk SMA : Jumlah peserta didik 400, sampel 5% dari 400 =
20 peserta didik. Jika ada 14 peserta didik yang mampu mengkomunikasikan
hasil pembelajaran lingkungan hidup, maka persentasenya = 14/20 x 100% =
70% (nilai = 3).

3. KOMPONEN KEGIATAN LINGKUNGAN BERBASIS PARTISIPATIF


Pencapaian komponen 3 terdiri dari 2 (dua) standar, yaitu:

3.1. Melaksanakan Kegiatan PPLH Yang Terencana Bagi Warga Sekolah.


Poin ini memuat 6 (enam) pencapaian, yaitu:
a. 80 % warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah,
antara lain; piket kebersihan kelas, Jumat Bersih, lomba kebersihan kelas, kegiatan
pemeliharaan taman oleh masing masing kelas, dll.
a.1. Penilaian dokumen
Bukti yang dilihat:
 Profil sekolah lihat jumlah warga sekolah secara keseluruhan.
 Daftar piket kelas.
 SK tentang Penanggung Jawab kegiatan pemeliharaan gedung dan
lingkungan sekolah.
 Daftar guru piket.
 Dokumentasi kegiatan pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah.
a.2. Verifikasi lapangan
 Melihat dan mendokumentasikan kondisi hasil kegiatan pemeliharaan
gedung dan lingkungan sekolah;
 Wawancara dengan warga sekolah untuk memastikan keterlibatan warga
sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan gedung dan lingkungan
sekolah (usahakan semua unsur warga sekolah terwakili).

a.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika 40 % - 60% warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan gedung dan
lingkungan sekolah;
 1 jika 61 %- 80% warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan gedung dan
lingkungan sekolah;
 2 jika >80 % warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan gedung dan
lingkungan sekolah.

26
Cara Menilai :
Penilaian diberikan berdasarkan jumlah warga sekolah yang terlibat dalam
pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah dibandingkan dengan jumlah
total warga sekolah.

b. 80 % warga sekolah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-


kaidah PPLH antara lain: pemeliharaan taman, toga, rumah kaca (green house),
hutan sekolah. pembibitan, kolam, pengelolaan sampah, dll
b.1. Penilaian dokumen
Bukti yang dilihat
 Profil sekolah lihat jumlah warga sekolah secara keseluruhan;
 RPP bagian sumber belajar dan langkah-langkah pembelajaran;
 Dokumen Rencana Program Guru Ekstra kurikuler;
 Dokumentasi pemanfaatan lahan dan fasilitas sekolah oleh warga sekolah;
 Laporan kegiatan pemanfaatan lahan dan fasilitas sekolah.

b.2. Verifikasi lapangan


Wawancara dengan warga sekolah untuk memastikan keterlibatan warga
sekolah dalam pemanfaatan lahan danfasilitas sekolah (usahakan semua unsur
warga sekolah terwakili).

b.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika 40 % - 60% warga sekolah memanfaatkan lahan dan fasilitas
sekolah sesuai kaidah-kaidah PPLH;
 1 jika 61 %- 80% warga sekolah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah
sesuai kaidah-kaidah PPLH;
 2 jika >80 % warga sekolah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah
sesuai kaidah-kaidah PPLH.

Cara Menilai:
Penilaian diberikan berdasarkan jumlah warga sekolah yang memanfaatkan
lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah PPLH dibandingkan dengan
jumlah total warga sekolah.

c. 80 % kegiatan ekstrakurikuler (pramuka, Karya Ilmiah Remaja, dokter kecil, Palang


Merah Remaja, Pecinta Alam, dll) yang dimanfaatkan untuk pembelajaran terkait
dengan PPLH seperti: pengomposan, tanaman toga, biopori, daur ulang, pertanian
organik, biogas, dll

c.1. Penilaian dokumen


Bukti yang dilihat:
 Dokumen 1 KTSP bagian pengembangan diri;
 Rencana program ekstrakurikuler untuk melihat jenis dan jumlah kegiatan
ekstrakurikuler;

27
 Dokumentasi kegiatan ekstrakurikuler yang dimanfaatkan untuk
pembelajaran terkait PPLH;
 Laporan kegiatan ekstrakurikuler yang dimanfaatkan untuk pembelajaran
terkait PPLH.
Contoh kegiatan ekstrakurikuler yang terkait dengan PPLH : pengomposan
yang dilakukan oleh pramuka, pembuatan biopori oleh Pecinta Alam,
pemanfaatan bahan bekas oleh palang merah remaja dalam rangka
mengurangi sampah yang menumpuk agar tidak terjadi jentik nyamuk
demam berdarah, dll.

c.2. Verifikasi lapangan


Wawancara dengan peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler.

c.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika 40 % - <60% kegiatan ekstra kurikuler yang dimanfaatkan untuk
pembelajaran terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup;
 1 jika 60 %- <80% kegiatan ekstra kurikuler yang dimanfaatkan untuk
pembelajaran terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup;
 2 jika≥80 % kegiatan ekstra kurikuler yang dimanfaatkan untuk
pembelajaran terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
Cara Menilai:
Penilaian diberikan dengan menghitung jumlah kegiatan ekstra kurikuler yang
dimanfaatkan yang berkaitan dengan PPLH dibandingkan dengan jumlah total
kegiatan ekstra kurikuler.

d. 5 klasifikasi kegiatan kreativitas dan inovasi dari warga sekolah dalam upaya PPLH,
sebagai berikut: daur ulang sampah, pemanfaatan dan pengolahan air, karya
ilmiah, karya seni, hemat energi, energi alternatif.
d.1. Penilaian dokumen
Bukti yang dilihat:
 FOTO dan/atau dokumen tertulis dan/atau visual kreativitas dan inovasi dari
warga sekolah dalam upaya PPLH;
 Laporan kegiatan kreativitas dan inovasi dari warga sekolah dalam upaya
PPLH.

d.2. Verifikasi lapangan


 Lihat dan dokumentasikan hasil kreativitas dan inovasi dari warga sekolah
dalam upaya PPLH;
 Wawancara dengan warga sekolah untuk memastikan pelaksanaan kegiatan
kreativitas dan inovasi dari warga sekolah dalam upaya PPLH (usahakan
semua unsur warga sekolah terwakili).

28
d.3. Nilai yang diberikan
 0,5 jika 1-2 klasifikasi kegiatan kreativitas dan inovasi dari warga sekolah
dalam upaya PPLH;
 1 jika 3-4klasifikasi kegiatan kreativitas dan inovasi dari warga sekolah
dalam upaya PPLH;
 2 jika ≥ 5 klasifikasi kegiatan kreativitas dan inovasi dari warga sekolah
dalam upaya PPLH.
Cara Menilai :
Penilaian diberikan dengan menghitung jumlah kreativitas dan inovasi dari
warga sekolah dalam upaya PPLH.

e. Tenaga pendidik mengikuti 6 (enam) kegiatan aksi lingkungan hidup yang


dilakukan oleh pihak luar
e.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
 Laporan dan foto-foto tenaga pendidik mengikuti kegiatan aksi lingkungan
hidup, untuk mengetahui jumlah kegiatan aksi lingkungsn hidup;
Contoh kegiatan aksi lingkungan hidup adalah : penanaman pohon yang
dilakukan oleh pemerintah kab/kota, bersih pantai dilaksanakan oleh LSM,
bersih sungai dilaksanakan oleh TNI, dll
 Surat undangan dari penyelenggara kegiatan aksi lingkungan hidup
dan/atau Surat tugas dari pimpinan.

e.2. Verifikasi Lapangan


Tidak Perlu dilakukan verifikasi lapangan

e.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika tenaga pendidik mengikuti 1 - 3 kegiatan aksi lingkungan hidup
yang dilakukan oleh pihak luar;
 0,75 jika tenaga pendidik mengikuti 4 - 6 kegiatan aksi lingkungan hidup
yang dilakukan oleh pihak luar;
 1 jika tenaga pendidik mengikuti >6 (enam) kegiatan aksi lingkungan hidup
yang dilakukan oleh pihak luar.

f. Peserta Didik mengikuti 6 (enam) kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan
oleh pihak luar
f.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
 Laporan dan foto-foto peserta didik mengikuti kegiatan aksi lingkungan
hidup, untuk mengetahui jumlah kegiatan aksi lingkungsn hidup;
Contoh kegiatan aksi lingkungan hidup adalah : penanaman pohon yang
dilakukan oleh pemerintah kab/kota, bersih pantai dilaksanakan oleh LSM,
bersih sungai dilaksanakan oleh TNI, dll
 Surat undangan dari penyelenggara kegiatan aksi lingkungan hidup.

29
e.2. Verifikasi Lapangan
Tidak Perlu dilakukan verifikasi lapangan

e.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika peserta didik mengikuti 1- 3 kegiatan aksi lingkungan hidup yang
dilakukan oleh pihak luar;
 0,75 jika peserta didik mengikuti 4- 6 kegiatan aksi lingkungan hidup yang
dilakukan oleh pihak luar;
 1 jika peserta didik mengikuti >6 (enam) kegiatan aksi lingkungan hidup
yang dilakukan oleh pihak luar.

3.2. Menjalin Kemitraan Dalam Rangka PPLH Dengan Berbagai Pihak Antara
Lain: Orangtua, Alumni, Komite Sekolah,LSM, Media, Dunia Usaha,
Konsultan, Instansi Pemerintah Pusat Terkait, Sekolah Lain, dll.
Poin ini memuat 5 (lima) pencapaian, yaitu:
a. 3 (tiga) mitra yang dimanfaatkan sebagai narasumber untuk meningkatkan
pembelajaran lingkungan hidup antara lain: orang tua, alumni, LSM, media(pers),
dunia usaha, konsultan, instansi Pemerintah daerah terkait, sekolah lain dll.

a.1. Penilaian Dokumen


Bukti yang dilihat:
 Dokumen MoU atau kerjasama antara sekolah/madrasah dengan orang tua,
alumni, LSM, Media (pers), dunia usaha, konsultan, instansi pemerintah
daerah terkait, sekolah lain, dll;
 Laporan kegiatan aksi lingkungan (hitung jumlah mitra yang dimanfaatkan
sebagai nara sumber);
Contoh kegiatan adalah: nara sumber untuk pengenalan keanekaragaman
tumbuhan dari dinas pertanian, nara sumber untuk ekosistem mangrove
berasal dari penduduk lokal yang memelihara hutan bakau atau LSM yang
bergerak dalam bisang konservasi mangrove, nara sumber untuk
pengolahan sampah dari dinas kebersihan, nara sumber pembelajaran
pertanian rumput laut adalah petani rumput laut.

a.2. Verifikasi Lapangan


Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan

a.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika 1 (satu) mitra yang dimanfaatkan sebagai nara sumber untuk
meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup;
 1 jika 2 (dua) mitra yang dimanfaatkan sebagai nara sumber untuk
meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup;
 2 jika 3 (tiga) mitra yang dimanfaatkan sebagai nara sumber untuk
meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup.

30
b. 3 (tiga) mitra yang mendukung kegiatan yang terkait dengan PPLH seperti:
pelatihan yang terkait PPLH, pengadaan sarana ramah lingkungan, pembinaan
dalam upaya PPLH, dll
b.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
 Dokumen kerjasama antara sekolah/madrasah dengan orang tua, alumni,
LSM, Media (pers), dunia usaha, Konsultan, instansi pemerintah daerah
terkait, sekolah lain, dll.
 Dokumen serah terima sarana prasarana dari mitra kepada sekolah;
 Dokumentasi kegiatan;
 Laporan kegiatan yang didukung oleh mitra.
Contoh kegiatan: Pelatihan pembuatan sumur resapan, biopori, pelatihan
pertanian, dan pengolahan sampah, pengadaan buku-buku perpustakaan
yang berkaitan dengan lingkungan hidup, pengadaan mesin pencacah
sampah, dan lain-lain.

b.2. Verifikasi Lapangan


Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan.

b.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika 1 (satu) mitra yang mendukung dalam bentuk materi untuk kegiatan
yang terkait dengan PPLH;
 1 jika 2 (dua) mitra yang mendukung dalam bentuk materi untuk kegiatan
yang terkait dengan PPLH;
 2 jika 3 (tiga) mitra yang mendukung dalam bentuk materi untuk kegiatan
yang terkait dengan PPLH.

Cara Menilai :
Penilaian dilakukan dengan menghitung jumlah dukungan kegiatan yang
dilakukan oleh mitra.

c. 3 (tiga) kemitraan yang difasilitasi oleh komite sekolah terkait dengan pembelajaran
lingkungan hidup dan upaya PPLH.
c.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
 Surat permohonan atau proposal dan/atau dokumen kerjasama antara
komite sekolah/madrasah dengan mitra.
 Laporan kegiatan kemitraan yang difasilitasi oleh komite sekolah
Contoh kegiatan: Memfasilitasi kerjasama pengadaan air siap minum
dengan PDAM, kemitraan Bank Sampah dengan dinas kebersihan, dan lain-
lain

c.2 Verifikasi Lapangan


Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan

31
c.3. Nilai yang diberikan
 0,5 jika 1 (satu) kemitraan yang difasilitasi oleh komite sekolah terkait
dengan pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
 1 jika 2 (dua) kemitraan yang difasilitasi oleh komite sekolah terkait dengan
pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
 2 jika 3 (tiga) kemitraan yang difasilitasi oleh komite sekolah terkait dengan
pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.

d. 3 (tiga) kali menjadi nara sumber dalam rangka pembelajaran lingkungan hidup,
seperti: sekolah lain, seminar, pemerintah daerah, dll
d.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
 Surat undangan sebagai narasumber;
 Laporan (termasuk materiyang disampaikan) sebagai nara sumber.
Contoh: nara sumber untuk pengenalan keanekaragaman tumbuhan kepada
sekolah/madrasah lain, nara sumber untuk ekosistem mangrove dalam
seminar, nara sumber untuk pengolahan sampah dalam kegiatan
pemerintah kab/kota, nara sumber Seminar pengelolaan kantin sehat, nara
sumber seminar pembelajaran lingkungan dengan pemanfaatan air
buangan, narasumber seminar pembuatan aksi lingkungan, dll.

d.2. Verifikasi Lapangan


Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan

d.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika1 (satu) kali menjadi nara sumber dalam rangka pembelajaran
lingkungan hidup;
 1 jika 2 (dua) kali menjadi nara sumber dalam rangka pembelajaran
lingkungan hidup;
 2 jika 3 (tiga) kali menjadi nara sumber dalam rangka pembelajaran
lingkungan hidup.

e. 3 (tiga) dukungan yang diberikan sekolah dalam upaya PPLH, seperti : bimbingan
teknis pembuatan biopori, pengelolaan sampah, pertanian organik, bio gas, dll
e.1. Penilaian dokumen
Bukti yang dilihat :
 Laporan kegiatan dukungan (hitung jumlah kegiatan);
 Di dalam laporan dilihat informasi dukungan yang diberikan;
 Foto kegiatan dukungan yang diberikan;
Contoh : Pelatihan pemanfaatan TOGA, pelatihan pemanfaatan air hujan,
pembuatan biogas dan biofuel, dan lain lain.

32
e.2. Verifikasi Lapangan
Tidak perlu dilakukan verifikasi lapangan

e.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika 1 (satu) dukungan yang diberikan sekolah dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
 1 jika 2 (dua) dukungan yang diberikan sekolah dalam upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup;
 2 jika 3 (tiga) dukungan yang diberikan sekolah dalam upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup;

4. KOMPONEN PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN


Pencapaian komponen 4 terdiri dari 2 (dua) standar, yaitu:

4.1. Ketersediaan Sarana Prasarana Pendukung Yang Ramah Lingkungan


Poin ini memuat 2 (dua) pencapaian, yaitu:
a. Tersedianya 6 (enam) sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan
hidup di sekolah sesuai dengan standar sarana dan prasarana Permendiknas no 24
tahun 2007, seperti: air bersih, sampah (penyediaan tempat sampah terpisah,
komposter), tinja, air limbah/ drainase, ruang terbuka hijau, kebisingan/getaran/
radio, dll.
a.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
Foto sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di
sekolah.

a.2. Verifikasi Lapangan


Melihat bukti adanya sarana prasarana, kelengkapan dan fungsinya

a.3. Nilai yang diberikan


 1 jika Tersedianya 1-2 sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan
lingkungan hidup di sekolah sesuai dengan standar sarana dan prasarana;
 3 jika Tersedianya 3 -5 sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan
lingkungan hidup di sekolah sesuai dengan standar sarana dan prasarana;
 5 jika Tersedianya ≥ 6 sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan
lingkungan hidup di sekolah sesuai dengan standar sarana dan prasarana.

b. Tersedianya 6 (enam) sarana prasarana pendukung pembelajaran lingkungan


hidup, antara lain; pengomposan, pemanfaatan dan pengolahan air, hutan/
taman/kebun sekolah, green house, toga, kolam ikan, biopori, sumur resapan,
biogas, dll.)
b.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:

33
Foto Kondisi terkini Sarana pembelajaran di sekolah (komposter untuk
pengomposan, penjernihan air sederhana, green house, toga, kolam, dll)
didalam dokumen sekolah

b.2. Verifikasi Lapangan


Melihat bukti adanya sarana prasarana, kelengkapan dan fungsinya

b.3. Nilai yang diberikan


 1 jika Tersedianya 1-2 sarana prasarana pendukung pembelajaran
lingkungan hidup;
 3 jika Tersedianya 3 -5 sarana prasarana pendukung pembelajaran
lingkungan hidup;
 5 jika Tersedianya ≥ 6 (enam) sarana prasarana pendukung pembelajaran
lingkungan hidup.

4.2. Peningkatan Kualitas Pengelolaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana


Yang Ramah Lingkungan
Poin ini memuat 4 (empat) pencapaian, yaitu:
a. Terpeliharanya 3 (tiga) sarana dan prasarana yang ramah lingkungan sesuai
fungsinya, seperti:
 Ruang memiliki pengaturan cahaya dan ventilasi udara secara alami.
 Pemeliharaan dan pengaturan pohon peneduh dan penghijauan.
 Menggunakan paving block, rumput.

a.1. Penilaian Dokumen


Bukti yang dilihat
FOTO yang menunjukkan kondisi terkini sarana prasarana yang ramah
lingkungan seperti: ruang kelas, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, dll, yang terdapat di dalam dokumen sekolah.

a.2. Verifikasi Lapangan


Melihat bukti adanya sarana prasarana, kelengkapan dan fungsinya

a.3. Nilai yang diberikan


• 0,5 jika Terpeliharanya 1 (satu) sarana dan prasarana yang ramah
lingkungan sesuai fungsinya;
• 1 jika Terpelihara nya 2 (dua) sarana dan prasarana yang ramah lingkungan
sesuai fungsinya;
• 2 jika Terpelihara nya 3 (tiga) sarana dan prasarana yang ramah lingkungan
sesuai fungsinya.
Cara Menilai :
Penilaian diberikan dengan menghitung banyaknya sarana prasarana yang
ramah lingkungan sesuai fungsinya

34
b. Tersedianya 4 (empat) unsur dalam pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi
sekolah, antara lain: penanggung jawab, pelaksana, pengawas, tata tertib
b.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
• Dokumen pembagian tugas dan tanggungjawab pendidik dan tenaga
kependidikan yang ditandatangani oleh kepala sekolah atau dokumen
pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) atau SK pengelola fasilitas sanitasi
sekolah;
• FOTO yang menunjukkan tata tertib dan SK tim pengelola fasilitas sanitasi
sekolah yang terdiri: penanggungjawab, tatib, pelaksana dan pengawai.

b.2. Verifikasi Lapangan


• Melakukan wawancara dengan ketua dan anggota tim tentang pengelolaan
dan pemeliharaan fasilitas sanitasi;
• Melakukan observasi fasilitas sanitasi (kebersihan, kenyamanan dan fungsi
dari saluran air bersih, toilet, drainase).

b.3. Nilai yang diberikan


• 1 jika Tersedianya 2 (dua) unsur dalam mekanisme pengelolaan dan
pemeliharaan sarana;
• 2 jika Tersedianya 3 (tiga) unsur dalam mekanisme pengelolaan dan
pemeliharaan sarana;
• 3 jika Tersedianya 4 (empat) unsur dalam mekanisme pengelolaan dan
pemeliharaan sarana.

Cara Menilai :
Oleh karena kriteria penilaian diatas hanya menilai keberadaan unsur dalam
mekanisme pengelolaan dan pemeliharaan sarana fasilitas sanitasi, tetapi tidak
menilai berfungsinya tim dan hasilnya, maka penilaian diberikan dengan
menghitung unsur yang ada di SK tim, keterlaksanaan fungsi timdan kondisi
fasilitas sanitasi.
Contoh :
 Apabila SK Tim atau Pokja atau pembagian tugas ada, tetapi tim kurang
berfungsi dan kondisi serta fungsi fasilitas sanitasi kurang baik, maka
nilainya 1.
 Apabila SK Tim atau Pokja atau pembagian tugastidak ada, tetapi kondisi
dan fungsi fasilitas sanitasi baik, maka nilainya 2.
 Apabila SK Tim atau Pokja atau pembagian tugas ada, kondisi dan fungsi
fasilitas sanitasi baik, maka nilainya 3.

c. 20% efisiensi pemanfaatan listrik, air dan ATK


c.1. Penilaian dokumen
Bukti yang dilihat :
 Bukti pembayaran listrik selama 6 bulan terakhir;

35
 Apabila menggunakan PAM maka dilihat pembayaran selama 6 bulan
terakhir;
 Jumlah pembelian ATK 6 bulan terakhir.

c.2. Verifikasi lapangan


Wawancara tentang upaya efisiensi pemanfaatan listrik, air dan ATK.
Contoh upaya efisiensi : himbauan efisiensi listrik, air dan ATK, penggunaan
lampu LED, menggunakan kertas bolak-balik, penggunaan listrik seperlunya,
penggunaan AC dengan suhu 25 °C.

c.3. Nilai yang diberikan


 1 jika 10% - 15% efisiensi pemanfaatan listrik, air dan ATK;
 2 jika 16% - 20% efisiensi pemanfaatan listrik, air dan ATK;
 3 jika > 20% efisiensi pemanfaatan listrik, air dan ATK.
Cara Menilai :
Oleh karena kriteria penilaian tersebut sulit untuk dicapai, maka kriteria penilaian
disederhanakan sbb :
Penilaian diberikan dengan cara menghitung jumlahupaya yang dilakukan untuk
tiap-tiap item sumber daya (listrik, air dan ATK) :
- Nilai 1 jika ada 1-3 upaya;
- Nilai 2 jika ada 4-6 upaya;
- Nilai 3 jika ada > 6 upaya.

d. Kantin melakukan 3 (tiga) upaya dalam rangka meningkatkan kualitaspelayanan


kantin sehat dan ramah lingkungan, meliputi
d.1. Penilaian Dokumen
Bukti yang dilihat:
 FOTO kondisi terkini fisik kantin, makanan dan minuman yang dijual di
kantin;
 Jadwal pemeriksaan kantin sehat dari puskesmas atau dinas kesehatan
setempat;
 Tata tertib kantin sehat;
 Sertifikat/surat keterangan kantin sehat.

d.2. Verifikasi lapangan


Melihat kebersihan kantin, makanan dan minuman yang dijual bebas 5 P
(pewarna, pengawet, pengenyal, perasa, pemanis) dan tidak menggunakan
styrofoam, plastik

d.3. Nilai yang diberikan


 0,5 jika Kantin melakukan 1 (satu) upaya peningkatan kualitas pelayanan kantin
sehat dan ramah lingkungan;
 1 jika Kantin melakukan 2 (dua) upaya peningkatan kualitas pelayanan kantin
sehat dan ramah lingkungan;
 2 jika Kantin melakukan 3 (tiga) upaya peningkatan kualitas pelayanan kantin
sehat dan ramah lingkungan.

36

Anda mungkin juga menyukai