Penerimanaan
Penerimanaan
net/publication/319237777
Pembuatan Mesin Emping Melinjo Sistem Roll Bermotor Listrik untuk Usaha
Kecil dan Menengah
CITATIONS READS
0 962
3 authors, including:
All content following this page was uploaded by Pram Eliyah Yuliana on 23 August 2017.
Abstrak
Melinjo (Gnetum gnemon Linn) adalah bahan dasar emping melinjo, salah satu
makanan ringan yang banyak digemari masyarakat meski harganya relatif mahal. Proses
produksi emping melinjo umumnya dilakukan secara tradisional, rangkaiannya cukup
panjang, lama, umumnya proses manual, sehingga produktifitasnya sangat rendah.
Kondisi ini jelas sangat tidak menguntungkan bagi usaha skala kecil menengah (UKM).
Diperlukan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk menghasilkan
alat berteknologi tepat guna, murah pengadaannya, mudah dan murah
pengoperasiannya.
Berdasarkan peta perjalanan penelitian teknologi tepat guna yang pernah
dilakukan di Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya,
akhirnya mesin pemipih dengan metode roll dipilih untuk diterapkan pada UKM.
Penggunaan teknologi CAD diterapkan untuk mempercepat proses perancangan mesin
yang dimaksud dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Material berbasis baja tahan
karat dan material lain yang aman bagi kesehatan manusia (food grade) merupakan
syarat desain berikutnya yang ditetapkan untuk menjamin kelayakan mesin yang akan
dibuat.
Mesin emping melinjo yang dirancang untuk kepentingan penerapan Program
IPTEK bagi Masyarakat (IbM) (DP2M DIKTI, 2010) dengan menggunakan tiga pasang
roll aktif (digerakkan motor 1PK) berhasil memproduksi emping melinjo berketebalan
relatif seragam, yaitu 0.4-0.5mm, dengan kapasitas produksi sekitar 15kg/jam.
Konsekuensi ekonomi yang harus ditanggung oleh UKM pengguna mesin dibanding
proses secara manual adalah konsumsi listrik. Namun dengan produktifitas dan kualitas
emping melinjo yang lebih tinggi, konsekuensi penambahan yang dialami relatif
bernilai kecil.
Kata kunci: melinjo, emping, produktifitas mesin, foodgrade
Abstract
Melinjo (Gnetum gnemon Linn) is a basic ingredient of melinjo chips, one of the
snacks that are much-loved community even though the price is relatively expensive.
Melinjo chips production process is generally done traditionally and it takes time. The
steps of production process commonly performed manually and have very low
productivity. This condition is obviously very unfortunate for small to medium scale
entreprises (SMEs). Therefore, the application of science and technology are required
to produce an efficient and effective equipment, inexpensive procurement, as well as
easy and cheap to operate.
Based on the research road map on appropriate technology that has been done
in Industrial Engineering Dept of Sekolah Tinggi Teknik Surabaya, a machine using
rolls is chosen to apply for SMEs requirement. The use of CAD technology is applied to
accelerate the process of designing the machine. Stainless steel-based materials and
other materials are safe for human health (food grade) is the next design requirements
established to ensure the feasibility of a machine that will be created.
Melinjo chips machine designed for the benefit of Program IPTEK bagi
Masyarakat (IbM) (DP2M DIKTI, 2010) using three pairs of active rolls (driven by
motor 1PK) succeeded in producing melinjo chips with relatively uniform thickness,
which is 0.4mm-0.5mm, with a production capacity 15kg/ hour. Economic consequences
to be borne by SMEs than the machine user manual process is electricity consumption.
But with higher productivity and quality, the consequences suffered by relatively small.
Keywords: melinjo, chips, machine productivity, foodgrade
I. PENDAHULUAN
Secara konvensional, proses pembuatan emping melinjo adalah proses yang
cukup panjang dan membutuhkan peralatan kerja. Pembuatan emping melinjo
umumnya bersifat manual, mulai dari pengupasan kulit buah yang masih menggunakan
tangan dengan bantuan pisau, pengeringan biji melinjo dengan menggunakan bantuan
sinar matahari, penyangraian biji menggunakan media wajan yang berisi pasir, sampai
dengan aktivitas pemisahan kulit keras biji, dimana ketika masih dalam keadaan sangat
panas biji dikeluarkan dari wajan, kemudian dipukul untuk memecahkan kulit keras dari
biji, demikian pula proses pemipihan dimana biji yang telah dilepaskan kulit kerasnya
dan masih panas secepat mungkin dipipihkan menjadi emping melinjo dengan
menggunakan lempengan batu atau besi.
Tabel 1. Spesifikasi Bahan Emping Melinjo
Nama Bahan
Jenis Melinjo (Gnetum
gnemon, L)
Varietas Ketan
Kadar air 30 %
Hasil Emping melinjo
Jelas terlihat bahwa proses produksi emping melinjo secara konvensional
produktivitasnya sangat rendah. Karena itu, dibutuhkan alat mekanik untuk
memudahkan pekerjaan pembuatan emping melinjo, khususnya pada proses pemipihan
biji melinjo. Karena selain produktifitasnya sangat rendah, proses pemipihan secara
manual sangat melelahkan dan cukup membahayakan keselamatan tangan kerja pekerja.
1. Proses yang dilakukan sangat banyak dan didominasi oleh perpindahan material.
Proses-proses yang dimaksud meliputi pencucian biji melinjo, pengupasan kulit
luar, perebusan biji melinjo, pelepasan kulit dan sekaligus pemipihan,
penyempurnaan pemipihan, pengeringan, penimbangan, pengepakan.
2. Pekerja cepat mengalami kelelahan.
3. Ukuran emping tidak sama dan bentuk tidak beraturan.
Persiapan
Pengumpulan
Informasi
Proses
Kreatif
Pembuatan model
mesin dan Analisa
Rancangan
Proses perbaikan dan
Modifikasi
Selesai
Sisi Setelah biji melinjo bisa masuk Dibagian bawah roll penggiling,
bawah ke dalam penggilingan, ada diberi “pisau” yang berguna
as beberapa bagian yang tidak bisa untuk membuat biji melinjo yang
penggi- jatuh ke roll berikutnya karena sudah dipipihkan bisa terjatuh
ling lengket. dengan baik.
Uji kecepatan putaran dilakukan dengan menggunakan bantuan alat yang disebut
tachometer. Alat ini bekerja dengan menghitung putaran/ menitnya. Dan data kecepatan
putaran terakhir yang dihasilkan oleh alat tersebut adalah 48 putaran dan angka ini
kurang dari 100 rpm. Hal ini sesuai dengan apa yang diperhitungkan pada waktu
pendesainan. Hasil pengujian akhir menunjukkan, kecepatan ini (pada diameter pulley
yang digunakan) tidak akan membuat biji melinjo terlempar keluar.
Gambar 4. Pulley
Uji kualitas emping dilakukan untuk melihat keseragaman hasil pengempingan
(ketebalan dan kesempurnaan bentuk lembaran empingan/ kecacatan pada lembaran
emping). Hasil pengujian menunjukkan, kualitas emping juga sangat ditentukan hasil
penyangraian biji melinjo.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
dari perancangan mesin emping melinjo yang telah dilakukan antara lain:
1. Penggunaan tiga pasang roll baja tahan karat mampu menghasilkan emping melinjo
dengan ketebalan yang relatif seragam (4mm-5mm), dengan bentuk dasar
memanjang sehingga dapat dibentuk lebih lanjut sesuai kebutuhan.
2. Penggunaan mesin emping mlinjo sistem rolling ini dapat meningkatkan
produktivitas produsen melinjo secara signifikan (kapasitas produksi mencapai
25kg/ jam). Jauh lebih besar dibanding cara manual (2.4kg/ jam) ataupun
penggunaan mesin dengan sistem pneumatik.
3. Mesin ini dirancang cukup kecil, sehingga dapat dengan mudah dioperasikan oleh
seorang operator. Selain itu, mesin juga relatif mudah diperbaiki apabila terjadi
kerusakan, karena bentuknya yang tidak rumit.
VI. KEPUSTAKAAN
1. Anonim. 1982. Laporan standarisasi Pengawetan Mutu dan Pengujian Hasil
Produksi Industri Kecil Pengolahan Pangan Emping Melinjo, Dodol dan Sirup.
Departemen Perindustrian RI.
2. Anonim. 1980. Dalam Sunanto, H., 1991. Budidaya Melinjo dan Usaha Produksi
Emping. Kanisius, Yogyakarta.
3. Anonim. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Departemen kesehatan RI.
Direktorat Gizi, Bhratara Aksara, Jakarta.
4. Emping Melinjo. http://www.ristek.or.id, 2005.
5. Grandjean. E. 1982. Fitting the Task to the Man. Taylor & Francis Ltd, London.
6. Karl T. Ulrich, Steven D. Eppinger. 2000. Perancangan Dan Pengembangan Produk.
Jakarta, Salemba Teknika.
7. Koemer. Karl, Kroemer. Henrike, Koemer. Katrin -Elbert. 2001. Ergonomics.
Prentice Hall, New Jersey.
8. Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi Konsep dasar Dan Aplikasinya. Institut Teknologi
Sepuluh November Surabaya. Edisi Pertama. Penerbit : PT. Guna Widya, Jakarta.
9. Poedaryono, P. C., 1979. Mari Bertanam Melinjo. Trubus 119: 338.
10. Rahardja, p. C., 1982. Bertanam Melinjo. Penebar Swadaya, Bogor.
11. Santoso, Gempur. 2004. Ergonomi: Manusia Peralatan dan Lingkungan. Prestasi
Pustaka Publisher, Jakarta.
12. Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis
Untuk peningkatan Produktivitas Kerja. Jakarta, Guna Widya.