Anda di halaman 1dari 4

Tanda dan Gejala

Demam, sakit kepala hebat, nausea, muntah, dan muchal rigidity (kaku kuduk) adalah tanda-
tanda uatama pada meningitis. Tanda kemig positif, brudzinsky positif, photophobia, penurunan
kesadaran, dan tanda-tanda PTIK mungkin juga dapat timbul (Lewis, 2005). Klien dengan
meningitis bakteri biasanya mengalami demam, menggigil, nyeri kepala, nyeri punggung dan
abdomen, mual dan muntah. Iritasi meningel menyebabkan muchal rigidity/kaku kuduk.

Penderita penyakit meningitis perlu di diagnosis terlebih dahulu untuk memastikan dia benar-
benar terjangkit penyakit ini. Meskipun begitu, ada beberapa gejala penyakit meningitis yang
biasanya muncul pada penderita. Gejala tersebut antara lain :

a. Sakit kepala
b. Demam
c. Otot leher kaku
d. Ketakutan cahaya terang
e. Ketakutan pada suara keras (phonophobia)
f. Sering ingin muntah
g. Nampak seperti kebingungan
h. Susah bangun dari tidurnya

Sementara, jika penderita adalah seorang bayi, gejala tersebut tidak begitu Nampak. Namun
biasanya bayi yang menderita penyakit meningitis akan nampak lemah dan kurang aktif, gemetar
pada tubuhnya, tidak mau menyusu ibunya, dan sering muntah.

Penatalaksanaan

1. Obat anti inflamasi


a. Meningitis tuberkulosa
- Isoniazid 10-20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali sehari maks. 500 gr selama 11/2 tahun.
- Rifamfisin 10-15 mg/kg/24 jam oral, 1 kali sehari selama 1 tahun.
- Streptomisin sulfat 20-40 mg/kg/24 jam sampai 1 minggu, 1-2 kali sehari, selama 3
bulan.
b. Meningitis bacterial, umur <2 bulan
- Sefalosporin generasi ke-3
- Ampisilin 150-200 mg (400 gr)/kg/24 jam IV, 4-6 kali sehari
c. Meningitis bacterial, umur >2 bulan
- Ampisilin 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam IV, 4-6 kali sehari
- Sefalosporin generasi ke-3
2. Pengobatan simtomatis
a. Diazepam IV 0,2-0,5 mg/kg/dosis, atau rectal 0,4-0,6/mg/kg/dosis kemudian dilanjutkan
dengan Fenitoin 5`mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
b. Turunkan demam dengan antipiretik parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis sambil di
kompres air
3. Pengobatan suportif
a. Cairan Intravena
b. Pemberian O2 agar konsentrasi O2 berkisar antara 30-50%

Perawatan

A. Pada waktu kejang


1) Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka
2) Hisap lender
3) Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi
4) Hindarkan penderita dari rodapaksa (misalnya jatuh)
B. Bila penderita tidak sadar lama
1) Beri makanan melalui sonde
2) Cegah decubitus dan pneumonia ortostatik dengan merubah posisi penderita sesering
mungkin
3) Cegah kekeringan kornea dengan boor water atau saleb antibiotika
C. Pada inkontinensia urin, lakukan katerisasi. Pada inkontinensia alvi lakukan lavement
D. Pemantauan ketat
1) Tekanan darah
2) Respirasi
3) Nadi

Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada meningitis adalah PTIK yaitu disfungsi neurology, disfungsi
saraf kranial (N, C, III, IV, VII, atau VIII), hemiparesis, dysphasia, dan hemiparesia. Mugkin juga
terjadi syok, gangguan koagulasi, komplikasi septic (bacterial endokarditis) dan demam yang terus
menerus. Hidrosefalus dapat terjadi jika eksudat menyebabkan adhesi yang dapat mencegah aliran
CSF normal dari ventrikel. DIC (Dimensi Intravascular Coagulation) adalah komplikasi yang
serius pada meningitis yang dapa menyebabkan kematian.

Kesimpiulan

Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai lapisan piameter dan ruang
subarakhonoid maupun arakhonoid, dan termasuk cairan serebrospinal (CSS). Peradangan yang
terjadi pada meningens yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan medulla spinalis,
dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri, ataupun jamur yang menyebar maasuk
kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak, macam-macam penyebab meningitis :

Bakteri : Myobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumonia, Neisseria meningitis, Streptococcus


haemolyticcus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza, Escherechia coli, Klebsiella
pneumonia, Peudomonas aeruginosa. Lainnya lues, virus, Toxoplasma gondhii, dan Ricketsia

Factor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita

Factor maternal : rupture membrane fetal, infeksi meternal pada minggu terakhir kehamilan

Factor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi immunoglobulin

Kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan system
persarafan. Meningitis dapat dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai yaitu Meningitis
Kriptikokus, Viral Menigitis, Bacterial Meningitis, Meningitis, Tuberkulosis Generalisata,
Meningitis Purulenta. Factor resiko orang orang yang mudah terkena meningitis adalah factor usia,
factor tempat tinggal, ibu hamil, factor lingkungan kerja dan factor imunitas. Dan pencegahan
meningitis dapat dilakukan dengan pencegahan primer, sekunder serta tersier.

Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran
dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami
hanyalah manusia yang tak luput dari salah dan lupa.

Anda mungkin juga menyukai