Anda di halaman 1dari 2

BENARKAH NETRAL DAN INDEPENDEN ITU SAMA ?

JUJUR perlu untuk kita luruskan, bukan ingin menggurui sahabatku di Facebook. Ada dua kata
yang sering dilontarkan para politisi kita, pejabat bahkan rakyat kita, terkait sebutan netral dan
independen. Dua kata ini seakan menghipnotis rakyat kita yang maknanya sama antara netral dan
independen. Padahal, kedua kata ini maknanya tidak sama.

NETRAL itu maknanya tidak memihak sama sekali. Tidak memihak ke sana dan tidak juga ke
sini. Tidak ke kiri atau tidak ke kanan. Bos Jawa Pos Group Dahlan Iskan menyebutnya, netral
itu diibaratkan seseorang yang naik mobil. Kemudian, gigi mobil pada posisi netral. Lantas
ketika mobil digas tancap mobil tidak akan maju. Begitulah makna netral yang saya maksudkan
dalam mengurai kata netral.

Netral dalam ranah politik dapat membahayakan. Mengapa? Karena posisi netral ini diartikan
tidak peduli terhadap lingkungan politik sekitarnya. Yang lebih ektrim lagi, netral dapat
memunculkan sikap apatis. Sobat FB yang berbahagia, sudah tahukan makna netral. Saya
menyampaikan ini karena di tengah-tengah masyarakat kita, banyak yang keliru memaknai
netral. Bahkan, makna netral justru terfokus kepada media.

Misalnya, media A tidak netral, atau televisi A tidak netral. Perlu untuk kita diluruskan, bahwa
media itu tidak pada ranah sebutan netral. Sebutan netral itu hanya ada pada aparat. Misalnya,
polisi atau tentara. Karena polisi dan tentara benar-benar netral. Bahkan, sampai pemilu pun dua
lembaga ini tidak memilih. Nah, itulah yang saya maksudkan netral.

Kemudian INDEPENDEN. Makna independen itu adalah bebas. Bisa juga dimaknai merdeka.
Tidak tergantung kepada siapapun, bahkan kalau di media tidak tergantung kepada pemodal atau
ownernya. Independen itu, bebas memihak atau tidak memihak. Misalnya, televisi A karena dia
independen, maka dia bebas untuk memberitakan si A, atau tidak memberitakan di B. Atau si A
dan B dua duanya diberitakan oleh media tersebut. Nah, itulah saya maksudkan independen.

Yang ingin saya katakan, sebutan independen itu hanya ada di media bukan kepada aparat.
Lantas, mengapa rakyat kita sering keliru memaknai kedua kata ini? Saya kira, dengan membaca
tulisan saya ini, mereka sudah faham dan ke depan tidak terjadi lagi pemahaman keliru atas dua
kata itu. Kasus yang baru saja terjadi di depan mata kita, banyak alumni/reuni 212 menyebut
televisi A atau media B tidak netral. Padahal, pemahaman seperti itu semestinya tidak terjadi jika
memahami makna dua kata tersebut.

Kongkrit menurut saya, netral itu polisi, tentara, KPU, bawaslu, Mereka harus netral, karena jika
tidak netral kekacauan negara dalam pemilu umum bakal terjadi. Dan pasti mengarah kepada
disintegrasi bangsa.

Independen, kongkritnya menurut saya, berada pada zona bebas tanpa intevensi oleh siapapun.
Termasuk dalam pilkada atau pilpres, media harus independen dan silakan media, wartawan
untuk berpihak atau tidak berpihak sama sekali. Karena itulah makna independen sesungguhnya.
Saya perlu meluruskan ini agar rakyat kita tercerahkan dari segi makna dan kata antara netral dan
independen. Netral sesungguhnya tidak pedulu, sedangkan independen cenderung dinamis meski
dalam perjalannya mendapatkan pro-kontra.

Tetapi khusus media, jika independen berjalan secara aktif, maka pengontrolnya harus ada. Di
situlah media mendapatkan lembaga pengawasnya yakni Dewas Pers, yang disebut dengan Kode
Etik Jurnalistik (KEJ).. KEJ sangat berguna untuk memantau perjalanan independensi seluruh
media. Terutama dalam momentum spesial, seperti tahun politik atau agenda besar lainnya. **

By : Dr Anang Anas Azhar, MA

Anda mungkin juga menyukai