Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri


dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI. ASN yang baik harus memahami dan
menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi.

Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan mewujudkan


pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di Puskesmas meliputi
pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.Salah satu
program puskesmas yaitu pelayanan terhadap lansia.

Masalah Pelayanan terhadap lansia yang kurang terjadi di


puskesmas Cimarga. Hal ini terlihat dari angka capaian program
lansia yang masih rendah. Dengan jumlah lansia di wilayah
puskesmas Cimarga berjumlah 2446 orang, target di bulan Februari
2019 berjumlah 204 orang (100%) sedangkan capaiannya hanya 38
orang (19%).
Menurut PP no 2 tahun 2018 tentang SPM (Standar Pelayanan
Minimal), terdapat 12 jenis pelayanan dasar di kabupaten/kota.
Pelayanan tersebut di antaranya 1)Pelayanan kesehatan ibu hamil; 2)
Pelayanan kesehatan ibu bersalin; 3) Pelayanan kesehatan bayi baru
lahir; 4) Pelayanan kesehatan balita; 5) Pelayanan
kesehatan pada usia pendidikan dasar; 6) Pelayanan kesehatan pada
usia produktif; 7) Pelayanan kesehatan pada usia lanjut; 8) Pelayanan
kesehatan penderita hipertensi; 9) Pelayanan kesehatan penderita
2

diabetes melitus; 10) Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan


jiwa berat; 11) Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; dan
12) Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency
Virus), yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif.
Karena diantaranya adalah pelayanan kesehatan pada usia lanjut,
maka kegiatan ini harus bisa dilaksanakan dengan maksimal di
Puskesmas Cimarga khususnya.

Berdasarkan data-data diatas sebaiknya dilakukan upaya


peningkatan kualitas pelayanan terhadap lansia berupa adanya
inovasi terhadap proses pelayanannya yaitu Pelayanan Satu Langkah
Lansia. Inovasi ini berupa pelayanan terhadap lansia yang di bantu
oleh petugas mulai dari pendaftaran hingga penerimaan obat.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan
 Menjadi ASN yang menerapkan nilai-nilai ASN dengan baik
 Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap lansia di wilayah
Puskesmas Cimarga
 Meningkatkan angka capaian program lansia di puskesmas
Cimarga

Manfaat

 Menjadi ASN yang menerapkan nilai-nilai ASN dengan baik


 Meningkatnya kualitas pelayanan terhadap lansia di wilayah
Puskesmas Cimarga
 Meningkatnya angka capaian program lansia di puskesmas
Cimarga

C. Nilai-Nilai Dasar PNS


1. Akuntabilitas
Pengertian Akuntabilitas
3

Akuntabilitas merujuk pada kegiatan setiap individu, kelompok,


atau institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi
amanahnya.
Aspek-aspek akuntabilitags :
a. Sebuah hubungan
b. Berorientasi pada hasil
c. Membutuhkan adanya laporan
d. Memerlukan konsekuensi
e. Memperbaiki kinerja
Pentingnya akuntabilitas
Akuntabilitas public memiliki 3 fungsi utaman (Bovens, 2007),
yaitu :
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (Peran demokrasi)
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional).
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)
Tingkatan Akuntabilitas
akuntabilitas stakeholder

akuntabilitas organisasi

akuntabilitas kelompok

akuntabilitas individu

akuntabilitas personal

Bagan 1.1 Tingkatan akuntabilitas

Nilai-nilai akuntabilitas :
a. Mampu mengambil pilihan tepat dan benar ketika terjadi
konflik kepentingan
b. Memiliki pemahaman dan kedsadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis.
4

c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan penyelenggaraan publik
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan manifestasi kesadaran nasional yang
mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik
untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan
maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun
lingkungan masyarakan, bangsa, dan negara.

a. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik


Sebagai palaksana kebijakan publik tentu setiap pegawai
ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada
kepentingan public, bangsa, dan negara di atas kepentingan
lainnya, mengedepankan kepentingan nasional ketimbang
kepentingan sectoral dan golongan. Untuk itu, pegawai ASN
harus memiliki karakter kepublikan yang kuat dan mampu
mengaktualisasikannya dalam setiap langkah-langkah
pelaksanaan kebijakan public
b. ASN sebagai pelayan Publik
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa
bersikap adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan
palayanan kepada masyarakat. Mereka harus bersikap
professional dan berintegraitas dalam memberikan
pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau
instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan
maksud memperdayakan masyarakat, meciptakan
kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu,
integritas menjadi penting bagi pegawai ASN. Senantiasa
5

menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi,


transparan, akuntabel, dan memuaskan publik.

c. ASN Sebagai pererat dan pemersatu bangsa


Sebagai pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme
yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan
negara, menjadi pemersatu bangsa megupayakan situasi
damai di seluruh wilayah Indonesia, dan menjada keutuhan
NKRI.

d. Nilai-niai dasar nasionalisme berdasarkan nilai-nilai yang


terkandung dalam Pancasila.

3. Etika Publik
a. Pengertian Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik buruknya, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarakhan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggungjawab pelayanan publik.
b. . Pengertian kode etik
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-
ketentuan tertulis. Sedangkan kode etik dimaksudkan untuk
mengatur etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu.

c. Kode etik aparatur sipil negara (ASN)


1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab,
dan berintegritas tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
6

4. Melaksanakan tugasnyas sesuai dengan peraturan


perundangan yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6. Menjaga rahasia yang menyangkut kebijakan negara
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak meyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan dan mafaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN

d. Kode Etik Dokter


 Pasal 1
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati, dan
mengamalkan Sumpah Dokter
 Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan
profesi sesuai dengan standar profesi yang tertinggi
 Pasal 3
7

Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter


tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
 Pasal 4
Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang
bersifat memuji diri
 Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan
daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk
kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh
persetujuan pasien.
 Pasal 6
Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam
mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik
atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan
hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
f. Nilai-nilai Dasar Etika Publik
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
8

13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan


14. Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

g. Dimensi etika publik


Terdapat tiga dimensi etika publk, yaitu :
1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2. Dimensi Modalitas
3. Dimensi Tindakan Integritas Publik
4. Komitmen Mutu
a. Konsep dasar dan pengertian mutu
Konsep mutu berkembang seiring dengan berubahnya paragigma
organisasi terkait pemuasan kebutuhan manusia.
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen atau pengguna. (Goetsch and Davis).
Aspek utama yang menjadi target stakeholdersadalah layanan
yang komitmen pada mutu melalui penyelenggaraan tugas secara
efektif, efisien, dan inovatif.
- Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan
- Efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang
digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Ditentukan
oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan
- Inovasi barang atau jasa adalah cara utama dimana suatu
organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di
pasar, teknologi, dan persaingan.
b. Manajemen mutu
Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan
melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa
melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan.
9

Ada 10 strategi yang harus dilakukan organisasi agar pelaksanaan


manajemen mutu terpadu dapat berjalan baik, yaitu :
1. Menyusun program kerja jangka panjang yang berbasis mutu
2. Membangun mindset pegawai terhadap budaya mutu
3. Mengembangkan budaya kerja yang berorientasi mutu, bukan
sekedar melaksanakan tugas rutin dan sebagai formalitas
menggugurkan kewajiban
4. Meningkatkan mutu proses secara berkelanjutan agar dapat
menampilakan kinerja yang lebih baik darai waktu ke waktu
5. Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang
6. Membangun kerja sama kolegial antar pegawai yang dilandasi
keprcayaan dan kejujuran
7. Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal
maupun eksternal
8. Beradaptasi dengan tuntutan perubahan
9. Menampilkan kinerja tanpa cacat (zero defect) dan tanpa
pemborosan (zero waste), sejak memuai setiap pekerjaan
(doing the right thing right first time and every time)
10. Menjalankan fungsi pengawasan secara efektif untuk mengawal
keterlaksanaan program kerja.
c. Perbaikan Mutu
Beberapa teknik perbaikan mutu :
1. PDCA (Plan, Do, Check, Act)
2. Diagram sebab akiba, biasa disebut fishbone diagram
d. Nilai-nilai dasar orientasi mutu
1. Tangibles(bukti langsung)
2. Reliability (kehandalan)
3. Responsiveness (daya tangkap)
4. Assurance ( jaminan)
5. Empaty (komunikasi yang baik dengan ketulusan)
10

5. Antikorupsi
a. Korupsi adalah kejahatan luar biasa yang dapat menyebabkan
kerusakan dalam hidup.
b. Tindak Pidana Korupsi menurut UU No. 31/1999 jo UU No.
20/2001 ada 7 kelompok yaitu :
(1) Kerugian keuangan negara
(2) Suap menyuap
(3) Pemerasan
(4) Perbuatan curang
(5) Penggelapan dalam jabatan
(6) Benturan kepentingan dalam pengadaan
(7) Gratifikasi
c. Jeni-jenis korupsi
- Korupsi Transaktif
- Korupsi Ekstroaktif
- Korupsi Investif
- Korupsi Nepotistik
- Korupsi Autogenik
- Korupsi Suportif
- Korupsi Defensif

d. Tunas Integritas
Tugas Integritas adalah individu yang terpilih untuk memastikan
lebih banyak lagi personil organisasi yang memiliki integritas tinggi
serta berkiprah nyata dalam membangun system integritas di
organisasinya.
e. Nilai-Nilai Dasar anti korupsi
1) Jujur
2) Peduli
3) Mandiri
4) Disiplin
11

5) Tanggungjawab
6) Kerja Keras
7) Sederhana
8) Berani
9) Adil

D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


1. Manajemen ASN

a. Kedudukan ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai apparatus Negara yang
menjalankan kebijakan pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
b. Peran ASN
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik ; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
c. Hak dan kewajiban ASN
Hak :
1) Gaji, tunjangan, dan fasilitas ;
2) cuti ;
3) jaminan pension dan jaminan hari tua;
4) perlindungan;
5) pengembangan kompetensi.
Kewajiban :
1) Setia dan taat pada Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
12

5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,


kesadaran, dan tanggungjawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan,
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar
kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia

2. Whole of Government
a. Pengertian Whole of Government
WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek kebersamaan dan
menghilangkan sekat-sekat sektoral yang untuk mencapai tujuan.
b. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam pelayananterintegrasi
1) Penguatan koordinasi antar lembaga
2) Membentuk lembaga koordinasi khusus
3) Membentuk gugus tugas
4) Koalisi Sosial

3. Pelayanan Publik
a. Konsep Pelayanan Publik
Pelayanan Publik adalah sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan di pusat
dan daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/
atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Menurut UU No 25 tahun 2009 dijelaskan bahwa pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebuthan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang dan/ atau jasa pelayanan
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
13

b. Prinsip-prinsip Pelayanan Publik


1) Partisipasif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak diskriminatif
5) Mudah dan murah
6) Efektif dan efisien

7) Aksesibel

8) Akuntabel

9) Berkeadilan
14

BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

A. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Organisasi

1. Visi
Gambaran masyarakat wilayah kerja Puskesmas Cimarga
dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat yang ditandai dengan
penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
seluruh wilayah kerja Puskesmas Cimarga.
Gambaran keadaan masyarakat wilayah Puskesmas Cimarga
dimasa depan atau visi yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai :
”Menuju Masyarakat Cimarga yang Sehat, Mandiri dan
Berkualitas”
Merupakan visi Puskesmas yang menggambarkan keadaan
yang ingin dicapai oleh Puskesmas di masa yang akan datang
yaitu Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu
untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

2. Misi
 Mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima, aman dan
terpercaya.
 Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
 Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat
3. Nilai
‘IDAMAN’ yaitu Indah, Damai, dan nyaman.
Agar pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
15

B. Struktur Organisasi
Bagan 2.1
Struktur Organisasi Puskesmas Cimarga
16

C. Gambaran unit kerja


1. Letak Geografi
Secara geografis Puskesmas Cimarga merupakan salah satu
Puskesmas yang ada di wilayah tengah Kabupaten Lebak Propinsi
Banten yang berjarak kurang lebih 9 Km dari Kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten. merupakan daerah perbukitan dan pegunungan, dengan
ketinggian 250 meter sampai 500 meter di atas permukaan laut.
Dengan batas wilayah kerja sebagai berikut :
 Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kalang
Anyar
 Sebelah Selatan berbatasan denganwilayah kerja Puskesmas
Leuwidamar
 Sebelah Timur berbatasan denganwilayah kerja Puskesmas Sajira
 Sebelah barat berbatasandengan wilayah kerja Puskesmas
Sarageni

2.Luas Wilayah

Sebagian besar wilayah Puskesmas Cimarga adalah merupakan


daratan berdataran rendah dengan luas sekitar 17.540 km 2.Dilihat dari
luas menurut desa, maka yang terbesar adalah desa Jayamanik : 2.176
km2 (24,39%), kemudian diikuti desa Margajaya : 1.835 km2 (20.33%), dan
Sudamanik : 1.824 km2 (14,74%), sedangkan sisanya tersebar pada 8
(tiga) desa lainnya.

3. Iklim

Faktor yang merupakan ciri umum bagi suatu daerah dataran rendah
di daerah tropis adalah suhu udara yang relatif panas atau tinggi,
sedangkan khusus daerah wilayah UPT Puskesmas Cimarga suhu yang
tinggi ini diikuti pula dengan kelembaban udara yang tinggi. Berdasarkan
catatan empiris dari Stasiun Meteorologi, umumnya suhu udara di daerah
17

wilayah Puskesmas Cimarga cukup normal namun bervariasi, yaitu rata-


rata sekitar 250C sampai dengan 280C.

4. Wilayah Administratif dan Binaan.


Pembagian wilayah administratif daerah wilayah kerja Puskesmas
Cimarga terdiri dari 11 Daerah binaan yaitu :
 Desa Margajaya
 Desa Mekarjaya
 Desa Cimarga
 Desa Girimukti
 Desa Sudamanik
 Desa Sangkanmanik
 Desa Margaluyu
 Desa Mekarmulya
 Desa Jayamanik
 Desa Sangiang Jaya
 Desa Tambak

4. Kependudukan
Tabel 2.1
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan
Jumlah Rumah Tangga UPT Puskesmas Tahun 2018

Jumlah Rata-
Luas Jml Kepadatan
No rumah rata
Desa wilayah Penduduk penduduk
Tangga jiwa
1 Margajaya 1835 6022 1265 4,76 3,28
2 Mekarjaya 1438 3560 641 5,56 2,48
3 Cimarga 1674 3778 604 6,25 2,26
4 Girimukti 1521 3335 634 5,26 2,19
5 Sudamanik 1824 4385 1052 4,17 2,40
6 Sangkanma 1572 3238 689 4,76 2,09
nik
7 Margaluyu 1232 4803 1153 4,17 3,90
8 Mekarmulya 1147 2999 570 5,26 2,61
9 Jayamanik 2176 5536 1271 4,35 2,54
18

10 Sangiang 1493 3217 901 3,57 2,15


jaya
11 Tambak 1628 3071 676 4,55 1,89
JUMLAH 17.540 43.979 9.455 4.65 2,51
Sumber :BPS Kec Cimarga 2018

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa rata-rata Rumah Tangga


Puskesmas Cimarga didiami oleh sekitar 3 – 6 orang. Sedang untuk
kepadatan terlihat daerah yang terpadat penduduknya adalah desa
Margajaya (3,28 jiwa/km2) dan yang terjarang adalah desa Tambak (1,89
jiwa/km2).
6. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat
mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa mendatang, Misalnya
dalam suatu negara terdapat penduduk umur tua (45 tahun lebih) lebih
banyak, maka dapat diharapkan negara tersebut mempunyai angka
kelahiran yang rendah dan angka kematian yang tinggi, sehingga
mengakibatkan pertumbuhan penduduk yang rendah.
Demikian pula ketidak seimbangan jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan, bisa mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya
angka pertumbuhannya. Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi pula
keadaan sosial, ekonomi keluarga (yasin, 1982).
Jumlah penduduk UPT Puskesmas Cimarga pada tahun 2018
tercatat 43.979 orang dengan Sex ratio laki-laki/perempuan :
92,65

7. Keadaan Ekonomi
Wilayah Kerja Puskesmas Cimarga merupakan wilayah agraris,
dimana jumlah terbanyak penduduk yang bekerja adalah bermata
pencaharian sebagai Buruh tani 4981 orang (36%), kemudianPetani 3597
orang (26%), Pedagang 2075 orang (15%), Industri 830 orang (6%), PNS
1245 orang (9%), sedangkan 1108 orang (8%) lain – lain.
19

8. Keadaan Pendidikan
Penduduk menurut pendidikan akhir kecamatan Cimarga
berdasarkan data dari Dinas Pendidikan tahun 2018 adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.2
Proporsi Tingkat Pendidikan Penduduk di Wilayah kerja
UPT Puskesmas Cimarga.
Tahun 2018
No Tingkat Pendidikan Jumlah %
1 Tidak memilki Ijazah SD 5088 13,04%
2 Tamat SD/MI 7199 18,45%
3 Tamat SMP/Mts 7848 20,11%
4 Tamat SMA 7249 18,58%
5 Tamat SMK 4738 12,14%
6 Tamat D II 3239 8,30%
7 Tamat D III 5399 13,84%
9 Tamat S 1 1756 4,50%
10 Tamat S2 752 1,93%
Sumber: UPT Pendidikan Kec Cimarga, 2018
Dari Tabel di atas maka pendidikan penduduk terbanyak adalah tamat
SMP/Mts sejumlah 7848 (20,11%).

9. Sarana dan Tenaga Kesehatan


Adapaun sarana dan tenaga yang ada di Puskesmas Cimarga, seperti
terlihat pada tabel di bawah ini :
Tabel. 2.3
Sarana dan Prasarana Puskesmas Cimarga Tahun 2018

No Sarana Jumlah Kondisi

1 Puskesmas Induk 1 Rusak Berat

Puskesmas
2 2 Rusak Ringan
Pembantu
20

3 Poskesdes 2 Rusak Ringan

4 Mobil Pusling 1 Baik

4 Rusak Berat
5 Motor Manling 6
2 Rusak Ringan

Sumber : Laporan Tahun Puskesmas, 2018

Tabel 2.4
Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Cimarga Tahun 2018
No Tenaga Kesehatan Status Jumlah

1 Kepala Puskesmas PNS 1 Orang


2 Dokter Umum PNS dan CPNS 2 Orang
3 Dokter Gigi PNS 1 Orang
PNS 16 Orang
4 Bidan PTT 1 Orang
Suporting Staf 6 Orang
PNS 7 Orang
5 Perawat
Suporting Staf 8 Orang
6 Perawat Gigi PNS 1 Orang
7 Penyuluh Kesehatan PNS 1 Orang
8 Bag. Administrasi PNS 4 Orang
Suporting Staff 4 Orang
9 Sanitarian PNS 1 Orang
10 Nutrisionis Suporting Staff 1 Orang
11 Farmasionis Suporting Staff 1 Orang
12 Tenaga Lain Suporting Staff 1 Orang
Sukwan 1 Orang
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas, 2018
21

BAB III
ANALISA ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAHAN ISU
A. IDENTIFIKASI ISU-ISU DAN ANALISIS PENYEBAB
1. Kurang optimalnya pelayanan terhadap lansia di Puskesmas Cimarga.
2. Kurang optimalnya kunjungan rumah terhadap ODGJ.
3. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasien terhadap penyakit
degeneratif.
4. Kurangnya jenis pemeriksaan laboratorium widal yang menunjang
diagnostik tifoid.
5. Kurangnya media untuk edukasi pasien dalam hal preventif penyakit
menular.
Tabel 3.1
ANALISIS APKL

No Isu A P K L Jumlah Peringkat

1 Kurang optimalnya pelayanan 4 5 4 5 18 I


terhadap lansia di puskesmas
Cimarga

2 Kurang optimalnya kunjungan 4 4 3 3 14 IV


rumah terhadap pasien ODGJ

3 Kurangnya pengetahuan dan 4 5 4 4 17 II


kesadaran pasien terhadap
penyakit degenerative

4 Kurangnya jenis pemeriksaan 4 3 4 2 13 V


laboratorium widal yang
menunjang diagnostik tifoid

5 Kurangnya media untuk edukasi 4 3 4 4 15 III


pasien dalam hal preventif
penyakit menular
22

Tabel 3.2
ANALISIS USG
Indikator
No Isu Jumlah Peringkat
Urgency Seriousness Growth

1 Kurang
optimalnya
pelayanan
4 5 4 14 I
terhadap lansia
di puskesmas
Cimarga

2 Kurangnya
pengetahuan
dan kesadaran
3 4 4 11 II
pasien terhadap
penyakit
degeneratif

B. ISU TERPILIH
Kurang optimalnya pelayanan terhadap lansia di Puskesmas Cimarga.

C. GAGASAN PEMECAHAN ISU


Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap lansia di Puskesmas Cimarga
melalui kegiatan “One-Step Geriatric Service”.
23

BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

A. URAIAN KEGIATAN

Tabel 4.1
Uraian Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Output/ hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai Organisasi
kegiatan substansi Mata terhadap Visi-
Pelatihan Misi Organisasi
1 Membangun 1. Lapor 1. Adanya Whole of Melakukan Koordinasi kepada kepala
komitmen kepada kepala Surat government koordinasi Puskesmas, pengelola
antara kepala puskesmas Perintah. dengan pihak- program lansia, dan bidan
Yaitu dengan
Puskesmas, untuk pihak terkait Desa merupakan langkah awal
adanya koordinasi
Pengelola meminta untuk untuk medapatkan dukungan
maka terjadi
Program persetujuan mendapatkan serta komitmen bekerja sama
kolaborasi
Lansia, dan pelaksanaan dukungan dan dalam pelaksanaan pelayanan
beberapa
Bidan Desa kegiatan. komitmen, lansia dan akan menguatkan
penanggungjawab.
dalam mendukung misi nilai-nilai Puskesmas yaitu
meningkatkan puskesmas yaitu tanggung jawab dan dapat
kualitas mewujudkan dipercaya.
24

pelayanan 2. Membuat 2. Undangan. pelayanan


terhadap undangan kesehatan yang
lansia dengan rapat prima.
adanya 3. Daftar
3.
inovasi “one- hadir,
Mengadakan
step geriatric notulensi,
rapat dengan
service”. Surat
Kepala
pernyataan
Puskesmas,
penggalang-
Pengelola
an komitmen,
program
dan foto.
lansia untuk
menjelaskan
inovasi dan
penggalangan
komitmen
2. Membuat draft 1. 1. Draf SOP. Akuntabilitas : Melakukan Membuat SOP inovasi
SOP inovasi Mengusulkan detail, pembuatan SOP pelayanan lansia merupakan
pelayanan draft SOP dari bertanggungjawab, maka akan jelas langkah untuk memandu
lansia. inovasi transparan maksud, tujuan, pelaksanaan pelayanan lansia
pelayanan serta langkah/ dengan jelas. Hal ini akan
lansia kepada prosedur dalam menguatkan nilai-nilai
kepala Komitmen Mutu : melaksanakan Puskesmas yaitu tanggung
puskesmas. orientasi mutu, pelayanan jawab dan aman.
2. Daftar efektif, dan efisien. terhadap lansia.
2. Sosialisasi hadir,
Hal ini akan
25

draft SOP undangan, mendukung misi


inovasi notulensi, puskesmas yaitu
pelayanan dan foto. mewujudkan
lansia kepada pelayanan
suluruh kesehatan yang
petugas prima.
puskesmas.
3. Sosialisasi 1.Membuat 1. Undangan WoG :
Melakukan Melakukan sosialisasi inovasi
inovasi ke 2 undangan kepada memberikan sosialisasi kepada lansia merupakan
desa untuk salah aparatur informasi kepada kepada lansia langkah untuk menciptakan
(sampling). satu aparatur desa/tokoh sasaran (lansia)
dengan dibantu motivasi dan kesadaran lansia
desa/tokoh masyarakat. dengan lintas
oleh aparatur dalam menjaga kesehatan dan
masyarakat. sektor (aparat
desa/ tokoh mengoptimalkan kualitas
desa/ tokoh
masyarakat, hidupnya. Hal ini akan
2.Meminta
2. Daftar masyarakat) maka lansia akan menguatkan nilai-nilai
bidan desa
hadir, mengerti dan Puskesmas yaitu
untuk
undangan, patuh untuk tanggungjawab.
mengumpul-
notulensi, Etika Publik : berkunjung ke
kan lansia di
dan foto. Ramah dan sopan puskesmas baik
dua desa
dalam memberikan hanya untuk
terpilih
sosialisasi/ kontrol/ cek
(sebagai
informasi. kesehatan
sampling)
maupun untuk
untuk
berobat. Hal ini
diberikan
mendukung misi
sosialisasi
puskesmas yaitu
26

mengenai mewujudkan
inovasi pelayanan
puskesmas kesehatan
terhadap dengan prima
pelayanan serta menjadikan
lansia. para lansia
Kegiatan ini sehat, mandiri
dibantu oleh dan berkualitas.
salah satu
aparatur desa
atau tokoh
masyarakat.
4 Mengatur 1. Rapat 1. Daftar Nasionalisme : Melakukan Mengatur jadwal petugas
jadwal dengan hadir, Pancasila yaitu pembuatan merupakan langkah petugas
petugas. seluruh undangan, nilai sila ke4 yaitu jadwal piket, untuk mewujudkan
perawat. notulensi, melakukan maka akan tanggungjawab dalam
dan foto. pembuatan jadwal menjamin melakukan pelayanan kepada
dengan kelancaran lansia. Hal ini akan
2. Jadwal.
2. Membuat musyawarah. pelayanan. Hal menguatkan nilai-nilai
jadwal ini mendukung Puskesmas yaitu
petugas misi puskesmas tanggungjawab dan dapat
pelayanan yaitu dipercaya.
lansia. mewujudkan
pelayanan lansia
dengan prima.
27

5 Melakukan 1. Dibuatnya 1. foto jalur Akuntabilitas : Melakukan uji coba pelayanan


Melakukan
ujicoba jalur khusus khusus. Melakukan kepada lansia merupakan cara
ujicoba
pelayanan untuk pasien pelayanan dengan untuk menerapkan pelayanan
pelaksanaan
kepada lansia. lansia. jujur, yang prima dan memuaskan.
pelayanan
2. Foto bertanggungjawab, Baik dari keindahan tempat
2. Petugas pasienlansia
petugas dan konsisten pelayanan, nyaman, dan
mengantarkan akan
.sedang aman. Hal ini akan
pasien lansia mendukungmisi
mengantark- menguatkan nilai-nilai
untuk duduk di puskesmas yaitu
an pasien Puskesmas yaitu ‘IDAMAN’
tempat tunggu mewujudkan
(indah, aman, dan nyaman
depan ruang Nasionalisme pelayanan lansia
serta tanggung jawab dan
pemeriksaan :Mengedepankan dengan prima
dapat dipercaya.
dan meminta kepentingan umum dan Mewujudkan
kartu berobat khususnya lansia. derajat
serta KIS Menerapkan nilai- kesehatan
nilai Pancasila masyarakat yang
3. Petugas optimal.
dalam sila ke-4
mendaftarkan 3.Foto
yaitu tidak
pasien hingga petugas
sedang melakukan
mendapat
rekam medis mendaftarkan diskiminasi negatif
pasien melainkan
4. Petugas diskriminasi positif/
mendampingi 4. Foto memprioritaskan
pasien masuk petugas lansia.
ke dalam sedang
ruang mendampingi
pasien di
28

pemeriksaan ruang
hingga selesai pemeriksaan
Etika publik :
pemeriksaan
5. Foto Membantu dan
5. Petugas petugas melayani pasien
mempersilak- sedang dengan ramah dan
an pasien mengantark- hormat
kembali duduk an pasien
di ruang kembali ke
tunggu jika tempat duduk Komitmen mutu :
pemeriksaan di ruang
sudah selesai tunggu Mempertimbangan
efiktif dan efisiensi
6. Petugas 6. Foto pelayanan. Serta
mengambil petugas menilai kepuasan
obat pasien sedang pasien terhadap
dan diberikan mengambil pelayanan
kepada pasien obat pasien

Antikorupsi :
7. Petugas 7. Buku Petugas tidak
mencatat register melakukan pungli.
kunjungn Pelayanan Pasien membayar
lansia lengkap Lansia. jasa pelayanan
dengan sesuai dengan
identitas, Perda tahun 2010.
diagnosis,
29

hingga terapi
dalam buku
register
Pelayanan
Lansia.
6. Melakukan 1. Melihat 1. Angka Akuntabilitas : Melakukan Melakukan review hasil uji
Review hasil akumulasi kunjungan sesuai dengan review hasil uji coba pelaksanaan pelayanan
uji coba data lansia yang aspek dalam coba akan akan menguatkan nilai-nilai
pelaksanaan kunjungan bertambah akuntabilitas yaitu mendukung misi Puskesmas yaitu
pelayanan lansia yang orientasi hasil dan puskesmas yaitu tanggungjawab.
2.Mendapatk
terhadap dicatat dalam laporan. mewujudkan
an angka
lansia. buku register pelayanan
capaian
kesehatan yang
2. Melihat sebelumnya.
prima.
angka capaian
program
lansia
sebelumnya.
7 Melakukan 1. Menghitung 1. Angka Komitmen mutu : Melakukan Melakukan telaah efektivitas
telaah gap atau capaian menilai efektivitas telaah efektivitas dan efisiensi kegiatan
efektivitas dan kesenjangan sebelum dan dan efisiensi dari dan efisiensi pelayanan lansia menguatkan
efisiensi antara data akhir dari pelayanan kegiatan maka nilai puskesmas yakni
kegiatan capaian aktualisasi. akan mendukung tanggungjawab
pelayanan sebelumnya misi puskesmas
2. Jumlah
lansia dengan data yaitu
perawat yang
30

akhir dalam membantu mewujudkan


aktualisasi. pelayanan pelayanan
dan lamanya kesehatan yang
2. Menelaah
waktu yang prrima.
sumber daya
terpakai
yang terpakai,
untuk
misal SDM
pelayanan
dan waktu.
8 Menyusun 1. Membuat 1. Data Akuntabilitas : Melakukan Penyusunan laporan kegiatan
laporan laporan laporan membutuhkan penyusunan merupakan bentuk
kegiatan. laporan laporan kegiatan pertanggungjawaban petugas
2.
mendukung misi terhadap pelayanan lansia.
Menyampaika
2. Adanya puskesmas yaitu Sehingga akan menguatkan
n laporan
bukti serah mewujudkan nilai-nilai puskesmas yaitu
kepada
terima pelayanan tanggungjawab.
Kepala
laporan kesehatan lansia
Puskesmas.
kegiatan. yang prima.

9 Mengusulkan 1. Mencetak 1. Adanya Akuntabilitas : Melakukan Penerapan SOP akan menjadi


penerapan SOP print out SOP penerapan SOP pemandu petugas dalam
Penerapan
SOP yang 2. SOP yang dan harus melayani lansia yang sesuai
2. Meminta pelayanan yang
harus sudah dilaksanakan dengan standar, sehingga
Kepala transparan,
diaktualisasi- ditandatanga oleh semua akan menguatkan nilai-nilai
puskesmas konsisten, jelas.
kan dan ni dan siap petugas, akan puskesmas yaitu
untuk
menjadi untuk mendukung misi tanggungjawab, dapat
31

kebiasaan menandatang diterapkan puskesmas yaitu dipercaya, nyaman, dan aman


yang harus ani SOP. dalam mewujudkan
Etika Publik :
dilakukan pelayanan pelayanan lansia
sehari-hari. puskesmas. Span santun dengan prima.
dalam memberikan
pelayanan

Komitmen mutu :
Menerapkan
pelayanan yang
efektif, efisien, dan
bermutu.

Antikorupsi :
tidak melakukan
pungli.
32

B. KENDALA DAN RENCANA ANTISIPASI

Tabel 4.2
Kendala dan Rencana antisipasi

No Kendala Rencana Antisipasi


1 Kelengkapan kehadiran dari Undangan diberikan tidak
setiap rapat mendadak
2 Petugas yang berhalangan Kehadiran dikonfirmasi minimal
atau telat datang sehari sebelumnya
3 Lansia saat sosialisasi kurang Menggunakan Bahasa Sunda dan
memahami materi yang menyampaikannya dengan
disampaikan perlahan
4 Tempat duduk khusus lansia Diberi label yang jelas dan
ditempati pasien selain lansia diberikan informasi bahwa tempat
duduk tersebut khusus lansia
5 Kurangnya sarana dan Mengajukan sarana dan prasarana
prasarana yang dibutuhkan secepatnya
33

C. Jadwal rancangan aktualisasi

Tabel 4.3
Jadwal rancangan aktualisasi
No Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4
1 Membangun komitmen
2 Membuat draft SOP inovasi
pelayanan lansia
3 Sosialisasi inovasi ke 2 desa
(sampling)
4 Mengatur jadwal petugas
5 Melakukan ujicoba pelayanan
kepada lansia
6 Melakukan Review hasil uji coba
pelaksanaan pelayanan terhadap
lansia
7 Melakukan telaah efektivitas dan
efisiensi kegiatan pelayanan
lansia
8 Menyusun laporan kegiatan
9 Mengusulkan penerapan SOP
34

BAB V
PENUTUP

Harapan
Sehubungan dengan kurang optimalnya pelayanan terhadap lansia
di Puskesmas Cimarga, maka saya sangat berharap terwujudnya solusi
terbaik berupa inovasi jasa yang akan dilakukan, yaitu ‘One-Step
Geriatric Service’.
Rancangan aktualisasi ini memberikan acuan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan. Sehingga dalam
mengupayakan pelayanan Lansia di Puskesmas Cimarga lebih terarah
dengan jelas. Hal ini karena dalam pembuatan rancangan ini tidak
hanya disetujui oleh mentor, juga dari hasil bimbingan dan diuji
kelayakannya.

Saran
Waktu yang diberikan dalam pengerjaannya sangat singkat.
Sehingga dalam pembuatan rancangan bisa saja mengalami kesulitan.

Anda mungkin juga menyukai