Anda di halaman 1dari 93

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG STATUS


GIZI DI SMP MUHAMMADIYAH 03 TANJUNG SARI
TAHUN 2015

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Untuk Mencapai Gelar Diploma-III
Ahli Madya Kebidanan

Oleh:
WINDI PATMAWATI
12/AB/044

1.
2.

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG STATUS


GIZI DI SMP MUHAMMADIYAH 03 TANJUNG SARI
TAHUN 2015

Oleh:

WINDI PATMAWATI
12/AB/044

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : WINDI PATMAWATI
Tempat/tgl. Lahir : Kutacane, 07 Februari 1995
Agama : Islam
Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

II. RIWAYAT HIDUP KELUARGA


Nama Ayah : Sulaiman
Pekerjaan : TNI
Nama Ibu : Kasmiati
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat Rumah : Lawe Hijo, Kutacane

III. RIWAYAT PENDIDIKAN


Tahun 2000-2006 : SD Negeri 1 Kuning
Tahun 2006-2009 : SMP Pondok Pesantren Darul Iman
Tahun 2009-2012 : MAN 1 Kutacane
Tahun 2012-2015 : D-III Kebidanan STIKes Sumatera Utara, Medan
ABSTRAK

Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap
perkembangannya. Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti di SMP
Muhammadiyah 03 Tanjung Sari ditemukan remaja yang mengalami masalah dengan status
gizi, dimana ditemui 5 remaja yang mengalami gizi lebih. Pengetahuan gizi memberikan
bekal pada remaja bagaimana memilih makanan yang sehat dan mengerti bahwa makanan
berhubungan erat dengan gizi dan kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang status
gizi di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2015, Jenis
penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan cross sectional.
Populasi pada penelitian ini adalah 106 remaja putri kelas VII SMP Muhammadiyah 03
Tanjung Sari, tehnik pengambilan sampel menggunakan random sampling sebanyak 51
responden remaja putri kelas VII SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari Kecamatan Medan
Selayang.
Berdasarkan hasil penelitian, gambaran pengetahuan remaja putri tentang status gizi
di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari terhadap 51 responden di dapat berpengetahuan
baik sebanyak 2 orang (4%), berpengetahuan cukup sebanyak 32 orang (62,7%) dan
berpengetahuan kurang sebanyak 17 orang (33,3%). Artinya, mayoritas siswi SMP
Muhammadiyah 03 Tanjung Sari berpengetahuan cukup.
Disarankan bagi Sekolah SMP Muhammadiyah 03 Tanjung sari agar lebih
memperdalam pengetahuan remaja tentang status gizi dengan memeberikan penyuluhan atau
dengan memberi sedikit pelajaran mengenai status gizi, Remaja harus mengerti tentang hal-
hal yang berhubungan dengan status gizi karena dengan mengertinya mereka maka mereka
akan dapat memilih makanan yang baik untuk kesehatan dan masa pertumbuhan.

Kata kunci : Pengetahuan, Remaja, Status Gizi


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh

karena berkat dan rahmat-Nya penulis telah menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

tepat pada waktunya. Adapaun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Gambaran

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Status Gizi Di SMP Muhammadiyah 03

Tanjung Sari Tahun 2015” Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Diploma pada Program Studi D-III Kebidanan STIKes

Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, peneliti telah banyak mendapatkan

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Baik yang bersifat moril maupun materil

sehingga Karya Tulis Ilmiah dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan

ini peneliti mengucapakan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Asman R. Karo-karo, MM selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. H. Paul Sirait, SKM, MM, M. Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Sumatera Utara.

3. Ibu Evawani Martalena Silitonga SKM, M.Si selaku Pembantu Ketua I Bidang

Akademi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

4. Bapak Donal Nababan SKM, M. Kes selaku Pembantu Ketua II Bidang

Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara

i
5. Bapak Dian Fajariadi, S.Kep, Ners, M. Kep selaku Pembantu Ketua III Bidang

Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

6. Ibu Vera Christina Hulu, S. Psi, M.Kes Psikolog selaku Ka. Prodi D-III

Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara, sebagai Dosen

Pembimbing dan ketua penguji yang selalu sabar dalam membimbing dan

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Ibu Agusanna Dewi Silangit, SST, M. Kes selaku dosen Penguji I atas saran dan

masukan yang telah diberikan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Ibu Noni Eriska Sipahutar SST, M.Kes, penguji II yang selalu membimbing dan

memotivasi serta membantu penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

9. Ibu Era Friska Munthe, SST selaku wali kelas Bidan A yang selama 3 tahun telah

menjadi orang tua yang selalu memberikan kasih sayang, arahan, dukungan serta

motivasi dan memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

10. Seluruh Staf dosen D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera

Utara yang telah banyak membantu penulis dalam mnyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah berupa ilmu pendidikan selama masa perkuliahan sehingga penulis dapat

memperoleh ilmu yang berharga.

11. Ibu Imelda Christina Nababan, Amd, selaku kepala Perpustakaan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam hal

peminjaman buku.

ii
12. Bapak Beringin Jaya, S. Kom selaku Tata Usaha Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dalam hal pengurusan surat.

13. Ibu Meli Dolok Saribu, Am. Keb dan Ibu Lasmaria Sipayung, S. Kep selaku Ibu

Asrama D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara yang

telah membimbing dan megarahkan serta memberi dukungan kepada penulis.

14. Kepada Orang Tua tercinta Sulaiman dan Ibunda tercinta Kasmiati serta Kakak

saya, Siska Malahayati, Abang saya Ramayanto, dan Adik saya King Abdul Azis.

terimakasih tak terhingga untuk berjuta perhatian, kasih sayang, serta doa dan

dukungan yang telah diberikan baik moril maupun materil terutama pada saat

penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

15. Terima kasih untuk Kakak Angkat saya Adeniar Rahman Sari Lase, Siti Hajar,

teman-teman satu bimbingan dan teman-teman seperjuangan yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

16. Pihak SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari Medan terima kasih atas izin

penelitian dan kerja sama yang baik dengan penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan Berkat dan Rahmat-

Nya kepada kita semua dan mudah-mudahan ilmu yang selama ini penulis peroleh

dapat menjadi amal bukti untuk Nusa, Bangsa dan Agama, Amin.

iii
Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk kesempurnaan Karya Tulus Ilmiah ini dan semoga bermanfaat khususnya bagi

penulis dan pembaca pada umumya.

Medan, Juni 2015

Penulis

WINDI PATMAWATI

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................................7
1.3.1. Tujuan Umum .........................................................................................7
1.3.2. Tujuan Khusus.........................................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................................8

BAB II TNJAUAN TEORITIS


2.1. Pengetahuan .......................................................................................................9
2.1.1. Pengertian Pengetahuan ...........................................................................9
2.1.2. Tingkat Pengetahuan ................................................................................11
2.1.3. Cara memperoleh pengetahuan ................................................................12
2.1.4. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ................................................12
2.2. Remaja................................................................................................................13
2.2.1. Definisi Remaja .......................................................................................13
2.2.2. Perkembangan Remaja dan Ciri-cirinya ..................................................14
2.2.3. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja ........................................................15
2.3. Status Gizi ..........................................................................................................18
2.3.1. Definisi Status Gizi ..................................................................................18
2.3.2. Penilaian Status Gizi ................................................................................19
2.3.3. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi .................................................20
2.3.4. Definisi Gizi .............................................................................................22
2.3.5. Fungsi Zat Gizi ........................................................................................22
2.3.6. Zat Gizi Makro .........................................................................................23
2.3.7. Zat Gizi Mikro dan Air ............................................................................25
2.3.8. Kebutuhan Zat Gizi Untuk Remaja..........................................................29
2.3.9. Manfaat Gizi Seimbang Bagi Remaja ......................................................34
2.3.10. Masalah dan Penatalaksanaan Gizi Pada Remaja ...................................35
2.3.11. Cara Mengatasi Masalah Gizi Pada Remaja ...........................................38
2.3.12. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Status Gizi ...................38

v
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep ................................................................................................40
3.2. Definisi Operasional............................................................................................41
3.3. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................................41
3.3.1. Jenis Penelitian.........................................................................................41
3.3.2. Desain Penelitian .....................................................................................41
3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................................41
3.4.1. Lokasi Penelitian ......................................................................................41
3.4.2. Waktu penelitian ......................................................................................42
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ..........................................................................42
3.5.1. Populasi ....................................................................................................42
3.5.2. Sampel......................................................................................................42
3.6. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ......................................................................43
3.6.1. Jenis Data .................................................................................................43
3.6.2. Cara Pengumpulan Data ..........................................................................44
3.7. Aspek Pengukuran Data ......................................................................................44
3.7.1. Alat Ukur .................................................................................................44
3.8. Pengolahan dan Analisis Data.............................................................................45
3.8.1. Pengolahan Data ......................................................................................46
3.8.2. Analisis Data ............................................................................................46
3.9. Jadwal Penelitian.................................................................................................47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................................48
4.1.1 Data Geografis ..........................................................................................48
4.1.2 Data Demografi .........................................................................................48
4.1.3 Pengetahuan Responden Tentang Status Gizi...........................................48
4.2 Pembahasan .........................................................................................................52
4.2.1 Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Status Gizi ..........................53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .........................................................................................................56
5.2 Saran ....................................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ...................................................................................40

Gambar 3.9 Jadwal Penelitian ....................................................................................47

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan


Pengetahuan Status Gizi Di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari

Tahun 2015 .........................................................................................49

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap

Status Gizi di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari Tahun 2015 ...51

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran II : Lembar Kuesioner

Lampiran III : Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran IV : Master Tabel

Lampiran V : Surat Survey Pendahuluan

Lampiran VI : Surat Balasan Survey Pendahuluan Dari SMP


Muhammadiyah 03 Tanjung Sari

Lampiran VII : Surat Izin Penelitian

Lampiran VII : Surat Balasan Penelitian Dari SMP Muhammadiyah 03

Tanjung Sari

Lampiran IX : Surat Selesai Penelitian

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihaan jika dikatakan

bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja

saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja

yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. Oleh karena itu,

pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sangat penting untuk menilai

keadaan remaja (Aryani, 2012).

Remaja memepunyai kebutuhan nutrisi yang spesial, karena pada saat tersebut

terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis

sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa remaja akan

memengaruhi kebutuhan, absorbsi, serta cara penggunaan zat gizi. Hal ini disertai

dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan hormonal yang

menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan fisiologis yang

memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja (Aryani, 2012).

Gizi merupakan bagian dari sektor kesehatan yang penting dan dapat

perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi kesehatan

masyarakat. Pengaruh masalah gizi terhadap pertumbuhan, perkembangan,

intelektual, dan produktivitas menunjukkan besarnya peranan gizi bagi kehidupan

1
manusia. Jika terjadi gangguan gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih, pertumbuhan

tidak akan berlangsung optimal (Almatsier, 2009) dalam (Syahrir, 2013).

Timbulnya masalah gizi pada remaja pada dasarnya dikarenakan perilaku gizi

yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi

yang dianjurkan. Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada

remaja antara lain adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari batas normal atau

sebaliknya, memiliki IMT yang berlebih (obesitas), dan anemia serta masalah yang

berhubungan dengan gangguan perilaku makan berupa anoreksia nervosa dan bulmia

(Sulistyoningsih, 2011).

Asupan makanan yang tidak mencukupi adalah masalah yang umum dialami

oleh remaja putri. Keinginan untuk menjadi kurus dengan cara yang tidak tepat, gaya

hidup yang kurang tepat dan pengaruh teman sebaya secara umum. Hal inilah yang

banyak menyebabkan remaja mengurangi asupan makanan nya, seperti susu, daging,

keju dan hasil olahannya yang direkomendasikan untuk mencegah osteoporosis dan

fraktur. Makanan-makanan tersebut mengandung sumber mineral kalsium yang baik

untuk menunjang pertumbuhan mereka (Rahmawati, 2012).

Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007,

menggunakan standar WHO secara nasional prevalensi kurus usia 6-14 tahun (usia

sekolah) adalah 13,3% pada laki-laki dan 10,9% pada perempuan. Sedangkan

prevalensi BB lebih pada laki-laki 9,5% dan perempuan 6,4%. Prevalensi kurus di

Sulawesi selatan adalah 15,5% pada laki-laki dan 13,4% pada perempuan, sedangkan

prevalensi BB lebih pada laki-laki 7,4% dan 4,8% pada perempuan. Untuk Kabupaten

2
Bantaeng prevalensi kurus adalah 17,6% pada laki-laki dan 7,5% pada perempuan

dan BB lebih 9,2% pada laki-laki dan 7,9% pada perempuan (Hendrayati, 2010).

Hasil survei Nasional di Amerika menunjukkan bahwa prevalensi obesitas

pada remaja semakin meningkat, dari 12% pada tahun 1991 menjadi 17,9% pada

tahun 1998. Hal serupa juga ditemui di DKI Jakarta yang menunjukkan prevalensi

obesitas yang meningkat seiring dengan pertambahan umur. Pada anak umur 6-12

tahun di temukan obesitas sekitar 4% pada remaja 12-18 tahun di temukan 6,2%, dan

pada umur 17-18 tahun 11,4%. Kasus obesitas pada remaja lebih banyak di temukan

pada wanita (10,2%) di banding laki-laki (3,1%) (Aryani, 2012).

Umumnya remaja putri dan wanita lebih mudah menderita anemia dibanding

pria dan remaja putra. Wanita dan remaja putri membutuhkan zat besi 2 x lebih

banyak dari pada pria atau remaja putra karena mengalami haid dan banyak

mengeluarkan darah waktu melahirkan dan zat besi diperlukan untuk memproduksi

darah (Hb). Tanda-tanda anemia sering dikenal lima L yaitu lemah, letih, lesu, lelah

dan lalai. Anemia sering disertai dengan pusing, mata berkunang-kunang, muka dan

tangan pucat (Proverawati dkk, 2013).

Survei terhadap mahasiswa kedokteran di Prancis, membuktikan bahawa 16%

mahasiswi kehabisan cadangan besi, sementara 75% menderita kekurangan.

Penelitian lain terhadap masyarakat miskin di Kairo menunjukkan asupan besi

sebagian besar remaja wanita tidak mencukupi kebutuhan harian yang di anjurkan. Di

negara yang sedang berkembang , sekitar 27% remaja lelaki dan 26% wanita di

gerogoti anemia, sementara di negara maju angka tersebut hanya terdengar pada

3
bilangan 5% dan 7%. Dalam garis besar, sebanyak 44% wanita di negara

berkembang (10 Negara Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia) mengalami anemia

kekurangan besi, sementara wanita hamil lebih besar lagi, yaitu 55% (Hendrayati,

2010).

Anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia

dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Perkiraan prevalensi anemia secara

global adalah sekitar 51%. Angka tersebut terus membengkak di tahun 1997 yang

bergerak dari 13,4% di Thailand ke 85,5% di India (Arisman, 2010). Tiga puluh enam

persen (atau kira-kira 1400 juta orang) dari perkiraan populasi 3800 juta orang di

negara sedang berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di

negara maju hanya sekitar 8% (atau kira-kira 100 juta orang) dari perkiraan populasi

1200 juta orang (Arisman, 2010). Di Indonesia sendiri menurut data Depkes RI

(2006), prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri yaitu 28% (Hayati, 2010),

dan dari Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, menyatakan bahwa

prevalensi anemia defisiensi besi pada balita 40,5%, ibu hamil 50,5%, ibu nifas

45,1%, remaja putri 10-18 tahun 57,1%, dan usia 19-45 tahun 39,5%. Dari semua

kelompok umur tersebut, wanita memiliki resiko paling tinggi untuk menderita

anemia terutama remaja putri (Febriany, 2012).

Gizi merupakan bagian yang cukup penting dalam mewujudkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Untuk mencapai keseimbangan konsumsi gizi pada setiap

individu atau keluarga juga dipengaruhi banyak faktor, seperti ekonomi, sosial

4
budaya, kebiasaan, kesukaan, kondisi kesehatan termasuk juga pendidikan dan

pengetahuan seputar masalah gizi (Solikhah, 2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu terdiri dari faktor internal

yang mencakup genetik, asupan makanan, dan penyakit infeksi serta faktor eksternal

yang terdiri dari sector pertanian, ekonomi, sosial dan budaya serta pengetahuan gizi

(Suhardjo dalam Pramitya, 2013).

Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan kebiasaan makan

pada remaja adalah pengetahuan gizi yang rendah dan terlihat pada kebiasaan makan

yang salah. Permaesih (2003) menyatakan bahwa pengetahuan dan praktek gizi

remaja yang rendah tercermin dari perilaku menyimpang dalam kebiasaan memilih

makanan. Remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan lebih mampu

memilih makanan sesuai dengan kebutuhannya (Emilia, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Asti (2008) mengenai pengetahuan gizi

seimbang dengan status gizi remaja pada siswa Madrasah Tsanawiyah didapatkan

bahwa yang mempunyai pengetahuan gizi baik 54,21% dan status gizi baik 57,31%.

Penelitian lain yang dilakukan Nurbaety Junus (2003) yang berhubungan dengan

status gizi di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng menunjukkan bahwa

remaja yang mempunyai status gizi baik 64,9% sedangkan status gizi kurang 31,1%

dan status gizi buruk 4,1% (Hendrayati, 2010).

5
Hasil penelitian Hendrayati, dkk (2010) pada siswa SMP Negeri 4 Tompubulu

kabupaten Bantaeng didapatkan persentase tingkat pengetahuan gizi pada umumnya

baik sebanyak 74 orang (77,1%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 22 orang

(22,9%) (Syahrir, 2013).

Pengetahuan gizi memberikan bekal pada remaja bagaimana memilih

makanan yang sehat dan mengerti bahwa makanan berhubungan erat dengan gizi dan

kesehatan. Beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat dewasa sebenarnya bisa

diperbaiki saat remaja melalui pemberian pengetahuan dan kesadaran tentang

kebiasaan makan dan gaya hidup yang sehat (Haddad dalam Emilia, 2009).

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti di SMP

Muhammadiyah 03 Tanjung Sari ditemukan remaja yang mengalami masalah dengan

status gizi, dimana ditemui 5 remaja yang mengalami gizi lebih. Melalui hasil

wawancara yang dilakukan dengan 6 siswi SMP tersebut terdapat 1 siswi yang

memilki gizi lebih dengan pengetahuan kurang, dimana pola makan siswi tersebut 3-4

kali sehari dengan porsi banyak tanpa memperhatikan asupan zat gizi yang

terkandung di dalam makanannya. Sedangkan 5 siswi memiliki gizi normal dimana 3

siswi memiliki pengetahuan baik dengan pola makan 3 kali sehari dengan porsi

sedang dan teratur, serta 2 siswi memiliki pengetahuan kurang dengan pola makan 3

kali dalam sehari tetapi tidak teratur.

Hal tersebut disebabkan karena kurangnya sumber informasi yang didapat,

seperti halnya ketika mereka memakan makanan yang kurang bergizi misalnya

jajanan-jajanan disembarang tempat disekitar sekolah mereka. Hal ini disebabkan

6
karena kurangnya pengetahuan siswi terhadap makanan yang mereka konsumsi

bergizi atau tidak, padahal Gizi sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan

mereka.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Status

Gizi di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari 2015 “

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam

penelitinian ini adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Remaja putri Tentang

Status Gizi di SMP Muhammadiah 03 Tanjung Sari Tahun 2015?”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang status gizi di

SMP Muhammadiah 03 Tanjung Sari Tahun 2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang Status Gizi di SMP

Muhammadiyah 03 Tanjung Sari.

7
1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam

melakukan penelitian kesehatan khususnya tentang Status Gizi.

2. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai referensi dan bahan bacaan di perpustakaan STIKes Sumatera Utara,

sehingga dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa tentang Status Gizi.

3. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai referensi dan bahan bacaan di perpustakaan SMP Muhammadiah 03

Tanjung Sari, sehingga dapat menambah pengetahuan bagi siswa tentang Status Gizi.

4. Bagi Remaja Putri

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi remaja putri tentang pentingnya

Status Gizi di SMP Muhammadiah 03 Tanjung Sari.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil „tahu‟, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan

sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo dalam

Wawan, 2010).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu: (Notoatmodjo dalam Wawan, 2010).

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau

9
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan , mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dimana dapat mengiterprestasikan secara benar.

Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi terus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu

obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan plikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Anallisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruha yang

10
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

tertentu. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoadmojo, 2003:11

adalah sebagai berikut :

1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum

adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka

dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat

baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip

orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya

baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

11
c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer atau disebut

metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh francis Bacon (1561-

1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara

untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.

2.1.4. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor Internal

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia

untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

2. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah

keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.

12
Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi

ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3. Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan

menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Faktor Eksternal

1. Faktor Lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (3 lingkungan merupakan

seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari

sikap dalam menerima informasi.

2.2. Remaja

2.2.1. Definisi Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa,

masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberapa

13
ahli selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa inggris:

adolescence). Para ahli merumuskan bahwa istilah Pubertas digunakan untuk

menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan

cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

Seadangkan istilah adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau

kematangan yang menyertai masa pubertas (Soetjiningsih dalam Aryani 2012).

2.2.2. Perkembangan Remaja dan Ciri-cirinya

Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan remaja, masa (rentang waktu)

remaja ada tiga tahap (Widyastuti, 2011) yaitu:

1. Masa remaja awal (10-12 tahun)

a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.

b. Tampak dan merasa ingin bebas.

c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan

mulai berpikir yang khayal (abstrak).

2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)

a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.

b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.

c. Timbul perasaan cinta yang mendalam.

d. Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang.

e. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.

14
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

a. Menampakkan Pengungkapan kebebasan diri.

b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.

c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.

d. Dapat mewujudkan perasaan cinta.

e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

2.2.3. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja

Pada masa remaja itu, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai

banyak perubahan. Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti

munculnya tanda-tanda sebagai berikut (Widyastuti, 2011).

1. Tanda-tanda seks primer

Yang dimaksud dengan tanda-tanda seks primer adalah organ seks. Pada laki-

laki gonad atau testes. Organ itu teletak didalam scrotum. Pada usia 14 tahun baru

sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadilah pertumbuhan yang pesat

selama satu atau dua tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testis berkembang

penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ

reproduksi pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya ia bermimpi mengenai

hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual, sehingga mengeluarkan sperma.

Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat

kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau

12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram.

15
2. Tanda-tanda seks sekunder

a. Pada laki-laki

1. Rambut

Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut

kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes dan penis mulai

membesar. Ketika rambut kemaluan hampir selesai tumbuh, maka

menyusul rambut ketiak dan rambut wajah, seperti halnya kumis dan

cambang.

2. Kulit

Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori membesar.

3. Kelenjer lemak dan kelenjer keringat

Kelenjer lemak dibawah kulit menjadi lebih aktif. Seringkali menyebabkan

jerawat karena produksi minyak minyak yang meningkat. Aktifitas kelenjer

keringat juga bertambah, terutama bagian ketiak.

4. Otot

Otot-otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan kuat. Lebih-lebih

bila dilakukan latihan otot, maka akan tampak memberi bentuk pada

lengan, bahu dan tungkai kaki.

5. Suara

Seirama dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan, maka terjadi

perubahan suara. Mula-mula agak serak, Kemudian volumenya juga

meningkat.

16
6. Benjolan di dada

Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil disekitar

kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun.

b. Pada wanita

1. Rambut

Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja laki-laki.

Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara

mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak

setelah haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan

terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap

dan agak keriting.

2. Pinggul

Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini

sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak

dibawah kulit.

3. Payudara

Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting susu

menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang

dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar

dan lebih bulat.

17
4. Kulit

Kulit, seperti hal nya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih tebal, pori-

pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki kulit pada wanita

tetap lebih lembut.

5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan

kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya

menusuk sebelum dan selama masa haid.

6. Otot

Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat. Akibatnya

akan membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.

7. Suara

Suara berubah semakin merdu. Suara serak jarang terjadi pada wanita.

2.3. Status Gizi

2.3.1. Definisi Status Gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan zat gizi dalam bentuk

variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu

(Supariasa, 2003). Dalam pembahasan tentang status gizi. Ada tiga konsep yang

harus dipahami, ketiga konsep tersebut (Hasdianah, 2014) yaitu:

18
a. Prosedur dari organisasi dalam menggunakan bahan makanan melalui

prosespencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan metabolisme,

dan pembuangan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ

tubuh, dan produksi energi, proses ini disebut gizi.

b. Keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara pemasukan zat gizi

di satu pihak dan pengeluaran organisme dipihak lain. Keadaan ini di

sebut nutriture.

c. Tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh nutriture dapat dilihat

melalui variabel tertentu.

2.3.2. Penilaian Status Gizi

Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah

berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat

badan menurut tinggi badan (BB/TB). Indeks BB/U adalah pengukuran total berat

badan termasuk air, lemak, tulang dan otot. Indeks tinggi badan menurut umur adalah

pertumbuhan linier dan LLA adalah pengukuran terhadap otot, lemak, dan tulang

pada area yang diukur.

Pengukuran status gizi dengan menggunakan Atropometri yaitu mengukur

Tinggi Badan dan Berat Badan:

Kategori status gizi dibagai menjadi 3 bagian yaitu di gununakan Rumus Z-

Skor:

1. Gizi baik bila -2 SD sampai dengan 1 SD

2. Gizi tidak baik bila < -3 SD sampai dengan > 1 SD

19
Rumus Perhitungan Z-Skor adalah

Z-skor : nilai individu subyek - nilai median baku rujukan

nilai simpang baku rujukan

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut

IMT : berat badan (kg)

Tinggi badan (m) x tinggi badan (m)

Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks

Sangat kurus <-3 SD


Indeks Masa Tubuh Menurut Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
Umur (IMT/U) Anak Umur 5-18 Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Tahun Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD
Obesitas > 2 SD

2.3.3. Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Status gizi melibatkan beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor Genetik

Obesitas cenderung diturunkan, sehingga seseorang menderita obesitas diduga

memiliki penyebab genetik.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan seseorang memegang peranan yang cukup berarti,

lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya setiap hari misal apa yang

dimakan serta bagaimana aktifitasnya.

20
c. Faktor psikis

Apa yang ada di dalam pikiran seseorang biasanya mempengaruhi kebiasaan

makannya.

d. Jenis Kelamin

Obesitas lebih umum dijumpai pada wanita terutama pada saat remaja dan

pada pasca menopouse.

e. Faktor Kesehatan

Beberapa kelainan saraf sistemik yang biasa mengubah seseorang menjadi

banyak makan.

f. Obat

Obat tertentu bisa menyebabkan penambahan berat badan, misal

Kortikosteroid.

g. Faktor Perkembangan

Penderita obesitas terutama yang menjadi gemuk pada masa anak-anak bisa

memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibanding dengan orang yang

berat badannya normal.

h. Aktivitas Fisik

Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan salah satu penyebab utama dari

meningkatnya angka kejadian obesitas ditengah masyarkat yang makmur.

21
2.3.4. Definisi Gizi

Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang berarti

“makanan”.Menurut dialek mesir, “ghidza”. dibaca “ghizi”. Gizi adalah proses

makhluk hidup menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui

proses digesti (penyerapan), absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan (Hasdianah, 2014).

2.3.5. Fungsi Zat Gizi

1. Memberi energi (zat pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan

ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan

tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas.

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) Protein,

mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan

mengganti sel yang rusak.

3. Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin.

Protein bertujuan mengatur keseimbangan air didalam sel, bertindak sebagai

buffear dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi

sebagai penangkal organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing

yang dapat masuk kedalam tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur

dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak

proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan,

jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-

sisa/ekskresi dan lain-lain proses tubuh.

22
2.3.6. Zat Gizi Makro

1. Karbohidrat

Tiga kelompok utama karbohidrat adalah monosakarida, disakarida, dan

polisakarida.

Jenis-jenis karbohidrat:

a. Monosakarida terdiri atas: glukosa, fruktosa dan galaktos.

b. Disakarida terdiri dari: sukrosa, maltosa dan laktosa.

c. Trisakarida dan polisakarida terdiri dari: kanji dan selulosa.

Glukosa adalah jenis gula yang paling umum terdapat dalam tubuh, sumber:

madu, buah-buahan dan beberapa jenis sayur-sayuran.

Fruktosa adalah bentuk gula yang kebanyakan didapat dari madu dan buah-

buahan dan beberapa tumbuh-tumbuhan. Sukrosa adalah suatu campuran dari

fruktosa dan glukosa yang berkaitan membentuk gula ganda. Sumbernya: umbi

penghasil gula, tebu, buah-buahan dan sayur-sayuran. Laktosa adalah gula yang

terdapat dalam susu dan tidak dapat dilarutkan seperti halnya sukrosa. Sumbernya:

susu dan jogurt.

Maltosa adalah produk dari tunas padi dan pencernaan kanji dalam tubuh,

digunakan pada formula susu bayi. Selulosa adalah karbohidrat yang tidak

mempunyai nilai makanan yang aktual. Sumbernya: Kulit biji-bijian, seluruh biji-

bijian padi, sayuran berserat dan buah-buahan. Fungsi karbohidrat adalah sebagai

sumber energi, bahan pembentuk berbagai senyawa tubuh, bahan pembentuk asam

amino esensial, metabolisme normal lemak, menghemat protein, meningkatkan

23
pertumbuhan bakteri usus, mempertahankan gerak usus, meningkatkan konsumsi

protein, mineral dan vitamin B.

2. Lipid/lemak

Lipid dapat dibagi ke dalam dua kelas, yaitu (a) lipid yang terdapat dalam

pangan tubuh; (b) lipid struktual atau kompleks yang dihasilkan dalam tubuh untuk

membentuk membran, untuk mentranspor lemak atau untuk mensintesis hormon-

hormon atau katalis lipid. Berdasarkan bentuknya lemak digolongkan kedalam lemak

padat (misal mentega dan lemak hewan) dan lemak cair atau minyak (misal minyak

sawit dan minyak kelapa). Sedangkan berdasarkan penampakan, lemak digolongkan

kedalam lemak kentara (misal mentega dan lemak pada daging sapi) dan lemak tak

kentara ( misal lemak pada telur, lemak pada avokat, dan lemak susu)

Klasifikasi asam lemak menurut panjang rantai karbon adalah asam lemak

rantai pendek (4-6 atom karbon), asam lemak rantai sedang (8-12 atom karbon), dan

asam lemak rantai panjang (lebih dari 12 atom karbon).

3. Protein

Protein dibentuk dari unit-unit pembentuknya yang disebut asam amino. Dua

golongan asam amino adalah asam amino esensial dan asam amino nonesensial.

Asam-asam amino esensial adalah isoleusin, leusin, lysin, methionin, fenilalanin,

threonin, triptofan, valin, dan histidin. Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan

mempertahankan jaringan, membentuk senyawa-senyawa esensial tubuh, mengatur

keseimbangan air, mempertahankan kenetralan (asam-basa) tubuh, membentuk

antibodi, dan mentranspor zat gizi.

24
3.5.1. Zat Gizi Mikro dan Air

1. Vitamin

Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air.

Vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Sedangkan vitamin yang

larut air adalah thiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, asam pantothenat, asam folat,

biotin, vitamin B12, choline, inositol dan vitamin C. Kedua golongan vitamin tersebut

mempunyai sifat umum sendiri-sendiri. Fungsi umum vitamin adalah sebagai bagian

dari enzim atau koenzim, mempertahankan fungsi berbagai jaringan, membantu

proses pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru, serta membantu pembuatan

senyawa dalam tubuh. Ada beberapa senyawa yang berhubungan dengan vitamin,

yaitu antivitamin, yang kerjanya dapat merusak struktur vitamin, dan antagonis

vitamin, yang kerjanya dapat berkompetisi dengan vitamin.

2. Mineral

Mineral esensial diklasifikasikan ke dalam mineral makro dan mineral mikro.

Termasuk mineral makro adalah kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, khlor, dan

magnesium. Sedangkan yang termasuk mineral mikro adalah besi, seng, selenium,

mangan, tembaga, iodium, molybdenum, cobalt, chromium, silikon, vanadium, nikel,

arsen, dan fluor. Fungsi umum mineral adalah mempertahankan keseimbangan asam-

basa, sebagai katalis bagi reaksi-reaksi biologis, sebagai komponen esensial senyawa

tubuh, mempertahankan keseimbangan air tubuh, mentransmisi impuls syaraf;

mengatur kontraksi otot, serta untuk pertumbuhan jaringan tubuh.

25
3. Air dan elektrolit

Air merupakan komponen kimia utama dalam tubuh. Ada tiga komponen air

tubuh, yaitu air intraseluler pada membran sel, air intravaskuler, dan air interseluler

atau ekstravaskuler pada dinding kapiler. Dua komponen air yang terakhir disebut

juga cairan ekstraseluler.

Fungsi air bagi tubuh adalah berikut ini:

a. Pelarut zat gizi.

b. Fasilitor pertumbuhan.

c. Sebagai katalis reaksi biologis.

d. Sebagai pelumas.

e. Sebagai pengatur suhu tubuh.

f. Sebagai sumber mineral bagi tubuh.

Ada tiga sumber air bagi tubuh, yaitu air yang berasal dari minuman, air yang

terdapat dalam makanan yang kita makan, serta air yang berasal dari hasil

metrabolisme di dalam tubuh.

4. Natrium

Natrium merupakan ion positif yang dominan dalam cairan ekstraseluler.

Volume cairan ekstraseluler diatur keseimbangannya melalui mekanisme

homeostatis.

Fungsi natrium bagi tubuh adalah sebagai berikut.

a. Membantu mempertahankan keseimbangan air, asam dan basa dalam

cairan ekstraseluler.

26
b. Sebagai bahan penyusun dari cairan (getah) pankreas, empedu, dan

keringat.

c. Peran penting dalam kontraksi otot dan fungsi syaraf.

d. Memainkan peranan khusus dalam penyerapan karbohidrat.

Gejala defisiensi natrium adalah kelesuan, mual, muntah, lekas marah, pusing,

kehilangan nafsu makan, penurunan petumbuhan, kehilangan berat badan karena

kehilangan cairan tubuh, diare, kram otot. Kadar natrium dalam darah yang turun

dibawah normal disebut hiponatremia.

5. Kalium

Kalium dalam makanan dan dalam tubuh ditemukan dalam bentuk ion K +,

baik dalam larutan ataupun dalam bentuk garam. Fungsi kalium bagi tubuh adalah

sebagai berikut:

a. Merupakan bagian integral dan esensial tiap sel dan dibutuhkan untuk

pertumbuhan sel.

b. Dalam sel kalium membantu banyak reaksi biokimia seperti pelepasan

energi dari makanan, sintesis glikogen dan protein.

c. Mengatur tekanan osmotik dalam sel dan mengontrol distribusi air antara

cairan intraseluler dan ekstraseluler.

d. Menjaga keseimbangan asam-basa.

e. Penting dalam transmisi impuls syaraf.

f. Ikut dalam pelepasan insulin dari pankreas.

27
g. Bersama magnesium (Mg2+) penting dalam relaksasi otot yang

merupakan lawan dari stimulasi otot oleh Ca2+.

h. Rasio 1:1 antara Na/K dapat menjaga efek asupan natrium yang tinggi.

Gejala defisiensi kalium adalah pusing, muntah, diare, lemah otot, lemah otot

pernapasan, kembung, serta denyut jantung cepat dan tidak beraturan. Kalium

ditemukan banyaka dalam makanan, terutama pada buah-buahan dan sayuran. Kalium

banyak terdapat pad bayam, pisang, jamur, brokoli, susu, daging, tomat, jeruk, kol,

dan asparagus.

6. Clorida

Ion Cl merupakan anion yang paling banyak terdapat dalam cairan ekstra

selular. Didalam tubuh terdapat sekitar 0,15 persen (1,9 gram per kg berat badan).

Cairan cerebrospinal dan lambung mengandung Cl lebih banyak. Otot dan syaraf

kandungannya rendah.

Fungsi khlorida bagi tubuh adalah sebagai berikut:

a. Memainkan peranan penting dalam regulasi tekanan osmotik, keseimbangan

air, dan keseimbangan asam-basa.

b. Dibutuhkan untuk produksi asam HCl di lambung; asam ini penting untuk

penyerapan vitamin B12 dan Fe, untuk mengaktifkan enzim yang memecah

pati (karbohidrat), serta untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme yang

masuk lambung bersama-sama dengan makanan dan minuman.

Gejala defisiensi Cl adalah lesu, lemah, kehilangan nafsu makan (anoreksia),

kram otot, bernafas pelan, kejang, dan gagal tumbuh pada anak-anak.

28
3.5.2. Kebutuhan Zat Gizi Untuk Remaja

Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal diperlukan asupan zat gizi

yang seimbang dari makanan dan minuman yang bervariasi. Masa remaja

membutuhkan banyak zat gizi (Sulistyoningsih, 2011) Beberapa alasan yang

mendasarinya adalah:

1. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan

peningkatan berat badan dan tinggi badan.

2. Berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi. Pada wanita terjadi

menstruasi tidak lancar, gangguan kesuburan, rongga panggul tidak

berkembang sehingga sulit ketika melahirkan, kesulitan pada saat hamil, serta

ASI tidak bagus. Wanita yang fisiknya tidak pernah tumbuh sempurna karena

kurang zat gizi juga berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

3. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang memengaruhi jumlah

konsumsi makanan dan zat-zat gizi.

a. Terjadi perubahan pola makan remaja, misalnya karena takut gemuk

mereka sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari.

b. Kebiasaan “ngemil” yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin dan

mineral) seperti makan ringan.

c. Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang komposisi gizinya

tidak seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan kalorinya.

d. Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih.

29
e. Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia

lainnya sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.

1. Energi

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi adalah

aktivitas fisik seperti olahraga. Remaja yang banyak melakukan olahraga

memerlukan asupan energi yang lebih banyak dibandingkan yang kurang aktif.

Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja putri sebesar 2000-2200 kkal

sedangkan untuk pria sebesar 2800 kkal setiap har. AKG energi ini dianjurkan sekitar

60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras,

terigu dan hasil olahannya (macaroni, spaghetti, umbi-umbian (ubi jalar, singkong)),

jagung, gula, dan lain-lain (Indonesian Nutrition Network, 2002).

2. Protein

Sumber protein, disebut juga zat pembangun, sangat diperlukan untuk

pertumbuhan, perkembangan badan, pembentukan jaringan baru dan pemeliharaan

tubuh. Protein bermanfaat menjernihkan pikiran dan meningkatkan kecerdasan.

Sumber protein: sumber hewani (daging, ayam, ikan dan telur) dan nabati (tumbuh-

tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tahu dan tempe).

Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibanding

sumber protein nabati karena komposisi asam amino esensial yang baik dari segi

kualitas ataupun kuantitas. Namun kita jangan terpaku bahwa protein itu harus

“daging atau ayam” , jika protein hewani tidak ada maka protein nabati juga tidak

kalah kandungan proteinnya untuk proses perkembangan dan pertumbuhan badan.

30
Pada akhir masa remaja kebutuhan protein pria lebih tinggi dibanding wanita

karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein remaja 1,5-2,0 gr/kg BB/hari.

AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk wanita dan 55-

66 gr per hari untuk pria (Indonesian Nutrition Network, 2002) dalam (Badriah,

2014).

3. Lemak

Lemak berguna sebagai cadangan energi, pelarut vitamin A, D, E dan K,

pelumas, persendian, pertumbuhan dan pencegahan peradangan kulit dan pemberi cita

rasa pada makanan. Lemak dapat diperoleh dari minyak goreng, mentega, susu,

daging, dan ikan. Makanan yang berlebih lemak seperti gajih, daging berlemak, kulit

ayam, susu berlemak, keju dan mentega tidak disarankan karena bisa mengganggu

kesehatan. Konsensus terbaru di USA merekomendasikan anak lebih dari 2 tahun

untuk mengonsumsi lemak < 30% per hari (33 gr/1000 kal), lemak jenuh < 10% dan

kolesterol < 300 mg guna mencegah penyakit jantung pada masa dewasa (Krummel

dalam Badriah, 2014).

4. Vitamin

Kebutuhan vitamin pada masa remaja meningkat karena pertumbuhan dan

perkembangan cepat yang terjadi. Kebutuhan energi meningkat maka kebutuhan

beberapa vitamin pun meningkat. Vitamin dapat diperoleh dari sayuran dan buah-

buahan. Kandungan vitamin dan mineral pada buah dan sayuran bermanfaat untuk

mengatur pengolahan bahan makanan serta menjaga keseimbangan cairan tersebut.

Biasanya banyak remaja yang kurang suka makan sayuran dan buah-buahan.

31
Vitamin yang dibutuhkan antara lain vitamin B6, asam folat, B12, A, C dan E.

Vitamin-vitamin ini dibutuhkan untuk membantu meninkatkan metabolisme

karbohidrat menjadi energi. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6,

asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan bitamin

D yang cukup. Vitamin A, C dan E diperlukan untuk pembentukan dan penggantian

sel. Bila perlu kita juga dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral dengan

makan tablet-tablet vitamin yang dijual.

5. Mineral

Meneral sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan pada masa

pertumbuhan dan remaja. Pada puncak masa pertumbuhan, remaja memerlukan 2 kali

lebih banyak jumlah kalsium, zat besi, zinc, magnesium dan nitrogen dibanding masa

lainnya. Selain itu tubuh kita juga membutuhkan mineral Zn (seng) untuk

pertumbuhan dan kematangan seksual. Makanan sumber seng bisa diperoleh dari

ikan, kerang-kerangan dan sayur-sayuran.

Kebutuhan zat besi pada pria akan meningkat pada saat proses kematangan

seksual. Sementara pada wanita terjadi pada saat menstruasi karena pada saat ini zat

besi akan keluar bersama darah menstruasi. Kekurangan zat besi dalam makanan

sehari-hari secara terus-menerus bisa menim bulkan penyakit anemia.

a. Kalsium

Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi

muskular, skeletal dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak

dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% masa tulang

32
dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda

adalah 600-700 mg per hari untuk wanita dan 500-700 mg per hari untuk pria

(Indonesian Nutrition Network, 2002).

Sumber kalsium paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium

lainnya adalah kacang-kacangan, sayuran hijau, makanan yang difermentasi (tempe,

oncom, tauco, dan sebagainya) dan ikan-ikanan (ikan teri, dan sebagainya).

Remaja wanita membutuhkan 1.300 mg kalsium setiap hari. Ironisnya asupan

kalsium anak wanita justru menurun pada saat memasuki usia pubertas. Saat itu

kebutuhan kalsium maksimal, karena remaja wanita kurang mengonsumsi susu dan

dairy product dan lebih suka dengan soft drink. Saat ini, banyak remaja yang lebih

suka mengonsumsi soft drink dari pada susu. Hal ini menyebabkan rendahnya asupan

kalsium pada remaja. Agar asupan kalsium pada remaja maksimal, diupayakan agar

selalu menyediakan makanan yang mengandung kalsium tinggi.

b. Besi (Fe)

Pada masa remaja kebutuhan zat besi yang meningkat karena terjadinya

pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja pria untuk ekspansi volume darah

dan peningkatan konsentrasi Hb. Pada masa ini pria memerlukan 1,0-2,5 mg/hari.

Pada wanita kebutuhan zat besi tinggi, karena kehilangan zat besi selama masa

menstruasi. Hal ini mengakibatkan wanita lebih rawan terhadap anemia berat dari

pada pria.

Status besi dalam tubuh juga memengaruhi efisiensi penyerapan besi, remaja

dengan defisiensi besi maka penyerapan besi akan lebih efisien dibandingkan yang

33
tidak defisiensi besi. Yang dapat meningkatkan penyerapan besi dari sumber nabati

adalah vitamin C serta sumber hewani tertentu (daging dan ikan). Sedangkan zat yang

dapat menghambat penyerapan besi antara lain adalah cafein, tannin, fitat, zinc dan

lain-lain. Akg besi untuk remaja dan dewasa muda wanita 19-26 mg setiap hari

sedangkan untuk pria 13-23 mg per hari. Makanan yang banyak mengandung zat besi

adalah hati, daging merah (sapi, kambing, domba, daging putih (ayam dan ikan),

kacang-kacangan dan sayuran hijau nabati (indonesian Nutrition Network, 2002).

c. Seng (Zn)

Seng diperlukan untuk pertumbuhan dan kematangan seksual remaja terutama

untuk remja pria. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda,

baik wanita maupun pria makanan sumber seng bisa diperoleh dari ikan, kacang-

kacangan dan sayur-sayuran. Asupan zinc yang terbatas berpengaruh pada

perkembangan karakteristik seks sekunder misalnya tumbuhnya jerawat yang banyak.

Peran mineral-mineral lain meskipun tidak dibahas, tetap perlu diingat untuk

pertumbuhan remaja. Mineral-mineral tersebut adalah magnesium, iodine, fosfor,

tembaga, krom, kobalt dan fluor.

3.5.3. Manfaat Gizi Seimbang Bagi remaja

Manfaat gizi seimbang bagi remaja (Hasdianah, 2014) yaitu:

a. Membantu konsentrasi belajar

b. Beraktivitas

c. Bersosialisasi

d. Untuk kesempurnaan fisik

34
e. Tercapai kematangan fungsi seksual dan

f. Tercapainya bentuk dewasa

2.3.9. Masalah dan Penatalaksanaan Gizi pada remaja

Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan

masyarakat, oleh karena itu kita perlu menangani lebih lanjut tentang masalah gizi

remaja. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kelompok remaja

banyak yang mengalami masalah gizi (Badriah, 2014).

Pada dasarnya masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang

salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang

dianjurkan. Keadaan gizi atau status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi

dalam jangka waktu yang cukup lama. Keadaan gizi dapat berubah gizi kurang, baik

atau normal ataupun gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan

penyakit berupa penyakit defisiensi. Bila kekurangan dalam batas marginal

menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya kemampuan

fungsional. Misalnya kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan badan cepat lelah,

kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi kerja dan prestasi belajar selain

turunnya ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi (Badriah, 2014).

Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemui pada remaja

antara lain adalah:

1. Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari batas normal atau kurus,

2. Obesitas

35
3. Anoreksia Nervosa dan Bulmia

4. Anemia

1. Kurus

Prevalensi IMT kurang atau kurus berkisar antara 30%-40% (Permaisih,

2003). Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya lebih banyak ditemukan pada

remaja wanita. Karena ada motto bahwa “kurus itu indah” bagi remaja wanita maka

remaja wanita sering melakukan diet tanpa pengawasan dari dokter atau ahli gizi

sehingga zat-zat gizi penting tidak dapat dipenuhi. Padahal masa remaja merupakan

masa “rawan gizi” karena kebutuhan akan gizi sedang tinggi-tingginya.

2. Obesitas

Obesitas adalah keadaan seseorang jika berat badannya lebih dari 30 standar

BBI (Berat Badan Ideal) atau juga keadaan jika seorang anak mempunyai berat badan

120% lebih besar dari berat badan seharusnya pada usianya (Wahlqvist dalam

Badriah, 2014).

Penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada remaja dan eksekutif muda

diperkotaan karena: konsumsi makanan berlebih, kurang aktivitas fisik dan

berolahraga. Penelitian menunjukkan obesitas merupakan faktor risiko berbagai

penyakit seperti: hipertensi, hiperkolestrol, penyakit jantung dan diabetes mellitus.

Selain itu penampilan penderi obesitas juga kurang menarik, gerakan tidak lincah dan

cenderung lamban.

Obesitas biasanya disebabkan karena remaja tidak dapat mengontrol

makanannya, makan dalam jumlah berlebih sehingga berat badannya melebihi ukuran

36
normal. Pada beberapa kasus obesitas terjadi karena binge eating disorder, yaitu

suatu keadaan yang menyebabkan seseorang makan dalam jumlah besar secara terus-

menerus dan cepat tanpa terkontrol. Hal ini yang akhirnya akan menimbulkan terjadi

depresi dan memicu obesitas (Barlow dalam Badriah, 2014).

3. Anoreksia Nervose dan Bulmia

Anoreksia dan Bulmia adalah kelainan pola makan yang sering terjadi pada

wanita. Kelainan tesebut biasanya merupakan gangguan makan yang menyiksa

bahkan bisa dikatakan suatu bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri. Gangguan

tersebut dihasilkan oleh ketakutan bahwa tubuh akan menjadi gemuk setelah makan

dan ketakutan mental itu akan terpncar melalui penyiksaan fisik.

4. Anemia

Masalah gizi lain yang banyak terjadi pada remaja khususnya remaja putri

adalah kurang zat gizi besi atau anemia. Dampak anemia pada remaja putri yaitu

pertumbuhan terhambat, tubuh pada masa pertumbuhan mudah terinfeksi,

mengakibatkan kebugaran/kesegaran tubuh berkurang, semangat belajar/prestasi

menurun, pada saat akan menjadi calon ibu maka akan menjadi calon ibu yang

berisiko tinggi untuk kehamilan dan melahirkan.

Untuk mengatasi masalah anemia pada remaja diperlukan suplementasi

iron/zinc. Makanan sumber zat besi/zinc hampir mirip yaitu sumber hewani seperti

daging, produk laut dan sumber nabati seperti kacang-kacangan.

37
2.3.10. Cara Mengatasi Masalah Gizi Pada Remaja

Perlu dilakukan kegiatan pendidikan, penyuluhan terutama tentang gaya hidup

yang benar. Meliputi kebiasaan sarapan pagi, menghindari untuk merokok dan

minum-minuman keras serta membiasakan hidup sehat agar terhindar dari berbagai

penyakit infeksi (Hasdianah, 2014).

2.3.11. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Status Gizi

Remaja kelak akan menjadi sumber daya manusia yang melanjutkan tongkat

estafet pembangunan, sehingga perlu dipersiapkan untuk menjadi tenaga yang

berdaya kerja tinggi serta produktif. Khusus bagi remaja putri, masa remaja juga

merupakan masa persiapan untuk menjadi calon ibu. Remaja merupakan kelompok

dari peralihan anak-anak kedewasa dan merupakan kelompok yang rentan terhadap

perubahan-perubahan yang ada dilingkungan sekitarnya, khususnya pengaruh pada

masalah konsumsi makanan. Adapun kebiasaan remaja terhadap makanan sangat

beragam seperti bersifat acuh terhadap makanan, lupa waktu makan karena padatnya

aktivitas, makan berlebih, mengikuti trend dengan makan fast food dan sebagainya,

tanpa memperhatikan kecukupan gizi yang mereka butuhkan (Hendrayati, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2012) dengan

judul “Pengetahuan gizi, sikap, perilaku makan dan asupan kalsium pada siswi SMA”

dalam hasil penelitiannya diperoleh tingkat pengetahuan remaja tentang gizi cukup

(69,2%) Sikap remaja terhadap makanan sumber kalsium yang sesuai (58,5%).

Perilaku remaja terhadap makanan sumber kalsium yang sesuai atau baik (55,4%),

Asupan kalsium remaja perhari masih kurang dari kebutuhan (70,8%)

38
Jadi dapat disimpulkan bahwa remaja perlu dibekali dengan pengetahuan yang

berkaitan dengan kebutuhan gizi dan masalah-masalah yang berkaitan dengan gizi,

agar remaja mengerti dan dapat memenuhi kebutuhan gizi dan menghindari masalah

gizi yang membuat pertumbuhan mereka tidak tumbuh dengan optimal.

39
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. (Notoadmoja, 2010)

Berdasarkan tinjauan teoritis diatas dan tujuan penelitian, maka kerangka

konsep dari penelitian, Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Status Gizi di

SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari kelas VII Tahun 2015 dapat dilihat pada

bagan di bawah ini:

Pengetahuan Remaja Putri


Tentang Status Gizi

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

40
3.2. Defenisi Operasional

Pengetahuan

Pengetahuan adalah tingkat pengetahuan Remaja Putri tentag menjawab

pertanyaan yang berhubungan dengan status gizi remaja.

3.3. Jenis dan Desain Penelitian

3.3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan

objek yang biasanya bertujuan untuk mengetahui “Gambaran pengetahuan remaja

putri tentang status gizi pada masa tumbuh kembang remaja di SMP Muhammadiyah

03 Tanjung Sari Tahun 2015”.

3.3.2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan pendekatan Cross

Sectional yaitu metode yang dipakai dengan menggambarkan dan mengetahui

Pengetahuan Remaja Putri di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari Tahun 2015.

3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih menjadi tempat penelitian mengenai gambaran

pengetahuan remaja putri tentang status gizi pada masa tumbuh kembang remaja di

SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari kelas VII memiliki jumlah remaja yang cukup

untuk dijadikan responden dan mudah untuk dijangkau.

41
3.4.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah

dilaksanakan mulai dari bulan April 2015.

3.5. Populasi dan Sampel

3.5.1. Populasi

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Remaja Putri kelas VII di SMP

Muhammadiyah 03 Tanjung sari yaitu sebanyak 106 orang.

3.5.2. Sampel

Ada beberapa rumus yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menentukan

jumlah anggota Sampel. (Nasir, 2011).

Rumus slovin:

𝑁
𝑛 = 1+𝑁𝑒 2

Keterangan :

n= Ukuran Sampel

N= Ukuran Populasi

E= Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang di

tolerir.

42
Maka peneliti mengambil sampel menggunakan rumus seperti dibawah ini:

106
n= 1+106(0,1)2

106 106
n= 1+1,06 = 2,06 = 51,4 dibulat 51 orang

Jadi sampel yang digunakan peneliti adalah 51 orang

Dimana teknik pengambilan sampel oleh peneliti adalah menggunakan teknik

random sampling secara acak sederhana, yaitu dengan memakai interval 2 untuk total

populasi sehingga memenuhi sampel.

3.6. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis Data

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti dendiri. Pada

penelitian ini data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner

penelitian mengenai pengetahuan remaja putri tentang status gizi remaja

kuesioner ini merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu

variabel.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diambil dari suatu sumber dan biasanya data itu

sudah dikomplikasi lebih dahulu oleh institusi atau yang punya data. Pada

43
penelitian ini data sekunder diperoleh dari SMP Muhammadiyah 03 Tanjung

Sari Tahun 2015.

3.6.2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner berupa

daftar pertanyaan yang terdiri dari 20 daftar pertanyaan yang berupa pilihan-pilihan

yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi responden. Yang dibagikan dan diisi secara

langsung kepada seluruh remaja putri kelas VII di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung

Sari Tahun 2015.

3.7 Aspek Pengukuran Data

3.7.1 Alat Ukur

Menurut Arikunto dalam Wawan (2010), Pengtahuan seseorang dapat

diketahui dan diintrprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1. Pengetahuan

Adapun kategori dari pengetahuan adalah baik, cukup, dan kurang, skor

keseluruhan pengetahuan adalah nilai (nilai maksimal yang terlampir di kuesioner).

a. Kategori Baik : 76% - 100%

Bila dari 20 pertanyaan responden dapat menjawab benar sebanyak 15-20

pertanyaan.

44
b. Kategori Cukup : 56% - 75%

Bila dari 20 pertanyaan responden dapat menjawab benar sebanyak 10-14

pertanyaan.

c. Kategori Kurang : <56%

Bila dari 20 pertanyaan responden dapat menjawab sebanyak <10

pertanyaan dengan benar.

3.8. Pengolahan dan Analisa Data

3.8.1. Pengolahan Data

Sebelum responden mengisi kuesioner, terlebih dahulu peneliti menjelaskan

cara mengisi kuesioner, kemudian memberikan kesempatan kepada responden untuk

mengisi kuesioner.

Menurut notoadmojo 2010 pengolahan data dapat dilakukan secara manual

dengan langkah-langkah sebagai berikut

1. Editing (pemeriksaan data)

Editing adalah hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu.

2. Coding (pemberian kode)

Coding adalah lembaran atau kertu kode adalah instrumen berupa kolam-

kolam untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kertu kode berisi nomor

responden, dan nomor-nomor pertanyaan.

45
3. Data entry (masukkan data)

Data entry adalah memasukkan kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode

atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

4. Tabulasi

Tabulasi adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang diinginkan oleh peneliti.

3.8.2. Analisa Data

Univariat

Uji yang dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung jenis datanya.

Untuk data numeric digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar

devisiasi (Notoadmodjo, 2010).

46
3.9 Jadwal Penelitian

Bulan
No Kegiatan
Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni

1 Pengajuan judul

2 Survey Awal

Pengkajian
3
survey

4 Konsul

5 Sidang proposal

Perbaikan
6
proposal

7 Penelitian

8 Sidang hasil

9 Perbaikan KTI

Tabel 3.9 Jadwal Penelitian

47
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Geografis

SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari Medan adalah salah satu SMP yang

terdapat di Kecamatan Medan Selayang dengan luas wilayah 13.500 m2. Dimana

SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari memiliki batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Perumahan penduduk Gg. Rambutan

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Perumahan penduduk jln. Setia Budi

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Perguruan Taman Siswa

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Perumahan penduduk jln. Protokol

Setia Budi

4.1.2 Data Demografi

Jumlah seluruh Siswa SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari tahun 2015 yaitu

730 siswa dengan jumlah laki-laki 410 siswa dan perempuan 320 siswi.

4.1.3 Pengetahuan Responden Tentang Status Gizi

Hasil penelitian ini bersumber identifikasi jawaban responden atau kuesioner

yang disebarkan pada responden yang telah ditentukan jumlahnya sebanyak 51 orang.

48
Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Pengetahuan


Status Gizi Di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari
Tahun 2015

Jawaban
No Pertanyaan
Benar % Salah %

1 Apa yang dimaksud dengan gizi? 22 43,1% 29 56,9%

2 Apa fungsi dari zat gizi? 39 76,5% 12 23,5%


Apa yang akan terjadi bila kelebihan
3 46 90,2% 5 9,8%
gizi?

Apa dampak yang kurang baik, yang


4 akan terjadi pada remaja yang 32 62,7% 19 37,3%
mengalami obesitas?
Apa yang akan terjadi bila kekurangan
5 40 78,4% 11 21,6%
gizi?
Apa akibat jika terjadi gangguan gizi
6 pada remaja baik itu gizi kurang 27 52,9% 24 47,1%
ataupun gizi lebih?
Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk
7 mendukung? 8 15,69% 43 84,3%

Masa Remaja membutuhkan banyak zat


8 44 86,3% 7 13,7%
gizi, alasannya ?
Sumber protein yang paling baik antara
9 20 39,2% 31 60,8%
lain?
Cara yang digunakan untuk mengurangi
10 20 39,2% 31 60,8%
diet berlemak adalah?

49
Tabel 4.1 (Lanjutan)

Kelebihan asupan lemak akan


11 14 27,5% 37 72,5%
menyebabkan penyakit?
12 Fungsi utama dari lemak yaitu sebagai? 9 17,6% 42 82,4%
Untuk pertumbuhan tulang, vitamin
13 27 52,9% 24 47,1%
apakah sebaiknya dikonsumsi?
14 Apa manfaat dari mineral Zn (Seng)? 7 13,7% 44 86,3%
Makanan sumber seng bisa diperoleh
15 24 47,0% 27 52,9%
dari?
Kekurangan zat besi dalam makanan
16 sehari-hari secara terus-menerus dapat 31 61% 20 39,2%
mengakibatkan?
Kebutuhan zat besi pada wanita
17 21 41,2% 30 58,8%
meningkat pada saat?
Dibawah ini yang merupakan fungsi
18 41 80,4% 10 19,6%
dari kalsium adalah?
Sumber kalsium yang paling baik antara
19 48 94,1% 3 5,9%
lain?
Manfaat gizi seimbang bagi remaja
20 29 56,9% 22 43,1%
yaitu?

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat dari 51 responden, mayoritas menjawab

pertanyaan yang paling banyak benar yaitu no. 19 dengan pertanyaan “Sumber

kalsium yang paling baik antara lain” sebanyak 48 orang (94,1%) sedangkan

mayoritas responden yang menjawab salah yaitu pertanyaan no.14 dengan pertanyaan

“Apa manfaat dari mineral Zn (seng)?” sebanyak 44 orang (86,3%), pertanyaan no.7

50
yaitu pertanyaan mengenai “Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk mendukung?”

sebanyak 43 orang (84,3%) dan pertanyaan no.12 yaitu tentang “Fungsi utama dari

lemak yaitu sebagai?” sebanyak 42 orang (82,4%).

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Status Gizi
di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari
Tahun 2015

No Kategori pengetahuan Frekuensi (f) Presntasi (%)

1 Baik 2 4

2 Cukup 32 62,7

3 Kurang 17 33,3

Jumlah 51 100

Berdasarkan tabel 4.2 Dilihat bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat

pengetahuan Cukup sebanyak 32 orang (62,7%), dan minoritas pengetahuan

responden berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (4%).

4.2 Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian maka hasil penelitian tentang Gambaran

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Status Gizi di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung

Sari Tahun 2015 di peroleh informasi sebagai berikut:

51
4.2.1 Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Status Gizi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran pengetahuan remaja putri

terhadap status gizi di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari Tahun 2015 kepada 51

responden, di peroleh pengetahuan responden mengenenai status gizi yang mayoritas

mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 32 orang (62,7%) dan minoritas

yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 orang (4%). Diperoleh bahwa

remaja putri yang menjawab pertanyaan benar paling banyak diperoleh pada soal no.

19 (94,1%) yaitu tentang sumber kalsium yang paling baik. Kemudian remaja putri

yang menjawab pertanyaan yang banyak salah/yang tidak tepat yaitu pada soal no.14

(86,3%) yaitu tentang Apa manfaat dari mineral Zn (seng), soal no.7 (84,3%)

mengenai “Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk mendukung?” dan pertanyaan no.12

(82,4%) yaitu “Fungsi utama dari lemak yaitu sebagai?”. Kemudian dari hasil

keadaan yang dilihat oleh peneliti yang sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan

bahwa remaja putri di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari memiliki kondisi

ekonomi yaitu menengah.

Pengetahuan adalah hasil „tahu‟, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan

sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo dalam

Wawan, 2010).

52
Pengetahuan gizi memberikan bekal pada remaja bagaimana memilih

makanan yang sehat dan mengerti bahwa makanan berhubungan erat dengan gizi dan

kesehatan. Beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat dewasa sebenarnya bisa

diperbaiki saat remaja melalui pemberian pengetahuan dan kesadaran tentang

kebiasaan makan dan gaya hidup yang sehat (Haddad dalam Emilia, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Sriyadi dkk (2013), pada siswi

kelas 2 di SMP Negeri 2 Randublatung Kabupaten Blora menunjukkan bahwa

sebanyak 16 siswi (18,2%) mempunyai pengetahuan yang kurang, 47 siswi (53,4%)

mempunyai pengetahuan Cukup sedangkan 16 siswi (28,4%) memiliki pengetahuan

yang Baik terhadap Gizi.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2012), Pengetahuan gizi

remaja putri diketahui melalui skor kemampuan dalam menjawab kuesioner yang

berisi 20 pertanyaan yang berisi tentang gizi, diketahui bahwa sebanyak 15% siswi

SMA Negeri 1 Tangerang Selatan mempunyai tingkat pengetahuan gizi yang kurang

dan hanya 7,5% yang mempunyai tingkat pengetahuan gizi yang baik.

Selain itu penelitian yang juga dilakukan oleh Asmini Asti (2008) mengenai

pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja pada siswa Madrasah

Tsanawiyah didapatkan bahwa yang mempunyai pengetahuan gizi baik 54,21% dan

status gizi baik 57,31%. Penelitian lain yang dilakukan Nurbaety Junus (2003) yang

berhubungan dengan status gizi di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng

menunjukkan bahwa remaja yang mempunyai status gizi baik 64,9% sedangkan

status gizi kurang 31,1% dan status gizi buruk 4,1%.

53
Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan kebiasaan makan

pada remaja adalah pengetahuan gizi yang rendah dan terlihat pada kebiasaan makan

yang salah. Hal ini diperkuat oleh Permaesih (2003) menyatakan bahwa pengetahuan

dan praktek gizi remaja yang rendah tercermin dari perilaku menyimpang dalam

kebiasaan memilih makanan. Remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan

lebih mampu memilih makanan sesuai dengan kebutuhannya (Emilia, 2009).

Berdasarkan uraian tersebut diatas dan hasil penelitian, peneliti berasumsi

bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup yang artinya bahwa remaja putri

di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari sudah cukup mengerti tentang status gizi.

Tetapi remaja putri tersebut masih banyak yang belum bisa menjawab pertanyaan

mengenai manfaat dari Mineral Zn (seng)?, mengenai manfaat Energi yang

dibutuhkan oleh tubuh? dan Fungsi utama dari lemak?, ini disebabkan karena remaja

putri di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari masih jarang mendengar atau tidak

pernah mendapat penyuluhan mengenai masalah gizi tersebut diatas, akan tetapi

mereka sudah cukup mengerti menjawab pertanyaan tentang sumber kalsium yang

paling baik ini disebabkan karena mereka sering mendengar dan melihat melalui

televisi. Mengertinya mereka tentang hal-hal yang berkaitan dengan status gizi

menunjukkan bahwa mereka dapat memilih makanan yang baik dikonsumsi oleh

tubuh untuk kesehatan dan pertumbuhan karena masa remaja tersebut terjadi

pertumbuhan yang cepat dan memerlukan gizi yang cukup.

54
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Status Gizi di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari Tahun 2015”. Maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 32 orang (62,7%), dan

minoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (4%), artinya siswi SMP

Muhammadiyah 03 Tanjung Sari mayoritas memiliki pengetahuan yang cukup

memadai dan mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan status gizi.

Pengetahuan mereka yang cukup menunjukkan bahwa remaja putri di SMP

Muhammadiyah 03 Tanjung Sari mulai perduli akan pentingnya gizi untuk

pertumbuhan dan kesehatan mereka yang akan datang.

55
5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan disarankan kepada:

1. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

Diharapkan hasil penelitian ini sebagai sumber informasi atau referensi

peneliti berikutnya dan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya

yang khususnya berkaitan dengan status gizi remaja.

2. Bagi Sekolah SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari

Disarankan bagi Sekolah SMP Muhammadiyah 03 Tanjung sari agar lebih

memperdalam pengetahuan remaja tentang status gizi dengan memeberikan

penyuluhan atau dengan memberi sedikit pelajaran mengenai status gizi

kepada remaja terutama mengenai manfaat dari mineral Zn (seng), Energi

yang dibutuhkan oleh tubuh dan Fungsi utama dari lemak karena remaja putri

di SMP Muhammadiyah 03 Tanjung Sari masih banyak yang belum

mengetahui pembahasan mengenai masalah gizi tersebut. Remaja harus

mengerti tentang hal-hal yang berhubungan dengan status gizi karena dengan

mengertinya mereka maka mereka akan dapat memilih makanan yang baik

untuk kesehatan dan untuk masa pertumbuhan.

56
DAFTAR PUSTAKA

Aryani. Ns. Ratna (2012) Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Salemba
Medika. Jakarta
Badriah, Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul (2014) Gizi dalam kesehatan reproduksi.
Refika Aditama. Bandung
Emilia, (2009) Pengetahuan, sikap, dan praktek gizi pada remaja dan impliksinya
pada sosialisasi perilaku hidup sehat. Bogor
Hasdianah, Dr. H.R dkk (2014) Gizi, pemanfaatan gizi, diet dan obesitas. Nuha
Medika. Yogyakarta
Hendrayati, (2010) Pengetahuan Gizi, pola makan dan status gizi siswa SMP.
Banteng
Notoatmodjo, Soekidjo (2010) Metode penelitian kesehatan. Renika cipta. Jakarta
Pramitya, (2013) Hubungan reguler diri dengan status gizi remaja akhir akhir.
Denpasar
Proverawati, Atikah SKM. MPH dkk, (2013) Gizi untuk kebidanan. Nuha Medika.
Yogyakarta
Rahayu, (2012) Citra Tubuh, Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Pengetahuan
Gizi, Perilaku Makan dan Asupan Zat Besi pada Siswi SMA. Tangerang
Selatan
Rahmawati, (2012) Pengetahuan gizi, sikap, perilaku makan dan asupan kalsium
pada siswa SMA. Kab. Semarang.
Solikhah, (2011) Pengaruh buku saku gizi terhadap tingkat pengetahuan gizi pada
anak. Kab. Yogyakarta
Sriyadi, Dkk (2013) Hubungan pengetahuan gizi remaja dengan sikap remaja
terhadap asupan zat besi pada siswi kelas 2 di SMP Negeri 2 randublatung.
Kabupaten Blora

57
Sulistyoningsih, Hariyani (2011) Gizi untuk kesehatan ibu dan anak. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Syahrir, (2013) Pengetahuan Gizi, body image, dan status gizi remaja. Kota
Makassar
Wawan, A. Dan Dewi M (2010) Teori dan pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta
Widyastuti, Palupi SKM dkk (2011) Gizi dalam daur kehidupan. Buku kedokteran
EGC. Jakarta

58
Lampiran I

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG STATUS


GIZI DI SMP MUHAMMADIYAH 03 TANJUNG SARI
TAHUN 2015

WINDI PATMAWATI

12/AB/044

Saya adalah mahasiswa Program Studi D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sumatera Utara. Penelitian ini diberikan sebagai salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sumatera Utara, tujuan penelitian ini mengidentifikasikan tingkat
pengetahuan pengetahuan remaja putri tentang status gizi di smp muhammadiyah 03
tanjung sari tahun 2015
Saya mngharapkan tanggapan yang diberikan tanpa dipengaruhi orang lain.
Informasi yang remaja berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu
kebidanan dan tidak akan digunakan untuk maksud lain. Dan saya mengharapkan
partisipasi remaja untuk dapat menjawab semua soal penelitian ini tanpa sanksi dan
dengan sukarela.

Terimakasih atas partisipasi remaja dalam penelitian ini.

Responden Medan, Juni 2015

( ) (Windi Patmawati)

59
Lampiran II

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG STATUS GIZI


DI SMP MUHAMMADIYAH 03 TANJUNG SARI
TAHUN 2015

A. Identitas Responden

Nama Responden :

Tanggal Pengisian :

B. Petunjuk untuk menjawab soal

1. Bacalah soal dengan seksama

2. Beri tanda cheks List ( pada jawaban yang anda pilih

3. Semua pertanyaan harus dijawab dan tidak boleh kosong

4. Di harapkan jawaban yang diisi dengan sejujurnya

5. Identitas anda akan di jamin kerahasiaannya

6. Terima kasih atas partisipasinya.

III. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dibawah ini

1. Apa yang dimaksud dengan gizi?

a. Proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara tidak normal

b. Makanan-makanan siap saji yang diproses oleh tubuh

c. Proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara

normal

d. Makanan-makanan yang dapat dikonsumsi oleh tubuh

60
2. Apa fungsi dari zat gizi?

a. Menghambat pertumbuhan lemak berlebih

b. Membunuh racun dalam tubuh

c. Membakar lemak berlebih

d. Mengatur proses tubuh.

3. Apa yang akan terjadi bila kelebihan gizi?

a. Aktif

b. Bersemangat

c. Obesitas (Kegemukan)

d. Lebih percaya diri

4. Apa dampak yang kurang baik, yang akan terjadi pada remaja yang

mengalami obesitas?

a. Tidak aktif

b. Suka bergaul dengan teman-teman

c. Kurang Percaya Diri

d. Malas sekolah

5. Apa yang akan terjadi bila kekurangan gizi?

a. Lemas

b. Kurang percaya diri

c. Bermalas-malas

d. Kurang bergaul

61
6. Apa akibat jika terjadi gangguan gizi pada remaja baik itu gizi kurang ataupun

gizi lebih?

a. Pertumbuhan berlangsung cepat

b. Tidak bersemangat hidup

c. Kesehatan menurun

d. Pertumbuhan tidak akan berlangsung optimal

7. Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk mendukung?

a. Pertumbuhan

b. Aktivitas otot

c. Belajar

d. Menjaga suhu tubuh

8. Masa Remaja membutuhkan banyak zat gizi, alasannya ?

a. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat

b. Karena masa remaja membutuhkan banyak teman

c. Masa remaja merupakan masa kebebasan

d. Karena makanan yang mengandung zat gizi mudah didapat

9. Sumber protein yang paling baik antara lain?

a. Buah-buahan

b. Telur

c. Keju

d. Sayur-sayuran

62
10. Cara yang digunakan untuk mengurangi diet berlemak adalah?

a. Memilih buah-buahan

b. Memilih sayur dan serat

c. Memilih mie dan roti

d. Memilih makanan rendah lemak

11. Kelebihan asupan lemak akan menyebabkan penyakit?

a. Kanker

b. Ginjal

c. Hipertensi

d. Meningkatnya resiko penyakit jantung

12. Fungsi utama dari lemak yaitu sebagai?

a. Penambah tenaga

b. Cadangan energi

c. Menambah berat badan

d. Mencegah anemia

13. Untuk pertumbuhan tulang, vitamin apakah sebaiknya dikonsumsi?

a. A

b. B

c. D

d. B12

63
14. Apa manfaat dari mineral Zn (Seng)?

a. Untuk kematangan seksual

b. Untuk aktifitas otot

c. Untuk menambah energi

d. Untuk proses metabolisme tubuh

15. Makanan sumber seng bisa diperoleh dari?

a. Telur

b. Sayur-sayuran

c. Tempe

d. Tahu

16. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara terus-menerus dapat

mengakibatkan?

a. Pusing

b. Anemia (Kekurangan darah)

c. Obesitas (Kegemukan)

d. Kelelahan

17. Kebutuhan zat besi pada wanita meningkat pada saat?

a. Kelelahan

b. Stres

c. Menstruasi

d. Kematangan seksual

64
18. Dibawah ini yang merupakan fungsi dari kalsium adalah?

a. Untuk pertumbuhan tulang

b. Untuk perkembangan organ seks

c. Untuk kesehatan mata

d. Untuk menambah lemak dalam tubuh

19. Sumber kalsium yang paling baik antara lain?

a. Susu

b. Hati

c. Ikan

d. Buah-buahan

20. Manfaat gizi seimbang bagi remaja yaitu?

a. Agar remaja lebih semangat berolahraga

b. Untuk kesempurnaan fisik

c. Agar remaja lebih mampu mengendalikan emosi

d. Untuk cadangan energi

65
Lampiran III

KUNCI JAWABAN KUESIONER

1. C 11. D

2. D 12. B

3. C 13. C

4. C 14. A

5. A 15. B

6. D 16. B

7. B 17. C

8. A 18. A

9. B 19. A

10. D 20. B

66
Lampiran IV

Master Tabel
Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Status Gizi di SM
Tahun 2015
Pengetahuan
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
3 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
4 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
5 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0
6 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
8 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
10 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0
11 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
12 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
13 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0
14 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
15 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0
16 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1
17 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
18 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
19 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
20 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
21 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
30 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1
31 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
32 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1
33 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1
34 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
35 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1
36 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
37 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
38 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
39 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0
40 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
41 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
42 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1
43 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1
44 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0
45 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1
46 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0
47 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1
48 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
49 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
50 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1
51 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1

Keterangan :

PENGETAHUAN :
1. Baik
70
71
72
73
74
75
76
77
78

Anda mungkin juga menyukai