TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koordinasi
mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan tindakan yang akan
dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur (Alwi, et al., 2003). Dalam
2001). Menurut UU No. 24 tahun 2007 tentang bencana bahwa kegiatan koordinasi
tahap tanggap darurat, dimana tidak ada lagi kesempatan untuk melakukan
13
14
masyarakat dari ancaman, risiko dan dampak bencana. Kata terpadu dalam
Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan
jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan
suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
kegiatan pekerjaan yang sesuai dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan
(departemen atau area fungsional) agar dapat merealisasikan sasaran organisasi secara
efektif. Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi
pelaksananya.
koodinasi yaitu suatu proses menghubungkan (linking) semua kegiatan dari berbagai-
bagai bagian kerja (departement) pada lingkup organisasi. Linking diperlukan karena
organisasi, yaitu :
15
satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam
bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan, faktor-
perbedaan dalam sikap dan cara kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian,
yaitu :
sukses organisasi.
komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang
bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap
orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
adalah asas skala (hierarki) artinya koordinasi itu dilakukan menurut jenjang-
yang berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya, asas hirarki bahwa setiap atasan
1. Sense of cooperation (perasaan untuk bekerjasama), ini harus dilihat dari sudut
kemajuan.
3. Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling menghargai.
koordinasi.
usaha, berarti bahwa harus mengatur sedemikian rupa usaha-usaha tiap kegiatan
5. Tujuan koordinasi adalah tujuan bersama, kesatuan dari usaha meminta suatu
pengertian kepada semua individu, agar ikut serta melaksanakan tujuan sebagai
kelompok kerja.
semua tujuan dan kegiatan anggota satuan-satuan letaknya boleh terpisah berjauhan
daya upaya, dan sumber daya uang karena tidak ada petunjuk yang jelas
konsentrasi dan penggunaan usaha yang kooperatif diseluruh anggota tim untuk
yang baik.
penanganan bencana. Komando adalah fungsi perintah didasarkan atas sistem hirarki
mengarahkan dan dilakukan pada suatu situasi yang menyangkut lintas organisasi.
Koordinasi adalah fungsi keduanya yang diarahkan pada penggunaan sumber daya
Penanggulangan bencana terutama pada saat tanggap darurat harus ada satu
kesatuan perintah (unity of command) dari seseorang kepada orang lain yang
lintas sektoral baik dalam pemerintahan maupun stake holders dalam upaya
penanggulangan bencana agar dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Fungsi koordinasi dilakukan secara terintegrasi dengan sektor terkait pada (1)
tahap pra dan (2) pasca bencana pada tanggap darurat fungsi yang dilaksanakan
adalah dominan fungsi komando karena fungsi koordinasi telah lebih dahulu
Koordinasi yang baik akan menghasilkan upaya yang terpadu dan terarah
Dalam situasi darurat bencana selalu terjadi kebingungan dalam siapa yang
3. Jaminan skala prioritas. Dengan koordinasi yang baik akan diperoleh skala
karena dalam kasus bencana selalu harus ditanggulangi dengan biaya tak terduga.
c. Adanya unit atau pihak yang dikoordinasikan. Unit yang dimaksud adalah
diperlukan
e. Tugas pokok dan tanggung jawab organisasi sektor kesehatan yang jelas
akan menjadi seimbang, dan dengan adanya keseimbangan beban keadaan atau
Sebanyak-banyaknya
Korban Massal
Korban Selamat
kesehatan yang baik, tujuan peran dan tanggung jawab yang jelas dari organisasi,
sumber daya dan waktu yang akan membuat koordinasi berjalan, dan jalannya
yang berbeda.
Komunikasi
Berbagai Arah
Perencanaan
Efektivitas
Sumber Daya
Kepemimpinan Pengendalian Penanggulan Pengorganisasian Kerjasama
gan Masalah
Motivasi Kesehatan
(PMK)
Evaluasi
Koordinasi
penundaan inisiatif, keikutsertaan pemerintah yang sangat minim sehingga tidak ada
prioritas, (adanya konflik pemerintah dengan pihak lain, badan internasional tidak
sefaham dengan pemerintah, terdapat perbedan tujuan karena konflik internal dalam
24
sektor pemerintah), pembagian tugas tidak berjalan, kerangka waktu tidak disepakati,
Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan berasaskan pada kemanusiaan, keadilan,
kejadian bencana di Indonesia, terdiri dari berbagai instansi terkait hak masyarakat
instansi sebaiknya dirintis dalam tahap persiapan sebelum bencana untuk memperkuat
instansi berikut. Untuk tiap daerah sebaiknya terbentuk BPBD agar koordinasi lintas
sektor dapat berjalan selaras dan seimbang. Lembaga pemerintahan yang terkait
LINMAS/KMP *Linmas
*Kelompok Masyarakat
Tk. Kelurahan Penanggulangan Bencana
1. Kodim 0205 yaitu institusi yang memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk
lain.
8. Search and Rescue (SAR), adalah lembaga yang bertugas dalam hal melakukan
9. Palang Merah Indonesia (PMI), adalah lembaga yang bertugas untuk membantu
menanggulangi semua kejadian bencana secara cepat, tepat dan akurat untuk
kejadian yang ekstrem dalam lingkungan alam atau manusia yang secara merugikan
27
mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau aktivitas sampai pada tingkat
Programs.
Affected Facility cannot control an abnormal situation (free, explosion, leak, well
blowout etc) threaten the loss of human or physical resources of the facility and
environment.
tersedia di daerah bencana tidak dapat mengendalikan kejadian luar biasa yang
diinginkan.
2. Menekan kerugian dan korban yang dapat timbul akibat dampak suatu bencana
atau kejadian
28
1. Kemanusiaan
fisik, moral maupun materi sehingga memerlukan dukungan tangan dari pihak
lain agar bisa bangkit kembali. Penerapan manajemen bencana merupakan usaha
2. Keadilan
unsur tertentu. Pertolongan harus diberikan dengan asas keadilan bagi semua
pihak.
29
6. Kebersamaan
Masalah bencana tidak bisa diselesaikan secara partial atau hanya oleh satu pihak
saja, harus melibatkan seluruh anggota masyarakat atau komunitas yang ada.
Tanpa keterlibatan dan peran serta, program penanggulangan bencana tidak akan
akan memiliki landasan hukum yang pasti. Beberapa perundangan yang menyangkut
Bantuan Bencana.
Bencana.
Bencana.
Penanggulanan bencana dapat dibagi atas tiga tingkatan, yaitu pada tingkat
lokasi disebut manajemen insiden, tingkat unit atau daerah disebut manajemen
tempat kejadian. Dilakukan oleh tim tanggap darurat yang dibentuk atau petugas
nasional atau tingkat korporat bagi suatu perusahaan yang mengalami bencana.
berdasarkan fungsinya yaitu taktis dan strategis. Tingkat manajemen insiden, tugas
dan tanggung jawab lebih banyak bersifat taktis dan semakin keatas tugasnya akan
lebih banyak menangani hal yang strategis. Pengaturan fungsi dan peran sangat
Hambatan di lapangan pada dasarnya terjadi karena pengaturan tugas dan peran
tidak jelas. Siapa yang bertanggung jawab mengkoordinir bantuan dari pihak luar
dan siapa yang mengelola bantuan tersebut setelah berada di lapangan. Siapa
penerapannya di lapangan.
mengelola bencana dengan baik dan aman melalui tiga tahapan sebagai berikut :
33
1. Prabencana
a. Kesiapsiagaan
penting, tidak mudah dilakukan karena menyangkut sikap mental dan budaya
b. Peringatan dini
daerahnya masing-masing.
c. Mitigasi bencana
tanggap darurat untuk dapat mengatasi dampak bencana dengan cepat dan tepat
3. Pasca bencana
Bencana setelah terjadi dan setelah proses tanggap darurat dilewati, langkah
atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar aspek
Mitigasi
Pra Saat
Pencegahan Bencana
Bencana
Rekonstruksi Pemulihan
Pasca Bencana
BPBD Provinsi Sumatera Utara adalah badan yang dibentuk oleh Pemerintah
tahun 2008). BPBD Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari atas unsur pengarah
dan unsur pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.
Kepala Badan secara ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah (Permendagri No. 46
tahun 2008).
bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. BPBD Provinsi dan BPBD
penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara, (2)
menginformasikan peta rawan bencana, (4) menyusun dan menetapkan prosedur tetap
kepada Kepala Daerah setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat
uang dan barang, (7) mempertanggung jawabkan penggunaan anggaran yang diterima
penggunaan anggaran yang diterima dari APBD, (9) melaksanakan kewajiban lain
mempunyai fungsi : (1) koordinasi, (2) komando, dan (3) pelaksana dalam
Agustus 2010 dan berakhir sampai dengan keadaan gunung Sinabung dinyatakan
aman.
Ir. Taufan Agung Ginting, MSP anggota DPRD Sumut mendesak pemerintah
dalam penanganan masalah bencana alam sebab hingga saat ini cuaca ekstrim, akibat
cuaca ekstrim menimbulkan bencana alam seperti banjir dan longsor di sejumlah
tempat di Kabupaten Karo. Kerusakan areal pertanian dan peternakan serta gagal
panen dan gagal tanam menimbulkan kerugian material yang sangat besar sehingga
memerlukan perhatian serius bagi masyarakat untuk itu pemerintah Kabupaten Karo
agar segera membentuk BPBD karena Karo rawan bencana alam agar penanganan
bencana semakin cepat dan tepat. Hal senada disampaikan anggota DPRD Karo
satlak penanganan bencana masih berada dibawah Kesbang linmas dan instotusi
lainnya di Karo belum ada pencairan dana serta masih meminta persetujuan yang
Bambang Susmanto inspektur utama apel siaga darurat bencana provinsi Jawa
Keberadaan BPBD menjadi salah satu bahan pertimbangan utama dalam pemberian
Agustinus zega kepala Bapeda dan penanaman modal kabupaten Nias di hotel hermes
Place Banda Aceh mengatakan : “BPBD memiliki peran strategis dalam pengurangan
Gunung berapi adalah istilah yang dapat didefenisikan sebagai suatu sistem
saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Gunung berapi merupakan gunung yang masih aktif melakukan letusan atau suatu
permukaan bumi yang menonjol yang mempunyai kekuatan dari dalam untuk
mengeluarkan material yang terkandung didalamnya yang disertai dengan awan panas
(Prager, 2006)
Gunung berapi bermula ketika suhu tinggi didalam bumi menciptakan lelehan
kental batuan pijar yang disebut magma, magma mengandung gas-gas terlarut
meliputi air, karbon dioksida dan sulfur dioksida yang berbau telur busuk dn mineral-
mineral yang mencair dan mengkristal. Saat terbentuk magma menjadi kurang paat
Dengan demikian magma naik ke atas dan menghancurkan apa saja yang dilintasinya,
39
seperti bebatuan dan retakan di kerak bumi. Sat magma terus mendekati permukaan
gelembung pada larutan seperti busa champagne yang belum terbuka. Ketika
dikeluarkan dari magma, gas bergerak naik lebih cepat dari pada lelehan batuan
dibawahnya. Jika terdapat lubang atau patahan di permukaan bumi gas maupun
magma akan meletus. Jika magma meletus di atas permukaan bumi disebut lava.
Tetapi jika sebuah penyumbat atau sumbatan bebatuan berada di puncak gunung
berapi maka gas dan magma akan terkumpul di bawahnya.Tonjolan yang membesar
ataupun kubah yang terbentuk di puncak gunung berapi bisa menunjukkan jika
penyumbat di atasnya tiba-tiba hancur misalnya karena gempa bumi atau longsor,
letusan dahsyat dapat terjadi. Isi dan ukuran ledakan tergantung pada jumlah gas,
magma, dan tekanan yang dilepaskan serta komposisi kimia magma. Sama seperti
tutup champagne yang bisa terlontar ke udara, bongkahan vulkanis, lava, abu dan gas
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang
paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api
Pasifik (Pacific Ring of Fire). Gunung berapi pada lokasi tersebut kebanyakan adalah
manusia kira-kira 500 juta orang tinggal di daerah yang beresiko di dekat 1.500
gunung berapi aktif di seluruh dunia. Tanah subur dan puncak gunung berapi yang
yang terancam resiko yang ditimbulkan gunung berapi yang berpotensi aktif terus
Indonesia memiliki gunung berapi-gunung berapi aktif yang lebih banyak dari
pada negara-negara lain. Tercatat lebih dari 2.000 gunung berapi di seluruh dunia,
129 gunung berapi aktif diantaranya berada di Indonesia. Penyebaran gunung berapi
Jawa, 30 gunung berapi di Bali dan Nusa Tenggara, 16 gunung berapi di Maluku
merentang sepanjang 700 km dari Aceh sampai di Sulawesi Utara melalui Bukit
Barisan Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Maluku. Penyebaran gunung berapi di
dengan luas sekitar 16.670 km. (Depkes RI 2007). Peta sebaran gunung berapi di
Dampak letusan gunung berapi merupakan suatu gejala alam yang menakutkan
dan amat berbahaya, kepunahan sekelompok manusia dan kehidupannya pada masa
lampau sering kali disebabkan bencana alam yang hebat, diantaranya gunung berapi.
Gunung berapi di Jawa tengah meletus hebat pada tahun 1.806, telah memporak-
peninggalan kejayaan masa lalu terkubur dalam batuan gunung berapi, candi-candi
banyak digali di sekitar gunung berapi. Di perkirakan lebih dari 5 juta jiwa melayang
1. Awan panas, merupakan campuran material letusan antara gas dan bebatuan
(segala ukuran) terdorong kebawah akibat densitas yang tinggi dan merupakan
adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi bagaikan gunung awan yang
o
menyusuri lereng. Suhunya sangat tinggi, antara 300-700 C, kecepatan
lontarannya sangat tergantung dari besarnya energi letusan yang bisa mencapai
ratusan meter. Suhunya yang sangat tinggi (>200 oC), ukuran materialnya juga
3. Hujan abu lebat, terjadi ketika letusan gunung berapi sedang berlangsung.
Material yang berukuran halus (abu dan pasir halus) yang diterbangkan angin
dan jatuh sebagai hujan abu. Arah jatuhnya tergantung arah dan kecepatan
42
angin. Ukuram halus, material ini sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk
hidup baik flora maupun fauna karena mengandung unsur-unsur kimia yang
logam.
kental bersuhu tunggi, antara 700-1200 oC), berbentuk cair, lava umumnya
mengalir mengikuti lereng dan membakar apa saja yang dilaluinya. Lava sudah
dingin, wujudnya berubah menjadi batu (batuan beku) dan daerah yang
5. Gas racun, muncul tidak selalu didahului oleh letusan gunung berapi sebab gas
gunung yang memiliki karakteristik letusan gas beracun adalah Gunung berapi
a. Tipe A
44
b. Tipe B
Gunung berapi yang sesudah tahun 1600 belum ada lagi mengadakan erupsi
solfatara.
c. Tipe C
Gunung berapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun
a. Normal (Level I)
penyuluhan.
pengungsian.
tanggap darurat.
Utara, Gunung Sinabung berada 2.460 m diatas permukaan laut dan termasuk dalam
gunung tipe B. PVBMG mencatat bahwa Gunung Sinabung terakhir meletus tahun
1.600 (Pemkab Karo, 2010). Para ahli memperkirakan 70.000 tahun yang lalu sebuah
gunung berapi raksasa meledak dan meninggalkan kaldera terbesar di dunia yang
dikenal sebagai Danau Toba, Pulau Samosir merupakan puncak gunung raksasa yang
amblas ke dalam kaldera. Ledakan Toba dipercaya sebagai ledakan gunung berapi
terbesar dalam 10 juta tahun sejarah dunia. (Kantor Berita Antara, 2010)
Kantor staf khusus presiden bidang bantuan sosial dan bencana, Andi Arief
dalam kantor Berita Antara 2010 mengatakan dari peta atau citra Digital Elevation
Modelling (DEM). Pada hari Sabtu tanggal 29 Agustus 2010, Gunung Sinabung
menyemburkan debu disertai bau belerang yang menyengat. 27.472 jiwa warga
tingkat ancaman risiko dari puncak gunung menjadi: a) Zona risiko I (di bawah 3
kilometer) zona ini disebut sebagai zona dengan risiko sangat tinggi, b) Zona risiko II
(3-4 kilometer) zona ini disebut sebagai zona dengan risiko tinggi, c) Zona risiko III
(5-6 kilometer) disebut juga sebagai zona risiko rendah (Surono, 2010).
46
stasiun seismik semua sensor dipasang di sekitar Gunung Sinabung. Data dikirim
melalui gelombang radio dan direkam secara analog dan digital di pos pengamatan
kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, pada jarak 8 kilometer dari puncak
Indonesia merupakan salah satu negara yang secara geografis dan antropologi
sosial budaya rawan bencana baik bencana alam maupun bencana karena ulah
dapat dilakukan secara cepat, tepat, efektif, efisien dan terpadu diperlukan suatu
organisasi fungsional yang efektif dan rencana koordinasi lintas sektor yang dapat
dijadikan pedoman bagi anggota organisasi dalam menentukan tujuan dan prosedur
lintas sektor diantaranya : (1) Kodim 0205, (2) Polres, (3) Dinas Sosial, (4) Dinas
Kesehatan, (5) Dinas PU, (6) Kesbang Linmas, (7) Dinas Komunikasi PDE, (8)
Kecamatan Payung (9) Kecamatan Tiga Nderket, (10) Kecamatan Simpang Empat,
(11) Kecamatan Naman Teran. (12) Perangkat Desa (13) Masyarakat Desa
Erupsi gunung berapi memiliki ancaman primer berupa awan panas keluar
dari kawah dan dapat menjangkau wilayah pemukiman di lereng gunung berapi dan
47
dapat menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda. Untuk mempertahankan
menyatakan bahwa Gunung Sinabung tidak akan mengalami erupsi. Ketika terjadi
sektor yang terdapat di dalamnya pada saat pra bencana kurang berjalan dengan baik
dan tidak menjadi satu kesatuan yang defenitif,tiap lembaga bergerak sendiri-sendiri
Sinabung dengan baik. Koordinator Palang Merah Indonesia (PMI) di lokasi bencana,
Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (POLRI), Tim Search and Rescue (SAR),
Pecinta Alam, Universitas dan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) bekerja
48
secara sporadis dan sendiri-sendiri.” Korban berasal dari empat kecamatan yang
air untuk MCK dan air minum. Irsal mengatakan, pada Sabtu, 29 Agustus relawan
sejumlah peralatan dan bantuan darurat. Rapat Muspida, Bupati Karo menegaskan
sebelumnya daerahnya aman dan tidak akan terjadi letusan. Penduduk pulang ke
jalan menuju pendopo rumah dinas Bupati Karo di Jalan Veteran, Kabanjahe, Karo,
Sumatera Utara, kesal belum juga mendapatkan bantuan makanan. Pengungsi sempat
ribut dengan petugas kepolisian yang mencoba menenangkan massa. Ratusan warga
Masyarakat ada yang sudah dua malam di pengungsian mengaku belum mendapatkan
bantuan dari pemerintah setempat. Bantuan makanan tidak dikirimkan dari posko
kilometer dari pendopo rumah dinas Bupati Karo yang kini dijadikan posko
Kabupaten Karo, Jhonson Tarigan menyatakan dari tujuh belas kecamatan yang ada
dan Kecamatan Tigan Nderket. Warga dari keempat kecamatan ini, terutama yang
terarah dan terkoordinasi antara instansi tekait juga kacau yang terjadi di Indonesia
sekarang campur aduk, tidak jelas pada saat bencana baru sadar, belum ada komitmen
dari petinggi negara kita, pemerintah hanya terlihat panik saat bencana datang tetapi
komitmen untuk mencegah bencana yang seharusnya bisa dilakukan belum terlihat
keseriusannya. Ketika terjadi bencana tidak terlihat adanya koordinasi yang baik
antara lembaga-lembaga tekhnis karena ketiadaan SOP yang jelas dimiliki secara
dengan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika dan juga dengan kementrian
mengurusi tanggap darurat tidak berjalan mulus kerap terjadi kericuhan karena
ketidakseriusan pemerintah terlihat dimana hingga sekarang belum ada lembaga yang
bisa memberikan info mitigasi bencana secara detail kepada media untuk diberikan
darurat. Penanganan bencana sarat dengan koordinasi dan komando jadi tidak boleh
banyak tangan harus satu komando, siapa yang bertanggung jawab mengendalikan
penanganan bencana, misalnya logistik tidak datang siapa yang bertanggung jawab,
memperlihatkan fakta antar tim lintas sektor yang ada pada Satuan Tugas Penanganan
Bencana erupsi Sinabung tahun 2010 tidak berjalan dengan baik dan tidak menjadi
satu kesatuan yang defenitif. Lembaga yang bergerak sendiri-sendiri tanpa adanya
perencanaan dan koordinasi bersama, hal ini mengakibatkan tidak efektifnya proses
penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo 2010 pada tahap
Pra Bencana adalah sebagai berikut : Syamsul Ma’arif kepala BNPB di posko utama
pendopo rumah dinas Bupati Karo berkomentar kinerja tim penanggulangan bencana
51
Gunung Sinabung tidak tanggap dan kurang koordinasi. Penanganan tanggap darurat
Gunung Sinabung kurang koordinasi setiap tim tidak tahu tugas dan fungsinya secara
jelas dan berjalan sendiri-sendiri dan hasil yang dicapai tidak maksimal. Hal ini harus
segera diatasi untuk melindungi puluhan ribu pengungsi, perlunya kekompakan tim
Nasril Bahar anggota komisi VI DPR RI fraksi Partai Amanat Nasional (PAN)
dalam penanggulangan Gunung Sinabung secara tidak sadar antar lembaga saling
masih buruk bukan hanya di daerah Karo saja namun bisa dikatakan hampir di
Komandan Korem 064 Maulana Yusuf, kolonel Inf Endro Warsito di Serang
Ratu Atut Chosiyah & Muspida Banten mengatakan: “Saya melihat saat ini kesiapan
52
dirumuskan kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
• Dinas Sosial
• Dinas Kesehatan
Erupsi Gunung
• Dinas PU
Sinabung
• Kesbang Linmas