Tugas k3 Edit
Tugas k3 Edit
Seorang pengusaha memiliki dua usaha dalam satu lokasi. Yang pertama adalah usaha
menyewakan gudang dan tangki penyimpanan. Yang kedua adalah usaha jasa las, coating,
dan cutting. Denah seperti yang terlihat di atas. Kapasitas penyimpanan cukup besar yaitu
1-10 ton. Buat analisa resiko dan matriks tingkat resikonya serta penanggulangan jika
terjadi kecelakaan!
Jawaban Penyelesaian:
1. Analisa Resiko Serta Penanggulangan pada Tempat Penyimpanan Calcium
Carbide
A. Sumber Bahaya : Dari Tangki Penyimpanan Calcium Carbide CaC2
1. Sifat Fisika dan Kimia
Bentuk fisik kristal hitam dengan bau khas seperti bau bawang putih. Titik lebur
2300oC. Berat jenis relatif (air = 1) 2,22 - 2,26. Kelarutan dalam air bereaksi; larut dalam
alkohol. Rumus kimia: CaC2.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
2. Peringkat NFPA (Skala 0-4):
Kesehatan 3 : Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 3 : Sangat mudah terbakar
Reaktivitas 2 : Reaktif
3. Identifikasi Bahaya
Bahaya utama terhadap kesehatan: luka bakar pada saluran respiratorik, luka bakar
pada kulit, luka bakar pada mata, luka bakar pada membran mukosa.
Organ sasaran: efek korosif lokal pada inhalasi, kulit, mata dan penelanan.
4. Rute Paparan
Terhirup : Luka bakar
Kontak dengan kulit : Luka bakar
Kontak dengan mata :Luka bakar
Tertelan : Luka bakar
Stabilitas dan reaktivitas
Reaktivitas : Dapat bereaksi dengan perubahan suhu akibat kontak bahan tersebut
dengan air. Melepaskan gas-gas yang bersifat toksik, korosif, mudah terbakar atau
dapat meledak.
Kondisi yang harus dihindari : Hindarkan dari kontak dengan udara. Simpan pada tempat
kering. Hindarkan dari sumber air dan pipa pembuangan limbah.
5.Tancampurkan:
Kalsium karbida dengan
Asam: Menghasilkan asetilen
Basa : Menghasilkan asetida
6.Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard
yang berlaku.
Simpan dalam wadah tertutup rapat. Simpan pada tempat yang sejuk dan kering,
memiliki ventilasi, dan jauhkan dari bahan-bahan tancampurkan. Jauhkan dari
makanan, minuman, dan bahan makanan hewan.
7.Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup
Kalsium karbida: lihat informasi pada bahan korosif alkalin. Paparan okupasional
telah menyebabkan penderita mengalami cheilitis yang ditandai oleh bibir yang
kering, kemerahan dan bengkak, deskuamasi (pengelupasan) yang berat dan fisura
radial yang dalam. Lesi erosif yang cenderung bernanah pada sudut bibir telah
ditemukan dalam observasi.
Korosif alkalin dapat menyebabkan iritasi dari saluran pernafasan dengan batuk,
tersedak, nyeri dan dapat saja terjadi luka bakar membran mukosa. Pada beberapa
kasus, dapat terjadi edema paru, baik segera terutama pada kasus berat maupun
pada masa laten 5-72 pasca paparan. Gejala dapat juga meliputi dada terasa berat,
sesak nafas, dahak berbusa, sianosis, dan pusing. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan hipotensi, nadi lemah dan cepat, dan ronki basah. Kasus yang berat
dapat fatal.
Kontak dengan kulit
Kalsium karbida: lihat informasi pada korosif alkalin. Bahan yang kering dapat saja
menyebabkan dermatitis atau melanoderma tipe yang unik dengan hiperpigmentasi
dan telangiektasis yang banyak.
Korosif alkalin: kontak langsung dapat menyebabkan nyeri yang hebat, luka bakar,
dan dapat menyebabkan noda coklat. Area yang terkena dapat terasa lebih lembut,
tampak seperti agar-agar, nekrotik, kerusakan jaringan dapat dalam.
Kontak dengan mata
Kalsium karbida: lihat informasi pada korosif alkalin. Paparan okupasional
menyebabkan lesi dengan kemerahan yang berat pada kelopak dan konjungtiva
mata, kadang disertai sekret yang mukopurulent. Pada kasus yang berat sensitifitas
konjungtiva dan kornea dapat sangat berkurang. Keratitis dan konjungtivitis dapat
berkembang tandap gejala dan akhirnya memburuk menjadi kekeruhan pada
kornea.
Korosif alkalin: kontak langsung dapat menyebabkan rasa nyeri dan luka bakar.
Dapat ditemukan edema, destruksi epitelium, kekeruhan kornea, dan iritasi. Bila
kerusakan tidak berat, maka gejala di atas akan cenderung pulih. Pada luka bakar
yang berat, seluruh gejala dapat tidak muncul secara segera. Komplikasi lanjut
dapat meliputi edema yang menetap, vaskularisasi dan luka parut pada kornea,
kekeruhan yang permanen, stafiloma, katarak, simblefaron dan kebutaan.
Tertelan
Kalsium karbida: lihat informasi pada korosif alkalin.
Korosif alkalin: dapat menyebabkan nyeri dengan segera, luka bakar disekitar
mulut, korosi dari membran mukosa yang awalnya berwarna keputihan dan
berbusa, lalu berubah warna menjadi kecoklatan, disertai bengkak dan ulkus. Dapat
terjadi hipersalivasi, kesulitan menelan dan bersuara. Bahakan pada kondisi tidak
ditemukan adanya bukti luka bakar pada mulut, dapat saja terjadi rasa nyeri bakar
pada esofagus dan lambung, muntah dan diare. Muntahan bersifat kental, berlendir,
dan kemudian mengandung darah dan serpihan robekan mukosa. Edema epiglotis
dapat menyebabkan kesulitan bernafas bahkan hingga asfiksia. Syok ditandai
dengan hipotensi, nadi lemah dan cepat, nafas dangkal, kulit terasa lembab. Dapat
terjadi kolaps sirkulasi, yang bila tidak segera dikoreksi, dapat menyebabkan
terjadinya gagal ginjal. Pada kasus berat, perforasi esofagus dan lambung dapat
disertai mediastinitis, nyeri substernal, peritonitis, rigiditas abdomen dan demam.
Striktur esofagus, dan mungkin striktur lambung dan pilorik, dapat terjadi dalam
beberapa minggu, dapat pula tertunda hingga beberapa bulan atau bahkan tahunan.
Kematian dapat terjadi dalam waktu singkat akibat asfiksia, kolaps sirkulasi, atau
aspirasi dalam jumlah yang sedikit. Jika kematian tertunda mungkin disebabkan
karena komplikasi perforasi, pneumonia, atau akibat dari terbentuknya striktur.
Keracunan kronik
Terhirup
Korosif alkalin: tergantung pada konsentrasi dan durasi dari paparan, paparan yang
berulang atau lama dapat menyebabkan perubahan berupa inflamasi adan ulkus
pada mulut, dapat pula terjadi gangguan bronkial dan saluran pencernaan.
Kontak dengan kulit
Korosif alkalin: efek bergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan
berulang dan lama dapat menyebabkan dermatitis dan efek serupa dengan paparan
akut.
Kontak dengan mata
Kororsif alkalin: efek tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan
berulang dan lama dapat menyebabkan konjungtivitis atau serupa dengan efek pada
paparan akut.
Tertelan
Korosif alkalin: tergantung pada konsentrasi, penelanan berulang dapat
menyebabkan efek inflamasi dan ulserasi dari membran mukosa mulut dan efek
lain serupa dengan penelanan secara akut.
B. Yang akan Terpapar
Karyawan
Supir Truk
Security
C. Cidera yang bias Timbul
Kontak dengan bahan kimia berbahaya
Kebakaran
Terbentur/Tertabrak
D. Cara Penanggulangan
1.Pertolongan Pertama
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area pemaparan. Bila
perlu, gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Jaga agar
korban tetap hangat dan tenang. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Untuk luka
bakar, tutup daerah yang terkena menggunakan verban/kassa yang steril, kering dan
longgar. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam fisiologis
(NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan
dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak
ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Tutuplah mata menggunakan kassa steril.
Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan
Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak
sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul
untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke
samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Catatan untuk dokter: untuk terhirup pertimbangkan pemberian oksigen. Untuk
penelanan pertimbangkan tindakan esofagoskopi, hindarkan tindakan bilas
lambung.
1. Dekontaminasi
Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
a. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan
miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
b. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci
dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur
perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap
mata.
c. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
d. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
f. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
a. Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
b. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang
dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
c. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.
d. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
e. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati
untuk tidak menghirupnya.
f. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
Dekontaminasi saluran cerna
Hindari kumbah lambung (risiko terjadi perforasi) dan pertimbangkan
untuk melakukan esofagoskopi.
2. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
Batas paparan kalsium karbida: Belum ada penetapan batas paparan
okupasional
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi
harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak.
Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan dengan
pelindung wajah. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta
semprotan air deras dekat dengan area kerja.
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator: Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat, proteksi
pernafasan dapat digunakan. Proteksi pernafasan disusun peringkatnya
mulai dari minimum hingga maksimum. Perhatikan cara penggunaan
(warning properties) sebelum digunakan.
3. Manajemen pemadam kebakaran
Bahaya ledakan dan kebakaran: bahaya kebakaran hebat. Campuran antara debu
bahan ini dan udara dapat menjadi nyala api atau bahkan meledak.
Media pemadaman: bahan kimia kering, pasir, alkali, soda ash.
4. Manajemen Tumpahan
Bila terjadi tumpahan hindari panas, api, percik api, dan sumber nyala
lainnya. Jangan menyentuh tumpahan. Hentikan kebocoran bila
memungkinkan tanpa menimbulkan risiko kepada petugas yang
bersangkutan. Jangan menyemprotkan air langsung kepada tumpahan.
Tumpahan kering, sedikit: kumpulkan bahan ke dalam suatu wadah
tertutup untuk kemudian dibuang/dimusnahkan.
Tumpahan cairan, sedikit: serap menggunakan pasir atau bahan tidak
mudah terbakar lainnya. Kumpulkan bahan ke dalam suatu wadah untuk
kemudian dibuang/dimusnahkan.
Tumpahan besar: buatlah bendungan untuk menampung tumpahan, untuk
dibuang kemudian.
Tumpahan serbuk: tutuplah bahan tumpahan menggunakan plastik atau
bahan lainnya untuk mengurangi penyebaran bahan tumpahan serta
melindungi dari kontak terhadap air.
Jauhkan orang-orang yan tidak berkepentingan, isolasi daerah bahaya dan
berikan larangan memasuki area tersebut.
Kontak Mata: Periksa dan lepaskan lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera basuh mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit: Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
selama minimal 15 menit, melepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi .
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yang melunakkan. Air dingin mungkin dapat
digunakan. Cuci sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih sepatu sebelum
digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius: Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Carilah bantuan medis segera.
Terhirup: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan
medis segera.
Dalam hal ini, kondisi tangki penyimpanan HCl dengan jumlah kapasitas penyimpanan
yang cukup besar (1-10 ton) berdekatan dengan welding workshop yang dimana sangat
beresiko tinggi. Berikut ini merupakan bahaya – bahaya yang dapat ditimbulkan dari
pengelasan dan pengendaliannya secara umum menurut CAN/CSA W 117.2-M87 : Safety
in welding, cutting and allied process, bahaya pada pengelasan dibedakan berdasarkan
proses pengelasannya, namun secara umum bahaya dapat dibedakan karena sifat
pekerjaannya, seperti: operasi mesin, shok karena listrik, api (terbakar), radiasi (dari arc),
asap (fume), bising dan bahaya yang tersembunyi:
B. Identifikasi Bahaya
Nitrat ( KNO3 ) merupakan salah satu senyawa garam yang bersifat elektrolit
kuat.Senyawa ini memiliki 2 buah ion yang terdiri dari ion K+ dan ion NO3-. Tingkat
kelarutan kalium nitrat dalam air cukup tinggi, dalam suhu 0 C dan 1 L air, kelarutanya
dapat mencapai 133 gr. Jumlah kelarutanya ini terbilang cukup masif meskipun tidak
sebanyak Natrium Nitrat yang dapat larut lebih banyak pada suhu dan volume yang
sama. Kalium Nitrat merupakan senyawa garam yang berwujud padat dalam suhu
kamar, senyawa ini berbentuk kristal metalik bewarna putih dan tidak berbau. Tingkat
kelarutan kalium nitrat di dalam air cukup baik, pada suhu 0 C kalium nitrat dapat larut
sebanyak 133 gr/l, pada suhu 20 C kalium nitrat dapat larut sebanyak 316 gr/l dan pada
suhu 100 C kalium nitrat dapat larut sebanyak 2460 gr/l .
Dilakukan identifikasi bahaya yang terdapat dalam suatu aktifitas / kegiatan / proses
kerja dalam pembuatan kalium nitrat.
C. Gejala-gejala bahaya
terdapat gejala / efek terpenting, baik akut maupun tertunda Hal berikut ini berlaku
untuk nitrit/nitrat secara umum : methaemoglobinaemia setelah penyerapan oleh
tubuh dalam jumlah besar.
iritasi kulit jika kontak langsung
iritasi pada mata
Setelah tertelan beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas).
efek iritan, Diare, Mual, Muntah
D. Sumber bahaya :
Keadaan bahan / peralatan
Sifat Pekerjaan
Lingkungan Kerja
Cara Kerja
Proses Produksi
E. Siapa terpapar
Karyawan
Kontraktor
Tamu
Pihak Ketiga
F. Langkah-langkah pencegahan
Langkah-langkah pencegahan bagi lingkungan
Jangan biarkan produk masuk ke saluran pembuangan.
Metode dan bahan untuk penangkalan (containment) dan pembersihan
Tutup saliran. Kumpulkan, ikat dan pompa keluar tumpahan. Amati kemungkinan
pembatasan bahan (lihat bagian 7 dan 10). Ambil dalam keadaan kering. Teruskan
ke pembuangan. Bersihkan area yang terkena. Hindari pembentukan debu.
Penyimpanan dan Penanganan Bahan
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman dengan melakukan
tindakan higienis
Ganti pakaian yang terkontaminasi . Cuci tangan setelah bekerja dengan bahan
tersebut
.Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas dengan
Kondisi penyimpananTertutup sangat rapat. Jangan gunakan dekat bahan-bahan
yang mudah terbakar. Suhu penyimpanan yang direkomendasikan
1. Perlindungan mata/wajah
Kacamata-pengaman
2. Perlindungan tangan
kontak penuh:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,11 mm
Waktu terobosan: > 480 min
kontak percikan:
Bahan sarung tangan: Karet nitril
Tebal sarung tangan: 0,11 mm
Waktu terobosan: > 480 min
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC
directive 89/686/EEC dan standar gabungan d EN374, untuk contoh KCL 741
Dermatril® L (kontak penuh), KCL 741 Dermatril® L (kontak percikan). Waktu
terobosan yang disebutkan diatas ditentukan oleh KCL dalam uji laboratorium
berdasarkan EN374 dengan sampel tipe sarung tangan yang dianjurkan
Sifat fisik dan kimia yang dimiliki natrium nitrat diantaranya adalah sebagai berikut:
Rasa : pahit
Warna : Putih.
pH ` : Tidak tersedia.
B. Identifikasi Bahaya
Natrium nitrat berbahaya apabila tertelan, sedikit berbahaya apabila terjadi kontak dengan
kulit, mata (yang dapat menyebabkan iritasi), dan inhalasi. Kontak yang terlalu lama dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit dan ulserasi(luka terbuka yang sulit senbuh). Apabila
mengerhirup natrium nitrat dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan iritasi
pernapasan. Efek kronis Natrium nitrat terhadap kesehatan mungkin dapat meracuni darah,
kontak yang terlalu lama dapat menghasilkan kerusakan pada organ.
Tindakan pertama yang dilakukan apabila menjumpai bahaya seperti penjelasan di atas
adalah sebagai berikut:
a. Kontak pada mata: Periksa dan lepaskan lensa kontak, kemudian segera basuh
mata dengan air dingin dalam jumlah yang banyak selama minimal 15 menit. Jika
terjadi iritasi dapat menghubungi bagian medis.
b. Kontak pada kulit: Kulit yang terkena NaNO3 dibersihkan dengan sabun dan air
dingin. Apabila terjadi iritasi segera menutupinya agar terhindar dari kontak yang
lain dan dapatkan pertolongan medis jika iritasi berkembang.
c. Terhirup: Jika terhirup, pindahkan korban ke tempat yang memiliki udara segar.
Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen dan dapatkan pertolongan medis medis. Evakuasi korban ke daerah yang
aman sesegera mungkin. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau pinggang.
d. Tertelan: Jangan memaksakan muntah kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh
tenaga medis. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang
sadar. Jika natrium nitrat yang tertelan dalam jumlah besar segera hubungi dokter.
Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang.
D. Api dan Data Ledakan
Natrium nitrat tidak mudah terbakar. Zat yang dapat menyebabkan kebakaran apabila
dicampur dengan natrium nitrat adalah zat yang berasal dari bahan organik dan bahan yang
mudah terbakar.Natrium nitrat akan bereaksi eksplosif dengan hidrokarbon. Interaksi nitrat
jika dipanaskan dengan amidosulfates (sulfamates) dapat menjadi eksplosif karena terjadi
pembebasan dinitrogen oksida dan uap. Campuran natrium nitrat dengan bubuk aluminium
atau oksida juga dapat bersifat eksplosif. Campuran natrium nitrat dan tiosianat barium,
natrium nitrat dan bubuk, dan tiosulfat natrium nitrat dan natrium atau phosphinate natrium
dapat mnyebabkan terjadinya ledakan.
Natrium nitrat harus dijauhkan dari panas, sumber api, dan dari bahan yang mudah terbakar
(organik atau asam), serta tidak terkena debu. Pakaian pelindung yang digunakan apabila
bersentuhan dengan natrium nitrat harus sesuai dengan peraturan yang ada. Jika tertelan,
segera dapatkan saran medis dan tunjukkan wadah atau label.
Natrium nitrat disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, di tempat yang sejuk
berventilasi, dan dipisahkan dari bahan asam, alkali, serta zat pereduksi yang mudah
terbakar. Petunjuk penyimpanan lebih lanjut dapat dilihat di NFPA 43A, Kode untuk
Penyimpanan Oksidator Cair dan Padat.
G.Perlindungan Pribadi
Teknik Kontrol yang dilakukan untuk ambang batas natrium nitrat di lingkungan adalah
sebagai berikut: menggunakan petunjuk proses operasi, ventilasi pembuangan lokal, atau
perangkat kendali teknik lain untuk menjaga kadar udara di bawah yang direkomendasikan
oleh batas eksposur. Jika operasi yang dilakukan menghasilkan debu, asap atau kabut,
gunakan ventilasi untuk menjaga paparan kontaminan udara di bawah batas pemaparan.
Pakaian pelindung yang digunakan diantaranya adalah sarung tangan, kacamata pengaman,
jas lab dll. Untuk menangani debu respirator, pastikan menggunakan respirator yang
disetujui / bersertifikat atau setara. Peralatan pelindung untuk kasus tumpahan besar
diantaranya adalah kacamata, sarung tangan, jas lab, dan alat bantu pernapasan mandiri
untuk menghindari inhalasi. Segera periksakan ke dokter sebelum bahaya produk mulai
menyebar ke seluruh tubuh.
H.Informasi Toksikologi
Penelitian tentang pengaruh natrium nitrat bagi organisme hidup dilakukan melalui
penghirupan dan penelanan pada tikus. Toksisitas untuk tikus adalah akut pada (LD50)
1267 mg / kg natrium nitrat. Efek kronis natrium nitrat pada manusia adalah dapat
menyebabkan mutagenik untuk bakteri dan / atau ragi dapat menyebabkan kerusakan pada
darah dan beberapa organ. Natrium nitrat dapat mempengaruhi materi genetik (mutagenik),
menyebabkan efek yang merugikan reproduksi dan kanker berdasarkan data uji pada
hewan. Menyebabkan gangguan pada kulit dan mata dengan gejala timbul kemerahan,
gatal, dan nyeri. Terhirup natrium nitrat dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan
dan iritasi selaput lender dengan gejala mungkin termasuk batuk, sesak napas.
Tertelan natrium nitrat mungkin berbahaya. Tanda-tanda klinis yang berhubungan dengan
keracunan nitrat meliputi: Gastroenteritis, sakit perut, mual, muntah, diare, asidosis
metabolis, kelemahan otot, pusing, kelelahan, sakit kepala, gangguan inkoordinasi, mental,
kejang-kejang, detak jantung dipercepat, hipotensi ortostatik, dyspnea, dan parah kasus,
methemoglobinemia karena oksigenasi yang tidak memadai darah yang mengarah ke
sianosis progresif, dan koma. Sianosis adalah pertama terlihat sebagai perubahan warna
kebiruan pada selaput lendir dan daerah tidak berpigmen dari tubuh, dapat dibersihkan dan
diuresi.
I.Pertimbangan Pembuangan
Limbah natrium nitrat harus dibuang sesuai dengan peraturan pengendalian lingkungan.
J. Informasi Peraturan Lainnya
Federal dan Negara Peraturan untuk natrium nitrat menurut survei yang dilakukan Rhode
Island RTK, Pennsylvania RTK, Massachusetts RTK, dan New Jersey adalah menyatakan
bahwa bahan tersebut merupakan zat berbahaya. Undang-undang pengawasa zat beracun
yang digunakan adalah TSCA 8 (b) persediaan natrium nitrat. Peraturan lainnya yaitu dari
OSHA menyatakan bahwa natrium nitran berbahaya dengan sumber acuan terletak pada
Standar Komunikasi Bahaya (29 CFR 1910.1200). Selain itu EINECS menyatakan bahwa
produk ini terdapat di inventarisasi Eropa Zat Kimia Komersial. Peraturan bahaya
pada natrium nitrat diantaranya adalah:
WHMIS (Canada)
DSCL (EEC)
R8 menyatakan bahwa apabila terjadi kontak antara natrium nitrat dengan bahan yang
mudah terbakar dapat mengakibatkan kebakaran.
R22 menyatakan bahwa natrium nitrat berbahaya jika tertelan.
S17 menyatakan bahwa natrium nitrat harus dijauhkan dari bahan yang mudah
terbakar.
S36 menyatakan bahwa praktikan harus mengenakan pakaian pelindung yang sesuai.
HMIS (U.S.A.):
Bahaya kesehatan: 2
Api Hazard: 0
Reaktivitas: 0
Perlindungan Pribadi: E
Kesehatan: 2
Mudah terbakar: 0
Reaktivitas: 0
Alat pelindung yang digunakan diantaranya sarung tangan, jas lab, dan respirator. Pastikan
untuk menggunakan respirator yang disetujui / bersertifikat atau setara. Kenakan respirator
yang sesuai ketika ventilasi tidak memadai.
molekul NH4NO3, Berat molekul 80.0396, kelarutan 118% pada 0 oC, titik lebur
o
170 C, sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam metanol.
C. Identifikasi Bahaya
1. Risiko utama dan sasaran organ
2.Rute paparan
a. Terhirup
Menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dengan gejala batuk, sakit tenggorokan
dan napas yang pendek. Menyebabkan methemoglobinemia, sianosis, konvulsi,
takikardia, dispnea, dan kematian. Dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran
pernafasan dengan tenggorokan sakit, batuk, sesak napas dan edema paru tertunda.
Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala, sesak napas,
sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan darah coklat-coklat. Inhalasi
dapat menyebabkan asidosis sistemik dan methemoglobinemia.
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi dengan gejala kulit memerah, gatal dan
terasa perih
d.Tertelan
Dosis nitrat dalam jumlah besar menyebabkan pusing, sakit perut, muntah, diare yang
berdarah, lemah, kejang dan kolaps. Menelan jumlah besar dapat menyebabkan iritasi
gastrointestinal. Methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala,
sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat dan darah berwarna
coklat-coklat.
Paparan yang lama dan berulang dalam dosis yang kecil dari Nitrat dapat menyebabkan
lemah, depresi, sakit kepala, dan kerusakan mental. Dapat menyebabkan
methemoglobinemia, yang dicirikan oleh darah berwarna coklat- coklat, sakit kepala,
lemah, pusing, sesak napas, sianosis (kebiruan kulit akibat kekurangan oksigenasi
darah), denyut jantung cepat, ketidaksadaran dan kematian mungkin. Dapat
menyebabkan gangguan saluran pencernaa
Kondisi yang harus : Panas yang berlebihan, bahan mudah terbakar, bahan organik,
dihindarkan agen reduktor, asam kuat, logam bubuk.
D. Penyimpanan
Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi
• Bahan disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
• Hindari kontak dengan panas, percikan, nyala dan bahan mudah terbakar lainnya
• Terpisah dari bahan yang mudah menyala, bahan orrganik dan bahan yang mudah
teroksidasi.
• Hindarkan tempat penyimpanan yang berlantai kayu.
E. Toksikologi
Toksisitas
Karsinogenik
Untuk nitrat atau nitrit (tertelan) di bawah kondisi yang mengakibatkan nitrosation
endogen: Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) mengklasifikasikan Group
2a (Mungkin karsinogenik bagi manusia)
Informasi Ekologi
Bahan ini dapat membahayakan lingkungan , perlu perhatian khusus terhadap air. Data
lain : toksisitas terhadap lembu : 400 mg/l
F. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup
Tertelan
Pusing, konvulsi, sakit perut, diare, tidak sadar diri, muntah, lemah.
Keracunan kronik
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan
kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat.
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan
sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak
ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah
sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl
0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan
sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan
kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan
Segera cuci mulut dan berikan minum yang banyak. Segera hubungi Sentra Informasi
Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah bagi pasien.
Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah
aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
F. Penatalaksanaan
Stabilisasi
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika
perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu
sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
G.Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi
mata yang terkena atau terburuk kondisinya. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang
terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur
perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. Hindarkan
bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.Jika masih belum yakin bersih, cuci
kembali selama 10 menit. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. Tutuplah mata
dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat
dan konsul ke dokter mata.
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. Cuci segera bagian kulit yang terkena
dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. Jika tidak
ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan
digosok. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. Penolong perlu dilindungi dari
percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-
hati untuk tidak menghirupnya. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan dipatuhinya batas
paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci
mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator: Pada kasus ventilasi tidak memadai, gunakan perlengkapan pernafasan yang
memadai. Jika menghadapi konsentrasi di atas batas paparan harus menggunakan
perlengkapan pernafasan yang disetujui NIOSH.
Informasi Umum: oksidator kuat. Kontak dengan bahan mudah terbakar dapat
menyebabkan kebakaran. Pakailah pakaian pelindung yang sesuai untuk mencegah
kontak dengan kulit dan mata. Pakailah alat pernapasan mandiri (SCBA) untuk mencegah
kontak dengan produk dekomposisi termal. Dapat meledak di bawah temperatur
kurungan dan tinggi, terutama jika terkontaminasi.
Bahaya ledakan dan kebakaran : Kontak dengan bahan oksidator dapat menyebabkan
pembakaran sangat kasar. Wadah Sealed dapat pecah saat dipanaskan. Sensitif terhadap
pengaruh mekanik.
Informasi Khusus: dalam hal terjadi kebakaran, memakai pakaian pelindung penuh dan
yang disetujui NIOSH.
J. Manajemen Tumpahan
Tumpahan / Kebocoran: Vacuum atau menyapu material dan tempat ke dalam wadah
pembuangan yang sesuai. Bersihkan tumpahan dengan segera, mengamati tindakan
pencegahan di bagian alat pelindung. Hindari menghasilkan kondisi berdebu. Hapus
semua sumber api.
Hindari sumber panas dan pengapian. Limbah yang dikumpulkan ke sebuah wadah logam
dan dikirim ke fasilitas pembuangan limbah atau sapu tumpahan ke dalam wadah tahan
api dan larutkan dalam sejumlah besar air. Tambahkan soda ash. Campur dan netralisir
dengan 6M-HCl. Dinetralkan dengan lumpur dan dapat dikirim ke fasilitas pembuangan
limbah disetujui
Kontak Mata :
Bilas mata sebanyak-banyaknya dengan air. Bila terjadi iritasi pada mata segera
berobat ke dokter.
Kontak Kulit:
Cuci area yang terkena dengan sabun dan air. Cucilah pakaian yang terkontaminasi
sebelum digunakan kembali.
Terhirup:
Hentikan / hindari pemaparan selanjutnya. Bila terjadi iritasi saluran pernapasan,
pusing, tidak sadar, maka segera cari pertolongan tenaga kesehatan atau segera
panggil dokter. Bila terjadi HENTI NAPAS, lakukan RESUSITASI DARI MULUT
KE MULUT.
Tertelan :
Bila tertelan, segera berikan 1 sampai 2 gelas air dan kemudian segera panggil / bawa
ke dokter, Instalasi Gawat Darurat atau pusat pelayanan medis lainnya
PERHATIAN:
Jangan sekali-kali merangsang efek muntah atau memberikan sesuatu pada penderita
yang tidak sadarkan diri.
Catatan untuk Dokter :
Bahan yang tertelan kemungkinan dapat terserap ke dalam paru-paru yang dapat
mengakibatkan gangguan paru-paru / pneumoconiosis kimiawi, sehingga perlu
penanganan yang tepat.
Untuk kejadian kebakaran pada area yang relatif tertutup, maka orang yang
melakukan pemadaman kebakaran harus menggunakan Self Contained Breathing
Apparatus (SCBA).
Bahaya Ledakan dan Kebakaran lain:
Terjadi bila ada suatu tempat penampungan tidak terlindung di sekitar lokasi
kebakaran.
Rentang dapat terbakar : Batas Bawah = 1,4% dan Batas Atas = 7,6%
Karbon Monoksida
Perlindungan Lingkungan :
Cegah masuknya tumpahan ke dalam selokan umum, saluran pembuangan atau
perembesan ke dalam tanah.
F. Penanganandan Penyimpanan
Penyimpanan :
Untuk penyimpanan di dalam ruangan harus memperhatikan sistem ventilasi.
Penyimpanan di tangki timbun harus memperhatikan persyaratan sesuai dengan
klasifikasinya. Uap yang mudah terbakar dapat terbentuk walaupun disimpan pada
temperatur dibawah titik nyala. Jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
Tempat penyimpanan harus di "grounding" dan "bonding" serta dilengkapi dengan
pressure vacuum valve dan flame arrester. Jauhkan dari bahan yang mudah terbakar,
api, listrik atau sumber panas lainnya
Pakailah alat perlindung pernapasan jika konsentrasi di udara telah melebihi Nilai
Ambang Batas.
Pelindung Mata :
Perlindungan Kulit :
Pakailah sarung tangan dari karet atau PVC. Terapkan kebersihan perorangan yang
baik
Nilai Ambang Batas : 300 ppm.
H. Reaktivitas
Stabilitas terhadap suhu, cahaya, dll.:
Stabil.
Keadaan situasi yang harus dihindari :
Panas, percikan api, nyala maupun kondisi dimana dapat terbentuk listrik statis.
Ketidak sesuaian (bahan yang harus dihindari) :
Halogen, asam kuat, basa, dan oksidator kuat.
Dekomposisi Bahan Berbahaya :
Karbon monoksida.
Polimerisasi pembentukan bahan-bahan berbahaya :
Tidak terjadi.
I. Data Toksikologi
Hasil Pembakaran :
Toksikologi Kronik
J. Informasi Ekologi
Pengaruh dan kerusakan terhadap lingkungan : Rembesan ke dalam tanah
akan menyebabkan pencemaran air tanah atau aquifer
K. Pertimbangan-Pertimbangan Pembuangan
Pembuangan Limbah :
Dapat dibakar pada incinerator atau sesuai ketentuan Pemerintah.
Informasi Perundang-undangan :
Limbah Sludge produk ini dapat dinyatakan sebagai limbah B3 kecuali setelah
dilakukan uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) tidak
terbukti, dan ketentuan pembuangannya harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Lingkungan Kebakaran/kerusakan
Asset asset
Lingkungan
Asset
D. Tersengat arus listrik
Manusia
Cedera anggota
Lingkungan
badan/kematian
Asset
E. Hubungan arus