Kesmas PDF
Kesmas PDF
TINJAUAN PUSTAKA
yang dapat mengakibatkan masalah bagi kesehatan masyarakat. Diantara cacing perut
terdapat sejumlah species yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminths).
Diantara cacing tersebut yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides),
hospes cacing gelang. Cacing ini berwarna putih atau merah. Cacing jantan berukuran
10-30 cm, sedangkan betina 22-35 cm, pada stadium dewasa hidup di rongga usus
halus, cacing betina dapat bertelur sampai 100.000-200.000 butir sehari, terdiri dari
Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi tumbuh menjadi bentuk
infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Bentuk infektif ini bila tertelan manusia,
akan menetas menjadi larva di usus halus, larva tersebut menembus dinding usus
menuju pembuluh darah atau saluran limfa dan dialirkan ke jantung lalu mengikuti
aliran darah ke paru-paru menembus dinding pembuluh darah, lalu melalui dinding
alveolus masuk rongga alveolus, kemudian naik ke trachea melalui bronchiolus dan
batuk, kemudian tertelan masuk ke dalam esofagus lalu menuju ke usus halus, tumbuh
mual, nafsu makan berkurang, diare, dan konstipasi. Pada infeksi berat, terutama pada
anak-anak dapat terjadi gangguan penerapan makanan. Keadaan yang serius, bila
karena jumlah cacing dan kembung perut, biasanya mata pucat, kotor seperti sakit
mata, dan seperti ada batuk dan pilek. Perut sering sakit, diare, nafsu makan kurang.
Anak masih dapat berjalan, sekolah dan bekerja sehingga sering kali anak tidak
Gejala klinik yang tidak khas, perlu diadakan pemeriksaan tinja untuk
membuat diagnosis yang tepat, yaitu dengan menemukan telur-telur cacing di dalam
tinja tersebut. Jumlah telur juga dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan
beratnya infeksi.
2.1.1.2. Epidemiologi
perkotaan. Penularan cacing gelang dapat terjadi musiman atau sepanjang tahun
(Behrman, 2000).
berkisar antara 40%-60% ( Depkes, 2004). Telur cacing gelang berkembang sangat
baik pada tanah liat yang mempunyai kelembaban tinggi dan pada suhu 25°- 30°C.
Pada kondisi ini telur tumbuh menjadi bentuk infektif (mengandung larva) dalam
Infeksi cacing gelang terjadi bila telur infektif masuk melalui makanan atau
minuman yang masuk ke mulut dan melalui tangan yang kotor (tercemar tanah
dengan telur cacing). Intensitas dan prevalensi kecacingan meningkat pada anak-anak
dan remaja. Puncak intensitas terjadi antara umur 5-10 tahun. Perilaku seseorang
sangat penting peranannya. Intensitas dan prevalensi yang tinggi pada anak
disebabkan oleh kebiasaan memasukkan jari-jari tangan yang kotor ke dalam mulut.
persyaratan, yaitu :
bersih yaitu menyediakan fasilitas pembuangan sampah dan air limbah. Keluarga
cambuk. Cacing dewasa berwarna merah muda, cacing betina panjangnya sekitar 5
cm dan yang jantan sekitar 4 cm. Cacing dewasa hidup di kolon asendens dengan
bagian anteriornya masuk ke dalam mukosa usus. Satu ekor cacing betina
diperkirakan menghasilkan telur sehari sekitar 3.000-5.000 butir. Telur yang dibuahi
dikelurkan dari hospes bersama tinja, telur menjadi matang (berisi larva dan infektif)
dalam waktu 3-6 minggu di dalam tanah yang lembab dan teduh.
Cara infeksi langsung terjadi bila telur yang matang tertelan oleh manusia
(hospes), kemudian larva akan keluar dari telur dan masuk ke dalam usus halus
sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke kolon
asendens dan sekum. Masa pertumbuhan mulai tertelan sampai menjadi cacing
ringan dan sedang anak gugup, susah tidur, nafsu makan menurun, biasanya di jumpai
nyeri epigastric, muntah, kontipasi, perut kembung. Pada infeksi berat di jumpai
mencret yang mengandung darah, lendir, nyeri perut, anoreksia, anemia, dan
mengejannya penderita sewaktu defekasi. Gejala ini terjadi apabila cacing tersebar
diseluruh kolon dan rektum. Diagnosa dibuat dengan menemukan telur di dalam tinja
(Manjoer, 2000).
2.1.2.2. Epidemiologi
sering kali kedua cacing ini ditemukan bersama-sama dalam satu hospes.
30%-90%. Angka infeksi tertinggi ditemukan pada anak-anak. Faktor yang terpenting
dalam penyebaran cacing cambuk adalah kontaminasi tanah dengan tinja yang
mengandung telur cacing cambuk. Telur berkembang baik pada tanah liat, lembab dan
teduh dengan suhu optimal ± 30°C. Infeksi cacing cambuk terjadi bila telur yang
infektif masuk melalui mulut bersama makanan atau minuman yang tercemar atau
pembuatan MCK (mandi, cuci dan kakus) yang sehat dan teratur, penyuluhan
2.1.2.3. Pengobatan
adalah manusia, bentuk cacing dewasa kecil, silindris. Cacing dewasa hidup di rongga
usus halus dengan giginya melekat pada mucosa usus. Cacing betina menghasilkan
9.000-10.000 butir telur sehari. Cacing betina mempunyai panjang sekitar 1 cm,
cacing jantan kira-kira 0,8 cm, cacing dewasa berbentuk seperti huruf S atau C dan di
dalam mulutnya ada sepasang gigi. Daur hidup cacing tambang adalah sebagai
berikut, telur cacing akan keluar bersama tinja, setelah 1-1,5 hari dalam tanah, telur
Dalam waktu sekitar 3 hari larva tumbuh menjadi larva filariform yang dapat
menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8 minggu di tanah. Setelah menembus
kulit, larva ikut aliran darah ke jantung terus ke paru-paru. Di paru-paru menembus
pembuluh darah masuk ke bronchus lalu ke trachea dan laring. Dari laring, larva ikut
tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa. Infeksi terjadi
bila larva filariform menembus kulit atau ikut tertelan bersama makanan.
Gejala klinik dapat ditimbulkan cacing dewasa atau larvanya. Bila larva
infektif menembus kulit dapat terjadi gatal-gatal. Cacing tambang dewasa yang
mengisap darah penderita akan menimbulkan kekurangan darah sampai 0,1 cc per
hari, sedangkan seekor cacing tambang dewasa dapat menimbulkan kekurangan darah
sampai 0,34 cc per hari. Akibat anemi tersebut maka penderita tampak pucat. Berat
ringannya anemia tentu juga dipengaruhi oleh keadaan kesehatan secara umum dan
halus tapi melekat dengan giginya pada dinding usus dan menghisap darah.
2.1.3.2. Epidemiologi
kecocokan keadaan lingkungan untuk penetasan telur dan pematangan larva. Kondisi
tanah optimal ditemukan pada banyak bagian negara tropis dan juga pada bagian
berhubungan dengan kebiasaan buang air besar di tanah dan pemakaian tinja sebagai
pupuk kebun. Habitat yang cocok untuk pertumbuhan larva ialah tanah yang gembur
yang umurnya lebih tua. Pada suatu penelitian setengah dari anak terinfeksi sebelum
usia 5 tahun, 90% terinfeksi pada usia 9 tahun. Intensitas kecacingan bertambah
sampai umur 6-7 tahun, kemudian stabil (Behrman, 2000) yaitu 10 tahun. Penyebab
Infeksi dapat dihindari dengan menggunakan alas kaki (sandal atau sepatu).
Dalam Behrman (2000) dikatakan bahwa hospes parasit cacing pita adalah
manusia. Macam-macam dari cacing pita adalah cacing pita sapi (Taenia saginata),
cacing pita babi (Taenia solium), dan cacing pita ikan (Diphyllobothrium latum).
ukurannya berkisar dari 4-10 meter. Beribu-ribu segmen pipih (proglotid) membentuk
tubuh cacing dewasa. Proglotid cacing pita sapi dan babi biasanya keluar utuh dalam
tinja. Sebaliknya, proglotid cacing pita ikan sering pecah dalam usus, karena sampai 1
juta telur dapat dilepaskan perhari, telur-telur tersebut dapat diamati dalam tinja.
Cacing pita babi adalah patogen yang paling serius pada kelompok ini. Manusia
terinfeksi dengan bentuk dewasa bila mereka mengkonsumsi daging babi mentah atau
setengah masak yang mengandung kista parasit. Cacing akan melekat pada lumen
usus halus.
Cacing pita babi satu-satunya cacing pita yang skoleksnya dilengkapi dengan
kait disamping pengisap. Manusia dapat terinfeksi dengan cara menelan makanan atau
air yang terkontaminasi dengan telur-telur cacig lalu masuk ke mukosa usus dan
Telur cacing pita ikan menetas dalam air segar pada pemajanan terhadap
cahaya, kemudian parasit yang baru lepas tertelan pada ikan air tawar dan ikan air
tawar bermata besar sejenis ikan salmon. Konsumsi ikan mentah atau tidak dimasak
Gejala klinik pada cacing pita sapi akan menimbulkan gatal pada anus.
Gejala yang ditimbulkan cacing pita babi akan menimbulkan gangguan neurologis,
kognitif atau gangguan kepribadian individu. Pada penderita cacing pita ikan akan
2.1.4.2. Epidemiologi
Cacing pita sapi dan babi tersebar di seluruh dunia. Meskipun beberapa
ini tidak lazim. Risiko kecacingan jauh lebih tinggi di Amerika Tengah, Afrika, India,
Indonesia, dan Cina. Cacing pita ikan lebih sering dijumpai di Eropa dan Asia yang
beriklim sedang, tetapi dapat ditemukan di danau dingin pada tempat yang tinggi di
khususnya pada orang yang suka makan daging mentah atau setengah masak
(Behrman, 2000)..
Obat untuk infeksi cacing pita adalah Niklosamid atau Prziquante. Pencegahan
sayuran segar.semua anggota keluarga harus diperiksa mengenai adanya telur dan
tanda-tanda penyakit.
serta kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati (Sastrawijaya, 2000).
meliputi cara dan usaha individu atau masyarakat untuk mengontrol dan
mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang
1. Lingkungan fisik bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah,
cuaca, makanan, rumah, panas, sinar, radiasi, dan lain-lain. Lingkungan fisik
ini berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang waktu dan masa
masyarakat.
tumbuhan, hewan, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga dan lain-lain yang
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Air
dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada
2. Air tanah (air tanah tidak tertekan dan air tanah tertekan)
3. Sungai
4. Danau
5. Air laut
c. Standar kimia : Ph, jumlah zat padat, dan bahan kimia lain.
2007).
berbahaya bagi kesehatan. Patogen yang sering ditemukan di dalam air terutama
penyebab penyakit kolera, Shigella dysentriae, penyebab paratifus, virus polio dan
Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang
1. Sumur dangkal
Sumur dangkal memiliki sumber air yang berasal dari resapan air hujan di atas
permukaan bumi terutama di daerah dataran rendah. Jenis sumur ini banyak
terdapat di Indonesia dan mudah sekali terkontaminasi air kotor yang berasal
2. Sumur dalam
Sumur dalam memiliki sumber air yang berasal dari proses purifikasi alami air
2. Dinding sumur harus dilapisi dengan batu yang disemen. Pelapisan dinding
3. Saluran pmbuangan air harus dibuat menyambung dengan parit agar tidak
4. Sumur sebaiknya ditutup dengan penutup terbuat dari batu terutama pada sumur
umum. Manfaat dari tutup sumur agar mencegah terkontaminasi air sumur dari
penyakit.
2.2.2. Jamban
mengumpulkan kotoran yang lazim disebut WC, sehingga kotoran atau najis tersebut
berada dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar
Perjalanan agent penyebab penyakit melalui cara transmisi seperti dari tangan,
maupun melalui peralatan yang terkontaminasi atau pun melalui mata rantai lainnya.
Jamban yang sehat adalah jamban yang memenuhi syarat sebagai berikut
a. Tidak mencemari sumber air minum (untuk ini letak lubang penampungan
b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
sekitarnya.
e. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna
terang.
Sampah adalah suatu bahan/benda aktivitas manusia yang tidak dipakai lagi,
tidak disenangi atau padat yang terjadi karena berhubungan dengan di buang dengan
cara-cara saniter kecuali buangan yang berasal dari tubuh manusia (Kusnoputranto,
2000).
misalnya sampah beracun. Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan akibat proses
b. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, permukaan bagian
c. Tempat sampah dikosongkan setiap 1 x 24 jam atau 2/3 bagian telah terisi
penuh.
d. Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan volume sampah yang
3x24 jam.
typh.
juga penting dalam penanggulangan penyebaran cacingan. Hal ini dibuktikan oleh
Pasaribu (2004) di Kabupaten Karo yang menemukan 45,8% sampel tanah yang
Menurut Ehless dan Steel dalam Chandra (2007), air limbah adalah cairan
buangan yang berasal dari rumah tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya
Sarana pembuangan air limbah yang sehat harus memenuhi persyaratan teknis sebagai
berikut :
Untuk itu pengelolaan limbah harus memiliki persyaratan teknis apabila belum
ada atau tidak terjangkau oleh sistem pengelolaan limbah perkotaan. Kualitas air
limbah yang dibuang ke lingkungan harus mempunyai persyaratan baku mutu air
2.2.5. Rumah
fasilitas pendukungnya seperti sarana jalan, saluran air kotor, tempat sampah, sumber
Kriteria rumah yang sehat dan aman dari segi lingkungan, antara lain:
a. Memiliki sumber air bersih dan sehat serta tersedia sepanjang tahun.
b. Memiliki tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang baik.
d. Letak perumahan jauh dari sumber pencemaran dengan jarak minimal 5 km,
memiliki daerah penyangga atau daerah hijau (green belt) dan bebas banjir
(Chandra, 2007).
adanya hubungan yang erat antara interaksi faktor lingkungan tempat tinggal dengan
prevalensi cacing pada anak sekolah dasar. Tingginya prevalensi cacing gelang pada
anak sekolah dasar di desa dibanding dengan di kota menunjukkan adanya perbedaan
infeksi ganda cacing gelang di desa lebih tinggi dibanding dengan di kota. Hal ini
Menurut Ismid et al. (1980) seperti yang dikutip Hidayat (2002), di halaman
rumah telur cacing gelang banyak ditemukan di sekitar tumpukan sampah (55%) dan
bahwa 14-12% sampel air got yang diperiksa ternyata positip mengandung telur
cacing. Telur cacing juga banyak ditemukan di sekitar sumur, tempat cuci, dekat
2.3. Hygiene
Hygiene berasal dari bahasa Yunani yang artinya bersih. Kebersihan adalah
kesejahteraan fisik dan psikis. Kesehatan pribadi yang buruk pada masa tersebut akan
Keadaan tangan dan kuku yang kotor serta kebiasaan-kebiasaan lain yang
salah tentang kesehatan pribadi tersebut akan dapat menimbulkan infeksi kecacingan
Dalam praktiknya upaya hygiene antara lain meminum air yang sudah direbus
sampai mendidih dengan suhu 100°C selama 5 menit, mandi dua kali sehari agar
badan selalu bersih dan segar, mencuci tangan dengan sabun sebelum memegang
makanan, mengambil makanan dengan alat seperti sendok atau penjepit, dan menjaga
makanan dan sesudah makan), menjaga kebersihan pakaian (selalu di cuci dan
membuang sampah, buang air besar dan air limbah pada tempatnya).
c. Cara hidup yang sehat yaitu makan, tidur, bekerja dan beristirahat secara
penyakit perlu mendapatkan vaksinasi, olah raga yang teratur untuk menjaga
sumber penularan penyakit baik yang berasal dari penderita maupun dari
sumber lainnya, menghindari pergaulan yang tidak baik, selalu berfikir dan
berbuat baik.
ditularkan melalui makanan dan minuman yang masuk ke mulut, misalnya cacingan.
Tangan kotor setelah mencebok pada waktu buang air besar atau memegang kotoran
lainnya harus dicuci dengan bersih agar terbebas dari segala bibit penyakit yang
melekat pada tangan. Mencuci tangan dengan benar berarti mencuci tangan dengan air
dari tangan tercuci sempurna dan menggunakan lap khusus untuk mengeringkan
kaki dan kuku secara wajar penting artinya bagi manusia dalam usia berapapun.
Untuk menjaga kebersihan tangan, kaki dan kuku selalu melakukan mencuci tangan
makanan).
e. Sebelum menyusui.
lebih karena kuku yang terawat dan bersih juga merupakan cerminan kepribadian
seseorang. Kuku yang panjang dan tidak terawat akan menjadi tempat melekatnya
Kuku jari tangan yang kotor kemungkinan terselip telur cacing akan tertelan
ketika makan. Hal ini akan lebih parah apabila tidak terbiasa mencuci tangan
memakai sabun sebelum makan, bahkan pada anak-anak yang menderita Oxyuriasis
akan mengalami auto infeksi ketika mengisap jari sewaktu tidur (Luize A, 2004 dan
Onggowaluyo, 2002).
2.4. Anak
bukan merupakan harta atau kekayaan orangtua yang dapat dinilai secara ekonomi,
melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara
individual. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan
dimaksud bisa berupa keluarga (orangtua), pengurus panti (bila anak berada di panti
asuhan).
sampai 12 tahun adalah anak akan belajar untuk bekerja sama dan bersaing dengan
anak lainnya melalui kegiatan yang dilakukan baik dalam kegiatan akademik maupun
dalam pergaulan melalui permainan bersama. Terjadinya perubahan fisik, emosi, dan
sosial pada anak berpengaruh terhadap gambaran terhadap tubuhnya. Interaksi sosial
lebih luas dengan teman, umpan balik berupa kritik dan evaluasi dai teman atau
Anak sudah dapat berfikir konsep tentang waktu dan mengingat kejadian yang
belum mendalam, selanjutnya akan semakin berkembang di akhir usia sekolah atau
Dalam rangka mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera
lahir dan batin, pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia sehat,
produktif dan mempunyai daya saing yang tinggi. Salah satu ciri bangsa yang maju
pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak serta produktifitas kerja. Sampai saat ini,
anak sekolah. Hasil penelitian Bundy tahun 1992 menunjukkan bahwa anak-anak
kemampuan berfikir.
sehingga menurunkan prestasi. Di samping itu daya tahan tubuh juga menurun
pentingnya adalah infeksi cacing usus karena prevalensinya masih tinggi. Hal ini
manusia serta kesadaran penciptaan hygiene dan sanitasi yang semakin menurun,
umumnya dan cacing yang hidup pada manusia khususnya, sebagai contoh :
telur-telur atau larva cacing sebelum dapat menular dari seseorang ke orang lain,
b. Penyediaan air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat juga sebagai
terkontaminasi oleh tinja yang mengandung telur cacing (Depkes RI, 2002).
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (mahluk hidup) yang
bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua mahluk hidup
dibentuk.
komponen tersebut.
yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka
(tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku ini sudah
terbentuk.
Perilaku untuk buang air besar di sembarangan tempat dan kebiasaan tidak
memakai alas kaki mempunyai intensitas cacing tambang pada penduduk di Desa
Jagapati Bali, dengan pola transmisi kecacingan tersebut pada umumnya terjadi di
dekat rumah (Bakta, 1995). Kebiasaan buang air besar di sungai secara menetap
Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang
sangat luas. Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2007) seorang ahli psikologi
pendidikan membagi perilaku itu kedalam 3 domain (ranah / kawasan) yang terdiri
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan. Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat
untuk menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia. Dalam hal ini pengetahuan
dapat diibaratkan sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam menyelesaikan
manusia terdiri dari : (1) Pengertian dan pemahaman tentang apa yang dilakukan. (2)
Keyakinan dan kepercayaan tentang manfaat kebenaran dari apa yang dilakukannya.
(3) Sarana yang diperlukan untuk melakukannya. (4) Dorongan atau motivasi untuk
sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : a) Kesadaran dimana orang tersebut
Merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek sudah mulai
dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d) Trial dimana subjek
stimulus. e) Adopsi dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini dimana
didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut
akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
teman, buku, dan media masa (WHO, 1992 dalam Wachidanijah, 2002). Pengetahuan
seseorang terhadap suatu objek dapat berubah dan berkembang sesuai dengan
tersebut di lingkungannya.
2.6.2.2 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap
terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial, menyatakan
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup bukan
merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka. Lebih dapat dijelaskan lagi
bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu
sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni : (1) Kepercayaan (keyakinan), ide
dan konsep terhadap suatu objek. (2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional
Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi
memegang peranan penting. Menurut Berkomitz dalam Azwar (2007), sikap adalah
suatu bentuk mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak
memihak.
akibat, pencegahan, dan sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk
berpikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena penyakit kecacingan. Dalam
berpikir ini, komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu tersebut
berniat akan mengajari anaknya agar melakukan kebersihan diri, memasak makanan
dengan menyuci sayuran sampai bersih supaya anaknya tidak terkena penyakit
terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-
2.6.2.3. Tindakan
terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau
memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan
praktek tingkat pertama. (2) Respon Terpimpin, dapat melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh merupakan indikator praktek tingkat
kedua. Misalnya seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara
Mekanisme, apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai
praktek tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang sudah biasa memberikan obat 6 bulan
sekali tanpa menunggu perintah atau ajakan orang. (4) Adaptasi adalah suatu praktek
atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah
ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-
menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan rendah mempunyai risiko 13,9 kali
tinggi. Ibu dengan sikap kurang mempunyai risiko 20,9 kali mengalami kejadian
kecacingan pada anaknya dibandingkan ibu dengan sikap yang baik. Sedangkan ibu
kecacingan pada anaknya dibandingkan ibu dari keluarga dengan penghasilan tinggi.
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang
diamati maupun yang tidak diamati, yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan
(Notoadmojo, 2005a).
Perilaku atau upaya individu untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar
Cara seseorang merespon lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya, sehingga
masyarakat.
dan herediter. Perilaku merupakan faktor yang terbesar kedua setelah faktor
Intervensi terhadap faktor perilaku dapat dilakukan melalui dua upaya yang
bertentangan yaitu tekanan dan pendidikan. Agar intervensi kedua upaya tersebut
seperti puskesmas dan rumah sakit. Faktor pendorong adalah sikap dan perilaku
b. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau perilaku yang dipercaya .
c. Sumber daya.
d. Sosial Budaya.
Apabila konsep Green yang menjelaskan bahwa derajat kesehatan itu dipengaruhi
bawah ini :
Promosi Kesehatan
Faktor
Penguat Kesehatan Kualitas
Hidup
Faktor
Pemungkin
Kepercayaan
dan Perilaku
Sikap
Evaluasi dari terhadap
Hasil Perilaku Perilaku
Minat
terhadap Perilaku
Perilaku
Kepercayaan
Normatif Norma
Subjektif
Motivasi untuk
mengikuti
adanya minat terhadap perilaku tersebut. Minat ini di bentuk oleh sikap terhadap
perilaku dan norma subjektif. Sikap terhadap perilaku dipengaruhi oleh kepercayaan
dari perilaku dan evaluasi dari hasil perilaku, sedangkan norma subjektif dipengaruhi
oleh normatif dan motivasi untuk mengikuti perilaku tersebut. Seseorang percaya
kebiasaan hidup bersih akan memberikan rasa kenyamanan. Norma atau subjektif
serta sikap dalam diri seseorang atau orang disekitarnya seperti orangtua, saudara
Perilaku Ibu
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
Sanitasi Lingkungan
Jamban
Penyediaan Air
bersih Angka
Pembuangan Kecacingan
sampah Anak
SPAL
Rumah
Karakteristik Anak
Umur
Jenis kelamin
Kebersihan diri