Anda di halaman 1dari 4

Nama prosesnya yaitu DTW (Draw Textured Yarn).

Materialnya terdiri dari material


input dan material output. Untuk material input yaitu POY (Partraly Oriented Yarn) yang dikirim
langsung dari IPCI, sedangkan material outputnya yaitu DTY yaitu benang yang telah melalui
proses lanjutan dan sudah bisa dijadikan pakaian. Contohnya kaus kaki, handuk. Proses dari
DTY terdiri dari beberapa tahapan yaitu Draft, Hitting, Qurs dan Gulungan.

Untuk mesin di DTY terdiri dari beberapa bagian:


1. Creel untuk menyimpan POY
2. Yarn Cutter untuk memotong benang
3.Input Feed Roller untuk menarik benang pertama
4. Primary Heater untuk pemanasan pertama
5. Sledge untuk mendorong benang
6. Cooling Plate/Sladge Track untung pendingin benang
7. Positora 2A untuk membuat puntiran
8. Intermediate Feed Roller untuk menarik/tarikan terakhir
9. Metoil untuk pemberian oli
10. Take-Up Guide untuk mengarahkan benang
11. Winding Head untuk menggulung benang
12. Advanced Package Support sebagai penggulung
13. Textured Package Support sebagai gulungan benang
14. Suction Tube untuk menghisap benang
15. Fume extract ductin untuk menghisap asap dari pemanasan benang
16. Main Tenance Platfrom (Option) untuk tempat orang merawat mesin

Perawatan Mesin:
Dilakukan dengan cara mengecek mesin 1 bulan 1 kali.
1. Cleaning (Machine)
- Cooling plate
- Take up
- Primary heater
2. Cleaning (Electrical)
- Motor penggerak
3. Instrumentasi (Mechatronics)
- Cek sensor (sensor cutter)

Proses Produksi DTW:


POLYMER
Bahan baku untuk textile:
PTA, EG, Titan, Catalist, DEG
Bahan baku untuk botol:
PTA, IPA, EG, Catalist, DEG, Inhibitor.
- Satuan benang texture, setiap banang dengan panjang 9000 meter dengan berat 1
gram, maka disebut 1 diener.
- Mesin DTY di PEI jenis SERAGG jumlah Spindel sebanyak 216 posisi
- Mesin pada tahun 1993
- Jika kita memperoses benang 150 diener, menggunakan kecepatan 400 m/mt. Jadi
kita menghasilkan produk dalam 1 hari untuk 1 mesin sbb.

(𝑌𝑆 × 𝐷 × 60 × 24 × 216)𝐾𝑔
9000 × 1000
YS : Yarn Speed
D : Diener
60 : Menit
24 : Jam
216 : Jumlah Spindel
9000 : Panjang Benang
1000 : Kg/gram

Proses Produksi:
- Loading: Memasukan material POY
- Splicing: Menyambung benang dengan tekanan udara 4 bar
- Threading: Memastikan agar benang agar tidak terjadi misth-reading (keluar jalur)
- Misthreading: mengecek benang yang keluar dari pipa sampai benang digulung pada
paper tube untuk memastikan tidak ada (misthreading) pada benang
- Doffing: Memindahkan benang yang sudah diproses ke trolly.

Quality
- Packing hasil produksi 22 Oktober 2018 15779,60 kg
- Equal [berat rata-rata 5 Kg (standar)] 70,05 %
- Equal:
AX (berat rata-rata standard kualitas) 62,93 %
AE (diameter besar/kecil dibawah standar) ± 7,12 %
A (Benang putus kecil dibawah standar) 24,21 %
B (Barang reject kualitas rendah) 5,74 %
1st quality 94,25 %

Material
1. POY (Bahan Baku)
2. Packing Material
2.1 P. Tube (media untuk menggulung benang)
2.2 Carton Box (untuk mengemas benang-benang)
2.3 Palet (alas untuk box yang terbuat dari kayu)
2.4 Sticker Label (untuk memberi label)
2.5 Tali Strapping (untuk mengikat box)
2.6 Stratch Film (alat tempat menyimpan agar tidak berantakan)
2.7 Plastic Bag (untuk membungkus benang)
2.8 Ribbon Thermal (pita untuk membuat label)
Sensor-sensor yang dipakai di DTY
1. Sensor Kapasitif (MCL I)
Memonitor variasi ketegangan yang dihasilkan oleh benang dalam gerakan linear.
Prinsip kerja dari sensor ini adalah mengontrol gerakan linear dari setiap jenis benang
tekstil. Ketika terdapat benang yang putus atau scrolling berhenti. MCL I akan
menginformasikan ketika pengguna atau operator dengan cara LED berkedip diposisi
benang putus, hal ini juga dapat mengaktifkan pemotong benang sensor ini tidak sensitif
terhadap debu atau getaran.
2. Sensor Optik (MOS-E)
Sensor Optik mengontrol benang dalam posisi linear maupun bolak-balik, benang
yang sedang dipantau tidak menyentuh sensor. Prinsip kerja dari sensor ini adalah
mengontol adanya benang yang bergerak linear, maupun bolak-balik. Jika ada benang
yang putus atau berhenti sensor ini akan menginformasikan melalui LED hal ini juga
dapat mengaktifkan pemotong benang. Sensor ini tidak sensitive terhadap cahaya dari
luar.
3. Sensor Piezo-Elektrik (MPS)
Sensor ini memberikan sinyal dengan frekuensi proporsonal yang menjadikannya
dapat mengontrol torsi disetiap benangnya. Cara kerja sensor ini yaitu ketika ada satu
atau dua benang putus atau scrollingnya berhenti, MPS akan menginformasikan kepada
pengguna. Dan sensor ini akan mengaktifkan pemotong benang.
4. Sensor Elektromekanis (XC2-F)
Sensor ini merupakan detector benang putus yang sangat terjangkau dari segi
biaya. Ketika benang terputus sensor ini akan bertindak sebagai saklar off di sirkuit dan
menghentikan posisi atau mesin.
5. Sensor Kecepatan
Sensor kecepatan atau victory sensor merupakan suatu sensor yang digunakan
untuk mendeteksi kecepatan gerak benda, untuk selanjutnya diubah ke dalam bentuk
signal electrik.
Dalam prakteknya ada beberapa sensor yang digunakan untuk berbagai keperluan,
sensor-sensor tersebut diantaranya yaitu:
- Tachometer dan stroboscop
- Kabel Piezoelektric
- Muzzle Vactory
- Encoder Meter
Cara kerja sensor kecepatan
Proses pengindaraan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu
motor, diamana suatu motor, diamana suatu poros/object yang berputar pada suatu
generator akan menghasilakan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran
object.
6. Sensor Heater 1 dan 2
Sensor heater berfungsi untuk mengatur suhu benang max 200 derajat celcius.
7. Lampu Dop
Memberikan pemberitahuan tiap 7 jam sekali saat berat benang mecapai 5
kilogram, dengan symbol lampu menyala.
8. Cutter Sensor
Untuk memotong/break benang (sensor pemotong).
Motor – motor yang digunakan
1. Motor utama 3 Phase, 380 Volt, 55 Watt. Dapat menggerakan motor traverse yang
selanjutnya menggerakan spindle-spindel penghubung antara motor yaitu menggunakan
vanbelt
2. 1 motor penggerak.

Terdapat beberapa istilah dalam DTY


1. Spicing : penyambungan benang POY dari rak creel untuk produksi continue. Terdapat
dua bagian spicing, yaitu untuk produksi cadangan.
2. Dopping : proses pengambilan benang dari mesin setelah memenuhi standard 5 kilogram.
3. Loading : proses pemindahan benang dari bo ke creel.
4. Knitting : proses perajutan benang untuk mengambil sempel kain saat dyeng.
5. Regregasi : infection benang sebelum dilakukan knitting.

Anda mungkin juga menyukai