Anda di halaman 1dari 41

Soal Tugas Kelompok!

Seorang pengusaha memiliki dua usaha dalam satu lokasi. Yang pertama adalah usaha
menyewakan gudang dan tangki penyimpanan. Yang kedua adalah usaha jasa las, coating,
dan cutting. Denah seperti yang terlihat di atas. Kapasitas penyimpanan cukup besar yaitu
1-10 ton. Buat analisa resiko dan matriks tingkat resikonya serta penanggulangan jika
terjadi kecelakaan!

Jawaban Penyelesaian:
1. Analisa Resiko Serta Penanggulangan pada Tempat Penyimpanan Calcium
Carbide
A. Sumber Bahaya : Dari Tangki Penyimpanan Calcium Carbide CaC2
1. Sifat Fisika dan Kimia
Bentuk fisik kristal hitam dengan bau khas seperti bau bawang putih. Titik lebur
2300oC. Berat jenis relatif (air = 1) 2,22 - 2,26. Kelarutan dalam air bereaksi; larut dalam
alkohol. Rumus kimia: CaC2.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
2. Peringkat NFPA (Skala 0-4):
Kesehatan 3 : Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 3 : Sangat mudah terbakar
Reaktivitas 2 : Reaktif
3. Identifikasi Bahaya
Bahaya utama terhadap kesehatan: luka bakar pada saluran respiratorik, luka bakar
pada kulit, luka bakar pada mata, luka bakar pada membran mukosa.
Organ sasaran: efek korosif lokal pada inhalasi, kulit, mata dan penelanan.
4. Rute Paparan
 Terhirup : Luka bakar
 Kontak dengan kulit : Luka bakar
 Kontak dengan mata :Luka bakar
 Tertelan : Luka bakar
 Stabilitas dan reaktivitas
 Reaktivitas : Dapat bereaksi dengan perubahan suhu akibat kontak bahan tersebut
dengan air. Melepaskan gas-gas yang bersifat toksik, korosif, mudah terbakar atau
dapat meledak.
Kondisi yang harus dihindari : Hindarkan dari kontak dengan udara. Simpan pada tempat
kering. Hindarkan dari sumber air dan pipa pembuangan limbah.
5.Tancampurkan:
Kalsium karbida dengan
 Asam: Menghasilkan asetilen
 Basa : Menghasilkan asetida
6.Penyimpanan
 Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard
yang berlaku.
 Simpan dalam wadah tertutup rapat. Simpan pada tempat yang sejuk dan kering,
memiliki ventilasi, dan jauhkan dari bahan-bahan tancampurkan. Jauhkan dari
makanan, minuman, dan bahan makanan hewan.
7.Efek Klinis
Keracunan akut
 Terhirup
Kalsium karbida: lihat informasi pada bahan korosif alkalin. Paparan okupasional
telah menyebabkan penderita mengalami cheilitis yang ditandai oleh bibir yang
kering, kemerahan dan bengkak, deskuamasi (pengelupasan) yang berat dan fisura
radial yang dalam. Lesi erosif yang cenderung bernanah pada sudut bibir telah
ditemukan dalam observasi.
Korosif alkalin dapat menyebabkan iritasi dari saluran pernafasan dengan batuk,
tersedak, nyeri dan dapat saja terjadi luka bakar membran mukosa. Pada beberapa
kasus, dapat terjadi edema paru, baik segera terutama pada kasus berat maupun
pada masa laten 5-72 pasca paparan. Gejala dapat juga meliputi dada terasa berat,
sesak nafas, dahak berbusa, sianosis, dan pusing. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan hipotensi, nadi lemah dan cepat, dan ronki basah. Kasus yang berat
dapat fatal.
 Kontak dengan kulit
Kalsium karbida: lihat informasi pada korosif alkalin. Bahan yang kering dapat saja
menyebabkan dermatitis atau melanoderma tipe yang unik dengan hiperpigmentasi
dan telangiektasis yang banyak.
Korosif alkalin: kontak langsung dapat menyebabkan nyeri yang hebat, luka bakar,
dan dapat menyebabkan noda coklat. Area yang terkena dapat terasa lebih lembut,
tampak seperti agar-agar, nekrotik, kerusakan jaringan dapat dalam.
 Kontak dengan mata
Kalsium karbida: lihat informasi pada korosif alkalin. Paparan okupasional
menyebabkan lesi dengan kemerahan yang berat pada kelopak dan konjungtiva
mata, kadang disertai sekret yang mukopurulent. Pada kasus yang berat sensitifitas
konjungtiva dan kornea dapat sangat berkurang. Keratitis dan konjungtivitis dapat
berkembang tandap gejala dan akhirnya memburuk menjadi kekeruhan pada
kornea.
Korosif alkalin: kontak langsung dapat menyebabkan rasa nyeri dan luka bakar.
Dapat ditemukan edema, destruksi epitelium, kekeruhan kornea, dan iritasi. Bila
kerusakan tidak berat, maka gejala di atas akan cenderung pulih. Pada luka bakar
yang berat, seluruh gejala dapat tidak muncul secara segera. Komplikasi lanjut
dapat meliputi edema yang menetap, vaskularisasi dan luka parut pada kornea,
kekeruhan yang permanen, stafiloma, katarak, simblefaron dan kebutaan.
 Tertelan
Kalsium karbida: lihat informasi pada korosif alkalin.
Korosif alkalin: dapat menyebabkan nyeri dengan segera, luka bakar disekitar
mulut, korosi dari membran mukosa yang awalnya berwarna keputihan dan
berbusa, lalu berubah warna menjadi kecoklatan, disertai bengkak dan ulkus. Dapat
terjadi hipersalivasi, kesulitan menelan dan bersuara. Bahakan pada kondisi tidak
ditemukan adanya bukti luka bakar pada mulut, dapat saja terjadi rasa nyeri bakar
pada esofagus dan lambung, muntah dan diare. Muntahan bersifat kental, berlendir,
dan kemudian mengandung darah dan serpihan robekan mukosa. Edema epiglotis
dapat menyebabkan kesulitan bernafas bahkan hingga asfiksia. Syok ditandai
dengan hipotensi, nadi lemah dan cepat, nafas dangkal, kulit terasa lembab. Dapat
terjadi kolaps sirkulasi, yang bila tidak segera dikoreksi, dapat menyebabkan
terjadinya gagal ginjal. Pada kasus berat, perforasi esofagus dan lambung dapat
disertai mediastinitis, nyeri substernal, peritonitis, rigiditas abdomen dan demam.
Striktur esofagus, dan mungkin striktur lambung dan pilorik, dapat terjadi dalam
beberapa minggu, dapat pula tertunda hingga beberapa bulan atau bahkan tahunan.
Kematian dapat terjadi dalam waktu singkat akibat asfiksia, kolaps sirkulasi, atau
aspirasi dalam jumlah yang sedikit. Jika kematian tertunda mungkin disebabkan
karena komplikasi perforasi, pneumonia, atau akibat dari terbentuknya striktur.
Keracunan kronik
 Terhirup
Korosif alkalin: tergantung pada konsentrasi dan durasi dari paparan, paparan yang
berulang atau lama dapat menyebabkan perubahan berupa inflamasi adan ulkus
pada mulut, dapat pula terjadi gangguan bronkial dan saluran pencernaan.
 Kontak dengan kulit
Korosif alkalin: efek bergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan
berulang dan lama dapat menyebabkan dermatitis dan efek serupa dengan paparan
akut.
 Kontak dengan mata
Kororsif alkalin: efek tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan
berulang dan lama dapat menyebabkan konjungtivitis atau serupa dengan efek pada
paparan akut.
 Tertelan
Korosif alkalin: tergantung pada konsentrasi, penelanan berulang dapat
menyebabkan efek inflamasi dan ulserasi dari membran mukosa mulut dan efek
lain serupa dengan penelanan secara akut.
B. Yang akan Terpapar
 Karyawan
 Supir Truk
 Security
C. Cidera yang bias Timbul
 Kontak dengan bahan kimia berbahaya
 Kebakaran
 Terbentur/Tertabrak
D. Cara Penanggulangan
1.Pertolongan Pertama
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area pemaparan. Bila
perlu, gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Jaga agar
korban tetap hangat dan tenang. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Untuk luka
bakar, tutup daerah yang terkena menggunakan verban/kassa yang steril, kering dan
longgar. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam fisiologis
(NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan
dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak
ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Tutuplah mata menggunakan kassa steril.
Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan
Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak
sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul
untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke
samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Catatan untuk dokter: untuk terhirup pertimbangkan pemberian oksigen. Untuk
penelanan pertimbangkan tindakan esofagoskopi, hindarkan tindakan bilas
lambung.
1. Dekontaminasi
 Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
a. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan
miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
b. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci
dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur
perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap
mata.
c. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
d. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
f. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
 Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
a. Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
b. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang
dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
c. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
d. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
e. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati
untuk tidak menghirupnya.
f. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
 Dekontaminasi saluran cerna
Hindari kumbah lambung (risiko terjadi perforasi) dan pertimbangkan
untuk melakukan esofagoskopi.
2. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
 Batas paparan kalsium karbida: Belum ada penetapan batas paparan
okupasional
 Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi
harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak.
Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
 Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan dengan
pelindung wajah. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta
semprotan air deras dekat dengan area kerja.
 Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
 Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
 Respirator: Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat, proteksi
pernafasan dapat digunakan. Proteksi pernafasan disusun peringkatnya
mulai dari minimum hingga maksimum. Perhatikan cara penggunaan
(warning properties) sebelum digunakan.
3. Manajemen pemadam kebakaran
Bahaya ledakan dan kebakaran: bahaya kebakaran hebat. Campuran antara debu
bahan ini dan udara dapat menjadi nyala api atau bahkan meledak.
Media pemadaman: bahan kimia kering, pasir, alkali, soda ash.
4. Manajemen Tumpahan
 Bila terjadi tumpahan hindari panas, api, percik api, dan sumber nyala
lainnya. Jangan menyentuh tumpahan. Hentikan kebocoran bila
memungkinkan tanpa menimbulkan risiko kepada petugas yang
bersangkutan. Jangan menyemprotkan air langsung kepada tumpahan.
 Tumpahan kering, sedikit: kumpulkan bahan ke dalam suatu wadah
tertutup untuk kemudian dibuang/dimusnahkan.
 Tumpahan cairan, sedikit: serap menggunakan pasir atau bahan tidak
mudah terbakar lainnya. Kumpulkan bahan ke dalam suatu wadah untuk
kemudian dibuang/dimusnahkan.
 Tumpahan besar: buatlah bendungan untuk menampung tumpahan, untuk
dibuang kemudian.
 Tumpahan serbuk: tutuplah bahan tumpahan menggunakan plastik atau
bahan lainnya untuk mengurangi penyebaran bahan tumpahan serta
melindungi dari kontak terhadap air.
 Jauhkan orang-orang yan tidak berkepentingan, isolasi daerah bahaya dan
berikan larangan memasuki area tersebut.

Analisa Resiko Serta Penanggulangan pada Tempat Penyimpanan HCl


A. Sumber Bahaya : Dari Tangki Penyimpanan HCl
Berikut ini sifat fisik dan kimia dari HCl:

Bau : Pedas. Iritasi (Strong.)


Warna : tak berwarna menyala kuning.
pH (1% soln / air) : Asam.
Titik Didih : 108.58 C @ 760 mmHg (untuk 20,22% HCl dalam air)
83oC @ 760 mmHg (untuk 31% HCl dalam air) 50,5 C
(untuk 37% HCl dalam air)
Kelarutan : Larut dalam air dingin, air panas, dietil eter.
Stabilitas : Produk ini stabil.
Kondisi Ketidakstabilan : bahan yang tidak kompatibel,
Sangat reaktif dengan logam. Reaktif dengan agen
oksidasi,bahanorganik,alkali,danair.
Korosivitas : Sangat korosif di hadapan aluminium, tembaga, stainless
steel (304), dari stainless steel (316). Non-korosif
terhadap kaca.
B. Identifikasi bahaya dan cara penanggulangan:

 Tertelan : Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat


demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut
kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul.
 Potensi Efek Kesehatan Akut: Sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif,
iritan, permeator), kontak mata (iritan, korosif), tertelan,. sedikit berbahaya jika
tertelan (paru sensitif). Non korosif untuk paru-paru. Cairan dapat menghasilkan
kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran
pernapasan. Kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar. Menghirup Cairan dapat
menghasilkan iritasi parah pada saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk,
tersedak, atau sesak napas. Paling parah dapat mengakibatkan kematian. Radang
mata ditandai dengan kemerahan, berair, dan gatal-gatal. peradangan Kulit ini
ditandai dengan gatal, scaling, kemerahan, atau kadang-kadang, terik.
 Pembangunan Toksisitas: Tidak tersedia. Cairan mungkin beracun untuk ginjal,
hati, selaput lendir, saluran pernafasan, kulit, mata, Sistem peredaran darah, gigi.
Paparan yang berkepanjangan dapat menghasilkan kerusakan organ. Berulang atau
berkepanjangan kontak dengan semprotan dapat menghasilkan iritasi mata kronis
dan iritasi kulit yang parah. Berulang atau kontak yang terlalu lama dengan
semprotan dapat menghasilkan iritasi saluran pernafasan menyebabkan infeksi
bronkial. Paparan berulang bahan yang sangat beracun dapat menghasilkan
kerusakan umum kesehatan oleh akumulasi dalam satu atau banyak organ
manusia.

Berikut ini merupakan penanggulangannya :

 Kontak Mata: Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

 Kontak Kulit: Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
selama minimal 15 menit, melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi .
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yang melunakkan. Air dingin mungkin dapat
digunakan. Cuci sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih sepatu sebelum
digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.

 Kulit Serius: Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Carilah bantuan medis segera.

 Terhirup: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan
medis segera.

 Serius Terhirup: Evakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin.


Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Jika
sulit bernafas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, beri nafas buatan.

 Tertelan: Jika tertelan, jangan memaksakan muntah kecuali diarahkan untuk


melakukannya oleh tenaga medis. Dilarang memberikan apapun melalui mulut
kepada orang yang tidak sadar. Kendurkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau pinggang. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Adapun Informasi Peraturan Lainnya:
 HMIS (U.S.A.):
 Bahaya Kesehatan: 3
 Bahaya Kebakaran: 0
 Reaktivitas: 1
 Asosiasi Nasional Fire Protection (U.S.A.):
 Kesehatan: 3
 Mudah terbakar: 0
 Reaktivitas: 1
 Alat Pelindung:
 Sarung tangan. Pakaian lengkap. Respirator uap. Pastikan untuk menggunakan /
respirator yang sudah disetujui. Pakai respirator yang sesuai bila ventilasi tidak
memadai. Pelindung wajah.

Dalam hal ini, kondisi tangki penyimpanan HCl dengan jumlah kapasitas penyimpanan
yang cukup besar (1-10 ton) berdekatan dengan welding workshop yang dimana sangat
beresiko tinggi. Berikut ini merupakan bahaya – bahaya yang dapat ditimbulkan dari
pengelasan dan pengendaliannya secara umum menurut CAN/CSA W 117.2-M87 : Safety
in welding, cutting and allied process, bahaya pada pengelasan dibedakan berdasarkan
proses pengelasannya, namun secara umum bahaya dapat dibedakan karena sifat
pekerjaannya, seperti: operasi mesin, shok karena listrik, api (terbakar), radiasi (dari arc),
asap (fume), bising dan bahaya yang tersembunyi:

 Bekerja dengan menggunakan alat yang tidak biasa dia pergunakan


 Bekerja pada lingkungan yang terbatas (tertutup, tangki)
 Sambungan listrik atau gas yang kurang baik
 Logam panas tanpa tanda, dll.

Ketika terkena / tersengat arus listrik (terjadi accident):

 Tarik korban dengan menggunakan insolator


 Putus aliran listrik
 Beri pertolongan pertama

Analisa Resiko Serta Penanggulangan pada Tempat Penyimpanan Kalium Nitrat


A. Sumber Bahaya : Dari Tangki Penyimpanan Kalium nitrat
1. Sifat Fisika dan Kimia
 Jenis Senyawa : Senyawa Ion
 Bentuk : Kristal Bewarna Putih Dan Tidak Berbau
 Densitas : 2,109 g/cm3
 Titik Leleh : 334 C
 Titik Didih : Terdekomposisi membentuk KNO2 pada suhu 400 C
 Tingkat Kelarutan Dalam Air : Suhu 0 C = 133 gr/l , Suhu 20 C = 316 gr/l.
 Massa Molekul Relatif ( Mr ) = 101
 Larut dalam : Air, Gliserol dan Ammonia
 Bahaya : Bersifat Oxidizer atau Oksidator
2. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Reaksi berbahaya yang mungkin di bawah kondisi spesifik/khusus
Beresiko meledak dengan:
Sianida, Sulfida, bahan mudah terbakar, Fluorin, Kalium, acetate, bahan yang dapat
teroksidasi,phosphides, Zat-zat kimia organik, Peroksida, Aluminium, Antimony,
arang, Titanium, Seng,Serbuk logam, arsenic, Boron, Germanium, nitrides,
magnesium, sodium thiosulfate, phosphorus, agen pereduksi kuat, sulfur, gula
Menghasilkan gas atau uap yang berbahaya jika mengalami kontak dengan: Asam
 Dapat dibentuk di :
nitrogen dioxide
 Resiko:
ignisi dan pembentukan gas atau uap yang tidak menyala dengan : calcium
silicide
 kondisi yang harus dihindari :
Jauhkan dari nyala terbuka, permukaan panas, dan sumber penyulut

B. Identifikasi Bahaya
Nitrat ( KNO3 ) merupakan salah satu senyawa garam yang bersifat elektrolit
kuat.Senyawa ini memiliki 2 buah ion yang terdiri dari ion K+ dan ion NO3-. Tingkat
kelarutan kalium nitrat dalam air cukup tinggi, dalam suhu 0 C dan 1 L air, kelarutanya
dapat mencapai 133 gr. Jumlah kelarutanya ini terbilang cukup masif meskipun tidak
sebanyak Natrium Nitrat yang dapat larut lebih banyak pada suhu dan volume yang
sama. Kalium Nitrat merupakan senyawa garam yang berwujud padat dalam suhu
kamar, senyawa ini berbentuk kristal metalik bewarna putih dan tidak berbau. Tingkat
kelarutan kalium nitrat di dalam air cukup baik, pada suhu 0 C kalium nitrat dapat larut
sebanyak 133 gr/l, pada suhu 20 C kalium nitrat dapat larut sebanyak 316 gr/l dan pada
suhu 100 C kalium nitrat dapat larut sebanyak 2460 gr/l .
Dilakukan identifikasi bahaya yang terdapat dalam suatu aktifitas / kegiatan / proses
kerja dalam pembuatan kalium nitrat.

C. Gejala-gejala bahaya
 terdapat gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda Hal berikut ini berlaku
untuk nitrit/nitrat secara umum : methaemoglobinaemia setelah penyerapan oleh
tubuh dalam jumlah besar.
 iritasi kulit jika kontak langsung
 iritasi pada mata
 Setelah tertelan beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas).
 efek iritan, Diare, Mual, Muntah

D. Sumber bahaya :
 Keadaan bahan / peralatan
 Sifat Pekerjaan
 Lingkungan Kerja
 Cara Kerja
 Proses Produksi

E. Siapa terpapar
 Karyawan
 Kontraktor
 Tamu
 Pihak Ketiga

F. Langkah-langkah pencegahan
 Langkah-langkah pencegahan bagi lingkungan
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.
 Metode dan bahan untuk penangkalan (containment) dan pembersihan
Tutup saliran. Kumpulkan, ikat dan pompa keluar tumpahan. Amati kemungkinan
pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10). Ambil dalam keadaan kering. Teruskan
ke pembuangan. Bersihkan area yang terkena. Hindari pembentukan debu.
 Penyimpanan dan Penanganan Bahan
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman dengan melakukan
tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi . Cuci tangan setelah bekerja dengan bahan
tersebut
 .Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas dengan
Kondisi penyimpananTertutup sangat rapat. Jangan gunakan dekat bahan-bahan
yang mudah terbakar. Suhu penyimpanan yang direkomendasikan

G. Langkah- langkah perlindungan

Tindakan perlindungan individual


Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja, tergantung
konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya tahan pakaian
pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing suplier.

1. Perlindungan mata/wajah
 Kacamata-pengaman

2. Perlindungan tangan
 kontak penuh:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,11 mm
Waktu terobosan: > 480 min
 kontak percikan:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,11 mm
Waktu terobosan: > 480 min
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC
directive 89/686/EEC dan standar gabungan d EN374, untuk contoh KCL 741
Dermatril® L (kontak penuh), KCL 741 Dermatril® L (kontak percikan). Waktu
terobosan yang disebutkan diatas ditentukan oleh KCL dalam uji laboratorium
berdasarkan EN374 dengan sampel tipe sarung tangan yang dianjurkan

H. Penyelesaian dari Analisa Bahaya

Penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama


 Setelah menghirup: hirup udara segar.
 Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
 Setelah kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa
kontak.
 Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas).
Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat
 terdapat gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda Hal berikut ini
berlaku untuk nitrit/nitrat secara umum : methaemoglobinaemia setelah
penyerapan oleh tubuh dalam jumlah besar.
 Setelah menghirup: hirup udara segar.
 Bila terjadi kontak kulit: Tanggalkan segera semua pakaian yang
terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/ pancuran air.
 kontak pada mata : bilaslah dengan air yang banyak. Lepaskan lensa kontak.
 Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas).
Konsultasi kepada dokter jika merasa tidak sehat

I. Analisa dan Penilaian Resiko


Setelah Bahaya diidentifikasi, tahap selanjutnya adalah melakukan analisa
dan penilaian resiko.Dalam melakukan analisa dan penilaian resiko parameter yang
digunakan adalah AKIBAT (Consequences) dan PELUANG (frequency)Akibat
adalah tingkat keparahan yang mungkin terjadi dari suatu insiden yang melibatkan
manusia, properti, lingkungan ataupun reputasi perusahaan.
Contoh:
Yang berakibat pada manusia seperti Fatal, cacat, perawatan medis, P3K.
Yang berakibat pada properti seperti kerusakan fasilitas pabrik
Peluang adalah Frekuensi terjadinya insiden yang bisanya dinyatakan dalam satuan
waktu
Contoh :
– Pernah terjadi pada perusahaan sejenis
– pernah terjadi di perusahaan ini
– Pernah terjadi diperusahaan ini beberapa kali dalam satu tahun

Analisa Resiko Serta Penanggulangan pada Tempat Penyimpanan Natrium Nitrat


A. Sumber Bahaya : Dari Tangki Penyimpanan NaNO3

1. Sifat Fisik dan Kimia

Sifat fisik dan kimia yang dimiliki natrium nitrat diantaranya adalah sebagai berikut:

Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Granular padat, padat bubuk.)

Bau : Tidak tersedia.

Rasa : pahit

Berat molekul : 84.99 g / mol

Warna : Putih.

pH ` : Tidak tersedia.

Titik didih : Suhu penguraian: 380 ° C (716 ° F)

Titik lebur : 308 ° C (586,4 ° F)

Suhu Kritis : Tidak tersedia.

Kepadatan : 2.26 (Air = 1)

Tekanan Uap : Tidak berlaku.

Densitas Uap : Tidak tersedia.

Volatilitas : Tidak tersedia.


Ioninasi (dalam Air) : Tidak tersedia.

Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air, metanol.

Kelarutan :Mudah larut dalam air panas. Larut dalam air


dingin. Sebagian larut dalam metanol. Sangat
sedikit larut dalam aseton. Sangat sedikit larut
dalam gliserol. Sangat larut dalam Amonia
cair. Kelarutan dalam air: 92.1g/100 ml @
25 0C, 180 g/100 ml @ 100 0C. Kelarutan
dalam Methanol: 1 g dilarutkan dalam 300
gram 1 ml Metanol, larut dalam 125 ml
Alkohol, 52 ml Alkohol mendidih, 3470 ml
Alkohol mutlak.
2. Stabilitas dan Data Reaktivitas
Natrium nitrat merupakan produk yang stabil. Natrium nitrat sangat reaktif dengan bahan
yang mudah terbakar yaitu bahan organik dengan cara mengurangi asamnya dan tidak
menyebabkan korosi terhadap kaca. Bahan organik berserat dioksidasi apabila terjadi
kontak dengan natrium nitratdapat bereaksi di atas suhu 160 0C dan akan terbakar di bawah
220 C. Kayu dan bahan selulosa serupa yang terkena natrium nitrat sangat mudah terbakar.
Apabila bereaksi dengan asam dapat memancarkan asap nitrogen dioksida yang beracun.
Juga kompatibel dengan phosphide boron, rhodanide barium, sianida, natrium tiosulfat,
hypophosphites seperti natrium, belerang hipofosfit ditambah arang, antimon, klorida,
aluminium dan klorida stannous, ester, logam bubuk seperti seng atau aluminium atau
aluminium oksida, isothiocyanates, tiosianat, fosfor, organik bahan, bahan mudah terbakar,
asam, pyrosulfites, sulfida, amida, bisulfites, hidrazin, amonium sulfat, amida, amina,
phospham. Natrium nitrat harus menghindari kondisi-kondisi diatas serta tidak boleh
tercampur dengan bahan-bahan tersebut agar natrium nitrat tetap stabil.

3. Produk Kimia dan Identifikasi Perusahaan


Nama produk adalah Natrium Nitrat dengan nomor katalog SLS1102, SLS3946, SLS1726.
Nomor CAS untukNatrium Nitrat adalah 7631-99-4. Nomor CAS merupakan nomor
identitas untuk bahan kimia untuk memudahkan pencarian karena bahan kimia sering
memiliki banyak nama. Nomor RTECS (Regristy of Toxic Subtance Control Act)/ nomor
pendaftaran efek toksik untuk bahan kimia natrium nitrat adalah WC5600000. Undang-
undang pengawasan zat beracun (TSCA) pada bahan kimia natrium nitrat adalah TSCA 8
(b). Nama lain dari Natrium nitrat diantaranya adalah chili sendawa, sendawa soda,
sendawa sodium, asam nitrat, atau garam nitrat. Rumus kimia dari natrium nitrat adalah
NaNO3 sedangkan nama kimianya sendiri adalah natrium nitrat.

4. Komposisi dan Informasi Bahan


Natrium nitrat yang merupakan nama kimia dari NaNO3 dengan nomor CAS 7631-99-4
memiliki kadar kandungan senyawa sebanyak 100%. Data toksikologis natrium
nitrat diujikan pada hewan yaitu tikus dan kelinci. Natrium nitrat dapat menimbulkan
bahaya akut pada tikus dengan kadar natrium yang diberikan sebesar 1267 mg/kg. Natrium
nitrat dapat menimbulkan bahaya akut pada kelinci dengan kadar natrium yang diberikan
sebesar 2680 mg/kg. Hal ini menunjukkan bahwa natrium nitrat dapat merugikan makhluk
hidup.

B. Identifikasi Bahaya

Natrium nitrat berbahaya apabila tertelan, sedikit berbahaya apabila terjadi kontak dengan
kulit, mata (yang dapat menyebabkan iritasi), dan inhalasi. Kontak yang terlalu lama dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit dan ulserasi(luka terbuka yang sulit senbuh). Apabila
mengerhirup natrium nitrat dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan iritasi
pernapasan. Efek kronis Natrium nitrat terhadap kesehatan mungkin dapat meracuni darah,
kontak yang terlalu lama dapat menghasilkan kerusakan pada organ.

C. Tindakan Pertolongan Pertama

Tindakan pertama yang dilakukan apabila menjumpai bahaya seperti penjelasan di atas
adalah sebagai berikut:

a. Kontak pada mata: Periksa dan lepaskan lensa kontak, kemudian segera basuh
mata dengan air dingin dalam jumlah yang banyak selama minimal 15 menit. Jika
terjadi iritasi dapat menghubungi bagian medis.
b. Kontak pada kulit: Kulit yang terkena NaNO3 dibersihkan dengan sabun dan air
dingin. Apabila terjadi iritasi segera menutupinya agar terhindar dari kontak yang
lain dan dapatkan pertolongan medis jika iritasi berkembang.
c. Terhirup: Jika terhirup, pindahkan korban ke tempat yang memiliki udara segar.
Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen dan dapatkan pertolongan medis medis. Evakuasi korban ke daerah yang
aman sesegera mungkin. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau pinggang.
d. Tertelan: Jangan memaksakan muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh
tenaga medis. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang
sadar. Jika natrium nitrat yang tertelan dalam jumlah besar segera hubungi dokter.
Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang.
D. Api dan Data Ledakan

Natrium nitrat tidak mudah terbakar. Zat yang dapat menyebabkan kebakaran apabila
dicampur dengan natrium nitrat adalah zat yang berasal dari bahan organik dan bahan yang
mudah terbakar.Natrium nitrat akan bereaksi eksplosif dengan hidrokarbon. Interaksi nitrat
jika dipanaskan dengan amidosulfates (sulfamates) dapat menjadi eksplosif karena terjadi
pembebasan dinitrogen oksida dan uap. Campuran natrium nitrat dengan bubuk aluminium
atau oksida juga dapat bersifat eksplosif. Campuran natrium nitrat dan tiosianat barium,
natrium nitrat dan bubuk, dan tiosulfat natrium nitrat dan natrium atau phosphinate natrium
dapat mnyebabkan terjadinya ledakan.

E. Tindakan terhadap tumpahan


Tindakan yang dilakukan untuk menghindari bahan natrium nitrat setelah terjadi
kecelakaan berupa pembersihan tumpahan natrium nitrat, peralatan keselamatan kerja yang
harus dikenakan, dll, diantaranya adalah:
a. Tumpahan dalam jumlah kecil: Gunakan alat yang tepat untuk menempatkan
tumpah padat dalam wadah pembuangan limbah yang nyaman.
b. Tumpahan dalam jumlah besar: Pengoksidasi materi. Hentikan kebocoran jika
tanpa risiko. Hindari kontak dengan bahan yang mudah terbakar (kayu, kertas,
minyak, pakaian). Menjaga substansi basah menggunakan semprotan air. Jangan
menyentuh bahan yang tumpah. Mencegah pemasukan ke selokan, ruang bawah
tanah atau wilayah terbatas; tanggul jika diperlukan. Meminta bantuan mengenai
pembuangan.

F.Penanganan dan Penyimpanan

Natrium nitrat harus dijauhkan dari panas, sumber api, dan dari bahan yang mudah terbakar
(organik atau asam), serta tidak terkena debu. Pakaian pelindung yang digunakan apabila
bersentuhan dengan natrium nitrat harus sesuai dengan peraturan yang ada. Jika tertelan,
segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label.
Natrium nitrat disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, di tempat yang sejuk
berventilasi, dan dipisahkan dari bahan asam, alkali, serta zat pereduksi yang mudah
terbakar. Petunjuk penyimpanan lebih lanjut dapat dilihat di NFPA 43A, Kode untuk
Penyimpanan Oksidator Cair dan Padat.

G.Perlindungan Pribadi

Teknik Kontrol yang dilakukan untuk ambang batas natrium nitrat di lingkungan adalah
sebagai berikut: menggunakan petunjuk proses operasi, ventilasi pembuangan lokal, atau
perangkat kendali teknik lain untuk menjaga kadar udara di bawah yang direkomendasikan
oleh batas eksposur. Jika operasi yang dilakukan menghasilkan debu, asap atau kabut,
gunakan ventilasi untuk menjaga paparan kontaminan udara di bawah batas pemaparan.
Pakaian pelindung yang digunakan diantaranya adalah sarung tangan, kacamata pengaman,
jas lab dll. Untuk menangani debu respirator, pastikan menggunakan respirator yang
disetujui / bersertifikat atau setara. Peralatan pelindung untuk kasus tumpahan besar
diantaranya adalah kacamata, sarung tangan, jas lab, dan alat bantu pernapasan mandiri
untuk menghindari inhalasi. Segera periksakan ke dokter sebelum bahaya produk mulai
menyebar ke seluruh tubuh.

H.Informasi Toksikologi

Penelitian tentang pengaruh natrium nitrat bagi organisme hidup dilakukan melalui
penghirupan dan penelanan pada tikus. Toksisitas untuk tikus adalah akut pada (LD50)
1267 mg / kg natrium nitrat. Efek kronis natrium nitrat pada manusia adalah dapat
menyebabkan mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi dapat menyebabkan kerusakan pada
darah dan beberapa organ. Natrium nitrat dapat mempengaruhi materi genetik (mutagenik),
menyebabkan efek yang merugikan reproduksi dan kanker berdasarkan data uji pada
hewan. Menyebabkan gangguan pada kulit dan mata dengan gejala timbul kemerahan,
gatal, dan nyeri. Terhirup natrium nitrat dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan
dan iritasi selaput lender dengan gejala mungkin termasuk batuk, sesak napas.
Tertelan natrium nitrat mungkin berbahaya. Tanda-tanda klinis yang berhubungan dengan
keracunan nitrat meliputi: Gastroenteritis, sakit perut, mual, muntah, diare, asidosis
metabolis, kelemahan otot, pusing, kelelahan, sakit kepala, gangguan inkoordinasi, mental,
kejang-kejang, detak jantung dipercepat, hipotensi ortostatik, dyspnea, dan parah kasus,
methemoglobinemia karena oksigenasi yang tidak memadai darah yang mengarah ke
sianosis progresif, dan koma. Sianosis adalah pertama terlihat sebagai perubahan warna
kebiruan pada selaput lendir dan daerah tidak berpigmen dari tubuh, dapat dibersihkan dan
diuresi.

I.Pertimbangan Pembuangan

Limbah natrium nitrat harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan.
J. Informasi Peraturan Lainnya
Federal dan Negara Peraturan untuk natrium nitrat menurut survei yang dilakukan Rhode
Island RTK, Pennsylvania RTK, Massachusetts RTK, dan New Jersey adalah menyatakan
bahwa bahan tersebut merupakan zat berbahaya. Undang-undang pengawasa zat beracun
yang digunakan adalah TSCA 8 (b) persediaan natrium nitrat. Peraturan lainnya yaitu dari
OSHA menyatakan bahwa natrium nitran berbahaya dengan sumber acuan terletak pada
Standar Komunikasi Bahaya (29 CFR 1910.1200). Selain itu EINECS menyatakan bahwa
produk ini terdapat di inventarisasi Eropa Zat Kimia Komersial. Peraturan bahaya
pada natrium nitrat diantaranya adalah:

WHMIS (Canada)

 KELAS C yang menyatakan bahwa natrium nitrat merupakan materi pengoksidasi.


 KELAS D-2B menyatakan natrium nitrat menyebabkan efek beracun lainnya.

DSCL (EEC)

 R8 menyatakan bahwa apabila terjadi kontak antara natrium nitrat dengan bahan yang
mudah terbakar dapat mengakibatkan kebakaran.
 R22 menyatakan bahwa natrium nitrat berbahaya jika tertelan.
 S17 menyatakan bahwa natrium nitrat harus dijauhkan dari bahan yang mudah
terbakar.
 S36 menyatakan bahwa praktikan harus mengenakan pakaian pelindung yang sesuai.

Kode bahaya pada natrium nitarat terdapat pada:

HMIS (U.S.A.):

 Bahaya kesehatan: 2
 Api Hazard: 0
 Reaktivitas: 0
 Perlindungan Pribadi: E

National Fire Protection Association (U.S.A.):

 Kesehatan: 2
 Mudah terbakar: 0
 Reaktivitas: 0

Alat pelindung yang digunakan diantaranya sarung tangan, jas lab, dan respirator. Pastikan
untuk menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara. Kenakan respirator
yang sesuai ketika ventilasi tidak memadai.

Analisa Resiko Serta Penanggulangan pada Tempat Penyimpanan Ammonium


Nitrate
A. Sumber Bahaya : Dari Tangki Penyimpanan Ammonium Nitrat
Padatan granul atau hablur berwarna putih atau tidak berwarna transparan, higroskopik,
o o
mudah mencair. Berat jenis 1,725. Suhu lebur 155 C, terurai pada suhu 210 C, rumus

molekul NH4NO3, Berat molekul 80.0396, kelarutan 118% pada 0 oC, titik lebur
o
170 C, sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam metanol.

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya

Peringkat NFPA (Skala 0-4):

Kesehatan 2 Tingkat keparahan tinggi


Kebakaran0 Tidak dapat terbakar

Reaktivitas 3 Sangat reaktif B.


Penggunaan

Sebagai pupuk, peledak, piroteknik, herbisidum, insektisidum, campuran pembeku, zat


pengoksidasi, dan zat pengkatalisis. Juga digunakan sebagai ekspektoran dan urinary
acidifier. industri nitrous oxide, dalam campuran pembekuan, korek api, kembang api dan
pupuk.

C. Identifikasi Bahaya
1. Risiko utama dan sasaran organ

Sel darah merah

2.Rute paparan

3.Paparan jangka pendek

a. Terhirup

Menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dengan gejala batuk, sakit tenggorokan
dan napas yang pendek. Menyebabkan methemoglobinemia, sianosis, konvulsi,
takikardia, dispnea, dan kematian. Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran
pernafasan dengan tenggorokan sakit, batuk, sesak napas dan edema paru tertunda.
Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala, sesak napas,
sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan darah coklat-coklat. Inhalasi
dapat menyebabkan asidosis sistemik dan methemoglobinemia.

b.Kontak dengan kulit

Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi dengan gejala kulit memerah, gatal dan
terasa perih

c.Kontak dengan mata

Menyebabkan iritasi, mata memerah, dan perih.

d.Tertelan

Dosis nitrat dalam jumlah besar menyebabkan pusing, sakit perut, muntah, diare yang
berdarah, lemah, kejang dan kolaps. Menelan jumlah besar dapat menyebabkan iritasi
gastrointestinal. Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala,
sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan darah berwarna
coklat-coklat.

4.Paparan jangka panjang

Paparan yang lama dan berulang dalam dosis yang kecil dari Nitrat dapat menyebabkan
lemah, depresi, sakit kepala, dan kerusakan mental. Dapat menyebabkan
methemoglobinemia, yang dicirikan oleh darah berwarna coklat- coklat, sakit kepala,
lemah, pusing, sesak napas, sianosis (kebiruan kulit akibat kekurangan oksigenasi
darah), denyut jantung cepat, ketidaksadaran dan kematian mungkin. Dapat
menyebabkan gangguan saluran pencernaa

a. Stabilitas dan reaktivitas

Reaktivitas : Stabil. Namun, bisa terurai jika dipanaskan

Kondisi yang harus : Panas yang berlebihan, bahan mudah terbakar, bahan organik,
dihindarkan agen reduktor, asam kuat, logam bubuk.

Tancampurkan : Bahan tak dapat campur dengan berbagai macam bahan


seperti : bahan pereduksi, bahan yang mudah menyala, bahan
organik, logam dan bahan alkali, asam asetat, aluminium,
amonium klorida, bismut antimon, kadmium, karbon, klorida,
kobalt kromium,tembaga, timah, magnesium, tembaga sulfat
(anhidrat), kalium klorat dan air, logam bubuk, nikel, bahan
organik, fosfor, kalium dan amonium sulfat, natrium,
natrium hipoklorit, natrium perklorat, campuran natrium-
kalium dan amonium sulfat, sulfur, dan seng.

Bahaya dekomposisi : Oksida nitrogen

D. Penyimpanan
Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi
• Bahan disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.

• Disimpan ditempat yang dingin, kering, ventilasi yang baik,

• Hindari kontak dengan panas, percikan, nyala dan bahan mudah terbakar lainnya

• Hindari wadah yang rusak untuk mencegah kerusakan fisik.

• Terpisah dari bahan yang mudah menyala, bahan orrganik dan bahan yang mudah
teroksidasi.
• Hindarkan tempat penyimpanan yang berlantai kayu.

• Jangan disimpan diatas temperature 54°C ( 130°F ) dan sebaiknya di bawah


temperature <30°C ( 86 F ).

• Wadah bahan ini mungkin berbahaya ketika kosong karena


mereka mempertahankan residu produk (debu, padat); amati semua peringatan dan
tindakan pencegahan yang terdaftar untuk produk.. Jangan menekan, potong, las,
mengeraskan, solder, bor, menggiling, atau mengekspos wadah kosong untuk panas,
percikan atau nyala api terbuka.

E. Toksikologi

Toksisitas

Data pada hewan

LD 50 oral-tikus (Rat) : 2217 mg / kg . LD50 Oral-tikus (Rat) 4,820 mg/kg

Karsinogenik

Untuk nitrat atau nitrit (tertelan) di bawah kondisi yang mengakibatkan nitrosation
endogen: Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) mengklasifikasikan Group
2a (Mungkin karsinogenik bagi manusia)

Informasi Ekologi

Bahan ini dapat membahayakan lingkungan , perlu perhatian khusus terhadap air. Data
lain : toksisitas terhadap lembu : 400 mg/l

F. Efek Klinis

Keracunan akut

Terhirup

Batuk, sakit tenggorokan.

Kontak dengan kulit Kulit kemerahan.

Kontak dengan mata Mata kemerahan.

Tertelan
Pusing, konvulsi, sakit perut, diare, tidak sadar diri, muntah, lemah.

Keracunan kronik

Dapat menyebabkan methemoglobinemia, yang dicirikan oleh darah berwarna coklat-


coklat, sakit kepala, lemah, pusing, sesak napas, sianosis (kebiruan kulit akibat
kekurangan oksigenasi darah), denyut jantung cepat, ketidaksadaran dan kematian
mungkin. Dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan.
Methemoglobinemia umumnya gejala yang paling umum pada anak- anak, kematian
mendadak dari vasospasme koroner baik diakui pada orang dewasa
G. Pertolongan Pertama

Terhirup

Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan
kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan kulit

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan
sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak
ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan mata

Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl
0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan
sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan
kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Tertelan

Segera cuci mulut dan berikan minum yang banyak. Segera hubungi Sentra Informasi
Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah bagi pasien.
Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah
aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

F. Penatalaksanaan

Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin


pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan


cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan
pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.

d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:

Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika
perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu
sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.

Anak-anak: 200-300 µg/kg BB

G.Dekontaminasi

a. Dekontaminasi mata

Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi
mata yang terkena atau terburuk kondisinya. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang
terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur
perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. Hindarkan
bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.Jika masih belum yakin bersih, cuci
kembali selama 10 menit. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. Tutuplah mata
dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat
dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku).

Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. Cuci segera bagian kulit yang terkena
dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. Jika tidak
ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan
digosok. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. Penolong perlu dilindungi dari
percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-
hati untuk tidak menghirupnya. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

H. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri

Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan dipatuhinya batas
paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci
mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja.

Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.

Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.

Respirator: Pada kasus ventilasi tidak memadai, gunakan perlengkapan pernafasan yang
memadai. Jika menghadapi konsentrasi di atas batas paparan harus menggunakan
perlengkapan pernafasan yang disetujui NIOSH.

I. Manajemen Pemadam Kebakaran

Informasi Umum: oksidator kuat. Kontak dengan bahan mudah terbakar dapat
menyebabkan kebakaran. Pakailah pakaian pelindung yang sesuai untuk mencegah
kontak dengan kulit dan mata. Pakailah alat pernapasan mandiri (SCBA) untuk mencegah
kontak dengan produk dekomposisi termal. Dapat meledak di bawah temperatur
kurungan dan tinggi, terutama jika terkontaminasi.

Media pemadam kebakaran: Gunakan semprotan air untuk mendinginkan kontainer


terkena api. Gunakan jumlah air banjir.

Bahaya ledakan dan kebakaran : Kontak dengan bahan oksidator dapat menyebabkan
pembakaran sangat kasar. Wadah Sealed dapat pecah saat dipanaskan. Sensitif terhadap
pengaruh mekanik.

Informasi Khusus: dalam hal terjadi kebakaran, memakai pakaian pelindung penuh dan
yang disetujui NIOSH.

J. Manajemen Tumpahan

Tumpahan / Kebocoran: Vacuum atau menyapu material dan tempat ke dalam wadah
pembuangan yang sesuai. Bersihkan tumpahan dengan segera, mengamati tindakan
pencegahan di bagian alat pelindung. Hindari menghasilkan kondisi berdebu. Hapus
semua sumber api.

Hindari sumber panas dan pengapian. Limbah yang dikumpulkan ke sebuah wadah logam
dan dikirim ke fasilitas pembuangan limbah atau sapu tumpahan ke dalam wadah tahan
api dan larutkan dalam sejumlah besar air. Tambahkan soda ash. Campur dan netralisir
dengan 6M-HCl. Dinetralkan dengan lumpur dan dapat dikirim ke fasilitas pembuangan
limbah disetujui

Analisa Resiko Serta Penanggulangan pada Tempat Penyimpanan Gasoline


A.Sumber Bahaya : Dari Tangki Penyimpanan Gasoline
Gasoline termasuk kedalam golongan hidrokarbon dan additive
B. Pengenalan Bahaya
Efek Pemaparan :

 Iritasi mata, iritasi saluran pernapasan, pusing, mual, kehilangan


kesadaran, kulit kering dan pecah-pecah.

 Penghirupan lebih besar dapat menyebabkan kerusakan lever,kehilangan


kesadaran dan kematian. Penyalahgunaan (menghirup / menelan),
penggunaan yang keliru (misalnya sebagai pelarut, sebagai bahan
pencuci) dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan efek
sistem syaraf/neurologi yang sangat bervariasi

 Gangguan produksi butir darah merah dan merusak sumsum tulang


belakang serta anemia Sistem syaraf yang terganggu dapat
mengakibatkan kelelahan, pusing berkepanjangan/kronis,gangguan
penglihatan dan pendengaran. Efek ini perlu dihindarkan, dapat terjadi
ditempat / lingkungan pendistribusian, misalnya pada
Instalasi/Depot/Terminal Transit, Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk
Umum dan lain-lain.

C. Tata Cara Pertolongan Pertama

Kontak Mata :

Bilas mata sebanyak-banyaknya dengan air. Bila terjadi iritasi pada mata segera
berobat ke dokter.

Kontak Kulit:
Cuci area yang terkena dengan sabun dan air. Cucilah pakaian yang terkontaminasi
sebelum digunakan kembali.

Terhirup:
Hentikan / hindari pemaparan selanjutnya. Bila terjadi iritasi saluran pernapasan,
pusing, tidak sadar, maka segera cari pertolongan tenaga kesehatan atau segera
panggil dokter. Bila terjadi HENTI NAPAS, lakukan RESUSITASI DARI MULUT
KE MULUT.

Tertelan :
Bila tertelan, segera berikan 1 sampai 2 gelas air dan kemudian segera panggil / bawa
ke dokter, Instalasi Gawat Darurat atau pusat pelayanan medis lainnya

PERHATIAN:
Jangan sekali-kali merangsang efek muntah atau memberikan sesuatu pada penderita
yang tidak sadarkan diri.
Catatan untuk Dokter :
Bahan yang tertelan kemungkinan dapat terserap ke dalam paru-paru yang dapat
mengakibatkan gangguan paru-paru / pneumoconiosis kimiawi, sehingga perlu
penanganan yang tepat.

D. Tata Cara Pertolongan Pertama


Media Pemadam Kebakaran :

Karbon dioksida, dry chemical dan foam

Prosedur Khusus Pemadam Kebakaran :


a. Karbon dioksida :
Semprotkan pada pangkal api searah dengan angin
b. Dry Chemical :
Semprotkan pada pangkal api searah dengan angin
c. Foam / Busa :
Bila dalam suatu wadah semprotkan busa pada dinding bagian dalam jangan
pada cairan yang terbakar, searah dengan angin dan bila hanya suatu ceceran
semprotkan pada pangkal api sampai
semua terselimuti searah dengan angin.

Alat Pelindung Khusus:

Untuk kejadian kebakaran pada area yang relatif tertutup, maka orang yang
melakukan pemadaman kebakaran harus menggunakan Self Contained Breathing
Apparatus (SCBA).
Bahaya Ledakan dan Kebakaran lain:

Terjadi bila ada suatu tempat penampungan tidak terlindung di sekitar lokasi
kebakaran.

Titik Nyala : -45Of atau -43Oc

Rentang dapat terbakar : Batas Bawah = 1,4% dan Batas Atas = 7,6%

Titik Bahaya Menurut NFPA

Kemudahan Terbakar : 3 (dapat terbakar pada suhu normal)

Instabilitas : 1 (Tidak stabil bila dipanaskan-lakukan tindakan


pencegahan normal)

Bahaya Kesehatan : 2 (Berbahaya- gunakan alat pelindung pernafasan)

Dekomposisi Bahan Berbahaya

Karbon Monoksida

E. Tata Cara Penanggulangan Tumpahan dan Kebocoran

Prosedur penanggulangan kebocoran atau tumpahan :


Singkirkan semua kondisi yang memungkinkan terjadinya penyalaan. Keringkan
tumpahan menggunakan bahan penyerap (sorbent), pasir, tanah lempung dan bahan
penghambat kebakaran lainnya. Bersihkan dan buang pada tempat pembuangan yang
telah ditentukan oleh peraturan setempat.

Perlindungan Lingkungan :
Cegah masuknya tumpahan ke dalam selokan umum, saluran pembuangan atau
perembesan ke dalam tanah.

F. Penanganandan Penyimpanan

Penyimpanan :
Untuk penyimpanan di dalam ruangan harus memperhatikan sistem ventilasi.
Penyimpanan di tangki timbun harus memperhatikan persyaratan sesuai dengan
klasifikasinya. Uap yang mudah terbakar dapat terbentuk walaupun disimpan pada
temperatur dibawah titik nyala. Jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
Tempat penyimpanan harus di "grounding" dan "bonding" serta dilengkapi dengan
pressure vacuum valve dan flame arrester. Jauhkan dari bahan yang mudah terbakar,
api, listrik atau sumber panas lainnya

G. Pengendalian Pemaparan/Perlindungan Diri


Ventilasi :
Apabila PREMIUM digunakan pada ruangan yang relatif tertutup maka harus
dilengkapi dengan Ventilasi keluar (exhaust fan). Ventilasi dan peralatan yang
dipakai harus bersifat kedap gas.
Pelindung Pernapasan :

Pakailah alat perlindung pernapasan jika konsentrasi di udara telah melebihi Nilai
Ambang Batas.
Pelindung Mata :

Pakailah kacamata pelindung (goggles) untuk bahan kimia.

Perlindungan Kulit :

Pakailah sarung tangan dari karet atau PVC. Terapkan kebersihan perorangan yang
baik
Nilai Ambang Batas : 300 ppm.

H. Reaktivitas
Stabilitas terhadap suhu, cahaya, dll.:
Stabil.
Keadaan situasi yang harus dihindari :
Panas, percikan api, nyala maupun kondisi dimana dapat terbentuk listrik statis.
Ketidak sesuaian (bahan yang harus dihindari) :
Halogen, asam kuat, basa, dan oksidator kuat.
Dekomposisi Bahan Berbahaya :
Karbon monoksida.
Polimerisasi pembentukan bahan-bahan berbahaya :
Tidak terjadi.
I. Data Toksikologi

Data Toksikologi Akut:

Uap/mist dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan (bahaya)

Hasil Pembakaran :

Dapat menimbulkan pemaparan karbon monoksida di udara pada konsentrasi yang


cukup tinggi, dapat mengakibatkan: kehilangan kesadaran, kerusakan jantung, otak
dan bahkan sampai kematian. Pemaparan terhadap karbon monoksida pada
konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan kesulitan pernapasan yang diakibatkan
oleh berpacunya antara karbon monoksida dan oksigen.

Toksikologi Kronik

Percobaan binatang dengan konsentrasi > 8000 ppm, memperlihatkan peningkatan


insiden tumor hati. Tetapi efek tersebut diperkirakan tidak terjadi pada manusia.

Data Toksikologi Lain :


Percobaan laboratorium (API = American Petroleum Institute) dengan
menggunakan binatang percobaan memperlihatkan bahwa Premium pada
konsentrasi yang tinggi dan waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan
ginjal dan kanker hati. Efek pada sistim reproduksi tidak dapat dibuktikan. Pada
pemaparan yang berulang, kandungan benzene dalam Premium dengan
konsentrasi rendah dapat menimbulkan kelainan pada darah manusia seperti
anemia, leukemia. Sedangkan pemaparan hexane dalam jangka waktu yang lama
dapat menimbulkan kerusakan pada sistim syaraf seperti mati rasa pada anggota
gerak, kelumpuhan.

J. Informasi Ekologi
Pengaruh dan kerusakan terhadap lingkungan : Rembesan ke dalam tanah
akan menyebabkan pencemaran air tanah atau aquifer

K. Pertimbangan-Pertimbangan Pembuangan
Pembuangan Limbah :
Dapat dibakar pada incinerator atau sesuai ketentuan Pemerintah.

Informasi Perundang-undangan :
Limbah Sludge produk ini dapat dinyatakan sebagai limbah B3 kecuali setelah
dilakukan uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) tidak
terbukti, dan ketentuan pembuangannya harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Matriks Pengendalian Resiko


Identifikasi Bahaya (Hazard Identification) Proses identifikasi bahaya adalah
proses lanjutan dari identifikasi kegiatan, pada proses identifikasi bahaya akan dilakukan
penjabaran resiko dari setiap kegiatan yang sudah diidentifikasi.
No Proses Potensi Bahaya Risiko
1 Pengelasan A. Terkena asap las Gangguan pernapasan
 Manusia
 Lingkungan
 Asset
B. Percikan api las
 Manusia Cedera anggota badan

 Lingkungan Kebakaran/kerusakan

 Asset asset

C. Radiasi sinar las


 Manusia Gangguan penglihatan

 Lingkungan
 Asset
D. Tersengat arus listrik
 Manusia
Cedera anggota
 Lingkungan
badan/kematian
 Asset
E. Hubungan arus

No Proses Potensi Risiko S P Nilai Signifikan


bahaya resiko
1 Pengelasan Percikan api
las
Terhadap Cedera anggota 2 2 4 sedang
manusia badan
Terhadap
lingkungan
Terhadap Kebakaran 4 3 12 Ekstrim
asset kerusakan asset

No Aktivitas Deskripsi resiko kerja Resiko Indeks


KM KP resiko
1 Welding, cutting Mata pekerjaan terkena 5 2 tinggi
(hotwork) serpihan material (gram)
Kulit pekerja terkena percikan 4 2 sedang
api las
Iritasi mata terpapar fume
logam atau asap las 5 2 tinggi
Pekerja tersengat arus listrik
(las electrode) 3 5 tinggi
Hubungan arus pendek atau
konsleting (kabel power) 2 5 tinggi
Pekerja terkena ledakan
tabung LPG (las LPG) 3 4 tinggi
Kebakaran akibat percikan api
Pekerja terkena serpihan
material
No Proses Potensi Risiko S P Signifikan
bahaya resiko
1 Aktivitas Kebakaran Cacat, kerusakan 4 3 Tinggi
pemindahan asset, luka bakar
bahan kimia Iritasi jika Cedera anggota 2 2 Sedang
(NaNO3,KNO3, kontak kulit badan
HCl, Terhirup Gangguan 2 2 Sedang
NH4NO3,CaC2) pernapasan
Mudah Reaktif 4 3 Tinggi
bereaksi

No Proses Potensi bahaya Risiko S P Signifikan


resiko
1 Aktivitas  Kebakaran Cacat, 4 3 Tinggi
pemindahan jika ada nyala kerusakan asset,
bahan api luka bakar
gasoline

 Terjatuh dari Patah tulang 5 1 rendah


atas tangki
saat
pengecekan
 Terpleset Terkilir 1 4 rendah
tumpahan
minyak

 Kebocoran Meledak 1 3 rendah


pada minyak
yang bocor
 Bau Pusing dan sakit 1 2 Rendah
menyengat

 Menghasilkan Iritasi pada kulit 1 2 rendah


uap dan mata,
meledak jika
terdapat nyala
api

Prosedur Keadaan Darurat (Emergency Procedur)


Keadaan darurat merupakan suatu keadaan dimana perlu penanganan khusus dan
tidak dapat ditangani secara biasa oleh personil yang ada, dikarenakan terjadi salah satu
atau bersamaan kejadian seperti kebocoran atau menghamburnya bahan kimia berbahaya,
peledakan, kebakaran, bencana alam, gempa bumi atau kejadian huru-hara pada tingkat
tertentu yang membahayakan keselamatan manusia dan aset perusahaan.
Untuk menangani apabila sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat, maka perlu
membuat prosedur keadaan darurat (meliputi prosedur kesiagaan keadaan darurat, prosedur
penanggulangan keadaaan darurat dan prosedur pemulihan pasca keadaan darurat) serta
instruksi kerja mengenai tanda keadaan darurat dan cara pelaporan keadaan darurat.
Menurut tingkatannya
keadaan darurat dibedakan menjadi :
a. Keadaan Darurat Tingkat I
 Satu ruang kantor terbakar
 Kebakaran di salah satu area saja
b. Keadaan Darurat tingkat II
 Kebakaran satu lantai gedung administrasi
 Listrik mati total
 Kebakaran satu lokasi atau bangunan gudang atau perbengkelan
 Kebakaran di pabrik cukup besar yang tidak merusak peralatan pabrik
 Kebocoran gas (B3) yang memenuhi area pabrik.
c. Keadaan Darurat Tingkat III
 Tangki Penyimpanan bahan kimia bocor atau pecah
 Peledakan atau kebocoran yang menghancurkan sebagian atau seluruh
pabrik
 Bencana alam yang besar yang merusak peralatan pabrik
 Kebakaran atau ledakan tertentu yang mengakibatkan malapetaka bagi
masyarakat luas
 Kebocoran gas (B3) yang menjalar sampai keluar pabrik
Apabila keadaan darurat benar-benar terjadi, maka perlu dilakukan evakuasi yaitu
proses meninggalkan tempat kerja/tempat tinggal/lokasi kejadian ke tempat lain yang
dianggap cukup aman untuk menyelamatkan diri dari ancaman bahaya (peledakan, bahaya
kebakaran, kebocoran/menghamburnya bahan berbahaya, pencemaran lingkungan,
bencana gempa bumi dan lain-lain) melalui jalan/pintu yang telah ditentukan untuk tujuan
tersebut. Untuk prosedur pelaporan atau instruksi kerja pelaporan keadaan darurat dapat
dijelaskan sebagai berikut:
 Karyawan berhak dan wajib melaporkan adanya kejadian/peristiwa yang
menimbulkan keadaan darurat kepada atasanya dan atau pimpinan unit setempat
serta ke Bagian KPK.
 Sistem komunikasi dan pemberitahuan selanjutnya dilakukan oleh pimpinan Unit
Kerja setempat kepada Operator telepon, Shift Superintendent, Ka. Biro KLH, Ka.
Bagian KPK dan Ka. Bagian Ekologi, serta selanjutnya operator telepon
memberitahukan kepada semua pejabat di Divisi/Biro serta bagian/Dinas terkait
dengan pagging system maupun telepon.
Setelah mengetahui adanya keadaan darurat, maka:
 Semua pejabat, Ka. Kompartemen, Staf Utama dan Pejabat setingkat yang terlibat
langsung dalam penanggulangan, segera menuju ke Pos Komando.
 Ka. Kompartemen, Staf Utama dan Pejabat setingkat yang tidak terlibat langsung
dalam penanggulangan, segera menuju ke assembly point.
 Karyawan yang tidak terlibat langsung dalam penanggulangan, segera
menyelamatkan diri ke assembly point.
 Tanda keadaan darurat, evakuasi dan keadaan aman diinformasikan dengan bunyi
sirine pabrik:
 Keadaan Darurat Tingkat I : bunyi sirine naik turun dengan periode 2x15 detik,
selang waktu 1 menit sebanyak 3x.
 Keadaan Darurat Tingkat II : bunyi sirine naik turun dengan periode
 6x15 detik, selang waktu 1 menit sebanyak 3x.
 Keadaan Darurat Tingkat III : bunyi sirine naik turun dengan perioade tiap 15 detik
selama 15 menit.
 Evakuasi : bunyi sirine dengan nada monoton selama 5 menit.
 Keadaan Aman : bunyi sirine dengan nada monoton selama 1 menit.
Penentuan/pengambilan keputusan keadaan darurat dilakukan oleh Pimpinan
Keadaan Darurat (PKD) dan jika pejabat PKD tidak ada atau belum datang ke
lokasi, sedangkan pada saat kejadian sudah mencapai tahap keadaan darurat tingkat
I, maka keputusan keadaan darurat dapat ditetapkan minimal oleh dua pejabat dari
Staff PKD, Shift Superintendent, Komandan Regu Pengendalian, Komandan Regu
Penaggulangan dan Rescue, Komandan Regu Pemantau Lingkungan, Komandan
Regu Pemantau, Komandan Regu Pemeliharaan, Ketua Bidang Operasional dan
Ketua Bidang Inspeksi.
Adapun sarana atau peralatan yang disiapkan apabila terjadi keadaan darurat di antaranya
:
 Alarm System atau bunyi sirine tanda keadaan darurat
Kriteria bunyi untuk masing-masing keadaan darurat telah dijelaskan di atas, yaitu
untuk keadaan darurat tingkat I sampai dengan III.
 Assembly Point
Assembly point adalah tempat berkumpul sementara di luar area pabrik yang
diperuntukkan bagi karyawan yang tidak terlibat langsung dalam penanggulangan
keadaan darurat yang dianggap aman dari bencana dan diberi tanda/bendera
bertuliskan assembly point..
 Gardu darurat
Gardu darurat adalah tempat yang disediakan untuk berlindung sementara bagi
karyawan dan orang lain yang berada di area/lingkungan pabrik pada saat terjadi
keadaan darurat berupa bocoran gas. Tempat ini berisi enam buah botol O2
bertekanan, telepon, poster petunjuk yang harus dilakukan, lampu penerangan,
regulator/kunci valve botol dan terdapat lubang pembuangan udara. Pemeriksaan
gardu darurat dilakukan setiap satu bulan sekali.
 Penunjuk arah angin (wind direction)
Adalah sarana atau alat penunjuk arah angin yang digunakan untuk mengetahui
arah angin jika terjadi keadaan darurat baik kebakaran maupun kebocoran gas yang
berbahaya agar dapat menyelamatkan diri dengan berlari berlawanan arah angin.
 Sliding chute
Sliding chute merupakan alat peluncur yang digunakan pada saat terjadi keadaan
darurat, dan biasanya alat ini dipakai untuk gedung-gedung bertingkat. Sliding
chute terdiri dari kain panjang yang dirancang khusus, seutas tali tambang dan
katrol. Di Perusahaan ini seharusnya ditempatkan minimal 4 buah sliding chute,
tepatnya di Gedung Office yang diperiksa setiap tiga bulan sekali.
 Safety shower dan Eye wash fountain
Sarana ini digunakan untuk mencuci mata atau anggota badan lainnya sebagai
pertolongan pertama bagi karyawan bila terkena cairan/bahan kimia berbahaya.
Pemeriksaan sarana ini dilakukan setiap satu bulan sekali yang meliputi
pemeriksaan nozzle, valve, tabir dan rantai.
 Pagging system
Pagging System berfungsi untuk pengeras suara dalam pembacaan pesanpesan
keselamatan kerja yang dilakukan 2x sehari, informasi penting, serta
menginformasikan kejadian keadaan darurat ke seluruh unit kerja untuk
mempermudah proses evakuasi.
 Peta evakuasi
Yaitu jalur yang dibuat untuk menunjukkan arah atau rute yang harus dilalui
apabila terjadi keadaan darurat.
 Kendaraan pemadam dan evakuasi
Merupakan peralatan yang digunakan untuk evakuasi dan menanggulangi keadaan
darurat, misalnya ambulance, fire truck, dan fire rescue/fire jeep.
 Kotak Keselamatan Kerja
Kotak keselamatan kerja antara lain berisi alat pelindung mata, alat pelindung
pernafasan (airline respirator, full gas mask, masker, mono mask), alat pelindung
muka, sarung tangan, safety belt dan fire blanket.
 Pintu darurat/Tangga darurat
Pintu dan tangga darurat di PT Pupuk Kujang telah dirancang sedemikian rupa baik
bangunan di dalam area pabrik maupun di luar area pabrik (yaitu terbebas dari
segala rintangan dan dipasang papan petunjuk yang jelas seperti papan bertuliskan
exit).
 Kotak Obat P3K
Kotak obat P3K disediakan di setiap unit kerja sesuai kebutuhan. Obatobatan dan
peralatan yang tersedia antara lain; kapas, tensoplas, plester, kasa steril, betadine,
salep luka bakar, perban gulung, boor water, o glass, form bukti pemakaian dan
form permintaan pengisian.

Anda mungkin juga menyukai