Chaerul Ramdani
PENGESAHAN UJIAN
64
Skripsi berjudul “Strategi Pengembangan Wisata Alam Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango Cibodas-Cianjur Jawa Barat” yang ditulis oleh Chaerul
Ramdani NIM 101092023387 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang
Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program
Studi Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis.
Menyetujui:
Mengetahui:
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si
NIP. 150 317 956 NIP. 131 861 314
65
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa jalla yang telah memberikan nikmat
iman dan Islam kepada kita. Tiada daya upaya dan kekuatan kecuali hanya milik
Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasullah Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, dan penerusnya hingga akhir zaman.
Alhamdullah wa syukurillah, atas kehendak dan izin-NYA serta dengan
perjuangan yang cukup panjang penulis bisa menyelesaikan skripsi sebagai salah
satu syarat mendapatkan gelar sarjana. Karena sesungguhnya Allah SWT Sang
Maha Pengasih menjanjikan kemudahan di dalam kesulitan yang kita hadapi.
Sebagai mahluk ciptaan-Nya yang dhoif dan tak lepas dari kesalahan,
penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat
dalam skripsi ini. Semoga perbedaan dapat menjadi kebaikan dan manfaat bagi
kita semua.
Akhirnya penulis mengucapkan syukron katsiron atas segala saran dan
bimbingannya maupun pengetahuan yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi dan skripsinya. Rasa terimaksih yang tak terhingga penulis
ucapkan kepada:
1. Kedua Orang Tua ku tercinta ( Ayahanda TB. Duddin Chaerudin dan
Ibunda Chaeriyah ) yang telah mengorbankan segalanya dan memberikan
cinta, Do’a, kasih sayang dan sabar mendidik ananda. Cinta dan kasih
sayang selalu menghiasi dalam setiap langkah hidup ini.
2. Bapak Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si, selaku pembimbing I yang
telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan yang
sangat berarti bagi penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Hilmi, M.A, selaku pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu serta sangat sabar, bijaksana dan masukannya kepada
penulis mulai proses penyusunan proposal sampai dengan selesainya
skripsi ini.
4. Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA, selaku penguji I yang telah menguji dan
memberikan banyak saran dan masukan agar skripsi ini lebih baik.
66
5. Ir. Iwan Aminuddin, M.Si, selaku penguji II yang telah menguji dan
membantu penulis memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam skripsi
ini.
6. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. Selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si selaku Ketua Program Studi dan Ir.
Achmad Tjachja M.Si selaku Sekretaris Program Studi Sosial Ekonomi
Pertanian.
8. Seluruh dosen Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis yang
tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-satunya yang telah
memberikan ilmu kepada penulis dalam proses perkuliahan.
9. Bapak Wadud, Saini, Muksin,Hendra serta ibu Ofah, dan seluruh staf
akademik yang telah memfasilitasi penulis selama ini
10. Pihak Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango khususnya Bapak
Ir.Novianto, Bapak Ir. Jefry Susyafriyanto yang memberikan izin dan
kemudahan penulis dalam penelitian. Kepada Ibu sondang, Bapak Ace,
Bapak Agay, Bapak San Andre ( Polhut ), Bapak Aden kepala resort
Cibodas, serta Bapak Dedeh dan Ibu Nani yang memfasilitasi penulis
dalam penelitian.
11. Para staff kantor dan karyawan Balai Taman Nasional gunung Gede
Pangrango atas kerjasamanya dan telah membantu dalam penelitian.
12. Abangku tersayang Chaerul Ikhsan, S.Thi serta Istrinya Muhibaturramah
terimakasih atas segala pengorbanannya dan adik-adikku tercinta Nur
Fitriyah ”ayo... semangat ngerjain skripsinya !!! ” si Bontot Siti Nur
Hanipah ”yang selalu ngangenin Aa cepat pulang”
13. D’ Astuty Indriani penyejuk hati dan sandaran jiwa yang selalu
mendukung dan memotivasi penulis ”ketika jenuh mulai datang” hingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
14. Keluarga Besar Pendopo tempat menuntut ilmu agama ”Kanjeng Si
Nuhuni KH. Dadang Mait” yang telah banyak memberikan Ilmu Agama
dan siraman rohani bagi penulis.
67
15. Hadrot : kakek” KH.TB.M Arif, H.Abdul Misra, entong M noh. Nenek ”
Ratu Partini. Habib Ali kwitang, TB. Gapalya, para Nabi, sahabat, wali
syeh.
16. Keluarga Besar UKM ”Kelompok Mahasiswa Pencinta Lingkungan Hidup
dan Kemanusian ”KMPLHK RANITA, Khusus angkatan XIII, Gocek,
Bobat, Sokri, Cekway, Plugo nama sayang dari organisasi.LSM WALHI,
Greend Peace, BASARNAS, ”Federasi Panjat Tebing Indonsia” FPTI,
PERPALA TIRTAGENI, KARANG TARUNA KEL.SUNTER JAYA
yang telah memberikan materi Lingkungan hidup serta kehidupan
berorganisasi.
17. Sobat-sobat yang selalu setia mengisi hari-hari dalam perkuliahan; Asep
”Babeh” N, Wildan ”Bang Haji”, ”aconk ”Moch Faisal (anak-anak kapal/
chayo 4 all), A. ”UU” Ruslan, aL Faris, ”Qimonk”, Umar ”bullet”, Opung,
Roy Suhro (makasih buat basecampnya), Aditia F, Taufan S, Ahmad
Sobari ’Zenab, Acoe, Rico, Delfin, Candra F. dan temen2 KKN
:”BOJMEN”: ”Ucok” Husain, Gandhi, Nova, Fitri, Zubed, Susi, Jenk Sri,
Hera, Ayu. Dan semua anak2 Agribisnis. ”Tembolo” Aang semoga bisa
meneruskan Perjuangan Visi dan Misi RANITA di AGRI. Bembeng TS
yang menemani saat daftar kuliah.
18. Semua orang yang telah membantu saya dan tidak dapat disebutkan satu-
persatu.
Semoga segala kebaikan dari seluruh pihak yang tersebut diatas diterima
dan memperoleh pahala dari Allah SWT. Tiada kata – kata yang dapat
menggambarkan kebaikan kalian semua. Semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat dan kemashalatan bagi semua orang.
Jakarta, Juni 2008
Penulis
68
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
69
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................25
3.2. Jenis dan Sumber Data ...............................................................................25
3.3. Metode Pengumpulan Data ........................................................................25
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................................26
3.4.1. Analisi Matriks EFE dan Matrik IFE ................................................26
3.4.2. Analisis Internal-Eksternal................................................................29
3.4.3. Analisis Matriks SWOT....................................................................30
3.4.4. Matriks Quantitative Strategi Planning (QSPM) ..............................31
3.5. Definisi Operasional...................................................................................33
70
5.2.2.1. Konsumen .............................................................................59
5.2.2.2. Pesaing ..................................................................................60
5.2.2.3. Hambatan Masuk Bagi Pendatang Baru ...............................60
5.2.2.4. Ancaman Produk Substitusi ..................................................61
5.3. Identifikasi Kekuatan Dan Kelemahan Serta Peluang
Dan Ancaman Perusahaan ..........................................................................61
5.3.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ..............................................61
5.3.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman....................................................63
LAMPIRAN..............................................................................................................83
71
DAFTAR TABEL
Halaman
72
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Model Proses Manajemen Strategi…………………………… 17
4 Matriks SWOT........................................................................... 30
7 72
Matriks SWOT TNGP…………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
73
1 Kuisioner Putaran Pertama……………………………………… 83
2 Kuisioner Putaran Kedua………………………………………... 84
3 Kuisoiner Putaran Ketiga............................................................... 90
4 Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal....................................... 99
5 Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal..................................... 104
6 Rataan Rating Faktor Strategi Internal dan Eksternal................... 106
7 Foto Obyek Wisata TNGP............................................................. 108
8 Peta Lokasi TNGP......................................................................... 110
9 Surat Keterangan penelitian .......................................................... 111
74
BAB I
PENDAHULUAN
nasional, sektor pariwisata yang juga merupakan industri jasa ini menjadikan
sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan devisa, hal ini dipertegas dalam
daerah dan pendapatan Negara serta penerimaan devisa akan meningkat melalui
nasional. Pariwisata sebuah kata yang sering kita kenal atau bahkan kita lakukan
tepat, baik ditingkat nasional maupun regional, dengan tetap menjaga kepribadian
baik berupa keindahan alam dan budaya yang khas. Indonesia memiliki sumber
daya alam yang cukup berlimpah, dengan demikian memiliki potensi pariwisata
yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata lebih lanjut, banyak
satunya Cianjur, provinsi Jawa Barat. Kabupaten yang berperan sebagai pemasok
komoditas beras ke DKI Jakarta ini tengah giat mengembangkan sektor pariwisata
75
terutama di kawasan selatan, selain penghasil beras yang terkenal Cianjur tengah
Republik Indonesia.
dampak ekonomis tidak boleh menimbulkan gangguan terhadap kondisi alam itu
dan atau menghilangkan daya tarik dari kawasan konservasi. Gangguan terhadap
kondisi alam tidak hanya dapat ditimbulkan oleh para wisatawan tetapi juga oleh
alam tersebut. Oleh karena itu pengembangan wisata alam diharapkan mampu
menekankan penjualan jasa kepada konsumen. Bentuk jasa tersebut dapat berupa
kegiatan ekowisata yang saat ini menjadi alternatif pilihan bagi wisatawan dalam
berwisata yaitu dengan memanfatkan usaha agro (agribisnis) sebagai obyek wisata
76
sekian banyak obyek wisata yang ada, salah satunya Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango masih merupakan obyek wisata yang paling banyak di kunjungi,
kawasan TNGP memiliki potensi kekayaan flora yang tinggi. Kurang lebih 1.000
jenis flora dengan 57 famili ditemukan dikawasan ini, yang tergolong tumbuhan
berbunga (Spermatophyta) 925 jenis. Tumbuhan paku 250 jenis, lumut 123 jenis
dan jenis ganggang, Spagnum, Jamur dan jenis-jenis Thalophyta lainnya. Pohon
ditemukan disekitar jalur pendidikan wilayah Resort Cibodas. Jenis puspa terbesar
dan pohon jamuju terbesar di wilayah Resort Bodogol. Kawasan ini juga memiliki
jenis-jenis unik dan menarik, diantaranya "si pembunuh berdarah dingin" kantung
kaya dengan jenis anggrek, tercatat 199 jenis anggrek di kawasan ini. Saat ini
telah dilakukan pemetaan sebaran beberapa jenis flora yang ada di kawasan TNGP
Cianjur, Bogor, Jakarta, sekitar Jawa Barat, Sumatera bahkan hingga Manca
Negara seperti Korea, Jepang, Cina dan Austrlia.. Tujuan wisatawan ke TNGP
77
NO Jenis Kunjungan Jumlah Wisatawan
Dalam negeri Luar Negeri
1 Rekreasi 34 363
2 Pendakian 44 7
3 Penelitian 229 0
4 Pendidikan 24 3
5 Berkemah 83 84
Total 414 457
( Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2006)
Serta letaknya yang strategis pada jalur utama Jakarta - Bandung menjadikan
wisata ini memiliki keunggulan tersendiri dan dapat dijadikan obyek penelitian
1.2.Perumusan Masalah
TNGP serta wisatawan yang berkunjung baik dari Dalam Negeri dan Luar Negeri,
penelitian ini akan mengangkat tiga pertanyaan yang berkaitan dengan Taman
1.3.Tujuan Penelitian
78
1. Menganalisis lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi Taman
1.4.Manfaat Penelitian
Pangrango.
3. Dapat di jadikan bahan untuk penelitian selanjutnya serta untuk peneliti agar
79
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait
Maka arti pariwisata adalah perjalanan yang di lakukan berkali-kali atau berputar-
putar dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan definisi wisatawan itu sendiri
perjalanan (travel) sebagian salah satu bentuk kegiatan manusia yang digunakan
untuk memenuhi keinginan (rasa ingin tahu) yang bersifat rekreasi dan edukatif.
dengan maksud bukan tinggal menetap (ditempat yang disinggahinya) dan tidak
80
Menurut Suyitno (1999:8), untuk membedakan dengan kegiatan perjalanan
akomodasi, restoran, obyek wisata, toko cindera mata (souvenir shop) dan
lain-lain.
2.1.2. Ekowisata
kesejahteraan mereka.
81
Dari beberapa sumber diatas penulis menyimpulkan pada dasarnya kegiatan
pengalaman baru tanpa disertai keinginan bermukim secara permanen dan juga
nilai tambah suatu area yang mendatangkan keuntungan materi dan manfaat bagi
beberapa pelaku ekonomi dan bagi wisatawan didapat berupa kesegaran jasmani
dan rohani serta merupakan kegiatan mengisi waktu luang diantara waktu kerja.
Salah satu kegiatan ekowisata terdapat beberapa obyek wisata yang dapat
a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan
82
2. Perjalanan ke kawasan tersebut mudah dan nyaman, perlu sedikit usaha,
Wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati gejala
keunikan dan keindahan alam taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata
nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam berdasarkan rencana
pengelolaannya.
83
Berdasarkan PP No.18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam
di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata
Alam pada Bab I, Pasal I, parawisata alam didefinisikan sebagai segala sesuatu
yang berhubungan dengan wisata alam termasuk pengusahaan obyek dan daya
tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dalam peraturan
pemerintah tersebut juga terdapat definisi wisata alam dan pengusahaan wisata
alam.
Hutan Raya dan Taman Wisata Alam jenis-jenis usaha sarana pariwisata alam
penginapan remaja.
d. Angkutan wisata.
e. Cinderamata.
1. Berenang (swimming)
Kegiatan wisata ini dapat dilakukan di perairan alam seperti danau dan
pantai serta dapat juga dilakukan di perairan alam seperti danau dan pantai
84
serta dapat juga dilakukan di perairan buatan seperti waduk dan kolam
4. Berkemah (camping)
5. Hiking
Kegiatan ini hampir sama dengan penjelajahan, tetapi tujuan yang hendak
adalah :
a. Penduduk
Faktor penduduk ini terdiri dari atas struktur wisatawan (umur, mata
pencaharian dan pendidikan) serta jumlah yang bertempat tinggal kota dan
pedesaan.
b. Dana
85
Faktor dana ini berhubungan dengan besarnya pendapatan penduduk serta
c. Waktu
d. Komunikasi
langsung.
e. Pasar
Faktor pasar ini terdiri dari dua aspek, yaitu ketersediaan obyek wisata dan
tingkat aksebilitas.
Pasar merupakan salah satu daya tarik tersendiri, bila pasar tersebut
konsumen.
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Bab III Pasal 33, suatu
86
a. Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau ekosistem gejala
b. Mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya
alam.
hutan raya dan taman wisata alam dilaksanakan dengan ketentuan dilarang
Hayati dan Ekosistemnya Bab VI Pasal 29, kawasan pelestarian alam terdiri dari
tiga macam, yaitu taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam. Pada
Pasal 1 dinyatakan bahwa definisi taman wisata adalah kawasan pelestarian alam
yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam, dan pada Pasal
30 dinyatakan bahwa kegiatan yang dapat dilakukan di taman wisata alam adalah
87
kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pngetahuan, pendidikan, menunjang
sederhana apabila dibandingkan dengan taman laut dan taman buru, karena tidak
atau persyaratan pengunjung, contohnya peralatan untuk scuba diving atau alat
untuk berburu. Taman wisata dapat berbentuk hutan alam ataupun hutan tanaman,
faktor yang paling penting adalah daya tariknya untuk kebanyakan pengunjung
baik karena panoramanya, kesejukan udara atau keindahan yang lain, keragaman
sarana untuk berbagai kebutuhan olahraga alam seperti hiking, camping, surfing
atau water skiing dan lain-lain. Karena daya tarik alamnya tertenu, maka luas
rentan-ekologi dapat diperbesar agar dapat dijangkau oleh pengunjung yang ingin
untuk olah raga hiking atau mendaki gunung cukup dengan jalan-jalan setapak,
lokasi untuk pelayanan camping perlu ditentukan wilayah yang dekat dengan
sumber daya alam yang ada di dalam kawasan wisata alam untuk kepariwisataan,
88
dapat meningkatkan keuntungan ekonomi. Namun didalam pengembangan ini
harus diupayakan juga agar tidak menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan
alam mutlak diperlukan sebab daya tarik utamanya justru pada lingkungan ini
(Fendeli,2002:21).
kawasan rekreasi yang terbuka untuk umum tanpa adanya persyaratan yang harus
1. In situ
Obyek dan daya tarik wisata alam yang masih alami hanya dapat dinikmati
flora dan fauna serta gejala geologisnya hanya dapat dinikmati sepenuhnya
yang sempurna.
89
2. Total experinces
Kepuasan wisatawan diperoleh dari evaluasi seluruh perjalanan, di lokasi
3. Perishable
Atraksi alam tertentu hanya dapat dilihat dan dinikmati pada waktu-waktu
tertentu saja dan tidak dapat terulang lagi atau dapat dinikmati kembali
4. Non recoverble
akan memakan waktu yang lama. Walaupun terjadi pemulihan atau recovey secara
90
keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau
Penetapan Misi
Tujuan jangkaPanjang
Pengembangan,Evaluasi
Perumusan Strategi
dan Penetapan Strategi
2.1.7.2.Lingkungan Perusahaan
dalam perusahaan. Lingkungan internal terdiri dari aspek sumber daya manusia,
92
Lingkungan eksternal memberikan kesempatan bagi perencana strategi
pilihan terhadap peluang ini. Hal ini juga membantu perencana strategi untuk
2.1.7.5.Perumusan Strategi
internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
kombinasi dari matriks IFE dan EFE matriks I-E juga dapat digunakan untuk
mengetahui posisi perusahaan dengan berdasarkan pada total skor internal dan
93
1. Strategi S-O, strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan
tiga dalam merumuskan strategi yang akan menghasilkan skala prioritas yang
dapat diterapkan sesuai kebutuhan dan kemampuan dari suatu perusahaan, (David
2004 :308).
94
mengembangkan Wisata Alam Plawangan Turgo. Faktor internal dan eksternal
strategi utama perusahaan, dan diikuti dengan jenis strategi lainnya yaitu, strategi
W-O, W-T dan S-T. Strategi utama yang dijalankan adalah dengan
ciri khas obyek wisata, peningkatan sarana pengunjung, peningkatan nilai tambah
dengan pemandangan alam yang alami dan rekreasi alam lainnya, menambah
Wisata Agro Taman Buah Mekarsari Bogor. Faktor strategi internal dan eksternal
dalam matriks IFE dan EFE, dari kombinasi matriks EFE dan IFE dalam matriks
(hold and mainten). Dengan posisi tersebut perusahaan dapat menerapkan strategi
melakukan perkembangan strategi jangka panjang terutama dari segi sumber daya
produk perusahaan dapat melakukan perbaikan sarana dan prasarana yang rusak
95
2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual
Pangrango, perlu diketahui terlebih dahulu visi dan misi perusahaan. Setelah
mengetahui perumusan visi dan misinya, maka akan dilakukan analisa terhadap
internal dianalisis dan diringkas dalam matriks EFE dan IFE. Beberapa alternatif
strategi matriks EFE dan IFE dianalisis dengan menggunakan matriks SWOT.
Alur kerangka pemikiran konseptual ini dapat dilihat pada Gambar 2. Dalam alur
96
Visi dan Misi Wisata Alam Taman
Nasional Gn. Gede-Pangrango
Analisis Faktor
Eksternal dan Internal
Perusahaan
Matriks I-E
Matriks SWOT
BAB III
METODE PENELITIAN
97
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Gede Pangrango ( TNGP ), Resort Cibodas - Jawa Barat pada bulan April sampai
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data kuantitatif dan
kualitatif, baik berupa data primer maupun sekunder yang diperoleh dari sumber
Data primer didapat dari hasil pengisian kuisioner dan wawancara langsung
dengan pihak manajemen Taman Nasional sesuai dengan data yang dibutuhkan.
Data primer didapat dari hasil pengisian kuisioner dan wawancara langsung
dengan pihak Balai Taman Nasional gunung Gede Pangrango. Data sekunder
relavan dengan masalah penelitian. Sedangkan data tersier diperoleh dari situs
internet.
98
Metode yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, analisis kualitatif
alternatif strategi, perlu adanya perumusan strategi yang dilakukan melalui tiga
Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE). Tahap kedua, dengan
(IFE) merupakan alat dalam merumuskan suatu strategi. Matriks EFE dapat
Juga informasi tentang konsumen, pesaing, hambatan masuk bagi pendatang baru
suatu usaha yang terdiri dari fungsi manajemen, keuangan, produksi, dan operasi,
Dalam membuat matriks EFE dan IFE terdapat lima langkah ( David,
2002:131)
99
2. Penentuan bobot variabel untuk semua faktor ditentuikan mulai dari 0,0
untuk yang sangat tidak penting sampai 1,0 untuk faktor yang sangat penting.
Bobot ini menyatakan seberapa penting dari setiap faktor tersebut dalam industri
dimana wisata alam tersebut berada. Dan perlu diperhatikn bahwa total seluruh
bobot tersebut sama dengan 1,0. Penentuan bobot dalam matriks EFE dilakukan
setiap faktor penentu internal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan
skala 1,2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
100
Sumber : Kinnear dalam Roganda ( 2003 : 39 )
4. Pada langkah ini, kalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk
5. Jumlahkan nilai yang dibobot setiap variabel untuk mengetahui total nilai.
101
1.
2...dst
Kelemahan
1.
2...dst
Jumlah
Matriks I-E merupakan perpaduan faktor strategis antara IFE dan EFE.
Matriks I-E dianalisis guna mengetahui posisi perusahaan saat ini dan
merumuskan suatu strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Matriks I-E ini
1.0
Gambar 3. Matriks Internal – Eksternal (I-E)
Sumber : Rangkuti (2000 :151)
Matriks Internal dan Eksternal (I-E) dapat dibagi tiga bagian utama yang
mempunyai implikasi strategi yang berbeda. Tiga bagian utama tersebut adalah
Pertama, meliputi bagian sel I, II dan IV termasuk dalam bagian tumbuh dan bina.
Strategi yang sesuai dengan bagian ini adalah strategi intensif, misalnya penetrasi
dan integrasi vertikal. Kedua, meliputi bagian sel III, V dan VIII strategi yang
102
terbaik dapat dikelola dan dipertahankan. Penetrasi pasar dan pengembangan
produk merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe divisi ini.
Ketiga, meliputi bagian sel VI, VII dan IX adalah bagian panen atau divestasi
empat tipe strategi : Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST dan Strategi WT. Data
dan informasi yang digunakan oleh masing-masing strategi ini diperoleh dari
matriks IFE dan EFE. Matriks SWOT dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
103
6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
sistematis dalam merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang
(threats)
alternatif secara obyektif yang didapat dari ananlisis SWOT berdasarkan pada
104
1. Mendata peluang / ancaman kunci eksternal dan kekuatan / kelemahan internal
perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini harus diambil langsung
2. Memberikan bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal, bobot ini identik
4. Menetapkan nilai daya tarik (AS / Attractivennes scor ), tentukan nilai numerik
yamg menunjukan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif sel
tertentu. Nilai daya tarik ditentukan dengan memeriksa setiap faktor eksternal dan
internal satu per satu. Bila faktor tersebut mempengaruhi strategi pilihan yang
akan dibuat maka strategi harus dibandingkan relatif terhadap faktor kunci. Nilai
daya tarik harus ditentukan pada setiap strategi untuk menunjukan daya tarik
relatif dari satu strategi atas strategi yang lain. Nilai daya tarik itu adalah :
1 = tidak menarik,
2 = sedikit menarik,
4 = sangat menarik.
5. Menghitung total nilai daya tarik ( Total Attractiveness Score / TAS ). Total
nilai daya tarik ditetapkan sebagai hasil perkalian bobot dengan nilai daya tarik
dalam setiap baris. Total nilai daya tarik menunjukan daya tarik relatif dari setiap
strategi alternatif, semakin tinggi TAS semakin menarik alternatif strategi itu.
105
6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik, menjumlahkan total nilai daya tarik
dalam setiap kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik mengungkapkan
3.5.Definisi Operasional
1. Wisata Alam adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela dan
bersifat sementara untuk menikmati fenomena alam dan keindahan alam taman
nasional, taman hutan raya. Dan melakukan penjelajahan yang masih alami
lingkungan sebab daya tarik dari pariwisata ini utamanya dari masih alaminya
lingkungan yang dirancang untuk tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui
106
BAB IV
GAMBARAN UMUM TAMAN NASIONAL
GUNUNG GEDE PANGRANGO
sumber daya alam hayati untuk pemanfaaatan secara berkelanjutan. Kawasan ini
memiliki sumber daya hutan yang relatif masih terjaga dengan baik serta menjadi
harapan dan benteng terakhir keberadaan hutan di Jawa Barat. TNGP memiliki
• Luas : ± 21.975 Ha
kabupaten Sukabumi (9.356,10 ha), Bogor (7.155,00 ha) dan Cianjur (5.463,90
wilayah (SKW), SKW I Sukabumi, SKW II Bogor dan SKW III Cianjur serta di
bagi kedalam 13 resort pemangkuan taman nasional. Panjang batas luar telah
diorientasi dalam 2 tahun anggaran 2004 dan 2005 oleh BPKH Wilayah XII
Yogyakarta.
107
4.2. Keadaan Umum Kawasan
Secara geogarafis TNGP terletak antara 106º 51' -107º 02' BT dan 60º 41'-6º
kabupaten, yaitu:
4.2.1. Aksesibilitas
resort di wilayah kabupaten Bogor. Dari 13 Resort di TNGP, hanya 6 resort yang
merupakan pintu masuk wisata, yaitu Resort Cibodas dan resort Gunung Putri
108
Tabel 6. Informasi Pintu Masuk Wisata ke Kawasan TNGP.
Pintu Masuk/ Jalur Jarak Waktu Obyek Wisata
Resort (Km) (Jam)
Cibodas Jakarta-Ciawi/ 103 2,5 -Telaga Biru
Bogor-Puncak- -Air Terjun Cibeurem
Cibodas
Bandung-Cianjur- 90 3 -Pendakian ke
Cipanas-Cibodas Puncak Gn.Gede dan
Puncak Gn.
pangrango
Gunung Putri Jakarta-Ciawi/ 115 2,5 -Bumi Perkemahan
Bogor-Puncak- Bobojong
Cipanas-Gn.Putri -Pendakian ke
Puncak Gn. Gede
dan puncak
Gn.Pangrango
Bandung-Cianjur- 93 3,5
Cipanas-Gn.Putri
Salabintana Jakarta- 156 3,5 - Bumi Perkemahan
Ciawi/Bogor- Pondok Halimun
Sukabumi- - Air terjun
Salabintana Cibeurem
Bandung-Cianjur- 92 3,5
Sukabumi-
Salabintana
Situgunung Jakarta- 135 3,5 - Telaga Situgunung
Ciawi/Bogor-Cisaat- - Curug Sawer
Situgunung
Bandung-cianjur- 161 4
Sukabumi-Cisaat-
Situgunung
Bodogol Jakarta- 61 2 -Pusat Pendidikan
Ciawi/Bogor- Konservasi alam
Cicurug-Bodogol Bodogol
-Air terjun
Cipadaranten dan Air
terjun Cisareun
Bandung-Cianjur- 125 4,5
Ciawi/Bogor-
Cicurug-Bodigol
Cisarua Jakarta- 57 2 -Bumi Perkemahan
Ciawi/Bogor- Barubolang
Cisarua - Air terjun Beret
Bandung-Cianjur- 91 3,5
Puncak-Cisarua
Sumber: Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006.
109
4.2.2. Topografi
bervariasi mulai dari landai hingga bergunung, dengan kisaran ketinggian antara
700 m dan 3000 m dpl. Jurang dengan kedalaman sekitar 70 m banyak dijumpai
tinggi tanah kering dan sebagian kecil lagi merupakan daerah rawa, terutama di
berapi yang membujur dari Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara, terbentuk sebagai
akibat pergerakan lapisan kulit bumi secara terus menerus selama periode kuarter,
sekitar 3 juta tahun lalu, dan dalam skala waktu geologi kedua gunung termasuk
kedalam golongan gunung muda. Data geologi kawasn TNGP tercantum pada
Tabel 7 berikut.
110
Tabel 7. Data Geologi Kawasan TNGP
No. Batuan Vulkanik Formasi Keterangan Posisi
1. Gunung Pangrango Qvpo Endapan tua, lahar dan Utara
lava, andesit dengan Barat Laut
oligloklas-andesin, Barat Daya
labradorit, olivin, piroksin
dan horenblenda
Qvpy Endapan muda, lahar dan Barat
bersusun andesit
2 Gunung Gede Qvpy Breksi tufan dan lahar
andesit dengan oligoklas-
andesit,( tekstur seperti
trakhit)
Qvpy Aliran lava termuda P. Gede ke
Utara 2,15 Km
Qvpy Aliran lava berusun
andesit basal
Sumber : Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006
4.2.3.1. Tanah
Merujuk Peta Tanah Provinsi Jawa Barat Skala 1:250.000 (Pusat Penelitian
adalah latosol coklat, asosiasi andosol, coklat dan regosol, kompleks regosol
kelabu dan litosol, abu pasir, tuf dan batuan vulkan intermedier sampai dengan
basis.
4.2.3.2. Iklim
tipe iklim A dengan curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu TNGP merupakan
salah satu daerah terbasah di Pulau Jawa. Berikut data kondisi iklim kawasan
111
Tabel 8. Data Kondisi Iklim Kawasan TNGP.
Iklim (Klasifikasi Schmidt – Tipe A
ferguson) Nilai Q = 5 - 9 %
Curah hujan Tinggi
Rata-rata 3000-4000 mm
Suhu 10ºC ( Siang Hari) dan 5ºC (Malam
Hari)
Kelembaban Udara 80-90 %
Kelembaban tinggi menyebabkan
terbentuk tanah yang khas "peaty soail"
Angin Muson
Bulan Desember-Maret (penghujan);
angin bertiup dari Barat Daya dengan
kecepatan tinggi.
Musim kemarau, angin bertiup dari arah
Timur Laut dengan kecepatan rendah
Sumber : Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 2006.
4.2.3.3. Hidrologi
Kawasan TNGP merupakan hulu dari DAS (Daerah Aliran Sungai) Citarum
dan DAS Citanduy (Bogor). Data keadaan hidrologi kawasan TNGP pada Tabel 8.
berikut.
112
4.3. Tipe Ekosistem dan Flora
(1.500-2.400 mdpl) dan Ekosistem Sub Alpin (>2.400 mdpl ). Ekosistem hutan
Sub Montana dan Montana memiliki keaneka ragaman hayati vegetasi yang tinggi
dengan pohon-pohon besar, tinggi dan memiliki 3 strata tajuk. Strata paling tinggi
( 30-40 m) didominasi oleh jenis litsea spp. Pada ekosistem Sub Alpin,
lain. Vegetasi tipe ekosistem Sub Alpin memiliki strata tajuk sederhana dan yang
pendek disusun oleh jenis-jenis pohon kecil (kerdil), dengan tumbuhan bawah
yang tidak terlalu rapat. Tinggi pohon tidak lebih dari 10 m, hanya memiliki satu
berdiameter kecil dan pada batangnya diselimuti lumut Usnea yang tebal.
Keaneka ragaman jenis jauh lebih rendah dibanding dengan tipe hutan lain. Selain
3 (tiga) tipe ekosistem utama tersebut ditemukan beberapa tipe ekosistem khas
lainnya yang tidak dipengaruhi oleh ketinggian tempat, ekosistem tersebut adalah
Kawasan TNGP memiliki potensi kekayaan flora yang tinggi. Kurang lebih
1.000 jenis flora dengan 57 famili ditemukan dikawasan ini, yang tergolong
tumbuhan berbunga (Spermatophyta) 925 jenis. Tumbuhan paku 250 jenis, lumut
123 jenis dan jenis ganggang, Spagnum, Jamur dan jenis-jenis Thalophyta
lainnya. Pohon rasamala terbesar dengan diameter batang 150 cm dan tinggi 40 m
113
dapat ditemukan disekitar jalur pendidikan wilayah Resort Cibodas. Jenis puspa
Gunung Gede, dan pohon jamuju terbesar di wilayah Resort Bodogol. Kawasan
ini juga memiliki jenis-jenis unik dan menarik, diantaranya "si pembunuh
cernua). Kawasan TNGP kaya dengan jenis anggrek, tercatat 199 jenis anggrek di
kawasan ini. Saat ini telah dilakukan pemetaan sebaran beberapa jenis flora yang
fungsi dan tujuan konservasi diantaranya yaitu pengembangan wisata dan rekreasi
ragaman hayati; dan analisis jenis tumbuhan meliputi ekosistem dan habitatnya.
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) memiliki pesona dan rahasia
alam yang menarik minat setiap orang untuk datang dan melihat dikarenakan
sumber daya alam yang khas dan unik baik itu berupa tumbuhan, satwa, ekosistem
dan gejala alamnya yang masih utuh dan asli. Letak kawasan yang strategis berada
didaerah puncak yang mudah dicapai dan dikelilingi oleh kota besar seperti
114
Jakarta, Bandung, Bogor dan sebagainya menyebabkan kawasan ini manjadi salah
Di kawasan ini juga dapat dijumpai sekitar 260 jenis burung, 58 jenis
termasuk Elang Jawa (Spizaetus bartesil). Jenis mamalia yang tercatat hidup
sebanyak 108 jenis, sekitar 15 jenis sudah langka dan dilindungi undang-undang,
3 jenis dari mamalia yang hidup di kawasan ini merupakan endemik di wilayah
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Beberapa jenis satwa langka tersebut
(Manis javanica) dan sigung (Mydaus javansis). Kawasan hutan yang juga
dikenal masyarakat sebagai tempat tumbuh flora hutan hujan tropis pegunungan
yang kaya akan 900 jenis tumbuhan bunga (Spermatophytae), dimana 8 jenis
ini hidup sekitar 400 jenis tumbuhan paku (Pteridophytae), lebih dari 114 jenis
lumut (Bryophytae) dan diperkaya oleh berbagai jenis tumbuhan jamur dan
tumbuhan thalus. Salah satu jenis thalus yang endemik di Taman Nasional
didalam dan sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdapat berbagai
keindahan dan fenomena alam antara lain landscape, air terjun, goa, kawah,
danau, puncak gunung, padang rumput dan sebagainya. Kekayaan dan suasana
115
alam yang nyaman merupakan aset penting dalam upaya pengembangan
terdapat 20 jenis air terjun, beberapa diantaranya sudah dikenal luas dan
dikembangkan untuk obyek wisata seperti air terjun Cibeurem Cibodas, air terjun
Cipadaranteun Bodogol.
Obyek unik lainnya yang terdapat didalam kawasan ini adalah danau dan
Telaga Biru di Cibodas, Rawa Gayonggong dan Rawa Denok di Cibodas, dengan
sumber air panas yang dijumpai dikawasan ini berlokasi di blok air panas (jalur
pendakian pintu Cibodas) dan Rawa Denok. Puncak gunung merupakan obyek
yang banyak diminati para pengunjung, puncak gunung yang telah dikembangkan
adalah puncak Gede dan puncak Pangrango. Dari puncak Gede banyak obyek
yang dinikmati dan dikunjungi antara lain kawah Gede, alun-alun Surya Kencana
(padang rumput seluas 51 ha) yang banyak ditumbuhi bunga edelwies dan alun-
alun Mandalawangi seluas 5 ha. Selain itu masih banyak terdapat obyek yang
menarik seperti goa, salah satunya goa di lereng Gunung Gumuruh yang banyak
dinikmati pengunjung. Goa Ciheulang disekitar air terjun resort Cimungkad yang
dihuni oleh burung walet serta goa lalay yang dihuni oleh kalelawar berlokasi di
Cibodas.
pengawasan kawasan (pondok jaga dan pos jaga), rekreasi penelitian dan
116
pendidikan lingkungan, visitor centre, information centre, sarana rekreasi (Canopy
trail, jalan trail, jembatan kayu, jalan setapak, camping ground ), pusat pendidikan
Dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki TNGP hampir setiap tahunnya jumlah
pengunjung meningkat meskipun ada penurunan tidak terlalu drastis, adapun data
Jenis Kunjungan
DN LN DN LN DN L DN L DN LN DN LN DN LN DN+L
N N N
2002 15,814 378 31,627 756 442 7 2,126 0 356 0 437 195 50,838 1,336 52,174
2003 26,95 1,761 37,031 29 693 18 1,959 15 2,348 0 91 16 68,517 1,974 70,491
0
2004 60,169 1,129 6,48 0 213 0 1,481 18 4,754 0 3,666 0 76,736 1,147 77,883
2005 25,928 455 28,779 15 128 0 624 0 4,320 124 12,83 0 72,618 594 73,212
9
2006 33,515 363 43,518 7 229 3 510 0 2,435 3 2,714 0 82,921 439 83,360
Jumlah pengunjung TNGP dari tahun 2002 hingga tahun 2006 mengalami
kenaikan dan turun mencapai rata-rata 13% per tahun ditingkat kunjungan,
dikarenakan adanya perubahan sistem manajemen kawasan dan penutupan
kawasan selama 3 bulan untuk penghijauan.
Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam, yang memiliki tugas pokok
dalam pengelolaan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara
117
benar, terarah sehingga mampu memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat
Pelestarian Alam dituang dalam visi Balai TNGP Yaitu "Mewujudkan kawasan
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang aman, mantap secara hukum
menunjang pengelolaan yang mendapat dukungan dari para mitra, serta mampu
2009, Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menetapkan Misi sebagai
berikut :
hukum.
TNGP sebanyak 124 orang terdiri dari atas 119 orang PNS dan 5 orang tenaga
118
upah. Dari jumlah tersebut 5 orang tenaga struktural, 46 orang tenaga non
struktural dan tenaga fungsional berjumlah 68 orang yang terdiri atas 38 orang
mutasi, pensiun dan penerimaan pegawai baru, dimana 1 orang tenaga fungsional
pensiun dan 1 orang sarjana penerimaan baru. Sehingga jumlah pegawai manjadi
121 orang dengan perincian 116 orang PNS dan 5 orang tenaga upah. Sesuai
dengan tugas dan fungsinya maka penempatan personil PNS dibagi menjadi dua
bagian yakni di kantor Balai dan di lapangan dengan perincian, 40 orang di kantor
2006 tentang organisasi Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Yang
eselon IV meliputi Kepala Sub Bagian Tata usaha berkedudukan di Balai Taman
Cianjur. Selaku UPT pusat, kepala Balai bertanggung jawab kepada Direktur
119
Adapun Struktur organisasi Balai Taman Nasional Gunung Gede pangrango
sebagai berikut :
KEPALA BALAI TAMAN NASIONAL
PU. Umum
Kelompok PEH Kelompok Polhut
PU. Kepegawaian
PU. Keuangan
Pengemudi
Mekanik
Pramu Kantor
Pengaman Kantor
Adapun tanggung jawab, tugas dan wewenang dari setiap bagian yang ada
120
1. Kepala Balai : Mempunyai tugas pokok mengkoordinir penyusunan rencana,
dan cinta alam, serta penyuluhan konservasi sumber daya alam dan hayati dan
diperlukan.
121
6. Penata Usaha Perlengkapan Rumah Tangga mempunyai tugas menyusun dan
barang inventaris.
10. Penata Bina Cinta Alam mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah dan
masyarakat.
11. Penata Bina Konservasi Dan Perlindungan mempunyai tugas mengolah dan
122
14. Pengumudi/ Juru Mudi Kapal mempunyai tugas mempersiapkan dan
mengemudikan kendaraan dinas darat dan air sesuia kebutuhan dan keperluan
kantor, menyiapkan dan melayani kebutuhan makan dan minum pegawai dan
tamu.
123
BAB V
IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
untuk meningkatkan SDM antara lain dengan mengikut sertakan program S1 bagi
tingkat pendidikan SLTA dan pelatihan yang banyak diikuti oleh pegawai
mobile traning untuk bahasa Inggris. Proses penilaian prestasi kerja oleh tim
antara lain kecakapan tekhnis dalam melaksanakan tugas dan mutu kerja yang
124
profesional. Kepribadian dan penampilan meliputi sikap dan kejujuran serta
dikarenakan kurangnya personil pada setiap pintu masuk kawasan. Hal ini perlu
5.1.2. Pemasaran
TNGP menggunakan jasa perikalanan melalui media cetak seperti brosur, spanduk
pengunjung atau masyarakat sekitar kawasan yang tidak mengerti dengan hutan
konservasi, sehingga perambahan hutan dan pencurian kayu masih sering terjadi,
kegiatan wisata yang berbasis lingkungan hidup dan pelestarian hutan, dan
membuat paket wisata dan tiket terusan kepada perusahaan sejenis. Guna
Secara umum kegiatan produk dan operasi wisata Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango yang sangat menarik, baik untuk sekedar rekreasi ataupun untuk
pendidikan serta penelitian, yaitu: Air Terjun Cibereum, Telaga Biru, Kawah,
125
Alun-Alun Surya kencana, Puncak Gunung Gede dan Pangrango. Selain itu
kawasan ini merupakan ekositem hutan hujan tropis pegunungan yang terbagi
kedalam tiga sub ekoisitem hutan hujan pegunungan rendah (sub montana) dan
sub ekosisitem hutan hujan pegunungan tinggi ( sub alpin). Disamping itu sebagai
akibat gejala atau proses alam dan perilaku manusia, dikawasan ini terdapat juga
pegunungan, kawah, air panas dan hutan sekunder. Kawasan hutan Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango juga dikenal sebagai tempat tumbuh flora dan
jenis tanaman hias, hutan hujan tropis pegunungan yang kaya akan jenis fauna dan
fasilitas yang sudah rusak akibat termakan usia dan harus di perbaiki antara lain,
papan informasi yang menuju puncak gunung, selter ( pos ) yang digunakan untuk
pengamanan kawasan.
masuk kawasan melalui jasa internet. Dengan situs ini sangat memudahkan
sekali dijadikan tempat penelitian oleh para peneliti baik dari lembaga non formal
maupun dari perguruan tinggi, yang tertarik dengan keaneka ragaman hayati flora
dan fauna seperti, jenis tumbuhan paku, jenis lumut, jenis tumbuhan tanaman hias,
126
dan binatang mamalia, serangga, binatang melata dan binatang yang hidup di air
dan darat. Pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sangat terbuka sekali
bagi yang ingin melakukan kegiatan penelitian di kawasan ini, karena dari
penelitian tersebut adanya timbal balik yang tentunya bermanfaat bagi kedua
belah pihak. Bagi perusahan hasil dari penelitian merupakan satu masukan positif
baik berupa evaluasi maupun saran, perkembangan usaha dan penambahan kolesi
dengan skala prioritas, ini dapat dilihat pada beberapa bangunan dan fasilitas
Kebersihan disekitar kawasan wisata harus dapat ditingkatkan lagi, hal tersebut
dimiliki serta promosi yang terus menerus yang pada akhirnya masyarakat sadar
5.1.5. Keuangan
Wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangarango adalah satu hutan
127
prasarana penunjang wisata alam TNGP berasal dari anggaran pemerintah
(APBN) dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) melaui daftar isian
arus masuk dan keluar, dalam mengemban fungsi pelaporan keuangan maka
yang cukup besar namun hingga saat ini belum semuanya terealisasi karena
pengembangan wisata alam TNGP modal awal untuk operasional didapat dari
kunjungan wisata TNGP itu sendiri, dengan demikian sumber pemasukan Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango dan negara Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) terbesar berasal dari penjualan tiket masuk kunjungan wisata alam
Taman Nasional Gunung Gede pangrango. Pendapatan dari tiket masuk ini
128
Wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam kegiatan
keuangan dan administrasi. Sebagai sarana promosi, saat ini Wisata Alam Taman
dan E-mail: tngp @ tngp.or.id dan faximili 0263-0519415. sarana ini digunakan
kunjungan ke TNGP dan sarana promosi. Hal ini dilakukan untuk mempelancar
kegiatan operasional.
Nasional Gunung Gede Pangrango dan ancaman apa saja yang harus dihindari.
Lingkungan umum terdiri dari aspek politik dan keamanan, ekonomi, sosoial
5.2.1.1. Politik
129
Secara umum kondisi politik suatu negara sangat berpengaruh terhadap
stabil ini dapat mengubah pandangan konsumen luar negeri maupun domestik
semua pihak pemerintah dan perusahaan sejenis dan kemitraan dengan pihak yang
Gedepahala, Volunter, IWF, CIBA dan Mahasiswa yang tergabung dalam Unit
5.2.1.2. Ekonomi
dasar tarifl listrik,telepon dan BBM. Tantangan dan ancaman kelestarian kawasan
Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango semakin berat, gejala ini
terlihat dengan masih adanya gangguan terhadap kawasan Wisata Alam Taman
permintaan rekreasi wisata alam. Semua ini sangat berpengaruh bagi pendapatan
130
Peranan Wisata Alam TNGP terhadap masyarakat disekitar kawasan
dagang dan jasa seperti, membuat tempat penginapan bagi para pengunjung yang
masih ingin bermalam, rumah makan, penyewaan alat pendakian, sovenir dan
jajanan ciri khas cianjur. Disaat musim liburan dan hari Raya tiba, dengan adanya
kgiatan wisata alam ini sangat membatu dan mendapatkan pendapatan lebih bagi
Pangrango.
5.2.1.4. Teknologi
menggunakan GPS, sistem pemesanan ijin masuk kawasan wisata (booking) bisa
teknologi, maka peluang untuk sarana promosi pengembangan TNGP akan mudah
5.2.2.1. Konsumen
131
Taman Nasional Gunung Gede pangrango. Dengan menawarkan konsep wisata
yang berbasis pendidikan dan lingkungan, antara lain program pengenalan alam,
ekosistemnya dan flora fauna dari sekolah tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
puncak gunung Gede Pangrango dan air terjun Cibeurem. Konsumen Wisata alam
5.2.2.2. Pesaing
seperti Kebun Raya Cibodas dan Bumi Perkemahan Mandalawangi tidak begitu
ciri khas tersendiri dengan primadona pucak Gunung Gede Pangrango dan
barbagai macam jenis tumbuhan dan faunanya. Dengan berbagai macam produk
tersendiri.
kegiatan wisata yang terbuat dari manusia membutuhkan waktu yang cukup lama.
132
5.2.2.4. Ancaman Produk Subsitusi
wisata pengganti dalam wisata alam bisa berupa kegiatan surfing atau menikmati
tersebut dikelola oleh pemerintah yaitu Dinas pariwisata dan pihak swasta.
Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman digunakan
untuk menyusun matrik IFE ( Internal Faktor Evaluation ) dan matriks EFE (
133
Berdasarkan identifikasi dari kondisi internal Wisata Alam Taman
Tabel 11. Kekuatan Dan Kelemahan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango.
134
5.3.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman
135
BAB VI
PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
bobot dari masing-masing variabel internal. Yang menjadi responden yaitu Kepala
Sub Bagian Tata Usaha, Penata Usaha Kepegawaian, Penata Usaha Keuangan,
Penata Usaha Kerjasama dan Hubungan Masyarakat, Penata Usaha Bina Cinta
Alam dan Kader Konservasi, Kepala Polhut ( Polisi Hutan ). Kepala Pengendali
rating untuk mengetahui kekuatan utama dan kekuatan kecil serta kelemahn utama
136
memberikan peringkat, maka diambil rata-rata bobot dan peringkat sehingga
KELEMAHAN
1. Tingkat Promosi 0,059 1.3 0,076
2. Kuantitas SDM
0,056 1.4 0,078
3. Kondisi Infrastruktur Yang Kurang
0,061 1.4 0,085
Diremajakan Karena Sudah Rusak
4. Kondisi Keuangan Perusahaan 0,059 1.6 0,094
5 Penyuluhan dan Pembinaan hutan
0,045 1.8 0,080
konservasi di kawasan Wisata
6. Adanya Jalur Non Formal Yang
0,083 1.4 0,116
Mengakses Ke Kawasan
137
Berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE untuk Wisata Alam Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) yang menjadi kekuatan utama wisata
alam ini adalah lokasi yang mudah di tempuh dengan total nilai 0.269, diikuti
pelayanan karyawan terhadap pengunjung dengan total nilai 0.268, dan tarif
masuk kawasan wisata yang cukup murah ditambah asuransi jiwa dengan total
nilai 0.241. sedangkan yang menjadi kekuatan kecil TNGP adalah tersedianya
sarana dan prasarana, di karenakan fasilitas yang ada banyak yang pada rusak
dengan total nilai 0.229 dan penggunaan sistem informasi manajemen (internet,
fax, komputer ) dikarenakan peralatan yang terbatas dengan total nilai 0.216.
sedangkan yang menjadi kelemahan utama Wisata Alam Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango adalah adanya jalur non formal yang mengakses ke kawasan
wisata dengan total nilai 0.116 dan kondisi keuangan perusahaan dikarenakan
terbatasnya anggaran dari pemerintah pusat, dengan total nilai 0.094 sedangkan
dengan kondisi ini berada diatas rata-rata (2.50) yang artinya posisi Wisata Alam
kekuatan yang dimilikinya berdasarkan rata rata hasil penilaian responden untuk
138
faktor peluang dan ancaman kepada sembilan orang responden yang mempunyai
responden yang sama dan dicari rata-rata dari jawaban responden sehingga
139
Table 14. Matriks EFE ( External Faktor Evaluation )
Faktor Strategi Eksternal Bobot rating Skor Bobot
Peluang
1.Dukungan dari pemerintah daerah 0.097 2 0.194
setempat dan lembaga sosial
2.Adanya kerjasama antar Pesaing 0.082 2.444 0.200
dikawasan Wisata
3.Tingkat Jumlah Pengunjung Ketika 0.089 3.556 0.316
Musim Liburan Dan Hari Raya
4.Perkembangan teknologi dan informasi 0.086 2.667 0.230
5.Keberadaan Pedagang Jasa Maupun 0.089 2.333 0.208
Barang Disekitar Kawasan Wisata
6.Tradisi dan Budaya Masyarakat Sekitar 0.093 2.444 0.228
7.Kondisi Perekonomian Yang Lebih 0.084 3.333 0.279
Baik Dapat Meningkatkan Permintaan
Pengunjung Terhadap Rekreasi
Kelemahan
1. Kondisi Iklim Yang Tidak Dapat 0.083 2.333 0.194
Diprediksi
2 .Kenaikan Harga Dasar Tarif Telefon, 0.109 2 0.218
Listrik dan BBM
3. Pertumbuhan Tingkat Penduduk 0.099 2.444 0.241
Meningkat
4. Situasi Politik dan Keamanan 0.088 2.667 0.236
140
Berdasarkan pengolahan matriks EFE dapat diketahui peluang yang sangat
Gede Pangrango yaitu tingkat jumlah pengunjung ketika musim liburan dan Hari
Raya dengan total nilai 0.316 dan diikuti kondisi perkembangan ekonomi yang
nilai 0.279. sedangkan peluang yang sangat kecil dukungan dari pemerintah
daerah setempat dan lembaga social dengan total nilai 0.194. kemudian ancaman
kondisi situasi politik dan keamanan dengan total nilai 0.236. anacaman yang
sangat kecil kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi dengan total nilai 0.194.
menunjukan 2.546 diatas rata-rata ( 2.50 ) yang artinya bahwa Wisata Alam
Setelah faktor-faktor kritis diperoleh dari proses analisis matriks IFE yang
memberikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dan matriks
EFE yang menggambarkan tentang kondisi peluang dan ancaman yang dihadapi
oleh Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam menjalankan
analisis yang digunakan adalam matriks I-E ( Internal dan Eksternal ) dan matriks
141
6.2.1. Matriks I-E ( Internal Eksternal) Perusahaan
3,0 – 4.0
Skor Total EFE
VI
Sedang IV V
2,0 – 2.99
1,0 – 1.99
1.0
posisi perusahaan saat ini. Berdasarkan hasil yang diperoleh analisisi matriks IFE
dan EFE, total skor bobot IFE sebesar 2.931 dan EFE sebesar 2.546 menempatkan
Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berada pada kuadran V
maka, strategi yang dapat dilakasanakan pada sel V adalah Hold and Mantain
dan pengembangan produk. Penetrasi pasar yaitu usaha peningkatan pasar atau
market share suatu produk dan jasa yang sudah ada dipasar melalui usaha
pemasaran yang lebih gencar (David, 2002:50). Untuk meningkatkan pangsa pasar
ekowisata dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain peran pengelola
TNGP dalam memberikan informasi yang lengkap kepada wisatawan, selain itu
142
media promosi melalui media cetak dan elektronik dapat dijadikan sebagai media
promosi, serta diadakan program promosi yang menarik dan sesuai dengan
sasaran yang akan dicapai dan dapat meningkatkan permintaan ekowisata. Bentuk
promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola harus dilakukan secara kontinue
dengan pemasaran yang aktif dan efektif dalam mempromosikan, yang pada
kawasan konservasi TNGP, sebagai penjual jasa harus menjaga hubungan baik
antar karyawan agar tercipta suasana kerja yang nyaman yang dapat menghasilkan
Empat strategi utama yang disarankan SO, ST, WO dan WT. analisis ini
menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks IFE dan EFE. Hasil analisis
143
144
Gambar 6. Matriks SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Kemudahan Ditempuh / Aksesbilitas Lokasi 1. Tingkat Promosi
2. Pelayanan Karyawan Terhadap Pengunjung 2. Kuantitas SDM
IFE 3. Kualitas SDM 3. Kondisi Infrastruktur Yang Kurang Diremajakan Karena
4. Sistem Pencatat Keuangan Sudah Rusak
5. Hubungan Internal SDM 4. Kondisi Keuangan Perusahaan
6. Tarif Masuk Kawasan Wisata 5. Rendahnya Penyuluhan dan Pembinaan hutan konservasi
7. Konsep Wisata Yang Berbasis Konservasi , Lingkungan Hidup Dan di kawasan Wisata
EFE Pendidikan 6. Adanya Jalur Non Formal Yang Mengakses Ke Kawasan
8. (Adanya variasi produk ) Menawarkan Produk Wisata Lainnya,Yaitu Wisata
Budidaya Tanaman Hias dan Tanaman Obat ( I )
9. Tersedianya Sarana dan Prasarana Pengunjung
10. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen (Internet, fak, komputer)
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Dukungan dari pemerintah daerah setempat dan lembaga 1. Mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap 1. Memperbaiki sistem manajemen agar sesuai dengan pola
sosial. mempertahankan konsep wisata yang sudah ada S1.S2.S6.S8..O2.O3.O6. kerja dan kebutuhan perusahaan sehingga dicapai
2. Adanya kerjasama antar Pesaing dikawasan Wisata. 2. Mengoptimalkan sistem informasi manajemen baik dalam operasional efisiensi dan efektivitas untuk menekan biaya
3. Tingkat Jumlah Pengunjung Ketika Musim Liburan Dan maupun promosi. S5. S7.S10.S12.04.05. operasional. O2. O4.O7.W2.W3.W4.
Hari Raya. 3. Mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan perusahaan sejenis 2. Meningkatkan tingkat kesadaran pengunjung baik dari
4. Perkembangan teknologi dan informasi. dalam kegiatan yang sifatnya mempromosikan variasi produk baru. S3. segi keamanan serta pelestarian dengan dukungan
5. Keberadaan Pedagang Jasa Maupun Barang Disekitar S9.O1.O7. pemerintah dan masyarakat sekitar. O1. O3.O5.O6.
Kawasan Wisata. WI.W5.W6
6. Tradisi dan Budaya Masyarakat Sekitar.
7. Kondisi Perekonomian Yang Lebih Baik Dapat
Meningkatkan Permintaan Pengunjung Terhadap Rekreasi.
145
Lampiran 2. Lanjutan
Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui matriks IE dan SWOT diatas, maka
selanjutnya untuk memilih strategi mana yang terbaik yang akan dilakukan pada tahap tiga ini yaitu
QSPM ( Quantitave Strategic Planning ) Matrik ). Matriks ini akan menentukan kemenarikan
87
Lampiran 2. Lanjutan
relative ( relative attracvenees) dari tindakan-tindakan strategi alternatif yang dapat dilaksanakan
oleh wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) terhadap faktor internal dan
eksternal perusahaan. Hasil pengolahan QSPM dapat dilihat pada lampiran 9.
Dari hasil pengolahan QSPM maka diperoleh prioritas strategi pengembangan yang akan
diurutkan berdasarkan TAS ( Total Attractiveness Score ) dari yang terbesar hingga terkecil. Hal
tersebut dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini :
Tabel 17. Prioritas Strategi Pengembangan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango (Tngp)
88
Lampiran 2. Lanjutan
Hasil dari pengolahan Matriks QSPM strategi yang dihasilkan perlu dilakukan evaluasi
sebelum diimplementasikan yaitu dengan melihat kondisi seperti :
1. Untuk mendukung pengembangan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
pada zona pemanfaatan, secara bertahap karena pembangunan sarana dan prasarana ini
diatur dalam keputusan Menteri Kehutanan Nomor :167/kpts-II/94 tentang sarana dan
prasarana pengusahaan pariwisata alam di kawasan pelestarian alam tetapi dibandingkan
sarana dan prasarana yang ada belum memadai.
2. Pembinaan organisasi dan pengembangan aparatur Pengelola TNGP, dalam rangka
peningkatan kemampuan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango perlu melakukan
pengembangan SDM dalam bentuk workshop, seminar dan kegiatan ilmiah lainnya.
3. Pembinaan peran serta masyarakat, sebagai salah satu kawasan konservasi penting, TNGP
merupakan aset nasional dan sekaligus aset dunia memerlukan peran serta seluruh
masyarakat untuk menjaganya.dan peningkatan kesadaran, kepedulian masyarakat dengan
89
Lampiran 2. Lanjutan
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Sejalan dengan upaya-upaya pengembangan yang dilakukan oleh pengelola balai TNGP
dalam berbagai aspek baik didalam melakukan penataan terhadap kawasan, sebagai daerah
konservasi sekaligus sebagai daerah tujuan wisata. Berdasarkan uraian yang telah dikemukan pada
bab-bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. a. Kondisi Internal yang menjadi kekuatan adalah kemudahan ditempuh / aksesbilitas lokasi,
pelayanan karyawan, peran Litbang dalam pengembangan wisata alam, kualitas SDM, sistem
pencatat keuangan, hubungan internal SDM, tariff masuk kawasan wisata, konsep wisata yang
berbasis lingkungan hidup dan pendidikan, ( adanya variasi produk) menawarkan produk wisata
lainnya, yaitu budidaya tanaman hias dan tanaman obat, kebijakan pemerintah yang berlaku dalam
pengembangan wisata alam, tersediannya saran dan sarana pengunjung, penggunaan system
90
Lampiran 2. Lanjutan
informasi manajemen ( internet, fak, computer ). Sedangkan yang menjadi kelemahannya tingkat
promosi, kuantitas SDM, kondisi infrastruktur yang kurang diremajakan karena sudah rusak,
kondisi keuangan perusahaan, penyuluhan dan pembinan hutan konservasi di kawasan wisata,
b. Kondisi Eksternal yang menjadi peluang adalah : dukungan dari pemerintah daerah
setempat dan lembaga sosial, adanya kerjasama antar pesaing dikawasan wisata, perkembangan
teknologi dan informasi, keberadaan pedagang jasa maupun barang disekitar kawasan wisata, tradisi
dan budaya masyarakat sekitar, kondisi perekonomian yang baik dapat meningkatkan permintaan
pengunjung terhadap rekreasi. Sedangkan yang menjadi ancaman adalah kondisi iklim yang tidak
dapat diprediksi, kenaikan harga dasar tariff telepon, listrik dan BBM, pertumbuhan tingkat
Pangrango, dengan menggunakan matriks SWOT. Kekuatan dalam memanfaatkan peluang yang
ada (SO) yaitu mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap mempertahankan
konsep wisata yang sudah ada, mengoptimalkan sistem informasi baik dalam opersasional maupun
promosi, mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan perusahaan sejenis dalam kegiatan
yang sifatnya mempromosikan variasasi produk baru. Strategi menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman (ST) yaitu meningkatkan pelayanan baik dari segi keamanan dan kenyamanan
demi tercapainya tingkat kepuasan konsumen seperti menawarkan produk baru pada setiap produk
wisata, mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah, perusahaan sejenis dan masyrakat sekitar
dalam pelestarian hutan khususnya pada batas wilayah pemukiman dan hutan wisata. Strategi yang
memperkecil kelemahan dengan yang memanfaatkan peluang yang ada (WO) adalah memperbaiki
system manajemen agar sesuai dengan pola kerja dan kebutuhan perusahaan sehungga dicapai
efisiensi dan efektifitas untuk menenkan baiaya operasioanal, meningkatkan tingkat kesadaran
91
Lampiran 2. Lanjutan
pengunjung baik dari segi keamanan serta pelesatarian dengan dukungan pemerintah dan
masyarakat sekitar. Strategi untuk meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman (WT)
adalah melakukan perawatan dan perbaikan infrastruktur demi tercapainya kepuasan dalam
pelayanan, menjalian kerjasama dengan lembaga non formal dalam hal pembinaan dan pelestarian.
3. Berdasarkan hasil pengolahan QSPM dapat sembilan alternatif strategi dengan skala prioritas
“mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap mempertahankan konsep wisata yang
sudah ada“ dengan total skor nilai 6.648, kemudian dengan strategi “mengoptimalkan sistem
informasi baik dalam operasional maupun promosi” dengan total skor nilai 6.445, dan diikuti
“mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan perusahaan sejenis dalam kegiatan yang
sifatnya mempromosikan variasi produk baru “ dengan total skor nilai 6.237, serta meningkatkan
pelayanan dan kualitas SDM baik dari segi keamananan dan Kenyamanan demi tercapainya tingkat
kepuasan konsumen seperti menawarkan produk baru pada setiap produk wisata dengan total skor
nilai 6.144.
7.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan
masukan yang bermanfaat dan membuat skala proritas dalam mengimplemntasikannya bagi
pengelola Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) adalah sebagai berikut :
1. Tetap menjaga kebersihan sarana dan prasarana seperti MCK, pagar pengaman, papan
informasi, rambu-rambu/ papan petunjuk, shelter, pondok wisata, perlengkapan wisma tamu,
mushola, camping ground dan mengembangkan konsep wisata yang sesuai dengan standard
internasional namun tetap menjaga keutuhan kawasan TNGP sebagai daerah hutan
92
Lampiran 2. Lanjutan
2. Meningkatkan promosi keberadaan kawasan TNGP sebagai kawasan hutan konservasi dan
penelitian disamping tempat rekreasi agar tidak salah persepsi dengan pengunjung dilihat
dari sistem masuk kawasan wisata dengan meningkatnya kujunjungan wisatawan lokal
3. Adanya kerjasama antar pesaing disekitar kawasan wisata pihak pengelola TNGP dan
pemerintah daerah setempat perlu menyusun suatu master plan yang dapat memanfaatkan
peluang usaha yang tecipta dari meningkatnya arus kunjungan wisatawan baik lokal maupun
internasional. Agar kawasan TNGP tetap terjaga keutuhannya, perlu komitmen bersama
antara pemerintah daerah setempat dan pengelola TNGP untuk duduk bersama
membicarakan dan menjaga agar kawasan Wisata Alam ini perlu dijaga kelestariannya
melalui peran serta masyarakat dan penegakan hukum secara konsisten dan konsekuen.
93
Lampiran 2. Lanjutan
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18.
Tahun 1994 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional,
Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. (Jakarta: Departemen Kehutanan Republik
Indonesia, 1994)
Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 68.
Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. (Jakarta:
Departemen Kehutanan Republik Indonesia, 1998)
David, Fred R. konsep Manajemen Strategi. Edisi Ke Tujuh. Versi Bahasa Indonesia. (Jakarta, PT.
Prenhallindo, 2002)
______________Manajemen Strategi. Ed. Ke- 7. Konsep Terjemahan. (Jakarta: PT. Indeks, 2004)
Damanik, Janianton. dan F. Weber, Helmut. Perencanaan Ekowisata. (Yogyakarta, CV. ANDI
OFFSET, 2006)
Jauch, Lawrence R. dan Glueck, William F. Manajamen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Edisi
ke Tiga. Versi Bahasa Indonesia. (Jakarta, PT. Erlangga, 1988)
MackKinon, J., K. MackKinon, G. Child Dan J. Thorsel. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di
Daerah Tropika (Terjemahan). (Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 1990)
Rangkuti, F. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi Konsep Perencanaan
Strategis untuk Menghadapi Abad 21). (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000)
94
Lampiran 2. Lanjutan
Rahayu, A Lucci. Analisis Strategi Pengembangan Wisata Agro Taman Buah Mekarsari. [Skripsi]
Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. (Bogor, Institut Pertanian Bogor,
2004)
Roganda, Apriyanti. Analisis Strategi Pengmbangan Agrowisata Kebun Tanaman Obat Karyasari.
[Skripsi]. Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. (Bogor, Institut
Pertanian Bogor, 2003)
Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Laporan Akuntanbilitas Instansi
Pemerintah TNGP. (Cibodas, LAKIP, 2006)
Widagti, Nuryani. Pengembangan Wisata Alam Di Taman Wisata Plawangan Turgo. [Skripsi].
Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. (Bogor, IPB, 2003)
95
Lampiran 2. Lanjutan
NAMA RESPONDEN :
JABATAN/PROFESI :
TUJUAN :
Mendapatkan penilaian para responden terhadap tingkat kepentingan faktor-faktor strategis internal
dan eksternal dalam mengembangkan usaha tambaknya di kelompok tani nelayan raja udang,
berdasarkan polling pendapat dari para responden melalui kuisioner putaran pertama. Tingkat
kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategi untuk
melihat seberapa besar faktor-faktor tersebut menentukkan tingkat keberhasilan untuk
mengembangkan wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
PETUNJUK UMUM :
1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukannya seara sekaligus
(tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban
4. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner bersifat mutlak, karena merupakan
rangkuman dari jawaban responden pada polling putaran pertama.
PETUNJUK KHUSUS :
1.Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang
tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan memberikan nilai 1, 2 atau 3 yang paling sesuai
menurut responden dengan cara sebagai berikut :
1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
2. Contoh :
a. Jika Kemudahan Ditempuh /Aksesbilitas Lokasi (point 1) kurang penting daripada Pelayanan
Karyawan (point B), maka nilai untuk kolom B pada baris 1 = 1
b. Jika Kemudahan Ditempuh /Aksesbilitas Lokasi (point 1) sama penting dengan Peran Litbang
Dalam Pemgembangan Wisata (point C), maka nilai untuk kolom C pada baris 1 = 2
c. Jika KemudahanDitempuh /Aksesbilitas Lokasi (point 1) lebih penting daripada Kualitas SDM
(point D), maka nilai untuk kolom D pada baris 1 = 3
96
Lampiran 2. Lanjutan
No Faktor Internal A BD E F GH I K L MN O P Q R
Kemudahan Ditempuh /
1
Aksesbilitas Lokasi ( A )
Pelayanan Karyawan Terhadap
2
Pengunjung ( B )
3 Kualitas SDM ( D )
12 Kuantitas SDM ( N )
Kondisi Infrastruktur Yang Kurang
13 Diremajakan Karena Sudah Rusak (
O)
14 Kondisi Keuangan Perusahaan ( P )
Penyuluhan dan Pembinaan hutan
15
konservasi di kawasan Wisata ( Q )
Adanya Jalur Non Formal Yang
1 Mengakses Ke Kawasan Wisata (
R)
97
Lampiran 2. Lanjutan
No Faktor Ekternal A B C D E F G H I J K
98
Lampiran 2. Lanjutan
Faktor Internal
KEKUATAN 3 4
1. Kemudahan Ditempuh / Aksesbilitas Lokasi
2. Pelayanan karyawan
3. Peran Litbang Dalam pengembangan wisata alam
4. Kualitas SDM
5. Sistem Pencatat keuangan
6. Hubungan Internal SDM
7. Tarif masuk kawasn Wisata
8. Konsep Wisata Yang Berbasis Konservasi , Lingkungan
Hidup Dan Pendidikan
9. Adanya variasi produk ) Menawarkan Produk Wisata
Lainnya,Yaitu Budidaya Tanaman Hias dan Tanaman
Obat
10. Kebijakan Pemerintah Yang Berlaku Dalam
Pengembangan Wisata alam
11. Tersedianya Sarana dan Prasarana Pengunjung
12. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen ( Internet, fak,
komputer )
KELEMAHAN 1 2
1. Tingkat Promosi
2. Kuantitas SDM
3. Kondisi Infrastruktur Yang Kurang Diremajakan Karena
Sudah Rusak
99
Lampiran 2. Lanjutan
Wisata
2. Faktor Strategis Eksternal
Faktor Eksternal
PELUANG 1 2 3 4
1. Dukungan dari pemerintah daerah setempat dan lembaga
sosial
2. Adanya Pesaing Dikawasan Wisata
3. Tingkat Jumlah Pengunjung Ketika Musim Liburan Dan
Hari Raya
4. Perkembangan teknologi dan informasi
5. Keberadaan Pedagang Jasa Maupun Barang Disekitar
Kawasan Wisata
6. Tradisi dan Budaya Masyarakat Sekitar
ANCAMAN 1 2 3 4
1. Kondisi Perekonomian Yang Lebih Baik Dapat
Meningkatkan Permintaan Pengunjung Terhadap
Rekreasi
2. Kondisi Iklim Yang Tidak Dapat Diprediksi
3. Kenaikan Harga Dasar Tarif Telepon, Listrik dan BBM
4. Pertumbuhan Tingkat Penduduk Meningkat
5. Situasi Politik dan Keamanan
100
Lampiran 2. Lanjutan
101
Lampiran 2. Lanjutan
102
Lampiran 2. Lanjutan
TUJUAN :
Mendapatkan penilaian responden mengenai penentuan faktor strategi internal dan
eksternal guna merumuskan strategi pengembangan wisata alam Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango, untuk selanjutnya dikelompokkan menjadi aspek
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
PETUNJUK UMUM
103
Lampiran 2. Lanjutan
Kemudahan ditempuh /
1 Aksestabilitas lokasi
2 Pelayanan karyawan
3 Tingkat Promosi
5 Kualitas SDM
Kondisi infrastruktur di
kawasan wisata yang kurang
14
diremajakan karena sudah
rusak
104
Lampiran 2. Lanjutan
105
Lampiran 2. Lanjutan
106
Lampiran 2. Lanjutan
107
Lampiran 2. Lanjutan
108
Lampiran 2. Lanjutan
109
Lampiran 2. Lanjutan
110