Anda di halaman 1dari 9

A note to myself

Harapan Baru

Setiap hari aku membuka mata di pagi hari

Kulihat seberkas cahaya matahari

Gelapnya malam sudah berlalu

Dingin yang dibawa angin pun sudah pergi

Ya, hidup ini bagai lingkaran, siklus kita menyebutnya

Untuk apapun hal ini berlaku

Tidak mungkin selamanya gelap

Karena di depanku akan ada

Sesuatu yang sedang menunggu

Cahaya dan harapan baru


Aku Merasa Istimewa

Luka karena penolakan dan ditinggalkan

Hampir berhasil dengan sempurna membuat aku lupa

Aku ini terlahir untuk apa

Hampir tidak kutemukan apa baiknya diriku

Dan makin kulukai diriku dengan membandingkan

Dia yang jauh lebih sempurna, pikirku

Senyumnya, tubuhnya, tangannya, suaranya

Sampai aku dengarkan suara hati

Hatiku ingin berkata kepadaku

Dia sendiri merindukan senyumku,

genggaman tanganku, tawaku,

tubuh sehatku….

Semuanya tentangku yang dulu

Ya, hatiku saja sudah sangat cukup

Kerinduannya padaku

Membuat aku merasa istimewa


Maafkan Aku, Diriku

Teruntuk diriku….

Maafkan aku karena sudah melupakanmu

Membuatmu merasa begitu kecil

Membandingkanmu dengan sosok lain

Maafkan aku karena sudah membuatmu malu

Dengan kerapuhan yang kutunjukkan

Kali ini aku sadar… Kamulah sahabatku

Satu-satunya yang kumiliki dan harus kupelihara

Akan kujadikan kau permataku

Keindahan yang bersinar

Bersama-sama kelak kita akan menjadi terang

Bagi orang-orang yang pernah menjadi seperti dirimu, kita

Aku berjanji…. Aku akan lebih menyayangimu

Tapi kumohon… Maafkanlah aku, Diriku


Di Balik Senyum Mereka

Siang malam aku sibuk mencari

Dulu aku pernah menggenggamnya

Tapi sepertinya aku lupa di mana menaruhnya

Kebahagiaanku, di mana kamu?

Aku hampir frustasi

Cepatlah muncul, kembali padaku

Akhirnya aku menyerah karena tak kunjung kutemukan

Kujalankan kembali rutinitasku, kulakukan apa yang harus kulakukan

Kadang orang-orang sekelilingku tersenyum terhibur oleh tingkah bodohku

Ah, itu biasa saja

Kebahagiaanku sudah hilang

Aku mungkin menjatuhkannya di suatu tempat

Tapi aku terus berdoa supaya ada keajaiban

Lambat laun aku menyadari bahwa kebahagiaanku mungkin saja tidak hilang

Ya! Dia bersembunyi di balik senyum mereka

Mungkin aku harus lebih banyak membuat orang tersenyum

Agar dia kembali kepadaku

Kami akan kembali berpelukan….

Aku dan kebahagiaanku


Kasurku, kau tempat terbaik!

Kadang ketika pikiran kita kacau, hati kita kecewa

Sungguh sulit untuk menemukan sesuatu untuk disyukuri

Apapun pada diri kita akan nampak buruk dan kurang

Mencoba untuk menghitung berkat pun terasa berat

Lalu kita hanya berbaring

Menatapi langit-langit

Kadang pikiran kita kosong,

Kadang penuh hingga mau meledak

Kadang pun kita tidak sadar berapa lama kita terdiam

Hingga jatuh tertidur

Tanpa sadar kita telah melewatkan berkat luar biasa

Dalam rupa yang sederhana

Kasurku…. Tempat aku tertidur…. Tempat aku berbaring

Yang menemani malam-malamku yang terasa panjang

Ya, kaulah tempat terbaik! Berkat kecil yang begitu istimewa!

Akhirnya setidaknya aku bisa mensyukuri suatu hal dalam situasi ini

Dan aku makin percaya, setelah ini, esok hari

Akan kujumpai berkat-berkat selanjutnya!


Pergi ke Tempat di Mana Aku Merasa Kecil

Sempit, sesak, pengap

Rasanya ingin lari dari masalah, lari dari semua keadaan

Pergi ke sisi ini, masalah satu muncul

Pergi ke sisi lain, masalah lainnya ikut datang

Rasanya di tempat ini hanya aku seorang diri

Berdiri terhimpit oleh beban-beban pikiranku

Saat-saat seperti ini, aku harus benar-benar pergi!

Pergi ke tempat di mana aku benar-benar merasa kecil

Sehingga aku pun merasakan masalah dan beban ku tidak ada apa-apanya

Ya, pergilah ke pantai luas, ke atas gunung, atau ke hamparan sawah

Di situ kita akan merasa bahwa kita begitu kecil

Tapi kita memiliki Tuhan yang besar

Bernapaslah dengan lega

Setiap hembus nafas buanglah beban pikiran

Dan teriaklah dengan lantang

Hei, masalahku! Tuhanku luar biasa!


Pelajaran Seekor Kepompong

Pernahkah kita belajar dari hewan kecil ini

Kurasa aku dapat jawabannya ketika aku bertanya

“Mengapa hewan menjijikan seperti ulat harus diciptakan?”

Ya! Salah satunya untuk memberi kita pelajaran tentang kehidupan

Menurutku sih, analogi kepompong ini benar-benar keren

Ulat yang kecil menjijikan tidak tahu buat apa dia hidup selain untuk makan

Menggeliat kepanasan dan bersembunyi di balik dahan

Semua orang menjauhinya… Aku pun juga

Tetapi kemudian dia harus lebih menderita lagi

Terhimpit, meringkuk kesakitan, tanpa makanan, dalam sebuah cangkang kepompong

Hari demi hari dia lalui dan dia terima kesakitan itu

Hingga tiba waktunya dia bangun, pelan-pelan dia buka sayap indahnya

Berdiam diri beberapa saat menunggu sayapnya kering

Sambil mensyukuri anugerah untuknya

Kemudian dia terbang… Dia lah kupu-kupu yang sangat cantik

Mungkin saat ini masalah kita adalah cangkang kepompong kita

Terhimpit, sesak, dan menyakitkan

Tapi pada satu saat nanti kita akan tahu

Kepompong inilah yang membuat kita begitu cantik dan menawan kelak

Ya, waktunya akan segera tiba… bersabarlah


Tertawa Dengan Mudah

Pedesaan

Sesekali boleh kita berkunjung ke desa

Tempat di mana jauh dari hiruk pikuk kota

Jangankan mall, jalan aspal saja sulit dijumpai

Satu rumah dan lainnya dipisahkan oleh pepohonan

Atau hamparan sawah luas

Sekarang, coba pajari kehidupan penduduknya

Adakah mereka lebih mudah tertawa?

Duduk bercengkerama dengan kerabat

Sambil menyantap singkong rebus dan teh hangat

Lalu kubandingkan dengan diriku

Yang membuat segalanya nampak rumit

Bahkan butuh alasan untuk tertawa

Kini aku melihat sesuatu

Bahwa untuk bahagia, kita hanya perlu menikmati saat ini

Saat di mana mereka menyantap singkong,

Di saat itu mereka menikmati tekstur lembut dalam mulut

Saat mereka meminum teh, mereka menikmati hangatnya di perut

Saat teman mereka bercerita, mereka menikmati suaranya

Saat itulah mereka tertawa.... Saat itu juga

Anda mungkin juga menyukai