Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI NILAI TAHANAN PENTANAHAN

TOWER SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150kV


TRANSMISI MANINJAU – SIMPANG EMPAT

Arif Putra Utama(1), Ir. Arnita, M.T(2), Ir. Yani Ridal, M.T(3)
(1) Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta, (2) dan (3) Dosen Teknik Elektro,
Universitas Bung Hatta

Abstrak
Penghantar 150kV Maninjau – Simpang Empat menghubungkan Gardu induk Maninjau
dengan Gardu induk Simpang empat dengan jumlah tower sebanyak 243, GI Simpang empat
tergolong gardu induk radial, karena GI Simpang Empat hanya mendapatkan suplai daya dari
PLTA Maninjau melalui Gardu induk Maninjau dengan 2 penghantar (double circuit). Jika
penghantar ini mengalami gangguan, misalnya karena petir, maka GI Simpang empat akan
mengalami kehilangan tegangan secara total dan suplai aliran daya ke distribusi pun akan
terganggu. Sistem pentanahan berperan sangat penting dalam meminimalisir dampak gangguan
yang disebabkan oleh petir. Untuk tower SUTT 150kV, Standar untuk nilai pentanahan yang harus
pakai adalah harus di bawah 10 Ohm.

Dari 9 tower yang dievaluasi, terdapat 1 tower yaitu tower 13 yang memiliki nilai tahanan
pentanahan diatas 10Ω, upaya perbaikan pada tower 13 ini dapat dilakukan dengan menambahkan
4 elektroda batang dengan ukuran panjang 2.4 meter, jari-jari elektroda 8mm dan kedalaman
penanaman elektroda sedalam 1 meter dibawah permukaan tanah. Metode perbaikan ini dapat
mereduksi nilai tahanan pentanahan tower 13 dari semula bernilai 12.8 Ω hingga menjadi 7.21 Ω.
Perhitungan menggunakan aplikasi GUI di Matlab dapat mempercepat proses perhitungan dalam
perencanaan, baik untuk perhitungan tahanan jenis, maupun tahanan pentanahan.

Kata kunci : tower, resistansi jenis tanah, tahanan pentanahan, evaluasi.


1. Pendahuluan sesuai dengan ketentuan, baik jenis elektroda,
kedalaman penanaman elektroda, ukuran elektroda
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV maupun jarak antar elektroda yang digunakan dan
adalah bagian dari sistem transmisi tenaga listrik, sebagainya.
saluran ini sangat sering terjadi gangguan akibat
adanya sambaran petir yang dapat mengakibatkan Sebagaimana diketahui, pentanahan ditanam
kenaikan tegangan yang dapat merusak peralatan dalam tanah, dalam kurun waktu yang tertentu akan
listrik yang digunakan sebagai pendukung terjadi perubahan dalam besarnya tahanannya
penyaluran tenaga listrik. Untuk meminimalisir hal sangatlah besar. Proses pengukuran, pemeriksaan
tersebut, maka harus ada media untuk melindungi secara berkala dan evaluasi sebaiknya terus
penghantar tersebut, yaitu dengan sistem pentanahan dilakukan agar bisa mempertahankan nilai tahanan
atau kawat tanah yang dipasang sepanjang SUTT 150 pentanahan sesuai standar yang ditentukan.
kV, dan terhubung langsung dengan tower yang
diketanahkan. 2. Dasar Teori
2.1 Saluran Udara Tegangan Tinggi
Oleh karena itu, pentanahan adalah suatu hal Saluran udara tegangan tinggi (SUTT) adalah
yang penting pada tower SUTT 150 kV. Besarnya sarana yang terbentang di udara untuk menyalurkan
nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV harus tenaga listrik dari pusat pembangkit ke gardu induk
sesuai dengan ketentuan yang diperbolehkan untuk atau dari GI ke GI lainnya yang disalurkan melalui
menjamin keandalan sistem bila terjadi tegangan konduktor yang direntangkan antara tiang-tiang
lebih akibat petir tadi. Pemasangan pentanahan tower (tower) melalui insulator-insulator dengan sistem
SUTT 150 kV, memiliki standar pentanahan yang tegangan tinggi (70 kV, 150 kV)
2.2 Pentanahan
Pentanahan peralatan adalah pentanahan
bagian dari peralatan yang pada kerja normal tidak
dilalui arus. bila terjadi hubung singkat suatu
penghantar dengan suatu peralatan, maka akan terjadi
beda potensial (tegangan)
Gambar 2.2 Metode tiga titik
2.3 Metoda Empat Titik
2.5 Elektroda Pentanahan
Untuk mengetahui tahanan jenis tanah, dapat 2.5.1 Elektroda Batang
digunakan metode empat titik, dengan peralatan Elektroda batang ialah elektroda dari pipa
sebagai berikut: atau besi baja profil yang dipancangkan ke dalam
 4 batang pentanahan rod tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang
 1 buah ampere meter pertama kali digunakan dan teori-teori berawal dari
 1 buah volt meter sumber daya AC elektroda jenis ini.
Cara penyambungan:
4 batang besi (sebut saja sebagai batang C1, P1, P2
dan C2) ditancapkan ke tanah dalam satu baris
dengan jarak masing-masing a meter. Antara P1 dan
P2 dipasang Voltmeter, antara C1 dan C2
disambungkan dengan Ampere meter dan sumber
daya AC 110/220 VAC. Gambar 2.3 penanaman elektroda batang
Untuk elektroda yang ditanam tegak lurus dekat
permukaan tanah (Gambar 2.14 -a), nilai tahanannya
yaitu :
   4  L 
 R Ln 1
 
2. .L  r


Gambar 2.1 metoda 4 titik
Untuk elektroda yang ditanam tegak lurus pada
Cara pengukuran: kedalaman beberapa cm dari permukaan tanah
(Gambar 2.14-b), nilai tahanannya yaitu :
Sambungkan sumber daya, ukur berapa Ampere arus 1
yang mengalir antara C1 dan C2, misalnya I Ampere. R  Ln 2  L  1
 
Ukur berapa beda potensial antara P1 dan P2, 2. .L  r 
misalnya V (Volt). Masukkan besaran pada rumus:
Untuk elektroda yang ditanam tegak lurus dekat
ρ = 2 πa R
permukaan tanah dan menembus lapisan tanah kedua
dengan
(Gambar 2.14-c), nilai tahanannya yaitu :
π = 3,14 2
a = jarak antara batang besi (m) R  Ln 4  L  1
 
2.4 Metoda Tiga Titik 2. .L  r 
Metode tiga titik (three-point methode)
dimaksudkan untuk mengukur tahanan Untuk elektroda yang ditanam tegak lurus pada
pembumian. Misalkan tiga buah batang kedalaman beberapa cm dari permukaan tanah dan
pentanahan dimana batang 1 yang tahanannya menembus lapisan tanah kedua (Gambar 2.14-d),
hendak diukur dan batang-batang 2 dan 3 sebagai nilai tahanannya yaitu :
batang pengentanahan pembantu yang juga belum  

diketahui tahanannya, seperti pada gambar 2.8 2  ln
2 L ln 2 
R  1    1 
2   h  h  
 

(4  ln 2)h  h
 

0
r
b
 1  b 

 L 
1 1   Beberapa batang elektroda ditanam tegak lurus
ln 
2 
0     1  K  ke dalam tanah
2 Untuk jumlah konduktor yang lebih banyak,
N 
 1  1 tahanan pentanahan akan lebih kecil dan
 F0  distribusi tegangan akan semakin merata.
L Penanaman elektroda yang tegak lurus ke dalam
F  tanah dapat berbentuk bujur sangkar atau empat
1  0.9  K
0

persegi panjang dengan jarak antara batang


2  1 elektroda adalah sama seperti gambar di bawah
K
2  1 ini

Dengan :
R = Tahanan dari satu batang elektroda (Ω)
L = Panjang batang elektroda dalam tanah (m)
r = Jari-jari batang elektroda (m)
ρ1 = Tahanan jenis lapisan tanah pertama (Ω-m) Gambar
ρ2 = Tahanan jenis Lapisan tanah kedua (Ω-m) 2.5 Beberapa elektroda yang ditanam
hb = Kedalaman penanaman elektroda (m)
h = Jarak permukaan tanah ke tanah lapisan ke dua Nilai tahanan pentanahan untuk beberapa
K = Faktor refleksi batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam
N = Jumlah batang elektroda tanah di mana rod menembus lapisan tanah paling
bawah/kedua, dihitung dengan mengikuti persamaan
berikut:
 Dua batang elektroda yang ditanam tegak lurus
ke dalam tanah 1
Rt 
Pada Gambar 2.15 dapat dilihat bahwa kedua 1 1

batang elektroda yang berbentuk silinder dengan Ra Rb
panjang L yang ditanam tegak lurus permukaan
tanah dan dihubungkan di atas tanah dengan Rt adalah tahanan elektroda batang (rod)
jarak S diantara dua batang elektroda tersebut.
2 F
R   g 0 N0
 h)
a
(L  hb
1 F0 1
R  
g
 
  
b 0 0
 (h  hb ) N h

Gambar 2.4 Dua elektroda batang  
1    2  L  ln 2  
Rumus untuk dua batang elektroda yang ditanam g  2   ln
0
r  1  (4  ln 2)  h 
tegak lurus di dalam tanah juga diturunkan oleh H.B.    1  b 

  L 


Dwight dengan besar tahanan pentanahan ialah :
 Untuk S < L, yaitu : 2.5.2 Elektroda Pita
 S S2 
R  
 ln 4  L 4  L l 2    S 4  Elektroda pita ialah elektroda yang terbuat
n 

4    L  r

S 2 L 16  L2 512  L4  dari hantaran berbentuk pita atau berpenampang


bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya
 Untuk S > L, yaitu : ditanam secara dangkal.
  4  L 1   1   L2 2  2  L4 4
R  4    L  ln r 4   S 3 S 5 S  2.5.3 Elektroda Pelat
   
Elektroda pelat ialah elektroda dari bahan
Dengan: pelat logam (utuh atau berlubang) atau dari kawat
S = Jarak penanaman antara kedua elektroda (m) kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam.
Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan
pentanahan yang kecil dan sulit diperoleh dengan Gambar 3.2 Pengukuran tahanan jenis tanah
menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain. (metoda 4 titik) pada lokasi tower

2.6 Sistem Pentanahan Petunjuk pengukuran


2.6.1 Sistem Pentanahan Driven Ground 1. Mempersiapkan alat ukur dan peralatan
Adalah pentanahan yang dilakukan
pengukuran
dengan cara menancapkan batang elektroda ke
2. Mengecek tegangan baterai dengan
tanah.
menghidupkan Soil Resistrivity Tester
3. Membuat rangkaian pengujian dengan menjepit
2.6.2 Sistem Pentanahan Counterpoise elektroda utama yang diuji dan menanamkan
Adalah pentanahan yang dilakukan dengan elektroda bantu
cara menanam kawat elektroda sejajar atau radial, 4. Menentukan jarak elektroda bantu sesuai
beberapa cm di bawah tanah (30cm -90cm).
spesifikasi peralatan. Jika permukaan tanah
cukup keras, elektroda bantu ditanam dengan
2.6.3 Sistem Pentanahan Mesh memukul kepala elektroda dengan menggunakan
Adalah cara pentanahan dengan jalan martil.
memasang kawat elektroda membujur dan 5. Menekan tombol “Test” beberapa detik
melintang di bawah tanah, yang satu sama lain
6. Mencatat hasil pengukuran
dihubungkan di setiap tempat sehingga membentuk
7. Selesai dan membuka rangkaian pengukuran
jala (mesh).
kembali.
Sistem pentanahan mesh biasanya dipasang di
gardu induk dengan tujuan untuk mendapatkan
3.2 Pengukuran Tahanan Pentanahan
harga tahanan tanah yang sangat kecil (kurang dari
1 ohm). Pengukuran tahanan pentanahan dilakukan
dengan menggunakan alat Digital Earth Resistance
3. Metodologi and Soil Resistivity Tester merk AEMC dengan
3.1 Pengukuran Tahanan Jenis menggunakan metoda tiga titik seperti gambar 3.5.
Pengukuran tahanan jenis tanah dilakukan
dengan menggunakan alat Digital Earth Resistance
and Soil Resistivity Tester merk AEMC dengan
menggunakan metoda empat titik seperti gambar 3.3.

Gambar 3.3 Rangkaian metoda tiga titik


Petunjuk pengukuran:
1. Mempersiapkan alat ukur dan peralatan
Gambar 3.1 Rangkaian metoda empat titik pengukuran
2. Mengecek tegangan baterai dengan
menghidupkan Earth Resistance Tester
3. Membuat rangkaian pengujian dengan
menjepit elektroda utama yang diuji dan
menanamkan elektroda bantu. seperti pada
gambar 3.4
4. Menghubungkan terminal X dengan Xv
(linked)
5. Menentukan jarak elektroda bantu sesuai
spesifikasi peralatan. Jika permukaan
1 meter
1 meter 1 meter

AEMC
tanah cukup keras, elektroda bantu
ditanam dengan memukul kepala elektroda dengan cara memisahkannya dengan kaki tower
dengan menggunakan martil. untuk mendapatkan nilai murni dari tahanan
6. Menekan tombol “Test” beberapa detik pentanahan pada sistem itu sendiri. Jika suatu tower
7. Mencatat hasil pengukuran tidak mempunyai sistem pentanahan tambahan
8. Selesai dan membuka rangkaian seperti counterpoise, maka pengukuran ini tidak bisa
pengukuran kembali. dilakukan.
3.2.1 Pengukuran tahanan pentanahan pada
kaki tower
Pengukuran ini dilakukan pada kaki tower
tanpa terhubung dengan sistem pentanahan sendiri.
Jika suatu tower mempunyai pentanahan tambahan
berupa counter poise maka kawat pentanahan
tersebut harus dipisahkan dulu dari kaki tower
dengan cara membuka mur baut pada kaki tower
tersebut.

Gambar 3.5 Pengukuran tahanan pentanahan pada


sistem pentanahan (kawat tanahan dilepas)

Tabel 3.2 Pengukuran tahanan pentanahan dengan


kondisi kawat pentanahan dilepas
No TWR LOKASI 52 % 62 % 72 %

1 4 Bukit - - -

2 13 Bukit - - -
Gambar 3.4Pengukuran tahanan pentanahan pada
3 16 Sawah - - -
tower tanpa terhubung kawat tanah
4 17 Sawah - - -
Tabel 3.1 Hasil pengukuran tahanan pentanahan
5 23 Sawah - - -
menggunakan metoda 3 titik
6 90 Kebun 3.12 Ω 3.8 Ω 4.3 Ω
No TWR LOKASI 52 % 62 % 72 %
7 91 Kebun 1.4 Ω 2.0 Ω 3.04 Ω
1 4 Bukit 3.9 Ω 6.7 Ω 12.8 Ω
8 92 Kebun 1.5 Ω 1.57 Ω 1.6 Ω
2 13 Bukit 9.8 Ω 12.8 Ω 21 Ω
9 97 Bukit 1.0 Ω 1.2 Ω 1.31 Ω
3 16 Sawah 4.29 Ω 4.3 Ω 4.6 Ω

4 17 Sawah 3.94 Ω 4.37 Ω 5.3 Ω


3.2.3 Pengukuran tahanan pentanahan dengan
5 23 Sawah 5.02 Ω 5.13 Ω 5.9 Ω kondisi kawat pentanahan disambung
6 90 Kebun 5.7 Ω 13.1 Ω 16 Ω Pengukuran ini dilakukan pada kaki tower
dengan sistem pentanahan tambahan (counterpoise)
7 91 Kebun 6.1 Ω 10 Ω 11.9 Ω
disambung. Ini bertujuan untuk mendapatkan hasil
8 92 Kebun 6.6 Ω 13.3 Ω 15.7 Ω tahanan pentanahan kaki tower tersebut setelah
ditambahkan dengan sistem pentanahan sendiri untuk
9 97 Bukit 7.9 Ω 16.6 Ω 20.2 Ω
memperbaiki nilaih tahanan pentanahan sebelumnya.
Jika suatu tower tidak mempunyai sistem pentanahan
3.2.2 Pengukuran tahanan pentanahan dengan tambahan seperti counterpoise, maka pengukuran ini
kondisi kawat pentanahan dilepas tidak bisa dilakukan.
Pengukuran ini dilakukan pada kawat
pentanahan (sistem pentanahan tambahan) secara
langsung. Sistem pentanahan tambahan ini diukur
N ρ = Nilai
Twr Posisi Π A R
o Tahanan Jenis

1 4 Bukit 3.14 1 80 502.40 Ohm meter

2 13 Bukit 3.14 1 124 778.72 Ohm meter

3 16 Sawah 3.14 1 8.72 54.76 Ohm meter

4 17 Sawah 3.14 1 9.23 57.96 Ohm meter

5 23 Sawah 3.14 1 10.31 64.75 Ohm meter

6 90 Kebun 3.14 1 38.05 238.95 Ohm meter

Gambar 3.3Pengukuran tahanan penanahan pada 7 91 Kebun 3.14 1 34.66 217.66 Ohm meter

tower (kawat pentanahan disambung) 8 92 Kebun 3.14 1 41 257.48 Ohm meter

9 97 Bukit 3.14 1 105 659.40 Ohm meter


Tabel 3.4 Pengukuran tahanan pentanahan pada
tower dengan kondisi kawat pentanahan disambung
No TOWER LOKASI 52 % 62 % 72 %
4.2 Perhitungan Nilai Tahanan Pentanahan
1 4 Bukit - - - Menggunakan Elektroda Batang
2 13 Bukit - - -
Perhitungan nilai tahanan pentanahan dengan
masing-masing nilai tahanan jenis yang berbeda ini
3 16 Sawah - - - dilakukan dengan menggunakan elektroda jenis rod
4 17 Sawah - - - dengan panjang 240 cm, diameter 5/8 inci (8mm), 16
mm dan 24 mm serta dengan kedalaman penanaman
5 23 Sawah - - -
elektroda 1 dan 2 meter serta variabel penggunaan
6 90 Kebun 4.3 Ω 5.21 Ω 5.8 Ω elektroda dari 4 sampai 64 batang.
7 91 Kebun 2.61 Ω 3.6 Ω 4.11 Ω 4.2.1 Satu batang elektroda ditanam tegak lurus
8 92 Kebun 1.9 Ω 2.3 Ω 2.8 Ω ke dalam tanah
Pada lokasi tanah di tower 4, tahanan jenis
9 97 Bukit 2.1 Ω 3Ω 3.9 Ω
yang didapat sebesar 502.40 Ohm meter, maka
perhitungan untuk satu batang elektroda yang
4. Analisis ditanam tegak lurus ke dalam tanah dengan nilai
tahanan jenis yang sudah diketahui dapat dilakukan
4.1 Nilai Tahanan Jenis dengan menggunakan persamaan 3,
Pada tower 4, nilai tahanan yang didapat setelah
melakukan pengukuran dengan menggunakan Dengan L = 240 cm (2,4 m), r = 5/8 inci (0.008 m)
metoda empat titik adalah 80 Ω. Perhitungan nilai    4L 
R Ln  1 
tahanan jenis tanahnya dapat dilakukan dengan 2..L  r 
menggunakan persamaan 2,
 203.00
dengan R= 80 Ω (pengukuran metoda 4 titik)
a = 1 m, π = 3.14 Untuk selanjutnya perhitungan pada tower 13, 16,
17, 25, 90, 91, 92 dan 97 dapat dilihat pada tabel 4.2.
ρ = 2 πa R
ρ = 2 x 3.14 x 1 x 80 Tabel 4.2. Hasil perhitungan nilai tahanan
= 502.40 Ohm meter pentanahan (single rod)
Untuk selanjutnya hasil pengukuran dan nilai No Twr Posisi Π r (m) L (m) ρ (Ωm) R (Ω)
tahanan jenis pada tower 13, 16, 17, 25, 90, 91, 92
1 4 Bukit 3.14 0.008 2.4 502.40 203.00
dan 97 dapat dilihat pada tabel 4.1
2 13 Bukit 3.14 0.008 2.4 778.72 314.65
Tabel 4.1. Data hasil perhitungan nilai tahanan jenis
3 16 Sawah 3.14 0.008 2.4 54.76 22.13
tanah
4 17 Sawah 3.14 0.008 2.4 57.96 23.42
 
S S2 
5 23 Sawah 3.14 0.008 2.4 64.75 26.16 R   ln 4  L ln4  L  2    4 
 S


6 90 Kebun 3.14 0.008 2.4 238.95 96.55 4    L  r S 2 L 16  L2 512  L4 



7 91 Kebun 3.14 0.008 2.4 217.66 87.95 2 22 
502.40   ln 4  2.4 ln4  2.4  2    24

R 



 0.008
4  3.14  2.4  2  2.4 4
8 92 Kebun 3.14 0.008 2.4 257.48 104.04 2 16  (2.4) 2 512  (2.4) 

9 97 Bukit 3.14 0.008 2.4 659.40 266.44
R  93.86

 Untuk selanjutnya perhitungan pada tower 13, 16,


 17, 25, 90, 91, 92 dan 97 dapat dilihat pada tabel 4.4.
4.2.2 Dua batang elektroda ditanam tegak lurus
ke dalam tanah Tabel 4.4 Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan
4.2.2.1 Untuk S>L dua batang elektroda dengan S<L
Pada lokasi tanah di tower 4, tahanan jenis No Twr Posisi Π r (m) L (m) ρ (Ωm) S (m) R
yang didapat sebesar 502.40 Ohm meter, maka untuk
1 4 Bukit 3.14 0.008 2.4 502.40 2 93.86
perhitungan dua batang elektroda yang ditanam tegak
lurus ke dalam tanah dengan nilai tahanan jenis yang 2 13 Bukit 3.14 0.008 2.4 778.72 2 145.60

sudah diketahui dan, 3 16 Sawah 3.14 0.008 2.4 54.76 2 10.24

 Panjang elektroda 240 cm dan jarak penanaman 4 17 Sawah 3.14 0.008 2.4 57.96 2 10.84

dua elektroda sejauh 800 cm, maka : 4 5 23 Sawah 3.14 0.008 2.4 64.75 2 12.11
  4  L  1    1  L 2 2  L 4 
2

R  4    L ln r 4S 3S 5S  6 90 Kebun 3.14 0.008 2.4 238.95 2 44.68

    7 91 Kebun 3.14 0.008 2.4 217.66 2 40.70


R 502  ln 4  2.4  1  502 1   2.4 2  2  2.4 4 
4  3.14  2.4 0.008 4  3.14  8 3  8 2  5  84  8 92 Kebun 3.14 0.008 2.4 257.48 2 48.14
   

9 97 Bukit 3.14 0.008 2.4 659.40 2 123.29

R  106.2828
4.2.3 Beberapa batang elektroda di tanam tegak
Untuk selanjutnya perhitungan pada tower 13, 16, lurus ke dalam tanah
17, 25, 90, 91, 92 dan 97 dapat dilihat pada tabel 4.3. Pada lokasi tanah di tower 4, tahanan jenis
yang didapat sebesar 502.40 Ohm meter, maka untuk
Tabel 4.3 Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan perhitungan beberapa batang elektroda yang ditanam
dua batang elektroda dengan S>L tegak lurus ke dalam tanah dengan nilai tahanan jenis
No Twr Posisi Π r (m) L (m) ρ (Ωm) S (m) R (Ω)
yang sudah diketahui dan
1 4 Bukit 3.14 0.008 2.4 502.40 8 106.28 ρ1=ρ2= 502 Ω, L= 240 cm (2.4 m), hb= 100 cm (1 m),
2 13 Bukit 3.14 0.008 2.4 778.72 8 164.87 N= 4 batang, r= 5/8 inci (0.008 m), h= 2.2 m
 Menentukan nilai K
3 16 Sawah 3.14 0.008 2.4 54.76 8 11.59
2  1
4 17 Sawah 3.14 0.008 2.4 57.96 8 12.27
K  
5 23 Sawah 3.14 0.008 2.4 64.75 8 13.71
2  1
6 90 Kebun 3.14 0.008 2.4 238.95 8 50.59

7 91 Kebun 3.14 0.008 2.4 217.66 8 46.08


K0
8 92 Kebun 3.14 0.008 2.4 257.48 8 54.51  Menentukan nilai F0
L
F0 

9 97 Bukit 3.14 0.008 2.4 659.40 8 139.61 

1  0.9  K

F0  2.4
4.2.2.2 Untuk S<L  Menentukan nilai g0
Pada lokasi tanah di tower 4, tahanan jenis  
yang didapat sebesar 502.40 Ohm meter, dan 1   2  L  ln 2 

g0   ln  1  (4  ln 2)  h 
2   r 
 L = 240 cm (2,4 m), r= 5/8 inci (0.008 m), S=  1 b 
 L 
200 cm (2 m), maka,
g0  0.9106
 Menentukan nilai 0 Tabel 4.6 Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan
1  1  dengan L=2.4m, r=0.008m, hb=1m dan
2    ln 1  K  N=4 sampai 64 batang
0   
 
2
N JUMLAH ELEKTRODA (N)
   1  1 T

  F0  4 8 16 24 32 48 56 64

4 114.37 57.19 28.59 19.06 14.30 9.53 8.17 7.15


0  0
13 177.27 88.64 44.32 29.55 22.16 14.77 12.66 11.08

 Mencari nilai Ra 16 12.47 6.23 3.12 2.08 1.56 1.04 0.89 0.78

2 F
R   g 0 N0
17 13.19 6.60 3.30 2.20 1.65 1.10 0.94 0.82
a
(L  hb  h) 23 14.74 7.37 3.69 2.46 1.84 1.23 1.05 0.92

90 54.40 27.20 13.60 9.07 6.80 4.53 3.89 3.40


Ra  228.74
91 49.55 24.78 12.39 8.26 6.19 4.13 3.54 3.10

 Mencari nilai Rb 92 58.62 29.31 14.65 9.77 7.33 4.88 4.19 3.66
1 F 
R   g  0  1  
  
97 150.11 75.06 37.53 25.02 18.76 12.51 10.72 9.38
b
(h  hb )
0 0
N h Berdasarkan tabel 4.6, dengan variasi jumlah
elektroda batang dari 4 sampai 64 batang, dapat
Rb  228.74 disimpulkan bahwa semakin banyak elektroda batang
yang digunakan maka nilai tahanan pentanahan yang
 Maka nilai R total
1 diperoleh akan semakin kecil.
Rt 
1 1
  Untuk L = 2.4 m, r = 0.016 m, hb= 1 m
Ra Rb Tabel 4.7 Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan
dengan L=2.4m, r=0.016m, hb=1m dan
Rt  114.37 N=4 sampai 64 batang
Untuk selanjutnya perhitungan pada tower 13, 16, T
JUMLAH ELEKTRODA (N)

17, 25, 90, 91, 92 dan 97 dapat dilihat pada tabel 4.5. 4 8 16 24 32 48 56 64

4 100.51 50.25 25.13 16.75 12.56 8.38 7.18 6.28


Tabel 4.5 Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan
4 batang elektroda, r=0.008m, L=2.4m, 13 155.79 77.89 38.95 25.96 19.47 12.98 11.13 9.74

hb=1m (Multiple Rod). 16 10.96 5.48 2.74 1.83 1.37 0.91 0.78 0.68

No Twr Posisi Π r (m) L (m) ρ (Ωm) hb (m) N R (Ω) 17 11.60 5.80 2.90 1.93 1.45 0.97 0.83 0.72

1 4 Bukit 3.14 0.008 2.4 502.40 1 4 114.37 23 12.95 6.48 3.24 2.16 1.62 1.08 0.93 0.81

2 13 Bukit 3.14 0.008 2.4 778.72 1 4 177.27 90 47.80 23.90 11.95 7.97 5.98 3.98 3.41 2.99

3 16 Sawah 3.14 0.008 2.4 54.76 1 4 12.47 91 43.54 21.77 10.89 7.26 5.44 3.63 3.11 2.72

4 17 Sawah 3.14 0.008 2.4 57.96 1 4 13.19 92 51.51 25.76 12.88 8.59 6.44 4.29 3.68 3.22

5 23 Sawah 3.14 0.008 2.4 64.75 1 4 14.74 97 131.92 65.96 32.98 21.99 16.49 10.99 9.42 8.24

6 90 Kebun 3.14 0.008 2.4 238.95 1 4 54.40

7 91 Kebun 3.14 0.008 2.4 217.66 1 4 49.55

8 92 Kebun 3.14 0.008 2.4 257.48 1 4 58.61  Untuk L = 2.4 m, r = 0.024 m, hb= 2 m
9 97 Bukit 3.14 0.008 2.4 659.40 1 4 150.11
Tabel 4.8 Hasil perhitungan Nilai tahanan
pentanahan dengan L=2.4m, r=0.024m,
hb=2m dan N=4 sampai 64 batang
JUMLAH ELEKTRODA (N)
Dengan menggunakan metode perhitungan yang Tower
sama, nilai r, L dan hb yang sama, maka nilai R total 4 8 16 24 32 48 56 64

untuk N=4 sampai 64 batang hasilnya seperti tabel 4 90.15 45.08 22.54 15.03 11.27 7.51 6.44 5.63
4.6.
13 139.74 69.87 34.93 23.29 17.47 11.64 9.98 8.73
Tabel 4.9 Data hasil perhitungan nilai tahanan jenis
16 9.83 4.91 2.46 1.64 1.23 0.82 0.70 0.61 tanah menggunakan aplikasi
17 10.40 5.20 2.60 1.73 1.30 0.87 0.74 0.65 ρ =
No Tower Posisi Π A R
Nilai Tahanan Jenis
25 11.62 5.81 2.90 1.94 1.45 0.97 0.83 0.73
1 4 Bukit 3.14 1 80 502.40 Ohm meter
90 42.88 21.44 10.72 7.15 5.36 3.57 3.06 2.68
2 13 Bukit 3.14 1 124 778.72 Ohm meter
91 39.06 19.53 9.76 6.51 4.88 3.25 2.79 2.44
3 16 Sawah 3.14 1 8.2 54.76 Ohm meter
92 46.20 23.10 11.55 7.70 5.78 3.85 3.30 2.89
4 17 Sawah 3.14 1 9.23 57.96 Ohm meter
97 118.33 59.16 29.58 19.72 14.79 9.86 8.45 7.40
5 23 Sawah 3.14 1 10.31 64.75 Ohm meter

6 90 Kebun 3.14 1 38.05 238.95 Ohm meter

7 91 Kebun 3.14 1 34.66 217.66 Ohm meter


Berdasarkan perbandingan perhitungan nilai
tahanan pentanahan pada tabel 4.7 yang 8 92 Kebun 3.14 1 41 257.48 Ohm meter

menggunakan kedalaman penanaman elektroda 9 97 Bukit 3.14 1 105 659.40 Ohm meter

sedalam 1 meter dengan perhitungan pada tabel 4.8


yang menggunakan kedalaman penanaman elektroda
sedalam 2 meter, dapat dilihat bahwa nilai tahanan  Tahanan pentanahan (single rod)
pentanahan yang diperoleh pada kedalaman elektroda Masukkan data/variabel pengukuran yang
2 meter lebih kecil dibandingkan dengan penanaman dibutuhkan meliputi
elektroda sedalam 2 meter. - Tahanan jenis tanah
4.3 Perhitungan Tahanan Jenis Tanah dan - Panjang elektroda yang digunakan
Tahanan Pentanahan Menggunakan Aplikasi - Jari-jari batang elektroda
dari Matlab GUI Pada gambar 4.2 ini dilakukan perhitungan
 Tahanan jenis tanah untuk mencari nilai tahanan pentanahan (single rod)
Masukkan data/variabel pengukuran yang menggunakan aplikasi yang sudah dirancang dengan
dibutuhkan meliputi memasukkan data untuk perhitungan pada tabel 4.2
- Tahanan tanah (metoda 4 titik) (tower 16). Dengan nilai tahanan jenis tanah 54.76
- Jarak penanaman elektroda Ωm, panjang elektroda 2.4 m dan jari-jari elektroda
Pada gambar 4.1 ini dilakukan perhitungan 8mm.
untuk mencari nilai tahanan jenis tanah
menggunakan aplikasi yang sudah dirancang dengan
memasukkan data untuk perhitungan pada tabel 4.1
(tower 13). Dengan nilai tahanan pada metoda 4 titik
124 Ω dan jarak elektroda pengukuran 1 meter.

Gambar 4.2 Perhitungan nilai tahanan pentanahan


(single rod) menggunakan aplikasi
Untuk perhitungan tahanan pentanahan (single
rod) pada tower 4, 13, 16, 17, 23, 90, 91, 92 dan 97
menggunakan aplikasi yang telah dibuat dapat dilihat
Gambar 4.1 Perhitungan nilai tahanan jenis tanah pada tabel 4.10.
menggunakan aplikasi
Tabel 4.10 Hasil perhitungan nilai pentanahan (single
Untuk perhitungan tahanan jenis tanah pada tower 4, rod) menggunakan aplikasi
13, 16, 17, 23, 90, 91, 92 dan 97 menggunakan
No Tower Posisi Π r (m) L (m) ρ (Ωm) R (Ω)
aplikasi yang telah dibuat dapat dilihat pada tabel 4.9
1 4 Bukit 3.14 0.008 2.4 502.40 203.00
2 13 Bukit 3.14 0.008 2.4 778.72 314.65
Tabel 4.13 Hasil perhitungan nilai tahanan
3 16 Sawah 3.14 0.008 2.4 54.76 22.13 pentanahan 4 batang elektroda, r=0.008m,
4 17 Sawah 3.14 0.008 2.4 57.96 23.42 L=2.4m, hb=1m (Multiple Rod)
menggunakan aplikasi
5 23 Sawah 3.14 0.008 2.4 64.75 26.16

No Twr Posisi Π r (m) L (m) ρ (Ωm) hb(m) N R (Ω)


6 90 Kebun 3.14 0.008 2.4 238.95 96.55

1 4 Bukit 3.14 0.008 2.4 502.40 1 4 114.37


7 91 Kebun 3.14 0.008 2.4 217.66 87.95

2 13 Bukit 3.14 0.008 2.4 778.72 1 4 177.27


8 92 Kebun 3.14 0.008 2.4 257.48 104.04

3 16 Sawah 3.14 0.008 2.4 54.76 1 4 12.47


9 97 Bukit 3.14 0.008 2.4 659.40 266.44

4 17 Sawah 3.14 0.008 2.4 57.96 1 4 13.19

5 23 Sawah 3.14 0.008 2.4 64.75 1 4 14.74

 Tahanan Pentanahan (multiple rod) 6 90 Kebun 3.14 0.008 2.4 238.95 1 4 54.40

Masukkan data/variabel pengukuran yang 7 91 Kebun 3.14 0.008 2.4 217.66 1 4 49.55
dibutuhkan meliputi
8 92 Kebun 3.14 0.008 2.4 257.48 1 4 58.61

- Tahanan jenis (ρ1 dan ρ2) 9 97 Bukit 3.14 0.008 2.4 659.40 1 4 150.11
- Jari-jari elektroda (r)
- Panjang elektroda (L)
- Jumlah elektroda (N)
4.4 Perbaikan Nilai Tahanan Pentanahan
- Kedalaman elektroda dari permukaan tanah (hb),
Berdasarkan hasil pengukuran tahanan
- Jarak permukaan tanah ke tanah lapisan ke dua (h)
pentanahan dan tahanan jenis menggunakan AEMC
Digital Earth Resistance and Soil Resistivity Tester
Pada gambar 4.3 ini dilakukan perhitungan untuk
pada 9 tower SUTT transmisi Maninjau – Simpang
mencari nilai tahanan pentanahan (multiple rod)
Empat, Pada tower 13 nilai tahanan pentanahan pada
menggunakan aplikasi yang sudah dirancang dengan
kaki tower adalah 12.8 Ohm, dengan nilai tahanan
memasukkan data untuk perhitungan pada tabel 4.6
jenis tanah 778 Ohm-meter.
(tower 4). Dengan nilai tahanan jenis 502 Ωm,
panjang elektroda 2.4 m, jari-jari elektroda 8mm dan Berdasarkan tabel hasil pengukuran dengan
kedalaman penanaman elektroda batang sedalam 1m. menggunakan variabel jari-jari elektroda, jumlah
elektroda dan panjang elektroda yang ditentukan,
maka dengan nilai tahanan jenis 778 Ohm-meter
tahanan pentanahan tower 13 akan memiliki nilai
tahanan pentanahan dibawah 10 Ω (sesuai standar
pentanahan tower SUTT) dengan menggunakan
panjang elektroda 2.4 meter, jari-jari elektroda 2.4
cm , jumlah elektroda 56 batang dan kedalaman
penanaman elektroda sedalam 2 meter dari
permukaan tanah (tabel perhitungan pengukuran 4.8).

Jika mengacu pada nilai tahanan pentanahan


yang didapat yaitu sebesar 12.8 Ohm (tabel
pengukuran 3.1), maka perbaikan nilai tahanan
pentanahan pada tower 13 ini bisa dirumuskan
dengan perhitungan sebagai berikut

Gambar 4.3 Perhitungan nilai tahanan pentanahan  
(multiple rod) menggunakan aplikasi R  2. Ln 4  L  1
  r 
.L
Untuk perhitungan tahanan pentanahan R  2   L

(multiple rod) pada tower 4, 13, 16, 17, 23, 90, 91,  4 L 
ln  1
92 dan 97 berdasarkan nilai tahanan jenis tanah
 r 
menggunakan aplikasi yang telah dibuat dapat dilihat
pada tabel 4.13.   31.68m
Dengan menggunakan aplikasi (Matlab) Berdasarkan pengukuran dan perhitungan
perhitungan tahanan pentanahan multiple rod, nilai pada tabel 4.1 diperoleh nilai resistansi jenis tanah
ρ1 dan ρ2 31.68 Ohm-meter (struktur tanah dianggap yang paling tinggi yaitu terdapat pada tower 13.
homogen), penggunaan elektroda sebanyak 4 batang,
dengan panjang 2.4 meter, jari-jari 8mm serta Pada tower yang tidak memiliki sistem
kedalaman penanaman sedalam 1 meter pentanahan tambahan seperti pada tower 4, 13, 16,
menghasilkan nilai tahanan pentanahan sebesar 17 dan 23, pengukuran tahanan pentanahan hanya
7.21193 Ohm (<10 Ohm). bisa dilakukan dengan satu bentuk pengukuran, yaitu
pengukuran langsung pada kaki tower SUTT.
Karena sudah memiliki sistem pentanahan
tambahan (counterpoise), pengukuran tahanan
pentanahan pada tower 90, tower 91, tower 92 dan
tower 97 dapat dilakukan dengan 3 kali bentuk
pengukuran, diantaranya
1. Pengukuran pada kaki tower (kawat pentanahan
dilepas)
2. Pengukuran pada kaki tower (kawat pentanahan
disambung)
3. Pengukuran pada kawat pentanahan (kawat
Gambar 4.4 Perhitungan perbaikan tahanan pentanahan dan kaki tower dipisah)
pentanahan tower 13 menggunakan Pada kondisi kawat pentanahan disambung,
aplikasi nilai tahanan pentanahan pada kaki tower 90, 91, 92
dan 97 ini direduksi karena sistem pentanahan
tambahan itu sendiri.

Pada tower 13, dengan nilai tahanan jenis


778.72 Ωm, nilai tahanan pentanahan 1 elektroda
batang diperoleh 314.65 Ω (tabel 4.1), berdasarkan
perhitungan ini maka diperlukan 56 batang elektroda
berukuran panjang 2.4 meter dan jari-jari 24mm
A/C

1m
dengan kedalaman penanaman elektroda sedalam 2
meter (tabel 4.8) untuk mereduksi nilai tersebut
2.4 m

batang rod
hingga 9.98 Ω.
pipagalvanis

Berdasarkan nilai tahanan pentanahan yang


Gambar 4.5Model rancangan perbaikan pentanahan didapatkan dalam pengukuran pada kaki tower 13
pada tower 13 yaitu bernilai 12.8 Ω, nilai tahanan pentanahan ini
bisa direduksi hingga 7.21 Ω (gambar 4.4) dengan
4.5 Analisis menambahkan 4 batang elektroda berukuran panjang
Pengukuran tahanan jenis pada 9 jenis tanah 2.4 meter dan jari-jari 8mm dengan kedalaman
di lokasi tower SUTT 150kV transmisi Maninjau – penanaman 1 meter.
Simpang empat dilakukan dengan menggunakan
metoda empat titik. Aplikasi pengukuran ini tidak Perhitungan (tahanan jenis dan tahanan
dilakukan secara manual, melainkan dengan pentanahan) dengan menggunakan aplikasi matlab
menggunakan digital earth resistance and soil memiliki hasil perhitungan yang sama dengan hasil
resistivity tester merk AEMC. Pada pengukuran perhitungan yang dilakukan secara manual.
menggunakan metoda empat titik maka didapat nilai
tahanan (R). dan nilai resistansi jenis tanah akan Aplikasi ini akan mempercepat proses
dapat diperoleh setelah dilakukan perhitungan perhitungan nilai tahanan pentanahan dan tahanan
menggunakan rumus. jenis tanah untuk membuat perencanaan dalam
perbaikan nilai tahanan pentanahan.
5. Kesimpulan Setelah dilakukan evaluasi terhadap 9 tower dari
berbagai lokasi jenis tanah maka perlu
5.1 Kesimpulan diperhatikan
1. Dari 9 tower SUTT penghantar Maninjau – 1. Untuk tower yang berlokasi di daerah
Simpang empat yang dievaluasi, nilai tahanan perbukitan sebaiknya memiliki sistem
pentanahan dari 8 diantaranya (tower 4, tower 16, pentanahan sendiri karena tahanan jenis tanah
tower 17, tower 23, tower 90, tower 91, tower 92 pada lokasi bukit sangat tinggi.
dan tower 97) sudah memenuhi standar dibawah 2. Pada tower yang sudah dilengkapi sistem
10 Ω, sesuai dengan SK Dir PLN 113-114 tahun pentanahan sendiri sebaiknya memiliki
2010. Sedangkan untuk tower 13 yang berlokasi konduktor penghubung kondukor tanah dan
diperbukitan belum memenuhi standar yang konduktor penghubung konduktor tanah ke
ditentukan. tanah untuk mengurangi hambatan kontak
2. Dari tiga macam lokasi pengukuran tahanan jenis pada tiap sambungan tower ke sistem
yaitu daerah sawah, bukit dan perkebunan, Nilai pentanahan.
tahanan jenis di daerah sawah adalah yang paling 3. Untuk dilakukan pemeriksaan berkala dalam
kecil, yaitu 54.76 Ohm-meter pada lokasi tower pengukuran dan pemeriksaan agar nilai
16, 57.96 Ohm-meter pada lokasi tower 17, 64.75 kestabilan tahanan pentanahan dan sistem
Ohm-meter pada lokasi tower 23. Kemudian pentanahan secara mekanis terjaga karena
untuk daerah perkebunan yaitu 238.95 Ohm- faktor perubahan cuaca.
meter pada lokasi tower 90, 217.66 Ohm-meter
pada lokasi tower 91, 257.48 Ohm-meter pada 6. Daftar Pustaka
lokasi tower 92. Dan untuk daerah perbukitan 1 Hutauruk, T.S. 1991. “Gelombang Berjalan dan
merupakan yang paling tinggi yaitu 502.40 Ohm- Proteksi Surja”. Jakarta: Erlangga.
meter pada lokasi tower 4, 778.72 Ohm-meter 2 Hutauruk, T.S. 1999. “Pengetanahan Netral Sistem
pada lokasi tower 13 dan 659.40 Ohm-meter Tenaga dan pengetanahan Peralatan”. Jakarta:
pada lokasi tower 97. Erlangga
3. Nilai tahanan pentanahan pada tower 13 yang 3 PT. PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan.
bernilai 12.8 Ohm dapat direduksi hingga 2007. “Grounding System”. Jakarta
bernilai 7.2119 Ohm dengan menggunakan 4 4 PT. PLN (Persero). 2010. “Buku Petunjuk Batasan
tambahan elektroda rod yang memiliki panjang Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran
2.4 m, jari-jari 8mm dengan kedalaman Tenaga Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi
penanaman elektroda sedalam 1 m dari (SUTT/SUTET) (No. Dokumen : 10-22/HARLUR-
permukaan tanah. PST/2009)”. Jakarta: SK Direksi No. 114.Dir/2010.
4. Nilai tahanan pentanahan dapat direduksi dengan 5 Sumardjati, Prih. Sofian Yahya. Ali Mashar. 2008.
beberapa cara, diantaranya “Teknik Pemanfaatan Listrik”. Jakarta
1. Menambah jumlah rod 6 Siregar, Ramdhan Halid. “Perencanaan
2. Memperbesar jari-jari rod Penempatan Proteksi Petir pada Menara Transmisi
3. Memperdalam penanaman rod P. Brandan – Langsa untuk mengurangi Kegagalan
5. Perbaikan nilai tahanan pentanahan paling efektif Perlindungan Akibat Sambaran Petir”. 2007
adalah dengan menambah jumlah elektroda, 7 Yunaningrat, Resna. “Analisa Pentanahan pada
pemilihan cara ini akan membuat nilai tahanan BTS BSC Banjarsari”. Jurusan Teknik Elektro,
pentanahan tereduksi cukup banyak Fakultas Teknik Universitas Siliwangi Tasikmalaya
dibandingkan dengan memperdalam penanaman 8 Hasrul. “Evaluasi Sistem Pembumian Instalasi
atau memperbesar ukuran elektroda Listrik Domestik di Kabupaten Barru”. Jurusan
Pendidikan Teknik Elektro Fakultas
6. Perhitungan yang dilakukan menggunakan
TeknikUniversitas Negeri Makassar
aplikasi yang telah dibuat di matlab bernilai sama
9 Dermawan, Arif. “Analisis Perbandingan Nilai
dengan perhitungan yang dilakukan secara
Tahanan Pentanahan yang Ditanam di Tanah dan
manual, baik untuk tahanan jenis, maupun
di Septic Tank pada Perumahan”, Jurusan Teknik
tahanan pentanahan (single dan multiple rod).
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.
5.2 Saran 10 PUIL 2000
11 User manual AEMC Instrume

Anda mungkin juga menyukai