Menurut Shimp (20033;459) endorser adalah pendukung iklan atau yang dikenal juga
sebagai bintang iklan untuk mendukung suatu produk. Sedangkan selebrity adalah tokoh (aktor
, penghibur atau atlet) yang di kenal karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda
dari produk yang di dukungnya (Shimp,2003;460). Selebrity dipandang sebagai individu yang
di senangi oleh masyarakat dan memiliki keunggulan atraktif yang membedakan dari individu
lain . Shimp (2003;460) berpendapat bahwa celebrity endorser adalah menggunakan artis
sebagai bintang iklan di media-media , mulai dari media cetaak , media sosial , maupun media
televisi.
10
11
Selebrity memiliki daya tarik yang dapat dijadikan strategi yang efektif bila
digunakan oleh pengiklan dalam mempromosikan produk maupun jasa. Schiffman dan
Kanuk (2008;243) membagi daya tarik penggunaan selebirty oleh pemasar menjadi empat
tipe , yaitu:
1. Pernyataan: didasarkan pada pemakaian pribadi , seorang selebrity membuktikan kualitas
produk atau jasa.
2. Dukungan: selebrity meminjamkan namanya dan muncul atas nama suatu produk dan jasa
dimana selebrity dapat berperan sebagai ahli ataupun bukan.
3. Aktor: selebrity menyajikan produk atau jasa sebagai bagian dari dukungan karakter.
4. Juru bicara: selebrity mewakili merek atau perusahaan selama jangka waktu tertentu.
Perusahaan dapat memilih selebrity berdasarkan daya tarik ini untuk mempromosikan produk
dan jasanya melalui dukungan dari orang terkenal seperti selebrity.
Menurut Batra,et al (1996) menyatakan bahwa terdapat tiga tipe manfaat yang akan dapat oleh
perusahaan saat menggunakan celebrity endorser :
1. Celebrity endorser dapat meningkatkan skor periklanan bagi audiens baik itu melalui
televisi , radio , surat kabar dan majalah.
2. Celebrity endorser mampu membujuk perubahan sikap secara positif terhadap
perusahaan maupun produknya dimana semakin kredibel sumbernya , maka semakin
tinggi pula sumber dapat membujuk audiens.
3. Karakteristik celebrity endorser dapat diasosiasikan dengan brand image.
12
1. Kepopuleran selebriti
Selebriti memiliki karakter yang berbeda-beda . oleh karena itu perusahaan harus
memilih selebriti yang sesuai dengan karakter produk tersebut. Pemilihan selebriti
dilakukan berdasarkan brand personality produk yang dikaitkan dengan segmen dan
target pasar yang dituju.
2. Kondisi finansial perusahaan
Pemilihan selebriti sebagai endorser tidaklah murah pada umunya , bahkan memakan
biaya yang cukup besar . oleh karena itu , sebaliknya perusahaan lebih berhati-hati
dalam memilih celebrity endorse. Hal ini berkaitan dengan risiko yang akan ditanggung
oleh perusahaan bila iklan yang telah ditayangkan gagal mencapai tujuan periklanan.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2006: 65-74) peran selebriti sebagai model iklan yang bisa
digunakan perusahaan dalam sebuah iklan yaitu :
Menurut Royan (2004:14) indikator celebrity endorser ulang dapat diidentifikasi melalui
indikator-indikator sebagai berikut:
1. Vasibility
Vasibility memiliki dimensi seberapa jauh popularitas selebriti
2. Credibility
Credibility berhubungan dengan pengetahuan produk yang diketahui selebriti
3. Attraction
Attraction lebih menitik beratkan pada daya tarik sang bintang.
4. Power
Power adalah kemampuan selebriti dalam menarik konsumen untuk membeli.
Menurut Kotler & Keller (2008:82) indikator varian produk dapat diidentifikasi melalui
indikator-indikator sebagai berikut:
1. Ukuran, didefinisikan sebagai bentuk, model, atau struktur fisik dari suatu produk
yang dilihat dengan nyata dan dapat diukur. Perusahaan dapat membuat variasi
ukuran dari produk tertentu baik dari ukuran yang kecil maupun yang besar.
2. Harga, menurut Fandi Tjiptono (2008:465) mengatakan bahwa istilah harga dapat
diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter)
yang mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk
mendapatkan suatu produk. Penetapan harga merupakan tugas kritis yang
menunjang keberhasilan operasi organisasi
3. Tampilan, merupakan segala sesuatu yang ditampilkan oleh produk tersebut,
tampilan merupakan daya tarik produk yang dapat dilihat secara langsung.
Tampilan dalam sebuah kemasan produk dapat diartikan sebagai sesuatu yang
terlihat dengan mata dan bersifat menarik sehingga konsumen memiliki keinginan
untuk membeli produk tersebut. Tampilan dalam kemasan produk meliputi desain,
kesesuaian warna yang dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli.
sesuatu baik yang berwujud maupun yang tak berwujud yang dihasilkan oleh
produsen untuk memenuhi yang tak berwujud, dihasilkan oleh produsen untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen . Secara lebih mendatail ,
penulis akan mengambil beberapa definisi produk dari beberapa ahli ekonomi.
Dalam pengertian di atas dapat di simpulam bahwa Viral Marketing adalah pemasaran
yang menggunakan intenet, email atau jejaring sosial bahkan media elekronik agar dapat
menyampaikan informasi pemasaran dengan anggaran biaya yang murah, viral marketing bisa
disebut pemasaran melalui mulut ke mulut versi internet dimana konsumen satu merek
rekomendasikan ke konsumen lainnya dengan melihat atau mendengar informasi melalui
media elektronik atau internet, contoh viral marketing melalui jejaring sosial seperti pesan
melalui BBM (blackberry massengger) pengguna bbm memberikan boardcast kepada teman di
kontaknya dan temannya membagikan boardcast tersebut kepada teman lainnya secara tak
sengaja informasi tersebar hanya dengan menggunakan vitur boradcast yang ada di BBM.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Natasha dkk (2014:3) Kunci dari viral
17
Menurut Skrob (2005) dalam Natasya (2014) secara umum, strategi viral marketing dapat
dibagi menjadi dua kelompok dilihat dari derajat keterlibatan konsumen dalam proses
pemasaran:
Elemen terpenting viral marketing menurut Wilson(2012) dalam Lekhanya (2014:216) sebagai
berikut :
2) Mudah transfer ke orang lain. Sebuah pesan viral marketing harus mudah untuk
mentransfer dan mereplikasi melalui dowload email, website, grafis, atau perangkat
lunak.
3) Skalabilitas dari kecil ke yang sangat besar: untuk menyebar seperti api, metode
transmisi harus cepat terukur dari kecil ke yang sangat besar.
4) Eksploitasi motivasi dan perilaku: rencana pemasaran pintar viral memanfaatkan
motivasi manusia biasa.
5) Manfaatkan sumber lain: rencana pemasaran viral yang paling kreatif menggunakan
sumber lain untuk mendapatkan kata keluar.
6) Memanfaatkan jaringan komunikasi yang ada: jaringan seseorang yang lebih luas dapat
terdiri dari skor, ratusan atau ribuan orang, tergantung pada posisinya dalam
masyarakat.
Menurut Sri Wiludjeng SP dan Tresna Siti Nurlela (2013:54) indikator viral marketing
sebagai berikut :
1. Pengetahun produk
2. Kejelasan informasi
3. Membicarakan produk
Menurut Kotler dan Keller (2007) dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk
preferensi atas merek-merek yang ada didalam kumpulan pilihan. Menurut Suryani (2008)
keputusan pembelian barang/jasa seringkali melibatkan dua pihak atau lebih. Thamrin dan
Tantri (2013) menyatakan terdapat peran dalam keputusan pembelian, yaitu: pencetus ide, yaitu
orang yang pertama kali mengusulkan untuk membeli produk, pemberi pengaruh yaitu orang
yang memandang atau pendapatnya, pengambil keputusan yaitu orang yang memutuskan
setiap komponen dalam keputusan pembelian, pembeli yaitu orang yang melakukan pembelian
actual dan pemakai yaitu orang yang mengkonsumsi produk. Hasan (2009) menyatakan bahwa
keputusan pembelian melibatkan:
1. Intiator
adalah orang yang pertama kali menyadari adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan
berinisiatif mengusulkan untuk membeli produk tertentu.
2. Influecer
19
adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh yang karena pendangan,
nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Decider
adalah orang yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam menentukan apakah
produk jadi dibeli, produk apa yang akan dibeli, bagaimana cara membeli, dan dimana
produk itu dibeli.
4. Buyer
adalah orang yang melakukan proses pembelian aktual.
5. User
adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk yng dibeli.
Kotler (2012:45) keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya
merupakan kumpulan 7 komponen. Menurut Swastha (2010:102) komponen-komponen
tersebut akan dibahas berikut ini dalam kaitannya dengan pembelian sebuah produk:
Sikap orang
lain
Gambar 2.4
21
Repurchase Intention yaitu keinginan untuk membeli kembali yang disebabkan karena
kepuasan atas produk atau jasa yang mereka peroleh (Monroe 1990). Dimensi minat beli ulang
(dalam Kusuma Dewa, 2009) :
a. minat eksploratif, yaitu keinginan konsumen untuk mencari informasi tentang produk.
b. Minat referensial, yaitu kesediaan konsumen untuk merekomendasikan produk kepada
orang lain.
c. Minat transaksional, yaitu kesediaan konsumen melakukan tindakan pembelian.
d. Minat preferensial, yaitu prilaku konsumen yang menjadikan produk sebagai pilihan
utama.
Minat beli ulang merupakan bagian dari komponen prilaku sikap mengkosumsi.
Menurut Kinnear dan Taylor (1995:306, dalam Saidani dan Arifin, 2012), minat beli adalah
tahap kecendrungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar
dilaksanakan. Minat beli ulang yang tinggi mencerminkan tingkat kepuasaan yang tinggi dari
konsumen ketika memutuskan untuk megkonsumsi produk yang diberikan setelah mencoba
produk tersebut dan kemudian timbul rasa suka atau tidak suka terhadap produk (Sundalangi
dkk, 2014).
Menurut Ferdinand (2002:25-26, dalam Saidani dan Arifin, 2012) minat beli ulang
dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:
22
a. minat transaksional yaitu kecendrungan seseorang untuk selalu membeli ualng poduk
yang dikonsumsinya.
b. Minat referensial yaitu kecendrungan seseorang untuk mereferensikan produk yang
sudah dibelinya, agar juga dibeli orang lain, dengan refenrensi pengalaman
konsumsinya.
c. Minat preferensial yaitu miat yang menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
memiliki preferensi utama pada produk yang telah dikonsumsi. Preferensi ini hanya
dapat diganti bila terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari
informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung
sifat-sifat positf dari produk yang dilanggananinya.
Minat beli ulang merupakan tindakan yang dilakukan oleh konsumen untuk
mengkonsumsi kembali barang atau jasa yang sebelumnya pernah mereka konsumsi. Menurut
Schiffman-Kanuk (2007) pembelian yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari 2 tipe, yaitu
pembelian percobaan dan pembelian ulang. Pembelian percobaan terjadi jika konsumen
membeli suatu produk dengan merek tertentu untuk pertama kalinya, dimana dalam kegiatan
tersebut konsumen berusaha menyelidiki dan mengevaluasi produk dengan langsung mencoba.
Jika pada pembelian percobaan tersebut, konsumen merasa puas dan konsumen berkeinginan
untuk membeli kembali, maka tipe pembelian ini disebut pembelian ulang. Apabila pelanggan
merasa puas dengan produk tersebut maka besar kemungkinan terjadi pembelian ulang dan
bahkan mengajak orang lain untuk melakukan pembelian.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Natasya Putri Pengaruh viral Viral Jenis penelitian Hasil dari penelitian
Andini , marketing Marketing explanatory ini variabel X
Suharyono , terhadap (X1), research , sampel memiliki pengaruh
Sunarti kepercayaan Kepercayaan dengan teknik positif terhadap
pelanggan dan pelanggan sampling variabel Z
keputusan (Z), dibuktikan dengan
pembelian Keputusan koefisien beta 0,763
(studi pada Pembelian atau 76,3%.
mahasiswa (Y) Variabel Z
fakultas ilmu berpengaruh
administrasi terhadap Y dengan
universitas total effect 3,67
brawijaya dengan koefisien
angkatan 2013 beta 0,401 atau
yang 40,1%. Variabel X
melakukan memiliki pengaruh
pembelian signifikan positif
online melalui terhadap Y hal ini
media sosial dibuktikan dengan
instgram) koefisien beta 0,034
atau 03,4%.
26
saku memberikan
pengaruh pada
keputusan
pembelian ulang roti
brandtalk bagi
mahasiswa.
Menurut Shimp (2003;460) Celebrity Endorser adalah iklan yang menggunakan orang
atau tokoh terkenal (public figure) dalam mendukung suatu iklan. Menurut Royan (2004:14)
indikator celebrity endorser terdiri dari vasibility, credibility, attraction, dan power.
Hubungan celebrity endorser terhadap keputusan pembelian positif dalam arti sendiri
baik penilaian terhadap celebrity endorser maka konsep oleh sumber menuntut kita membeli
produk unit di dukung penelitian oleh Puthud Wianarko, Suharyono, Zainul Arifin dengan
judul “Pengaruh celebrity endorser terhadap citra merek dan dampaknya pada keputusan
pembelian (survei kepada pengunjung warung kopi kriwul, kelurahan merjosari, kecamatan
lowokwaru, kota malang yang pernah melihat iklan dan membeli top coffe) dapat di simpulkan
bahwa celebrity endorser berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari
hubungan ini maka dapat di susun hipotesis sebagai berikut :
Menurut Kotler (2009:72) Varian produk sebagai ahli tersendiri dalam suatu merek atau lini
produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran , harga , penampilan atau ciri-ciri.Menurut
Kotler & Keller (2008:82) indikator varian produk dapat diidentifikasi melalui indikator terdiri
dari Ukuran, Harga, Tampilan
Hubungan varian produk terhadap keputusan pembelian positif dalam arti sendiri baik
penilaian terhadap varian produk maka konsep oleh sumber menuntut kita membeli produk
30
unit di dukung penelitian oleh Tommy Kurniawan Njoto dengan judul “Pengaruh desain
kemasann, cita rasa, dan variasi produk terhadap keputusan pembelian konsumen bumi
anugrah” dapat di simpulkan bahwa varian produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian apabila bumi anugrah melakukan upaya perbaikan terhadap variasi produk roti
empat enam , maka pandangan kosnumen terhadap produk roti empat enam secara keseluruhan
dapat berubah menjadi lebih baik. Dari hubungan ini maka dapat di susun hipotesis sebagai
berikut :
Menurut Armstrong dan Kotler (2004) dalam Sri (2013:53) viral marketing adalah adalah
pemasaran mulut ke mulut versi internet, yang melibatkan pesan melalui email atau marketing
event yang begitu terinfeksi mereka akan memberitahu ke teman lainnya. Menurut Sri
Wiludjeng SP dan Tresna Siti Nurlela (2013:54) indikator viral marketing terdiri dari
Pengetahun produk, Kejelasan informasi, Membicarakan produk.
Hubungan viral marketing terhadap keputusan pembelian positif dalam arti sendiri baik
penilaian terhadap viral marketing maka konsep oleh sumber menuntut kita membeli produk
unit di dukung penelitian oleh Natasya Putri Andini , Suharyono,Sunarti yang berjudul
“Pengaruh viral marketing terhadap kepercayaan pelanggan dan keputusan pembelian (studi
pada mahasiswa fakultas ilmu administrasi universitas brawijaya angkatan 2013 yang
melakukan pembelian online melalui media sosial instgram) “ dapat di simpulkan bahwa viral
marketing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Konsumen akan lebih
tertarik pada suatu produk yang telah di beli oleh teman, keluarga , atau tetangganya. Lebih
percaya opini mereka dn mudah terpengaruh oleh apa yang dilakukan mereka.
Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk
mau membeli atau tidak terhadap produk, sedangkan minat beli ulang adalah suatu tindakan
lanjutan dari keputusan pembelian suatu produk tersebut. Menurut Harmani (2008:41)
Indikator yang digunakan untuk mengukur keputusan pembelian konsumen terdiri dari
Keputusan terhadap produk yang tersedia, Keputusan terhadap harga yang diberikan,
Keputusan terhadap pelayanan yang diberikan.
31
Hubungan keputusan pembelian terhadap minat beli ulang positif dalam arti sendiri
baik penilaian terhadap keputusan pembelian maka konsep oleh sumber menuntut kita
membeli produk unit di dukung penelitian oleh Popo Suryana 2013 dengan judul “Analisis
Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian dan Implikasinya pada Minat Beli Ulang”
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara keputusan pembelian terhadap minat beli ulang/
Selain itu dalam penelitian lainnya oleh Lukito Surya Wijayanti 2017 dengan judul
“Pengaruh Harga, Promosi, Kualitas Produk terhadap Minat Beli Ulang dengan Keputusan
Pembelian sebagai variabel intervening (studi pada pengguna Samsung di Semarang) dengan
hasil yang sama dimana keputusan pembelian berpengaruh positif signifikan terhadap minat
beli ulang.
Berdasarkan landasan teori yang telah di bahas sebelumnya yang menyangkut celebrity
endorser, varian produk dan viral marketing terhadap keputusan pembelian serta penelitian-
penelitian terdahulu yang ada, maka dapat disusun suatu kerangka model penelitian yang dapat
di gambarkan sebagai berikut
Celebrity
endorser H1
H2 H4
Keputusan
Varian produk Minat Beli
Pembelian
Ulang
H3
Viral marketing
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran