GEJALA :
Wanita dengan kanker payudara, bisa jadi mengalami gejala-gejala berikut.
Kadang meskipun di tubuhnya telah tumbuh kanker dia tidak merasakan gejala apapun.
Atau bisa juga ditubuhnya menunjukkan gejala tersebut tetapi bukan karena kanker payudara, tapi
akibat kondisi medis lain.
Apabila seorang wanita mempunyai gejala dibawah ini dan merasa sangat khawatir,sebaiknya segera
ke dokter.
Adapun tanda-tanda atau gejalanya antara lain :
Bentuk puting berubah ( bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus), mengeluarkan cairan
/ darah
Ada perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk
Terasa sakit / nyeri ( bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tapi tetap harus diwaspadai )
Benjolan yang keras itu tidak bergerak ( terfiksasi ). dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa
sakit
Umur diatas 30 tahun ( sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan kanker payudara )
Riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara ( sekarang ini juga tidak mutlak karena
tanpa ada riwayat keluarga juga bisa terkena )
Kegemukan
Stress
Type kanker
Beratnya gejala
Test diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau dokter menemukan suatu massa
atau pengerasan yang tidak normal ( suatu titik kecil dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray ),
pada screening mammogram. Atau bisa juga suatu yang tidak normal di payudara wanita ditemukan
pada pemeriksaan klinis atau pemeriksaan sendiri. Beberapa test mungkin dilakukan untuk
memastikan diagnosa dari kanker payudara. Tidak pada semua orang akan dilakukan seluruh test
dibawah ini :
IMAGING TEST :
Diagnostic mammography.
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak gambar yang bisa diambil.
Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya putting mengeluarkan cairan atau
ada benjolan baru. Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang
mencurigakan ditemukan pada saat screening mammogram.
Ultrasound ( USG )
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi tinggi untuk
mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan
suatu massa yang solid, yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang
kemungkinannya bukan kanker.
MRI
MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi images ( gambaran ) detail dari
tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita, telah didiagnose mempunyai kanker, maka
untuk mencheck payudara lainnya bisa digunakan MRI. Tapi ini tidak mutlak. Bisa juga untuk
screening saja.Menurut American Cancer Society ( ACS ), wanita yang mempunyai resiko tinggi
terkena kanker payudara, seperti contohnya pada wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak
anggota keluarganya yang terkena kanker payudara, sebaiknya juga mendapatkan MRI, bersamaan
dengan mammography.MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa yang kecil
pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada
wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat. Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan
padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak bisa menunjukkan suatu
jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan
biopsy.
TEST DENGAN BEDAH
Biopsi
Suatu test bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker, tapi hanya biopsy yang bisa
memberikan diagnosis secara pasti. Sample yang diambil dari biopsy, danalisa oleh ahli patologi
( dokter spesialis yang ahli dalam menterjemahkan test-test laboratorium dan mengevaluasi sel,
jaringan, organ untuk menentukan penyakit )
Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak teraba. Itu dapat
dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy ( FNAB, menggunakan jarum kecil untuk untuk
mengambil sample jaringan ). Stereotactic Core Biopsy ( menggunakan X-ray untuk menentukan
jaringan yang akan diambil ) atau Vacuum-Assisted Biopsy ( menggunakan jarum yang tebal untuk
mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas ). Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy
untuk menuju area yang dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau MRI. Metal clip kecil bisa
diletakkan pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy. Dalam kasus ini apabila jaringan
itu membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan operasi tambahan. Keuntungan teknik ini
adalah bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk menetukan pengobatan dan menetukan
stadium.
Core Biopsy dapat menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan sel dari suatu massa yang teraba,
dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukan adanya sel kanker.
Surgical Biopsy ( biopsy dengan cara operasi ) mengambil sejumlah besar jaringan.Biopsy ini bisa
incisional ( mengambil sebagian dari benjolan ) atau excisional ( mengambil seluruh benjolan ).
lumpectomy biopsy
Apabila didiagnose kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk mendapatkan clear margin
area ( area jaringan disekitar tumor dimana dipastikan sudah bersih dari sel kanker ) kemungkinan,
sekalian mengambil jaringan kelenjar getah bening.
Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan di ditest oleh dokter untuk menentukan pengobatan.Test
itu untuk melihat:
Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive ( biasanya menyebar ) atau In situ ( biasanya tidak
menyebar ). Ductal ( dalam saluran susu ) atau lobular ( dalam kelenjar susu ). Grade ( seberapa
besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat ) dan apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh
darah atau pembuluh getah bening. Margin dari tumor juga di amati.
Receptor Estrogen ( ER ) dan Receptor Progesteron ( PR ) test. Sel kanker payudara apabila diketahui
positif mengandung receptor ini ER (+) dan PR (+) berarti sel kanker ini berkembangnya karena
hormon-hormon tersebut. Biasanya diadakan terapy hormone ( akan dibahas tersendiri ).
Test HER2 neu.( C-erb2 ). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata 25% penderita kanker.
Dengan mengetahui status HER2 ( positive atau negative ) maka dapat ditentukan apakah pasien
akan diterapi dengan menggunakan obat yang disebut trastuzumab ( HERCEPTIN ) atau tidak.
( mengenai HERCEPTIN akan dibahas tersendiri )
Genetic Description of the Tumor.Test dengan melihat unsur biology dari tumor, untuk memahami
lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype DX adalah test untuk mengukur resiko seberapa
jauh kekambuhannya.
TEST DARAH
Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Test-test itu antara lain :
Level Hemoglobin ( HB ) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel darah merah
Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam seluruh badan
Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi
Bonescan Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pada bonescan, pasien
disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Yang natinya akan berkumpul pada tulang yang
menunjukkan kelainan karena kanker. Jarak antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4
jam. Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat adalah gambar
penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan kelainan akan
terlihat warnanya lebih gelap dari tulang normal.
Computed Tomography ( CT atau CAT ) Scan.Untuk melihat secara detail letak tumor. Disini pasien
juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena, tapi volumenya lebih banyak sehingga
sebenarnya sama dengan infuse. Setelah disuntik CT-scan bisa segera dilakukan. CT-scan akan
membuat gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan
terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi.
Positron Emission Tomography ( PET ) scan.Untuk melihat apakah kanker sudah menyebar.Dalam PET
scan cairan glukosa yang mengandung radioaktif disuntikkan pada pasien. Sel kanker akan menyerap
lebih cepat cairan glukosa tersebut, dibanding sel normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada
PET scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CTscan, MRI dan
pemeriksaan secara fisik