Anda di halaman 1dari 7

Body image dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara yang

menjalankan kemoterapi di RSUD Panembahan Senopati Bantul


Yogyakarta.

Body image relationship with living quality on breast cancer patients which
running kemotherapy in rsud panembahan senopati Bantul Yogyakarta
Fitri Haryati, Dian Nur Adkhana

Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Surya Global Yogyakarta

ABSTRACT

Background : Breast cancer ranks first in the number of cases of cancer as well as the biggest cause of
death due to cancer in the world each year, breast cancer is a malignant tumor that is at risk of affecting
body image. Quality of life is the concept of analyzing the ability of individuals to get a normal life.
Objective : This study is to know there is a relationship between body image with quality of life in breast
cancer patients (camammae) who run chemotherapy in hospitals.PanembahanSenopatiBantul
Yogyakarta. Method : This research use correlation design with cross sectional approach. The population
in this research is breast cancer patient (camammae) who run chemotherapy. The sample amounted to 30
breast cancer patients (camammae) with accidental sampling techniques, instruments using Body Image
Satisfaction (BIS) and The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) -BREF. The results
were analyzed by Kendall's Tau test. Results: The results of this study showed the body image in the
category was mostly 22 people (73.3%), while the quality of life in breast cancer patients (camammae)
who run chemotherapy mostly included in the category both with percentage (70.0%) of 21 person.
Kendall's Tau test results obtained correlation coefficient 0.966 and with significance p = 0.000 <0.01
(significance level). Conclusion : There is a relationship between body image with quality of life in breast
cancer patients (camammae) who run chemotherapy.

Key Words: Body image, quality of life, breast cancer patients (ca mammae)

ABSTRAK

Latar belakang: Kanker payudara menempati urutan pertama jumlah kasus kesekali sekaligus menjadi
penyebab kematian terbesar akibat kanker didunia setiap tahunnya,kanker payudara merupakan tumor
ganas yang beresiko mempengaruhi body image. Kualitas hidup merupakan konsep analisis kemampuan
individu untuk mendapatkan hidup yang normal. Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui ada
hubungan antara body image dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara (camammae) yang
menjalankan kemoterapi di RSUD. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Metode: Penelitian ini
menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien kanker payudara (ca mammae) yang menjalankan kemoterapi. Sampel berjumlah 30 pasien kanker
payudara (ca mammae) dengan teknik accidental sampling, instrumen menggunakan Body Image
Satisfaction (BIS) dan The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)-BREF. Hasil
penelitian dianalisis dengan uji Kendall’s Tau. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan body image dalam
katagori sedangs ebagian besar 22 orang (73,3%), sedangkan kualitas hidup pada pasien kanker payudara
(camammae) yang menjalankankemo terapi sebagian besar masuk dalam katagori baik dengan presentase
(70,0%) dari 21 orang. Hasil uji Kendall’s Tau diperoleh koefisienkorelasi 0,966 dan dengan signifikasi
p=0,000 <0,01 (tarafsignifikasi). Kesimpulan: Ada hubungan antara body image dengan kualitas hidup
pada pasien kanker payudara (ca mammae) yang menjalankan kemoterapi.

Kata Kunci: Body image, kualitas hidup, pasien kanker payudara (ca mammae)

Korespondensi: fitri haryati, Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Surya Global Yogyakarta, Jl. Ringroad Selatan Blado, Potorono,
Banguntapan, Yogyakarta, 085774085446, fitriharyati712@gmail.com

PENDAHULUAN

1
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia (Wulandari, 2017).
Berdasarkan data Global Burden Of Cancer (GLOBOCAN), International Agency for Research on Cancer
(IARC) bahwa pada tahun 2012 terdapat 14 juta kasus baru kanker dan 8,2 juta kematian akibat kanker di
seluruh dunia (Wulandari et al, 2017). Kanker payudara merupakan tumor ganas pada payudara atau salah satu
payudara, Kanker payudara juga menempati urutan pertama jumlah kasus kanker sekaligus menjadi penyebab
kematian terbesar akibat kanker didunia setiap tahunnya (Wulandari et al, 2017). Insiden penyakit kanker
payudara diperkirakan semakin tinggi di seluruh dunia, sedangkan hasil data penyakit kanker payudara dengan
presentase tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan presentase kematian akibat kanker payudara sebesar 12,9%
(Global Burden Of Cancer [GLOBOCAN], 2012 dalam Wulandari et al, 2017). Prevalensi kanker payudara
sebesar 1.677.000 kasus dimana kanker paling banyak diderita oleh wanita, terdapat 794.000 kasus terjadi di
negara berkembang dan menyebabkan 324.000 kematian akibat kanker payudara (Wulandari et al, 2017).

Menurut WHO tahun 2013 di Asia sendiri pada tahun 2008 terdapat 1,6 juta jenis kanker baru dan 1,1
juta kematian akibat kanker payudara akan meningkat secara segnifikan, sekitar 13,1 juta kematian pada tahun
2030. Jumlah tersebut 70% berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah seperti Indonesia (Kholik,
2016). Menurut hasil survey kesehatan dasar dari kementerian kesehatan, menunjukan angka prevalensi penyakit
tumor atau kanker payudara di Indonesia sebesar 4,3 per 1000 penduduk. Kanker payudara sebagai penyebab
kematian dengan menepati urutan ke tujuh (5,7%) dari seluruh penyebab kematian (International Agency for
Research on Cancer [IARC], 2014).

Menurut hasil data dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
memiliki prevalensi kanker payudara tertinggi 4,1%, kemudian disusul Provinsi Jawa Tengah dan Bali sebesar
2,1% dan 2,0% (Kholik, 2016). Cangkupan deteksi dini kanker di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 di
dapatkan Kabupaten Kulonprogo sebanyak 68.267 kasus, sedangka untuk Kabupaten Bantul sendiri terdapat
jumlah kasus kanker payudara sebanyak 144.495 kasus (Anggraeni, 2015 dalam Kholik, 2016).

Penatalaksanaan atau pengobatan kanker payudara dapat digolongkan empat macam yaitu
pembedahan, radioterapi, kemoterapi dan terapi hormonal (Faisel, 2012). Dampak dari kemoterapi bervariasi
tergantung regimen kemoterapi yang diberikan, berdasarkan National Cancer Institute dampak atau akibat dari
kemoterapi dikelompokan menjadi mual, muntah, diare, stomatitis, alopesia, rentan terinfeksi, trombositopenia,
neuropati dan myalgia (Faisel, 2012).

Dampak psikologis dari kemoterapi berupa ancaman terhadap body image, seksualitas, intimasi dari
hubungan dan konflik dalam pengambilan keputusan terkait pilihan pengobatan yang akan dipilih (Osborn et al,
2010 dalam Tasripiyah, 2012). Body image merupakan persepsi seseorang mengenai penampilan fisik dirinya
sendiri (Thompson, 2001 dalam Sriwahyuningsih et al, 2012). Kualitas hidup yang baik sangat diperlukan agar
seseorang mampu mendapatkan status kesehatan yang baik dan mempertahankan fungsi atau kemampuan fisik
seoptimal mungkin, seseorang yang memiliki kualitas hidup yang baik maka akan memiliki keinginan kuat untuk
sembuh dan dapat meningkatkan derajat kesehatannya, sebaliknya, ketika kualitas hidup menurun maka
keinginan untuk sembuh juga menurun (Larasati, 2009 dalam Susilowati, 2017).

2
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22 Januari 2018 di
Bangsal Kemoterapi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, didapatkan data di bulan Januari-
Februari sebanyak 32 responden, dan pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti tanggal 23-24 Januari 2018
didapatkan ada 5 pasien rawat jalan yang menjalani kemoterapi.

Dari hasil wawancara didapatkan hasil tiga responden kurang menerima keadaannya saat ini karena
adanya perubahan fisiknya (rambut rontok) yang membuat responden kurang percaya diri dan beraktivitas, dan
dua lainnya didapat menerima keadaanya karena bagi mereka kesehatan lebih penting dari pada perubahan fisik
yang terjadi dari efek kemoterapi. Hasil wawancara terhadap lima responden juga didapatkan data tentang
kualitas hidup. Dari dua responden mengatakan kurang menikmati hidupnya karena keadaan kesehatannya saat
ini, dan tiga lainnya mengatakan bahwa kurang puas terhadap kesehatannya
METODE DAN SAMPEL
Jenis penelitian ini merupakan deskriptif korelatif dengan pendekatan yang digunakan adalah cross
sectional, variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas tentang body image sedangkan variabel terikat
tentang kualitas hidup. Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Maret – April 2018 di RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta.
Populasi dan sampel adalah pasien kanker payudara (ca mammae) yang menjalankan kemoterapi dengan
jumlah 30 sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Kriteria inklusi Penderita
kanker payudara (ca mammae) mampu berkomunikasi secara kooperatif. Kriteria eksklusi adalah Penderita
kanker payudara (ca mammae) yang mengalami gangguan psikologis dan penderita kanker payudara (ca
mammae) yang mengalami kesakitan hebat sehingga mengalami penurunan kesadaran.
Penelitian ini menggunakan koesioner Body Image Satisfaction (BIS) dan kuesioner WHOQOL-BREF
untuk mengumpulkan data terkait dengan penelitian yang akan digunakan.

Analisa data dalam penelitian ini adalah analisas bivariat dengan menggunakan uji kendal tau.

HASIL
1. Tabel 4.3. Karakteristik berdasarkan katagori body image pasien kanker payudara(ca mammae) yang
menjalankan kemoterapi.

Variabel Frekuensi Presentase


penelitian (%)
Body image
Tinggi - -
Sedang 22 73,3
Kurang 8 26,7
Total 30 100,0
Sumber: Data primer (April, 2018)

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa kategori tingkat body image pada pasien kanker payudara
(ca mammae) terdapat 22 orang dengan presentase (73,3 %), ditunjukan dengan responden yang mengatakan
menyukai penempilan tubuhnya, pasien tidak pernah memikirkan penampilan tubuhnya dan pasien mengatakan
memakai pakaian yang mudah didapatkan sera apa adanya. Dan terdapat pasien yang kategori kurang sebagian
kecil 8 orang dengan presentase (26,7%) dengan responden mengatakan bahwa fisiknya tidak menarik lagi
seperti kondisi sebelumnya dan tidak memiliki daya tarik terhadap pasangannya.

3
2. Tabel 4.4. Karakteristik berdasarkan kategori kualitas hidup pasien kanker payudara (ca mammae)
yang menjalankan kemoterapi.

Variabel Frekuensi Presentase


penelitian (%)
Kualitas hidup
Tinggi 21 70,0
Sedang 9 30,0
Kurang - -

Total 30 100,0
Sumber: Data primer (April, 2018)

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa kategori tingkat kualitas hidup pada pasien kanker payudara
(ca mammae) terdapat 21 orang (70,0%) kualitas hidup baik, di tunjukan dengan responden yang merasa puas
dengan akses pada pelayanan kesehatanya. Dan sebagian kecil 9 orang (30,0%) kualitas hidup pasien kanker
payudara (ca mammae) kurang, ditunjukan dengan responden merasa kurangnya perhatian dan dukunga dari
keluarga dan lingkungannya.

3. Tabel 4.5.Hubungan body image dengan kualitas hidup pasien kanker payudara (ca mammae) yang
menjalankan kemoterapi.

Variabel Koef. Probabilitas Keterangan


Korelasi

Body
image
dan 0,966 0,000 Signifikan
Kualitas
hidup

Sumber : Data Primer (Maret, 2018)

Berdasarkan tabel 4.5 di per oleh hasil perhitungan r hitung sebesar 0,966 dan probabilitas sebesar
p=0,000 (0,000<0,01). Hai ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara body image dengan kualitas
hidup pada pasien kanker payudara (ca mammae) yang menjalankan kemoterapi di RSUD Panembahan
Senopati Bantul Yogyakarta.

PEMBAHASAN

a. Body image pada pasien kanker payudara (ca mammae) yang menjalankan kemoterapi di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden pasien kanker payudara (ca mammae) yang
menjalankan kemoterapi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Hasil distribusi frekuensi
diketahui bahwa mayoritas pasien kanker payudara (ca mammae) memiliki tingkat body image sedang
sebesar 22 orang (73,3 %). Berdasarkan karakteristik responden yakni usia 29-55 tahun didapatkan hasil
penelitian bahwa responden yang menjawab dari kuesioner body image yang terbanyak adalah responden
dengan body image kurang sebaagian kecil 8 orang dengan presentase (26,7 %), responden mengatakan
bahwa fisiknya tidak menarik lagi seperti kondisi sebelumnya dan responden juga mengatakan tidak
memiliki daya tarik terhadap pasangannya.Terdapat 22 orang yang memberikan hasil dari body image sedang

4
dengan presentase (73,3%), responden mengatakan bahwa responden menyukai penampilan tubuhnya,
mereka tidak pernah memikirkan penampilan tubuhnya, dan mereka biasanya memakai pakaian yang paling
mudah didapat serta berpenampilan apa adanya.
Hal ini didukung oleh National Eating Disorders Collaboration [NEDC] (2011) dalam Rianto
(2016) mengatakan ketika body image seseorang positif maka seseorang tersebut mampu menerima
penampilan tubuh mereka dan merasa puas terhadap keadaan dan bentuk tubuhnya. Sedangkan jika body
imagenya negatif maka seseorang tersebut tidak menerima penampilan tubuhnya dan mencoba untuk
mengubah bentuk tubuhnya.
Menurut Sriwahyuningsih, dkk (2012) dalam penelitiannya mengatakan bahwa tindakan kemoterapi
akan mempengaruhi konsep dirinya bermula dari gangguan body imagenya, akan sulit menerima
keadaannya, penderita akan merasa rendah diri, malu tidak percaya diri untuk bertemu dengan orang lain.
b. Kualitas hidup pada pasien kanker payudara (ca mammae) yang menjalankan kemoterapi di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ada hubungan yang segnifikan antara hubungan body
image dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara (ca mammae) yang menjalankan kemoterapi di
RSUD Panembahan Senopati Bantul, dengan koefisien korelasi 0,966 dan dengan signifikasi p=0,000 <0,01
(taraf signifikasi) yang digunakan, ini manunjukan bahwa body image pasien kanker payudara (ca mammae)
yang kemoterapi memiliki keerataan denga kualitas pada pasien kanker payudara (ca mammae) yang
kemoterapi.
c. Hubungan body image dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara (ca mammae) yang
menjalankan kemoterapi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Berdasarkan hasil dari uji statistik dari body image dan kualitas hidup didapatkan hasil bahwa
probabilitas sebesar p=0,000 (0,000<0,01) hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
sebanyak r=0,966 antara body image dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara (ca mammae) yang
menjalankan kemoterapi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Apabila body image yang
dimiliki pasien kanker payudara (ca mammae) semakin tinggi maka tingkat kualitas hidup yang akan timbul
juga semakin tinggi sebesar r=0,966. Artinya ada hubungan antara body image dengan kualitas hidup pada
pasien kanker payudara (ca mammae) yang menjalankan kemoterapi di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta.
Kanker payudara (ca mammae) merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Menurut
Breast Cancer Organization (2012) dalam Susilowati (2017), mengatakan bahwa efek samping yang akan
muncul pada kemoterapi tergantung pada jumlah obat yang didapatkan, pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi dapat mengalami perubahan dari berbagai aspek-aspek kehidupan yang akan
berpengaruh terhadap kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial dan dengan lingkungan.
Dengan kata lain, hal tersebut juga akan berdampak pada kualitas hidup pasien (Skevington et al dalam
Susilowati, 2017).
Menurut Sriwahyuningsih, dkk (2012) dalam penelitiannya mengatakan bahwa tindakan kemoterapi
akan mempengaruhi konsep dirinya bermula dari gangguan body imagenya, akan sulit menerima
keadaannya, penderita akan merasa rendah diri, malu tidak percaya diri untuk bertemu dengan orang lain.
Kualitas hidup yang baik sangat diperlukan agar seseorang mampu mendapatkan status kesehatan yang
baik dan mempertahankan fungsi atau kemampuan fisik seoptimal mungkin, seseorang yang memiliki
kualitas hidup yang baik maka akan memiliki keinginan kuat untuk sembuh dan dapat meningkatkan derajat

5
kesehatannya, sebaliknya, ketika kualitas hidup menurun maka keinginan untuk sembuh juga menurun
(Larasati, 2009 dalam Susilowati, 2017).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ada hubungan yang segnifikan antara hubungan body image
dengan kualitas hidup pada pasien kanker payudara (ca mammae) yang menjalankan kemoterapi di RSUD
Panembahan Senopati Bantul, dengan koefisien korelasi 0,966 dan dengan signifikasi p=0,000 <0,01 (taraf
signifikasi) yang digunakan, ini manunjukan bahwa body image pasien kanker payudara (ca mammae) yang
kemoterapi memiliki keerataan denga kualitas pada pasien kanker payudara (ca mammae) yang kemoterapi.
SARAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipahami, dapat dijadikan acuan referensi maupun memberikan
pengalaman dan gambaran untuk melakukan penelitian selanjutnya. Peneliti selanjutnya dapat meneliti mengenai
body image dan kualitas hidup kaitanya dengan variabel yang lain dengan populasi dan sampel yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ediyono, Herdiana, W. 2016. ‘Hubungan Dukungan Spiritual Dan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup
Pasien Kanker Payudara di RSUD DR Magrono Soekarjo Purwokerto’. Diakses Tanggal 06 Februari 2018.
https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/view/1051&ved
=2ahUKEwiU0aaBm5PZAhWMPI8KHYCoABEQFjAAegQIBRAB&usg=AOvVaw2eo0wf6f5Z4z75cVw
DrvC2
2. Faisel, W, T, C. 2012. ‘Gambaran Efek Samping Kemoterapi Berbasis Antrasiklin Pada Pasien Kanker
Payudara Di Rsud Dokter Soedarso Pontianak’.Diakses Tanggal 06 Februari 2018.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://download.portalgaruda.org/article.php
%3Farticle%3D32478%26val
%3D2307&ved=2ahUKEwjKuryympPZAhUDro8KHbMgCksQFjABegQIERAB&usg=AOvVaw3FYyde
YN1q5UMuDcPBhLIZ
3. International Agency For Recearch On Cencer (IARC). 2014. Prevalensi Kanker di Indonesia dan Dunia.
Diakses Tanggal 06 Februari 2018. http://manejemenrumahsakit.net/2014/01/prevalensi-kanker-di-
indonesia-dan-dunia/.
4. Kholik, A. 2016. ‘ Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Kanker
Payudara (Ca Mammae) Di Bangsal Kemoterapi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Skripsi.
Program studi ilmu keperawatan. Stikes Surya Global Yogyakarta.
5. Rianto, F, I. 2016. ‘Hubungan Antara Citra Tubuh (Body Image) Dengan Stres Pada Primigravida di Desa
Sidangpanji Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka’. Skripsi. Program studi ilmu keperawatan. Stikes
Surya Global Yogyakarta.
6. Sriwahtuningsih, Dahrianis, Askar, M. 2012. ‘Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Citra Tubuh
(Body Image) pada Pasien Post Oprasi Mastektomi Di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar’.
Diakses Tanggal 06 Februari 2018.
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/36762243/elibrary_stikes_nani_hasanuddin--
sriwahyuni-67-1-artikel.

6
7. Susilowati, D, Wahid, A, Yudanari, G, Y. 2017. ‘ Hubungan Aktivitas Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien
Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi Di Rumah Sakit Ken Saras Kabupaten Semarang’. Diakses
Tanggal 06 Februari 2018. https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/5654.pdf&ved=2ahU
KEwiQreftnJPZAhUILY8KHQnqCJ4QFjAAegQIERAB&usg=AOvVaw0nkwx1wj5EGFY25cv96BKB
8. Tasripiyah, S, A, Prawesti, A. 2012. ‘Hubungan Koping Dan Dukungan Sosial Dengan Body Image Pasien
Kanker Payudara Post Mastektomi Di Poli Bedah Onkologi RSHS Bandung’. Diakses Tanggal 07 Februari
2018. https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/767&ved=2ahUKEwj6xoLYm
5PZAhVDLY8KHdptAMUQFjAAegQIBRAB&usg=AOvVaw13mwzLaYOl6lCUjEs_r4co
9. Word Hearlth Organization (WHO). 2013. Cancer. Diakses Tanggal 07 Februari 2018.
http://www.who.int/topics/cancer/en/index.html.
10. Wulandari, N, Bahtiar, H, Iamail, S, C. 2017. ‘Gambaran Kualitas Hidup pada Penderita Kanker Payudara
di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara’. Diakses 06 Februari 2018.
Ejournal.unsri.ac.id/index.php/jk_sriwijaya/article/download/2334/119.

Anda mungkin juga menyukai