Anda di halaman 1dari 2

Bab Sabar Riyadhush Shalihin

ِ ِ‫علَى ُرؤ ُْو ِس ْال َخالَئ‬


‫ق يَ ْو َم‬ َ ‫ع َّز َو َج َّل‬ َ َ‫علَى أ َ ْن يُ ْن ِفذَهُ د‬
َ ُ‫عاهُ هللا‬ ً ‫غ ْي‬
َ ‫ظا َو ُه َو قَاد ٌِر‬ َ ‫َم ْن َك‬
َ ‫ظ َم‬
.‫ْال ِقيَا َم ِة َحتَّى يُخَيِ َرهُ هللاُ ِمنَ ْال ُح ْو ِر ْال ِعي ِْن َما شَا َء‬
“Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat
Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah
menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai” (HR Ahmad (III/440), Abu
Dawud (no. 4777), at-Tirmidzi (no. 2021), dan Ibnu Majah (no. 4286) Dihasankan oleh
Syaikh al-Alani dalam Shahih al-Jami’ish Shaghir no. 6522).

Pelajaran yang Dapat Diambil:

1. Hasungan untuk menahan amarah, karena merupakan sifat seorang mukmin yang
sempurna, sebagaimana kalam Allah Ta’ala, “dan orang yang suka menahan amarah
serta memaafkan manusia. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS.
Ali Imran ayat 134).
2. Keutamaan memaafkan saat mampu menaklukkan orang lain.

ً ‫ فَ َردَّدَ ِم َر‬. ْ‫ضب‬


‫ارا ؛‬ ِ ‫ أ َ ْو‬: ِ ‫ع ْن أَبِ ْي ُه َري َْرة َ أ َ َّن َر ُج ًال قَا َل ِللنَّبِي‬
َ ‫ ََل ت َ ْغ‬: ‫ قَا َل‬، ‫ص ِن ْي‬ َ
. ْ‫ضب‬ َ ‫ ََل ت َ ْغ‬: ‫قَا َل‬
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan
marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” (HR al-Bukhari no.
6116).

Pelajaran yang Dapat Diambil:

1. Memberi nasihat bagi orang yang memintanya, dan itu merupakan hak seorang
muslim yang wajib ditunaikan oleh saudaranya..
2. Besarnya dampak yang ditimbulkan dari kemarahan, dan hal itu tidak mendatangkan
kebaikan kecuali jika karena Allah.
3. Marah ialah perbuatan tercela. Hendaknya menghindari sebab marah.
4. Marah yang tercela ialah yang dilatarbelakangi urusan dunia. Marah yang terpuji ialah
yang dilakukan karena Allah, untuk menolong agama-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam tidak marah kecuali jika berkaitan dengan larangan Allah Ta’ala.
5. Nabi mengajarkan agar orang yang sedang jengkel melakukan hal-hal yang
mencegah dan meredakan kemarahan. Di antaranya:
a) Memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari setan.
b) Memerintahkan orang yang marah agar diam.
c) Memerintahkan orang yang marah agar duduk atau berbaring.
(muslimafiyah.com)

Anda mungkin juga menyukai