Bumi terbentuk dimulai kurang lebih 4,56 milyar tahun yang lalu dan mengalami beberapa
perkembangan. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di
alam semesta ini tidak diam melainkan melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan
bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Ilmu yang
mempelajari tentang bumi disebut geologi. Sedangkan cabang ilmu yang mempelajari khusus
mengenai materi dan proses pembentukannya baik permukaan atau di dalam bumi disebut
geologi fisik. Proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya
kita. Dalam perkembangannya terciptalah beberapa hipotesa tentang pembentukan bumi yang
teori-teori pembentukan bumi di alam semesta yang akan diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut:
mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet
yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental keluar. Massa yang terpental inilah
bangsa Jerman dan Piere Simon LaPlace seorang ahli astronomi bangsa Perancis. Kant
mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan LaPlace mengemukakan pada tahun 1796
dengan nama Nebular Hypothes. Menurut Kant dan Laplace, pada awal mulanya alam raya
merupakan gumpalan kabut (nebula) yang mengandung debu dan gas yang tidak terlalu
panas. Kabut bergerak dan berputar dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga lama
lebih cepat sehingga membentuk sebuah cakram dengan massa terpusat di tengah-tengah
cakram. Perputaran yang semakin cepat menyebabkan terbentuk cincin atau gelang-gelang
gas yang memisahkan diri dari bagian luar cakram sehingga terbentuk suatu cakram yang
mengandung sedikit kabut di bagian tengah dan beberapa lapis cincin di sekelilingnya.
massa pada bagian pusat membeku membentuk matahari. Tetapi teori ini tidak bertahan lama
karena banyak sanggahan yang dilakukan dan ditolak dengan dilakuakn penelitian kembali
sehingga diambil kesimpulan bahwa teori nebula tidak dapat membuktikan kebenarannya.
ada dua buah bintang yang berdekatan (bintang kembar), salah satu bintang tersebut meledak
dan berkeping-keping. Akibat pengaruh gravitasi dari bintang kedua, maka keping-keping ini
bergerak mengelilingi bintang dan berubah menjadi planet-planet. Teori ini mempunyai
kelemahan karena berdasarkan analisis matematis yang dilakukan oleh para ahli menunjukan
bahwa momentum anguler dalam sistem tatasurya yang ada sekarang ini tidak mugkin
dihasilkan oleh peristiwa tabrakan dua buah bintang. Hipotesa bintang kembar juga tidak
D. Hipotesa Planetisimal
Di kemukakan oleh, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama rekannya
Thomas C Chamberlain, seorang ahli geologi. Teori ini mengemukakan matahari terdiri dari
massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat disusupi oleh sebuah bintang lain yang
melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat
matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang
tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari
massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang
berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu,
massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin padat
yang disebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik-menarik
dan bergabung menjadi satu lalu memadat dan pada akhirnya membentuk planet-planet.
HIPOTESA PLANESTESIMAL
E. Hipotesa Tidal (pasang surut bintang)
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918
mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi,
melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya
terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari
berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah proto matahari, sedangkan massa gas yang
G. Hipotesa Whipple
Fred L. Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya
terdiri dari gas dan kabut debu yang mengandung nitrogen yang sedikit kosmis yang berotasi
membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkannya menggumpal
menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling
yang sangat kecil dan padat, massanya sangat berat dan tekanannya besar, karena adanya
reaksi inti kemudian terjadi ledakan hebat. Massa itu kemudian berserak dan mengembang
dengan sangat cepat menjauhi pusat ledakan dan membentuk kelompok dengan berat jenis
yang lebih kecil dan terus bergerak, menjauhi titik pusatnya tetapi masih terjangkau oleh gaya
gravitasi sehingga akhirnya terbentuklah tata surya. Ledakan besar itu terjadi ketika seluruh
materi kosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi dari
volume yang sangat kecil. Kejadian ini yang sering kali disebut-sebut sebagai hipotesa big
bang yang fenomenal. Hipotesa Big Bang ini semakin menguatkan pendapat bahwa alam
semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian tercipta dari ketiadaan. Kalangan
ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk
akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam
semesta muncul menjadi ada. Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang
diterima oleh masyarakat ilmiah. Hipotesa Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu
pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Akhirnya, paham para materialis tentang
tidak adanya penciptaan atau tidak adanya pencipta terpatahkan dengan bukti-bukti big bang.
menjadikan bumi dengan benua-benuanya seperti sekarang ini. Berikut beberapa teori
pergerakan lempeng:
peristiwa mengkerutnya kulit apel yang mengering. Teori ini dapat menjelaskan daerah-
daerah yang tertekan seperti deretan gunung api tetapi tidak tapat menjelaskan cekungan,
celah serta lembah. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Descrates (1596-1650) dan juga
di dukung oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Keduanya berpendapat
bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadinya proses pendinginan pada bagian dalam
bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan dan
lembah-lembah.
Pengembangan Bumi terjadi karena proses pemanasan. Teori ini didapat setelah
radioaktivitas diketahui. Ia dapat menjelaskan bagaimana Benua bisa hancur dan dengan
tekanan.
dan prosesnya dengan satu teori saja. Banyak hipotesis ilmuan yang dikembangkan untuk
mencoba dan menunjang konflik observasi. Alfred Wegner seorang meteorologis Jerman
Hipotesisnya adalah Continental Drift yang dikemukakan pada tahun 1910. Seperti
kebanyakan orang, amerika selatan dan afrika cocok bersama-sama seperti jigsaw puzzle dan
menarik perhatiannya.
CONTINENTAL DRIFT
Dia menggabungkan fakta-fakta dan distribusi fosil untuk memformulasikan teori bahwa
benua bergerak dipermukaan bumi. Dia mengemukakan bahwa sebelum 200 juta tahun yang
lalu, seluruh benua membentuk satu daratan yang besar dan berat yang disebuat Pangea.
Prinsip dari teori ini adalah benua diposisikan pada sebuah lempeng atau batuan, dan mereka
mengapung sepanjang permukaan bumi setiap waktu. Kelemahan teori Wegner dan
alasannya tidak diterima oleh gelogist adalah dia mengemukakan bahwa benua menggelincir
diatas dasar laut, padahal dasar laut tidak cukup kuat untuk menopang benua.
Ia mengemukakan teori yang disebut “Apungan dan Pergeseran Benua-Benua” pada tahun
1912 dihadapan perhimpunan ahli geologi di Frankfurt Jerman. Teori tersebut dipopulerkan
pertama kalinya dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Dje Ensfehung der
Konfjnenfe und Ozeane(Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut menimbulkan
kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi, dan baru mereda pada tahun enampuluhan
setelah teori Apungan Benua dari Wegener ini semakin banyak mendapatkan dukungan.
a. Terdapat kesamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur benua
Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kesamaan
pola garis kontur pantai tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya Benua Amerika Utara dan
Selatan serta Eropa dan Afrika dahulu adalah daratan yang berimpitan. Berdasarkan fakta
bahwa formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu ini mempunyai kesamaan. Keadaan ini
telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra
Leone sampai tanjung Afrika Selatan sama dengan formasi geologi yang ada di pantai Timur
Benua Pangea
Benua Pangea tersebut pecah karena gerakan benua besar si seltan baik ke arah barat maupun
ke arah utara menuju khatulistiwa. Daerah Greeland sekarang ini bergerak menjauhi daratan
Selatan dengan kecepatan 9 m/tahun. Dengan peristiwa tersebut maka terjadilah hal-hal
sebagai berikut :
Bentangan-bentangan samudra dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.
Samudra Antlantik menjadi semakin luas karena benua Amerika masih terus bergerak
ke arah barat, sehingga terjadi lipatan-lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan
utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara dan Selatan.
Aktivitas seismik yang luar biasa di sepanjang Pahatan St. Andreas, di dekat pantai
barat Amerika Serikat.
Batas Samudra Hindia semakin mendesak ke utara. Anak benua India semakin
menyempit dan semakin mendekati ke Benua Eurasia, sehingga menimbulkan lipatan
Pegunungan Himalaya. Pergerakan benua-benua sampai sekarang pun masih berlangsung, hal
ini dibuktikan dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam samudra
3. Laurasia-Gondwana
Geological Comparison of South America with South Africa dan kemudian dia
pemisahan dari pangea membentuk dua benua super yaitu Laurasia (disekitar kutub utara)
dari Universitas Princeton mengemukakan penelitian tentang dasar laut. Tujuan penelitian ini
untuk memahami topografi dasar laut termasuk mengukur kedalaman dasar laut dari
Penelitian ini menyatakan 2 topografi penting yaitu punggung samudra dan palung samudra.
Harry juga menyatakan bahwa benua tidak bergerak sepanjang kerak samudra, tetapi benua
dan kerak samudra bergerak bersama-sama. Jika kerak samudra yang baru dan litosfer terus
menerus terbentuk pada punggung laut, samudra akan bertambah luas, kecuali jika ada
sebuah mekanisme yang menghancurkan litosfer samudra. Zona Benioff dan palung samudra
membuktikan bahwa litosfer samudra kembali ke mantel dengan menyusup ke bawah pada
palung laut (zona subduksi). Karena lempeng samudra dingin dan rapuh, ia akan pecah dan
kembali bercampur dengan matel dan menghasilkan gempa bumi yang sangat dalam.
Pada tahun 1950 dan 1960, penelitian tentang medan magnet bumi dan perubahannya seiring
dari konsep medan magnet adalah (1) Bumi memiliki lebih dari satu kutub yang berubah
seiring waktu di masa lalu. (2) benua yang berbeda telah bergerak relatif satu sama lain
seiring waktu geologi. Penelitian ini mengkonfirmasi hipotesis terakhir dan juga
menggerakkannya. Energi tersebut berasal dari arus konveksi di dalam astenosfer bumi. Arus
konveksi adalah perpindahan energi panas pada fluida, yang disebabkan oleh :
Peluruhan unsur radioaktif
Gradien Geometris
Karena adanya serangan benda asing
Panas yang tersimpan pada saat pembentukan planet
Menurut Teori Konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan
dikembangkan lebih lanjut Robert Diez, dikemukakan bahwa di dalam bumi yang masih
dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan lava sampai ke
permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut akan
membeku membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggerser dan menggantikan
Bukti dari adanya kebenaran teori ini ysitu terdapatnya mid oceanic, seperti mid Atlantik
Ridge, dan Pasific-Atlantik Ridge di permukaan bumi. Bukti lainnya didasarkan pada
penelitian umur dasar laut yang membuktikan semakin jauh dari punggung tengah samudra,
umur batuan semakin tua. Artinya, terdapat gerakan yang berasal dari mid oceanic ridge ke
arah yang berlawanan disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisandi bawah kulit bumi.
lenmpeng samudra yang baru terbentuk diantara dua lempeng yang saling menjauh.
Penyusupan magma antar lempeng ini menyebabkan adanya punggung laut. Teori ini
dinamakan Sea Floor Spreading dan menjawab pertanyaan terbesar tentang Continental Drift
“ Bagaimana bisa benua bergerak diatas kerak samudra?” faktanya, benua bergerak bersama
kerak samudra sebagai bagian dari sistem litosfer. Fenomena ini disebabkan konveksi arus
panas dari mantel atas bumi atau astenosfer.
6. Tektonik Lempeng
Dengan mengkombinasikan Sea Floor Spreading dengan Continental Drift dan informasi
seismik global, teori terbaru dari Tektonik lempeng yang dicetuskan oleh Mc. Kenzie dan
Robert Parker menjadi teori yang paling masuk akal untuk menjelaskan pergerakan lempeng.
Teori tektonik lempeng berdasarkan model sederhana Bumi. Litosfer yang padat tersusun
atas kerak samudra dan kerak benua dan terletak di atas mantel, dan terdiri dari beberapa
Lempeng tersusun dari kerak samudra dengan ketebalan 100 km dan 250 km ketebalan kerak
benua dan mengapung diatas astenosfer. Ketika benua dan samudra dapat melayang karena
mereka adalah bagian dari lempeng besar yang mengapung dan bergerak horizontal pada
bagian teratas astenosfer. Lempeng ini bersifat rigid (padat) dengan kemampuan elastis,
tetapi deformasinya tampak sepanjang batas antar lempeng. Dan ada kalanya lempeng
samudra yang menyusup kembali ke dalam mantel karena perbedaan ketebalan dan
kepadatan. Juga peristiwa pelebaran lempeng akibat adanya arus konveksi. Peristiwa
penyusupan maupun pelebaran ini menyebabkan adanya batas antar lempeng. Ada tiga jenis
tiga batas lempeng yaitu Batas Lempeng Divergen dimana lempeng bergerak menjauh satu
sama lainnya, Batas Lempeng Konvergen dimana lempeng bergerak mendekati satu sama
lainnya, dan yang terakhir Batas Lempeng Transform dimana lempeng terdorong
berselisihan satu sama lain. Batas lempeng inilah yang menyebabkan adanya peristiwa
Tektonik lempeng adalah teori yang dikembangkan pada akhir tahun 1960, teori ini
menjelaskan bagaimana proses pergerakan dan pembentukan lempeng terluar Bumi. Teori ini
menyebabkan revolusi pemikiran manusia tentang Bumi. Sejak berkembangnya teori ini, para
geologis telah menguji kembali hampir setiap aspek geologi. Teori tektonik lempeng telah
terbukti sangat berguna karena dapat memprediksikan kejadian geologi dan menjelaskan
hampir seluruh aspek dari apa yang kita lihat di Bumi. Seperti pembentukan gunung, gempa
Dalam perkembangan teori yang tektonik lempeng, cukup banyak ilmuan yang
mengumumkan penelitiannya berbentuk teori yang sering kali kita dengar sekarang ini.
Akhirnya, dengan proses yang panjang dan rumit, bumi terbentuk dengan indahnya
dilengkapi dengan aksesorinya seperti lautan, gunung, dan daratan. Sekarang ini,
pengetahuan terbaru berpegang pada pembentukan bumi dan proses pembentukan muka bumi
seperti yang dijelaskan dalam teori big bang dan teori tektonik lempeng. Manusia saat ini
percaya dengan teori ini dan dijadikan pegangan dalam menggambarkan bumi secara
keseluruhan.
STRUKTUR BUMI
Sedikit tambahan mengenai proses terbentuknya bumi, pasti kita semua penasaran berapa
umur bumi yang kita tinggali saat ini. Berikut teori yang menjelaskannya :
1. Teori Sedimen
Menghitung umur bumi dengan mengukur tebalnya lapisan sedimen yang membentuk
batuan. Cara perhitungan dengan mengukur endapan batuan pada muara sungai dalam
setahun. Laju endapan pertahun dan tebalnya endapat eksisting dapat memperkirakan umur
penambahan mineral dan garam yang masuk dalam laut/samudera akan menaikkan kadar
garam. Dengan mengukur kadar garam dan laju kenaikan kadar garam setahun maka dapat
diketahui umur samudera/bumi, yaitu lebih dari 1000 juta tahun.
3. Teori termal
Bumi pada awal pembentukannya panas sekali, makin lama makin berkurang dan dicapai
suhu seperti sekarang ini. Menurut Elfin, ahli fisika Inggris, proses pendinginan telah
menurun. Dengan rumus ini dapat diketahui umur bumi antara 5000 juta hingga 7000 juta
tahun.
Dari teori-teori diatas, berbeda unsur yang diteliti, berbeda pula umur yang didapatkan. Saat
ini, umur bumi yang dipercaya adalah sekitar 4.54 yang ditentukan melalui penanggalan
radiometric meteorit dan sesuai dengan usia bebatuan tertua yang pernah ditemukan dan
sampel dari bulan. Tetapi, siapa yang mengetahui pastinya? Hanya Allah yang maha kuasa