Anda di halaman 1dari 9

HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM KA P1-P3

a. P1: Sifat Materi dan Perubahannya


a. Penentuan Densitas
Penentuan densitas larutan/cairan merupakan salah satu pengukuran sifat fisika. Seorang
ATLM perlu pengetahuan tentang sifat fisik cairan karena akan bekerja dengan cairan baik
yang berasal dari tubuh manusia (darah, urine, dll), maupun yang bukan berasal dari
tubuh manusia yang bertujuan untuk penentuan jenis penyakit, dll.
Penentuan densitas larutan dilakukan dengan menggunakan alat piknometer. Untuk
menentukan densitas larutan, perlu diketahui terlebih dahulu volume dari piknometer
dengan melakukan pengukuran menggunakan akuades yang sudah diketahui densitasnya
secara standar, yaitu 1 gram/mL atau 1 kg/L.
 Penentuan volume pikno
m

v
makuades m pikno  akuades  m piknokosong
 akuades  
v pikno v pikno
m pikno  akuades  m piknokosong
v pikno   ...............mL
 akuades
 Penentuan densitas etanol
m

v
me tan ol m pikno  e tan ol  m piknokosong
e tan ol    ..............g / mL
v pikno v pikno

 Penentuan densitas aseton


m

v
maseton m pikno  aseton  m piknokosong
 aseton    ..............g / mL
v pikno v pikno
b. Kelarutan
Penentuan kelarutan dalam praktikum ini merupakan salah satu penentuan sifat kimia
karena perubahannya bersifat tetap. Tujuan penentuan kelarutan di bidang kesehatan,
salah satunya untuk menentukan kelarutan obat dalam cairan tubuh manusia.
Dalam praktikum ini dilakukan penentuan kelarutan Iodium (I2) dan sukrosa di dalam
akuades. Iodium lebih sukar larut (lebih bersifat bercampur) dalam akuades dibandingkan
dengan sukrosa (sukrosa bersifat larut). Hal ini karena Iodium bersifat non polar sehingga
sukar larut dalam akuades (H2O) yang bersifat polar, sedangkan sukrosa lebih polar
sehingga lebih mudah larut di dalam akuades (Ingat! Pelarut polar menyukai yang polar,
pelarut non polar menyukai non polar). Iodium dan sukrosa yang dilarutkan sama-sama
tidak dapat berubah kembali ke wujud asalnya.

c. Pemanasan Unsur
Dalam praktik ini dilakukan pemanasan kristal Iodium di dalam beaker glass yang di
atasnya ditutup dengan cawan porselain yang berisi es batu. Ketika dipanaskan, Kristal
iodium akan menguap (menghasilkan gas ungu), namun ketika mengenai cawan porselain
berisi es batu, iodium akan menyublim dan kembali membentuk Kristal. Perubahan ini
disebut perubahan fisika (bersifat sementara, materi/zat kembali lagi ke wujud asalnya)

d. Pemanasan Senyawa
Dalam praktik ini dilakukan pemanasan senyawa ammonium dikromat ((NH4)2Cr2O7)
dalam tabung reaksi 1 dan kalium dikromat (K2Cr2O7) pada tabung reaksi 2. Ketika
dipanaskan, ammonium dikromat akan terurai menghasilkan gas N2 dan berubah warna
menjadi hitam kehijauan (Hati-hati arah mulut tabung reaksi, karena menghasilkan
gas!). Pemanasan ammonium dikromat termasuk perubahan kimia → pembentukan gas.
Pemanasan ammonium dikromat termasuk perubahann kimia. Sedangkan kalium
dikromat tidak akan berubah ketika dipanaskan.

e. Reaksi Larutan
i. 2NaOH + 2Al + 6H2O → 2 [Al(OH)4-] + 3H2 + Na (Perubahan kimia → pembentukan
gas )
ii. H2O2 + KI → H2O + OI- + K+
H2O2 + OI- → H2O + O2 + I- +
H2O2 + KI → H2O + O2 + KI
Perubahan kimia, reaksi penguraian dengan katalis KI → pembentukan gas O2 yang
terperangkap dalam sabun cair)
b. Reaksi-reaksi Kimia
a. Bagian 1
 Kristal CuSO4.5H2O ditambah kristal KI akan terjadi perubahan warna menjadi
coklat kemerahan (terbakar). Reaksi ini merupakan reaksi penggantian ganda.
CuSO4.5H2O9s) + 2 KI(s) → CuI2(s) + K2SO4(aq) + 5 H2O(l)
 1 g Kristal CuSO4.5H2O dalam akuades akan berwarna biru, dan KI dalam
akuades akan berwarna bening. Setelah dicampurkan, warna larutan akan
menjadi hijau tua (Reaksi redoks dan penggantian ganda)
2CuSO4 + 4KI → 2CuI + I2 + 2K2SO4
 Kedua reaksi di atas terjadi karena ada KI sebagai pereaksi pembatas, namun
senyawa dalam bentuk larutannya ketika dicampurkan akan cepat terjadi
perubahan. Hal ini karena pada wujud larutan luas permukaan senyawanya
besar, sehingga reaksi berlangsung cepat, dan juga terdapat perantara pelarut,
sehingga energi kinetik untuk terjadi tumbukan besar.

b. Bagian 2
 Larutan AgNO3 0,1 M + kawat Cu akan terbentuk endapan perak
2 AgNO3 + Cu → Cu(NO3)2 + 2 Ag↓ (Ingat Deret Volta! Termasuk Reaksi
Penggantian Tunggal dan Redoks)
CuSO4 + Mg → MgSO4 + Cu (Ingat Deret Volta! Termasuk reaksi penggantian
tunggal dan redoks)
 HCl + Zn → ZnCl2 + H2 (teramati gelembung gas H2. Ingat Deret Volta! Termasuk
Reaksi Penggantian Tungga dan Redoks)

c. Bagian 3
 BaCl2 + Na2SO4 → BaSO4 ↓ + 2NaCl (Terbentuk endapan putih. Reaksi Penggantian
Ganda)
 Pb(NO3)2 + 2 KI → PbI2 ↓ + 2 KNO3 (Terbentuk endapan kuning. Reaksi Penggantian
Ganda)
c. Stoikiometri
Reaksi Stoikiometri Pengendapan

Tinggi Endapan
No. Larutan Warna Endapan
(cm)
50 mL NaOH 1 M dan 10
1 Larutan bening, endapan kehitaman 4,3
mL CuSO4 1 M
40 mL NaOH 1 M dan 20
2 Larutan bening, endapan kehitaman 9,5
mL CuSO4 1 M
30 mL NaOH 1 M dan 30
3 Larutan biru muda, endapan tosca 6,4
mL CuSO4 1 M
20 mL NaOH 1 M dan 40
4 Larutan biru tua, endapan tosca 3,5
mL CuSO4 1 M
10 mL NaOH 1 M dan 50
5 Larutan biru tua, endapan tosca 2
mL CuSO4 1 M

a. Reaksi 50 mL NaOH 1 M dan 10 ml CuSO4 1 M


Mol NaOH = Molar NaOH X Volume NaoH
=1M X 50 mL
= 50 mmol
Mol CuSO4 = Molar CuSO4 X Volume CuSO4
=1M X 10 mL
= 10 mmol

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) → Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)


Mula-mula 50 mmol 10 mmol - -
Reaksi 20 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol
Sisa 30 mmol - 10 mmol 10 mmol
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Cu(OH)2 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟

Massa Cu(OH)2 = Mol X Massa molar

= 10 mmol X 97,5 = 975 mg

975
Massa Cu(OH)2 =1000 = 0,975 gram

b. Reaksi 40 mL NaOH 1 M dan 20 ml CuSO4 1 M


Mol NaOH = Molar NaOH X Volume NaoH
=1M X 40 mL
= 40 mmol
Mol CuSO4 = Molar CuSO4 X Volume CuSO4
=1M X 20 mL
= 20 mmol

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) → Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)


Mula-mula 40 mmol 20 mmol - -
Reaksi 40 mmol 20 mmol 20 mmol 20 mmol
Sisa - - 20 mmol 20 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Cu(OH)2 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟

Massa Cu(OH)2 = Mol X Massa molar

= 20 mmol X 97,5 = 1950 mg

1950
Massa Cu(OH)2 =1000 = 1,95 gram
c. Reaksi 30 mL NaOH 1 M dan 30 ml CuSO4 1 M
Mol NaOH = Molar NaOH X Volume NaoH
=1M X 30 mL
= 30 mmol
Mol CuSO4 = Molar CuSO4 X Volume CuSO4
=1M X 30 mL
= 30 mmol

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) → Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)


Mula-mula 30 mmol 30 mmol - -
Reaksi 30 mmol 15 mmol 15 mmol 15 mmol
Sisa - 15 mmol 15 mmol 15 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Cu(OH)2 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟

Massa Cu(OH)2 = Mol X Massa molar

= 15 mmol X 97,5 = 1462,5 mg

1462,5
Massa Cu(OH)2 = 1000 = 1,4625 gram

d. Reaksi 20 mL NaOH 1 M dan 40 ml CuSO4 1 M


Mol NaOH = Molar NaOH X Volume NaoH
=1M X 20 mL
= 20 mmol
Mol CuSO4 = Molar CuSO4 X Volume CuSO4
=1M X 40 mL
= 40 mmol

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) → Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)


Mula-mula 20 mmol 40 mmol - -
Reaksi 20 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol
Sisa - 30 mmol 10 mmol 10 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Cu(OH)2 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟

Massa Cu(OH)2 = Mol X Massa molar

= 10 mmol X 97,5 = 975 mg

975
Massa Cu(OH)2 =1000 = 0,975 gram

e. Reaksi 10 mL NaOH 1 M dan 50 ml CuSO4 1 M


Mol NaOH = Molar NaOH X Volume NaoH
=1M X 10 mL
= 10 mmol
Mol CuSO4 = Molar CuSO4 X Volume CuSO4
=1M X 50 mL
= 50 mmol

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) → Cu(OH)2 (s) + Na2SO4 (aq)


Mula-mula 10 mmol 50 mmol - -
Reaksi 10 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
Sisa - 45 mmol 5 mmol 5 mmol

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Mol Cu(OH)2 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑟

Massa Cu(OH)2 = Mol X Massa molar

= 5 mmol X 97,5 = 487,5 mg

487,5
Massa Cu(OH)2 = 1000 = 0,4875 gram
Kurva Tinggi Endapan terhadap Vol. NaOH
10
9
8

Tinggi Endapan (cm)


7
6
5
4
3
2
1
0
0 10 20 30 40 50 60
Volume NaOH (mL)

Kurva Massa Endapan Terhadap Vol. NaOH


2.5

2
Massa Endaoan (g)

1.5

0.5

0
0 10 20 30 40 50 60
Volume NaOH (mL)

Anda mungkin juga menyukai