BAB II (Revisi) Fatur
BAB II (Revisi) Fatur
LANDASAN TEORI
Material
Perencanaan Jadwal Induk
Peramalan Requirement Jadwal Operasi
Produksi Produksi
Planning (MRP)
II-1
II-2
produksi, data perencanaan dan informasi RCCP (Rough Cut Capacity Planning)
yang berisi tentang kebutuhan kapasitas.
Material Requirement Planning (MRP) digunakan untuk perencanaan dan
pengendalian item dependent. Fungsi dari MRP adalah untuk mengkontrol
persediaan, pemesanan komponen berdsarkan urutan prioritas dan penentuan
kebutuhan kapasitas. Masukan utama dari MRP adalah jadwal induk produksi,
status penyimpanan, dan struktur produk (Bill of Material).
Jadwal operasi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan pemberian
waktu dalam penggunaan sumber daya untuk melaksanakan aktivitas yang
dperlukan agar menghasilkan output yang diinginkan dan memenuhi waktu serta
kendala yang ada. Penjadwalan berfungsi sebagai alat pengambil keputusan
mengenai perencanaan kapasitas, meningkatkan penggunaan sumberdaya, dan
mengurangi beberapa keterlambatan.
masuk, mengalir dan keluar dari sistem produksi atau operasi sehingga permintaan
pasar dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan
biaya produksi minimum.
Perencanaan produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari
tindakan tindakan yang harus dilakukan dimasa mendatang, hal yang harus
dilakukan, dan waktu melakukannya. Perencanaan ini berkaitan dengan masa
mendatang sehingga perencanaan harus dilakukan berdasarkan data masa lalu
dengan menggunakan beberapa asumsi. Kegiatan perencanaan produksi dalam
usaha mencapai tujuan perencanaan produksi, maka perencanaan produksi
bertugas mengkoordinir bagian produksi dengan bagian bagian lainnya didalam
perusahaan agar rencana produksi yang disusun mencerminkan keadaan dan
kemampuan perusahaan.
Kegiatan perencanaan produksi perlu adanya kerjasama yang baik dengan
bagian bagian lain yang ada di perusahaan seperti kerjasama dengan bagian teknik
dan pengolahan mengenai urutan urutan operasi yang dikerjakan dan waktu yang
dibutuhkan serta fasilitas yang diperlukan. Kerjasama dengan bagian pembelian
mengenai bahan bahan dan komponen yang dibutuhkan untuk membuat produk
tersebut. Kerjasama dengan bagian persediaan mengenai penyimpanan bahan
bahan atau barang barang yang diterima dan produk yang selesai dikerjakan serta
penyediaan bahan bahan pada saat dibutuhkan.
Input:
1. Data Permintaan Total
2. Status Inventori Proses: Output:
3. Rencana Produksi Penjadwalan Produksi Induk Jadwal Produksi Induk
4. Data Perencanaan
5. Informasi dari RCCP
Data permintaan total merupakan salah satu sumber data bagi proses penjadwalan
produksi induk. Data permintaan total berkaitan dengan ramalan penjualan dan
pesanan-pesanan. Status penyimpanan berkaitan dengan informasi persediaan
yang dimiliki saat ini, stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu, pesana-
pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan. Jadwal induk produksi harus
mengetahui secara akurat berapa banyak inventori yang tersedia dan menentukan
berapa banyak yang harus dipesan. Rencana produksi memberikan sekumpulan
batasan kepada jadwal induk produksi dimana jadwal induk produksi sendiri harus
II-5
dan informasi pusat kerja untuk menghitung beban kerja yang dijadwalkan pada
pusat pusat kerja dengan mengasumsikan kapasitas tak terbatas.
Job Shop merupakan pola aliran yang menangani variasi produk yang
sangat banyak, dengan pola aliran yang berbeda beda. Peralatan pada job shop
juga digunakan secara bersama sama oleh bermacam macam order dalam
prosesnya. Penjadwalan job shop memiliki aturan aturan dalam prioritas urutan
pekerjaan yang dilaksanakan karena pada penjadwalan job shop variasi pekerjaannya
berbeda beda dengan mempertimbangkan efisiensi dari biaya setup, biaya persediaan
WIP, waktu menganggur stasiun kerja, dan sebagainya.
Aturan prioritas pada job shop diantaranya first come first served yaitu job
yang datang diproses sesuai dengan job mana yang datang terlebih dahulu,
earliest due date yaitu prioitas diberikan kepada job yang memiliki batas waktu
penyerahan lebih awal, shortest processing time yaitu prioritas akan diberikan
kepada job yang memiliki waktu proses terpendek. Penjadwalan berdasarkan
kedatangan job pada penjadwalan dapat dibagi menjadi dua yaitu kedatangan job
statis dan kedatangan dinamis. Kedatangan job statis adalah tidak ada job yang
datang pada saat jadwal dilakasanakan sedangkan kedatangan job dinamis adalah
bila job yang datang pada saat jadwal dilaksanakan, sehingga perlu dibuatkan
jadwal baru.
Keterangan :
di : Batas waktu (due date)
ti : Keterlambatan (tardiness)
Flow Time (𝐹𝑖) adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu pekerjaan dari
saat pekerjaan tersebut masuk ke dalam suatu tahap proses sampai pekerjaan yang
bersangkutan selesai dikerjakan. Dengan kata lain, flow time adalah waktu proses
ditambah dengan waktu menunggu sebelum diproses, atau waktu antara job ke-𝑖
siap dikerjakan sampai job tersebut diselesaikan. Flow time dapat dituliskan
dengan persamaan berikut:
Lateness (𝐿𝑖) adalah selisih antara completion time (𝐶𝑖) dengan due date-
nya (𝑑𝑖). Suatu pekerjaan memiliki lateness yang bernilai positif apabila
pekerjaan tersebut diselesaikan setelah due date-nya, pekerjaan tersebut akan
memiliki keterlambatan yang negatif. Sebaliknya jika pekerjaan diselesaikan
setelah batas waktunya, pekerjaan tersebut memiliki keterlambatan yang positif,
atau besarnya simpangan waktu penyelesaian job ke-𝑖 terhadap due date yang
telah ditentukan untuk job tersebut. Hasil Li akan bernilai < 0 jika job selesai
sebelum batas akhir, nilai Li akan bernilai 0 jika job tepat sesuai batas akhir, dan
II-10
nilai Li akan bernilai > 0 jika job selesai setelah batas akhir. Lateness dapat ditulis
dengan persamaan berikut:
𝐿𝑖 = Ci − di…………………………………………………………… (2.3)
Keterangan:
Ci : Waktu Selesai
di : Waktu Penyerahan
𝐶𝑖 = Fi + ri…………………………………………………………… (2.4)
Keterangan:
Fi : Waktu alir (Flow Time)
Ri : Waktu siap
1
𝐹 = n ∑nj=1 Fi………………………………………..…………...…… (2.5)
1
T = 𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑇𝑖…………………………………………………...…… (2.6)
Mesin dan peralatan menurut Assauri (2008), sebagian dari usaha manusia
untuk meningkatkan produktivitas dan memperbanyak produk baik variasi atau
ragamnya, maupun jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia sehingga
dengan adanya mesin mesin sangat membantu manusia dalam proses pengerjaan
ataupun produksi sautu barang. Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan
oleh kekuatan atau tenaga yang digunakan untuk membantu manusia dalam
mengerjakan produk atau bagian-bagiannya.
Prinsipnya jenis mesin terbagi menjadi dua yaitu mesin yang bersifat
umum (general purpose machines) dan mesin yang bersifat khusus (special
purpose machine). Mesin yang bersifat umum merupakan suatu mesin yang
dibuat untuk mengerjakan pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang atau
produk. Perusahaan biasa menggunakan jenis mesin ini untuk memproduksi
sejumlah jenis barang yang jumlahnya kecil dan bengkel-bengkel untuk
mereparasi dan pemeliharaan. Mesin yang bersifat khusus adalah mesin mesin
yang direncanakan dan dibuat untuk menegrjakan satu atau beberapa jenis
kegiatan yang sama dan bertujuan khusus untuk melakukan satu macam pekerjaan
atau satu macam hasil produk. Mesin jenis ini biasa digunakan perusahaan untuk
melakukan produksi masal.
atau alat, pengecekan oli, dan pengecekan isi bahan bakarnya dan lain sebagainya.
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu seperti tiap pekan, atau
meningkat tiap bulan dan akhirnya satu tahun sekali. Contoh dari kegiatan
periodic maintenance adalah pembongkaran alat alat dibagian sistem mesin ,
penyetelan katup-katup pemasukan dan pengeluaran dan sebagainya.
Corrective maintenance atau breakdown maintenance adalah kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan
atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan
baik. Kegiatan corrective maintenance yang sering dilakukan dapat disebut
dengan perbaikan atau reparasi. Perbaikan yang dilakukan karena adanya
kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannya preventive maintenance
atau fasilitas tersebut telah sampai pada suatu waktu dimana ia akan tetap rusak.
Jenis pemeliharaan ini hanya dilakukan ketika fasilitas atau mesin sudah
mengalami gangguan atau kerusakan. Tujuan tindakan perbaikan ini adalah agar
alat atau fasilitas tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi,
sehingga proses operasi atau produksi dapat berjalan lancar kembali. Perusahaan
juga tidak dapat sepenuhnya mengandalkan preventive maintenance karena
terdapat ketidakpastian dalam kelancaran proses produksi.
Pemeliharan alat ataupun fasilitas juga perlu diperhatikan efisiensinya
dalam memelihara alat atau fasilitas yang dimiliki perusahaan. Persoalan yang
dihadapi perusahaan adalah masalah teknis yang menyangkut mengenai masalah
usaha-usaha yang dilakukan untuk menghilangkan kemungkinan-kemungkinan
timbulnya kemacetan yang disebabkan kondisi fasilitas atau peralatan produksi
yag tidak baik. Tujuan yang akan dicapai dalam mengatasi persoalan ini adalah
untuk menjaga atau menjamin agar produksi pabrik dapat berjalan lancar. Hal
yang harus diperhatikan adalah tindakan tindakan apa yang harus dilakukan untuk
memelihara atau merawat peralatan yang ada untuk memperbaiki mesin-mesin
atau peralatan yang rusak, kemudian alat-alat atau komponen-komponen apa saja
yang dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan-tindakan pemeliharaan dapat
dilakukan.
II-14