File PDF
File PDF
File PDF
Budi Setiawan
NPM: 0302020216
Oleh:
Budi Setiawan
NPM: 0302020216
REFRAKSI
NPM : 0302020216
JURUSAN : FISIKA
PEMBIMBING
PENGUJI I PENGUJI II
Segala puji bagi Allah swt, yang telah melimpahkan banyak nikmat dan
lepas dari bantuan dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini,
• Kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan doa maupun
• Bapak Dr. Syamsu Rosid yang telah bersedia membimbing penulis secara
bertahap dan juga memberikan nasihat kepada penulis agar berbuat ihsan
• Ilhami (fisika 04) dan Hadi (fisika 04) yang telah membantu penulis dalam
• Susanto Jamil (fisika 99) yang telah membantu penulis terutama dalam
ii
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
mengerjakan skripsi. Sehingga kinerja komputer dalam kondisi baik dan
2004) mau diajak berdiskusi tentang penelitian yang penulis lakukan dan
relatif banyak setiap harinya. Dan mengingatkan penulis untuk tetap dekat
sebelum waktu subuh menjelang. Serta teman – teman ariesta dan alumni
ariesta ( Maki (kim 03), Gunawan (kim 03), Prima (Geo 03), dan lain-lain)
keceriaan sesaat.
• Edi Purwoko, Erik Subahan S.Si, Agung Syahbudin (Al Hafidz), Dian
Purnama S.Psi, Dadang Suprianta S.Psi, Arif Aziyanto S.E, Wahyu S.T,
iii
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
Imam S.T, Bayu S.kom, Iyan N S.Si, Deni Adam S.T. M Febri sebagai
• Cepi, Fandi, Rifan, Doni, Budi W sebagai adik-adik dalam berbagi ilmu.
kekurangan, sehingga saran dan kritik akan sangat membantu dalam rangka
Penulis
iv
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
ABSTRAK
v
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
ABSTRACT
The subsurface rock layer has many physical properties. The hardness
of the earth’s subsurface rock is one of the physical properties that can be
calculated from measuring on the earth surface. Seismic refraction is one of
the geophysical methods that can be used for measurement. Seismic
refraction measurement had been done in two different places, BW 17 region
and BW 27 region. From the measurement, it is known that the BW 17 region
has four rock layers. The first layer with velocity between 405-734 m/s has
very soft soil to firm cohesive soil hardness. The second layer with velocity
between 1172-1721 m/s has stiff cohesive soil to soft rock hardness. The
third layer with velocity 1721-1954 m/s has very soft rock to moderate soft
rock hardness. The other one with velocity more than 2764 m/s has hard rock
hardness. Meanwhile, from the other measurement, the BW 27 region only
has three layers. The first layer with velocity between 480-536 m/s has very
soft soil to firm cohesive soil hardness. The second one with the velocity
between 647-924 m/s has stiff cohesive soil to very soft rock hardness. The
other one with velocity more than 1258 m/s has very soft rock to moderate
soft rock hardness.
vi
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………………………………………………………………………….. v
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………... 1
vii
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
3.2. Memproses Data Seismik ……………………………………… 31
REFERENSI
LAMPIRAN
viii
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
bolak-balik ……………………………………………………. 17
ix
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
18. Contoh model tomografi BW 17………………………………. 41
geophone 5 meter…………………………………………….. 51
x
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Penelitian……………………….……………………….. 5
3. Lithologi BW 17…………………………………………………. 90
4. Lithologi BW 27…………………...……………………………… 92
7. Kualitas konstruksi……………………………………………… 94
9. Transmisi fluida………………………………………………… 95
xi
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
geophone 3 meter……………..….…………………………….. 66
geophone 3 meter…………………………..…………………… 71
geophone 5 m………………………………………………….. 76
geophone 5 m ………………………………………………… 77
geophone 5 m………………………………………………….. 80
geophone 5 m ………………………………………………… 85
xii
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
BAB I
PENDAHULUAN
Lapisan batuan bawah permukaan bumi memiliki variasi sifat fisis yang
beragam. Sifat - sifat fisis yang terdapat di dalam bumi diantaranya densitas,
yang digunakan di permukaan bumi. Salah satu metode geofisika yang dapat
1
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
2
bawah permukaan terdiri dari dua jenis yaitu metode seismik refleksi dan
refraktor dapat diketahui. Nilai cepat rambat gelombang seismik pada setiap
seismik refraksi.
keras suatu batuan dapat ditandai dengan semakin besarnya nilai ripping
BW 27
penelitian
pengumpulan bahan untuk keperluan penelitian baik dari buku - buku, artikel
penelitian.
yang diolah oleh penulis adalah data yang digunakan oleh peneliti
sebagainya.
1 Studi Literatur
Pembuatan
2 Proposal
3 Pengujian Alat
4 Pengambilan Data
5 Data Processing
6 Interpretasi Data
7 Penulisan Skripsi
sebagai berikut:
penelitian.
yang digunakan oleh seismograf menjadi format data yang dibutuhkan oleh
penelitian.
TEORI DASAR
Gelombang seismik ada yang merambat melalui interior bumi yang disebut
sebagai body wave, dan ada juga yang merambat melalui permukaan bumi
yang disebut surface wave. Body wave dibedakan menjadi dua berdasarkan
tersebut direkam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat
7
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
8
seismik dikategorikan menjadi dua bagian yaitu metode seismik refleksi dan
gelombang untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik (seismic
metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan pertama (first break)
diabaikan, sehingga data yang dibutuhkan hanya data first break saja.
lainnya kecuali pada jarak offset yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan
antara lain :
dengan elastisitas dan densitas yang berbeda, maka akan terjadi pemantulan
sin i v1
= ………………………………….(1)
sin r v2
melalui batas perlapisan batuan maka akan terjadi empat gelombang yang
vp v p1 v p2 v s1 v s2 ………………….(2)
= = = =
sin i sin θ p sin rp sin θ s sin rs
refraksi yang dapat terekam oleh receiver pada permukaan bumi hanyalah
gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas antar lapisan batuan.
Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan sudut kritis atau
ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r = 900 sehingga sin r = 1).
Dan hal ini sesuai dengan asumsi diawal bahwa kecepatan lapisan dibawah
geophone dengan sumber seismik) yang relatif dekat, gelombang yang paling
yang paling lama diterima adalah gelombang refleksi. Sedangkan untuk jarak
offset yang relatif jauh, gelombang yang paling cepat diterima oleh receiver
gelombang, penulis membuat asumsi untuk jarak yang relatif dekat waktu
kecil. Sehingga dalam perhitungan, untuk jarak yang relatif dekat ataupun
jauh, waktu tempuh yang digunakan adalah waktu tempuh tercepat yang
dengan menghitung waktu pertama kali gelombang yang berasal dari sumber
pertama kali sampai receiver kemudian dibuat grafik hubungan antara jarak
refraksi (t) untuk merambat dari sumber seismik menuju receiver akan melalui
t = t AB + t BC + t CD ……………………………….(3)
1 1 1
t= AB + BC + CD …………………........(4)
V1 V2 V1
1⎛ h ⎞ 1 1 ⎛ h ⎞ …………….(5)
t= ⎜ ⎟ + (x − 2h tan i ) + ⎜ ⎟
V1 ⎝ cos i ⎠ V2 V1 ⎝ cos i ⎠
1 ⎛ 2h ⎞ 2h sin i x ………………………(6)
t= ⎜ ⎟− +
V1 ⎝ cos i ⎠ V2 cos i V2
x 2h
(V2 )2 − (V1 )2
……………………….(7)
t= +
V2 V1V2
x
t= + t i …………………………………(8)
V2
2 lapisan :
ti =
2h1
(V2 )2 − (V1 )2……………………………(9)
V1V2
t iV1V2
h1 = …………………………..(10)
2 (V2 ) − (V1 )
2 2
lapisan:
⎡ ⎤
2h
h2 = ⎢t i 2 − 1 (V2 )2 − (V1 )2 ⎥ V2V3 ………….(11)
⎣ V1V3 ⎦ 2 (V3 ) − (V2 )
2 2
yaitu :
t=
x 2h1
+ (V2 )2 − (V1 )2 ……………………...(12)
V2 V1V2
x0 x0 2h1
= + (V2 )2 − (V1 )2 ……………………..(13)
V1 V2 V1V2
x0 x0 2h1
− = (V2 )2 − (V1 )2 ……………………..(14)
V1 V2 V1V2
⎛ V2 − V1 ⎞
⎜⎜
2h
⎟⎟ x0 = 1 (V2 )2 − (V1 )2 …………………..(15)
⎝ V1V2 ⎠ V1V2
h1 =
1 (V2 − V1 ) x0 ………………………..(16)
2 (V2 )2 − (V1 )2
Dengan menggunakan jarak kritis (x0)didapatkan kedalaman interface
pertama untuk dua lapisan dan interface kedua untuk tiga lapisan :
x0 V2 − V1 ……………………………(17)
h1 =
2 V2 + V1
sebagai :
Vn ⎛ n −1
2h cosθ i ⎞
hn = ⎜⎜ t n − ∑ i ⎟⎟
2 cosθ n ⎝ i Vi ⎠
…………………(20)
datar, mungkin saja kondisi lapisan bawah permukaan berupa lapisan miring.
atau pun berupa updip (pengukuran kearah lapisan naik). Untuk mengetahui
1 1
Δt s = t SB − t AB = SB − AB ………………….(21)
V1 V2
1 1
Δt g = t CG − t CD = CG − CD …………………(22)
V1 V2
hg hg 1 hg hg sin i
Δt g = − tan i = − ....................(23)
V1 cos i V2 V1 cos i V2 cos i
⎡ V1 ⎤
Δt g =
hg
⎢1 −
V1 cos i ⎣ V2
sin i ⎥ =
hg
1 − sin 2 i[ ] ………..(24)
⎦ V1 cos i
hg
Δt g = cos i ……………………………(25)
V1
Atau
Δt gV12
hg = ……………………………(26)
V22 − V12
t t = t SB + t BC + tCG = t SB + (t AD − t AB − t CD ) + t CG ……….(27)
t t = (t SB − t AB ) + (t CG − tCD ) + t AD …………….……(28)
1
t t = Δt S + Δt g + x ………………………(29)
V2
balik sebagaimana terdapat pada gambar 7. tg-1 adalah waktu tiba dari S1 dan
tg-2 adalah waktu tiba dari S2, dengan menggunakan persamaan (29)
diperoleh :
1
t g −1 = Δt S −1 + Δt g + x ……………………….(30)
V2
x'− x ……………………….(31)
t g −2 = Δt S − 2 + Δt g +
V2
Dengan menjumlahkan persamaan (30) dan (31), didapat :
x'
t g −1 + t g − 2 = Δt S −1 + Δt S −2 + 2Δt g + ……………..(32)
V2
t g −1 + t g −2 = (t S 1B − t AB ) + (t FS 2 − t FH ) + 2Δt g + t AH ….……(33)
t g −1 + t g − 2 = t S 1B + (t AH − t AB − t FH ) + t FS 2 + 2Δt g …..……(34)
t g −1 + t g − 2 = t S 1B + t BF + t FS 2 + 2Δt g …………..(35)
t g −1 + t g − 2 = t t + 2Δt g …….…………………..(36)
Atau
t g −1 + t g −2 − t t …………..…………….(37)
Δt g =
2
gambar 8, dapat ditentukan tt, tg-1 dan tg-2. Setelah semua harga tersebut
Dengan menggunakan grafik hubungan jarak dan waktu didapat pula besar
v1 dan v2, dan dengan menggunakan persamaan (26) dapat ditentukan tebal
dari dua jenis yaitu gelombang P dan gelombang S. Sheriff dan Geldart
(β) sebagai :
λ + 2 μ ……………………………..(38)
α=
ρ
μ
β= ………………………………(39)
ρ
ρ = densitas
seismik pada batuan dipengaruhi oleh elastisitas batuan dan densitas batuan.
kepada batuan tersebut. Ketika suatu batuan diberikan gaya atau stress
maka akan terjadi perubahan bentuk dan dimensi batuan relatif terhadap
batuan, tekanan, umur batuan, dan temperatur (Sheriff dan Geldart, 1995).
2.3.1. Lithologi
bentuk dan ukuran seperti semula ketika diberikan gaya padanya. Elastisitas
batuan.
2.3.2. Densitas
rongga batuan makin besar. Hal ini menyebabkan densitas batuan semakin
gypsum, salt) dan batuan carbonacous (coal, peat, lignite). Perumusan ini
dengan pangkat empat dari besarnya densitas batuan atau dengan kata lain
semakin besar densitas suatu formasi batuan maka semakin besar cepat
2.3.3. Porositas
lebih lambat juga. Suatu zat yang mengisi pori juga dapat memberikan
tersebut. Pori-pori batuan yang terisi oleh air lebih besar densitasnya
yang terisi minyak lebih besar densitasnya dibandingkan dengan pori batuan
yang terisi dengan udara. Hal ini disebabkan karena densitas dari air lebih
dibandingkan dengan densitas udara (gas). Oleh karena itu, besar cepat
rambat gelombang dalam batuan berpori yang berisi air lebih besar
dibandingkan dengan cepat rambat batuan yang berisi minyak ataupun gas.
berada pada lapisan bawah akan mengalami kompresi atau tekanan dari
mengalami tekanan paling besar dari lapisan diatasnya. Dengan kata lain,
semakin dalam posisi lapisan suatu batuan maka semakin besar tekanan
tersebut. Hal ini berarti besarnya kecepatan seismik akan bertambah seiring
Batuan yang lebih tua umumnya berada pada lapisan bawah. Semakin
tua usia suatu batuan maka semakin dalam pula posisi lapisan batuan
tersebut dari permukaan bumi. Selain berada pada posisi yang semakin
memiliki waktu yang lebih lama dalam cementation, lapisan tersebut juga
memiliki waktu yang lebih lama dalam mengalami tekanan tektonik sehingga
memiliki densitas yang semakin besar karena porositas yang semakin kecil.
tersaturasi, tetapi tidak pada dry rock. Dispersi terjadi pada pergerakan fluida
porositas dan meningkat dengan kandungan clay dalam batuan, dispersi juga
suatu lapisan batuan maka semakin kecil cepat rambat gelombang pada
besar temperaturnya akan tetapi kecepatan seismik akan semakin besar. Hal
tegangan DC 12 Volt untuk alat seismograf, weight drop atau sledge hammer
(Djuhana, 2005).
dari sumber seismik dalam bentuk gelombang mekanik akan diterima oleh
receiver untuk selanjutnya diubah menjadi data seismik yang dapat dibaca
dalam seismograf. Data seismik yang terbaca oleh seismograf sudah dalam
bentuk digital sehingga data tersebut dapat disimpan dalam format data
digital. Format data yang biasa digunakan antara lain SEG2, SEGY, RAMAC,
dan lain lain. Format data tersebut tergantung pada jenis alat yang
digunakan.
software dikenal ada beberapa tahap. Pada tahapan pertama penulis harus
penulis mencari first break dari data yang ditampilkan. First break merupakan
first break dan membuat grafik traveltime, maka cepat rambat gelombang
29
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
30
antara lain :
data dalam seismograf menjadi format data yang dapat dibaca oleh software
mengkonversikan datanya menjadi format reflex. Jika hal ini tidak dilakukan
maka data tersebut tidak dapat dibaca sehingga untuk proses selanjutnya
Pada tahapan ini, penulis harus mengetahui tipe-tipe noise dan cara
yaitu gerakan tanah yang tidak terkontrol (uncontrolled ground motion), noise
yang berasal dari peralatan elektronik (electronic noise) dan noise yang
motion. Jenis noise seperti ini ada dua macam (Susilawati, 2004) yaitu noise
yang timbul sesaat kemudian lenyap dan noise yang timbul terus menerus.
Noise yang timbul sesaat kemudian lenyap misalnya orang yang sedang
sehingga pada saat sumber gelombang seismik ditimbulkan tidak ada orang
atau kendaraan yang melintas. Noise yang timbul terus menerus biasanya
disebabkan oleh angin, pohon yang bergoyang, aliran sungai dan lain-lain.
pengukuran seismik, diadakan terlebih dahulu “tes noise”. Jika noise yang
noise menjadi kecil. Selain cara tersebut, dengan mengetahui bahwa noise
bersifat acak, maka untuk menghindari noise, signal yang masuk dapat
ditumpuk (di-stack) beberapa kali, sehingga data yang diperoleh lebih baik
noise ditiadakan.
listrik. Signal listrik ini ditransmisikan melalui kabel dan diperkuat signal-nya
antara geophone dengan kabel yang kotor atau loose connection, kondisi
kabel penghubung antara geophone dengan kabel yang basah atau wet
connection, kondisi kabel yang bertumbuk atau cross talking juga dapat
menyebabkan noise, atau karena adanya signal frekuensi tinggi yang hadir di
sekitar daerah pengukuran. Untuk mengatasi kondisi noise seperti ini maka
mengatasi noise frekuensi tinggi dapat dilakukan dengan cara memfilter data.
bervariasi secara signifikan jauh dari line maka sangat mungkin terjadi
Pada tahapan analisa kecepatan dan picking first arrival time, penulis
harus dapat melihat first break dari setiap geophone. First break merupakan
maksimum phase dan zero phase. Minimum phase adalah sebuah wavelet
picking first break atau picking first arrival time. Kesalahan dalam melakukan
membuat garis lurus yang akan menghubungkan first break dari setiap
geophone. First break dari setiap geophone yang berada pada satu garis
dengan kemiringan yang sama diasumsikan berada pada lapisan yang sama.
data tidak berhenti hanya pada pemetaan data 1 dimensi tetapi dilanjutkan
menjadi data seismik yang berbentuk garis dan titik (grafik data traveltime).
Oleh karena itu, penulis melakukan picking first break atau picking first arival
time yaitu dengan menandai pada data seismik yang berbentuk gelombang
yang dianggap sebagai first break dari setiap geophone (trace). Hasil
berupa beberapa titik. Beberapa titik tersebut merupakan data dari setiap
trace yang ditandai pada saat picking first arrival time dan antara satu titik
dengan titik lainnya yang berada pada satu shot point dengan sendirinya
(ripple) dalam setiap trace. Tetapi setelah dilakukan picking first arrival time,
data seismik tersebut berubah menjadi bentuk titik dan garis yang
time dari gelombang seismik yang dipilih. Data traveltime dari shot point yang
setiap shot point menjadi peta bawah permukaan dua dimensi. Analisa data
berasal dari shot point yang berbeda tetapi masih dalam line yang sama
mengkombinasikan data yang telah ditandai mulai dari shot point pertama
hingga shot point yang terakhir maka akan didapatkan model inversi lapisan
bawah permukaan. Model inversi ini berupa interface atau refraktor dari
Metode ini hanya membutuhkan penandaan lapisan untuk setiap first break
ditempatkan secara bersama dalam analisa data traveltime. Dua shot point
yang dipilih adalah shot point yang memiliki jarak terjauh satu dengan yang
lainnya karena semakin jauh jarak shot point didukung dengan energi seismik
gambaran refraktor yang lebih riil biasanya diantara dua shot point tersebut
V = 600 m/s
V = 1506,8 m/s
V = 1979,7 m/s
dibawah geophone pertama sebelah kanan dari shot point pertama hingga
refraktor ini diakibatkan adanya kombinasi antara forward dari shot point
pertama dengan reverse dari shot point terakhir. Oleh karena itu, untuk
geophone terakhir maka posisi shot point pertama dan terakhir harus
V = 600 m/s
V = 1506,8 m/s
V = 1979,7 m/s
mudah.
Pada grafik pertama terdapat data berupa titik dan garis yang dianggap
sebagai refraktor pada kondisi riil, sedangkan pada grafik kedua terdapat
data traveltime berupa titik dan garis yang berwarna hitam dan juga terdapat
data perhitungan (calculation data) yang berwarna hijau, biru dan ungu. Data
traveltime pada grafik kedua bersifat tetap atau tidak dapat berubah
pada grafik pertama maka akan merubah data kalkulasi pada grafik kedua.
atau biasa disebut first model dan untuk menghasilkan model tomografi,
tomografi seperti iterasi, space increment, dan lain-lain. Nilai parameter yang
dicocokkan dengan model reciprocal. Jika hasil tomografi mirip dengan model
digunakan adalah 3 meter dan 5 meter. Data seismik refraksi pada lokasi BW
ini, kondisi permukaan atau topografi yang cukup datar ini ternyata tidak jauh
dengan menggunakan jarak antar geophone 3 meter dan jarak antar shot
43
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
44
V = 600 m/s
V = 1506,8
/
V = 1979,7 m/s
Gambar 19. Time term model atau model inversi BW17 dengan
jarak antar geophone 3 meter
bawah permukaan yang didapat melalui model inversi maupun model forward
menunjukkan nilai yang diskrit. Lapisan pertama memiliki nilai cepat rambat
gelombang P sekitar 600 m/s, lapisan kedua memiliki kecepatan sekitar 1506
lapisan pertama sebagai lapisan top soil atau sering dikenal sebagai zona
lapisan clay.
V = 600 m/s
V = 1506,8 m/s
V = 1979,7 m/s
Jarak (meter)
dengan kedalaman kurang dari 2 meter dari permukaan bumi memiliki nilai
cepat rambat gelombang P antara 405 m/s hingga 734 m/s. Lapisan kedua
berada pada kedalaman antara 2 hingga 5 meter memiliki nilai cepat rambat
gelombang P antara 1172 m/s hingga 1721 m/s. Lapisan ketiga berada pada
kedalaman lebih dari 5 meter dengan nilai cepat rambat gelombang P lebih
kecepatan 1100 m/s hingga 2600 m/s. Karena lapisan kedua berada pada
geophone yang lebih jauh dan jarak shot point yang jauh juga disertai dengan
very soft soil hingga firm cohesive soil. Lapisan kedua berada pada tingkat
Jarak (meter)
batuan bawah permukaan maka dapat pula diketahui mudah atau tidaknya
tenaga minimum 100 tenaga kuda (100 horse power) atau setara dengan
minimal 150 tenaga kuda (150 horse power) atau setara dengan 110
lapisan ini berada dalam kelas paling rendah yaitu kelas 3 (Class III). Material
batuan kelas tiga ini memiliki ciri – ciri antara lain: memiliki kemampuan yang
tinggi untuk mentransmisikan fluida, tidak stabil untuk aplikasi konstruksi, dan
Pada lokasi ini, jarak antar geophone yang digunakan adalah 5 meter
sedangkan jarak antara 2 shot point terjauh adalah 177 meter. Refraktor pada
lokasi ini berada pada kedalaman sekitar 10 meter dari permukaan bumi.
(Gambar 23) dan model forward (Gambar 24) didapatkan model perlapisan
batuan yang diskrit. Dengan dua model ini didapatkan perlapisan batuan
dua lapisan batuan. lapisan batuan pertama memiliki kecepatan yang diskrit
sebesar 1100 m/s. sedangkan pada lapisan batuan kedua didapatkan cepat
V = 1100 m/s
V = 2744,3 m/s
Gambar 23. Time term model atau model inversi BW17 dengan jarak
antar geophone 5 meter
V = 1100 m/s
V = 2744,3 m/s
pada kedalaman sekitar 10 meter. Refraktor ini ditandai dengan batas antara
pertama berada pada kedalaman kurang dari 6 meter dengan interval cepat
rambat gelombang P antara 1009 m/s hingga 1279 m/s. lapisan kedua
interval cepat rambat gelombang P antara 1279 m/s hingga 1954 m/s.
Gelombang P merambat pada lapisan ini dengan kecepatan lebih dari 2764
m/s. Lapisan pertama dan kedua berada pada interval cepat rambat
lapisan pertama berada pada tingkat kekerasan stiff cohesive soil hingga very
memiliki tingkat kekerasan very soft rock hingga moderately soft rock.
Jarak (meter)
batuan bawah permukaan maka dapat pula diketahui mudah atau tidaknya
pada lapisan pertama harus memiliki minimal 100 hp (horse power) atau
tenaga minimal 150 hp atau setara dengan 110 KiloWatt. Penggalian lapisan
penulis dapat melakukan interpretasi terpadu dengan data sumur bor. Penulis
lampiran 11). Lapisan pertama berada pada kedalaman kurang dari 2 meter
memiliki tingkat kekerasan very soft soil – firm cohesive soil, lapisan kedua
tingkat kekerasan stiff cohesive soil – very soft rock. Lapisan ketiga berada
pada kedalaman 6 hingga 10 meter memiliki tingkat kekerasan very soft rock
Hal ini tidak terlalu berbeda dengan data sumur bor. Pada data sumur
sebagai clay / laterate yang sangat kasar dengan warna cokelat tua, lapisan
laterate yang mengandung jejak pasir yang bagus dengan warna abu-abu
diinterpretasikan sebagai clay yang mengandung pasir mulai dari yang bagus
warna abu-abu gelap. Pada lapisan ini masih terdapat laterate 15% dan
data sumur bor. Lapisan pertama yang memiliki tingkat kekerasan very soft
soil – firm cohesive soil merupakan lapisan clay yang mengandung laterate
yang memiliki butiran sangat kasar dan berwarna cokelat tua. Lapisan kedua
yang memiliki tingkat kekerasan stiff cohesive soil – very soft rock merupakan
lapisan clay ber-laterate yang mengandung jejak pasir mulai dari yang bagus
kekerasan very soft rock hingga moderately soft rock merupakan lapisan clay
Pada lokasi ini, jarak antar geophone yang digunakan adalah 5 meter
sedangkan jarak antara 2 shot point terjauh adalah 90 meter. Refraktor pada
lokasi ini berada pada kedalaman sekitar 14 meter dari permukaan bumi.
model inversi dan model forward didapatkan model perlapisan batuan yang
V = 600 m/s
V = 1502 m/s
Gambar 29. Time term model atau model inversi BW27 dengan jarak
antar geophone 5 meter
m/s. Lapisan kedua berada pada kedalaman lebih dari 14 meter. Gelombang
P merambat pada lapisan ini dengan kecepatan sekitar 1502 m/s. lapisan
pertama sangat tebal dan memiliki nilai kecepatan yang sangat kecil. Hal ini
meter, akan tetapi berkaitan dengan adanya batuan yang memiliki porositas
tinggi. Nilai porositas yang tinggi ini menyebabkan besarnya densitas batuan
V = 600 m/s
V = 1502 m/s
ditandai dengan warna kuning. Sesuai dengan model inversi ataupun model
dengan kecepatan antara 480 m/s hingga 536 m/s. Lapisan kedua berada
dengan kecepatan antara 647 m/s hingga 924 m/s. lapisan ketiga memiliki
sebagai top soil . lapisan top soil ini berukuran sangat kasar atau memiliki
ukuran butiran yang besar. Hal ini disebabkan karena data seismik yang
didapat memiliki noise yang besar selain itu signal tidak begitu terlihat. Top
soil yang kasar atau memiliki butiran yang besar akan memiliki porositas yang
besar. Porositas yang besar dan tingkat kepadatan batuan yang rendah
menyebabkan signal tidak terlalu terlihat. Noise yang besar pada daerah ini
ketika ada pergerakan pohon atau angin maka akan terjadi deformasi pada
lapisan batuan. Adanya deformasi ini memaksa butiran batuan yang berada
pada lapisan batuan berusaha mencari tempat yang lebih rendah atau
Lapisan ini berada dalam range kecepatan sand atau pasir. Penulis mencoba
memiliki data kecepatan rambat gelombang P dalam sand dan clay. Ukuran
butiran siltstone lebih besar dari ukuran butiran clay tetapi lebih kecil dari
ukuran butiran sand. Dengan mengetahui ukuran butiran ini, penulis dapat
lebih besar dari cepat rambat gelombang P pada sand tetapi lebih kecil dari
memiliki tingkat kekerasan batuan very soft soil hingga firm cohesive soil.
Sedangkan lapisan kedua dan ketiga berada dalam tingkat kekerasan batuan
memiliki kerikil. Lapisan ini memiliki tingkat kekerasan stiff cohesive soil
hingga very soft rock. Lapisan kedua dengan kedalaman antara 2 hingga 14
siltstone dengan tingkat kekerasan batuan very soft rock hingga moderately
rendah (gambar 32). Lapisan ini memiliki tingkat kekerasan very soft rock
(Lampiran 11).
5.1 Kesimpulan
selama first break atau first arrival time masih dapat dilihat. Pengolahan
62
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
63
5.2 Saran
seismik yang harus digunakan. Karena jika first arrival time tidak terlihat
maka data tidak dapat diolah kecuali jenis noise diketahui dan dapat
optimal secara lateral maka shot point pertama dan shot point terakhir
terakhir.
optimal secara vertikal maka jarak shot point pertama dan shot point
Prentice Hall P T R.
Keck Symposium.
Department of Transportation.
Sandmeier, K. J., 2006, Reflexw 4.0 , Program for The Processing of Seismic,
64
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
65
Susilawati, 2004. Seismik Refraksi (Dasar Teori dan Akuisisi Data), USU
digital Library.
Telford, W. M., Geldart, L. P., and Sheriff, R. E., 1990, Applied Geophysics,
Gambar 1a. Data analisa kecepatan FILE0134 bagian kanan shot point
Gambar 1b. Data analisa kecepatan FILE0134 bagian kiri shot point
66
Pemetaan tingkat..., Budi Setiawan, FMIPA UI, 2008
67
Gambar 1c. Data analisa kecepatan FILE0129 bagian kanan shot point
Gambar 1d. Data analisa kecepatan FILE0129 bagian kiri shot point
Gambar 1e. Data analisa kecepatan FILE0118 bagian kanan shot point
Gambar 1f. Data analisa kecepatan FILE0118 bagian kiri shot point
Gambar 1g. Data analisa kecepatan FILE0125 bagian kanan shot point
Gambar 1h. Data analisa kecepatan FILE0125 bagian kiri shot point
Gambar 1i. Data analisa kecepatan FILE0130 bagian kanan shot point
Gambar 1j. Data analisa kecepatan FILE0130 bagian kiri shot point
V = 600 m/s
V = 1506,8 m/s
V = 1979,7 m/s
Gambar 3a. Time term model atau model inversi BW17 dengan jarak
antar geophone 3 meter
V = 600 m/s
V = 1506,8 m/s
V = 1979,7 m/s
Jarak (meter)
Gambar 4a. Data analisa kecepatan FILE0037 bagian kiri shot point
Gambar 4b. Data analisa kecepatan FILE0040 bagian kanan shot point
V = 1100 m/s
V = 2744,3 m/s
Gambar 6a. Time term model atau model inversi BW17 dengan jarak
antar geophone 5 meter
V = 1100 m/s
V = 2744,3 m/s
Jarak (meter)
Gambar 7a. Data analisa kecepatan FILE0181 bagian kanan shot point
Gambar 7b. Data analisa kecepatan FILE0181 bagian kiri shot point
Gambar 7c. Data analisa kecepatan FILE0177 bagian kanan shot point
Gambar 7d. Data analisa kecepatan FILE0177 bagian kiri shot point
Gambar 7e. Data analisa kecepatan FILE0172 bagian kanan shot point
Gambar 7f. Data analisa kecepatan FILE0172 bagian kiri shot point
Gambar 7g. Data analisa kecepatan FILE0167 bagian kanan shot point
Gambar 7h. Data analisa kecepatan FILE0167 bagian kiri shot point
Gambar 7i. Data analisa kecepatan FILE0163 bagian kanan shot point
Gambar 7j. Data analisa kecepatan FILE0163 bagian kiri shot point
Gambar 9a. Time term model atau model inversi BW27 dengan jarak
antar geophone 5 meter
Tabel 10. Koralasi berbagai indikator excavatabilitas material bumi (USDA, 2002)
35
30 y = 0,8711x + 0,1994
25
waktu (ms)
20
15
10 V1 = 1147 m/s
5
0
0 10 20 30 40
offset (m)
80
70 y = 0,3576x + 17,282
60
waktu (ms)
50
40
30
20
V2 = 2796 m/s
10
0
0 50 100 150
offset (m)
17,282
x1147 x 2796
ti v1v2 1000
h= = = 10,878m
2 v2 − v1
2 2
2 2796 − 1147
2 2
80
70 y = 1,5717x - 18,688
60
waktu (ms)
50
40
30
20
10 V1=636 m/s
0
0 20 40 60
offset (m)
100
y = 0,663x + 35,292
80
waktu (ms)
60
40
20 V2=1508 m/s
0
0 20 40 60 80 100
offset (m)
35,292
x636 x1508
ti v1v2 1000
h= = = 12,383m
2 v22 − v12 2 1508 2 − 636 2