Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI TAK RUSAK - SUMBER RADIASI SINAR-X


METODE RADIOGRAFI DIGITAL

Disusun Oleh:
Kelompok :4
Nama : Desta Zul Fauzi (031600466)
Anggota Kelompok : Anjas Farizqi N (031600462)
Fadli Muhammad R (031600468)
Gusti Sultan A (031600472)
Isnaeni Yulianti (031600478)
Prodi : Elektro Mekanika
Jurusan : Teknofisika Nuklir

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2019
UJI TAK RUSAK - SUMBER RADIASI SINAR-X
METODE RADIOGRAFI DIGITAL

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami Prinsip kerja Radiografi Digital.
2. Mahasiswa melakukan pengukuran, perhitungan sampai diperoleh data kV, mA, dan
penentuan penetrameter sesuai dengan Standar ASME V. .
3. Mahasiswa dapat melakukan setup benda uji dan pesawat Sinar-X sesuai perhitungan
.
4. Mahasiswa dapat menentukan waktu tembak/pengambilan citra digital yang
maksimal untuk memperoleh citra digital yang menunjukkan sensitivitas yang tinggi
(memenuhi Standar ASME V).

II. DASAR TEORI


Radiografi digital merupakan teknologi perekaman citra Uji Tak Rusak
Radiografi tanpa menggunakan media film yang harus diproses dalam ruang gelap.
Radiografi digital merupakan proses perekaman citra radiografi menggunakan Plat
detektor yang terhubung dengan komputer sebagai pengolah data dan Citra yang
ditangkap oleh plat detektor.
Prinsip perhitungan data material uji saat menggunakan metode radiografi digital
tidak berbeda dengan metode radiografi konvensional (menggunakan film). Baik untuk
teknik DWDV, DWSV maupun SWSV. Perbedaan metode radiografi digital
disbandingkan dengan konvensional adalah waktu tembaknya. Waktu tembak dengan
1,4
metode radiografi digital sangat singkat kurang lebih 100 𝑥 𝑡 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑛𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙.
Ketentuan mengenai penentuan kV, mA, SFD dan penentuan penetrameter semua
masih sama dengan metode radiografi konvensional. Untuk itu dalam pelaporan
radiografi digital perhitungan dapat mengacu pada petunjuk praktikum Ujitak rusak
radiografi konvensional –STTN.
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Peralatan

1. Proteksi Radiasi
a. Monitor radiasi personil ( Dosimeter saku (pen dose), Film Badge/TLD badge
b. Surveymeter
c. Tanda radiasi dan tali kuning
d. lembar timbal
2. Radiografi
a. Pesawat Sinar-X Lorad LPX200 dan asesoriesnya ( Panel kontrol dan lampu
tanda Radiasi)
b. Plat detector digital dan asesorisnya (kabel konektor ke komputer pengolah
citra).
c. Komputer pengolah citra.
d. Penetrameter
e. Sigmat

3.2 Bahan

1. Benda uji (lasan pipa, plat).

IV. LANGKAH KERJA


4.1 Persiapan Sebelum Penyinaran:
1. Siapkan peralatan dan Bahan yang meliputi:
- Benda Uji (Lasan Pipa) Carbon Steel;
- Jangka Sorong;
- Masking kertas;
- Lead number dan huruf;
- Penetrameter;
- Kalkulator;
- Tabel Penyinaran

2. Lakukan pengukuran dimensi benda uji meliputi:


- Outside Diameter
- Inside diameter
- Tinggi reinforcement
- Lebar Las
- Tebal 1 lasan ( tebal 1 sisi material + tinggi reinforcement)
- Tebal 2 lasan ( tebal 2 sisi material + 2 x tinggi reinforcement)
-
3. Lakukan perhitungan kV yang digunakan menurut standard IIW dengan Rumus:
kV = A + Bx dan mengacu pada Tabel 1.

Tabel 1. Konstanta untuk perhitungan kV mesin sinar-X menurut standard IIW

Aluminium (Al) Carbon Steel


Tebal (mm)
A B A B

0,5 < x < 5 20 5 40 10

5 < x < 50 40 1,5 75 4,5

Nilai x adalah tebal material bahan dan lasan.

4. Hitunglah Pergeseran sumber (P) untuk mendapatkan citra elip, dengan rumus:
1
𝑃 = 5 SFD ⊥ + 2 LL …. (LL= Lebar Lasan)

5. Hitung SFD elip berdasarkan SFD tegak yang telah ditentukan dalam Praktikum dan
pergeseran sumber.
𝑆𝐹𝐷 𝑒𝑙𝑖𝑝 = √𝑆𝐹𝐷 ⊥2 + 𝑃2
6. Tentukan Waktu penyinaran menurut grafik penyinaran berdasarkan material yang
ditembus sinar-X (Untuk Elip 2 tebal lasan) dilihat dalam tabel penyinaran.

Tabel Penyinaran pesawat sinar-X Rigaku Radioflex 250EG-S3

Contoh Jika kV yang digunakan 140 maka bisa langsung dibaca pada grafik berdasar
kan tebal material yang ditembus (2 lasan), atau dengan rumus:
Log Y=0,400434+ 0,063608 . X
Waktu penyinaran (t) sesuai SFD grafik :
𝐸 (𝑚𝐴.𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡)
t = Anti Log Y/ Arus Pesawat Sinar-X yang digunakan = … menit
𝐼 (𝑚𝐴)

7. Hitung waktu penyinaran SFD Posisi Elip:


2
𝑆𝐹𝐷𝑒𝑙𝑖𝑝 𝐸
𝑡 = (𝑆𝐹𝐷 ) ….. menit
𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑖

8. Tentukan Penetrameter yang digunakan berdasarkan tebal 1 lasan dan mengacu pada
Standar ASTM V Artikel 2, Tabel T.276, dan T.233.2 (untuk jenis kawat)
9. Pasang Identifkasi lokasi ( sisi 0 atau sisi 90) dan identifikasi penyinaran (X-
N0Absen)
10. Pasang Penetrameter yang telah ditentukan pada langkah kerja no.8 pada sisi sumber
(source-side) lihat gambar 4
SUMBER
RADIASI
P

SFD SFDelip

LEBAR
Sisi atas LAS

Penetrameter
LAS
DID
O

FILM
PANEL DETEKTOR DIGITAL

Gambar 4 – Penempatan Penetrameter (Penny) untuk teknik DWSV

4.2 Penyinaran
1. Siapkan peralatan Proteksi radiasi sebelum melakukan set-up dan penyinaran
2. Periksa surveymeter yang akan digunakan: baterai, sertifikat dan kalibrasi, hidupkan dan
pelajari cara pemakaian dan pembacaan skalanya.
3. Gunakan Film Badge//Pocket dosimeter dan pastikan Peralatan berfungsi dengan baik dan
terkalibrasi, Baca dan catat dosis awal untuk pocket dosimeter.
4. Pasang Tali kuning, Tanda radiasi dan Lampu alarm.
5. Lakukan pencatatan kegiatan pengoperasian sinar-X pada log book operasi.
6. Lakukan perakitan pesawat sinar-X dengan control panelnya.
7. Lakukan Aging (pemanasan pesawat sinar-X) sesuai prosedur, sampai kV yang telah
ditentukan dalam perhitungan.
8. Lakukan proteksi radiasi saat AGING berlangsung dengan melakukan pengukuran laju
paparan di daerah pekerja (control panel) dan di sisi gedung lab pesawat sinar-X (catat
dalam log book operasi)
9. Lakukan set up Radiografi digital (Panel digital, kabel konektor ke Labtop, Laptop
program digital radiografi)
10. Letakkan specimen pada posisi penyinaran (SFDelip) yang telah ditentukan (untuk
DWDV jangan lupa lakukan pergesaran benda uji sesuai perhitungan) Lihat Gambar 4.
11. Buatlah data baru pada program radiografi digital, masukan data identifikasi yang
diperlukan sesuai kolom yang tersedia pada program.

12. Periksa sekali lagi dan pastikan tidak terdapat seorangpun di daerah penyinaran. Atur
tegangan, arus tabung dan timer sesuai dengan perhitungan.
13. Nyalakan pesawat dengan memutar kunci operasi dan menekan tombol “ON” pada
control panel dengan input waktu (40 – 60 detik) dengan asumsi dapat mengambi 3 citra
pada computer digital.
14. Ambil pencitraan pada radiografi digital dengan waktu 1,4/100 dikalikan waktu
peritungan konvensional. (kurang lebih anttara 0,5 s/d 4 detik) setiap citra.
15. Lakukan proteksi radiasi saat penyinaran berlangsung dengan melakukan pengukuran laju
paparan di daerah pekerja (control panel) dan di sisi gedung lab pesawat sinar-X (catat
dalam log book operasi)
16. Lakukan Interpretasi film (poin 4.3), jika grey value atau sensitifitas blm memenuhi
lakukan penyinaran ulang dengan perubahan waktu pengambilan citra disesuaikan dengan
kebutuhan.
17. Putar kunci operasi pada posisi stanby /”lock” saat penyinaran telah selesai.
18. Lakukan pendinginan pesawat sinar-X minimal sama dengan waktu penyinaran terakhir
dilakukan, jika akan digunakan untuk penyinaran selanjutnya.
19. Jika sudah selasai matikan pesawat sinar-X, lepas rakitan power dari control panel dan
rapikan seperti semula.
20. Baca pocket dosimeter dan catat, matikan survey-meter dan rapikan/kembalikan peralatan
proteksi radiasi pada tempatnya.
4.3 Interpretasi Film
1. Setelah pengambilan citra selesai, buka citra pada program review yang tersedia di
computer raiografi digital.
2. Amati kawat penetrameter yang terlihat, memenuhi persyaratan atau belum.
3. Ukur nilai grey value pada lasan (maksimum dan minimum), sekitar kawat
penetrameter, dan pada material.
4. lakukan analisa nilai grey value sudah memenuhi persyaratan atau belum, juga variasi
densitasnya.

VD Max:
𝐷𝑚𝑎𝑥 − 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑛𝑦
𝑉𝐷𝑚𝑎𝑥 = 𝑥 100%
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑛𝑦
𝑉𝐷𝑚𝑎𝑥 = . . … % ≥ 30 %, VD max tidak memenuhi persyaratan
𝑉𝐷𝑚𝑎𝑥 = ⋯ … . ≤ 30 %, Sehingga VD max memenuhi persyaratan

VD Min:

𝐷𝑚𝑖𝑛 − 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑛𝑦
𝑉𝐷𝑚𝑖𝑛 = 𝑥 100%
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑛𝑦

𝑉𝐷𝑚𝑖𝑛 = ⋯ % < −15 %, VDmin Tidak Memenuhi persyaratan

𝑉𝐷𝑚𝑖𝑛 = … … % > −15 %, VDmin memenuhi persyaratan

5. Hitung sensitivitasnya dari jumlah kawat yang muncul pada penetrameter:


𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑛𝑦
Sensitifitas = 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 1 𝑙𝑎𝑠𝑎𝑛 (𝑇)
x 100%

6. Hitung ug dan bandingkan dengan ug maksimum.


Rumus ug = Unsharpness geometry (Ug):
fs ∙ d
Ug =
SFD┴ − d

7. Amati discontinuitas yang tergambar dalam citra lasan, tentukan jenisnya.


8. Simpan data pengamatan dan ekspor sebagai file jpeg lengkap dengan data grey value.

V. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Specimen:
Jenis : Pipa
Tebal 1 lasan : 5,46 mm
Tebal 2 Lasan : 10,92 mm
Lebar las : 12,28 mm

Menentukan Tegangan
kV = A + Bx
= 75 + 4,5 (10,92)
= 124,14 kV , jadi menggunakan 130 kV
Dalam menghitung kv menggunakan tebal 2 lasan

Menentukan IQI
Sisi = Sumber
Tipe = Kawat
Nomor = 5
Set =A

Menentukan Pergeseran
1
P = 5 SFD ┴ + 2 Lebar Las
1
P = (633) + 2 (12,28)
5

= 151,16 mm

Menentukan SFD Ellips


SFDellips = √SFD ┴ 2 + 𝑃2

SFDellips = √151,16 2 + 6332


= 650,798 mm
Waktu Penyinaran
Y = 0,1246x + 0,1357
Y = 0,1246 ( 10,92 ) + 0,1357
= 1,496332 mA.detik
SFDellips 2
T real = ( ) x Waktugrafik
SFDgrafik

650,798 2 1,496332 mA.detik


=( ) x
1000 4 mA

= 0,158 detik

Specimen:
Jenis : Plat Carbon Steel
Tebal 1 lasan (x) : 8,2 mm

Menentukan Tegangan
kV = A + Bx
= 75 + 4,5 (8,2)
= 111,9 kV , jadi menggunakan 120 kV

Menentukan IQI
Sisi = Sumber
Tipe = Kawat
Nomor = 6
Set =A

Waktu Penyinaran
Y = 0,1532x + 0,1619
Y = 0,1532 ( 10,92 ) + 0,1619
= 1,41814 mA.detik
SFDellips 2
T real = ( ) x Waktugrafik
SFDgrafik
633 2 1,41814 mA.detik
=( ) x
1000 4 mA

= 0,142 detik

Hasil Pengamatan
 Pipa

6791
D min = × 4 = 1,94
14000

7747
D max = × 4 = 2,21
14000

7199
D penny = × 4 = 2,05
14000

9130
D material = × 4 = 2,60
14000
Perhitungan Sesudah Penyinaran Pipa
Perhitungan Sensitivitas
Untuk menentukan sensitivitas didasarkan pada penetrameter yang digunakan. Dalam
praktikum ini, digunakan penetrameter ASTM kawat. Maka sensitivitas ditentukan
dengan rumus:
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
S= x 100%
𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 1 𝑙𝑎𝑠𝑎𝑛
0,20 𝑚𝑚
S= x 100%
5,46 𝑚𝑚

S = 3,66 %
Sensitifitas < 20% (diterima)
Variasi Densitas
Ditentukan dengan rumus berikut:
𝐷𝑙𝑎𝑠.max − 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
VDmax = x 100% ≤ 30%
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦

𝐷𝑙𝑎𝑠.max − 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
VDmax = x 100%
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
2,21−2,05
VDmax = x 100%
2,05

VDmax = 7,8 % (diterima)

𝐷𝑙𝑎𝑠.min − 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
VDmin = x 100% ≥ -15%
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦

𝐷𝑙𝑎𝑠.min − 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
VDmin = x 100%
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
1,94 −2,05
VDmin = x 100%
2,05

VDmin = -5,365 % (diterima)


 Plat

6978
D min = × 4 = 1,99
14000

8483
D max = × 4 = 2,42
14000

7415
D penny = × 4 = 2,12
14000

10463
D material = × 4 = 2,98
14000
Perhitungan Sesudah Penyinaran Plat
Perhitungan Sensitivitas
Untuk menentukan sensitivitas didasarkan pada penetrameter yang digunakan. Dalam
praktikum ini, digunakan penetrameter ASTM kawat. Maka sensitivitas ditentukan
dengan rumus:
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
S= x 100%
𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 1 𝑙𝑎𝑠𝑎𝑛
0,25 𝑚𝑚
S= x 100%
8,2 𝑚𝑚

S = 3,04 %
Sensitifitas < 20% (diterima)
Variasi Densitas
Ditentukan dengan rumus berikut:
𝐷𝑙𝑎𝑠.max − 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
VDmax = x 100% ≤ 30%
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦

𝐷𝑙𝑎𝑠.max − 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
VDmax = x 100%
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
2,42−2,12
VDmax = x 100%
2,12

VDmax = 14,15 % (diterima)

𝐷𝑙𝑎𝑠.min − 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
VDmin = x 100% ≥ -15%
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦

𝐷𝑙𝑎𝑠.min − 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
VDmin = x 100%
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑦
1,99−2,05
VDmin = x 100%
2,05

VDmin = -6,13 % (diterima)


VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum uji tak rusak non radiasi kami melakukan praktikum dengan judul Digital
Radiografi.Praktikum bertujuan agar mahasiswa diharapkan mampu memahami prinsip kerja
digital radiografi. Mampu melakukan pengukuran, perhitungan sampai diperoleh data kV, mA,
dan penentuan penetrameter sesuai dengan Standar ASME V. dapat melakukan setup benda uji
dan pesawat Sinar-X sesuai perhitung dan dapat menentukan waktu tembak/pengambilan citra
digital yang maksimal untuk memperoleh citra digital. Pada percobaan kami menggunakan 2
spesimen yaitu spesimen plat dan tabung.Teknik penembakan yang digunakan yaitu SWSI untuk
plat dan DWDI untuk pipa karena ukuran pipa berdiameter lebih kecil dari 3 inch.
Langkah pertama kami melakukan setup alat digital radiografi yang terdiri dari panel dan
laptop. Panel beserta pesawat sinar X diletakkan di ruang exposure sedangkan laptop di letakkan
di daerah kontrol besama dengan panel kontrol pesawat sinar X. Panel digital radiografi dan
laptop dihubungkan dengan kabel lan dan power supply untuk panel.
Selanjutnya dilakukan proses perhitungan.Pada proses ini kami menentukan besarnya
KV, mA, Penetrant Meter dan waktu exposure. Dari hasil perhitungan yang dilakukan untuk
spesimen plat digunakan 120KV, 4mA, peny tipe A dan waktu real untuk digital radiografi 0,38
detik. Untuk proses penembakan sendiri dapat dilakukan selama 3 kali dalam sekali penembakan
sehingga dari 3 kali penembakan tersebut dapat diambil salah satu hasil yang densitasnya terbaik.
Untuk mengukur densitas pada digital radiografi cukup mudah yaitu dengan mengklik
seperti simbol kotak pada menu atas,lalu klik gambar hasil tembakan maka akan mucul hasil
densitas dengan rentang hasil densitas dalam rentang 0-14.000.Pada radiografi konvensional
sesuai ASME V rentang densitas yang diterima yaitu 1,8-4 sehingga jika dibandingkan untuk
densitas digital radiografi yang diizinkan sebesar 6500-14000.
Kemudian untuk spesimen pipa digunakan 130KV, 4mA, peny tipe A, dan waktu real
untuk digital radiografi 0,066. Sehingga dalam proses exposure digunakan waktu untuk panel
kontrol pesawat sinar X selama 30 detik, agar dalam waktu tersebut dapat diambil 3 buah gambar
citra digital dengan memvariasikan waktu real.Dari ketiga citra digital tersebut diambil
densitasnya yang memenuhi. Sedangkan untuk memperoleh citra elips maka diperlukan
pergeseran sebesar 151,16 mm.
Dalam hasil perhitungan variasi denstitas untuk spesimen plat adalah sebesar 14,15%
untuk Vdmax dan -6,13% untuk Vdmin yang artinya diterima. Dan untuk sensitivitasnya sebesar
3,04% yang artinya diterima karena dibawah 20%. Sedangkan untuk spesimen pipa Vdmaxnya
7,08% dan -5,365% untuk Vdmin dan untuk sensitivitasnya sebesar 3,66% yang artinya diterima.
Dari hasil yang terlihat untuk cacat yang dapat dilihat dari spesimen plat adalah sebuah
gas pore dan untuk spesimen pipa ada incomplete penetrant dan excessive pentrant.

VII. KESIMPULAN
1. Mahasiswa telah memahami prinsip kerja Radiografi digital.
2. Mahasiswa telah melakukan pengukuran, perhitungan sampai diperoleh data KV, mA
dan penetran konvesional hanya saja menggunakan film khusus yang dapat langsung
dibaca oleh komputer sehingga tidak diperlukan proses film (cuci film)

2. Mahasiswa telah melakukan setup benda uji dan pesawat sinar X sesuai perhitungan

Anda mungkin juga menyukai