Anda di halaman 1dari 10

Idea Nursing Journal Vol. VII No.

2 2016
ISSN : 2087-2879
HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA
MAHASISWA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

The Correlation Between Personality Type and Motivation to learn in Student


with Competency-Based Curriculum

Hasmila Sari1, Shabri2


1
Bagian Keilmuan Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
2
Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
E-mail: hasmila_sari@yahoo.com

ABSTRAK
Kurikulum Berbasis Kompetensi menuntut mahasiswa secara aktif dan mandiri menggali informasi untuk
memecahkan masalah melalui metode problem based learning. Hal tersebut dapat menumbuhkan motivasi
belajar mahasiswa namun dapat juga sebaliknya jika tuntutan pembelajaran dirasa terlalu padat dan
melelahkan. Setiap mahasiswa memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain yang dapat
mempengaruhi motivasinya termasuk dalam hal kegiatan belajar. Tujuan penelitian untuk mengetahui
hubungan tipe kepribadian dengan motivasi belajar mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas
Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Penelitian dilaksanakan mulai 22 Mei sampai 12 Juni
2014. Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi pada
penelitian yaitu seluruh mahasiswa KBK Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala berjumlah 475
orang dengan sampel sebanyak 157 responden terdiri dari angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013 dengan
teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner yang pengumpulan datanya dilakukan melalui penyebaran angket. Metode analisis data
dilakukan dengan menggunakan uji Chi square. Hasil penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara tipe kepribadian dengan motivasi belajar mahasiswa (p = 0,103). Saran bagi Fakultas
Keperawatan Universitas Syiah Kuala agar mengoptimalkan mata kuliah psikologi kepribadian dengan
menambahkan tes tipe kepribadian bagi mahasiswa sehingga mahasiswa dapat lebih mengenal
kepribadiannya untuk dapat memaksimalkan performa dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci : tipe kepribadian, motivasi belajar, mahasiswa.

ABSTRACT
Competency-Based Curriculum requires students to actively and independently gather information to
solve the problem through a problem based learning methods. It can motivate students to learn, but can
also reverse if the demands of learning is too dense and exhausting. Each student has a different
personality each other that can affect the motivation, including in terms of learning activities. The purpose
of this reseach was find out the correlation between personality type and motivation to learn in student
nd th
with competency-based curriculum. The research was excuted from May 22 to June 12 2014. This
was a correlative research with cross sectional study approach. The population of this research was
all of competency-based learning totaling 475 people with 157 samples that consists of students from the
class of 2010, 2011, 2012 and 2013. The samples were collected with stratified random sampling
methods. Data were collected by using questionnaire method and analyzed with Chi Square test. The
results showed that there was no significant correlation between personality type and motivation to learn (p
= 0,103). Suggestions for Nursing Faculty of Syiah Kuala University in order to optimize the psychology
of personality course by adding personality type test for the students so that they can get to know their
personality and able to maximize performance in daily life.

Keywords : personality type, motivation to learn, students

PENDAHULUAN metode pembelajaran dengan Student


Fakultas Keperawatan Universitas Center Learning (SCL) melalui pendekatan
Syiah Kuala sudah mulai menerapkan Problem Based Learning (PBL). Dalam hal
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ini metode pembelajaran yang digunakan
pada tahun 2010. Model pembelajaran KBK adalah seven jumps, ISS, discovery learning,
yang digunakan adalah menggunakan pleno, dan kuliah pakar (Asosiasi Institusi
1
Idea Nursing Journal Hasmila Sari, dkk

Pendidikan Ners Indonesia, 2013). disadari ataupun tidak disadari.


Pelaksanaan KBK menuntut mahasiswa Suatu studi laboratorium yang bersifat
untuk aktif dalam pembelajarannya atau eksperimen berhasil meyakinkan para ahli
Student Center Learning (SCL). Salah satu psikolog bahwa beberapa tingkat motivasi
ciri pelaksanaan SCL adalah mengutamakan dapat ditumbuhkan melalui proses belajar,
tercapainya kompetensi mahasiswa serta tidak setiap individu dapat
(kemampuan kognitif, psikomotor, dan memperoleh motivasi berdasarkan
afektif) secara utuh (Mustafa, 2008, p.15). rangsangan yang sama. Dari hasil studi
Pencapaian kompetensi tersebut dapat tersebut, timbul pengakuan adanya motivasi
diperoleh melalui beberapa metode individu serta perbedaan-perbedaan
pembelajaran misalnya Problem Based pengalaman berdasarkan hasil belajar.
Learning (PBL) yaitu belajar dengan Dengan demikian, setiap individu
memanfaatkan masalah dan mahasiswa memiliki kepribadian masing-masing yang
harus melakukan pencarian/penggalian juga akan mempengaruhi perilaku mereka
informasi (inquiry) untuk dapat dalam menanggapi sesuatu (Suprapto,
memecahkan masalah tersebut (Kunaefi dkk, 2009, p.22). Kepribadian juga dikatakan
2008, p.30). saling berhubungan dengan pesepsi, sikap,
Para ahli psikologi menaruh perhatian pembelajaran, motivasi, sehingga setiap
yang besar terhadap proses belajar karena analisis perilaku tidaklah lengkap tanpa
terdapat kecenderungan baru dalam mempertimbangkan sisi kepribadian
pembentukan watak melalui proses belajar (Ivancevich, Konopaske, & Matteson, 2005,
sebagai pelengkap untuk merumuskan p.94).
teori-teori belajar. Dalam rangka kegiatan Kepribadian berasal dari kata
ilmiah ini, para ahli menekankan betapa personality yang berasal dari kata persona
eratnya hubungan antara kegiatan belajar (bahasa Latin) yang berarti kedok atau
dengan motivasi (Suprapto, 2009, p.21). topeng, yaitu tutup muka yang sering
Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan dipakai oleh pemain-pemain panggung,
daya penggerak yang menjamin terjadinya yang maksudnya untuk menggambarkan
kelangsungan kegiatan belajar dan perilaku, watak atau pribadi seseorang
memberikan arah pada kegiatan belajar (Sujanto, Lubia & Hadi, 2004, p.10).
sehingga tujuan yang diinginkan dapat Kepribadian merupakan aspek yang khas
terpenuhi. Dengan demikian motivasi sangat dan unik dari tingkah laku seseorang, yang
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar bisa mempengaruhi kemampuan orang
seseorang (Herijulianti, 2002, p.40). tersebut dalam menyesuaikan diri
Motivasi atau motive (bahasa inggris) dengan lingkungan (Adisti, 2010,
berasal dari kata motion yang berarti p.19). Kepribadian juga didefinisikan
gerakan atau sesuatu yang bergerak. sebagai karakteristik seseorang yang
Gerakan tersebut dikaitkan dengan sesuatu menyebabkan munculnya konsistensi
yang dilakukan manusia, yaitu perbuatan perasaan, pemikiran, dan perilaku (Pervin,
dan perilaku. Sehingga motivasi Cervone, John, 2004; p.6). Setiap orang
merupakan suatu pengertian yang memiliki corak kepribadian yang tidak
mencakup penggerak, keinginan, selalu sama, walaupun memiliki asal usul
rangsangan, hasrat, pembangkit tenaga, atau keturunan yang sama. Dengan
alasan, dan dorongan dalam diri manusia demikian orang yang bergaul di lingkungan
yang menyebabkan ia berbuat sesuatu masyarakat yang berbeda-beda akan
(Sunaryo, 2004, p.135). Nursalam dan menghasilkan suatu proses pembentukan
Efendi (2009, p.14) merangkum pengertian kepribadian yang berbeda-beda pula
dari beberapa ahli tentang motivasi sebagai (Dhohiri dkk, 2007, p.85).
sesuatu yang membuat seseorang bertindak, Ada berbagai macam pendekatan
yang merupakan dampak dari interaksi teori kepribadian, namun yang paling
seseorang dengan situasi yang dihadapinya, banyak digunakan dan diterapkan adalah
yang menjadi suatu kekuatan, tenaga atau teori tipe kepribadian yang diperkenalkan
daya, atau suatu keadaan yang kompleks oleh Hippocrates yang membagi tipe
dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk kepribadian menjadi empat, yaitu tipe
bergerak ke arah tujuan tertentu, baik koleris (choleric), sanguinis (sanguine),
2
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 2 2016

melankolis (melancholic), dan phlegmatis belajar sedang yaitu 19 orang. Dari 48


(phlegmatic). Florence Littaure dalam mahasiswa yang berkepribadian ekstrovert
beberapa seri buku kepribadiannya juga lebih banyak yang memiliki motivasi belajar
mengupas lebih dalam mengenai tinggi, yaitu 38 orang.
kepribadian berdasarkan klasifikasi empat Motivasi belajar mahasiswa dapat
tipe kepribadian tersebut dan sangat tumbuh melalui metode pembelajaran
mudah untuk diaplikasikan dalam dunia seperti problem based learning yang mana
pengembangan sumber daya manusia mengharuskan mahasiswa secara aktif dan
(Windura, 2008, p.114). mandiri menggali informasi untuk
Kepribadian meliputi segala corak memecahkan masalah dan memperoleh
tingkah laku individu yang terhimpun dalam kompetensi yang diharapkan. Namun
dirinya, yang digunakan untuk bereaksi dan motivasi belajar mahasiswa juga dapat
menyesuaikan diri terhadap segala rangsang, turun dikarenakan kejenuhan akibat
baik yang datang dari luar atau lingkungan kegiatan belajar yang memerlukan banyak
(eksternal) maupun dari dalam diri sendiri waktu dan energi. Sedangkan
(internal) sehingga corak tingkah laku kepribadian seseorang cenderung konstan
tersebut merupakan suatu kesatuan selama tidak terjadi perubahan atau
fungsional yang khas bagi individu. Dengan peristiwa yang ekstrim dalam hidupnya.
kata lain, segala tingkah laku individu Setiap orang memiliki kepribadian tertentu
adalah manifestasi dari kepribadian yang dan berbeda-beda dalam cara merespon
dimilikinya sebagai perpaduan yang masalah sehari-hari, misalnya mahasiswa
timbul dari dalam diri dan lingkungannya dengan tipe kepribadian sanguinis akan
(Sunaryo, 2004, p.103). Tipe kepribadian mudah jenuh akibat padatnya jadwal belajar
tersebut disempurnakan oleh Galenus yang melelahkan yang dapat menurunkan
(129-200 SM) yang mengatakan bahwa di motivasi belajarnya dikarenakan orang
dalam tubuh manusia terdapat 4 macam dengan tipe ini memang sulit untuk hidup
cairan tersebut dalam proporsi tertentu. sesuai jadwal. Sebaliknya mahasiswa
Apabila suatu cairan terdapat di dalam dengan tipe melankolis cenderung
tubuh melebihi proporsi yang seharusnya menyukai sesuatu yang terjadwal dengan
(dominan) maka akan menimbulkan adanya baik.
sifat-sifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat Hasil wawancara pendahuluan yang
kejiwaan yang khas ada pada seseorang dilakukan pada lima orang mahasiswa
sebagai akibat dari dominannya salah satu Fakultas Keperawatan Universitas Syiah
cairan tersebut yang oleh Galenus sehingga Kuala didapatkan empat dari lima
menggolongkan manusia menjadi empat tipe mahasiswa tersebut belum pernah
berdasarkan temperamennya, yaitu Koleris, melakukan tes tipe kepribadian. Namun
Melankolis, Phlegmatis, dan Sanguinis keseluruhan dari mereka menganggap
(Suryabrata, 2007, p.10). bahwa kepribadian turut mempengaruhi
Hasil penelitian yang dilakukan motivasi belajar mereka. Lebih lanjut
oleh Kumala dkk (2012), dari tentang motivasi belajar, hanya satu dari
penelitiannya yang berjudul “hubungan mereka yang merasa tidak bersemangat
antara tipe kepribadian dengan motivasi mengikuti proses pembelajaran yang
belajar mahasiswa semester VIII Program diterapkan di kampus.
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana” METODE
menemukan responden yang berkepribadian Penelitian ini menggunakan jenis
ekstrovert sebanyak 48 orang (69,57%) dan penelitian deskriptif korelatif. Desain
responden yang berkepribadian introvert penelitian yang digunakan dalam penelitian
sebanyak 21 orang (30,43%). Responden ini adalah cross- sectional yaitu penelitian
dengan motivasi belajar tinggi sebanyak 40 yang menekankan waktu
orang (58%), motivasi belajar sedang 29 pengukuran/observasi data variabel
orang (42%) dan tidak ada responden independen dan dependen hanya satu kali
dengan motivasi belajar rendah. Dari 21 pada suatu saat. Oleh karena itu peneliti
mahasiswa yang berkepribadian introvert melakukan penilaian variabel tipe
lebih banyak yang memiliki motivasi kepribadian maupun variabel motivasi
3
Idea Nursing Journal Hasmila Sari, dkk

belajar hanya satu kali tanpa ada tindak responden diberi hak penuh untuk
lanjut. menyetujui atau menolak menjadi responden
Populasi dalam penelitian ini adalah dengan cara menandatangani informed
seluruh mahasiswa Kurikulum Berbasis concent atau surat pernyataan kesediaan
Kompetensi Fakultas Keperawatan yang telah disiapkan oleh peneliti.
Universitas Syiah Kuala yang terdiri dari Etika penelitian terhadap subjek
angkatan 2010, 2011, 2012, dan 2013. penelitian ini meliputi hak responden
Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian dihormati jika timbul respon negatif, privasi
akademik, total populasi berjumlah 475 dihormati, anonimitas dipertahankan
orang. Berdasarkan rumus Slovin dengan sedangkan terhadap data akan dijaga
menggunakan derajat penyimpangan kerahasiaannya, akses hanya pada peneliti
sebesar 7% maka diperoleh besar sampel dan jika data tersebut sudah selesai
sebanyak 142,7 (dibulatkan menjadi 143) digunakan maka data akan dimusnahkan.
responden. Untuk menghindari drop out Setelah mendapat persetujuan, responden
sample peneliti menambah sampel sebanyak diberikan lembar kuesioner untuk diisi
10% maka besar sampel dalam penelitian kemudian setelah diisi, peneliti
ini adalah 157 responden. Pengambilan mengumpulkan kuesioner dan memeriksa
sampel dalam penelitian ini menggunakan kelengkapannya. Setelah pengumpulan
metode stratified random sampling. data selesai, peneliti melakukan
Alat pengumpulan data yang pengolahan data dan analisa data
digunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan software komputer
menggunakan instrumen penelitian yang yaitu SPSS versi 17.
terdiri dari tiga bagian instrumen yaitu
demografi yang berhubungan dengan HASIL
karakteristik responden terdiri dari jenis Pengumpulan data dilakukan mulai
kelamin, umur, angkatan, jalur masuk dan tanggal 22 Mei sampai 12 Juni 2014 di
suku responden. Kuesioner tipe kepribadian lingkungan kampus Fakultas Keperawatan
merupakan kuesioner tes tipe kepribadian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh pada
yang diadopsi dari buku Personality Plus 157 responden yang terdiri dari mahasiswa
oleh Florence Littauer. Bentuk tes tersebut aktif Kurikulum Berbasis Kompetensi
adalah kuesioner multiple choice dengan 40 angkatan 2010, 2011, 2012 dan 2013. Hasil
item. Setiap item terdiri dari 4 pernyataan penelitian yang diperoleh adalah sebagai
yang mewakili sifat/karakter dari suatu tipe berikut:
kepribadian. Responden mengisi kuesioner Karakteristik Demografi Responden
dengan memberikan tanda √ pada Karakteristik responden pada
pernyataan yang dianggap paling sesuai penelitian ini didasarkan pada data
dengan dirinya. Hasilnya akan dicocokkan demografi yang terdiri dari: tahun
dengan lembar penilaian tipe kepribadian angkatan, jenis kelamin, usia, jalur masuk,
dengan menjumlahkan semua jawaban. dan suku. Data demografi yang didapat
Angka tertinggi dari keseluruhan pernyataan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
merupakan kecenderungan tipe kepribadian kuesioner pada 157 responden dapat dilihat
responden. Sedangkan kuesioner motivasi pada tabel di bawah ini:
belajar mahasiswa merupakan kuesioner
pengumpul data berbentuk skala likert
dengan pernyataan sebanyak 15 buah yang
dikembangkan sendiri.
Penelitian ini dilakukan setelah
mendapat izin dari Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Syiah Kuala untuk
melakukan penelitian di lingkungan kampus
Fakultas Keperawatan. Sebelum penelitian
dilakukan, semua responden yang menjadi
subyek penelitian diberi informasi tentang
rencana dan tujuan penelitian melalui
pertemuan resmi dan tertulis. Setiap
4
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 2 2016

Tabel 1.1 Distribusi Data Demografi Responden di Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
(n=157)
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Tahun Angkatan
Angkatan 2010 37 23,6
Angkatan 2011 39 24,8
Angkatan 2012 43 27,4
Angkatan 2013 38 24,2

2 Jenis Kelamin Laki-laki


Perempuan 30 19,1
127 80,9
3 Usia
18-20 Tahun (Remaja) 106 67,5
21-23 Tahun (Dewasa Awal) 51 32,5
4 Jalur Masuk/Program
Reg A 141 89,8
Non Reg A 16 10,2
5 Suku Aceh Jawa
Batak 140 89,2
Lain-lain (Mandailing, 7 4,5
Minang, Papua, Melayu) 6 3,8
4 2,5

Total 157 100

Gambaran Tipe Kepribadian


Tabel 1.2. Gambaran Tipe Kepribadian Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh (n=157)
No Tipe Kepribadian Frekuensi Persentase
1 Phlegmatis 48 30,6
2 Sanguinis 41 26,1
3 Koleris 18 11,5
4 Melankolis 50 31,8
Jumlah 157 100
Berdasarkan tabel di atas dapat kepribadian yang paling sedikit dimiliki
digambarkan bahwa melankolis responden adalah koleris dengan
merupakan tipe kepribadian yang paling frekuensi 18 (11,5%).
banyak dimiliki responden ditunjukkan
dengan frekuensi 50 (31,8%), dan tipe

Gambaran Motivasi Belajar


Tabel 1.3. Gambaran Motivasi Belajar Mahasiswa di Fakultas Keperawatan Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh (n=157)
No Motivasi Belajar Frekuensi Persentase
1 Tinggi 78 49,7
2 Rendah 79 50,3
Jumlah 157 100

5
Idea Nursing Journal Hasmila Sari, dkk

Berdasarkan tabel di atas, responden terbanyak adalah dari


diketahui bahwa perbedaan persentase kategori motivasi belajar rendah (50,3%
kategori motivasi belajar responden n=79), dengan selisih yang kecil tersebut
memiliki selisih yang sangat kecil yaitu bisa dikatakan sebaran data antara kedua
hanya sebesar 0,6%. Walaupun kategori relatif sama.

Hubungan Tipe Kepribadian dengan Motivasi Belajar Mahasiswa


Tabel 1.4 Hubungan Tipe Kepribadian dengan Motivasi Belajar Mahasiswa di Fakultas
Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (n=157)
Motivasi Belajar Total
Tipe
No Tinggi Rendah α p
Kepribadian
f % f % f %
1 Phlegmatis 22 14,0 26 16,6 48 30,6
2 Sanguinis 16 10,2 25 15,9 41 26,1
3 Koleris 13 8,3 5 3,2 18 11,5 0,05 0,103
4 Melankolis 27 17,2 23 14,6 50 31,8
Total 78 49,7 79 50,3 157 100
Berdasarkan tabel 1.4 di atas p.252), orang dengan tipe kepribadian
dapat dilihat nilai p-value > nilai α, melankolis termasuk tipe orang yang sangat
yaitu 0,103 > α (0,05) oleh sebab itu H0 detil, berpenampilan rapi, berbicara sopan,
diterima dan dapat disimpulkan bahwa peka terhadap perasaan orang dan peduli
pada orang yang sedang mengalami
tidak terdapat hubungan yang nyata
kesusahan. Namun, kekurangan orang tipe
antara tipe kepribadian dengan motivasi melankolis adalah mudah depresi dan terlalu
belajar mahasiswa. sulit memutuskan sesuatu karena banyak
pertimbangan. Peneliti berpendapat bahwa
PEMBAHASAN seorang mahasiswa keperawatan dengan
Gambaran Tipe Kepribadian Mahasiswa tipe melankolis nantinya akan mampu
Kurikulum Berbasis Kompetensi menunjukkan perilaku caring pada
Fakultas Keperawatan Universitas Syiah pasiennya dengan rasa peduli dan mau
Kuala Banda Aceh mendengarkan keluhan pasiennya. Namun,
Berdasarkan gambaran tipe perawat dengan tipe melankolis mungkin
kepribadian yang terdapat pada tabel 1.2 tidak akan cocok menangani masalah
menggambarkan bahwa responden memiliki keperawatan gawat darurat dikarenakan
tipe kepribadian yang beragam walaupun walau memiliki kemampuan analisis
terdapat tipe kepribadian yang lebih mendalam, perawat dengan tipe ini akan
mendominasi dibandingkan yang lainnya. cenderung sulit memutuskan apa yang harus
Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Sunaryo dilakukan.
(2004, p.5) bahwa manusia mempunyai ciri-
ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian, Gambaran Motivasi Belajar
motivasi tersendiri yang membedakannya Mahasiswa Kurikulum Berbasis
dari manusia lainnya. Walau demikian,
Kompetensi Fakultas Keperawatan
manusia dapat dikategorikan ke dalam
bentuk tipe kepribadian tertentu berdasarkan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
pengelompokan sifat-sifat tertentu. Sehingga Berdasarkan gambaran motivasi
sebagaimana teori Hippocrates yang belajar yang digambarkan pada tabel 1.3
digunakan dalam penelitian ini maka terlihat bahwa frekuensi motivasi belajar
responden terbagi menjadi empat kelompok antara kategori tinggi dan rendah tidak
tipe kepribadian. jauh berbeda yaitu motivasi belajar tinggi
Hasil penelitian menunjukkan 78 (49,7%) dan motivasi belajar rendah
bahwa tipe kepribadian melankolis 79 (50,3%). Namun berdasarkan hasil
merupakan tipe kepribadian paling dominan tersebut dapat disimpulkan bahwa
(31,8% n=50). Menurut Litteauer (2002, masih banyak mahasiswa yang
6
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 2 2016

memiliki motivasi belajar yang rendah. responden dengan tipe kepribadian


Banyaknya jumlah mahasiswa yang phlegmatis dan Sanguinis. Namun
memiliki motivasi belajar rendah dapat berdasarkan hasil uji statistik
disebabkan oleh penurunan motivasi menunjukkan nilai p-value (0,103) >
belajar. Seperti yang dijelaskan oleh nilai α (0,05), sehingga menghasilkan
Akbar dan Hawadi (2001, p.93) bahwa kesimpulan bahwa tidak terdapat
motivasi belajar menurun atau minat hubungan yang nyata antara tipe
belajar hilang disebabkan oleh beberapa kepribadian dengan motivasi belajar
hal seperti belajar dalam kelompok mahasiswa.
dengan kurikulum yang telah ditentukan Penelitian ini menggunakan
dengan sistem nilai tertentu, cara kuesioner sebagai alat pengumpul data
memperoleh pengetahuan yang dirasakan untuk melihat skor variabel-variabel
begitu majemuk dan memakan waktu, yang akan diuji korelasinya. Pervin,
serta banyaknya kegiatan yang Cervone, dan John (2012, p.48)
menghabiskan energi. menyebutkan keterbatasan penelitian
Penelitian terkait yang dilakukan korelasional dengan menggunakan
oleh Pujadi (2007) dalam penelitiannya kuesioner adalah studi korelasional
yang berjudul “Faktor-faktor yang relatif memberikan informasi
mempengaruhi Motivasi Belajar “permukaan” tentang seseorang. Studi
Mahasiswa: Studi Kasus pada Fakultas korelasional memberikan informasi akan
Ekonomi Universitas Bunda Mulia” skor seseorang dalam berbagai tes
menunjukkan salah satu hasil penelitian kepribadian. Akan tetapi, apabila
bahwa tidak terdapat perbedaan terdapat variabel lain yang penting bagi
motivasi belajar yang signifikan antara orang tersebut, studi kolerasional
mahasiswa angkatan 2003, 2004, dan umumnya tidak dapat
2005 dengan tingkat signifikansi 0,05. mengungkapkannya. Selain itu
Peneliti tidak bisa menyimpulkan keterbatasan yang lain adalah studi
bahwa terjadi fluktuasi motivasi belajar korelasional sulit untuk menarik
tiap tahun dikarenakan penelitian ini kesimpulan yang pasti tentang hubungan
menggunakan pendekatan cross sectional sebab akibat. Fakta bahwa dua variabel
study. Untuk mengetahui secara pasti yang saling berhubungan tidak berarti
terjadi atau tidaknya penurunan motivasi satu variabel mengakibatkan variabel
belajar pada mahasiswa tiap tahunnya, yang lain.
peneliti menyarankan agar dapat Terdapat berbagai teori tipe
dilakukan penelitian terkait tentang kepribadian yang digunakan untuk
motivasi belajar mahasiswa dengan menilai karakter seseorang tergantung
menggunakan pendekatan longitudinal dari sudut pandang pencetusnya dalam
study. memandang kepribadian. Misalnya, tipe
kepribadian menurut hippocrates yang
Hubungan Tipe Kepribadian digunakan dalam penelitian ini,
dengan Motivasi Belajar Mahasiswa membagi tipe kepribadian menjadi
Kurikulum Berbasis Kompetensi phlegmatis, koleris, sanguinis dan
Fakultas Keperawatan Universitas melankolis. Tipe kepribadian menurut
Syiah Kuala Banda Aceh Carl Gustav Jung yang membagi tipe
Berdasarkan tabel 1.4 dapat dilihat kepribadian menjadi dua tipe yaitu
bahwa responden yang memiliki ekstrovert dan introvert. Tipe
motivasi belajar tinggi adalah responden kepribadian lain yang dikemukakan
dengan tipe kepribadian koleris dan oleh John Holand membagi manusia ke
melankolis. Dan yang memiliki motivasi dalam enam tipe yaitu tipe tipe realistis,
belajar rendah cenderung dimiliki oleh tipe investigatif, tipe artistik, tipe sosial,

7
Idea Nursing Journal Hasmila Sari, dkk

tipe usahawan, dan tipe n=15). Sedangkan perolehan IPK


konvensional. Dan masih banyak kategori memuaskan (n=38, 30,2%)
lagi teori kepribadian yang tertinggi oleh tipe kepribadian
dikemukakan oleh para tokoh lain. phlegmatis (12,7% n=16), berikutnya
Hasil penelitian ini berbeda melankolis (7,9% n=10), sanguinis
dengan penelitian terkait yang dilakukan (6,3% n=8) dan koleris (3,2% n=4).
oleh Kumala dkk (2012), dari Hasil uji statistik penelitian tersebut
penelitiannya yang berjudul didapatkan ada hubungan yang
“hubungan antara tipe kepribadian bermakna antara tipe kepribadian
dengan motivasi belajar mahasiswa dengan indeks prestasi kumulatif dengan
semester VIII Program Studi Ilmu nilai p = 0,044 (α = 0,05).
Keperawatan Fakultas Kedokteran Hasil penelitian terkait lain
Universitas Udayana”, berdasarkan uji yang dilakukan oleh Mularsih (2010)
statistik dengan menggunakan tes dengan judul “Strategi Pembelajaran,
koefesien kontingensi, diperoleh hasil Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar
bahwa P-value = 0,000 dan r = 0,545 Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah
menandakan bahwa terdapat hubungan Menengah Pertama” melalui perhitungan
yang signifikan antara tipe kepribadian Anava dan uji lanjut dengan uji Turkey
dengan motivasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan hasil rerata skor hasil
didapatkan responden yang belajar siswa yang berkepribadian
berkepribadian ekstrovert sebanyak 48 ekstrovert (32,96) berbeda dengan
orang (69,57%) dan responden yang rerata skor hasil belajar siswa yang
berkepribadian introvert sebanyak 21 berkepribadian introvert (30,92).
orang (30,43%). Responden dengan Meskipun ada perbedaan rerata skor
motivasi belajar tinggi sebanyak 40 hasil belajar siswa, namun setelah
orang (58%), motivasi belajar sedang 29 dilakukan uji Anava, ternyata
orang (42%) dan tidak ada responden perbedaan tersebut tidak signifikan
dengan motivasi belajar rendah. Dari 21 (Fhitung = 1,96 < Ftabel = 4,06).
mahasiswa yang berkepribadian Sehingga dapat disimpulkan bahwa
introvert lebih banyak yang memiliki hasil belajar siswa yang berkepribadian
motivasi belajar sedang yaitu 19 orang. ekstrovert tidak berbeda dengan hasil
Dari 48 mahasiswa yang berkepribadian belajar siswa yang berkepribadian
ekstrovert lebih banyak yang memiliki introvert.
motivasi belajar tinggi, yaitu 38 orang. Ivancevich, Konopaske, &
Penelitian lain yang menggunakan Matteson (2005, p.94) mengatakan
tipe kepribadian Hippocrates sebagai bahwa kepribadian saling berhubungan
variabel independen dilakukan oleh dengan pesepsi, sikap, pembelajaran,
Septiarini (2011), dengan judul dan motivasi. Namun seperti yang
penelitian “hubungan antara tipe dijelaskan oleh Suciati dan Prasetya
kepribadian dengan indeks prestasi (2001 dalam Nursalam & Efendi, 2009,
kumulatif mahasiswa program A p.28), bahwa motivasi belajar seseorang
Fakultas Keperawatan Universitas dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
Sumatera Utara” memaparkan bahwa cita-cita dan aspirasi, kemampuan
perolehan Indeks Prestasi Kumulatif peserta didik, kondisi peserta didik,
kategori sangat memuaskan (n=88, kondisi lingkungan belajar, unsur- unsur
69,8%) tertinggi dimiliki oleh dinamis dalam pembelajaran, dan upaya
mahasiswa dengan tipe kepribadian pengajar dalam membelajarkan peserta
melankolis (23,8% n=30), disusul oleh didik. Berdasarkan hasil penelitian ini,
sanguinis (21,4% n=27), phlegmatis peneliti menyimpulkan bahwa tipe
(12,7% n=16) dan koleris (11,9% kepribadian tidak memiliki hubungan

8
Idea Nursing Journal Vol. VII No. 2 2016

dengan motivasi belajar dapat


disebabkan oleh faktor-faktor lain Bastable, S. B. (2002). Perawat sebagai
yang memberikan pengaruh lebih besar pendidik: prinsip-prinsip
terhadap motivasi belajar mahasiswa pengajaran dan pembelajaran.
dibandingkan dengan tipe kepribadian. Jakarta EGC.

KESIMPULAN DAN SARAN Dariyo, A. (2004). Pengetahuan tentang


Berdasarkan hasil penelitian dan penelitian dan motivasi belajar
pembahasan yang telah dilakukan, pada mahasiswa. Jurnal psikologi
peneliti merangkum beberapa vol.2 no.1. Universitas Indonusa
kesimpulan sebagai berikut: tidak Esa Unggul.
terdapat hubungan yang nyata antara
tipe kepribadian dengan motivasi belajar Dhohiri, dkk. (2010). Sosiologi: suatu
pada mahasiswa Kurikulum Berbasis kajian kehidupan masyarakat.
Kompetensi Fakultas Keperawatan Jakarta: Ghalia Indonesia.
Universitas Syiah Kuala dengan nilai P-
value 0,103 > α (0,05). Tipe kepribadian Hall, C. S. & Lindzey, G. (2010).
paling dominan pada mahasiswa Psikologi kepribadian 2 teori-
Kurikulum Berbasis Kompetensi teori holistik (organismik-
Fakultas Keperawatan Universitas Syiah fenomenologis). Yogyakarta:
Kuala adalah melankolis dengan Kanisius.
frekuensi 50 (31,8%). Untuk itu
diharapkan Fakultas Keperawatan Hastono, S., P. (2007). Analisis data
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh kesehatan. Jakarta: Fakultas
dapat mengoptimalkan mata kuliah Kesehatan Masyarakat Universitas
psikologi kepribadian seperti Syiah Kuala.
menambahkan uji tipe kepribadian bagi
mahasiswa pada salah satu topik mata Herijulianti, E. (2002). Pendidikan
kuliah sehingga setiap mahasiswa dapat kesehatan gigi. Jakarta: EGC.
lebih mengenali karakter diri mereka
sendiri dan dapat mengembangkan Ivancevich, J., M. Konopaske, R. &
karakter mahasiswa yang lebih baik Matteson, M., T. (2005). Perilaku
dalam kehidupan sehari-hari. dan manajemen organisasi.
Jakarta: Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA
AIPNI. (2013). profil anggota. Diakses Kumala, dkk. 2012. Hubungan antara
pada tanggal 4 desember 2013 dari tipe kepribadian dengan motivasi
http://www.aipni- belajar mahasiswa semester VIII
ainec.com/keanggotaan.php?id_ins program studi ilmu keperawatan
titusi=46. fakultas kedokteran universitas
udayana (artikel jurnal). Di unduh
Akbar, R., Hawadi. (2001). Psikologi pada tanggal 11 Januari 2014 dari
perkembangan anak. Jakarta: http://ojs.unud.ac.id/index.php/.
Grasindo.
Kunaefi, dkk. (2008). Buku panduan
ACT. (2013). “Watak orang aceh”. pengembangan kurikulum berbasis
Diakses pada 19 Juni 2014 dari kompetensi pendidikan tinggi;
http://www.atjehcyber.net/2013/01 sebuah alternatif penyusun
/memahami-watak-orang- kurikulum. Jakarta: Direktorat
aceh.html. Akademik Direktorat Jenderal

9
Idea Nursing Journal Hasmila Sari, dkk

Pendidikan Tinggi. Bunda Mulia.

Litteauer, F. (1996). Personality plus. Sanjaya, W. (2011). Pembelajaran


Jakarta: Binarupa Aksara. dalam implementasi kurikulum
berbasis kompetensi. Jakarta:
. (2002). Personality plus for Prenada Media.
parents. Jakarta: Binarupa Aksara.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence.
Mularsih, H. (2010). Strategi Jakarta: Penerbit Erlangga.
pembelajaran, tipe kepribadian
dan hasil belajar bahasa indonesia Septiarini, S. (2011). Hubungan antara
pada siswa sekolah menengah tipe kepribadian dengan indeks
pertama. Jurnal makara, sosial prestasi kumulatif mahasiswa
humaniora vol.14 no.1. program A fakultas
Universitas Tarumanegara. keperawatan universitas
sumatera utara (Skripsi). Medan:
Mustafa, D. (2008). Makalah: Fkep USU. Di unduh pada 11
Kurikulum berbasis kompetensi; januari 2014 dari
Disampaikan pada Pelatihan http://repository.usu.ac.id/handle/1
Penyusunan KBK di KOPERTIS 3 23456789/26923.
untuk PS Komunikasi, Kesehatan
Masyarakat, Farmasi, HI & Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
Sekretari juli-agustus 2008. keperawatan. Jakarta: EGC.
Jakarta.
Suprapto, T. (2009). Pengantar teori
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi dan manajemen komunikasi.
penelitian kesehatan. Jakarta: Yogyakarta: MedPress.
Rineka Cipta.
Suryabrata, S. (2007). Psikologi
Nursalam. (2008). Konsep & penerapan kepribadian. Jakarta: PT Grafindo
metodologi penelitian ilmu Persada.
keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika. Windura, S. (2011). Brain management
series: defenite success with brain
Nursalam, & Efendi. F. (2009). management. Jakarta: PT Elex
Pendidikan dalam keperawatan. Media Komputindo.
Jakarta: Salemba Medika.

Pervin, L. A., Cervone, D., John, O. P.


(2004). Psikologi kepribadian:
teori dan peneltian. Jakarta: Fajar
Interpratama Offset.

Pujadi, A. (2007). Faktor-faktor


yang mempengaruhi motivasi
belajar mahasiswa: studi kasus
pada fakultas ekonomi universitas
bunda mulia. Business &
Management Journal Bunda
Mulia Vol. 3 No. 2. Universitas

10

Anda mungkin juga menyukai