Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,

sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut proses diferensiasi dari

sel-sel tubuh, organ-organ dan sistem organ berkembang sedemikian rupa

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga

perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya. Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab

gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak.1

Pengetahuan tentang gangguan ini terutamanya sangat penting untuk

penjagaan kanak-kanak, disebabkan hal ini sangat terkait dengan aspek

perkembangan normal psikopatologi dan juga kehidupan sehari-hari. Terdapat

sejumlah kecil kanak-kanak dengan gangguan komunikasi didapati mempunyai

kelainan neuropatologik. Trauma otak, infeksi, penyakit vaskular ataupun tumor

juga bisa menyebabkan gangguan komunikasi. Selain itu, faktor perinatal seperti

asfiksia, lahir dengan berat badan rendah, dan prematuritas dapat menjadi faktor

gangguan komunikasi.2

Dorongan bahasa bermula dari area Wernicke dan ditransmisi ke area

Broca di daerah frontal otak. Di daerah Broca, program yang sudah familiar

menyusun bahasa, distimulasi menjadi aktif lalu daerah Broca mentransmisinya

ke serebrum.

1
Pada penderita gagap terdapat gangguan pada area Broca menimbulkan

seseorang bicara yang terpatah-patah, di samping penguasaan kosa kata yang amat

minimum ataupun terbatas dan sering mengulangi kata-kata tertentu.4

Gangguan gagap selalu disertai dengan mekanisme linguistik dan manuver

sosial untuk menutupi gangguannya dan gangguan ini sering muncul pada kondisi

cemas maupun stress. Seseorang dengan gangguan gagap juga menghadapi

masalah diskriminasi dari lingkungan sosial.3

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. GAGAP

1. Definisi

Menurut buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa rujukan ringkas dari

Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa, gagap adalah cara berbicara

yang ditandai dengan pengulangan suara atau perpanjangan suku kata atau kata,

atau sering gugup atau terhenti sehingga mengganggu irama alur bicara.5

Disritmia ringan dari gangguan ini sering ditemukan sebagai suatu fase

transisi pada usia dini anak atau sebagai pola bicara yang ringan namun

berkelanjutan pada usia selanjutnya dan pada usia dewasa. Gagap harus

digolongkan sebagai gangguan hanya bila keparahannya sangat menganggu

kelancaran berbicara. Mungkin kondisi ini disertai gerakan pada wajah dan/atau

bagian tubuh lainnya yang bersamaan waktu dengan penggulangan atau hambatan

alur bicara. Tidak ditemukan gangguan neurologis yang mendasari.5

2. Epidemiologi

Dari hasil survei terutama di United States dan Eropa mengindikasikan

prevalensi untuk gagap adalah 1% dalam populasi umum. Gagap paling sering

terjadi pada masa kanak-kanak dan selalunya berkurang secara spontan pada

waktu anak tersebut semakin bertambah usianya. Usia dimana mulainya gangguan

ini terjadi adalah pada 2-7 tahun dan waktu puncaknya pada umur 5 tahun. Gagap

dialami antara 3-4 orang lelaki dibandingkan 1 orang perempuan. Gangguan ini

lebih sering terjadi pada keluarga yang mempunyai riwayat anak dengan gagap di

3
banding populasi umum. Menurut DSM-IV-TR, lelaki yang gagap akan

mendapatkan 20% anak lelaki dan 10% anak perempuan mereka yang gagap

juga.6

Gangguan ini terjadi lebih kurang 1-2% dari populasi anak yang

bersekolah. Pada waktu remaja hanya 1 dari setiap 300 individu akan menderita

gagap.

3. Etiologi

Etiologi gagap masih belum terbukti tetapi mempunyai beberapa faktor

termasuk faktor genetik, neurofisiologikal dan psikologikal yang menjadi

predisposisi seorang anak untuk mempunyai gangguan komunikasi.6

Dari sebuah penelitian didapati faktor-faktor seperti fungsi kognitif,

genetik, dan faktor lingkungan memainkan peranan. Menurut penelitian tersebut

fungsi kognitif seseorang yang gagap dan yang tidak gagap memiliki perbedaan.

Dinyatakan bahwa seseorang yang gagap mempunyai waktu reaksi yang lebih

lama dibanding dengan yang normal karena fungsi kognitif kompleksnya

meningkat. Proses kognitif seseorang yang gagap melibatkan lebih banyak

penggunakan hemisfer kanan dibanding yang tidak gagap.8

Penelitian lain menyatakan pada Magnetic Resonance Imaging (MRI)

fungsional individu yang gagap dengan yang tidak gagap didapati sistem saraf

akan mengaktivasi secara berbeda untuk generasi dan produksi kata. Individu

gagap tersebut memerlukan perhatian yang lebih tinggi untuk mengurangi

masalah gagap yang mereka alami.8

4
Pada sebuah penelitian para ilmuwan menyatakan berhasil menemukan

tiga gen yang kemungkinan menyebabkan seseorang menderita gagap.

Sebelumnya gagap dianggap sebagai penyakit keturunan. Kini para ilmuwan

menduga mutasi yang terkait kelainan metabolisme mungkin dapat pula

mempengaruhi sebagian fungsi otak manusia. Penelitian sejumlah kasus ini

dilakukan di Pakistan, Amerika Serikat dan Inggris dan diterbitkan di New

England Journal of Medicine.9

Para peneliti menemukan bahwa satu dari tiga gen penderita yang

diperiksa mengalami mutasi. Dua dari gen itu, GNPB dan GNPTG, dikaitkan

dengan dua penyakit terkait metabolisme. Gangguan yang disebut kelainan

penyimpanan liposomal itu menyebabkan gangguan gagap.9

Terdapat penelitian yang menyatakan kemungkinan besar faktor neurologi

juga terlibat. Dominan salah satu hemisfer otak terhadap yang satu lagi dan faktor

lain seperti kekurangan koordinasi otot bicara dalam penggagap juga merupakan

faktor penting.10

4. Patofisiologi

Sekelompok peneliti telah menemukan hubungan antara fungsi otak

dibagian lateral dan medial pada penderita gagap. Otak bagian lateral mengontrol

kata-kata yang juga disebut sebagai area Broca, pergerakkan otot di area motorik

dan pengertian bahasa di area wernicke yang juga diketahui sebagai “closed-loop

motor”. Dengan penggunaan area otak ini, seorang yang gagap dapat berbicara

dengan lancar tetapi harus mempunyai konsentrasi yang tinggi terhadap

pembicaraannya. Hal ini menyebabkan bicaranya menjadi lambat. Selain itu,

5
bagian medial otak bertugas mengontrol “open-loop motor” yang berkaitan

dengan mengingat kembali kegiatan motorik yang telah direncanakan dan tidak

merespon kembali. Ini berarti suatu pembicaran dapat dilakukan dengan usaha

yang sedikit tetapi disebabkan tidak ada regulasi kesalahan, penggagap akan terus

melakukan kesalahan yang sama dengan corak bicara yang sama terutama pada

waktu tertekan.11

Terdapat juga ide yang disebut sebagai mekanisme Valsalva yang

merupakan mekanisme fisiologis fungsi tubuh terkait dengan gagap. Valsalva

Manuever dikaitkan dengan gangguan gagap karena seorang penggagap

menggunakan banyak tenaga dan usaha dalam kata-katanya. Usaha ini

menyebabkan bibir dan lidah penggagap tersebut untuk tertekan lebih hebat lagi

yang juga menyebabkan tekanan udara dalam paru-paru tinggi, seterusnya

gangguan bicara terjadi.11

Apa yang sebenarnya terjadi waktu seorang penggagap bicara masih

belum diketahui secara terperinci tetapi sekiranya kita mengambil contoh

seseorang yang gagap pada waktu menggunakan kata yang bermula dengan p,

misalnya pergi, maka otak akan mengingat bahwa kata p tersebut susah

disebutkan. Jadi apa yang berlaku adalah otak berpikir bahwa memerlukan lebih

banyak usaha dan tenaga untuk menyebutkan kata p, oleh itu mekanisme Valsalva

tejadi dengan lebih agresif yang menyebabkan penggagap memberikan tekanan

yang tinggi pada bibir dan mencoba untuk menyebutkan kata p tersebut. Perkataan

p selalunya susah untuk disebut oleh penggagap karena waktu menyebut kata p

6
tersebut bibir harus dirapat antara satu sama lain untuk memperoleh tekanan udara

yang lebih tinggi.11

Perlu diketahui juga gagap tidak berkaitan dengan kelemahan ataupun

ataksia otot yang digunakan untuk bicara. Hanya di saat tertentu otot bicara akan

mengalami spasme apabila suatu kata yang spesifik dibicarakan.7

5. Gejala Gagap

Berikut ini adalah bebrapa gejala gagap:

 Pengulangan bunyi (seperti b-b-b-bola), silibus (seperti ma- ma- makan),

bagian dari kata (seperti sepak- sepak- sepakbola), keseluruhan kata dan

frase.12

 Pemanjangan atau pemoloran bunyi (seperti k---ucing).12

 Hambatan dalam menyelesaikan kalimat, ragu-ragu atau tanpa suara

diantara kata.12

 Bicara yang terjadi seperti menyembur, dimana mencoba mengawali dan

memelihara suara.12

 Perilaku dihubungkan seperti reaksi anggota tubuh yang berhubungan

dengan gagap adalah gerakan otot bibir, rahang, leher atau lidah saat

berbicara. Organ lain adalah mata, gerakan kaki, gerakan mata saat foot

tapping, kedipan mata dan mengalihkan perhatian untuk mencoba keluar

dari bicara gagap. Terdapat banyak penyimpangan perilaku yang

dihubungkan yang dapat terjadi dan pada setiap anak berbeda

penampilannya. Perbedaan jenis gagap tergantung dari situasi, teman

komunikasi dan dalam kapasitas apa anak berkomunikasi. Penderita gagap

7
lebih sering mengalami kelancaran bicara bila berhadapan dengan terapis

bicara dibandingkan dengan sekolah atau di lingkungan lainnya.12

 Anak yang berbicara gagap biasanya mempunyai pengalaman takut

terhadap suara atau kata tertentu, situasi menakutkan atau memalukan.12

Empat fase yang secara bertahap berkembang dalam perkembangan gagap telah

dikenali:6

1. Fase 1 terjadi selama periode prasekolah. Awalnya, kesulitan cenderung

episodic tampak untuk periode beberapa minggu atau bulan antara jeda

bicara normal yang panjang.6

2. Fase 2 biasanya terjadi di tahun-tahun awal sekolah dasar. Anak yang

terkena menjadi menyadari kesulitan bicaranya dan menganggap dirinya

penggagap.6

3. Fase 3 biasanya terlihat setelah usia 8 tahun sampai dewasa. Beberapa kata

dirasakan lebih sulit dari kata atau bunyi lainnya.6

4. Fase 4 biasanya ditemukan pada masa remaja akhir dan masa dewasa.

Penggagap menunjukkan antisipasi gagap yang jelas dan menakutkan.

Mereka takut terhadap kata, suara, dan situasi.6

6. Jenis- jenis gagap

Beberapa jenis dari gagap diataranya yaitu:

a. Gagap developmental

Ini merupakan jenis gagap yang paling sering terjadi pada kanak-kanak. Hal

ini terjadi pada kanak-kanak yang sedang mengalami perkembangan

8
kemampuan bahasa dan bicara dimana harus mengekspresi diri mereka lebih

dari kemampuan verbal dirinya.13

b. Gagap neurogenik

Merupakan jenis gagap yang sering terjadi apabila otak tidak dapat

mengkordinasi semua perbedaan komponen mekanisme bicara, termasuk

nervus and otot. Gagap neurogenic boleh juga muncul pada seseorang sesudah

strok ataupun kecederaan otak.13

c. Gagap psikogenik

Dipercayai muncul dari regio otak yang bertanggungjawab dalam

pemikiran. Gagap ini jarang terjadi dan boleh menyerang pasien dengan

penyakit jiwa ataupun mereka yang sedang mengalami stress psikologika yang

hebat.13

Menurut penelitian gejala gagap dibahagi kepada tiga kelompok

 Gagap yang normal

Didapati gagap yang tidak lebih dari satu kali dalam sepuluh kata yang

dibicarakan dengan mengulangi kata atau bunyi. Didapati juga akan

berhenti kata dengan bunyi seperti err, umm ataupun hmm untuk menukar

kata yang mau disebutkan. Individu mendapati dirinya bermasalah dalam

bicara ketika sedang lelah, terlalu gembira, semasa berbicara tentang

sesuatu hal yang baru, bertanya maupun ditanya soal atau berbicara

dengan seseorang yang kurang responnya.8

 Gagap yang sedang

9
Sering gagap dengan perpanjangan suku kata ataupun bunyi.

Pengulangan dan perpanjangan kata individu tersebut dikaitkan juga

dengan menutup kelopak mata, berkedip dan mempunyai tekanan lebih

tinggi dari yang normal untuk menyatakan sesuatu kata. Individu biasanya

merasa malu dengan dirinya. Harus dikonsul sekiranya gangguan terjadi

lebih dari 6-8 minggu terjadi.8

 Gagap yang berat

Gagap ini terjadi dangan frekuensi yang sering dengan perpanjangan

suku kata yang lama. Hampir sama dengan gagap sedang hanya terjadi

lebih sering, terjadi hampir pada semua situasi. Selalunya individu yang

gagap berat malu dan takut untuk berbicara karena kelemahan yang ada

padanya. Memerlukan konsul segera mungkin.8

7. Diagnosis

Gagap dapat diidentifikasi dengan mudah. Seperti yang kita ketahui

ketidaklancaran bicara dapat mengganggu komunikasi seseorang. Pendengar

dapat mengetahui seseorang gagap melalui cara bicara. Walau bagaimanapun

terdapat beberapa karakteristik yang tidak mudah untuk pendengar

mengidentifikasi itu adalah gagap . Oleh karena itu kita memerlukan keahlian

seorang certified speech –language pathologist (SLP).14

Semasa mengevaluasi, SLP akan mendata frekuensi dan jenis

ketidaklancaran bicara seseorang yang diperoleh dari beberapa situasi. SLP juga

akan menilai bagaimana cara seseorang bereaksi dan beradaptasi dengan

ketidaklancaran bicaranya. SLP tersebut akan mengumpulkan data tentang faktor-

10
faktor yang memperburuk masalah bicara. Informasi tentang orang tersebut

dianalisa untuk mengetahui apakah ada gangguan bicara yang ada pada orang

tersebut. Sekiranya ada gangguan maka digali lagi informasi sejauh mana aktivitas

harian pasien tersebut terganggu.14

Bagi anak-anak, sangat penting untuk prediksi tentang kontinuitas

gagapnya. Antara evaluasi dilakukan adalah observasi dan wawancara yang

dibentuk khas untuk dapat mengestimasi risiko kontinuitas anak gagap tersebut.14

Selain itu beberapa faktor yang juga dititikberatkan dalam menilai gagap

adalah riwayat dalam keluarga dengan keluhan yang sama, gangguan gagap yang

telah berlangsung 6 bulan ataupun lebih dari itu, gangguan bahasa dan bicara yang

lain serta sesuatu hal yang sangat ditakuti anak.14

Menurut kriteria diagnostik DSM-IV untuk gagap:2

1. Gangguan pada kefasihan normal dan pola waktu bicara(tidak sesuai

menurut usia individu), ditandai oleh seringnya terjadi satu atau lebih berikut:

a. Pengulangan bunyi atau suku kata

b. Perpanjangan bunyi

c. Interjeksi

d. Pemusatan kata (misalnya, jeda di dalam kata)

e. Hambatan yang terdengar atau tenang (jeda yang terisi atau tidak terisi

dalam bicara)

f. Circumlocutions (substitusi kata untuk menghindari kata yang sulit)

g. Pengulangan seluruh kata satu suku kata (misalnya, “ke-ke-ke-ke

mana”?)

11
2. Gangguan kefasihan menganggu pencapaian akademik atau pekerjaan atau

komunikasi sosial

3. Jika terdapat suatu deficit motorik bicara atau sensorik, kesulitan bicara

adalah melebihi apa yang biasanya berhubungan dengan masalah tersebut.2

Sedangkan menurut kriteria diagnostik PPDGJ-III F98.5 Gagap

(Stuttering/Stammering) adalah sebagai berikut:5

1. Cara berbicara yang ditandai dengan pengulangan suara

atau perpanjangan suku kata atau kata, atau sering gugup

atau terhenti sehingga mengganggu irama alur bicara.

2. Disritmia ringan dari gangguan ini sering ditemukan sebagai

suatu fase transisi pada usia dini anak, atau sebagai

pola berbicara yang ringan namun berkelanjutan pada

usia selanjutnya dan pada usia dewasa. Harus digolongkan

sebagai gangguan hanya bila keparahannya sangat

mengganggu kelancaran berbicara. Mungkin kondisi ini

disertai gerakan pada wajah dan/atau bagian tubuh lainnya

yang bersamaan waktu dengan pengulangan, atau hambatan

alur bicara. Tidak ditemukan gangguan neurologis yang

mendasari.

3. Pada beberapa kasus dapat pula disertai oleh gangguan

perkernbangan berbicara atau berbahasa, dalam hal ini

maka harus diberi kode secara terpisah di bawah kode

F80.

12
8. Diagnosis banding

1. Disfonia spastik: adalah gangguan bicara mirip gagap dan dibedakan oleh

adanya pola pernapasan yang abnormal.4

2. Cluttering (kebingungan): adalah gangguan bicara yang ditandai oleh pola

bicara yang aneh dengan disritmik berupa semburan kata dan frase yang cepat

dan menyentak. Dalam cluttering, orang terkena tidak menyadari gangguan,

sedangkan, setelah fase awal gangguan penggagap menyadari kesulitan bicara

mereka.4

3. Gangguan fonologis: adalah gangguan dimana bicaranya tidak jelas atau

sulit ditangkap. Sehingga ucapan anak saat berbicara menjadi kurang atau tidak

sempurna. Pada anak usia 2-3 tahun, gangguan ini masih di anggap wajar

karena tergolong gangguan perkembangan. Dengan bertambahnya usia anak,

diharapkan gangguan ini bisa diatasi dengan pemeriksaan oleh dkter ahli THT,

ahli saraf ank, terapis bicara.9

9. Penatalaksanaan

Untuk melakukan pengobatan atau terapi pada gangguan bicara gagap,

harus dinilai secara jelas gangguan tersebut. Hal ini memerlukan informasi yang

jelas dan teliti tentang penderita dan juga riwayatnya.12

Perlu diketahui tentang riwayat pada anggota keluarga baik saudara, ayah,

ibu atau kakek yang mengalami gangguan yang sama. Melakukan pengamatan

dengan strategi tertentu atau kondisi yang bagaimana yang dapat memperbaiki

gangguan tersebut. Dilakukan pengamatan tentang artikulasi, kemampuan bahasa

ekspresif dan reseptif, kemampuan kognitif, suara pendengaran dan penglihatan.

13
Informasi dari praktisi kesehatan lainnya yang dapat berguna untuk merencanakan

pengobatan ataupun terapi.12

Perawatan yang diberikan untuk orang yang gagap adalah mengajarkan

keterampilan, strategi serta perilaku yang boleh membantu komunikasinya:

 Melatihnya berbicara secara perlahan-lahan dengan menggunakan kalimat

atau frase yang pendek sambil diajarkan meregangkan antara vokal dan

konsonan. Jika teratur dilakukan dalam jangka waktu panjang, maka tingkat

keberhasilan bisa tinggi serta mencegah kekambuhan.9

 Mengontrol pernapasan. Seseorang diajarkan bagaimana mengatur dan

mengendalikan pernapasanya serta artikulasi antara bibir, rahang dan lidah.9

 Terapi modifikasi gagap. Tujuan dari terapi ini adalah untuk memodifikasi

gagap agar bisa dikendalikan dan bukan menghilangkanya, seperti mengatasi

kecemasan atau ketakutan yang bisa memperparah kondisi. Terapi ini

mencakup tiga tahap, yaitu mengidentifikasi perilaku inti dan sekunder yang

menyertai gagap, berlatih mengurangi rasa takut dan cemas sehingga dapat

mencegah bicara gagap yang parah serta memodifikasi dengan berlatih

mengulang-ngulang kata dan mengantisipasi kata yang dapat sulit diucapkan.9

Sebuah buku yang menjelaskan tentang terapi gagap menyatakan oleh

karena ketakutan menyebabkan terjadi tekanan otot tinggi maka mengurangi

ketakutan merupakan salah satu terapi utama. Individu tersebut perlu mengalihkan

perhatian dari sesuatu hal yang bisa menyebabkan individu tersebut gagap.10

Terapi psikofarmakologi yang bisa dilakukan adalah pengobatan dengan

obat dari golongan benzodiazepine (diazepam, chlordiazepoxide, bromazepam,

14
lorazepam, alprazolam) yaitu obat anti-anxietas. Obat ini digunakan apabila

adanya rasa cemas, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonomik, kewaspadaan

berlebihan dan penangkapan berkurang pada individu dan hal tersebut

menyebabkan terjadi gagap. Obat anti-anxietas benzodiazepine bereaksi dengan

reseptornya (reseptor benzodiazepine) kan men-reinforce “the inhibitory action of

GABA-ergic neuron”, sehingga hiperaktivitas tersebut mereda.15

10. Prognosis

Pada kebanyakan anak-anak yang gagap, kebiasaannya akan kembali

bicara normal pada usia sekitar 3-4 tahun. Walau bagaimanapun sekiranya anak

tersebut mulai gagap setelah usia 8-10 tahun didapati mempunyai banyak

kemungkinan akan terus gagap hingga dewasa. Untuk mendapatkan prognosis

yang lebih optimal memerlukan pengajaran, pelatihan dan keterlibatan individu

tersebut dengan lebih aktif.16

11. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi adalah masalah sosial dimana individu

tersebut malu ditertawakan yang akan menyebab anak menjadi sangat pendiam

dan mengelak dari berbicara dan bisa menyebabkan mutisme.16

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gagap adalah cara berbicara yang ditandai dengan pengulangan suara atau

perpanjangan suku kata atau kata, atau sering gugup atau terhenti sehingga

menggangu irama alur bicara.5

Disritmia ringan dari gangguan ini sering ditemukan sebagai suatu fase

transisi pada usia dini anak atau sebagai pola bicara yang ringan namun

berkelanjutan pada usia selanjutnya dan pada usia dewasa. Harus digolongkan

sebagai gangguan hanya bila keparahannya sangat menganggu kelancaran

berbicara. Mungkin kondisi ini disertai gerakan pada wajah dan/atau bagian tubuh

lainnya yang bersamaan waktu dengan penggulangan, atau hambatan alur bicara.

Tidak ditemukan gangguan neurologis yang mendasari.5

Gagap paling sering terjadi pada anak-anak dan selalunya berkurang

secara spontan pada waktu anak tersebut semakin meningkat usianya. Usia

onsetnya gangguan ini adalah pada 2-7 tahun dan waktu puncaknya pada umur 5

tahun. Gagap dialami antara 3-4 orang lelaki dibandingkan seorang perempuan.6

Anak gagap bicara disebabkan dua faktor, fisik dan psikologis termasuk

dari lingkungan keluarga dan teman-teman.6 Terdapat tiga jenis gagap yaitu gagap

developmental, gagap neurogenik dan gagap psikogenik. Gagap developmental

merupakan jenis gagap yang paling sering terjadi pada kanak-kanak. Hal ini

terjadi pada kanak-kanak yang sedang mengalami perkembangan kemampuan

16
bahasa dan bicara dimana harus mengekspresi diri mereka lebih dari kemampuan

verbal dirinya.13

Gagap neurogenik merupakan jenis gagap yang sering terjadi apabila otak

tidak dapat mengkordinasi semua perbedaan komponen mekanisme bicara,

termasuk nervus and otot. Gagap neurogenic boleh juga muncul pada seseorang

sesudah strok ataupun kecederaan otak.13

Selain itu terdapat juga gagap psikogenik yang dipercayai muncul dari

regio otak yang bertanggungjawab dalam pemikiran. Gagap ini jarang terjadi dan

boleh menyerang pasien dengan penyakit jiwa ataupun mereka yang sedang

mengalami stress psikologis yang hebat.13

Perawatan yang diberikan untuk orang yang gagap adalah mengajarkan

keterampilan, strategi serta perilaku yang boleh membantu komunikasinya. Ini

dapat dilakukan dengan melatih berbicara secara perlahan- lahan dengan

menggunakan kalimat atau frase yang pendek sambil diajarkan meregangkan

antara vokal dan konsonan. Selain itu seseorang harus diajarkan bagaimana

mengatur dan mengendalikan pernapasanya serta artikulasi antara bibir, rahang

dan lidah.9

Seseorang juga dapat diterapi dengan terapi modifikasi gagap. Tujuan dari

terapi ini adalah untuk memodifikasi gagap agar bisa dikendalikan dan bukan

menghilangkanya, seperti mengatasi kecemasan atau ketakutan yang bisa

memperparah kondisi. Terapi ini mencakup tiga tahap, yaitu mengidentifikasi

perilaku inti dan sekunder yang menyertai gagap, berlatih mengurangi rasa takut

dan cemas sehingga dapat mencegah bicara gagap yang parah serta memodifikasi

17
dengan berlatih mengulang-ngulang kata dan mengantisipasi kata yang dapat sulit

diucapkan.9

Terapi psikofarmakologi yang bisa dilakukan adalah pengobatan dengan

obat dari golongan benzodiazepine (diazepam, chlordiazepoxide, bromazepam,

lorazepam, alprazolam) yaitu obat anti-anxietas. Obat ini digunakan apabila

adanya rasa cemas, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonomik, kewaspadaan

berlebihan dan penangkapan berkurang pada individu dan hal tersebut

menyebabkan terjadi gagap.15

DAFTAR PUSTAKA

18
1. Dewi Ida N.Faktor Risiko Gangguan Berbahasa Pada Anak. Available from

http://speechclinic.wordpress.com/2019/07/15/faktor-risiko-gangguan-

berbahasa-pada-anak/. Last update: July 15, 2019.

2. Tasman A, Kay J, Lieberman Jeffrey A, First Michael B, Maj Mario.

In:Wiley Psychiatry. 3th Ed, Volume 1. England : John Wiley & Sons, Ltd ;

2008. P: 770-76.

3. Kay J, Tasman A. In : Wiley Essential of Psychiatry. England: John Wiley &

Sons, Ltd ; 2006. P: 301-07.

4. Mahyudin Oden. Gagap. Available from

http://asromedika.blogspot.com/2019 /07/gagap.html . Last update July 15,

2019

5. Maslim Rusdi.Buku Saku Dignosis Gangguan Jiwa rujukan ringkas dari

PPDGJ-III.Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteraan Jiwa FK-Unika Atma Jaya ;

P:149 .

6. Sadock Benjamin J, Sadock Viergina A. In : Kaplan Sadock’s Synopsis of

Psychiatry. 10th Ed. New York :Lippincott Williams & Wilkins ; 2007.

7. Ropper Allan H, Brown Robert H. In : Adam and Victor’s Principle of

Neurology. Boston : McGraw-Hill; 2005. P 508-09.

8. Prassse Jane E, Kikano George E. Stuttering. Available from

http://www.aafp.org/afp/2019/0715/p1271.html . Last update July 15, 2019

9. Hektania Amelia. Gangguan Komunikasi. Available from

http://ameliahektania.blogspot.com/2019/07/gangguan-komunikasi.html .

Last update July 15, 2019

19
10. Fraser Malcolm. In : Self-therapy for the Stutterer. 10th Ed. America :

Stuttering foundation of America; 2018. P 18-22.

11. Walker Claire. The Neurological Causes of Stuttering. Available from

http://serendip.brynmawr.edu/exchange/node/1683 . Last update July 15,

2019

12. Judarwanto Widodo. Bicara Gagap( Stammering/Stutteting) Pada Anak.

Available fromhttp://speechclinic.wordpress.com/2019/07/15/bicara-gagap-

stammeringstuter ing-pada-anak/ . Last Update July 15, 2019

13. Anonymous. Types of Stuttering, University Rochester Medical Center.

Available from http://www.urmc.rochester.edu/speech-pathology/speech-

language-disorders /stuttering/types-stuttering.cfm. Last update July 15, 2019

14. Anonymous. Stuttering, American Speech- Language-Hearing Association.

Available from http://www.asha.org/public/speech/disorders/stuttering.htm .

15. Maslim Rusdi.Panduan Parktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi

ke-3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteraan Jiwa FK-Unika Atma Jaya; P 12,36-

40.

16. Van Voorhees Benjamin W. Stuttering, MedlinePlus Medical Encyclopedia

.Available from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/stuttering.html . Last

update July 15, 2019.

20
21

Anda mungkin juga menyukai