PENYIMPANGAN HASIL VOLUME PADA KEGIATAN MONITORING
PENGERUKAN (Studi Kasus: Jetty PT.HOLCIM Tuban Jawa Timur)
Nindya Febri Iftika 1225054
Dosen Pembimbing I : Ir. Pradono Joanes De.Deo., MSi
Dosen Pembimbing II : Hery Purwanto, ST., MSc
Abstrak
Survey Bathymetri dalam pekerjaan pengerukan alur pelayaran pelabuhan
memiliki peran yang sangat penting. Tujuan utama pelaksanaan survey bathymetri dalam pekerjaan pengerukan alur pelabuhan adalah untuk mengetahui bentuk atau profil dasar laut yang di keruk. Data bathymetri memberikan informasi kedalaman dasar laut atau obyek apapun yang berada di atasnya, terhadap permukaan air laut. Sehingga dari peta bathymetri tersebut dapat di hitung volume material dasar laut yang di keruk. Tujuan penelitian adalah Menganalisa perhitungan penyimpangan volume hasil pengerukan dengan meninjau pada beberapa macam jalur pemeruman/ sounding dengan interval antara line sounding dan titik –titik fix (titik kedalaman) yang berbeda pada kegiatan survei batimetri yang dapat di gunakan sebagai acuan dalam menentukan interval line sounding dan jarak antar titik-titik fix yang paling sesuai dalam survey bathymetri untuk kegiatan monitoring pengerukan.Nilai penyimpangan volume yang di dapatkan dari Interval line sounding dan titik fiks 20m terhadap interval line sounding dan titik fiks 10m adalah sebesar 1.751% dan nilai penyimpangan volume yang di dapatkan dari Interval line sounding dan titik fiks 30m terhadap interval line sounding dan titik fiks 10m adalah sebesar 1.966% sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa semakin lebar jarak antar interval line sounding dan titik fiks pada kegiatan monitoring pengerukan maka penyimpangan yang di hasilkan terhadap hasil volume kerukan adalah semakin besar.
Kata kunci : bathymetri, sounding, monitoring,volume
PENDAHULUAN hitung volume material dasar laut yang di keruk. Survei batimetri dalam pekerjaan pengerukan alur TUJUAN DAN MANFAAT pelayaran pelabuhan memiliki A. Tujuan penelitian adalah peran yang sangat penting. Menganalisa perhitungan Pada setiap pekerjaan penyimpangan volume hasil pengerukan biasanya dilakukan pengerukan dengan meninjau lebih dari sekali pelaksaan pada beberapa macam jalur survei batimetri yaitu pre pemeruman/ sounding dengan dredging dilakukan sebelum interval antara line sounding pekerjaan pengerukan dimulai, dan titik –titik fix (titik under dredging sebagai kontrol kedalaman) yang berbeda selama pekerjaan pengerukan pada kegiatan survei dilakukan, dan post dredging batimetri. sebagai pembuktian bahwa alur B. Manfaat penelitian adalah pelayaran yang di keruk telah Dapat di gunakan sebagai sesuai dengan ketentuan bagi acuan dalam menentukan alur pelayaran pelabuhan. interval line sounding dan
Tujuan utama pelaksanaan jarak antar titik-titik fix yang
survei batimetri dalam paling sesuai dalam survei
pekerjaan pengerukan alur batimetri untuk kegiatan
pelabuhan adalah untuk monitoring pengerukan.
mengetahui bentuk atau profil METODELOGI PENELITIAN
dasar laut yang di keruk. Data bathymetri memberikan Lokasi pelaksanaan pekerjaan ini
informasi kedalaman dasar laut adalah di jetty PT. HOLCIM
atau obyek apapun yang berada TUBAN, Jawa Timur pada
di atasnya, terhadap permukaan koordinat Easting: 598054.734 ,
air laut. Sehingga dari peta Northing: 9248899.427 (Zona :
bathymetri tersebut dapat di 49S) datum WGS 84. Luasan
pekerjaan survei batimetri untuk metode perhitungan volume monitoring kegiatan pengerukan pengerukan ini memiliki prinsip ini adalah seluas 8,6 ha. Setelah perhitungan dengan menggunakan data terkumpul dan terkoreksi, 2 penampang. Dalam penelitian selanjutnya adalah plotting ini hasil volume yang akan di kedalaman dan posisi. Dari hasil tampilkan adalah hasil volume poin kedalaman dan posisi maka dengan interval line sounding dan selanjutnya adalah penggambaran titik fix 10m, 20m, dan 30m dari garis kontur dan pembuatan ketiga hasil volume ini akan di Surface dan juga perhitungan analisa dan di bandingkan volume untuk kegiatan sehingga dari ketiga hasil tersebut Monitoring kegiatan pengerukan dapat di lihat mana yang memiliki di jetty PT.Holcim di Tuban- penyimpangan terhadap hasil JawaTimur. Pada proses griding volume pengerukan yang terbesar data ukuran ini kita akan dan terkecil sehingga kemudian melakukan Proses editing Line dapat di jadikkan sebagai acuan sounding dan titik-titik fix dengan teknis dalam kegiatan survei interval jarak yang berbeda-beda batimetri untuk monitoring yaitu dengan jarak 10 meter, 20 pengerukan. Hasil perhitungan meter, dan 30 meter kemudian volume dapat di lihat pada bab iv akan melalui proses perhitungan pembahasan hasil. Proses analisa volume pada area penelitian, di dapatkan dari hasil volume sehingga dapat di ketahui kerukan yang di dapatkan dari perbedaan dan penyimpangan profil kedalaman rencana kerukan nilai volume yang di hasilkan. kemudian dari hasil analisa Proses perhitungan volume tersebut dapat di ambil pengerukan untuk area Jetty PT. kesimpulan berupa pemilihan HOLCIM Tuban menggunakan interval line sounding dan titik fix dua metode antara lain metode yang sesuai yang dapat di jadikan section pada perangkat lunak acuan dalam survei batimetri AutoCAD Land Desktop 2009. untuk monitoring kegiatan KESIMPULAN pengerukan. A. Nilai penyimpangan volume HASIL PENELITIAN yang di dapatkan dari Interval line sounding dan titik fiks Penyimpangan VOLUME (%) 20m terhadap interval line Per 20m terhadap sounding dan titik fiks 10m 10m 1.751 Per 10m terhadap adalah sebesar 1.751% dan 20m 1.966 nilai penyimpangan volume yang di dapatkan dari Interval Dari Hasil perhitungan line sounding dan titik fiks penyimpangan pada tabel diatas 30m terhadap interval line menggambarkan bahwa nilai sounding dan titik fiks 10m penyimpangan volume yang di adalah sebesar 1.966%. dapatkan dari Interval line sounding B. Bahwa semakin lebar jarak dan titik fiks 20m terhadap interval antar interval line sounding line sounding dan titik fiks 10m dan titik fiks pada kegiatan adalah sebesar 1.751% dan nilai monitoring pengerukan maka penyimpangan volume yang di penyimpangan yang di dapatkan dari Interval line sounding hasilkan terhadap hasil dan titik fiks 30m terhadap interval volume kerukan adalah line sounding dan titik fiks 10m semakin besar. adalah sebesar 1.966% sehingga C. Dari hasil hitungan nilai dapat di ambil kesimpulan bahwa penyimpangan maka dengan semakin lebar jarak antar interval menggunakan interval line line sounding dan titik fiks pada sounding dan titik fiks 10m kegiatan monitoring pengerukan adalah yang paling sesuai maka penyimpangan yang di dalam menentukan interval hasilkan terhadap hasil volume line sounding dan jarak antar kerukan adalah semakin besar. titik-titik fix yang paling sesuai dalam survei batimetri untuk kegiatan monitoring pengerukan.
DAFTAR PUSTAKA
Cristian, B.R., dan Wolf, P.R. 1986.
Dasar Dasar Pengukuran Tanah Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hermawan, Andy., (2009). Survey
Hidrografi Untuk Perencanaan Pengerukan Alur Pelayaran Pelabuhan:Tidak dpublikasikan Joanes, Pradono.D., (1994). Diktat Pasang Surut Air Laut. Teknik Geodesi ITN :Malang. Kromodibroto,S.,1985. Perencanaan Pelabuhan. Ganeca Exact: Bandung. Poerbandono, DerNat dan Djunasjah, Eka,.2005. Survey Hidrografi. Refika Aditama: Bandung. PT.ARDI, 2015. Survey Bathimetri Untuk Monitoring Kegiatan Dredging Lembar: Tidak di Publikasikan. Soeprapto., 2011. Survei Hidrografi. Jurusan T.Geodesi FT-UGM: Yogyakarta.