Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan menjadi suatu kebutuhan dalam hidup manusia
yang harus dipenuhi oleh negara.Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan pasal 93 dan 94,dinyatakan bahwa pelayanan gigi dan
mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,pencegahan penyakit
gigi,pengobatan penyakit gigi,dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan
secara terpadu,terintergrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan gigi perorangan,pelayanan kesehatan gigi
masyarakat,usaha kesehatan gigi sekolah,serta pemerintah dan pemerintah
daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga,fasilitas pelayanan,alat dan obat
kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut yang aman,bermutu,dan terjangkau oleh masyarakat.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dalam pembangunan
kesehatan mempunyai salah satu fungsi untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Puskesmas juga merupakan unit
pelaksanateknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah
kecamatan.Pelayanan kesehatan tidak hanya mencakup pelayanan
kesehatan umum,tetapi juga mencakup pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.Penyakit gigi dan mulut di Puskesmas Bandar I masih masuk dalam 10
besar penyakit yang ada di Puskesmas Bandar I .Dengan adanya pelayanan
gigi dan mulut diharapkan masyarakat memiliki perilaku sehat,memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya,khususnya
derajat kesehatan gigi dan mulut.
B. TUJUAN
Tujuan Pedoman layanan klinis poli gigi ini adalah untuk menjadi acuan bagi
pelaksanaan pelayanan poli gigi di Puskesmas Segarau.

C. RUANG LINGKUP
Lingkup pedoman pelayanan BP gigi diperuntukan khusus untuk kegiatan di
poli gigi Puskesmas Segarau.

1
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
Ruang Kesehatan Gigi dan mulut adalah tempat/unit pelayanan yang bertugas
penanganan dan perawatan kesehatan gigi serta seleksi terhadap pasien. Ruang
keseahatan gigi merupakan salah satu dari jenis layanan yang ada di Puskesmas
Segarau yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar, seperti
pemeriksaan gigi dan mulut, konsultasi gigi dan mulut, premedikasi, pencabutan
gigi anak-anak, pencabutan gigi dewasa, penambalan dengan glass ionomer,
pembersihan karang gigi.
Selain itu juga memberikan penyuluhan kepada pasien mengenai pentingnya
menjaga kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari menjaga kesehatan
pribadi, serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut.
2. Standar Pelayanan Ruang Kesehatan Gigi & Mulut
Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat Puskesmas dan sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan pelayanan gigi dan
mulut.
3. Tenaga Profesional
Tenaga pelaksana pada Ruang Kesehatan Gigi terdiri 3 perawat gigi.
4. Standar Prosedur Operasional (SPO)
Adalah kumpulan instruksi, langkah-langkah yang telah dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
5. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan,
aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan pasien untuk kebutuhan
pemeriksaan gigi dan mulut. Ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik
sesuai alur pelayanan dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah
cukup.
6. Peralatan Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut harus dilengkapi dengan semua peralatan yang
diperlukan sesuai dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan
secara rutin. Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin,peralatan harus
diperhatikan menunjukkan kemampuan atau memenuhi kriteria yang
dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk pemeriksaan
yang berhubungan.
7. Pemantapan Mutu (Quality Assurance) kesehatan gigi dan mulut adalah
semua kegiatan yang ditujukkan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil

2
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut. Pemantapan mutu terbagi menjadi dua
yaitu:
a. Pemantapan Mutu Internal (Internal Quality Control)
adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh
masing – masing tenaga medis kesehatan gigi dan mulut secara terus
menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian error /
penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di
luar ruang kesehatan gigi dan mulut yang bersangkutan untuk memantau
dan menilai penampilan suatu ruang kesehatan gigi dan mulut dalam
bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan
Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta, atau
internasional.
Setiap ruang kesehatan gigi dan mulut wajib mengikuti Pemantapan Mutu
Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik
meliputi semua bidang pemeriksaan gigi dan mulut

E.Landasan Hukum
1. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang
kuat untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor:296/Menkes/SK/III/2008 tentang
Pengobatan Dasar puskesmas
5. Perbup Xxx No.59 Tanggal 31-12-2-12 tentang Retribusi
6. Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Untuk menjalankan pelayanan poli gigi dan mulut didukung oleh tenaga
perawat gigi
A. KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas
Segarau dilaksanakan oleh 3 orang tenaga perawat gigi sebagai penanggung
jawab sesuai kebutuhan. Tenaga Keperawatan gigi harus memiliki surat
tanda registrasi dan surat izin praktek untuk melaksanakan Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut di fasilitas pelayanan kesehatan termasuk
Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jumlah kebutuhan Tenaga Teknis Kefarmasian di Puskesmas Segarau
dihitung berdasarkan rasio kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat
jalan serta memperhatikan pengembangan Puskesmas Segarau. Rasio untuk
menentukan jumlah Apoteker di Puskesmas Segarau adalah satu apoteker
untuk 50 (lima puluh) pasien perhari.

C. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Segarau beroperasi
pada jam dinas hari seni sampai kamis dimulai pukul 08.00 sampai pukul
13.00, hari jum’at dimulai pukul 08.00 sampai pukul 11.00 dan hari Sabtu
dimulai pukul 08.00 sampai pukul 11.30.

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Ruangan yang berkaitan dengan kefarmasian di Puskesmas Segarau
terdiri dari 2 yaitu ruang penyimpanan obat dan ruang farmasi :
Denah ruang penyimpanan obat

G
H

A
B

D E

Keteranagan:
A : Meja petugas E : Pintu Masuk
B : Kursi Petugas F : Kompresor
C : Lemari Tempel G : Dental Unit
D : Kursi Pasien H : Wastafel
B. STANDAR FASILITAS
Sarana yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di
puskesmas Segarau meliputi:
Poli Gigi Puskesmas Segarau memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
 1 dental unit
 1 unit meja administrasi untuk meletakkan rekam medis yang masuk ke
poli gigi,melayani konsultasi pasien,mengisi rekam medis
 1 unit kursi duduk untuk pasien
 1 unit kursi untuk perawat gigi
 1 buah tempat sampah medis
 1 buah tempat sampah non medis
 1 unit wastafel
 1 unit almari
 1 buah dental unit
 1 unit kompresor

5
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A.Persiapan Pelayanan
 Sebelum memulai pelayanan petugas gigi mempersiapkan ruangan, alat,
obat dan bahan habis pakai untuk menjamin kelancaran pelayanan di
ruang kesehatan gigi dan mulut.
B. Saat Pelayanan
• Petugas gigi menerima rekam medis dari pendaftaran maupun dari rujukan
internal (apabila ada)
• Memanggil pasien sesuai nomer antrian
• Apabila pasien yang dipanggil tidak ada atau belum ada di tempat, petugas
dapat memanggil pasien berikutnya
• Melakukan pengecekan rekam medis dengan pasien yang dipanggil
• Apabila tidak sesuai, rekam medis dikembalikan ke bagian pendaftaran,
apabila sudah sesuai petugas gigi dapat melakukan anamnesis,
pemeriksaan odontogram, pemeriksaan sesuai keluhan pasien, inform
concern sebelum dilakukan tindakan.
• Apabila membutuhkan rujukan internal dapat dilakukan ke poli lain untuk
membantu menegakkan diagnosis.
• Melakukan tindakan, pengobatan sesuai hasil diagnosa
• Melakukan rujukan external apabila membutuhkan konsulen ke tingkat
spesialis atau tidak tersedia alat dan bahan di poli gigi dan mulut
• Apabila sudah dilakukan pemeriksaan, konsultasi maupun tindakan,
dibuatkan tanda pembayaran.
• Apabila pasien mempunyai kartu jaminan, diperhatikan menggunakan
kartu jaminan apa(BPJS/Jamkesmas/Jamkesda), kemudian data pasien,
penjaminan, diagnosis dan tindakan dituliskan dalam form sesuai
penjaminan masing-masing, pasien yang bersangkutan menandatangani
form tersebut.
• Untuk pemeriksaan caten(calon penganten) dan Bumil, jangan lupa ditulis
di buku register caten dan bumil.

6
C. Sesudah pelayanan
 Petugas gigi mencuci alat yang telah dipakai
 Petugas gigi melakukan sterilisasi peralatan
 Petugas gigi meregister seluruh kunjungan pasien yang periksa di poli gigi
dan mulut
 Petugas gigi menginput data ke simpus/P-Care
 Petugas gigi melakukan administrasi maupun kegiatan penunjang lain
yang menjadi tugasnya

7
BAB V
LOGISTIK

Keperluan logistik di poli gigi dan mulut meliputi bahan medis habis pakai
yang ada di instalasi farmasi Puskesmas Bandar I
I).Alur permintaan bahan medis dan non medis
2).Perencanaan
Pengadaan bahan medis poli gigi dan mulut harus mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut :
a. Tingkat persediaan di gudang obat Puskesmas maupun POAK,ada
dan tidaknya stok bahan medis maupun non medis
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis non medis setiap
bulannya,untuk memperkirakan kebutuhan dalam satu tahun,melalui
kartu stok yang ada
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang
Terhitung 30 hari setelah ada perintah kerja dari petugas pengadaan
barang
3).Permintaan
Untuk permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui LPLPO
Untuk bahan medis non medis yang buffer stoknya sudah mulai berkurang,
segera mengajukan ke petugas pengadaan, dengan menuliskan pada buku
permintaan barang
4).Penyimpanan
Stok bahan medis non medis kebutuhan poli gigi dan mulut penyimpanan
ada di gudang obat.
Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di poli gigi .
5)Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan

8
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (patient safety)di Unit Pelayanan gigi adalah suatu


sistem dimana membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko, Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
Keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat dan berdasarkan
atas latar belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien
di Puskesmas Segarau, salah satunya di Unit Pelayanan Gigi perlu
dilakukan,untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan terutama didalam
melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang
jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.

A.Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien


• Terciptanya budaya keselamatan pasien di Unit Palayanan Gigi
• Meningkatnya akuntabilitas Unit Pelayanan Gigi terhadap pasien
dan masyarakat
• Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di Unit Pelayanan Gigi
• Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
• Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan
terarah di Unit Pelayanan Gigi.
• Sebagai acuan yang jelas bagi petugas di Unit Pelayanan Gigi
didalam mengambil keputusan terhadap keselamatan pasien.
• Sebagai acuan bagi Dokter Gigi dan Perawat Gigi untuk dapat
meningkatkan keselamatan pasien.
• Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan
terarah di Unit Pelayanan Gigi.

9
C. MANFAAT :
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang bekualitas dan citra
yang baik bagi Unit Pelayanan Gigi
2. Agar seluruh personil Unit Pelayanan Gigi memahami tentang
tanggung jawab dan rasa nilai kemanusian terhadap keselamatan pasien.
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara petugas Unit Pelayanan
Gigi dan pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan
4. Mengurangi terjadinya KTD di Unit Pelayanan Gigi

Solusi Keselamatan Pasien di Unit Pelayanan Gigi


1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip.
2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat akan merujuk pasien ke Unit lain
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated) mis; penggunaan cairan
bayclin untuk merendam alat.
5. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
6. Hindari kesalahan dalam menggunakan alat yang berakibat fatal
7. Gunakan alat injeksi sekali pakai
8. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan
infeksi nosokomial

10
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A.Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) poli gigi dan mulut merupakan
bagian dari pengelolaan poli gigi dan mulut secara keseluruhan. Tenaga
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia mempunyai kewajiban
untuk selalu memenuhi salah satu kriteria standar pelayanan kedokteran
gigi di Indonesia,yaitu melaksanakan Kesehatan Keselamatan (K3).
Prosedur tentang pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja harus
dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas.
Dokter gigi sebagai penanggungjawab pelayanan gigi di Poli gigi harus
dapat memastikan seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di
lingkungannya mempunyai pengetahuan tentang Kesehatan Keselamatan
Kerja .
Standar kesehatan dan keselamatan kerja di unit pelayanan gigi (K3)
kebijakan pelaksanaan dan program kesehatan keselamatan kerja,
standard pelayanan K3 di unit pelayanan gigi,standard sarana,program K3
di unit pelayanan gigi, pengelolaan Jasa dan Barang berbahaya bagi
manusia K3 di unit pelayanan gigi, pembina pengawasan, pencatatan, dan
pengawasan.
Unit pelayanan gigi Puskesmas Segarau merupakan salah satu unit
pelayanan yang wajib melaksanakan K3 yang bermanfaat baik bagi dokter
gigi, perawat gigi, pengunjung/pengantar, pasien maupun pasien serta
masyarakat sekitar.
1. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Keselamatan Kerja Unit
Pelayanan Gigi
Setiap petugas unit poli gigi dan mulut wajib melaksanakan pelayanan
kesehatan kerja seperti yang tercantum pada pasal 23 dalam undang –
undang kesehatan tahun 1992 :
a. Melaksanakan pendidikan dan pelayanan/pelatihan tentang
kesehatan kerja dan memberikan bantuan kepada pekerja di unit
pelayanan gigi dalam menyesuaikan diri baik fisik maupun mental terhadap
pekerjaannya. Maka diperlukan antara lain :
b. Informasi umum tentang Unit Pelayanan gigi dan fasilitas atau
sarana yang terkait dengan K3.
c. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya.

11
d. SPO Kerja, SPO Peralatan, SPO Penggunaan alat pelindung diri
dan kewajibannya.
e. Orientasi K3 di tempat kerja.
f. Melaksanakan pendidikan, pelatihan atau promosi/penyuluhan
kesehatan kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan
dalam rangka menciptakan budaya K3.
g. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental/rohani kemampuan
fisik petugas.

B.Penanganan bahan berbahaya dan beracun di unit pelayanan gigi


Dalam penanganan (menyimpan, memindahkan, menangani tumpahan,
cara menggunakan, dll) B3, setiap petugas di unit pelayanan gigi
mengetahui betul jenis dan bahan serta penanganan dengan melihat SPO
dan MSDS yang telah ditetapkan.
1. Penanganan untuk personil
a. Mengenali dengan seksama jenis bahan digunakan dan disimpan
b. Membaca petunjuk yang tertera pd kemasan.
c. Peletakan bahan sesuai ketentuan
d. Penempatan bahan pd ruangan sesuai petunjuk
e. Memperhatikan batas waktu pemakaian
f. Jangan menyimpan bahan yang mudah bereaksi dan hampa udara
g. Menghindari kebocoran dan tumpahan.
h. Melaporkan bila ada kebocoran bahan gas ( kompresor )
i. Melaporkan bila ada accident atau near miss
2. Penanganan berdasarkan lokasi
Penempatan tabung kompresor harus berada di luar ruangan unit
pelayanan gigi karena untuk menghindari kebocoran gas dan kebisingan
suara.
3. Pananganan adminisratif
Disetiap penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 harus diberi tanda
sesuai dengan potensi bahaya yang ada dan lokasi tersebut tersedia SPO
untuk menangani B3 antara lain:
a. Cara penanggulangan jika terjadi kontaminasi
b. Cara penangggulangan bila terjai kedaruratan
c. Cara penanganan B3

12
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Agar upaya peningkatan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas


Segarau dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya
kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu
pelayanan.
A.Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan(komitmen)
yang selalu dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2) Pihak yang berkepentingan dengan mutu
a. Konsumen/pasien
b. Pembayar/asuransi
c. Karyawan
d. Masyarakat
e. Pemerintah
f. Ikatan profesi
3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek sosial budaya
4) Mutu terkait dengan input,proses dan output
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
menggunakan 3 variabel,yaitu:
a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan
pelayanan kesehatan,seperti: tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan,
bahan, teknologi, organisasi dll. Pelayanan kesehatan yang bermutu
memerlukan dukungan input yang bermutu pula.
b. Proses adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan
dengan konsumen(pasien/masyarakat)

13
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan
yang terjadi pada konsumen(pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari
konsumen tsb.

B.Upaya Peningkatan Mutu


Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan
mutu pelayanan Puskesmas Bandar I secara efektif dan efisien agar
tercapai derajat kesehatan yang optimal. Upaya tsb dilakukan melalui :
a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan
yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan
kebutuhan pasien
c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan
pengembangan pelayanan kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga
mutu pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat
diperkecil sesuai dengan target mutu poli gigi dan mulut, serta kepuasan
pelanggan dapat selalu ditingkatkan.
Pemantapan mutu di poli gigi dan mulut Puskesmas Bandar I melalui tahap
pre analitik meliputi kegiatan mempersiapkan sebelum pelayanan,
menerima pasien. Tahap analitik meliputi kegiatan pemeriksaan
odontogram, anamnesis, pemeriksaan keluhan utama, tindakan. Tahap
pasca analitik meliputi kegiatan pencatatan hasil pemeriksaan, pelaporan
hasil pemeriksaan ke dalam SIK/Pcare.

14
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Poli gigi dan mulut yang sudah disusun bersama,sebaiknya


menjadi dasar setiap SDM di poli gigi dan mulut khususnya, dan SDM
Puskesmas Segarau dalam menjalankan organisasi demi tercapainya
kinerja yang optimal. Pedoman ini bertujuan pada akhirnya untuk kepuasan
pelanggan, baik internal maupun eksternal. Seiring perjalanan waktu,sesuai
perkembangan dan tuntutan Pedoman pelayanan organisasi ini akan
direvisi apabila diperlukan.

15
16

Anda mungkin juga menyukai