Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika fluida adalah disiplin ilmu bagian dari bidang mekanika terapan
yang mengkaji perilaku dari zat-zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun
bergerak.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

a. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perkembangan ilmu mekanika fluida


statis.

b. Mahasiswa dapat mengetahui ilmuwan-ilmuwan yang menemukan teori-


teori fluida statis.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Sistem Perpipaan

b. Assas Bernoully

c. Dinamika Fluida

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SISTEM PERPIPAAN

Pipa adalah media tempat mengalirnya fluida proses dari suatu unit yang satu ke
unit lainnya. Secara umum karakteristiknya ditentukan berdasarkan material
(bahan) penyusunnya. Ukuran diameter pipa didasarkan pada diameter ”Nominal”
antara diameter luar (OD) atau diameter dalam (ID).

Tubing adalah pipa dengan ukuran diameter yang lebih kecil dari pipa,
kegunaannya (secara umum) adalah untuk penghubung antara alat ukur dengan pipa
proses an dari instrumen ke sistem kontrol.

Ukuran standar untuk tubing selalu diameter luar (OD).

2.1.1 Tujuan Perancangan Sistem Pemipaan

 Menentukan jenis material yang sesuai dengan kondisi kerja seperti,


tekanan external/internal, suhu, korosi dll.
 Standard Code mana yang sesuai untuk diaplikasikan pada sistem
perpipaan yang akan dirancang. Pemilihan standard code yang
benar akan menentukan arah perancangan secara keseluruhan, baik
dari segi biaya, reliabilitas, safety design, dan stress analisis.
 Perhitungan dan pemilihan ketebalan pipa. Pemilihan ketebalan
pipa (schedule number) sebaiknya memenuhi kriteria cukup, aman,
dan ketersediaan stok di pasaran ∑ Dengan cara bagaimana sistem
perpipaan akan dikoneksikan satu sama lain, jenis sambungan, dan
material sambungan seperti apa yang sesuai.
 Bagaimana planning dan routing dari sistem perpipaan akan
dilakukan. General arrangement, dan routing sebaiknya dilakukan
dengan memperhatikan aspek inherent safety design, konsumsi pipa

2
seminimum mungkin tanpa mengorbankan dan mengurangi
kemampuan, fungsi dan operasional dari peralatan yang terkoneksi

2.1.2 Standarisasi Pipa Internasional

a. Diameter Standar
 Diameter dalam : (ID = Inside Diameter)
 Diameter luar : (OD = Outside Diameter)
 Diameter Nomonal : (NPS = Nominal Pipe Size)
 NPS: Nominal Pipe Size, diameter, ID) satuannya Inchi
(pendekatan dalam bentuk diameter bagian dalam (inside dari
pipa).
 DN: Diameter Nominal, digunakan oleh Negara di daratan
Eropa, dengan satuan milimeter.
 Sch atau Schedule adalah menunjukan ukuran ketebalan
dinding pipa atau wall-thickness (seringkali merupakan data ID
dan wall thickness)
 Sebagai tambahan beberapa standart memberikan metode untuk
menentukan ketebalan suatu pipa.

Salah satu cara yang umum adalah dinyatakan dengan beratnya yang
diklasifikasikan sebagai berikut, ¸ STD-Standard atau Standart Weight untuk tebal
dinding normal pada tekanan pipa 150 psi ¸ XS-Extra strong atau Extra Heavy
dengan tekanan diatas 300 psi ¸ XXS - Double extra strong untuk tekanan diatas
600 psi

3
Gambar 1. Diameter Nominal Pipa

Menurut ANSI (American National Standard Institute) dan ASME


(American Society of Mechanical Engineer), ukuran diameter pipa ditentukan
sebagai berikut :

1. Untuk ukuran pipa ⅛ ” – 12” nominal diameter pipa tidak sama dengan
diameter luarnya, yang diukur adalah ID atau inside diameter. 7 2.
Untuk ukuran pipa >12 ” – 24” nominal diameter pipa sama dengan OD
(diameter luar). Gambar 2.

Diameter Pipa Menurut ANSI dan ASME Untuk pipa yang memiliki OD-
outside diameter sama , namun bisa memiliki tebal dinding yang berbeda beda
sesuai dengan schedule number-nya.

b. Material Satandar

Standar bahan yang dipakai biasanya memakai standard amerika, yaitu


yang dikenal dengan nama :

 ASTM = American Society for Testing Material


 API = American Petroleum Institute

4
 ANSI = American National Standard Institute
1. Pipa Baja Karbon (Carbon Steel Pipe)
 ASTM – A. 53 (Grade A and B)
 ASTM – A. 106 (Grade A,B,C)
 ASTM – A. 155
2. Pipa Baja Stainless (Stainless Steel Pipe)
 ASTM – A.132 Type 304 (AISI 304)
 ASTM – A.312 Type 321 (NASI 321)
 ASTM – A.358 Type 321 (AISI 321)
3. Pipa Baja Tuang
 ANSI – A.211
4. Pipa Lapisan Seng (Galvanized Pipe)
 ASTM – A. 53 Galvanized 8
 ASTM – A. 120 Galvanized Standar bentuk pipa
berdasarkan ujungnya
 PLAIN END : Sambungan pipa dengan socket welding
 THREADED END : Sistim sambungan pipa berulir
 BEVELED END :Sistim sambungan butt welding

2.1.3 Macam-macam Pipa Berdasarkan Kegunaannya

a. Carbon Steel Pipe Pipa baja karbon atau steel pipe banyak
digunakan pada industri migas. Pipa ini memiliki kekuatan yang tinggi,
kenyal, dapat dilas dan tahan lama. Kelemahannya adalah tidak tahan
terhadap serangan korosi (H2SO4) Carbonate (K2CO3) dan air laut.

Karena itu untuk pipa yang dipasang dibawah laut maupun dalam
tanah akan menggunakan lapisan khusus (coating) agar tidak di serang zat
yang korosif.

5
c. (Pipa Baja) Stainless Steel Pipe

Pipa jenis ini mempunyai sifat tahan terhadap oksidasi dan zat yang
korosif, untuk fasilitas LNG jenis pipa ini dipakai pada CO2-removal unit,
untuk menyalurkan carbonate, dan untuk flare stack. Stailess steel pipe
memiliki thermal strength yang tingi (1,5 x carbon steel ).

c. Pipa Basi Tuang (Cast iron)

Pipa besi tuang golongan kelas yang tahan akan korosi, besi tuang
memiliki kekerasan tinggi tetapi memiliki kerapuhan yang tinggi pula, besi
tuang tidak baik dipakai untuk fasilitas yang memiliki kontraksi dan getaran
tinggi.

d. Pipa Galvanized (Galvanized Pipe)

Pipa jenis ini adalah jenis carbon steel namun bagian luar dan dalam
pipa dilapisi dengan seng agar tahan terhadap karat, digunakan untuk
saluran air dan conduit.

2.1.4 Komponen Pemipaan Komponen perpipaan harus dibuat


berdasarkan spesifikasi standar yg terdaftar dalam simbol dan kode yg telah
dibuat atau dipilih sebelumnya.Komponen perpipaan yg dimaksud disini
meliputi :

a. Flanges ( flens-flens)

b. Fittings (sambungan)

c. Valves (katup-katup)

d. Boltings (baut-baut)

e. Gasket

f. Support/ Instalasi

g. Specials items

6
Gambar 3. Fitting Pipe 10

Gambar 4. Sambungan Coupling dan Nipple

7
Gambar 5. Elbow Connection 11

Gambar 6. Tee Fitting

8
Gambar 7. Plug

2.2 Valve

Macam-macam valve yang sering ditemukan atau digunakan pada


plant adalah sebagai berikut :

1. Gate valve

Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem perpipaan.
Fungsinya hanya untuk menutup dan membuka aliran (fully closed & fully opened
position), on/off control dan isolation equipment.

Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar kecilnya aliran
(regulate atau trotthling). Karena akan merusak posisi disc nya dan mengakibatkan
valve bisa passing pada saat valve ditutup (passing = aliran tetap akan lewat,
walaupun valve sudah menutup). Pada saat Gate valve terbuka sebagian (misal 50%

9
opening), maka aliran fluida akan sebagian lewat dibawah disc yang menyebabkan
turbulensi (turbulensi = aliran fluida yang bergejolak).

Berikut adalah contoh gambar dari Gate valve :

Gambar 8. Gate Valve

2. Globe valve

Globe valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang untuk
mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau trotthling).

Pada dasarnya bagian utama dari Globe valve ini sama saja dengan Gate
valve. Yaitu terdiri dari body, seat, disc, bonnet, stem, packing dan gland.

10
Gambar 9. Globe Valve

3. Rotation valve

Dikatakan rotation valve karena valve membuka dan menutup dengan cara
rotasi pada disc.

Valve – valve dibawah ini berbeda dengan gate valve dan globe 13 valve
dalam hal cara membuka dan menutup valve. Pada gate valve dan globe valve, kita
diharuskan memutar handwell, namun untuk rotation valve, kita bisa membuka dan
munutup valve hanya dengan memutar handle valve sebesar 90 derajat.

Oleh karena itu valve jenis ini bisa membuka dan menutup lebih cepat dari
gate valve ataupun globe valve. Handle pada valve tipe ini adalah pengganti
handwell pada gate valve dan globe valve.

Hal penting yang harus diperhatikan adalah, pada posisi valve fully open
maka handle akan searah dengan aliran atau pipa, namun jika posisi valve fully
close maka posisi handle tidak searah dengan aliran atau pipa, melainkan akan
membentuk sudut 90 derajat dengan aliran atau pipa. Yang termasuk jenis ini
adalah: Plug valve, Ball valve dan Butterfly valve.

11
4. Diaphgram valve

Diaphgram valve bisa digunakan untuk mengatur aliran (trhottling) dan bisa
juga digunakan sebagai on/off valve. Diaphgram valve handal dalam penanganan
material kasar seperti fluida yang mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta
fluida yang mempunyai sifat korosif.

5. Pinch valve

Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan,


dan yang mempunyai partikel-partikel solid yang banyak serta fluida-fluida yang
mempunyai kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak).

6. Check valve

Check valve digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir kesatu
arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Bentuk check valve sama
saja dengan gate valve tapi valve ini tidak mempunyai handwell/handle maupun
stem.

7. Relieve valve dan Safety valve

Kedua valve ini digunakan untuk melepaskan (release) tekanan (pressure)


pada suatu sistem agar tidak membahayakan alat (equipment), personnel yang
sedang bekerja, dan untuk kepentingan proses itu sendiri.

Relieve valve akan membuka perlahan-lahan apabila terjadi kelebihan


(excess) pressure dan akan menutup kembali apabila pressure telah kembali normal.
cocok diaplikasikan ke fluida liquid. Sedang Safety valve, akan membuka 14 secara
sangat cepat langsung 60% opening apabila terjadi excess pressure. Dan akan
menutup kembali hanya apabila pressure telah berada dibawah pressure normal (set
point). Digunakan untukfluida gasasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem. 2.8 Minyak Jelantah Minyak jelantah adalah minyak goreng

12
yang digunakan berulang kali untuk menggoreng, dan biasanya berwarna menjadi
kehitaman. Menggunakan minyak jelantah untuk menggoreng berbahaya bagi
kesehatan. Penggunaan minyak goreng secara berulang merupakan hal yang biasa
ditemukan pada warung-warung atau pedagang kaki lima untuk menggoreng
dagangannya, misalnya pedagang go.

2.2 ASAS BERNOULLY

2.2.1 Prinsip Bernoulli

Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang


menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa
jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan
jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama
ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.

2.2.2 Hukum Bernoulli

Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua


bentuk persamaan Bernoulli: (1) berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow) dan (2) berlaku untuk aliran termampatkan (compressible
flow).

2.2.3 Aliran Tak-termampatkan

Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak


berubahnya massa jenis fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-
termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak,emulsi, dll. Bentuk Persamaan
Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:

13
1
dengan: 𝑝 + 𝜌𝑔ℎ + 2 𝜌𝑣 2 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝

v = kecepatan fluida

g = percepatan gravitasi

h = relatif terhadap suatu acuan

p = tekanan fluida

𝜌= massa jenis fluida

Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi


sebagai berikut:

 Aliran bersifat tunak (steady state)


 Tidak terdapat gesekan (inviscid)

Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:

1 1 2
𝑝1 + 𝜌𝑔ℎ1 + 𝜌𝑣 = 𝑝2 + 𝜌𝑔ℎ2 + 𝜌𝑣
2 2 2
Aliran Termampatkan

Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya massa
jenis fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara,
gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai
berikut:

𝑣²
+ ∅ + 𝑤 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
2

14
dengan:

∅= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka

w= entalpi fluida per satuan massa

2.3 Dinamika fluida

Dinamika fluida adalah subdisiplin dari mekanika fluida yang mempelajari


fluida bergerak. Fluida terutama cairan dan gas. Penyelsaian dari masalah dinamika
fluida biasanya melibatkan perhitungan banyak properti dari fluida, seperti
kecepatan, tekanan, kepadatan, dan suhu, sebagai fungsi ruang dan waktu.

Disiplini ini memiliki beberapa subdisiplin termasuk aerodinamika


(penelitian gas) dan hidrodinamika (penelitian cairan).

2.3.1 Aerodinamka (Penelitian Gas)

Aerodinamika adalah salah satu cabang dinamika yang berkenaan dengan


kajian pergerakan udara, khususnya ketika udara tersebut berinteraksi dengan
benda padat.

Aerodinamika adalah cabang dari dinamika fluida dan dinamika gas,


dengan banyak teori yang saling berbagi pakai di antara mereka. Aerodinamika
seringkali digunakan secara sinonim dengan dinamika gas, dengan perbedaan
bahwa dinamika gas berlaku bagi semua gas.

Aerodinamika sebenarnya tidak lain daripada suatu yang mempelajari atau


menyelidiki sifat-sifat udara,reaksi-reaksi dan akibat-akibat yang timbul dari

15
gerakan udara terhadap benda yang dilalui oleh udara atau gerakan benda-benda di
dalam udara tersebut. Jadi aerodinamika berarti pula pengetahuan atau penyelidikan
mengenai gerakan-gerakan benda di dalam udara di mana pengertian ini sangat erat
hubungannya dengan ilmu penerbangan.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi Aerodinamika:

 Temperature (suhu udara)


 Tekanan udara
 Kecepatan udara
 Kerapatan / kepadatan udara

Untuk mempelajari ilmu aerodinamika, ada beberapa hukum di antaramya

 HUKUM NEWTON
Hukum Newton I

Mengatakan bahwa benda yang diam akan tetap diam sedangkan benda
yang bergerak akan tetap bergerak dalam garis lurus dan kecepatan yang
tetapkecuali suatu sebab dari luar yaitu gaya yang memaksanya mengubah
keadaan tersebut

Hukum Newton II

Mengatakan bahwa perubahan banyaknya gerakan berbanding langsung


dengan gaya yang bekerja dan menurut garis kerja gaya tersebut.
Selanjutnya Hukum Newton II mengatakan bahwa benda yang bergerak
akan mendapat perlambatan.

Hukum Newton III

Mengatakan bahwa aksi sama besar dan berlawanan arah dengan reaksi.
Artinya gaya yang dilaksanakan oleh dua benda terhadap sesamanya sama
besar dan berlawanan arahnya.

16
Dinamika fluida memliki aplikasi yang luas. Contohnya, ia digunakan
dalam menghitung gaya dan moment pada pesawat, mass flow rate dari petroleum
dalam jalur pipa, dan perkiraan pola cuaca, dan bahkan teknik lalu lintas, di mana
lalu lintas diperlakukan sebagai fluid yang berkelanjutan. Dinamika fluida
menawarkan struktur matematika yang membawahi disiplin praktis tersebut yang
juga seringkali memerlukan hukum empirik dan semi-empirik, diturunkan dari
pengukuran arus, untuk menyelesaikan masalah praktikal.

2.3.2 Hidrodinamika (Penelitian Cairan)

Hidrodinamika merupakan salah satu mata kuliah oseanografi yang


merupakan lanjutan dari mekanika fluida.

Hidrodinamika dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu


pengetahuan yang mempelajari gerak liquid atau gerak fluida cair khususnya gerak
air. Ruang lingkup cabang ilmu ini cenderung untuk mengkaji gerak partikel air
sehingga disebut kajian skala makroskopik.

Skala makroskopik disini disebabkan karena air itu terdiri dari partikel-
partikel fluida, sedangkan seperti kita tahu bahwa skala terkecil air itu adalah atom
bukan partikel. Selain itu hidrodinamika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
mencoba untuk mengaplikasikan persamaan matematika.

Hal ini terjadi karena kajian hidrodinamika banyak berhubungan dengan


perlakuan matematik dari persamaan-persamaan dasar fluida kontinyu yang
berbasis hukum-hukum newton. Sehingga objek utama yang dijadikan bahan kajian
dan analisa adalah fluida newton.

Sebenarnya hidrodinamika yang dipelajari dalam kelautan itu bermacam-


macam. Ada hidrodinamika arus laut, hidrodinamika pasang surut, hidrodinamika
gelombang, hidrodinamika transport sedimen, dan hidrodinamika polutan.

17
Pada gerakan skala makroskopik, gerak pola molekul dan gerak brown tidak
dibahas karena tidak memberi pengaruh signifikan. Dengan mengintegrasikan
hukum perilaku partikel-partikel fluida sepanjang jejak geraknya didalam ruang,
kita dapat memperoleh hukum-hukum perhitungan dalam mekanika fluida.

Kajian hidrodinamika dapat dikaji dengan dua cara, yaitu pertama memilih
persamaan-persamaan umum diferensial parsial yang mengatur gerak dari partikel
fluida. Kedua memperlajari berbagai metoda matematika untuk mengintegrasikan
persamaan-persamaan tersebut. Fokus utama kajian hidrodinamika adalah hanya
beraku untuk fluida newtonian saja.

Dalam mempelajari hidrodinamika, kita akan mengenal istilah hidrolika. Hidrolika


berasal dari bahasa Yunani hyidraulikos yang bila dipecah persuku kata menjadi
hydro yang berarti air dan aulos berarti pipa. Secara sederhana hidrolika adalah
salah satu topik dalam cabang ilmu yang berurusan dengan sifat fisis fluida
(hidrodinamika) yang mempelajari aliran air secara mikro dan secara makro.
Hidrodinamika akan meletakkan dasar-dasar teori hidrolika yang difokuskan pada
rekayasa sifat-sifat fluida (seperti densitas, viskositas, tegangan permukaan,
kemampumampatan) serta perilaku fluida (kecepatannya).

Dalam pemanfaatannya, hidrolika digunakan untuk kontrol, pembangkit, dan


perpindahan energi melalui fluida yang mampu dimampatkan. Ditinjau dari
mekanika alirannya, terdapat dua macam aliran untuk hidrolika. Pertama adalah
aliran saluran terbuka, dan kedua aliran saluran tertutup. Kedua aliran tersebut pada
hakikatnya adalah sama, namun ada sedikit perbedaan diantara keduanya.
Perbedaannya yaitu pada saluran terbuka ia akan memiliki permukaan bebas,
sedangkan aliran saluran tertutup tidak memiliki permukaan bebas akibat air yang
akan langsung mengisi seluruh penampang saluran. Dengan kata lain, saluran
terbuka berhubungan langsung dengan atmosfer dan saluran tertutup tidak
berhubungan langsung dengan atmosfer.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hal-hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan tentang sejarah


perkembangan teori fluida statis ini adalah pada abad ketiga sebelum Masehi
Archimedes menemukan nama hukum Archimedes ,yang bunyinya: “Sebuah benda
yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mendapat gaya
keatas seberat zat cair yang didesak oleh benda itu”. Kemudian Leonardo da Vinci
(1452-1519) menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak satu-
dimensi. Berikutnya muncul Galileo (1564-1642) dengan studi sistematik
mengenai dasar-dasar hidrostatika dengan memperkenalkan beberapa hukum
tentang ilmu mekanika.

3.2 Saran

 Diharapkan pembaca dapat memberikan saran yang membangun untuk


berkembangnya makalah ini.
 Semoga penerapan Fluida dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari
semaksimal mungkin
 Bagi masyarakat semoga dapat memanfaatkan penerapan fluida dengan
baik
 Bagi masyarakat haruslah memahami fluida dengan baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli

http://yazidridla.blogspot.com/2011/02/hidrodinamika-pengenalan.html

http://www.ilmusipil.com/pengertian-hidrolika

http://osean025.wordpress.com/2011/02/08/pendahuluan-hidrodinamika/

http://id.wikipedia.org/wiki/hidrolika

https://id.wikipedia.org/wiki/Aerodinamika

20

Anda mungkin juga menyukai