Anda di halaman 1dari 106

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA ALAM TAMAN NASIONAL

GUNUNG GEDE PANGRANGO


CIBODAS-CIANJUR
JAWA BARAT

Chaerul Ramdani

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2008 M/1429 H

PENGESAHAN UJIAN

64
Skripsi berjudul “Strategi Pengembangan Wisata Alam Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango Cibodas-Cianjur Jawa Barat” yang ditulis oleh Chaerul
Ramdani NIM 101092023387 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang
Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program
Studi Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis.

Menyetujui:

Penguji I, Penguji II,

Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA Dr. Iwan Aminuddin, M.Si

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si Drs. Hilmi, M.A

Mengetahui:

Dekan Ketua Program Studi


Fakultas Sains dan teknologi UIN, Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis,

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si
NIP. 150 317 956 NIP. 131 861 314

65
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa jalla yang telah memberikan nikmat
iman dan Islam kepada kita. Tiada daya upaya dan kekuatan kecuali hanya milik
Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasullah Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, dan penerusnya hingga akhir zaman.
Alhamdullah wa syukurillah, atas kehendak dan izin-NYA serta dengan
perjuangan yang cukup panjang penulis bisa menyelesaikan skripsi sebagai salah
satu syarat mendapatkan gelar sarjana. Karena sesungguhnya Allah SWT Sang
Maha Pengasih menjanjikan kemudahan di dalam kesulitan yang kita hadapi.
Sebagai mahluk ciptaan-Nya yang dhoif dan tak lepas dari kesalahan,
penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat
dalam skripsi ini. Semoga perbedaan dapat menjadi kebaikan dan manfaat bagi
kita semua.
Akhirnya penulis mengucapkan syukron katsiron atas segala saran dan
bimbingannya maupun pengetahuan yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dan skripsinya. Rasa terimaksih yang tak terhingga penulis
ucapkan kepada:
1. Kedua Orang Tua ku tercinta ( Ayahanda TB. Duddin Chaerudin dan
Ibunda Chaeriyah ) yang telah mengorbankan segalanya dan memberikan
cinta, Do’a, kasih sayang dan sabar mendidik ananda. Cinta dan kasih
sayang selalu menghiasi dalam setiap langkah hidup ini.
2. Bapak Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si, selaku pembimbing I yang
telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang
sangat berarti bagi penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Hilmi, M.A, selaku pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu serta sangat sabar, bijaksana dan masukannya kepada
penulis mulai proses penyusunan proposal sampai dengan selesainya
skripsi ini.
4. Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA, selaku penguji I yang telah menguji dan
memberikan banyak saran dan masukan agar skripsi ini lebih baik.

66
5. Ir. Iwan Aminuddin, M.Si, selaku penguji II yang telah menguji dan
membantu penulis memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam skripsi
ini.
6. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. Selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si selaku Ketua Program Studi dan Ir.
Achmad Tjachja M.Si selaku Sekretaris Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian.
8. Seluruh dosen Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis yang
tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-satunya yang telah
memberikan ilmu kepada penulis dalam proses perkuliahan.
9. Bapak Wadud, Saini, Muksin,Hendra serta ibu Ofah, dan seluruh staf
akademik yang telah memfasilitasi penulis selama ini
10. Pihak Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango khususnya Bapak
Ir.Novianto, Bapak Ir. Jefry Susyafriyanto yang memberikan izin dan
kemudahan penulis dalam penelitian. Kepada Ibu sondang, Bapak Ace,
Bapak Agay, Bapak San Andre ( Polhut ), Bapak Aden kepala resort
Cibodas, serta Bapak Dedeh dan Ibu Nani yang memfasilitasi penulis
dalam penelitian.
11. Para staff kantor dan karyawan Balai Taman Nasional gunung Gede
Pangrango atas kerjasamanya dan telah membantu dalam penelitian.
12. Abangku tersayang Chaerul Ikhsan, S.Thi serta Istrinya Muhibaturramah
terimakasih atas segala pengorbanannya dan adik-adikku tercinta Nur
Fitriyah ”ayo... semangat ngerjain skripsinya !!! ” si Bontot Siti Nur
Hanipah ”yang selalu ngangenin Aa cepat pulang”
13. D’ Astuty Indriani penyejuk hati dan sandaran jiwa yang selalu
mendukung dan memotivasi penulis ”ketika jenuh mulai datang” hingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
14. Keluarga Besar Pendopo tempat menuntut ilmu agama ”Kanjeng Si
Nuhuni KH. Dadang Mait” yang telah banyak memberikan Ilmu Agama
dan siraman rohani bagi penulis.

67
15. Hadrot : kakek” KH.TB.M Arif, H.Abdul Misra, entong M noh. Nenek ”
Ratu Partini. Habib Ali kwitang, TB. Gapalya, para Nabi, sahabat, wali
syeh.
16. Keluarga Besar UKM ”Kelompok Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup
dan Kemanusian ”KMPLHK RANITA, Khusus angkatan XIII, Gocek,
Bobat, Sokri, Cekway, Plugo nama sayang dari organisasi.LSM WALHI,
Greend Peace, BASARNAS, ”Federasi Panjat Tebing Indonsia” FPTI,
PERPALA TIRTAGENI, KARANG TARUNA KEL.SUNTER JAYA
yang telah memberikan materi Lingkungan hidup serta kehidupan
berorganisasi.
17. Sobat-sobat yang selalu setia mengisi hari-hari dalam perkuliahan; Asep
”Babeh” N, Wildan ”Bang Haji”, ”aconk ”Moch Faisal (anak-anak kapal/
chayo 4 all), A. ”UU” Ruslan, aL Faris, ”Qimonk”, Umar ”bullet”, Opung,
Roy Suhro (makasih buat basecampnya), Aditia F, Taufan S, Ahmad
Sobari ’Zenab, Acoe, Rico, Delfin, Candra F. dan temen2 KKN
:”BOJMEN”: ”Ucok” Husain, Gandhi, Nova, Fitri, Zubed, Susi, Jenk Sri,
Hera, Ayu. Dan semua anak2 Agribisnis. ”Tembolo” Aang semoga bisa
meneruskan Perjuangan Visi dan Misi RANITA di AGRI. Bembeng TS
yang menemani saat daftar kuliah.
18. Semua orang yang telah membantu saya dan tidak dapat disebutkan satu-
persatu.
Semoga segala kebaikan dari seluruh pihak yang tersebut diatas diterima
dan memperoleh pahala dari Allah SWT. Tiada kata – kata yang dapat
menggambarkan kebaikan kalian semua. Semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat dan kemashalatan bagi semua orang.
Jakarta, Juni 2008

Penulis

68
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................ix

DAFTAR TABEL.....................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................................1


1.2. Perumusan Masalah....................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori...........................................................................................6


2.1.1. Pariwisata..........................................................................................7
2.1.2. Ekowisata..........................................................................................8
2.1.3. Obyek dan Daya Tarik Wisata..........................................................9
2.1.4. Kepariwisataan Alam........................................................................9
2.1.5. Taman Wisata....................................................................................12
2.1.6. Pengembangan Wisata Alam15
2.1.7. Manajemen Strategi ..........................................................................17
2.1.7.1 Proses Manajemen Strategi ...................................................17
2.1.7.2. Lingkungan Perusahaan ........................................................18
2.1.7.3. Lingkungan Internal ..............................................................19
2.1.7.4. Lingkungan Eksternal ...........................................................19
2.1.7.5. Perumusan Strategi ...............................................................19
2.1.7.6. Matriks I-E (Internal-Eksternal)............................................20
2.1.7.7. Matriks SWOT
(Strength, Weakness, Oppurtunities, Dan Threats)................20
2.1.7.8. Matrix Quantitave Strategic Planing.....................................20
2.2. Penelitian Terdahulu ..................................................................................21
2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual ...............................................................22

BAB III METODE PENELITIAN

69
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................25
3.2. Jenis dan Sumber Data ...............................................................................25
3.3. Metode Pengumpulan Data ........................................................................25
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................................26
3.4.1. Analisi Matriks EFE dan Matrik IFE ................................................26
3.4.2. Analisis Internal-Eksternal................................................................29
3.4.3. Analisis Matriks SWOT....................................................................30
3.4.4. Matriks Quantitative Strategi Planning (QSPM) ..............................31
3.5. Definisi Operasional...................................................................................33

BAB IV GAMBARAN UMUM TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE


PANGRANGO

4.1. Sejarah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ...................................35


4.2. Keadaan Umum Kawasan ..........................................................................36
4.2.1. Aksesbilitas ......................................................................................36
4.2.2. Topografi...........................................................................................38
4.2.3. Geologi dan Vulkanologi ..................................................................38
4.2.3.1. Tanah.....................................................................................39
4.2.3.2. Iklim ......................................................................................39
4.2.3.3. Hidrologi ...............................................................................40
4.3. Tipe Ekosistem dan Flora ..........................................................................41
4.4. Potensi Kawasan dan Sarana Pendukung...................................................42
4.4. Visi dan Misi TNGP ..................................................................................45
4.5. Sumber Daya Manusia dan Struktur Organisasi TNGP.............................46

BAB V IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

5.1. Identifikasi Faktor Internal.........................................................................52


5.1.1. Sumber Daya Manusia ......................................................................52
5.1.2. Pemasaran .........................................................................................53
5.1.3. Produksi dan Operasi ........................................................................53
5.1.4. Penelitian dan Pengembangan ..........................................................54
5.1.5. Keuangan ..........................................................................................55
5.1.6. Sistem Informasi Manajemen ...........................................................56
5.2. Identifikasi Faktor Eksternal ......................................................................57
5.2.1. Lingkungan Umum ...........................................................................57
5.2.1.1. Politik ....................................................................................57
5.2.1.2. Ekonomi ................................................................................58
5.2.1.3. Sosial Masyarakat .................................................................58
5.2.1.4. Teknologi ..............................................................................59
5.2.2. Lingkungan Industri ..........................................................................59

70
5.2.2.1. Konsumen .............................................................................59
5.2.2.2. Pesaing ..................................................................................60
5.2.2.3. Hambatan Masuk Bagi Pendatang Baru ...............................60
5.2.2.4. Ancaman Produk Substitusi ..................................................61
5.3. Identifikasi Kekuatan Dan Kelemahan Serta Peluang
Dan Ancaman Perusahaan ..........................................................................61
5.3.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ..............................................61
5.3.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman....................................................63

BAB VI PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

6.1. Tahap Pemasukan ......................................................................................64


6.1.1. Matriks IFE .......................................................................................64
6.1.2. Matriks EFE ......................................................................................66
6.2. Tahap Pemaduan ........................................................................................69
6.2.1. Matriks I-E (Internal-Eksternal) Perusahaan ....................................70
6.2.2. Matriks SWOT ..................................................................................71
6.2.3. Tahap Pemilihan strategi...................................................................74

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ................................................................................................77


7.2. Saran...........................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA. ..............................................................................................81

LAMPIRAN..............................................................................................................83

71
DAFTAR TABEL

Halaman

1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2006 4


2 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan................ 27
3 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan………….. 28
4 Matrik EFE dan IFE...................................................................... 29
5 Matrik Quantitave Strategic Planning (QSPM)............................. 32
6 Informasi Pintu Masuk Wisata Ke Kawasan TNGP..................... 37
7 Data Geologi Kawasan TNGP....................................................... 39
8 Data Kondisi Iklim Kawasan TNGP............................................. 40
9 Data Keadaan Hidrologi Kawasan TNGP..................................... 40
10 Jumlah Pengunjung TNGP............................................................ 45
11 Faktor-Faktor Strategis Intenal Perusahaan................................... 62
12 Faktor-Faktor Strategis Eksternal Perusahaan............................... 63
13 Matriks IFE ( Internal Faktor Evaluation ).................................... 65
14 Matriks EFE ( Eksternal Faktor Evaluation )................................ 68
15 Penyusunan Matriks SWOT TNGP............................................... 70

16 Prioritas Strategi Pengembangan Wisata Alam TNGP................. 75

72
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Model Proses Manajemen Strategi…………………………… 17

2 Kerangka Pemikiran Konseptual................................................ 23

3 Matrik Internal- Ekstrenal.......................................................... 29

4 Matriks SWOT........................................................................... 30

5 Struktur Organisasi Balai TNGP................................................ 48

6 Matriks Internal-Eksternal TNGP.............................................. 70

7 72
Matriks SWOT TNGP…………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

73
1 Kuisioner Putaran Pertama……………………………………… 83
2 Kuisioner Putaran Kedua………………………………………... 84
3 Kuisoiner Putaran Ketiga............................................................... 90
4 Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal....................................... 99
5 Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal..................................... 104
6 Rataan Rating Faktor Strategi Internal dan Eksternal................... 106
7 Foto Obyek Wisata TNGP............................................................. 108
8 Peta Lokasi TNGP......................................................................... 110
9 Surat Keterangan penelitian .......................................................... 111

74
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pariwisata mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan

nasional, sektor pariwisata yang juga merupakan industri jasa ini menjadikan

sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan devisa, hal ini dipertegas dalam

GBHN yang menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan diarahkan pada

peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan

kegiatan ekonomi, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan

daerah dan pendapatan Negara serta penerimaan devisa akan meningkat melalui

upaya pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan

nasional. Pariwisata sebuah kata yang sering kita kenal atau bahkan kita lakukan

bahwa pariwisata adalah sebuah produk (Suyitno, 1999:7), Oleh karenanya

pengembangan pariwisata mutlak harus disusun, direncanakan dengan cermat dan

tepat, baik ditingkat nasional maupun regional, dengan tetap menjaga kepribadian

bangsa dan kelestarian lingkungan hidup.

Pembangunan pariwisata pada intinya adalah menjual daya tarik daerah,

baik berupa keindahan alam dan budaya yang khas. Indonesia memiliki sumber

daya alam yang cukup berlimpah, dengan demikian memiliki potensi pariwisata

yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata lebih lanjut, banyak

daerah di Indonesia tengah giat mengembangkan potensi pariwisatanya salah

satunya Cianjur, provinsi Jawa Barat. Kabupaten yang berperan sebagai pemasok

komoditas beras ke DKI Jakarta ini tengah giat mengembangkan sektor pariwisata

75
terutama di kawasan selatan, selain penghasil beras yang terkenal Cianjur tengah

berupaya uintuk meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Maka

Pemerintah Kabupaten/ Kota di seluruh Indonesia memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus rumah tangganya dengan penyelenggaraan otonomi

seluas-luasnya, nyata dan bertanggung jawab dalam tatanan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Pada prinsipnya pengembangan wisata alam disamping memberikan

dampak ekonomis tidak boleh menimbulkan gangguan terhadap kondisi alam itu

sendiri seperti pencemaran, kerusakan lingkungan, gangguan terhadap ekosistem

dan atau menghilangkan daya tarik dari kawasan konservasi. Gangguan terhadap

kondisi alam tidak hanya dapat ditimbulkan oleh para wisatawan tetapi juga oleh

masyarakat yang tinggal dan menggantungkan hidupnya di dalam kawasan wisata

alam tersebut. Oleh karena itu pengembangan wisata alam diharapkan mampu

memberikan multiplier efek positif dan peluang meningkatkan kondisi ekonomi

masyarakat dikawasan wisata.

Agrowisata merupakan salah satu usaha bisnis di bidang pertanian dengan

menekankan penjualan jasa kepada konsumen. Bentuk jasa tersebut dapat berupa

keindahan, ketentraman, dan pendidikan. Pengembangan usaha agrowisata

membutuhkan manajemen yang prima, sementara agrowisata salah satu cabang

kegiatan ekowisata yang saat ini menjadi alternatif pilihan bagi wisatawan dalam

berwisata yaitu dengan memanfatkan usaha agro (agribisnis) sebagai obyek wisata

dengan memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha di

bidang pertanian, sedangkan Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh

besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata (Janianton, 2006:37). Diantara

76
sekian banyak obyek wisata yang ada, salah satunya Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango masih merupakan obyek wisata yang paling banyak di kunjungi,

kawasan TNGP memiliki potensi kekayaan flora yang tinggi. Kurang lebih 1.000

jenis flora dengan 57 famili ditemukan dikawasan ini, yang tergolong tumbuhan

berbunga (Spermatophyta) 925 jenis. Tumbuhan paku 250 jenis, lumut 123 jenis

dan jenis ganggang, Spagnum, Jamur dan jenis-jenis Thalophyta lainnya. Pohon

rasamala terbesar dengan diameter batang 150 cm dan tinggi 40 m dapat

ditemukan disekitar jalur pendidikan wilayah Resort Cibodas. Jenis puspa terbesar

dengan diameter 149 cm ditemukan di jalur pendakian Salabintana-Gunung Gede,

dan pohon jamuju terbesar di wilayah Resort Bodogol. Kawasan ini juga memiliki

jenis-jenis unik dan menarik, diantaranya "si pembunuh berdarah dingin" kantung

semar (Nephentes gvmnamphora); saudara si bunga bangkai" ( Rafflesia

rochusseni ), "si bunga sembilan tahun" (Strobilanthus cernua). Kawasan TNGP

kaya dengan jenis anggrek, tercatat 199 jenis anggrek di kawasan ini. Saat ini

telah dilakukan pemetaan sebaran beberapa jenis flora yang ada di kawasan TNGP

(Data Statistik TNGP, 2006:16), selain sebagai sarana konservasi, penelitian

biologi, sarana pendidikan sekaligus sebagai museum lingkungan hidup. Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango menjadi kawasan tujuan wisata yang

mendatangkan penghasilan. Artinya hal ini merupakan sumber pendapatan daerah,

pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berasal dari daerah

Cianjur, Bogor, Jakarta, sekitar Jawa Barat, Sumatera bahkan hingga Manca

Negara seperti Korea, Jepang, Cina dan Austrlia.. Tujuan wisatawan ke TNGP

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah dan Jenis Kunjungan Wisatawan ke Balai Taman Nasional


Gunung Gede pangrango Tahun 2006.

77
NO Jenis Kunjungan Jumlah Wisatawan
Dalam negeri Luar Negeri
1 Rekreasi 34 363
2 Pendakian 44 7
3 Penelitian 229 0
4 Pendidikan 24 3
5 Berkemah 83 84
Total 414 457
( Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2006)
Serta letaknya yang strategis pada jalur utama Jakarta - Bandung menjadikan

wisata ini memiliki keunggulan tersendiri dan dapat dijadikan obyek penelitian

produk agribisnis khususnya.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, melihat banyaknya potensi yang dimiliki

TNGP serta wisatawan yang berkunjung baik dari Dalam Negeri dan Luar Negeri,

penelitian ini akan mengangkat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango yaitu :

1. Mengetahui kondisi lingkungan internal dan eskternal dalam

mengembangkan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ?

2. Strategi apakah yang menjadi prioritas dalam mengembangkan Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango ?

3. Alternatif strategi yang paling tepat dikembangkan di Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango ?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

78
1. Menganalisis lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango.

2. Mengetahui strategi yang menjadi prioritas dalam mengembangkan

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

3. Menyusun alternatif strategi yang dapat diterapkan Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango.

1.4.Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango di harapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Rujukan bagi pengelola dalam pengembangan Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango.

2. Memberikan masukan kepada pemerintah daerah khususnya Dinas Parawisata

dan Departemen Kehutanan untuk dapat memperbaiki dan menambah fasilitas

sarana dan prasarana agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan

ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang pada akhirnya dapat

meningkatkan pendapatan Negara dan Daerah setempat.

3. Dapat di jadikan bahan untuk penelitian selanjutnya serta untuk peneliti agar

dapat membandingkan dengan teori dan juga menambah pengetahuan.

79
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Pariwisata dan Ekowisata

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,

termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait

di bidang tersebut, sedangkan kepariwisataan adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan penyelenggaran pariwisata, ( Depar Postel, 1990 ).

Menurut Yoeti (1991:103), Pariwisata berasal dari kata sansekerta, yaitu : -

Pari : berarti banyak, berkali- kali, berputar- putar.

- Wisata : perjalanan, berpergian.

Maka arti pariwisata adalah perjalanan yang di lakukan berkali-kali atau berputar-

putar dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan definisi wisatawan itu sendiri

adalah orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa

menetap di tempat yang di datanginya. Sedangkan menurut pendapat Khodyat

(1996:1), Pariwisata adalah suatu fenomena yang ditimbulkan oleh kegiatan

perjalanan (travel) sebagian salah satu bentuk kegiatan manusia yang digunakan

untuk memenuhi keinginan (rasa ingin tahu) yang bersifat rekreasi dan edukatif.

Hunziker dan Krapt (1989) dalam Khodyat (1996:3), merumuskan bahwa

pariwisata keseluruhan fenomena (gejala) dan hubungan-hubungan yang

ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia diluar tempat tinggalnya,

dengan maksud bukan tinggal menetap (ditempat yang disinggahinya) dan tidak

berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan upah.

80
Menurut Suyitno (1999:8), untuk membedakan dengan kegiatan perjalanan

pada umumnya, wisata mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu :

1. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata

akan kembali ke tempat asalnya.

2. Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi,

akomodasi, restoran, obyek wisata, toko cindera mata (souvenir shop) dan

lain-lain.

3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi obyek wisata dan atraksi

wisata di daerah atau bahkan negara secara berkesinambungan.

4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.

5. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaannya

dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi masyrakat atau daerah

yang dikunjungi, karena uang yang dibelanjakan dibawa ke tempat asal.

2.1.2. Ekowisata

Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-

prinsip pariwisata, yang membedakannya dengan wisata lain :

a. Menyumbang kegiatan konservasi alam dan budaya.

b. Melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan, pengembangan, dan

pengelolaan wisata serta memberikan sumbangan positif terhadap

kesejahteraan mereka.

c. Dilakukan dalam bentuk wisata independen atau organisasi dalam

bentuk kecil. (Damanik dan Weber 2006:38)

81
Dari beberapa sumber diatas penulis menyimpulkan pada dasarnya kegiatan

pariwisata dan ekowisata, yakni tujuan pokoknya mencari kesenangan atau

pengalaman baru tanpa disertai keinginan bermukim secara permanen dan juga

kegiatan produksi jasa ini tidak mengurangi kelestarian lingkunganya, menaikan

nilai tambah suatu area yang mendatangkan keuntungan materi dan manfaat bagi

beberapa pelaku ekonomi dan bagi wisatawan didapat berupa kesegaran jasmani

dan rohani serta merupakan kegiatan mengisi waktu luang diantara waktu kerja.

2.1.3. Obyek dan Daya Tarik Wisata

Salah satu kegiatan ekowisata terdapat beberapa obyek wisata yang dapat

dinikmati wisatawan dan tempatnya sangat menarik.

Menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I

Pasal 4, obyek dan tarik wisata terdiri dari :

a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang

berwujud keindahan alam serta flora dan fauna.

b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,

peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro,

wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan

tempat hiburan, (Depar Postel, 1990).

Menurut MacKinnon et al (1990:49), faktor-faktor yang membuat suatu

kawasan menarik bagi pengunjung adalah :

1. Letaknya dekat, cukup dekat atau jauh terhadap bandar udara

internasional atau pusat wisata.

82
2. Perjalanan ke kawasan tersebut mudah dan nyaman, perlu sedikit usaha,

sulit atau berbahaya.

3. Kawasan tersebut memiliki atraksi yang menonjol, misalnya satwa liar

yang menarik atau khas untuk tempat tertentu.

4. Kemudahan untuk melihat atraksi atau satwa di jamin.

5. Memiliki beberapa keistimewaan berbeda.

6. Memiliki tambahan budaya yang sangat menarik.

7. Unik dalam penampilannya.

8. Mempunyai obyek rekreasi pantai, danau, sungai, air terjun, kolam

renang, rekreasi lainnya.

9. Cukup dengan lokasi lain yang menarik wisatawan sehingga dapat

menjadi bagian kegiatan wisatawan.

10. Sekitar kawasan tersebut memiliki pemandangan yang indah.

11. Keadaan makanan dan akomodasi tersedia.

2.1.4. Kepariwisataan Alam

Wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut

yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati gejala

keunikan dan keindahan alam taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata

alam. Sedangkan pengusahaan wisata alam didefinisikan sebagai suatu kegiatan

untuk menyelenggarakan usaha sarana pariwisata di zona pemanfaatan taman

nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam berdasarkan rencana

pengelolaannya.

83
Berdasarkan PP No.18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam

di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata

Alam pada Bab I, Pasal I, parawisata alam didefinisikan sebagai segala sesuatu

yang berhubungan dengan wisata alam termasuk pengusahaan obyek dan daya

tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dalam peraturan

pemerintah tersebut juga terdapat definisi wisata alam dan pengusahaan wisata

alam.

Pada BAB II pasal 3 ayat 3, Menurut PP No. 18 Tahun 1994 tentang

Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman

Hutan Raya dan Taman Wisata Alam jenis-jenis usaha sarana pariwisata alam

yang diperbolehkan adalah :

a. Akomodasi seperti pondok wisata, bumi perkemahan, karavan,

penginapan remaja.

b. Makanan dan minuman.

c. Sarana wisata tirta.

d. Angkutan wisata.

e. Cinderamata.

f. Sarana wisata budaya. (Departemen Kehutanan, 1994)

Menurut Douglass (1982) dalam Nuryani (2000:5), kegiatan wisata alam

yang dapat dilakukan adalah :

1. Berenang (swimming)

Kegiatan wisata ini dapat dilakukan di perairan alam seperti danau dan

pantai serta dapat juga dilakukan di perairan alam seperti danau dan pantai

84
serta dapat juga dilakukan di perairan buatan seperti waduk dan kolam

renang, yang dibuat sebagai tempat wisata.

2. Jalan-jalan sambil melihat obyek wisata (sightseeing) kegiatan seperti ini

biasanya dilakukan dengan menggunakan kendaraan atau berjalan kaki.

Obyek yang dilihat sangat bervariasi sehingga setelah melakukan aktifitas

ini, dapat membandingkan semua obyek yang dilihat.

3. Penjelajahan yang masih alami (tracking)

Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan oleh kelompok

wisatawan tertentu dan biasanya mempunyai tujuan ganda, yaitu

berekreasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

4. Berkemah (camping)

Berkemah merupakan kegiatan di alam terbuka dengan mempergunakan

tenda dan sejenisnya untuk tempat menginap.

5. Hiking

Kegiatan ini hampir sama dengan penjelajahan, tetapi tujuan yang hendak

dicapai telah ditentukan terlebih dahulu.

Pada umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi kepariwisataan alam

adalah :

a. Penduduk

Faktor penduduk ini terdiri dari atas struktur wisatawan (umur, mata

pencaharian dan pendidikan) serta jumlah yang bertempat tinggal kota dan

pedesaan.

b. Dana

85
Faktor dana ini berhubungan dengan besarnya pendapatan penduduk serta

kemampuannya untuk menabung.

c. Waktu

Faktor waktu berkaitan dengan pekerjaan dan mobilitas, jenis pekerjaan

yang berbeda akan mempunyai kesempatan yang berbeda pula.

d. Komunikasi

Faktor ini sangat erat kaitannya dengan media massa (koran,majalah,

leaflet, booklet dan media internet) yang akan memberikan pengaruh

langsung.

e. Pasar

Faktor pasar ini terdiri dari dua aspek, yaitu ketersediaan obyek wisata dan

tingkat aksebilitas.

Pasar merupakan salah satu daya tarik tersendiri, bila pasar tersebut

menyediakan keunikan produk yang ditawarkan sesuai dengan

karekteristik wilayah wisata dan kebutuhan dari ragamannya permintaan

konsumen.

2.1.5. Taman Wisata

Taman wisata merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai

ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan

penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 1998 tentang

Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Bab III Pasal 33, suatu

kawasan ditetapkan sebagai kawasan taman wisata alam apabila :

86
a. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem gejala

alam serta geologi yang menarik.

b. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya

tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam.

c. Kondisi lingkungannya mendukung upaya pengembangan pariwisata

alam.

Pasal 44 menyatakan bahwa upaya pengawetan taman nasional, taman

hutan raya dan taman wisata alam dilaksanakan dengan ketentuan dilarang

melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan. Pada

Pasal 46 disebutkan bahwa kegiatan yang mengakibatkan perubahan fungsi

kawasan taman wisata alam tersebut adalah :

a. Berburu menebang pohon, mengangkut kayu dan satwa atau bagian-

bagiannya di dalam dan keluar kawasan serta memusnahkan sumber daya

alam di dalam kawasan.

b. Melakukan kegiatan usaha yang menimbulkan pencemaran kawasan.

c. Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelola

dan atau rencana pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari

pejabat yang berwenang.

Menurut UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam

Hayati dan Ekosistemnya Bab VI Pasal 29, kawasan pelestarian alam terdiri dari

tiga macam, yaitu taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. Pada

Pasal 1 dinyatakan bahwa definisi taman wisata adalah kawasan pelestarian alam

yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam, dan pada Pasal

30 dinyatakan bahwa kegiatan yang dapat dilakukan di taman wisata alam adalah

87
kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pngetahuan, pendidikan, menunjang

budidaya, budaya dan wisata alam. Kegiatan-kegiatan tersebut harus dilakukan

tanpa mengurangi fungsi pokok kawasan. ( Departemen Kehutanan, 1990)

Menurut Sulthoni (2000:7), secara relatif pengelolaan taman wisata lebih

sederhana apabila dibandingkan dengan taman laut dan taman buru, karena tidak

diperlukannya sarana dan prasarana pelayanan pengunjung yang bersifat khusus

atau persyaratan pengunjung, contohnya peralatan untuk scuba diving atau alat

untuk berburu. Taman wisata dapat berbentuk hutan alam ataupun hutan tanaman,

faktor yang paling penting adalah daya tariknya untuk kebanyakan pengunjung

baik karena panoramanya, kesejukan udara atau keindahan yang lain, keragaman

sarana untuk berbagai kebutuhan olahraga alam seperti hiking, camping, surfing

atau water skiing dan lain-lain. Karena daya tarik alamnya tertenu, maka luas

taman wisata dapat berskala kecil atau sedang.

Tingkat pembukaan wilayah terutama dibagian-bagian wilayah yang tidak

rentan-ekologi dapat diperbesar agar dapat dijangkau oleh pengunjung yang ingin

menikmati keindahan alamnya, untuk bagian wilayah yang akan dikembangkan

untuk olah raga hiking atau mendaki gunung cukup dengan jalan-jalan setapak,

lokasi untuk pelayanan camping perlu ditentukan wilayah yang dekat dengan

sumber air dan tidak peka kebakaran.

2.1.6. Pengembangan Wisata Alam

Pengembangan wisata alam adalah memanfaatkan potensi ekonomis

sumber daya alam yang ada di dalam kawasan wisata alam untuk kepariwisataan,

tanpa meninggalkan prinsip pelestarian sumber daya alam tersebut. Pada

dasarnya, pengembangan kepariwisataan di suatu tempat dimaksudkan untuk

88
dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Namun didalam pengembangan ini

harus diupayakan juga agar tidak menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan

kerusakan lingkungan. Mempertahankan kualitas lingkungan pada kepariwisataan

alam mutlak diperlukan sebab daya tarik utamanya justru pada lingkungan ini

(Fendeli,2002:21).

Menurut pendapat Sulthoni (2000:8), taman wisata adalah merupakan

kawasan rekreasi yang terbuka untuk umum tanpa adanya persyaratan yang harus

dipenuhi oleh para pengunjung dan diperuntukan semua umur. Mengingat

peruntukannya yang tidak dibatasi oleh klasifikasi kemampuan dan umur

pengunjung, maka pengembangan fisiknya harus diusahakan untuk menampung

sebanyak-banyaknya kepentingan rekreasi, baik rekreasi yang bersifat olah raga

ataupun yang bersifat santai.

Menurut Fandeli (2002:14), pengembangan kepariwisataan alam sedikit

berbeda dengan kepariwisataan lainnya. Dalam kepariwisataan alam, obyek dan

atraksi yang dijual bertumpu pada alam, sehingga pengembangan kepariwisataan

alam sudah seharusnya selalu memperhatikan aspek-apek berikut :

1. In situ
Obyek dan daya tarik wisata alam yang masih alami hanya dapat dinikmati

oleh wisatawan ditempatnya. Proses alam, kekayaan, keunikan dan prilaku

flora dan fauna serta gejala geologisnya hanya dapat dinikmati sepenuhnya

ditempat kejadiannya. Kepuasan dan pengalaman untuk menikmati, melihat

dan merasakan alam di lokasinya mempunyai nilai dan tingkat kepuasan

yang sempurna.

89
2. Total experinces
Kepuasan wisatawan diperoleh dari evaluasi seluruh perjalanan, di lokasi

obyek dan kembali ke tempat semula merupakan total pengalaman yang

harus dinikmati dan dihargai seluruhnya tanpa mengecewakan. Sehingga

pengembangan wisata alam keberhasilannya sangat ditentukan oleh seluruh

stakeholders yang terkait dan sebaiknya dilaksanakan secara terpadu atau

dilaksanakan oleh satu holding company.

3. Perishable
Atraksi alam tertentu hanya dapat dilihat dan dinikmati pada waktu-waktu

tertentu saja dan tidak dapat terulang lagi atau dapat dinikmati kembali

tetapi dalam jangka waktu yang panjang.

4. Non recoverble

Apabila terjadi kerusakan pada suatu ekosistem alam, maka pemulihannya

akan memakan waktu yang lama. Walaupun terjadi pemulihan atau recovey secara

alami, tetapi tidak mungkin sama dengan bentuk ekosistem sebelumnya.

2.1.7. Manajemen Strategi

Manajeman strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan

tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan

(implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran

perusahaan, (Pearce dan Robinson dalam Atikah, 1997:20). Sedangkan menurut

Jauch dan Glueck (1988:6), merumuskan manajemen strategi adalah sejumlah

90
keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau

sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.

Definisi lain mengartikan manajemen stratregi selalu berorientasi tindakan

pergerakan sepanjang waktu dan kegiatan yang terus berjalan, merespon

perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnisnya, ( David, 2004:5 ).

2.1.7.1. Proses Manajemen Strategi

Manajemen strategi ialah perencana strategi menentukan sasaran dan

mengambil keputusan, ( Jauch dan William, 1988:6 ). Manajemen strategi

merupakan sekelompok keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja jangka

panjang organisasi. Oleh karenanya, implementasi strategi bertumpu pada alokasi

dan pengorganisasian sumber daya manusia (SDM) yang diwujudkan melalui

penentapan struktur organisasi, mekanisme kepemimpinan yang berjalan beserta

budaya perusahaan. Adapun proses manajemen strategi dapat dipelajari dan

diterapkan dengan menggunakan suatu model.

Penetapan Misi

Analisis Eksternal Analisis Internal


(O - T) (S – W)

Tujuan jangkaPanjang

Pengembangan,Evaluasi
Perumusan Strategi
dan Penetapan Strategi

Umpan Balik Penetapan Kebijakan


dan Tujuan tahunan
Implementasi Strategi

Alokasi Sumber Daya 91


Evaluasi Strategi
Pengukuran dan
Gambar 1.Model Proses Manajemen Strategi

Sumber : (David, 2002:14)

Gambar tersebut merupakan rangkaian pengukuran proses manajemen

strategi dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan.

2.1.7.2.Lingkungan Perusahaan

Dalam menjalankan aktifitas usahanya, perusahaan akan selalu

berhubungan langsung dengan lingkungannya. Lingkungan perusahaan yang

dihadapi mencakup lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dapat

menjadi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman.

2.1.7.3. Lingkungan Internal

Lingkungan internal menggambarkan suatu kondisi yang berada di

dalam perusahaan. Lingkungan internal terdiri dari aspek sumber daya manusia,

pemasaran, keuangan, manajemen, sistem manajemen informasi, produksi dan

operasi, serta penelitian dan pengembangan yang dapat diidentifikasi menjadi

faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan.

2.1.7.4. Lingkungan Eksternal

92
Lingkungan eksternal memberikan kesempatan bagi perencana strategi

untuk mengantisipasi peluang dan membuat rencana untuk melakukan tanggapan

pilihan terhadap peluang ini. Hal ini juga membantu perencana strategi untuk

mengembangkan sistem peringatan dini untuk menghindari ancaman atau

mengembangkan strategi yang dapat mengubah ancaman menjadi keuntungan

perusahaan. (Jauch dan Glueck, 1988:89).

2.1.7.5.Perumusan Strategi

Dalam merumuskan suatu strategi diperlukan input berupa faktor

internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

yang selanjutmya akan dirumuskan menggunakan matriks I-E (Internal-

Eksternal), matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunities dan Threats)

serta QSPM ( Quantitave Strategic Planning Matriks ).

2.1.7.6.Matriks I-E ( Internal – Eksternal )

Matriks I–E merupakan gabungan dari lingkungan internal dan eksternal

yang berisikan sembilan sel lengkap dengan strateginya yang memperlihatkan

kombinasi dari matriks IFE dan EFE matriks I-E juga dapat digunakan untuk

mengetahui posisi perusahaan dengan berdasarkan pada total skor internal dan

eksternal ( Wheelen dalam Rangkuti, 2000 :137 ).

2.1.7.7.Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunities dan Threats)

Matriks SWOT merupakan salah satu alat pencocokan yang penting

membantu untuk membantu manajer dalam mengembangkan empat tipe strategi

yang akan menghasikan alternatif strategi. Empat strategi tersebut ialah :

93
1. Strategi S-O, strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan

untuk memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi W-O, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

menggunakan peluang eksternal.

3. Strategi S-T, strategi ini menggunakan kekuatan internal untuk

menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal.

4. Strategi W-T, merupakan pengurangan kelemahan internal dan

menghindari ancaman eksternal, David (2004:284).

2.1.7.8. Quantitave Strategic Planning Matiks ( QSPM )

QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk

mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif, berdasarkan faktor internal dan

eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tekhnik ini secara obyektif

mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik, QSPM merupakan tahap ke

tiga dalam merumuskan strategi yang akan menghasilkan skala prioritas yang

dapat diterapkan sesuai kebutuhan dan kemampuan dari suatu perusahaan, (David

2004 :308).

2.2. Penelitian Terdahulu

Sesuai dengan judul penelitian yang akan bahas tentang strategi

pengembangan wisata alam TNGP, penulis akan mengacu pada penelitian

terdahulu dan mengembangkannya. Widagti (2003), dalam penelitiannya dengan

judul Pengembangan Wisata Alam Di Taman Wisata Alam Plawangan Turgo

Kaliurang –Yogyakarta, menganalisis lingkungan internal dan eksternal dalam

94
mengembangkan Wisata Alam Plawangan Turgo. Faktor internal dan eksternal

perusahaan tersebut dianalisis dengan menggunakan matriks SWOT yang

mengahasilkan beberapa alternatif strategi. Strategi utama menunjukan strategi S-

O menjadi pilihan yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam pengembangan

strategi utama perusahaan, dan diikuti dengan jenis strategi lainnya yaitu, strategi

W-O, W-T dan S-T. Strategi utama yang dijalankan adalah dengan

mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata alam untuk mengundang

selera konsumen ( back to nature) yang berbasis lingkungan, melalui penonjolan

ciri khas obyek wisata, peningkatan sarana pengunjung, peningkatan nilai tambah

dengan pemandangan alam yang alami dan rekreasi alam lainnya, menambah

keindahan dan kenyamanan lingkungan yang lebih baik.

Sedangkan Rahayu (2004), dengan judul Analisis Strategi Pengembangan

Wisata Agro Taman Buah Mekarsari Bogor. Faktor strategi internal dan eksternal

dalam matriks IFE dan EFE, dari kombinasi matriks EFE dan IFE dalam matriks

IE memposisikan Taman Buah Mekarsari pada sel V pertahankan dan pelihara

(hold and mainten). Dengan posisi tersebut perusahaan dapat menerapkan strategi

penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar dapat

dikembangkan mulai dari jangka pendek berupa meningkatkan promosi melalui

media elektronik, pemasangan billboard di tempat yang strategis. Kemudian

bekerjasama dengan biro-biro perjalanan yang sudah terjalin sebelumnya, dan

melakukan perkembangan strategi jangka panjang terutama dari segi sumber daya

manusia dengan mengadakan training leadership. Untuk strategi pengembangan

produk perusahaan dapat melakukan perbaikan sarana dan prasarana yang rusak

untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung.

95
2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui strategi pengembangan yang

tepat bagi perusahaan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Sebelum

merumuskan strategi bagi Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede-

Pangrango, perlu diketahui terlebih dahulu visi dan misi perusahaan. Setelah

mengetahui perumusan visi dan misinya, maka akan dilakukan analisa terhadap

lingkungan internal dan eksternal yang telah diidentifikasi menjadi faktor-faktor

peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Umumnya analisa lingkungan

eksternal mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, tekhnologi. Sedangkan

analisa lingkungan internal mencakup manajemen yang telah dijalankan,

sumberdaya manusia, keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan dan

sistem informasi manajemen. Faktor-faktor strategis dari lingkungan eksternal dan

internal dianalisis dan diringkas dalam matriks EFE dan IFE. Beberapa alternatif

strategi matriks EFE dan IFE dianalisis dengan menggunakan matriks SWOT.

QSPM digunakan dalam mendapatkan prioritas strategi yang selanjutnya dapat

diusulkan penulis untuk diterapkan perusahaan dalam mengembangkan usahanya.

Alur kerangka pemikiran konseptual ini dapat dilihat pada Gambar 2. Dalam alur

pikir tersebut, penulis akan mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang

dan ancaman perusahaan dalam mengembangkan perusahaan. Setelah

teridentifikasi akan dirumumuskan alternatif strategi dengan QSPM, penyusun

strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara obyektif berdasarkan faktor

internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya.

96
Visi dan Misi Wisata Alam Taman
Nasional Gn. Gede-Pangrango

Analisis Faktor
Eksternal dan Internal
Perusahaan

Faktor Eksternal Faktor Internal


Lingkungan umum : ( Analisis Fungsional )
( Analisis PEST ) Manajemen
Politik Sumber Daya Manusia
Ekonomi Keuangan
Sosial Pemasaran
Teknologi Produksi dan Operasi
Lingkungan Industri : Penelitian dan Pengembangan
Konsumen Sistem Informasi Manajemen
Pesaing
Hambatan masuk pendatang baru
Ancaman produk subsitusi

Eksternal Faktor Evaluation Internal Faktor Evaluation


Matriks Matriks
(EFE Matriks ) (IFE Matriks )

Matriks I-E
Matriks SWOT

Prioritas Strategi Pengembangan


( QSPM )

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual

BAB III
METODE PENELITIAN

97
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di taman wisata alam Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango ( TNGP ), Resort Cibodas - Jawa Barat pada bulan April sampai

akhir bulan Juni 2007.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif dan

kualitatif, baik berupa data primer maupun sekunder yang diperoleh dari sumber

internal maupun eksternal perusahaan.

Data sekunder yang dihimpun, yaitu :

a) Dokumen perusahaan yang berkaitan dengan penelitian.

b) Rencana-rencana pengembangan, kebijakan-kebijakan yang berlaku dalam

pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terutama yang

berkaitan dengan pariwisata alam, kegiatan-kegiatan wisata alam yang

dilaksanakan, permasalahan yang dihadapi dan solusi yang diupayakan.

Data primer didapat dari hasil pengisian kuisioner dan wawancara langsung

dengan pihak manajemen Taman Nasional sesuai dengan data yang dibutuhkan.

3.3.Metode Pengumpulan Data

Data primer didapat dari hasil pengisian kuisioner dan wawancara langsung

dengan pihak Balai Taman Nasional gunung Gede Pangrango. Data sekunder

diperoleh dari laporan perusahaan, laporan penelitian terdahulu, literatur yang

relavan dengan masalah penelitian. Sedangkan data tersier diperoleh dari situs

internet.

3.4.Metode Pengolahan dan Analisis Data

98
Metode yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, analisis kualitatif

digunakan untuk mengembangkan alternatif strategi dalam pengembangan wisata

alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dalam menentukan suatu

alternatif strategi, perlu adanya perumusan strategi yang dilakukan melalui tiga

tahap : pada tahap pertama, menggunakan analisis matriks Eksternal Factor

Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE). Tahap kedua, dengan

menggunkan matriks I-E (Internal-Eksternal) dan Strenght, Weakness,

Opportunities, Threats (SWOT). Dan tahap ketiga, menentukan prioritas startegi

dengan menggunakan matriks Quantitative Strategic Planning Matrix ( QSPM ).

3.4.1.Analisis Matriks EFE dan Matriks IFE

Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) dan Internal Faktor Evaluation

(IFE) merupakan alat dalam merumuskan suatu strategi. Matriks EFE dapat

membantu mengambil keputusan dalam meringkas dan mengevaluasi informasi

politik, ekonomi, sosisal, budaya, demografi, lingkungan dan teknologi (PEST).

Juga informasi tentang konsumen, pesaing, hambatan masuk bagi pendatang baru

dan ancaman produk substitusi. Sedangkan matriks IFE meringkas dan

mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dalam berbagai bidang fungsional dari

suatu usaha yang terdiri dari fungsi manajemen, keuangan, produksi, dan operasi,

sumber daya manusia, pemasaran dan sistem informasi manajemen.

Dalam membuat matriks EFE dan IFE terdapat lima langkah ( David,

2002:131)

1. Membuat faktor-faktor penting dari lingkungan eksternal yang menjadi

peluang dan ancaman bagi perusahaan.

99
2. Penentuan bobot variabel untuk semua faktor ditentuikan mulai dari 0,0

untuk yang sangat tidak penting sampai 1,0 untuk faktor yang sangat penting.

Bobot ini menyatakan seberapa penting dari setiap faktor tersebut dalam industri

dimana wisata alam tersebut berada. Dan perlu diperhatikn bahwa total seluruh

bobot tersebut sama dengan 1,0. Penentuan bobot dalam matriks EFE dilakukan

dengan jalan mengajukan faktor strategis eksternal tersebut kepada pihak

manajemen atau pakar dengan menggunakan metode “Paired Comparison”

( Kinnear dalam Roganda 2003:38 ).

Metode tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot

setiap faktor penentu internal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan

skala 1,2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal.

2= jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal.

3= jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal.

Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan( EFE )

Faktor Strategis Eksternal A B C D … Total


A
B
C
D
….
Total
Tabel 3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan( IFE )

Faktor Strategis Internal A B C D … Total


A
B
C
D
….
Total

100
Sumber : Kinnear dalam Roganda ( 2003 : 39 )

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel

terhadap jumlah keeluruhan variabel dengan menggunakan rumus :


Xi keterangan :
ai =
n
ai= Bobot variabel ke-1
∑ Xi Xi = total nilai variabel
i = A,B.C,D,….n
i =1 n = jumlah variabel

3. Masing-masing faktor diberikan peringkat mulai dari 1 sampai 4. peringkat

ini menggambarkan seberapa besar efektifitas strategi yang merespon dari

berbagai faktor internal dan eskternal. Dengan penilaian 4= jawaban superior, 3=

jawaban diatas rata-rata, 2= jawaban rata-rata, 1= jawaban dibawah standar.

4. Pada langkah ini, kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk

menentukan nilai yang dibobot.

5. Jumlahkan nilai yang dibobot setiap variabel untuk mengetahui total nilai.

Tabel 4. Matrik EFE dan IFE

Faktor Eksternal Bobot Peringkat Total


Peluang
1.
2...dst
Ancaman
1.
2...dst
Faktor Internal
Kekuatan

101
1.
2...dst
Kelemahan
1.
2...dst
Jumlah

3.4.2. Analisis Matriks Internal – Eksternal ( Matriks I-E )

Matriks I-E merupakan perpaduan faktor strategis antara IFE dan EFE.

Matriks I-E dianalisis guna mengetahui posisi perusahaan saat ini dan

merumuskan suatu strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Matriks I-E ini

dapat di gambarkan sebagai berikut : Total Skor Bobot IFE

Kuat Sedang Lemah


4,0 3,0 2,0 1,0
I II III
Tinggi
Pertumbuhan Pertumbuhan Penyusutan
3.0
Total Skor IV V VI
Faktor EFE
Stabilitas Pertumbuhan Penyusutan Menengah
Stabilitas
2.0
VII VIII IX

Pertumbuhan Pertumbuhan Likuidasi Rendah

1.0
Gambar 3. Matriks Internal – Eksternal (I-E)
Sumber : Rangkuti (2000 :151)

Matriks Internal dan Eksternal (I-E) dapat dibagi tiga bagian utama yang

mempunyai implikasi strategi yang berbeda. Tiga bagian utama tersebut adalah

Pertama, meliputi bagian sel I, II dan IV termasuk dalam bagian tumbuh dan bina.

Strategi yang sesuai dengan bagian ini adalah strategi intensif, misalnya penetrasi

pasar, pengembangan produk dan strategi integrasi misalnya integrasi horizontal

dan integrasi vertikal. Kedua, meliputi bagian sel III, V dan VIII strategi yang

102
terbaik dapat dikelola dan dipertahankan. Penetrasi pasar dan pengembangan

produk merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe divisi ini.

Ketiga, meliputi bagian sel VI, VII dan IX adalah bagian panen atau divestasi

(harvest and divest ), ( David, 2002 : 196 ).

3.4.3.Analisis Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting guna membantu

pengambil keputusan dalam mengembangkan suatu perusahaan dan terdapat

empat tipe strategi : Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST dan Strategi WT. Data

dan informasi yang digunakan oleh masing-masing strategi ini diperoleh dari

matriks IFE dan EFE. Matriks SWOT dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Faktor KEKUATAN – S KELEMAHAN – W


Internal
Daftar kekuatan Daftar kelemahan
Faktor Eksternal
PELUANG – O STARTEGI SO STRATEGI WO
Gunakan kekuatan untuk Atasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
Daftar Peluang
ANCAMAN –T STRATEGI – ST STRATEGI WT
Gunakan kekuatan untuk Meminimilisasikan
menghindari ancaman kelemahan dan
Daftar Ancaman menghindari ancaman
Gambar 4. Matriks SWOT (Rankuti, 2000 : 186 )

1. Membuat daftar kekuatan internal wisata alam TNGP.

2. Membuat daftar kelemahan internal wisata alam TNGP.

3. Membuat daftar peluang eksternal wisata alam TNGP.

4. Membuat daftar ancaman eksternal wisata alam TNGP.

5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang ekternal dan mencatat hasilnya

dalam strategi SO.

103
6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

hasilnya dalam strategi WO.

7. mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

hasilnya dalam strategi ST.

8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

hasilnya dalam strategi WT.

Analisis SWOT adalah cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara

sistematis dalam merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan Peluang (opportunities), namun

secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weekness) dan ancaman

(threats)

3.4.4.Matriks Quantitave Strategic Planning ( QSPM )

Matriks QSPM merupakan alat untuk mengevaluasi strategi berdasarkan

alternatif secara obyektif yang didapat dari ananlisis SWOT berdasarkan pada

faktor – faktor lingkungan internal dan eksternal yang dikenali sebelumnya.

Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 5. Matriks QSPM


Alternatif – Alternatif Strategi
Faktor kunci Bobot AS TAS AS TAS
strategi Strategi 1 Strategi 1 Strategi 2 Strategi 2
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
Jumlah TAS
Sumber : ( David, 2002 : 200 )

Tahapan untuk mengembangkan QSPM adalah :

104
1. Mendata peluang / ancaman kunci eksternal dan kekuatan / kelemahan internal

perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini harus diambil langsung

dari matriks EFE dan IFE.

2. Memberikan bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal, bobot ini identik

dengan yang dipakai dalam matriks EFE dan IFE.

3. Mencocokan 2 tahap ( pencocokan ) matriks dan mengidentifikasi strategi

alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan.

4. Menetapkan nilai daya tarik (AS / Attractivennes scor ), tentukan nilai numerik

yamg menunjukan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif sel

tertentu. Nilai daya tarik ditentukan dengan memeriksa setiap faktor eksternal dan

internal satu per satu. Bila faktor tersebut mempengaruhi strategi pilihan yang

akan dibuat maka strategi harus dibandingkan relatif terhadap faktor kunci. Nilai

daya tarik harus ditentukan pada setiap strategi untuk menunjukan daya tarik

relatif dari satu strategi atas strategi yang lain. Nilai daya tarik itu adalah :

1 = tidak menarik,

2 = sedikit menarik,

3 = cukup menarik dan

4 = sangat menarik.

5. Menghitung total nilai daya tarik ( Total Attractiveness Score / TAS ). Total

nilai daya tarik ditetapkan sebagai hasil perkalian bobot dengan nilai daya tarik

dalam setiap baris. Total nilai daya tarik menunjukan daya tarik relatif dari setiap

strategi alternatif, semakin tinggi TAS semakin menarik alternatif strategi itu.

105
6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik, menjumlahkan total nilai daya tarik

dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik mengungkapkan

strategi mana yang paling menarik dalam set strategi

3.5.Definisi Operasional

1. Wisata Alam adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela dan

bersifat sementara untuk menikmati fenomena alam dan keindahan alam taman

nasional, taman hutan raya. Dan melakukan penjelajahan yang masih alami

dengan berkemah di alam terbuka.

2. Pengembangan Wisata Alam, pada dasarnya untuk meningkatkan keuntungan

ekonomi. Namun didalam pengembangan ini harus diupayakan tidak terjadinya

perubahan sosial dan kerusakan lingkungan, dengan mengedepankan kualitas

lingkungan sebab daya tarik dari pariwisata ini utamanya dari masih alaminya

hutan dan lingkungannya.

3. Manajemen strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh dan

terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

lingkungan yang dirancang untuk tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui

pelaksanaan yang tepat.

4. Perumusan manajemen strategi dimana para perencana menentukan sasaran

dan mengambil keputusan dengan tepat. Dengan mengevaluasi faktor internal -

eksternal (I-E) perusahaan dan mempunyai alternatif strategi dan

mengindikasikannya dalam skala prioritas strategi.

106
BAB IV
GAMBARAN UMUM TAMAN NASIONAL
GUNUNG GEDE PANGRANGO

4.1. Sejarah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) sebagai kawasan

pelestarian memiliki tugas dan fungsi utama didalam melindungi sistem

penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati dan menyediakan

sumber daya alam hayati untuk pemanfaaatan secara berkelanjutan. Kawasan ini

memiliki sumber daya hutan yang relatif masih terjaga dengan baik serta menjadi

harapan dan benteng terakhir keberadaan hutan di Jawa Barat. TNGP memiliki

luas kawasan 15.196 ha sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor 174/Kpts-II/ 2003, TNGP diperluas 21.975 ha. Berdasarkan Sk tersebut

dapat diketahui sebagai berikut:

• Luas : ± 21.975 Ha

• Panjang Batas Luar : ± 375.198 Meter

• Jumlah Pal Batas : ± 7.278 Buah

Wilayah kerja TNGP secara administratif berada di 3 kabupaten yaitu,

kabupaten Sukabumi (9.356,10 ha), Bogor (7.155,00 ha) dan Cianjur (5.463,90

ha). Dalam pengelolaannya kawasan TNGP dibagi kedalam 3 seksi konservasi

wilayah (SKW), SKW I Sukabumi, SKW II Bogor dan SKW III Cianjur serta di

bagi kedalam 13 resort pemangkuan taman nasional. Panjang batas luar telah

diorientasi dalam 2 tahun anggaran 2004 dan 2005 oleh BPKH Wilayah XII

Yogyakarta.

107
4.2. Keadaan Umum Kawasan

Secara geogarafis TNGP terletak antara 106º 51' -107º 02' BT dan 60º 41'-6º

51' LS dan secara administratif pemerintahan, wilayah TNGP mencakup 3 (tiga)

kabupaten, yaitu:

1. Sebelah Utara : Wilayah Kabupaten Cianjur dan Bogor.

2. Sebelah Barat : Wilayah Kabupaten Sukabumi dan Bogor.

3. Sebelah Selatan : Wilayah Kabupaten Sukabumi.

4. Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Cianjur.

4.2.1. Aksesibilitas

Pengelolaan kawasan TNGP dibagi dalam 13 resort yang merupakan unit

pengelolaan terkecil. Dari 13 resort tersebut secara administratif terbagi menjadi 4

di wilayah kabupaten Cianjur, 5 resort di wilayah kabupaten Sukabumi dan 4

resort di wilayah kabupaten Bogor. Dari 13 Resort di TNGP, hanya 6 resort yang

merupakan pintu masuk wisata, yaitu Resort Cibodas dan resort Gunung Putri

(Kabupaten Cianjur), Resort Salabintana dan resort Situgunung (Kabupaten

Sukabumi), Resort Bodogol dan Resort Cisarua ( Kabupaten Bogor). Berikut

keterangan untuk tiap pintu masuk seperti pada Tabel 6 berikut.

108
Tabel 6. Informasi Pintu Masuk Wisata ke Kawasan TNGP.
Pintu Masuk/ Jalur Jarak Waktu Obyek Wisata
Resort (Km) (Jam)
Cibodas Jakarta-Ciawi/ 103 2,5 -Telaga Biru
Bogor-Puncak- -Air Terjun Cibeurem
Cibodas
Bandung-Cianjur- 90 3 -Pendakian ke
Cipanas-Cibodas Puncak Gn.Gede dan
Puncak Gn.
pangrango
Gunung Putri Jakarta-Ciawi/ 115 2,5 -Bumi Perkemahan
Bogor-Puncak- Bobojong
Cipanas-Gn.Putri -Pendakian ke
Puncak Gn. Gede
dan puncak
Gn.Pangrango
Bandung-Cianjur- 93 3,5
Cipanas-Gn.Putri
Salabintana Jakarta- 156 3,5 - Bumi Perkemahan
Ciawi/Bogor- Pondok Halimun
Sukabumi- - Air terjun
Salabintana Cibeurem
Bandung-Cianjur- 92 3,5
Sukabumi-
Salabintana
Situgunung Jakarta- 135 3,5 - Telaga Situgunung
Ciawi/Bogor-Cisaat- - Curug Sawer
Situgunung
Bandung-cianjur- 161 4
Sukabumi-Cisaat-
Situgunung
Bodogol Jakarta- 61 2 -Pusat Pendidikan
Ciawi/Bogor- Konservasi alam
Cicurug-Bodogol Bodogol
-Air terjun
Cipadaranten dan Air
terjun Cisareun
Bandung-Cianjur- 125 4,5
Ciawi/Bogor-
Cicurug-Bodigol
Cisarua Jakarta- 57 2 -Bumi Perkemahan
Ciawi/Bogor- Barubolang
Cisarua - Air terjun Beret
Bandung-Cianjur- 91 3,5
Puncak-Cisarua
Sumber: Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006.

109
4.2.2. Topografi

Kawasan TNGP merupakan rangkaian gunung berapi, terutama Gunung

Gede (2.958 m dpl) dan Gunung Pangrango (3.019 m dpl). Topografinya

bervariasi mulai dari landai hingga bergunung, dengan kisaran ketinggian antara

700 m dan 3000 m dpl. Jurang dengan kedalaman sekitar 70 m banyak dijumpai

di kedua kawasan tersebut. Sebagian besar kawasan TNGP merupakan dataran

tinggi tanah kering dan sebagian kecil lagi merupakan daerah rawa, terutama di

daerah sekitar Cibeurem yaitu Rawa Gayonggong.

Pada bagian selatan kawasan yaitu daerah Situgunung, memiliki kondisi

lapangan yang berat karena terdapatnya bukit-bukit ( Bukit Masigit) dengan

kelerengan 20-80%. Kawasan Gunung Gede yang terletak dibagian Timur

dihubunhkan Gunung Pangrango oleh punggung yang berbentuk tapal kuda,

sepanjang ± 2.500 meter dengan sisi-sisinya yang membentuk lereng-lereng

curam berlembah menuju dataran Bogor, Cianjur dan Sukabumi.

4.2.3. Geologi dan Vulkanologi

Gunung Gede dan Gunung Pangrango merupakan bagian rangkaian gunung

berapi yang membujur dari Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara, terbentuk sebagai

akibat pergerakan lapisan kulit bumi secara terus menerus selama periode kuarter,

sekitar 3 juta tahun lalu, dan dalam skala waktu geologi kedua gunung termasuk

kedalam golongan gunung muda. Data geologi kawasn TNGP tercantum pada

Tabel 7 berikut.

110
Tabel 7. Data Geologi Kawasan TNGP
No. Batuan Vulkanik Formasi Keterangan Posisi
1. Gunung Pangrango Qvpo Endapan tua, lahar dan Utara
lava, andesit dengan Barat Laut
oligloklas-andesin, Barat Daya
labradorit, olivin, piroksin
dan horenblenda
Qvpy Endapan muda, lahar dan Barat
bersusun andesit
2 Gunung Gede Qvpy Breksi tufan dan lahar
andesit dengan oligoklas-
andesit,( tekstur seperti
trakhit)
Qvpy Aliran lava termuda P. Gede ke
Utara 2,15 Km
Qvpy Aliran lava berusun
andesit basal
Sumber : Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006

4.2.3.1. Tanah

Merujuk Peta Tanah Provinsi Jawa Barat Skala 1:250.000 (Pusat Penelitian

Tanah dan Agroklimat,1966). Jenis tanah yang mendominasi kawasan TNGP

adalah latosol coklat, asosiasi andosol, coklat dan regosol, kompleks regosol

kelabu dan litosol, abu pasir, tuf dan batuan vulkan intermedier sampai dengan

basis.

4.2.3.2. Iklim

Berdasarkan klasifikasi iklim Scmid-Ferguson, TNGP termasuk kedalam

tipe iklim A dengan curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu TNGP merupakan

salah satu daerah terbasah di Pulau Jawa. Berikut data kondisi iklim kawasan

TNGP sebagaimana pada Tabel 8 berikut.

111
Tabel 8. Data Kondisi Iklim Kawasan TNGP.
Iklim (Klasifikasi Schmidt – Tipe A
ferguson) Nilai Q = 5 - 9 %
Curah hujan Tinggi
Rata-rata 3000-4000 mm
Suhu 10ºC ( Siang Hari) dan 5ºC (Malam
Hari)
Kelembaban Udara 80-90 %
Kelembaban tinggi menyebabkan
terbentuk tanah yang khas "peaty soail"
Angin Muson
Bulan Desember-Maret (penghujan);
angin bertiup dari Barat Daya dengan
kecepatan tinggi.
Musim kemarau, angin bertiup dari arah
Timur Laut dengan kecepatan rendah
Sumber : Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006.

4.2.3.3. Hidrologi

Kawasan TNGP merupakan hulu dari DAS (Daerah Aliran Sungai) Citarum

dan DAS Citanduy (Bogor). Data keadaan hidrologi kawasan TNGP pada Tabel 8.

berikut.

Tabel 9. Data Keadaan Hidrologi Kawasan TNGP


Peta Hidrologi Skala 1:250.000 Sebagian besar Akuifer daerah tanah langka
(Direktorat Geologi Tata lingkungan, Sebagian kecil akuifer produktif sedang
1986). Debit air tanah kurang dari 5 liter per detik
Daerah produktif kandungan sumber air Kaki Gunung Gede, Cibadak-Sukabumi, mutu
tanah memenuhi persyaratan air minum disamping
untu irigasi
Akuifer terpenting Bahan lepas hasil produk gunung berapi seperti
lahar dan lava vesikuler
Hidrologi 58 sungai dan anak sungai:
Bogor: 17 sungai dan anak sungai (Cisadane,
Cisarua, Cimande, Cibogo dan Ciliwung
Cianjur: 20 sungai dan anak sungai (Cikundul,
Cimacan, Cibodas, Ciguntur, Cisarua dan
Cibeleng)
Sukabumi: 23 sungai dan anak sungai antara lain
(Cibeurem, Cipada, Cisagaranteun, Cimahi,
Cigunung dan Cipanyairan
Kulitas air Baik, sumber air utama bagi kota-kota sekitarnya
Sumber: Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006.

112
4.3. Tipe Ekosistem dan Flora

Secara umum tipe ekosistem kawasan TNGP dibedakan menurut

ketinggiannya yaitu, ekosistem Sub Montana ( ≤ 1.500 mdpl), Ekosistem Montana

(1.500-2.400 mdpl) dan Ekosistem Sub Alpin (>2.400 mdpl ). Ekosistem hutan

Sub Montana dan Montana memiliki keaneka ragaman hayati vegetasi yang tinggi

dengan pohon-pohon besar, tinggi dan memiliki 3 strata tajuk. Strata paling tinggi

( 30-40 m) didominasi oleh jenis litsea spp. Pada ekosistem Sub Alpin,

keanekaragaman vegetasinya lebih rendah dibandingkan kedua tipe ekosistem

lain. Vegetasi tipe ekosistem Sub Alpin memiliki strata tajuk sederhana dan yang

pendek disusun oleh jenis-jenis pohon kecil (kerdil), dengan tumbuhan bawah

yang tidak terlalu rapat. Tinggi pohon tidak lebih dari 10 m, hanya memiliki satu

lapisan kanopi yang berkisar antara 4 dan 10 m. Pepohonan di hutan ini

berdiameter kecil dan pada batangnya diselimuti lumut Usnea yang tebal.

Keaneka ragaman jenis jauh lebih rendah dibanding dengan tipe hutan lain. Selain

3 (tiga) tipe ekosistem utama tersebut ditemukan beberapa tipe ekosistem khas

lainnya yang tidak dipengaruhi oleh ketinggian tempat, ekosistem tersebut adalah

ekosistem rawa, ekosistem kawah, ekosistem alun-alun, ekosistem danau dan

ekosistem hutan tanaman.

Kawasan TNGP memiliki potensi kekayaan flora yang tinggi. Kurang lebih

1.000 jenis flora dengan 57 famili ditemukan dikawasan ini, yang tergolong

tumbuhan berbunga (Spermatophyta) 925 jenis. Tumbuhan paku 250 jenis, lumut

123 jenis dan jenis ganggang, Spagnum, Jamur dan jenis-jenis Thalophyta

lainnya. Pohon rasamala terbesar dengan diameter batang 150 cm dan tinggi 40 m

113
dapat ditemukan disekitar jalur pendidikan wilayah Resort Cibodas. Jenis puspa

terbesar dengan diameter 149 cm ditemukan di jalur pendakian Salabintana-

Gunung Gede, dan pohon jamuju terbesar di wilayah Resort Bodogol. Kawasan

ini juga memiliki jenis-jenis unik dan menarik, diantaranya "si pembunuh

berdarah dingin" kantung semar (Nephentes gvmnamphora); saudara si bunga

bangkai" ( Rafflesia rochusseni ), "si bunga sembilan tahun" (Strobilanthus

cernua). Kawasan TNGP kaya dengan jenis anggrek, tercatat 199 jenis anggrek di

kawasan ini. Saat ini telah dilakukan pemetaan sebaran beberapa jenis flora yang

ada di kawasan Taman Naional Gunung Gede Pangrango ( TNGP).

4.4. Potensi Kawasan dan Sarana Pendukung

Sebagai kawasan konservasi yang memiliki peran penting dalam

mewujudkan pelestarian jenis satwa, tumbuhan dan ekosistem yang bermanfaat

bagi masyarakat, TNGP mengembangkan program-program yang menunjang

fungsi dan tujuan konservasi diantaranya yaitu pengembangan wisata dan rekreasi

alam; pengamanan kawasan; rehabilitasi lahan garapan; pengembangan daerah

penyangga; pemetaan; pengembangan database dan informasi; penelitian keaneka

ragaman hayati; dan analisis jenis tumbuhan meliputi ekosistem dan habitatnya.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) memiliki pesona dan rahasia

alam yang menarik minat setiap orang untuk datang dan melihat dikarenakan

sumber daya alam yang khas dan unik baik itu berupa tumbuhan, satwa, ekosistem

dan gejala alamnya yang masih utuh dan asli. Letak kawasan yang strategis berada

didaerah puncak yang mudah dicapai dan dikelilingi oleh kota besar seperti

114
Jakarta, Bandung, Bogor dan sebagainya menyebabkan kawasan ini manjadi salah

satu tujuan wisata.

Di kawasan ini juga dapat dijumpai sekitar 260 jenis burung, 58 jenis

dilindungi oleh undang-undang, 21 jenis diantaranya endemik Jawa-Bali,

termasuk Elang Jawa (Spizaetus bartesil). Jenis mamalia yang tercatat hidup

sebanyak 108 jenis, sekitar 15 jenis sudah langka dan dilindungi undang-undang,

3 jenis dari mamalia yang hidup di kawasan ini merupakan endemik di wilayah

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Beberapa jenis satwa langka tersebut

diantaranya macan tutul (Panthera pardu), kijang Muntiacus muntjak), owa

(Hylobates moloc), ajag (Cuon alpinu)), landak (Hystrik javanica), trenggiling

(Manis javanica) dan sigung (Mydaus javansis). Kawasan hutan yang juga

dikenal masyarakat sebagai tempat tumbuh flora hutan hujan tropis pegunungan

yang kaya akan 900 jenis tumbuhan bunga (Spermatophytae), dimana 8 jenis

diantaranya sudah langka dan dilindungi undang-undang dan 3 jenis diantaranya

merupakan jenis endemik Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di kawasn

ini hidup sekitar 400 jenis tumbuhan paku (Pteridophytae), lebih dari 114 jenis

lumut (Bryophytae) dan diperkaya oleh berbagai jenis tumbuhan jamur dan

tumbuhan thalus. Salah satu jenis thalus yang endemik di Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango adalah Sphagnum gedeanum.

Disamping memiliki keragaman jenis tumbuhan dan satwa yang tinggi,

didalam dan sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdapat berbagai

keindahan dan fenomena alam antara lain landscape, air terjun, goa, kawah,

danau, puncak gunung, padang rumput dan sebagainya. Kekayaan dan suasana

115
alam yang nyaman merupakan aset penting dalam upaya pengembangan

ekoturism (pariwisata alam) di kawasan ini. Di dalam kawasan ini diketahui

terdapat 20 jenis air terjun, beberapa diantaranya sudah dikenal luas dan

dikembangkan untuk obyek wisata seperti air terjun Cibeurem Cibodas, air terjun

Cibeurem Salabintana, air terjun Curug sawer Situgunung, air terjun

Cipadaranteun Bodogol.

Obyek unik lainnya yang terdapat didalam kawasan ini adalah danau dan

rawa pegunungan dengan lokasi antara lain Danau Situgunung di Sukabumi,

Telaga Biru di Cibodas, Rawa Gayonggong dan Rawa Denok di Cibodas, dengan

sumber air panas yang dijumpai dikawasan ini berlokasi di blok air panas (jalur

pendakian pintu Cibodas) dan Rawa Denok. Puncak gunung merupakan obyek

yang banyak diminati para pengunjung, puncak gunung yang telah dikembangkan

adalah puncak Gede dan puncak Pangrango. Dari puncak Gede banyak obyek

yang dinikmati dan dikunjungi antara lain kawah Gede, alun-alun Surya Kencana

(padang rumput seluas 51 ha) yang banyak ditumbuhi bunga edelwies dan alun-

alun Mandalawangi seluas 5 ha. Selain itu masih banyak terdapat obyek yang

menarik seperti goa, salah satunya goa di lereng Gunung Gumuruh yang banyak

dinikmati pengunjung. Goa Ciheulang disekitar air terjun resort Cimungkad yang

dihuni oleh burung walet serta goa lalay yang dihuni oleh kalelawar berlokasi di

Cibodas.

Dalam menunjang pelasanaan kerjanya Balai TNGP telah memiliki sarana

dan prasarana pendukung untuk kepentingan pengelolaan meliputi sarana

pengawasan kawasan (pondok jaga dan pos jaga), rekreasi penelitian dan

116
pendidikan lingkungan, visitor centre, information centre, sarana rekreasi (Canopy

trail, jalan trail, jembatan kayu, jalan setapak, camping ground ), pusat pendidikan

konservasi, gazebo, MCK, Mushala, dan perlengkapan kantor lainnya.

Dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki TNGP hampir setiap tahunnya jumlah

pengunjung meningkat meskipun ada penurunan tidak terlalu drastis, adapun data

pengunjung dapat dilihat pada Tabel 10. sebagai berikut :

Tabel 10. Jumlah Pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Jenis Kunjungan

Tahun Rekreasi Pendakian Penelitian Pendidikan berkemah Lain-lain Jumlah

DN LN DN LN DN L DN L DN LN DN LN DN LN DN+L
N N N

2002 15,814 378 31,627 756 442 7 2,126 0 356 0 437 195 50,838 1,336 52,174

2003 26,95 1,761 37,031 29 693 18 1,959 15 2,348 0 91 16 68,517 1,974 70,491
0

2004 60,169 1,129 6,48 0 213 0 1,481 18 4,754 0 3,666 0 76,736 1,147 77,883

2005 25,928 455 28,779 15 128 0 624 0 4,320 124 12,83 0 72,618 594 73,212
9

2006 33,515 363 43,518 7 229 3 510 0 2,435 3 2,714 0 82,921 439 83,360

Sumber: Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006.

Jumlah pengunjung TNGP dari tahun 2002 hingga tahun 2006 mengalami
kenaikan dan turun mencapai rata-rata 13% per tahun ditingkat kunjungan,
dikarenakan adanya perubahan sistem manajemen kawasan dan penutupan
kawasan selama 3 bulan untuk penghijauan.

4.5. Visi dan Misi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Pernyataan visi TNGP mengacu sepenuhnya pada pernyataan visi Direktorat

Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, yang memiliki tugas pokok

dalam pengelolaan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara

117
benar, terarah sehingga mampu memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat

secara optimal. Dukungan terhadap Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan

Pelestarian Alam dituang dalam visi Balai TNGP Yaitu "Mewujudkan kawasan

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang aman, mantap secara hukum

dengan luas kawasan yang tetap, dengan memiliki kelembagaan dalam

menunjang pengelolaan yang mendapat dukungan dari para mitra, serta mampu

mengoptimalkan pengembangan wisata alam yang berkelanjutan yang

memberikan manfaat kepada masyrakat". Dalam mewujudkan visi tahun 2005-

2009, Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menetapkan Misi sebagai

berikut :

a. Pemantapan batas luar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

yang jelas berikut zonasinya.

b. Pemantapan SDAHE secara optimal berbasis ekowisata dan jasa lingkungan

yang menunjang PNBP dan memberikan manfaat kepada masyarakat.

c. Penguatan kelembagaan dan pengembangan kemitraan melalui kepedulian dan

peran aktif masyarakat dibidang Konservasi SDHE.

d. Meningkatkan pengamanan dan perlindungan SDAHE serta penegakan

hukum.

4.6. Sumber Daya Manusia Dan Struktur Organisasi TNGP

Kondisi awal tahun 2006 jumlah pegawai yang mendukung pengelolaan

TNGP sebanyak 124 orang terdiri dari atas 119 orang PNS dan 5 orang tenaga

118
upah. Dari jumlah tersebut 5 orang tenaga struktural, 46 orang tenaga non

struktural dan tenaga fungsional berjumlah 68 orang yang terdiri atas 38 orang

Polhut dan 30 orang PEH.

Selama perjalanan sampai dengan bulan Desember tahun 2006 terjadi

mutasi, pensiun dan penerimaan pegawai baru, dimana 1 orang tenaga fungsional

Polhut dimutasi ke Direktorat Penyidikan dan Perlindungan Hutan, 3 orang

pensiun dan 1 orang sarjana penerimaan baru. Sehingga jumlah pegawai manjadi

121 orang dengan perincian 116 orang PNS dan 5 orang tenaga upah. Sesuai

dengan tugas dan fungsinya maka penempatan personil PNS dibagi menjadi dua

bagian yakni di kantor Balai dan di lapangan dengan perincian, 40 orang di kantor

Balai dan 81 orang di lapangan yang tersebar di masing-masing Seksi Konservasi

Wilayah dan Resort.

Pengelolaan TNGP dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan nomor 6186/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003 yang diperbaharui

dengan Peraturan Menteri kehutanan No. P.29/Menhut-II/2006 tanggal 2 juni

2006 tentang organisasi Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Yang

berdasarkan tipeloginya kedalam Tipe B setingkat eselon III, dibantu 4 pejabat

eselon IV meliputi Kepala Sub Bagian Tata usaha berkedudukan di Balai Taman

Nasional, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I di Sukabumi, Kepala Seksi

Konservasi Wilayah II di Bogor, dan Kepala Seksi Konservasi wilayah III Di

Cianjur. Selaku UPT pusat, kepala Balai bertanggung jawab kepada Direktur

Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan.

119
Adapun Struktur organisasi Balai Taman Nasional Gunung Gede pangrango

sebagai berikut :
KEPALA BALAI TAMAN NASIONAL

KEPALA SUB BAGIAN TATA


USAHA

PU. Umum
Kelompok PEH Kelompok Polhut
PU. Kepegawaian

PU. Keuangan

PU. Perlengkapan Dan


Rumah Tangga

PU. Penelaah & Penyusun


Data Perencanaan

PU. Penyaji evaluasi &


Pelaporan

PU. Kerjasama & hub.


Masyarakat

PU. BCA & Kader


Konservasi

PU. Bina kons. &


Perlindungan

Pengetik & Operator

Operator Radio Komunikasi

Pengemudi

Mekanik

Pramu Kantor

Pengaman Kantor

SEKSI WILAYAH I SEKSI WILAYAH II SEKSI WILAYAH III


SALABINTANA BODOGOL GUNUNG PUTRI

Gambar 5 : Struktur Organisasi Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango


Sesuai Surat Keputusan Kepala Balai No.09/IV-T.12/2005

Adapun tanggung jawab, tugas dan wewenang dari setiap bagian yang ada

di struktur Taman Nasional Gunung Gede Pangrango :

120
1. Kepala Balai : Mempunyai tugas pokok mengkoordinir penyusunan rencana,

program dan evaluasi, pengelolaan taman nasional, pengawetan dan

pemanfaatan secara lestari taman nasional, perlindungan, pengamanan dan

penanggulangan kebakaran taman nasional, promosi dan informasi, bina wisata

dan cinta alam, serta penyuluhan konservasi sumber daya alam dan hayati dan

ekosistemnya, kerjasama pengelolaan taman nasional, pelaksanaan urusan tata

usaha dan rumah tangga.

2. Sub Bagian Tata Usaha : mempunyai tugas pokok melakukan urusan

kepegawaian, keuangan, tata persuratan, perlengkapan, kearsipan, rumah

tangga, mengkoordinasikan penyusunan bahan rencana dan program,

monitoring, evaluasi dan pelaporan Balai Taman Nasional.

3. Penata Usaha Umum mempunyai tugas mengarsipkan dan mengagendakan

surat (masuk dan keluar), koreksi format surat, mengedarkan surat/

mengantarkan surat, melaksanakan tugas pengiriman surat dinas kepada alamat

tujuan sesuai kebutuhan, mempersiapkan surat-surat, arsip-arsip yang

diperlukan.

4. Penata Usaha Kepegawaian mempunyai tugas menyusun data kepegawaian,

mengurus formasi dan mutasi pegawai, memproses administrasi jabatan

fungsional dan membuat laporan dilingkup Balai Taman Nasional.

5. Penata Usaha Keuangan mempunyai tugas membuat daftar gaji, melaksanakan

pemabayaran gaji pegawai, membayar tagihan atas perintah atasan, dan

menyiapkan data perbendaharaan dana pembukuan anggaran

121
6. Penata Usaha Perlengkapan Rumah Tangga mempunyai tugas menyusun dan

mengusulkan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, distribusi dan penghapusan

barang inventaris.

7. Penelaah Dan Penyusun Data mempunyai tugas menyusun rencana ( jangka

penjang, jangka menengah, jangka pendek ) menyusun anggran, menyusun

rencana kegiatan, menyusun TOR kegiatan, menyiapkan peta kerja dan

menyusun laporan kegiatan.

8. Penyaji Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas memantau kegiatan,

malaksanakan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaaan, menyusun pelaporan

akuntabilitas, menyusun data dan statistic.

9. Penata Kerjasama dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas

mengumpulkan, mengolah data dan menyusun konsep program kerja sama,

menyusun untuk pelayanan perijinan.

10. Penata Bina Cinta Alam mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah dan

penyusun data kegiatan kader konservasi, bahan penyuluhan, bahan pembinaan

masyarakat.

11. Penata Bina Konservasi Dan Perlindungan mempunyai tugas mengolah dan

menyusun data, kebutuhan tenaga pengamanan, bahan penyusun rencana kegiatan

konservasi kawasan. Flora dan fauna.

12. Pengetik/ Operator mempunyai tugas menyiapkan perlengkapan serta

mengoperasikan komputer, menyiapkan dan mengetik konsep surat.

13. Operator Radio Komunikasi mempunyai tugas menerima, mengirim,

mencatat, melayain pernyataan pengiriman berita atau pesan, serta mengamankan

dan memelihara sarana komunikasi.

122
14. Pengumudi/ Juru Mudi Kapal mempunyai tugas mempersiapkan dan

mengemudikan kendaraan dinas darat dan air sesuia kebutuhan dan keperluan

serta mengamankan dan merawat kendaraan dinas darat dan air.

15. Mekanik mempunyai tugas menyiapkan perlatan, memperbaiki dan

memeriksa kendaran dinas darat dan air.

16. Pramu Kantor mempunyai tugas membukakan, menutup dan membersihkan

kantor, menyiapkan dan melayani kebutuhan makan dan minum pegawai dan

tamu.

17. Pengaman Kantor, mempunyai tugas menjaga dan mengatur keamanan,

ketertiban kantor dan lingkungan.

18. POLHUT ( Polisi Hutan ) mempunyai tugas menjaga dan mengamankan

kawasan hutan konservasi.

19. PEH ( Pengendali Ekosistem Hutan ) mempuyai tugas memberikan

penyuluhan kepada para tamu ( peneliti) dan pengunjung dikawasan konservasi.

20. Seksi Konservasi Wilayah memiliki tugas pokok melakukan penyusunan

kerja, program dan evaluasi, pengelolaan, pengawetan, dan pemanfaatan lesatari,

perlindungan dan pengamanan kebakaran kawasan. Dalam operasionalnya dibantu

seperti struktur diatas.

123
BAB V
IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

5.1. Identifikasi Faktor Internal

Identifikasi faktor-faktor internal perlu dilakukan intuk mengetahui sisi

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

( TNGP ). Informasi mengenai kondisi Internal Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango diperoleh melalui wawancara pihak manajemen dan observasi secara

langsung dilapangan. Faktor-faktor yang terkait dengan kondisi Internal

perusahaan yaitu sumberdaya manusia, pemasaran, produksi dan operasi,

keuangan, penelitian dan pengembangan sistem informasi manajemen.

5.1.1. Sumber Daya Manusia

Taman Nasional Gunung Gede pangrango melakukan penyerapan tenaga

kerja melalui sistem ketenaga kerjaan Departemen Kehutanan. Pihak Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango telah mengambil kebijakan-kebijakan tertentu,

untuk meningkatkan SDM antara lain dengan mengikut sertakan program S1 bagi

tingkat pendidikan SLTA dan pelatihan yang banyak diikuti oleh pegawai

diantaranya, pengarsipan, bendaharawan, administrasi, kepegawaian, aplikasi

keuangan, manajemen material, penjenjangan kehutanan, pelatihan SDAHE dan

mobile traning untuk bahasa Inggris. Proses penilaian prestasi kerja oleh tim

fungsional TNGP meliputi ketrampilan tekhnis, kehadiran, kepribadian,

penampilan, dan hubungan sesama karyawan. Penilaian ketrampilan tekhnis

antara lain kecakapan tekhnis dalam melaksanakan tugas dan mutu kerja yang

124
profesional. Kepribadian dan penampilan meliputi sikap dan kejujuran serta

loyalitas terhadap perusahaan. Namun berdasarkan pelaksanaan dilapangan

kuantitas SDM Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, sangat minim

dikarenakan kurangnya personil pada setiap pintu masuk kawasan. Hal ini perlu

dipertimbangkan kepada pihak pengelola.

5.1.2. Pemasaran

Pemasaran yang dilakukan TNGP sudah memenuhi standar perusahaan,

TNGP menggunakan jasa perikalanan melalui media cetak seperti brosur, spanduk

dan situs internet untuk melakukan pemasarannya. Tetapi pada kondisi

dimasyrakat Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ( TNGP ) harus

melakukan kegiatan promosi secara intensif, artinya masih banyak para

pengunjung atau masyarakat sekitar kawasan yang tidak mengerti dengan hutan

konservasi, sehingga perambahan hutan dan pencurian kayu masih sering terjadi,

selain digunakan sebagai kegiatan berwisata, penelitian dan pendidikan

lingkungan. Berbagai media informasi dapat digunakan untuk mempromosikan

kegiatan wisata yang berbasis lingkungan hidup dan pelestarian hutan, dan

membuat paket wisata dan tiket terusan kepada perusahaan sejenis. Guna

mencapai keinginan dan kebutuhan pengunjung.

5.1.3. Produk dan Operasi Wisata

Secara umum kegiatan produk dan operasi wisata Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango yang sangat menarik, baik untuk sekedar rekreasi ataupun untuk

pendidikan serta penelitian, yaitu: Air Terjun Cibereum, Telaga Biru, Kawah,

125
Alun-Alun Surya kencana, Puncak Gunung Gede dan Pangrango. Selain itu

kawasan ini merupakan ekositem hutan hujan tropis pegunungan yang terbagi

kedalam tiga sub ekoisitem hutan hujan pegunungan rendah (sub montana) dan

sub ekosisitem hutan hujan pegunungan tinggi ( sub alpin). Disamping itu sebagai

akibat gejala atau proses alam dan perilaku manusia, dikawasan ini terdapat juga

ekosisitem khusus seperti, ekosistem danau, rawa, pegunungan,padang rumput,

pegunungan, kawah, air panas dan hutan sekunder. Kawasan hutan Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango juga dikenal sebagai tempat tumbuh flora dan

jenis tanaman hias, hutan hujan tropis pegunungan yang kaya akan jenis fauna dan

sarana prasarana pengunjung yang dapat dinikmati, namun terdapat beberapa

fasilitas yang sudah rusak akibat termakan usia dan harus di perbaiki antara lain,

papan informasi yang menuju puncak gunung, selter ( pos ) yang digunakan untuk

istirahat pendaki dan sarana prasarana pendukung untuk kepentingan pengelolaan

pengamanan kawasan.

5.1.4. Penelitian Dan Pengembangan

Peran litbang TNGP berada pada pengawasan Departemen Kehutanan,

seiring dengan perubahannya TNGP dalam pengembanganya membuat sistem

masuk kawasan melalui jasa internet. Dengan situs ini sangat memudahkan

wisatawan asing ataupun domestik melakukan perijinan.

Dalam kegiatan penelitian Taman Nasional Gunung Gede pangrango sering

sekali dijadikan tempat penelitian oleh para peneliti baik dari lembaga non formal

maupun dari perguruan tinggi, yang tertarik dengan keaneka ragaman hayati flora

dan fauna seperti, jenis tumbuhan paku, jenis lumut, jenis tumbuhan tanaman hias,

126
dan binatang mamalia, serangga, binatang melata dan binatang yang hidup di air

dan darat. Pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sangat terbuka sekali

bagi yang ingin melakukan kegiatan penelitian di kawasan ini, karena dari

penelitian tersebut adanya timbal balik yang tentunya bermanfaat bagi kedua

belah pihak. Bagi perusahan hasil dari penelitian merupakan satu masukan positif

baik berupa evaluasi maupun saran, perkembangan usaha dan penambahan kolesi

flora dan fauna yang terdapat disekitar kawasan wisata.

Pengembangan wisata alam Taman Nasional Gunung Gede pangrango

kurang optimal dalam hal penanganan sarana dan prasarana pengunjung

dikarenakan keterbatasan anggaran belanja setiap tahunnya dan dilaksanakan

dengan skala prioritas, ini dapat dilihat pada beberapa bangunan dan fasilitas

pengunjung yang harus di perbaiki. Pengelolaan yang baik akan mampu

meningkatkan konsep wisata alam yang produktif dengan perkembangan industri.

Kebersihan disekitar kawasan wisata harus dapat ditingkatkan lagi, hal tersebut

dapat menjadikan pencapaian kepuasan pengunjung. Untuk pengembangan

ekowisata ini memburuhkan sumber daya manusia yang berbekal pendidikan

khusus, kemampuan pihak manajemen dalam menetapkan target sasaran dan

menyediakan serta menyajikan paket-paket wisata sesuai dengan potensi yang

dimiliki serta promosi yang terus menerus yang pada akhirnya masyarakat sadar

akan hutan konservasi.

5.1.5. Keuangan

Wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangarango adalah satu hutan

konservasi di bawah Departemen Kehutanan. Maka sumber modal untuk sarana

127
prasarana penunjang wisata alam TNGP berasal dari anggaran pemerintah

(APBN) dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) melaui daftar isian

pelaksaan anggran (DIPA). Sebagaimana tertuang didalam Undang-Undang No.1

tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, dimana pemerintah menerepkan

Unified Budget dalam tahun 2006. Pemantauan dan pengendalian keuangan

dimonitor melalui mekanime sistem akutansi pemerintah pusat. Yang

bertanggung jawab terhadap Sistem Akutansi Internal (SAI) menyangkut dana

arus masuk dan keluar, dalam mengemban fungsi pelaporan keuangan maka

pelaksanaan SAI didukung dengan sistem pelaporan secara manual yang

memberikan informasi keuangan dan fisik secara rinci, menurut komponen

anggaran belanja masing-masing Mata Anggran Kegiatan (MAK) pada setiap

penggunaan dan jenis kegiatan masuk kedalam Daftar Isian Penggunaan

Anggraran (DIPA). Pengembangan wisata alam TNGP membutuhkan anggaran

yang cukup besar namun hingga saat ini belum semuanya terealisasi karena

terbatasnya anggaran belanja dari pusat. Permasalahan tersebut tidak menghambat

pengembangan wisata alam TNGP modal awal untuk operasional didapat dari

kunjungan wisata TNGP itu sendiri, dengan demikian sumber pemasukan Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango dan negara Pendapatan Negara Bukan Pajak

(PNBP) terbesar berasal dari penjualan tiket masuk kunjungan wisata alam

Taman Nasional Gunung Gede pangrango. Pendapatan dari tiket masuk ini

disetorkan ke Negara, Dephut. Pemerintah daerah dan Balai TNGP.

5.1.6. Sistem Informasi Manajemen

128
Wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam kegiatan

opersionalnya sudah didukung sistem informasi yang berbasis komputer.

Penggunaan sistem komputerisasi hanya sebatas untuk kegiatan pencatatan

keuangan dan administrasi. Sebagai sarana promosi, saat ini Wisata Alam Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango mempunyai situs website di www.tngp.or.id

dan E-mail: tngp @ tngp.or.id dan faximili 0263-0519415. sarana ini digunakan

kegiatan operasional seperti pemesanan tiket (booking) sebelum melakukan

kunjungan ke TNGP dan sarana promosi. Hal ini dilakukan untuk mempelancar

kegiatan operasional.

5.2. Identifikasi Faktor-FaktorEksternal

Identifikasi faktor eksternal yang menggambarkan peluang yang dapat

dimanfaatkan oleh perusahaan untuk pengembangan Wisata Alam Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango dan ancaman apa saja yang harus dihindari.

Kondisi eksternal perusahaan tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh

perusahaan namun keberadaanya memiliki pengaruh besar. Aspek-aspek faktor

eksternal perusahaan dapat dikelompokan menjadi dua bagian utama, yaitu

Lingkungan Umum dan Lingkungan Industri.

5.2.1. Lingkungan Umum

Lingkungan umum terdiri dari aspek politik dan keamanan, ekonomi, sosoial

masyarakat, dan teknologi.

5.2.1.1. Politik

129
Secara umum kondisi politik suatu negara sangat berpengaruh terhadap

aktifitas usaha. Kebijakan pemerintah dapat menjadi peluang dan ancaman

terhadap sektor pertanian dan pariwisata nasional.Dengan kondisi yang tidak

stabil ini dapat mengubah pandangan konsumen luar negeri maupun domestik

terhadap permintaan pariwisata menjadi negatif, dikarenakan ancaman

keselamatan bagi para pengunjung terganggu. Begitu pula dengan kawasan

Wisata Alam TNGP pengembangan usahannya menjadi terhambat. Dukungan dari

semua pihak pemerintah dan perusahaan sejenis dan kemitraan dengan pihak yang

peduli terhadap lingkungan seperti CI-IP (Conservation Internasional- Indonesian

Program). JICA (Japan International Cooperation Agency), Konsorium

Gedepahala, Volunter, IWF, CIBA dan Mahasiswa yang tergabung dalam Unit

Kegiatan Mahasisiwa Pecinta Lingkungan. Mereka melaksanakan kegiatan

berdasarkan pengelolaan dan pengembangan Wisata Alam TNGP.

5.2.1.2. Ekonomi

Kondisi perekonomian yang tidak stabil, disusul dengan kenaikan harga

dasar tarifl listrik,telepon dan BBM. Tantangan dan ancaman kelestarian kawasan

Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango semakin berat, gejala ini

terlihat dengan masih adanya gangguan terhadap kawasan Wisata Alam Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango seperti, perambahan kawasan hutan,

pengambilan kayu bakar, pengarangan, perburuan liar yang dilakukan oleh

masyarakat sekitar kawasan wisata. Dan juga berkurangnya pengunjung terhadap

permintaan rekreasi wisata alam. Semua ini sangat berpengaruh bagi pendapatan

dan pengembangan TNGP.

5.2.1.3. Sosial Mayarakat

130
Peranan Wisata Alam TNGP terhadap masyarakat disekitar kawasan

sangat berpeluang, karena banyak masyarakat mengadakan kegiatan barang

dagang dan jasa seperti, membuat tempat penginapan bagi para pengunjung yang

masih ingin bermalam, rumah makan, penyewaan alat pendakian, sovenir dan

jajanan ciri khas cianjur. Disaat musim liburan dan hari Raya tiba, dengan adanya

kgiatan wisata alam ini sangat membatu dan mendapatkan pendapatan lebih bagi

masyarakat sekitar kawasan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango.

5.2.1.4. Teknologi

Pemanfaatan teknologi terhadap pengembangan wisata alam TNGP sudah

mulai diterapkan, terutama untuk teknologi informasi dan pemetaan wilayah

menggunakan GPS, sistem pemesanan ijin masuk kawasan wisata (booking) bisa

melalaui internet,mesin faximili dan telepon. Sedangkan teknologi budi daya

tanaman hias masih menggunakan alat tradisional. Dengan pembaharuan

teknologi, maka peluang untuk sarana promosi pengembangan TNGP akan mudah

untuk mencapai sasarannya.

5.2.2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri terdiri dari aspek konsumen, pesaing, hambatan

masuk bagi pendatang baru dan ancaman produk subsitusi.

5.2.2.1. Konsumen

Kegiatan wisata merupakan saatu jalan alternatif untuk menghilangkan

kejenuhan akibat dari runitas sehari-hari. Peluang tersebut dimanfatkan oleh

131
Taman Nasional Gunung Gede pangrango. Dengan menawarkan konsep wisata

yang berbasis pendidikan dan lingkungan, antara lain program pengenalan alam,

ekosistemnya dan flora fauna dari sekolah tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian kepuasan konsumen pengunjung berasal dari

berbagai lembaga pendidikan, perusahaan dan instansi instansi. Sebagian besar

tingkat kepentingsn konsumen untuk menikmati keindahan panorama diatas

puncak gunung Gede Pangrango dan air terjun Cibeurem. Konsumen Wisata alam

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berasl dari JABOTABEK, Bandung,

dan wisatawan domestik lainnya hingga Manca Negara.

5.2.2.2. Pesaing

Persaingan dalam usaha pariwisata berbentuk persaingan harga dan

pengenalan produk baru, namun persaingan di sekitar kawasan Wisata TNGP

seperti Kebun Raya Cibodas dan Bumi Perkemahan Mandalawangi tidak begitu

signifikan. Dikarenakan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mempunyai

ciri khas tersendiri dengan primadona pucak Gunung Gede Pangrango dan

barbagai macam jenis tumbuhan dan faunanya. Dengan berbagai macam produk

wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mempunyai daya tarik

tersendiri.

5.2.2.3. Hambatan Masuk Bagi Pendatang Baru

Dalam dunia pariwisata khususnya wisata alam hambatan masuk bagi

pendatang baru relatif rendah. Dikarenakan produk wisata tercipta dengan

keasalian akan keindahaanya begitu juga dengan topografinya, sedangkan

kegiatan wisata yang terbuat dari manusia membutuhkan waktu yang cukup lama.

132
5.2.2.4. Ancaman Produk Subsitusi

Dalam kegiatan industri pariwisata terdapat perusahan-perusahaan pesaing

dan usaha sejenis maupun produk subsitusi. Dikarenakan setiap pemerintah

daerah mengutamakan daerahnya menjadi suatu kegiatan pariwisata, sehinggas

konsumen memiliki keleluasaan dalam memilih obyek wisata pengganti. Obyek

wisata pengganti dalam wisata alam bisa berupa kegiatan surfing atau menikmati

keindahan ditepi pantai maunpun keindahan dasar laut. Obyek-obyek wisata

tersebut dikelola oleh pemerintah yaitu Dinas pariwisata dan pihak swasta.

Kegiatan agrowisata tidak hanya sebatas kegiatan pertanian yang menjual

daya tarik akan keindahannya namun kegiatan seperti kegiatan pengenalan

lingkungan dialam terbuka dan permainan outbond.

5.3. Identifikasi Kekuatan Dan Kelemahan, Serta Peluang dan Ancaman


Perusahaan

Identifikasi terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan dilakukan

untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman perusahaan.

Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman digunakan

untuk menyusun matrik IFE ( Internal Faktor Evaluation ) dan matriks EFE (

External Faktor Evaluation ).

5.3.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

133
Berdasarkan identifikasi dari kondisi internal Wisata Alam Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango informasi mengenai kekuatan dan kelemahan

yang dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 11.

Tabel 11. Kekuatan Dan Kelemahan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango.

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS INTERNAL


Kekuatan Kelemahan
1. Kemudahan Ditempuh / 1. Tingkat Promosi
Aksesbilitas Lokasi 2. Kuantitas SDM
2. Pelayanan Karyawan Terhadap 3. Kondisi Infrastruktur Yang Kurang
Pengunjung Diremajakan Karena Sudah Rusak
3. Profesionalitas SDM 4. Kondisi Keuangan Perusahaan
4. Sistem Pencatat Keuangan 5 Penyuluhan dan Pembinaan hutan
5. Hubungan Internal SDM konservasi di kawasan Wisata
6. Tarif Masuk Kawasan Wisata 6. Adanya Jalur Non Formal Yang
7. Konsep Wisata Yang Berbasis Mengakses Ke Kawasan Wisata
Konservasi , Lingkungan Hidup
Dan Pendidikan
8. (Adanya variasi produk )
Menawarkan Produk Wisata
Lainnya,Yaitu Budidaya Tanaman
Hias dan Tanaman Obat
9. Tersedianya Sarana dan Prasarana
Pengunjung
10. Penggunaan Sistem Informasi
Manajemen (Internet, fak,
komputer)

134
5.3.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman

Berdasarkan identifikasi dari kondisi eksternal Wisata Alam Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango diperoleh mengenai peluang dan ancaman

yang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Peluang dan Ancaman Wisata Alam TNGP.

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL


Peluang Ancaman
1. Dukungan dari pemerintah daerah 1. Kondisi Iklim Yang Tidak Dapat
setempat dan lembaga sosial Diprediksi
2.Adanya kerjasama antar Pesaing 2. Kenaikan Harga Dasar Tarif
dikawasan Wisata Telepon, Listrik dan BBM
3.Tingkat Jumlah Pengunjung Ketika 3. Pertumbuhan Tingkat Penduduk
Musim Liburan Dan Hari Raya Meningkat
4.Perkembangan teknologi dan 4. Situasi Politik dan Keamanan
informasi
5.Keberadaan Pedagang Jasa Maupun
Barang Disekitar Kawasan Wisata
6.Tradisi dan Budaya Masyarakat
Sekitar
7.Kondisi Perekonomian Yang Lebih
Baik Dapat Meningkatkan Permintaan
Pengunjung Terhadap Rekreasi

135
BAB VI
PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

6.1. Tahap Pemasukan

Setelah diketahui informasi dari hasil identifikasi faktor-faktor internal dan

eksternal serta pengamatan secara langsung maka diperoleh faktor-faktor kunci

kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang usaha. Berdasarkan informasi

tersebut, maka dapat masukan kedalam matriks IFE dan EFE.

6.1.1. Matriks IFE ( Internal Faktor Evaluation )

Berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor strategi internal Wisata

Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP ), diperoleh kekuatan

(Strenght) dan kelemahan (weakness). Setelah disebarkan kuisioner yang berisi

faktor-faktor kekuatan dan kelemahan kepada sembilan orang responden yang

memiliki kemampuan dan kapasitas dalam menyusun strategi serta dilakukan

pembobotan dengan menggunakan metode Paired Comaprison maka diperoleh

bobot dari masing-masing variabel internal. Yang menjadi responden yaitu Kepala

Sub Bagian Tata Usaha, Penata Usaha Kepegawaian, Penata Usaha Keuangan,

Penata Usaha Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, Penata Usaha Bina Cinta

Alam dan Kader Konservasi, Kepala Polhut ( Polisi Hutan ). Kepala Pengendali

ekosistem Hutan ( PEH ).

Pada pengisian kuisioner responden juga diharuskan untuk memberikan

rating untuk mengetahui kekuatan utama dan kekuatan kecil serta kelemahn utama

dan kelemahan kecil yang dimiliki perusahaan. Kemudian setelah reponden

136
memberikan peringkat, maka diambil rata-rata bobot dan peringkat sehingga

diperoleh rataan skor yang hasilnya berupa matriks IFE.

Tabel 13. Matriks IFE ( Internal Faktor Evalution )


Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor bobot
Kekuatan
11. Kemudahan Ditempuh / Aksesbilitas 0,074 4 0,296
Lokasi
12. Pelayanan Karyawan Terhadap 0,071 3.8 0,268
Pengunjung
13. Kualitas SDM 0,064 3.7 0,236
14. Sistem Pencatat Keuangan 0,064 3.4 0,219
15. Hubungan Internal SDM 0,065 3.5 0,227
16. Tarif Masuk Kawasan Wisata 0,066 3.8 0,252
17. Konsep Wisata Yang Berbasis 0,060 4 0,241
Konservasi, Lingkungan Hidup Dan
Pendidikan
18. (Adanya variasi produk ) Menawarkan 0,060 3.6 0,217
Produk Wisata Lainnya,Yaitu Budidaya
Tanaman Hias dan Tanaman Obat
19. Tersedianya Sarana dan Prasarana 0,057 4 0,229
Pengunjung
20. Penggunaan Sistem Informasi 0,057 3.8 0,216
Manajemen (Internet, fak, komputer)

KELEMAHAN
1. Tingkat Promosi 0,059 1.3 0,076
2. Kuantitas SDM
0,056 1.4 0,078
3. Kondisi Infrastruktur Yang Kurang
0,061 1.4 0,085
Diremajakan Karena Sudah Rusak
4. Kondisi Keuangan Perusahaan 0,059 1.6 0,094
5 Penyuluhan dan Pembinaan hutan
0,045 1.8 0,080
konservasi di kawasan Wisata
6. Adanya Jalur Non Formal Yang
0,083 1.4 0,116
Mengakses Ke Kawasan

Total 1.000 2,931

137
Berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE untuk Wisata Alam Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) yang menjadi kekuatan utama wisata

alam ini adalah lokasi yang mudah di tempuh dengan total nilai 0.269, diikuti

pelayanan karyawan terhadap pengunjung dengan total nilai 0.268, dan tarif

masuk kawasan wisata yang cukup murah ditambah asuransi jiwa dengan total

nilai 0.241. sedangkan yang menjadi kekuatan kecil TNGP adalah tersedianya

sarana dan prasarana, di karenakan fasilitas yang ada banyak yang pada rusak

dengan total nilai 0.229 dan penggunaan sistem informasi manajemen (internet,

fax, komputer ) dikarenakan peralatan yang terbatas dengan total nilai 0.216.

sedangkan yang menjadi kelemahan utama Wisata Alam Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango adalah adanya jalur non formal yang mengakses ke kawasan

wisata dengan total nilai 0.116 dan kondisi keuangan perusahaan dikarenakan

terbatasnya anggaran dari pemerintah pusat, dengan total nilai 0.094 sedangkan

kelemahan kecil tingkat promosi dengan total nilai 0.076.

Untuk bobot faktor internal secara keseluruhan menunjukan angka 2,931

dengan kondisi ini berada diatas rata-rata (2.50) yang artinya posisi Wisata Alam

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mampu memanfaatkan kekuatan-

kekuatan yang dimilikinya berdasarkan rata rata hasil penilaian responden untuk

mengatasi kelemahan usaha secara optimal.

6.1.2. Matriks EFE ( Eksternal Faktor Evaluation )

Pada proses identifikasi terhadap factor-faktor strategis eksternal Wisata

Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango diperoleh peluang

(Opportunities) dan ancaman (Threat) yang dihadapi perusahaan dan berpengaruh

terhadap pengembangan usaha. Setelah disebarkan kuisioner yang berisi faktor-

138
faktor peluang dan ancaman kepada sembilan orang responden yang mempunyai

kemampuan dan kapisitas dalam menyusun strategi serta dilakukan pembobotan

dengan menggunakan metode Paired Comparison, maka diperoleh bobot dari

masing-masing variable eksternal. Demikian juga pemberian peringkat dilakukan

responden yang sama dan dicari rata-rata dari jawaban responden sehingga

diperoleh skor bobot dari faktor-faktor strategi eksternal. Dengan memasukan

hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal, kemudian

pemberian bobot dan rating maka diperoleh matrik EFE.

139
Table 14. Matriks EFE ( External Faktor Evaluation )
Faktor Strategi Eksternal Bobot rating Skor Bobot
Peluang
1.Dukungan dari pemerintah daerah 0.097 2 0.194
setempat dan lembaga sosial
2.Adanya kerjasama antar Pesaing 0.082 2.444 0.200
dikawasan Wisata
3.Tingkat Jumlah Pengunjung Ketika 0.089 3.556 0.316
Musim Liburan Dan Hari Raya
4.Perkembangan teknologi dan informasi 0.086 2.667 0.230
5.Keberadaan Pedagang Jasa Maupun 0.089 2.333 0.208
Barang Disekitar Kawasan Wisata
6.Tradisi dan Budaya Masyarakat Sekitar 0.093 2.444 0.228
7.Kondisi Perekonomian Yang Lebih 0.084 3.333 0.279
Baik Dapat Meningkatkan Permintaan
Pengunjung Terhadap Rekreasi
Kelemahan
1. Kondisi Iklim Yang Tidak Dapat 0.083 2.333 0.194
Diprediksi
2 .Kenaikan Harga Dasar Tarif Telefon, 0.109 2 0.218
Listrik dan BBM
3. Pertumbuhan Tingkat Penduduk 0.099 2.444 0.241
Meningkat
4. Situasi Politik dan Keamanan 0.088 2.667 0.236

Total 1.000 2.546

Keterangan : 4 = respon perusahaan sangat bagus


3 = respon perusahaan diatas rata-rata
2 = respon perusahaan sama dengan rata-rata
1 = respon perusahan sangat kurang

140
Berdasarkan pengolahan matriks EFE dapat diketahui peluang yang sangat

berpengaruh terhadap pengembangan Wisata Alam Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango yaitu tingkat jumlah pengunjung ketika musim liburan dan Hari

Raya dengan total nilai 0.316 dan diikuti kondisi perkembangan ekonomi yang

baik dapat meningkatkan permintaan pengunjung terhadap rekreasi, dengan total

nilai 0.279. sedangkan peluang yang sangat kecil dukungan dari pemerintah

daerah setempat dan lembaga social dengan total nilai 0.194. kemudian ancaman

yang sangat berpengaruh pertumbuhan tingkat penduduk meningkat dengan

kondisi situasi politik dan keamanan dengan total nilai 0.236. anacaman yang

sangat kecil kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi dengan total nilai 0.194.

Secara keseluruhan skor bobot yang dihasilkan pada matriks EFE

menunjukan 2.546 diatas rata-rata ( 2.50 ) yang artinya bahwa Wisata Alam

Ataman Nasional Gunung Gede Pangrango dapat memanfatkan peluang eksternal

untuk mengurangi ancaman yang dihadapi.

6.2. Tahap Pemaduan

Setelah faktor-faktor kritis diperoleh dari proses analisis matriks IFE yang

memberikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dan matriks

EFE yang menggambarkan tentang kondisi peluang dan ancaman yang dihadapi

oleh Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam menjalankan

operasionalnya kemudian perusahaan dapat melakukan tahap pemaduan. Alat

analisis yang digunakan adalam matriks I-E ( Internal dan Eksternal ) dan matriks

SWOT ( Stenght, Weakness, Opportunities dan Threat ).

141
6.2.1. Matriks I-E ( Internal Eksternal) Perusahaan

Matriks I-E dapat dilihat sebagai berikut :


SKOR TOTAL BOBOT IFE

Kuat Sedang Lemah


4,0 3.0 2,0 1,0
4.0 I II III
Tinggi

3,0 – 4.0
Skor Total EFE

VI
Sedang IV V

2,0 – 2.99

Rendah VII VIII IX

1,0 – 1.99
1.0

Tabel 15. Matriks I-E ( Internal dan Eksternal )

Penggunaan alat matriks I-E ( internal dan Eksternal ) dapat diketahui

posisi perusahaan saat ini. Berdasarkan hasil yang diperoleh analisisi matriks IFE

dan EFE, total skor bobot IFE sebesar 2.931 dan EFE sebesar 2.546 menempatkan

Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berada pada kuadran V

maka, strategi yang dapat dilakasanakan pada sel V adalah Hold and Mantain

(pertahankan dan pelihara), yaitu dengan melaksanakan strategi penetrasi pasar

dan pengembangan produk. Penetrasi pasar yaitu usaha peningkatan pasar atau

market share suatu produk dan jasa yang sudah ada dipasar melalui usaha

pemasaran yang lebih gencar (David, 2002:50). Untuk meningkatkan pangsa pasar

ekowisata dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain peran pengelola

TNGP dalam memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan, selain itu

142
media promosi melalui media cetak dan elektronik dapat dijadikan sebagai media

promosi, serta diadakan program promosi yang menarik dan sesuai dengan

sasaran yang akan dicapai dan dapat meningkatkan permintaan ekowisata. Bentuk

promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola harus dilakukan secara kontinue

dengan pemasaran yang aktif dan efektif dalam mempromosikan, yang pada

akhirnya meningkatkan minat dan kepuasan wisatawan dalam mengetahui

kawasan konservasi di kawasan TNGP.

Strategi pengembangan produk dapat dilakukan dengan meningkatkan

kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan dalam mengembangkan

kawasan konservasi TNGP, sebagai penjual jasa harus menjaga hubungan baik

antar karyawan agar tercipta suasana kerja yang nyaman yang dapat menghasilkan

kerja yang maksimal dan optimal.

6.2.2. Matriks SWOT ( Strenght, Weakness, Opportunities, Threats )

Matriks SWOT dapat merumuskan sebagai alternatif strategi yang

nantinya akan dipilih dengan matriks QSP (Qunatitave Strategic Planning

Matriks). Keunggulan matriks SWOT adalah untuk mempermudah

memformulasikan strategi berdasarkan gabungan faktor internal dan eksternal.

Empat strategi utama yang disarankan SO, ST, WO dan WT. analisis ini

menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks IFE dan EFE. Hasil analisis

dapat dilihat pada gambar 6.

143
144
Gambar 6. Matriks SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Kemudahan Ditempuh / Aksesbilitas Lokasi 1. Tingkat Promosi
2. Pelayanan Karyawan Terhadap Pengunjung 2. Kuantitas SDM
IFE 3. Kualitas SDM 3. Kondisi Infrastruktur Yang Kurang Diremajakan Karena
4. Sistem Pencatat Keuangan Sudah Rusak
5. Hubungan Internal SDM 4. Kondisi Keuangan Perusahaan
6. Tarif Masuk Kawasan Wisata 5. Rendahnya Penyuluhan dan Pembinaan hutan konservasi
7. Konsep Wisata Yang Berbasis Konservasi , Lingkungan Hidup Dan di kawasan Wisata
EFE Pendidikan 6. Adanya Jalur Non Formal Yang Mengakses Ke Kawasan
8. (Adanya variasi produk ) Menawarkan Produk Wisata Lainnya,Yaitu Wisata
Budidaya Tanaman Hias dan Tanaman Obat ( I )
9. Tersedianya Sarana dan Prasarana Pengunjung
10. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen (Internet, fak, komputer)
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Dukungan dari pemerintah daerah setempat dan lembaga 1. Mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap 1. Memperbaiki sistem manajemen agar sesuai dengan pola
sosial. mempertahankan konsep wisata yang sudah ada S1.S2.S6.S8..O2.O3.O6. kerja dan kebutuhan perusahaan sehingga dicapai
2. Adanya kerjasama antar Pesaing dikawasan Wisata. 2. Mengoptimalkan sistem informasi manajemen baik dalam operasional efisiensi dan efektivitas untuk menekan biaya
3. Tingkat Jumlah Pengunjung Ketika Musim Liburan Dan maupun promosi. S5. S7.S10.S12.04.05. operasional. O2. O4.O7.W2.W3.W4.
Hari Raya. 3. Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan perusahaan sejenis 2. Meningkatkan tingkat kesadaran pengunjung baik dari
4. Perkembangan teknologi dan informasi. dalam kegiatan yang sifatnya mempromosikan variasi produk baru. S3. segi keamanan serta pelestarian dengan dukungan
5. Keberadaan Pedagang Jasa Maupun Barang Disekitar S9.O1.O7. pemerintah dan masyarakat sekitar. O1. O3.O5.O6.
Kawasan Wisata. WI.W5.W6
6. Tradisi dan Budaya Masyarakat Sekitar.
7. Kondisi Perekonomian Yang Lebih Baik Dapat
Meningkatkan Permintaan Pengunjung Terhadap Rekreasi.

Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T


1. Kondisi Iklim Yang Tidak Dapat Diprediksi 1. Meningkatkan pelayanan dan SDM baik dari segi keamanan dan 1. Melakukan perawatan dan perbaikan infrastruktur demi
2. Kenaikan Harga Dasar Tarif Telefon, Listrik dan BBM kenyamanan demi tercapainya tingkat kepuasan konsumen seperti tercapai kepuasan dalam pelayanan..W1,W3.W6.T1. T2.
3. Pertumbuhan Tingkat Penduduk Meningkat menawarkan produk baru pada setiap produk wisata. 2. Menjalin kerjasama dengan lembaga non formal dalam
4. Situasi Politik dan Keamanan S2.S4.S9.S10.T1.T2.T4 hal penyuluhan, pembinaan, dan pelestarian.
2. Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah, perusahaan sejenis dan W2.W4.W5. T3.T4.
mayarakat sekitar dalam pelestarian hutan khususnya pada batas wilayah
pemukiman dan hutan wisata. S7. S8. T3

145
Lampiran 2. Lanjutan

Hasil dari matriks SWOT didapatkan alternatif strategi sebagai berikut :


1. Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfatkan peluang yang ada
( SO) :
• Mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap mempertahankan konsep
wisata yang sudah ada S1.S2.S6.S8.O2.O3.O6.
• Mengoptimalkan sistem informasi manajemen baik dalam operasional maupun promosi.
S5. S7.S10.S12.04.05.
• Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan perusahaan sejenis dalam kegiatan
yang sifatnya mempromosikan variasi produk baru. S3. S9.O1.O7.
2. Strategi yang digunakan untuk mengatasi anacaman ( ST ) :
• Meningkatkan pelayanan dan SDM baik dari segi keamanan dan kenyamanan demi
tercapainya tingkat kepuasan konsumen seperti menawarkan produk baru pada setiap
produk wisata. S2.S4.S9.S10.T1.T2.T4
• Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah, perusahaan sejenis dan mayarakat
sekitar dalam pelestarian hutan khususnya pada batas wilayah pemukiman dan hutan
wisata. S7. S8. T3
3. Strategi yang memperkecil kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada ( WO ) :
• Memperbaiki sistem manajemen agar sesuai dengan pola kerja dan kebutuhan
perusahaan sehingga dicapai efisiensi dan efektivitas untuk menekan biaya operasional.
O2. O4.O7.W2.W3.W4.
• Meningkatkan tingkat kesadaran pengunjung baik dari segi keamanan serta pelestarian
dengan dukungan pemerintah dan masyarakat sekitar. O1. O3.O5.O6. WI.W5.W6
4. Strategi untuk meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman ( WT ) :
• Melakukan perawatan dan perbaikan infrastruktur demi tercapai kepuasan dalam
pelayanan..W1,W3.W6.T1. T2
• Menjalin kerjasama dengan lembaga non formal dalam hal penyuluhan, pembinaan, dan
pelestarian. W2.W4.W5. T3.T4.

6.2.3. Tahap Pemilihan Strategi

Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui matriks IE dan SWOT diatas, maka
selanjutnya untuk memilih strategi mana yang terbaik yang akan dilakukan pada tahap tiga ini yaitu
QSPM ( Quantitave Strategic Planning ) Matrik ). Matriks ini akan menentukan kemenarikan

87
Lampiran 2. Lanjutan

relative ( relative attracvenees) dari tindakan-tindakan strategi alternatif yang dapat dilaksanakan
oleh wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) terhadap faktor internal dan
eksternal perusahaan. Hasil pengolahan QSPM dapat dilihat pada lampiran 9.
Dari hasil pengolahan QSPM maka diperoleh prioritas strategi pengembangan yang akan
diurutkan berdasarkan TAS ( Total Attractiveness Score ) dari yang terbesar hingga terkecil. Hal
tersebut dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini :

Tabel 17. Prioritas Strategi Pengembangan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango (Tngp)

No. Prioritas Strategi Total


Skor
1. Mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap 6.433
mempertahankan konsep wisata yang sudah ada
2. Mengoptimalkan sistem informasi manajemen baik dalam 6.284
operasional maupun promosi.
3. Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan 6.165
perusahaan sejenis dalam kegiatan yang sifatnya

88
Lampiran 2. Lanjutan

mempromosikan variasi produk baru.


4 Meningkatkan pelayanan dan kulitas SDM baik dari segi 6.063
keamanan dan kenyamanan demi tercapainya tingkat kepuasan
konsumen seperti menawarkan produk baru pada setiap produk
wisata
5. Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah, perusahaan 5.892
sejenis dan mayarakat sekitar dalam pelestarian hutan khususnya
pada batas wilayah pemukiman dan hutan wisata
6. Memperbaiki sistem manajemen agar sesuai dengan pola kerja 5.889
dan kebutuhan perusahaan sehingga dicapai efisiensi dan
efektivitas untuk menekan biaya operasional
7. Meningkatkan tingkat kesadaran pengunjung baik dari segi 5.713
keamanan serta pelestarian dengan dukungan pemerintah dan
masyarakat sekitar
8. Melakukan perawatan dan perbaikan infrastruktur demi tercapai 5.627
kepuasan dalam pelayanan..
9. Menjalin kerjasama dengan lembaga non formal dalam hal 5.409
penyuluhan, pembinaan, dan pelestarian

Hasil dari pengolahan Matriks QSPM strategi yang dihasilkan perlu dilakukan evaluasi
sebelum diimplementasikan yaitu dengan melihat kondisi seperti :
1. Untuk mendukung pengembangan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
pada zona pemanfaatan, secara bertahap karena pembangunan sarana dan prasarana ini
diatur dalam keputusan Menteri Kehutanan Nomor :167/kpts-II/94 tentang sarana dan
prasarana pengusahaan pariwisata alam di kawasan pelestarian alam tetapi dibandingkan
sarana dan prasarana yang ada belum memadai.
2. Pembinaan organisasi dan pengembangan aparatur Pengelola TNGP, dalam rangka
peningkatan kemampuan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango perlu melakukan
pengembangan SDM dalam bentuk workshop, seminar dan kegiatan ilmiah lainnya.
3. Pembinaan peran serta masyarakat, sebagai salah satu kawasan konservasi penting, TNGP
merupakan aset nasional dan sekaligus aset dunia memerlukan peran serta seluruh
masyarakat untuk menjaganya.dan peningkatan kesadaran, kepedulian masyarakat dengan

89
Lampiran 2. Lanjutan

kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan, pembinaan kader konservasi. Program ini dilakukan


yang berbatasan dengan TNGP.
4. Ketersediaan dana, dalam menerapkan strategi baru TNGP perlu menyediakan dana yang
sesuai untuk pengembangan kawasan wisata dilihat dari DIPA ( daftar isian penggunaan
anggaran ) dan terbatasnya anggaran pemerintah pusat.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Sejalan dengan upaya-upaya pengembangan yang dilakukan oleh pengelola balai TNGP

dalam berbagai aspek baik didalam melakukan penataan terhadap kawasan, sebagai daerah

konservasi sekaligus sebagai daerah tujuan wisata. Berdasarkan uraian yang telah dikemukan pada

bab-bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. a. Kondisi Internal yang menjadi kekuatan adalah kemudahan ditempuh / aksesbilitas lokasi,

pelayanan karyawan, peran Litbang dalam pengembangan wisata alam, kualitas SDM, sistem

pencatat keuangan, hubungan internal SDM, tariff masuk kawasan wisata, konsep wisata yang

berbasis lingkungan hidup dan pendidikan, ( adanya variasi produk) menawarkan produk wisata

lainnya, yaitu budidaya tanaman hias dan tanaman obat, kebijakan pemerintah yang berlaku dalam

pengembangan wisata alam, tersediannya saran dan sarana pengunjung, penggunaan system

90
Lampiran 2. Lanjutan

informasi manajemen ( internet, fak, computer ). Sedangkan yang menjadi kelemahannya tingkat

promosi, kuantitas SDM, kondisi infrastruktur yang kurang diremajakan karena sudah rusak,

kondisi keuangan perusahaan, penyuluhan dan pembinan hutan konservasi di kawasan wisata,

adanya jalur non formal yang mengakses ke kawasan wisata.

b. Kondisi Eksternal yang menjadi peluang adalah : dukungan dari pemerintah daerah

setempat dan lembaga sosial, adanya kerjasama antar pesaing dikawasan wisata, perkembangan

teknologi dan informasi, keberadaan pedagang jasa maupun barang disekitar kawasan wisata, tradisi

dan budaya masyarakat sekitar, kondisi perekonomian yang baik dapat meningkatkan permintaan

pengunjung terhadap rekreasi. Sedangkan yang menjadi ancaman adalah kondisi iklim yang tidak

dapat diprediksi, kenaikan harga dasar tariff telepon, listrik dan BBM, pertumbuhan tingkat

penduduk meningkat,, situasi politik dan keamanan.

2. Beberapa alternatif strategi dalam mengembangkan Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango, dengan menggunakan matriks SWOT. Kekuatan dalam memanfaatkan peluang yang

ada (SO) yaitu mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap mempertahankan

konsep wisata yang sudah ada, mengoptimalkan sistem informasi baik dalam opersasional maupun

promosi, mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan perusahaan sejenis dalam kegiatan

yang sifatnya mempromosikan variasasi produk baru. Strategi menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman (ST) yaitu meningkatkan pelayanan baik dari segi keamanan dan kenyamanan

demi tercapainya tingkat kepuasan konsumen seperti menawarkan produk baru pada setiap produk

wisata, mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah, perusahaan sejenis dan masyrakat sekitar

dalam pelestarian hutan khususnya pada batas wilayah pemukiman dan hutan wisata. Strategi yang

memperkecil kelemahan dengan yang memanfaatkan peluang yang ada (WO) adalah memperbaiki

system manajemen agar sesuai dengan pola kerja dan kebutuhan perusahaan sehungga dicapai

efisiensi dan efektifitas untuk menenkan baiaya operasioanal, meningkatkan tingkat kesadaran

91
Lampiran 2. Lanjutan

pengunjung baik dari segi keamanan serta pelesatarian dengan dukungan pemerintah dan

masyarakat sekitar. Strategi untuk meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman (WT)

adalah melakukan perawatan dan perbaikan infrastruktur demi tercapainya kepuasan dalam

pelayanan, menjalian kerjasama dengan lembaga non formal dalam hal pembinaan dan pelestarian.

3. Berdasarkan hasil pengolahan QSPM dapat sembilan alternatif strategi dengan skala prioritas

“mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap mempertahankan konsep wisata yang

sudah ada“ dengan total skor nilai 6.648, kemudian dengan strategi “mengoptimalkan sistem

informasi baik dalam operasional maupun promosi” dengan total skor nilai 6.445, dan diikuti

“mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan perusahaan sejenis dalam kegiatan yang

sifatnya mempromosikan variasi produk baru “ dengan total skor nilai 6.237, serta meningkatkan

pelayanan dan kualitas SDM baik dari segi keamananan dan Kenyamanan demi tercapainya tingkat

kepuasan konsumen seperti menawarkan produk baru pada setiap produk wisata dengan total skor

nilai 6.144.

7.2. Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan

masukan yang bermanfaat dan membuat skala proritas dalam mengimplemntasikannya bagi

pengelola Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) adalah sebagai berikut :

1. Tetap menjaga kebersihan sarana dan prasarana seperti MCK, pagar pengaman, papan

informasi, rambu-rambu/ papan petunjuk, shelter, pondok wisata, perlengkapan wisma tamu,

mushola, camping ground dan mengembangkan konsep wisata yang sesuai dengan standard

internasional namun tetap menjaga keutuhan kawasan TNGP sebagai daerah hutan

konservasi dan pendidikan termasuk fasilitas akomodasi.

92
Lampiran 2. Lanjutan

2. Meningkatkan promosi keberadaan kawasan TNGP sebagai kawasan hutan konservasi dan

penelitian disamping tempat rekreasi agar tidak salah persepsi dengan pengunjung dilihat

dari sistem masuk kawasan wisata dengan meningkatnya kujunjungan wisatawan lokal

maupun internasional dan tetap terjaga kelestariannya

3. Adanya kerjasama antar pesaing disekitar kawasan wisata pihak pengelola TNGP dan

pemerintah daerah setempat perlu menyusun suatu master plan yang dapat memanfaatkan

peluang usaha yang tecipta dari meningkatnya arus kunjungan wisatawan baik lokal maupun

internasional. Agar kawasan TNGP tetap terjaga keutuhannya, perlu komitmen bersama

antara pemerintah daerah setempat dan pengelola TNGP untuk duduk bersama

membicarakan dan menjaga agar kawasan Wisata Alam ini perlu dijaga kelestariannya

melalui peran serta masyarakat dan penegakan hukum secara konsisten dan konsekuen.

93
Lampiran 2. Lanjutan

DAFTAR PUSTAKA

Atikah, Dian. Analisis Strategi Pengembangan Agropolitan Di Kabupaten Pandeglang. [Skripsi]


Jakarta, UIN “Syarif Hidayatullah, Fakultas Sains dan Teknologi, Agribisnis, 2004.

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Undang-undang No. 5. Tentang Konservasi


Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. (Jakarta: Departemen Kehutanan Republik
Indonesia, 1990)

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18.
Tahun 1994 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional,
Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. (Jakarta: Departemen Kehutanan Republik
Indonesia, 1994)

Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 68.
Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. (Jakarta:
Departemen Kehutanan Republik Indonesia, 1998)

Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia. Undang-Undang No. 9.


Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan. (Jakarta: Departemen Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi Republik Indonesia, 1990)

David, Fred R. konsep Manajemen Strategi. Edisi Ke Tujuh. Versi Bahasa Indonesia. (Jakarta, PT.
Prenhallindo, 2002)

______________Manajemen Strategi. Ed. Ke- 7. Konsep Terjemahan. (Jakarta: PT. Indeks, 2004)

Damanik, Janianton. dan F. Weber, Helmut. Perencanaan Ekowisata. (Yogyakarta, CV. ANDI
OFFSET, 2006)

Fandeli, C. Perencanaan Kepariwisataan Alam. (Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas


Gajah Mada, 2002)

Jauch, Lawrence R. dan Glueck, William F. Manajamen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Edisi
ke Tiga. Versi Bahasa Indonesia. (Jakarta, PT. Erlangga, 1988)

Kodhyat, H. Sejarah Pariwisata dan Pengembangan di Indonesia. (Jakarta, PT. Gramedia


Widiasarana Indonesia, 1996)

MackKinon, J., K. MackKinon, G. Child Dan J. Thorsel. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di
Daerah Tropika (Terjemahan). (Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 1990)

Rangkuti, F. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi Konsep Perencanaan
Strategis untuk Menghadapi Abad 21). (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000)

94
Lampiran 2. Lanjutan

Rahayu, A Lucci. Analisis Strategi Pengembangan Wisata Agro Taman Buah Mekarsari. [Skripsi]
Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. (Bogor, Institut Pertanian Bogor,
2004)

Roganda, Apriyanti. Analisis Strategi Pengmbangan Agrowisata Kebun Tanaman Obat Karyasari.
[Skripsi]. Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. (Bogor, Institut
Pertanian Bogor, 2003)

Suyitno. Perencanaan Wisata. (Yogyakarta, Kanisius, 1999)

Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Laporan Akuntanbilitas Instansi
Pemerintah TNGP. (Cibodas, LAKIP, 2006)

Sulthoni, A. Program Pengembangan Wisata Alam. Kursus Pengusahaan Ekowisata Dalam


Kawasan Hutan (Angkatan II). (Yogyakarta, Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada,
2000

Widagti, Nuryani. Pengembangan Wisata Alam Di Taman Wisata Plawangan Turgo. [Skripsi].
Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. (Bogor, IPB, 2003)

Yuti Oka A. Pengantar Ilmu Pariwisata. (Bandung: PT. Angkasa, 1991)

95
Lampiran 2. Lanjutan

Kuisioner Putaran Kedua


Strategi Pengembangan Wisata Alam
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Cibodas-Jawa Barat

NAMA RESPONDEN :
JABATAN/PROFESI :

TUJUAN :
Mendapatkan penilaian para responden terhadap tingkat kepentingan faktor-faktor strategis internal
dan eksternal dalam mengembangkan usaha tambaknya di kelompok tani nelayan raja udang,
berdasarkan polling pendapat dari para responden melalui kuisioner putaran pertama. Tingkat
kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategi untuk
melihat seberapa besar faktor-faktor tersebut menentukkan tingkat keberhasilan untuk
mengembangkan wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
PETUNJUK UMUM :
1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukannya seara sekaligus
(tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban
4. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner bersifat mutlak, karena merupakan
rangkuman dari jawaban responden pada polling putaran pertama.

PETUNJUK KHUSUS :
1.Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang
tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan memberikan nilai 1, 2 atau 3 yang paling sesuai
menurut responden dengan cara sebagai berikut :
1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
2. Contoh :
a. Jika Kemudahan Ditempuh /Aksesbilitas Lokasi (point 1) kurang penting daripada Pelayanan
Karyawan (point B), maka nilai untuk kolom B pada baris 1 = 1
b. Jika Kemudahan Ditempuh /Aksesbilitas Lokasi (point 1) sama penting dengan Peran Litbang
Dalam Pemgembangan Wisata (point C), maka nilai untuk kolom C pada baris 1 = 2
c. Jika KemudahanDitempuh /Aksesbilitas Lokasi (point 1) lebih penting daripada Kualitas SDM
(point D), maka nilai untuk kolom D pada baris 1 = 3

96
Lampiran 2. Lanjutan

Penentuan Bobot Faktor Strategis Internal

No Faktor Internal A BD E F GH I K L MN O P Q R

Kemudahan Ditempuh /
1
Aksesbilitas Lokasi ( A )
Pelayanan Karyawan Terhadap
2
Pengunjung ( B )
3 Kualitas SDM ( D )

4 Sistem Pencatat Keuangan ( E )

5 Hubungan Internal SDM ( F )


Tarif Masuk Kawasan Wisata ( G
6
)
Konsep Wisata Yang Berbasis
7 Konservasi , Lingkungan Hidup
Dan Pendidikan ( H )
(Adanya variasi produk )
Menawarkan Produk Wisata
8 Lainnya,Yaitu Budidaya
Tanaman Hias dan Tanaman
Obat ( I )
Tersedianya Sarana dan
9
Prasarana Pengunjung ( K )
Penggunaan Sistem Informasi
10 Manajemen ( Internet, fak,
komputer ) ( L )
11 Tingkat Promosi ( M )

12 Kuantitas SDM ( N )
Kondisi Infrastruktur Yang Kurang
13 Diremajakan Karena Sudah Rusak (
O)
14 Kondisi Keuangan Perusahaan ( P )
Penyuluhan dan Pembinaan hutan
15
konservasi di kawasan Wisata ( Q )
Adanya Jalur Non Formal Yang
1 Mengakses Ke Kawasan Wisata (
R)

97
Lampiran 2. Lanjutan

Penentuan Bobot Faktor Strategis Eksternal

No Faktor Ekternal A B C D E F G H I J K

Dukungan dari pemerintah daerah


1
setempat dan lembaga sosial ( A )
Adanya Pesaing dikawasan Wisata (
2
B)
Tingkat Jumlah Pengunjung Ketika
3 Musim Liburan Dan Hari Raya ( C
)
Perkembangan teknologi dan
4
informasi ( D )
Keberadaan Pedagang Jasa
5 Maupun Barang Disekitar Kawasan
Wisata ( E )
Tradisi dan Budaya Masyarakat
6
Sekitar ( F )
Kondisi Perekonomian Yang Lebih
Baik Dapat Meningkatkan
7
Permintaan Pengunjung Terhadap
Rekreasi ( G )
Kondisi Iklim Yang Tidak Dapat
8
Diprediksi ( H )
Kenaikan Harga Dasar Tarif Telefon,
9
Listrik dan BBM ( I )
Pertumbuhan Tingkat Penduduk
10
Meningkat ( J )
11 Situasi Politik dan Keamanan ( K )

98
Lampiran 2. Lanjutan

B. PENENTUAN PERINGKAT (RATING) FAKTOR STRATEGIS


INTERNAL DAN EKSTERNAL
TUJUAN :
Untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel dari faktor internal dan
eksternal terhadap kondisi perusahaan dalam mengembangkan usahanya,
digunakan skala 1,2,3, dan 4 yang menandakan seberapa efektif strategi
perusahaan saat ini.

1. Faktor Strategis Internal

1) penilaian diberika dengan cara membandingkan faktor-faktor strategis yang


terdapat pada tabel dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama.
2). Penilaian : 1 = kelemahan utama 3 = kekuatan kecil
2 = kelemahan kecil 4 = kekuatan utama

Faktor Internal
KEKUATAN 3 4
1. Kemudahan Ditempuh / Aksesbilitas Lokasi
2. Pelayanan karyawan
3. Peran Litbang Dalam pengembangan wisata alam
4. Kualitas SDM
5. Sistem Pencatat keuangan
6. Hubungan Internal SDM
7. Tarif masuk kawasn Wisata
8. Konsep Wisata Yang Berbasis Konservasi , Lingkungan
Hidup Dan Pendidikan
9. Adanya variasi produk ) Menawarkan Produk Wisata
Lainnya,Yaitu Budidaya Tanaman Hias dan Tanaman
Obat
10. Kebijakan Pemerintah Yang Berlaku Dalam
Pengembangan Wisata alam
11. Tersedianya Sarana dan Prasarana Pengunjung
12. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen ( Internet, fak,
komputer )

KELEMAHAN 1 2
1. Tingkat Promosi
2. Kuantitas SDM
3. Kondisi Infrastruktur Yang Kurang Diremajakan Karena
Sudah Rusak

4. Kondisi Keuangan Perusahaan


5. Penyuluhan dan Pembinaan hutan konservasi di kawasan
Wisata
6. Adanya Jalur Non Formal Yang Mengakses Ke Kawasan

99
Lampiran 2. Lanjutan

Wisata
2. Faktor Strategis Eksternal

1) Penilaian faktor peluang : 1 = rendah, respon kurang


2 = sedang, respon sama dengan rata-rata
3 = tinggi, respon diatas rata-rata
4 = sangat tinggi, respon superior

2. Penilaian faktor ancaman : 1 = ancaman sangat tinggi


2 = tinggi, ancaman diatas rata-rata
3 = sedang, ancaman sama dengan rata-rata
4 = ancaman rendah

Faktor Eksternal
PELUANG 1 2 3 4
1. Dukungan dari pemerintah daerah setempat dan lembaga
sosial
2. Adanya Pesaing Dikawasan Wisata
3. Tingkat Jumlah Pengunjung Ketika Musim Liburan Dan
Hari Raya
4. Perkembangan teknologi dan informasi
5. Keberadaan Pedagang Jasa Maupun Barang Disekitar
Kawasan Wisata
6. Tradisi dan Budaya Masyarakat Sekitar
ANCAMAN 1 2 3 4
1. Kondisi Perekonomian Yang Lebih Baik Dapat
Meningkatkan Permintaan Pengunjung Terhadap
Rekreasi
2. Kondisi Iklim Yang Tidak Dapat Diprediksi
3. Kenaikan Harga Dasar Tarif Telepon, Listrik dan BBM
4. Pertumbuhan Tingkat Penduduk Meningkat
5. Situasi Politik dan Keamanan

100
Lampiran 2. Lanjutan

Kuisioner Putaran KeTiga


Strategi Pengembangan Wisata Alam
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Cibodas-Jawa Barat
NAMA RESPONDEN :
JABATAN :
TUJUAN :

Mendapatkan penilaian para responden tentang tingkat daya tarik faktor-faktor


kunci terhadap alternatif-alternatif strategi yang ada, yang selanjutnya akan
digunakan untuk menentukan strategi alternatif mana yang terbaik dan menjadi
prioritas dalam pelaksanaanya.
PETUNJUK PENILAIAN :
1. Pemberian nilai pada faktor-faktor kunci dengan mengajukan pertanyaan
terlebih dahulu, “Apakah faktor ini mempengaruhi strategi pilihan dalam
pelaksanaanya (Strategis 1, 2, 3,..........dst)? dan seberapa besar
pengaruhnya?
2. Alternatif penilaian : 1 = tidak menarik 3 = cukup menarik
2 = agak menarik 4 = amat menarik
3. Alternatif strategi pilihan yang akan diberikan penilaian :

Strategi 1 Mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap


mempertahankan konsep wisata yang sudah ada
Strateg 2. Mengoptimalkan sistem informasi manajemen baik dalam operasional
maupun promosi.
Strateg 3. Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan perusahaan
sejenis dalam kegiatan yang sifatnya mempromosikan variasi produk
baru.
Strateg 4 Meningkatkan pelayanan dan kulitas SDM baik dari segi keamanan
dan kenyamanan demi tercapainya tingkat kepuasan konsumen seperti
menawarkan produk baru pada setiap produk wisata
Strateg 5. Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah, perusahaan sejenis
dan mayarakat sekitar dalam pelestarian hutan khususnya pada batas
wilayah pemukiman dan hutan wisata
Strateg 6. Memperbaiki sistem manajemen agar sesuai dengan pola kerja dan
kebutuhan perusahaan sehingga dicapai efisiensi dan efektivitas untuk

101
Lampiran 2. Lanjutan

menekan biaya operasional


Strateg 7. Meningkatkan tingkat kesadaran pengunjung baik dari segi keamanan
serta pelestarian dengan dukungan pemerintah dan masyarakat sekitar
Strateg 8. Melakukan perawatan dan perbaikan infrastruktur demi tercapai
kepuasan dalam pelayanan..
Strateg 9. Menjalin kerjasama dengan lembaga non formal dalam hal
penyuluhan, pembinaan, dan pelestarian

102
Lampiran 2. Lanjutan

Kuisioner Putaran Pertama


Strategi Pengembangan Wisata Alam
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Cibodas-Jawa Barat
NAMA RESPONDEN :
JABATAN/PROFESI :

TUJUAN :
Mendapatkan penilaian responden mengenai penentuan faktor strategi internal dan
eksternal guna merumuskan strategi pengembangan wisata alam Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango, untuk selanjutnya dikelompokkan menjadi aspek
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

PETUNJUK UMUM

5. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden


6. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
7. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukannya
secara sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban
8. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang
sudah tercantum dalam kuisioner dengan alasan yang jelas dan kuat
9. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner ini sepenuhnya menjadi
hak responden, dalam pengertian bahwa responden dapat saja memiliki
pandangan yang berbeda suatu faktor di dalam kuisioner ini, dengan
responden lainnya ataupun dengan penelitian. Hal ini dibenarkan jika
dilengkapi dengan alasan yang kuat.
PETUNJUK TEKNIS :

1. Faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal merupakan sesuatu


hal yang mempunyai dampak yang kuat dan langsung terhadap aktivitas
pengembangan wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
2. Kekuatan dan kelemahan (Internal factor) meliputi faktor sumberdaya
manusia, keuangan, pemasaran, penelitian, sistem mananjemen informasi,
produksi dan operasi. Sedangkan peluang dan ancaman (ekternal faktor)
merupakan tinjauan terhadap situasi politik dan hukum, ekonomi,
demografi, sosial budaya, teknologi, dan alam.
3. Faktor strategis internal : Beri tanda (√) pada ruang kekuatan atau
kelemahan perusahaan sesuai dengan pilihan atau jawaban responden.
Faktor strategis Eksternal : Beri tanda (√) pada ruang peluang atau
ancaman perusahaan sesuai dengan pilihan/jawaban responden.

A. Faktor Strategis Internal

103
Lampiran 2. Lanjutan

No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Alasan

Kemudahan ditempuh /
1 Aksestabilitas lokasi

2 Pelayanan karyawan

3 Tingkat Promosi

5 Kualitas SDM

6 Sistem pencatat keuangan

7 Hubungan internal SDM

8 Tarif masuk kawasan wisata

Konsep wisata yang berbasis


9 konservasi, lingkungan dan
pendidikan
(Adanya variasi Produk)
Menawarkan produk wisata
10
lainnya yaitu, budidaya
tanaman hias dan perkebunan
12 Kuantitas SDM
Tersedianya sarana dan
13 prasarana pengunjung

Kondisi infrastruktur di
kawasan wisata yang kurang
14
diremajakan karena sudah
rusak

15 Kondisi keuangan perusahaan

104
Lampiran 2. Lanjutan

Penggunaan Sistem informasi


16
manajemen ( internet, fak, dll )

Penyuluhan dan pembinaan


hutan konservasi di kawasan
17
wisata

Adanya jalur non formal yang


18
mengakses ke kawasan wisata

B. Faktor Strategis Ekternal

No Faktor Ekternal Peluang Ancaman Alasan

Dukungan dari pemerintah


1 daerah setempat dan lembaga
sosial

105
Lampiran 2. Lanjutan

Adanya Pesaing di kawasan


2
wisata

Kondisi iklim dan cuaca yang


3
tidak dapat diprediksi

Kenaikan harga dasar tarif


4
telefon,listrik dan BBM
Tingkat jumlah pengunjung
5 ketika musim liburan dan Hari
Raya
Pertumbuhan tingkat penduduk
6
meningkat

7 Situasi politik dan keamanan


Perkembangan teknologi dan
8
informasi
Keberadaan pedagang jasa
9 maupun barang di sekitar
kawasan wisata

Tradisi dan budaya masyarakat


10
sekitar
Kondisi perekonomian yang
lebih baik dapat meningkatkan
11
permintaan pengunjung
terhadap rekreasi

106
Lampiran 2. Lanjutan

OBYEK WISATA TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

Pintu masuk Cibodas Rawa Gayonggong

Puncak Gunung Pangrango

107
Lampiran 2. Lanjutan

Air Terjun Ciwalen Air Terjun Cibeurem

Air Panas Rawa Denok

Puncak dan Kawah Gunung Gede

108
Lampiran 2. Lanjutan

Kandang Badak Telaga Biru

109
Lampiran 2. Lanjutan

110

Anda mungkin juga menyukai