Anda di halaman 1dari 2

INTISARI

Penyelenggaraan Operasi dan Pemeliharaan (OP) infrastruktur jaringan irigasi


seperti pemeliharaan dan perbaikan terhadap kerusakan memerlukan biaya yang
tidak sedikit. Faktor biaya ini sering menjadi kendala, sehingga usaha
pemeliharaan dan perbaikan menjadi tertunda dan kerusakan menjadi semakin
memburuk. Dengan demikian diperlukan metode atau sistem yang dapat
membantu para pengambil keputusan dalam mencari strategi optimal seperti
menyusun tingkat prioritas dan urgensi pemeliharaan infrastruktur jaringan irigasi.
Karenanya, dalam usaha penanganan jaringan irigasi diperlukan suatu Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) berdasarkan penilaian yang diperoleh dari
pemeriksaan lapangan sehingga usaha pemeliharaan jaringan irigasi dapat berjalan
secara efektif dan efisien.
Penelitian ini merupakan pengembangan SPK yang mengacu pada Permen PU
No.13 tahun 2012 tentang pedoman pengelolaan aset irigasi khususnya mengenai
penanganan dan prioritas perbaikan aset irigasi. Sebagai studi kasus digunakan
Daerah Irigasi (DI) Batujai, Mujur II, dan Surabaya di Lombok Tengah. SPK
dipadukan dengan sistem informasi manajemen infrastruktur berbasis web SIG
(Sistem Informasi Geografis) yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun oleh
semua pihak. SPK ini diharapkan dapat mempermudah pihak pengelola
infrastruktur dan pengambil kebijakan untuk menyelenggarakan kegiatan operasi
dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Hasil penelitian, dengan mengimplementasi SPK berbasis web SIG pada daerah
irigasi yang diteliti maka diperoleh empat tingkat urgen. Tingkat pertama yaitu
Sangat Urgen meliputi DI. Batujai sebanyak 5 unit , DI. Mujur II sebanyak 5 unit,
dan DI. Surabaya sebanyak 1 unit. Tingkat Urgen meliputi DI. Batujai sebanyak
28 unit, DI. Mujur II sebanyak 13 unit, dan DI. Surabaya sebanyak 3 unit. Ketiga
tingkat Kurang Urgen meliputi DI. Batujai sebanyak 41 unit, DI. Mujur II
sebanyak 75 unit, dan DI. Surabaya sebanyak 40 unit. Dan tingkat Jangka Panjang
meliputi DI. Batujai sebanyak 95 unit, DI. Mujur II sebanyak 122 unit, dan DI.
Surabaya sebanyak 78 unit. Dalam penanganannya, selain tingkat urgen
diperhatikan juga skor prioritas dari masing-masing bangunan dan saluran. Dalam
penelitian ini yang lebih diprioritaskan adalah yang memiliki skor prioritas
terkecil. Maka urutan prioritas pada tingkat paling urgen adalah DI. Surabaya, DI.
Mujur II, dan DI. Batujai. Urutan prioritas pada tingkat Urgen adalah DI. Batujai,
DI. Surabaya, dan DI.Mujur II. Sedangkan urutan prioritas pada tingkat Kurang
Urgen adalah DI. Mujur II, DI. Batujai, dan DI. Surabaya.
Kata Kunci :Sistim Pendukung Keputusan, Operasi dan Pemeliharaan,
Jaringan Irigasi

xiii
ABSTRACT

The implementation of Operations and Maintenance (OM) of irrigation


infrastructure such as maintenance and repair of the damage requires a lot of cost.
The cost factor is often to be a problem, so that the operation and maintenance be
postponed, and damage getting worse. Thus the method or system is required that
can assist the decision makers to getting the optimum strategies like level priority
and urgency of maintenance of irrigation infrastructure. Therefore, the irrigation
infrastructure management required a Decision Support System (DSS) based
assessment obtained from assessment field so that businesses in maintenance of
irrigation infrastructure ca be delivered effectively and efficiently.
This study is the development of DSS based on the regulation of public works
minister No. 13 of 2012 on guidelines for the management of irrigation assets,
especially about irrigation assets improvement priorities. The case study is in
Batujai Irrigation Area, Mujur II Irrigation Area, and Surabaya Batujai Irrigation
Area in Central Lombok. DSS system combined with information management
infrastructure web based GIS (Geographic Information System) that can be
accessed anytime and anywhere by all parties. DSS is expected to facilitate the
infrastructure managers and policy makers for conducting Operation and
Maintenance of Irrigation infrastructure
The result of the study is implementing a web-based GIS DSS on irrigation area
that obtained four level urgent. The first leve is very urgent that consist of Batujai
irrigation area is 5 units, Mujur II irrigation area is 5 units, and Surabaya irrigation
area is 1 units. The second level is Urgent that consist of Batujai irrigation area is
28 units, Mujur II irrigation area is 13 units, and Surabaya irrigation area is 3
units. The thirth level is Less level Urgent that consist of Batujai irrigation area is
41 units,Mujur II irrigation area is 75 units, and Surabaya irrigation area is 40
units. The last is Long Term level that consist of Batujai irrigation area is 95 units,
Mujur II irrigation area is 122 units, and Surabaya irrigation area is 78 units. In
addition to implementing the level of urgent is considered to priority scores of
each of the buildings and cannals. In this study, the higher priority is the smallest
priority scores. thus, the sequence of priority at the most urgent level is Surabaya
irrigation area, Mujur II irrigation area, and Batujai irrigation area. The sequence
of priority at Urgent level is Batujai irrigation area, Surabaya irrigation area, and
Mujur II irrigation area. While the sequence of priority at the level of Less
Urgent is Mujur II irrigation area, Batujai irrigation area, and Surabaya irrigation
area.

Keywords: Decision Support Systems, Operations and Maintenance, Irrigation

xiv

Anda mungkin juga menyukai