Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 5 ayat (1) menyatakan
bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di
bidang kesehatan. Selanjutnya Pasal 7 menyatakan Setiap orang berhak untuk mendapatkan
informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Selanjutnya
pasal 8 menyatakan setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga
kesehatan.

Mengacu kepada peraturan perundang – undangan tersebut diatas, kiranya dapat dinyatakan
bahwa di setiap rumah sakit harus dilaksanakan upaya peningkatan kesehatan, salah satunya
melalui kegiatan promosi kesehatan.

Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah,
promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya
setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah- masalah kesehatan
potensial (yang mengancam) dengan cara mencegahnya, dan mengatasi masalah – masalah
kesehatan yang yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif dan efisien.
Dengan kata lain masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
memecahkan masalah – masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik masalah
– masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial (mengancam), secara mandiri
(dalam batas – batas tertentu).

Sedangkan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) berusaha mengembangkan


pengetahuan klien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit tentang penyakit dan
pencegahannya. Selain itu, Promosi Kesehatan di rumah sakit juga berusaha meningkatkan
kesadaran dan minat klien, keluarga dan pengunjung rumah sakit untuk berperan secara positif
dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Oleh karena itu, Promosi Kesehatan di
rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pelayanan kesehatan di rumah
sakit.

B. Tujuan

Pedoman ini dibuat sebagai acuan dalam melakukan PKRS di RS Amanda Mitra Keluarga

1. Pengertian, Tujuan dan sasaran PKRS


a. Pengertian
Promosi Kesahatan Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya rumah sakit untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien dan kelompok – kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri
dalam menpercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok- kelompok
masyarakat dapat mandiri dalam ,meningkatkan kesehatan, mencegah masalah- masalah
kesehatan, dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai social budaya mereka, serta
didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
b. Tujuan

Terciptanya masyarakat rumah sakit yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
melalui perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku penerima edukasi rumah sakit serta
pemeliharaan lingkungan dan termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang
disediakan rumah sakit.

c. Sasaran

Sasaran promosi kesehatan di rumah sakit, yang terdiri dari :

 Petugas
 Klien
 Keluarga Klien
 Pengunjung
 Masyarakat yang tinggal/berada di sekitar rumah sakit
 Masyarakat yang mempunyai hubungan kerjasama dengan rumah sakit

d. Pemberi Edukasi
Pemberi edukasi adalah petugas di rumah sakit yang mempunyai kompetensi sesuai
dengan keahlian di bidangnya antara lain :

 Dokter
 Perawat
 Ahli gizi
 Farmasi
 Petugas Pencegahan Pengendalian Infeksi
 Petugas cutomer service atau layanan pelanggan
 Petugas Administrasi
 Petugas rekam medis
 Petugas laboratorium
 Petugas radiologi
 Petugas kesehatan lingkungan
BAB II

TATA LAKSANA

A. Materi Informasi dan Edukasi

Materi informasi dan edukasi yang dapat diberikan kepada penerima edukasi adalah sesuai
UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit yaitu :

1. Hak dan Kewajiban Penerima Edukasi


Hak penerima edukasi :
a. Penerima edukasi berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di RS
b. Penerima edukasi berhak informasi tentang hak dan kewajiban penerima edukasi
c. Penerima edukasi berhak memperoleh layanan yang manusiawi. adil. jujur dan tanpa
diskriminasi.
d. Penerima edukasi berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
e. Penerima edukasi berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
terhindar dari kerugian fisik dan materi
f. Penerima edukasi berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan
g. Penerima edukasi berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit
h. Penerima edukasi berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun
di luar rumah sakit.
i. Penerima edukasi berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
dan termasuk data-data medisnya
j. Penerima edukasi berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan
biaya pengobatan.
k. Penerima edukasi berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
l. Penerima edukasi berhak didampingi keluarganya dalam kondisi kritis
m. Penerima edukasi berhak menjalankan ibadah sesuai agama / kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu penerima edukasi lainnya.
n. Penerima edukasi berhak memperoleh keamanan dan keselamatandirinya selama
dalam perawatan di RS
o. Penerima edukasi berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku RS
terhadap dirinya
p. Penerima edukasi berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya
q. Penerima edukasi berhak menganut dan menuntut RS apabila RS diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata maupun secara
pidana
r. Penerima edukasi berhak mengeluhkan pelayanan RS yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik
s. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Kewajiban Penerima edukasi
a. Mematuhi ketentuan yang berlaku di RS
b. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima di RS sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
c. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatan di RS
d. Mematuhi kesepakatan dengan RS
e. Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya.
2. Penggunaan Obat yang Aman & Efektif
a. Pemahaman yang jelas mengenai indikasi penggunaan dan bagaimana menggunakan
obat dengan benar, harapan setelah menggunakan obat, lama pengobatan, kapan harus
kembali ke dokter.
b. Peringatan yang berkaitan dengan proses pengobatan.
c. Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) yang potensial, interaksi obat dengan obat lain dan
makanan harus dijelaskan kepada Penerima edukasi
d. Reaksi obat yang tidak diinginkan ( Adverse Drug Reaction – ADR) yang
mengakibatkan cidera Penerima edukasi harus mendapat edukasi mengenai bagaimana
cara mengatasi kemungkinan terjadinya reaksi obat yang tidak diinginkan tersebut.
e. Penyimpanan dan penanganan obat di rumah termasuk mengenali obat yang sudah rusak
atau kadaluarsa.
3. Penggunaan Peralatan Medis yang Aman
Penerima edukasi dan/atau keluarga dijelaskan bagaimana menggunakan peralatan medis
yang akan dibutuhkan di rumah.
4. Diet dan Nutrisi
a. Makanan yang harus dihindari, terutama untuk mencegah interaksi makanan dan obat
b. Instruksi diet khusus
5. Manajemen Nyeri
a. Memahami rasa nyeri dan risiko nyeri
b. Bagaimana untuk menggambarkan nyeri
c. Bagaimana mengelola rasa nyeri
6. Teknik rehabilitasi
a. Teknik rehabilitasi
b. Penggunaan peralatan yang aman dan efektif
7. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
a. Hand hygine atau kebersihan tangan
b. Infeksi Nosokomial
8. Tindak Lanjut Perawatan
a. Instruksi dalam perencanaan pulang mencakup.
b. Tempat atau lokasi atau sumber mencari perawatan lanjutan, jadwal pemeriksaan atau
control ulang.
c. Waktu atau kapan harus mencari bantuan (misalnya : melaporkan adanya efek samping
obat)
d. Tempat atau lokasi untuk mendapatkan peralatan medis atau obat- obatan.

B. Penerima Informasi dan Edukasi

Penerima informasi dan edukasi adalah :

1. Klien, apabila klien bersedia menerima informasi dan kondisinya memungkinkan


2. Keluarga atau orang lain yang ditunjuk oleh klien
3. Keluarga atau pihak lain yang menjadi wali atau penanggung jawab atas klien kalau kondisi
klien tidak memungkinkan untuk berkomunikasi sendiri secara langsung
4. Masyarakat di lingkungan sekitar rumah sakit
5. Masyarakat yang mempunyai kerjasama dengan rumah sakit
C. Proses Pemberian Informasi dan Edukasi
Proses komunikasi saat memberikan informasi dan edukasi :
1. Assesmen kebutuhan edukasi terdiri dari :
a. Keyakinan dan nilai – nilai penerima informasi (nilai-nilai budaya, suku, agama, dan
kepercayaan)
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
c. Hambatan emosional dan motivasi
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
e. Kesediaan untuk menerima informasi dan edukasi.
2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi yang efektif
Setelah melalui tahap assessment, kemungkinan ditemukan :
a. Penerima edukasi dalam kondisi fisik dan emosionalnya baik, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
b. Jika pada tahap assessment ditemukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna wicara),
maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada penerima edukasi
dan keluarga dekat (istri, suami, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan menjelaskan
kepada mereka.
c. Jika pada tahap assessment ditemukan hambatan emosional (marah atau depresi),
maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi edukasi dan menyarankan
penerima edukasi membaca leaflet.
d. Apabila penerima edukasi tidak mengerti materi edukasi, maka bisa menghubungi
educator yang berkaitan dengan informasi dan edukasi yang diperlukan.
e. Jika pada tahap assessment penerima edukasi ditemukan kendala bahasa, maka
segera menghubungi supervisor yang bertugas. Supervisor akan menghubungi
penerjemah yang telah ditentukan rumah sakit.
3. Tahap verifikasi (memastikan penerima edukasi memahami tentang edukasi yang
diberikan)
a. Apabila penerima edukasi dalam kondisi baik dan dapat menerima informasi dan
edukasi, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali edukasi yang
telah diberikan. Pertanyaannya adalah: “Dari materi edukasi yang telah disampaikan,
kira-kira apa yang bapak/ibu bisa pelajari ?”
b. Apabila penerima edukaasi mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah
dengan pihak keluarganya dengan pertanyaan yang sama: “Dari materi edukasi yang
telah disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”.
c. Apabila penerima edukasi ada hambatan emosional (marah atau depresi), maka
verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali sejauh mana penerima edukasi
mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami.
d. Apabila penerima edukasi merupakan difabel (different abilities people atau orang
dengan kemampuan yang berbeda), maka verifikasinya dengan pendamping
penerima edukasi.
e. Apabila penerima dan/atau keluarga telah memahami informasi dan edukasi yang
disampaikan, maka tahap pemberian informasi dan edukasi dapat dilakukan kembali
untuk menilai kebutuhan edukasi yang lainnya. Apabila penerima edukasi dan/atau
keluarga belum memahami materi edukasi yang diberikan , maka pemberian edukasi
dapat dilakukan pada waktu lain sambil mengkaji hambatan yang ada. Dengan
diberikannya informasi dan edukasi penerima edukasi, diharapkan mengerti,
memahami dan diterapkan oleh penerima edukasi
4. Pendokumentasian
a. Informasi dan edukasi individu
Pendokumentasiannya didokumentasikan dalam rekam medic pada form assesmen
kebutuhan edukasi terintegrasi
b. Informasi dan edukasi kelompok
Pendokumentasiannya dilakukan di form pemberian informasi dan edukasi kelompok
dari PKRS rumah sakit
D. Tata Laksana Pemberian Informasi dan Edukasi
1. Waktu pemberian informasi dan edukasi
a. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada peneima edukasi rawat inap.
 Saat admisi (bagian pendaftaran, poli/IGD)
 Saat dilakukan tindakan keperawatan/medis
 Saat masuk di Instalasi Rawat Inap
 Saat persiapan pulang
b. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada peneima edukasi rawat jalan
 Saat admisi (bagian pendaftaran, poli/IGD)
 Saat dilakukan tindakan keperawatan/medis
 Saat penermia edukasi mengantri untuk dilakukan pemeriksaan di Instalasi
Rawat Jalan (seminggu sekali tim PKRS mengadakan penyuluhan secara
kelompok
2. Unit Kerja Pemberi Informasi dan Edukasi

Pemberian informasi dan edukasi dilakukan segera, jika kondisi dan situasinya
memungkinkan. Pemberian informasi pelayanan di Rumah Sakit dapat membantu klien
dan/atau keluarga berpartisipasi dalam membuat keputusan tentang pelayanan yang
terbagi dalam beberapa unit kerja:

a. Bagian informasi dan tempat penerimaan/pendaftaran


b. Instalasi rawat inap anak
c. Instalasi rawat inap dewasa
d. Instalasi rawat jalan
e. Instalasi Gawat Darurat
f. Instalasi Kamar Operasi
g. Unit VK
h. Unit Neonatus
i. Unit penunjang (laboratorium, radiologi dan administrasi)
3. Pemberi Edukasi

Pemberi Edukasi adalah petugas yang berkompeten dalam memberikan informasi


dan edukasi antara lain :

 Dokter
 Perawat
 Ahli Gizi
 Farmasi
 Petugas Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
 Petugas Customer Service
 Petugas Administrasi
 Petugas Rekam Medik
 Petugas Kesehatan Lingkungan
4. Tabel Kualifikasi Edukator

EDUKATOR KUALIFIKASI

Dokter Edukator S1 Pendidikan Dokter

Perawat Edukator Diploma III Keperawatan

Bidan Edukator Diploma III Kebidanan

EDUKATOR BIDANG KHUSUS

1 Radiologi Diploma III Radiologi

2 Farmasi Apoteker / Asisten Apoteker

3 Gizi Diploma Gizi

4 Laboratorium Diploma III Analis Kesehatan

5 Pencegahan dan Pengendalian Diploma III Keperawatan


Infeksi

5. Tupoksi petugas pemberi informasi edukasi

Petugas pemberi edukasi memberikan informasi dan edukasi sesuai dengan


kompetensi masing-masing terhadap penerima edukasi sesuai dengan kebutuhan

6. Sarana prasarana
a. Tempat pemberian Informasi dan Edukasi
Penyampaian informasi dan edukasi dapat dilakukan di :
 Ruang perawatan
 Ruangan khusus informasi dan edukasi
 Tempat lain yang representative (lobi/ruang tunggu) khusus pemberian
informasi dan edukasi kelompok
b. Alat – alat
 Leaflet
 LCD
 Lembar balik
 Televisi
c. Sumber Bahan Materi Edukasi
1) Tim PKRS RS Amanda Mitra Keluarga menyusun materi edukasi yang
selanjutnya disahkan oleh pejabat terkait
2) Pada materi-materi tertentu ada juga yang diproduksi oleh pemerintah,
Lembaga Swadaya Masyarakat, yayasan dan organisasi ahli.
d. Produksi bahan materi edukasi kesehatan
1) Perencanaan
 Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit harus memulai dengan pemahaman
yang baik tentang topic yang akan dibahas, karakteristik grup peneria
edukasi, informasi dan perilaku penerima edukasi yang akan digunakan.
 Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit dapat memilih tipe bahan materi
seperti selebaran, video dan lain-lain.
2) Pembiayaan
 Mengembangkan dan menghasilkan bahan materi membutuhkan banyak
waktu dan uang.
 Taksiran yang akurat dari biaya pengembangan materi promosi kesehatan
menjadi bagian dari proses prencanaan sehingga pembiayaan dapat
dipertimbangkan sebagai bagian dari keseluruhan perencanaan dan program
alokasi sumber daya.
3) Alokasi tugas (desain dan produksi)
 Desain
Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit
 Menulis teks
 Menambahkan ilustrasi
 Menyelesaikan tata letak
 Produksi
Produksi bahan materi edukasi ini dilakukan di PKRS Tingkat Rumah
Sakit dengan membuat usulan kebutuhan produksi materi edukasi kepada
pejabat pelaksana teknis kegiatan.
 Evaluasi
Evaluasi Materi harus dilakukan unuk menentukan keefektifan dalam
membantu orang-orang dalam memahami dan belajar tentang informasi yang
baru. Agar materi yang akan disampaikan ke depannya menjadi lebih baik
dengan melihat acuan dari hasil evaluasi sebelumnya.
BAB III

PENUTUP

Pedoman ini diharapkan dapat menjadi penuntun bagi edukator dan unsur terkait dalam
pelaksanaan pelayanan PKRS didalam maupun diluar RS Amanda Mitra Keluarga. Kami
berharap pedoman ini dapat bermanfaat dan dapat meningkatkan mutu pelayanan di RS
Amanda Mitra Keluarga. Namun demikian, kami tetap terbuka untuk menerima kritik dan
saran demi penyempurnaan pedoman ini di masa mendatang. Kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan dan penerbitannya, kami mengucapkan banyak terima kasih,

Anda mungkin juga menyukai