Perizinan Untuk Memiliki Transportasi Angkutan Udara Secara Pribadi
Perizinan Untuk Memiliki Transportasi Angkutan Udara Secara Pribadi
Kata Pengantar
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum perizinan merupaka suatu kaidah hukum yang digunakan untuk mengatur
hubungan antara pemerintah dan mayarakat yang berkenaan dengan prosedur administrasi
guna menjalankan kepentingan sosial, politik, dan ekonomi yang berada di suatu negara,
segala bentuk kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan fungsi atau tanggung jawab
suatu badan pemerintahan tidak akan luput dari suatu perizinan, termasuk di dalamnya
mengenai kegiatan transportasi angkutan udara.
Pada umumnya dalam dunia angkutan udara terdapat kegiatan bisnis atau
perniagaan di dalamnya, misalnya seperti bisnis maskapai penerbangan yang dimiliki
oleh beberapa perusahaan yang ada di Indonesia, namun disamping hal tersebut, orang
perorangan pun dapat memiliki kendaraan angkutan udara secara pribadi dan tidak untuk
dikomersilkan seperti halnya kegiatan bisnis maskapai pada umumnya.
Angkutan udara niaga adalah angkutan udara untuk umum dan memungut
pembayaran, sedangkan angkutan udara bukan niaga adalah kegiatan angkutan udara
bukan untuk umum, tidak memungut bayaran dan hanya digunakan untuk menunjang
kebutuhan pokoknya.
Segala bentuk kegiatan angkutan udara baik niaga maupun bukan niaga dapat
melakukan kegiatannya setelah mendapatkan izin dari keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan.
Perizinan tersebut dilampirkan oleh badan usaha atau perorangan kepada direktur
jenderal secara tertulis dalam bentuk berkas surat menyurat dengan persyaratan sebagai
mana yang telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.
- Pemerintah;
- Pemerintah Daerah;
- Badan Hukum Indonesia;
- Lembaga tertentu, atau;
- Perseorangan warga Indonesia.
Kegiatan angkutan udara tersebut dapat dilakukan apabila telah mendapatkan izin
persetujuan dari Direktur Jenderal Perhubungan. Dan izin angkutan udara tersebut akan
terus berlaku selama pemegang izin masih menjalankan kegiatan angkutan udara secara
nyata dan terus menerus mengoperasikan kegiatan penerbangan persawat udara sesuai
dengan izin kegiatan yang telah diberikan.
Kegiatan pokok merupakan kegiatan inti usaha yang perlu ditunjang dengan
kegiatan angkutan udara.
Pemberian atau pun penolakan atas permohonan izin yang telah dilakukan oleh
pemohon akan diberikan secara tertulis dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kerja
setelah permohonan diterima secara lengkap..
Lalu pemegang izin kegiatan angkutan udara sebagaimana yang dimaksud dalam
pasal 12 diharuskan :