Anda di halaman 1dari 42

PERENCANAAN TINGKAT

PUSKESMAS (PTP)
TAHUN 2019
PUSKESMAS BAITO

Alamat :

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang
optimal.Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari


Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya
Kesehatan Wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh
seluruh Puskesmas di Indonesia. Upaya ini memberikan daya ungkit paling
besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan melalui peningkatan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan kesepakatan global
maupun nasional.

Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan


Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi
Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta
Pengobatan. Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya
kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang
ditemukan di masyarakat setempat serta disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas.

2
Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat
melalui perwakilan masyarakat.Apabila Puskesmas belum mampu
menyelenggarakannya, tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib menyelenggarakannya. Upaya
Kesehatan Pengembangan, antara lain : Upaya Kesehatan Olah Raga, Upaya
Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, Pengobatan Tradisional dan
sebagainya.

Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus


dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia
secara berhasil guna dan berdaya guna.Perencanaan Tingkat Puskesmas
diartikan sebagai proses penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada
tahun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi
masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

B. Landasan Hukum

Penyusunan Perencanaan Tingkat PuskesmasBaito tahun2017


didasarkan pada :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);

2. Peraturan Pemerintahan Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara


Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);

4. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang


Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang

3
Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan


dasar puskesmas

C. TUJUAN DAN MANFAAT

1. TUJUAN

a) Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di Puskesmas


Baito dalam menyusun perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi
dan azas penyelenggaraannya.
b) Tujuan Khusus :
 Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk
tahun berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian
masalah kesehatan masyarakat.
 Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah
diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan dari
berbagai sumber.

2. MANFAAT

1) Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan


upaya kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
2) Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban.
3) Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan
potensi yang ada.

D. Ruang Lingkup

Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang


termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan dan
upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai
Rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah
Pusat serta sumber dana lainnya. Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun
melalui 4 tahap yaitu:

1. Tahap persiapan

4
2. Tahap Analisa Situasi

3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

4. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

E. Sistematika Perencanaan Tingkat Puskesmas

Sistematika dalam Perencanaan TingkatPuskesmas dijabarkan sebagai berikut


:
Bab I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Landasan Hukum
C. Tujuan dan Manfaat
D. Ruang Lingkup
E. Sistematika Perencanaan Tingkat Puskesmas

Bab II. Analisis Data


A. Keadaan Umum Puskesmas Baito
- Letak Geografis Puskesmas Baito,
- Juml. Penduduk,
- Tupoksi, Wewenang dan Struktur Organisasi Puskesmas
- Sumber Daya
- Kondisi Umum Anggaran Puskesmas Baito
B. Pencapaian Kinerja Pelayanan Pada Puskesmas Baito
C. Identifikasi Masalah
- Perumusan Masalah
- Penetapan Prioritas Masalah
- Akar Penyebab Masalah
- Penetapan Pemecahan Masalah
D. Penyusunan Rencana
- Tujuan, Sasaran, Visi, Misi, Tata Nilai
- Strategi Pelaksanaan

Bab III. Rencana Program dan kegiatan, Indikator kinerja, Kelompok sasaran
dan Pendanaan indikatif

5
Bab IV. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja
Bab V. Kesimpulan dan Saran
Bab VI. Penutup

6
BAB II
ANALISIS DATA

A. Keadaaan Umum Puskesmas


- Letak Geografis Puskesmas

Puskesmas Baito lokasinya berada di Kecamatan Baito Kabupaten


Konawe Selatan dengan Luas wilayah kerja Puskesmas Baito152.71
Ha.Kondisi geografis berupa dataran rendah yang merupakan tanah
persawahan, Jarak dan waktu tempuh ke Puskesmas terjauh, yaitu 2 km
dan waktu tempuh menuju Puskesmas 5-10 menit.Jalan yang ditempuh ke
Puskesmas dapat dilalui oleh kendaraan (transportasi cukup lancar) dan
tidak ada kendala untuk menjangkau Puskesmas tersebut.

Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Baito yaitu :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Mowila.


 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Palangga.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Palangga.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Andoolo.

Puskesmas tersebut berjarak 15 KM dari Ibu Kota Kabupaten dan


Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Selatan, dan jarak antara
Puskesmas Baito dengan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara adalah 80 KM.

7
- Juml. Penduduk Wilayah PuskesmasBaito

Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Baito terdiri dari 8 Desa


(sebelas) desa yang terdiri dari 29 dusun yaitu:

 Desa Tolihe : Terdiri dari 4 dusun


 Desa Sambahule : Terdiri Dari 3 Dusun
 Desa Baito : Terdiri Dari 4 Dusun
 Desa Amasara : Terdiri Dari 5 Dusun
 Desa Matabubu : Terdiri Dari 4 Dusun
 Desa Mekar Jaya : Terdiri Dari 3 Dusun
 Desa Wonua Raya : Terdiri Dari 3 Dusun
 Desa Ahuangguluri : Terdiri Dari 3 Dusun

Jumlah penduduk dari data Dinas Kependudukan Daerah Kabupaten


Konawe Selatansebanyak 8.694 jiwa (Laki-laki 4395 jiwa atau 50,05 % dan
perempuan 4236 jiwa atau 49,95 %) dengan jumlah kepala keluarga 23,45
KK.

Tabel II.1
Jumlah Penduduk Per desa di wilayah kerja Puskesmas Baito Tahun 2018
LUAS JUMLAH JUMLAH
WILAYAH JUMLAH RUMAH
NO DESA/KEL
DUSUN RT DUSUN/RT PENDUDUK
(km2) TANGGA
1 2 3 4 5 6 7 8
1 TOLIHE 9,60 4 8 12 917 221
2 SAMBAHULE 13,76 3 6 9 1,435 277
3 BAITO 90,54 4 8 12 1,020 270
4 AMASARA 10,40 5 10 15 1,139 359
5 MATABUBU 11,10 4 8 12 810 264
6 MEKAR JAYA 4,06 3 10 13 818 261
7 WONUA RAYA 6,76 3 8 11 948 412
8 AHUANGGULURI 6,50 3 6 9 1,607 281
JUMLAH 152.71 29 64 93 8,694 2,345

8
- Tupoksi, Wewenang dan Struktur Organisasi Puskesmas
(Permenkes No. 75 tahun 2014) :
a. Tugas pokok dan Fungsi dari puskesmas, adalah :
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya;
dan
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Struktur organisasi di puskesmas

b. Wewenang dari puskesmas adalah :


1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan
yang diperlukan;
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor
lain terkait;
4) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
dan upaya kesehatan berbasis masyarakat;
5) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
6) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
8) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
9) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
10) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif;

9
11) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
12) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
13) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi;
14) Melaksanakan rekam medis;
15) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
16) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
17) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi
medis dan Sistem Rujukan.

10
Gambar 2.1
Struktur Organisasi Puskesmas Baito (terlampir)

B. Sumber Daya Di Puskesmas :


a. Data Sarana :
Tabel II.2
Jenis Sarana yang Ada Di puskesmas Baito
Tahun 2018

NO JENIS SARANA JUMLAH KONDISI


1 Puskesmas UPF 1 Baik
2 Puskesmas Pembantu 1 Baik
3 Polindes 5 Baik
4 Poskesmas 0
5 Puskesmas keliling 0
6 Ambulance 1 Baik
7 Kendaraan Roda 2 6 2 Rusak Ringan,
4 Rusak Berat
8 Alat Fogging 0
9 Rumah Dinas Dokter 1
10 Rumah Dinas Paramedis 3

b. Sarana Kesehatan Swasta :

Tabel II.3
Jenis Sarana Kesehatan Swasta di Wilayah Kerja Tahun 2018

No Jenis Sarana Kesehatan Swasta Jumlah

1 RS swasta 0
2 Balai Pengobatan 0
3 Klinik 0
No Jenis Sarana Kesehatan Swasta Jumlah
4 Rumah Bersalin 0
5 Apotik 0
6 Toko Obat 1
7 Laboratorium swasta 0

11
8 Bidan Praktek Swasta 0

c. Alat Kesehatan :
Tabel II.4
Jenis Alat Kesehatan yang ada Di Puskesmas Baito Tahun 2018

No Jenis Alat Kesehatan Jumlah

1 Dental Unit 1
2 Dental Diagnosis kit 0
3 Katarak set 0
4 Sterilisasi Basah 0
5 UKS kit 1
6 Lansia Kit 1
7 Hematologi Analizer 0
8 Spectro Fotometer 0
9 Centrifuge 0
10 Partus set 2
11 Inkubator 0
12 KIA Kit 0
13 Tempat Tidur Periksa 4
14 USG 0
15 Dll……

12
d. Data Tenaga :

Kondisi ketenagaan di Puskesmas Baito dapat dilihat dari tabel di


bawah ini :

Tabel II.5
Kondisi Ketenagaan di Puskesmas Baito
Kabupaten Konawe SelatanTahun 2018

No Jenis Jumlah Tenaga

1 Dokter Umum
a. PNS 1
b. Nusantara Sehat 0

2 Dokter Gigi
a. PNS 0
b. Nusantara Sehat 1
4 Master Kesehatan (S2) 0
5 Sarjana Kesehatan Masyarakat
(SKM)
- PNS 1
- PHTT 3
- Kontrak 1
6 D3 Kesehatan Masyarakat
- PNS 0
- PTT 0
7 Apoteker
- PNS 0
- Nusantara Sehat 1
8 Asisten Apoteker
- PNS 0
- PTT 0
- Kontrak 1
9 Perawat (Akper+SPK)
- PNS 2
- PHTT 4
- Sukarela 3
- Nusantara Sehat 2
10 Perawat Gigi
- PNS 0
- PTT 0
- Sukarela 1
11 Bidan

13
- PNS 8
- PTT 0
- Sukarela 7

No Jenis
Jumlah Tenaga
12 Bidan Desa
- PNS 8
- PTT 0
13 Tenaga Pelaksana Gizi
- PNS 1
- PTT 0
14 Sanitarian
- PNS 0
- PTT 0
- Nusantara Sehat 1
15 Laboratorium
- PNS 0
- PTT 0
- Sukarela 2
16 Tenaga Non Medis
- PNS 0
- PTT 0
17 Tenaga pembantu paramedis
- PNS 0
- PTT 0
18 Tenaga Rontgen
- PNS 0
- PTT 0

- Kondisi Umum Anggaran Puskesmas

Anggaran PuskesmasBaitobersumber dari tiga sumber angaran


antara lain : APBD, Bantuan Operasional Kesehatan ( BOK) dan JKN FKTP,
telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Konawe Selatan, dan dituangkan lebih
lanjut dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Besarnya anggaran
belanja yang telah ditetapkan setiap tahunnya mengalami peningkatan secara
fluktuatif,Perkembangan anggaran dan realisasi belanja puskesmas, sebagai
bagai berikut :

14
Tabel II.6.

Anggaran dan Realisasi Jampersal, JKN dan BOK PuskesmasBaitoTahun


2017 – 2018

TAH Anggaran dan Realisasi


UN

Jampersal JKN BOK

Anggaran Real % Anggaran Real % Anggaran Real %

2017 25,105,000 25,105,000 100 291,378,976 261,010,000 261,010,000 100

2018 28,360,000 28,360,000 100 390,950,875 402,707,600 402,707,600 100

Tabel II.7
Pencapaian Kinerja Pelayanan Berdasarkan Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas
pada PuskesmasBaito Tahun 2018
No. JENIS KEGIATAN CAKUPAN TARGET
Jumlah Kegiatan Advokasi Tingkat Desa dan
1 25 100
Kecamatan Bidang Kesehatan
Jumlah Kegiatan Penggalangan Kemitraan
2 dengan dunia Usaha dan Lintas Sektor Tingkat 100 100
Desa dan Kecamatan di Bidang Kesehatan
Jumlah Kegiatan Pembinaan UKM atau
3 75 100
Kelompok Masyarakat
4 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kelompok 100 100
5 Jumlah Jenis Media Yang digunakan dalam
100 100
penyebarluasan informasi
6 Puskesmas melaksanakan Promosi Kesehatan 100 100
Jumlah pemanfaatan dana desa untuk
7 75 100
kesehatan
8
Jumlah Kader Posyandu Yang dilatih 71 100
9 Jumlah Desa Yang Melaksanakan POSBINDU 100 100
Jumlah Desa Yang Melaksanakan Posyandu
10 100 100
Lansia
11 Jumlah Polindes 25 85
12 Jumlah Pustu 12,5 85
13 Jumlah Poskesdes 25 85
14 Jumlah Kader Posbindu 100 100
15 Jumlah Kader Posbindu Yang dilatih 60
16 Persentase Desa yang Memiliki Kebijakan PHBS 100 100
Jumlah Kebijakan Publik Yang Berwawasan
17 Kesehatan 100 100

15
Jumlah Dunia Usaha Yang Memanfaatkan Untuk
18 100 100
Program Kesehatan
Jumlah Ormas Yang memanfaatkan Sumber
19 100 100
Daya untuk Mendukung Kesehatan
Jumlah Desa Yang Melaksanakan 5 Tema
20 100 100
Kampanye Germas
21 Jumlah RT yang di survey Ber-PHBS 100 100
22 Jumlah RT Yang Punya Balita di Survei 100 100
23 Jumlah RT Yang Punya Bayi di Survei 100 100
24 Jumlah Persalinana Oleh Nakes 85,7 100
25 Jumlah ASI Ekslusif 47,7 90
26 Jumlah Balita Yang ditimbang 86,2 100
27 Jumlah SAB 74,3 100
28 Jumlah RT Yang Melakukan Cuci Tangan 78,6 100
29 Jumlah Kepemilikan Jamban 66,6 100
30 Jumlah RT Bebas Jentik 99,4 100
31 Jumlah RT Yang Melakukan Aktifitas Fisik 100 100
Jumlah Anggota Keluarga Yang Merokok Dalam
32 49,8 100
Rumah
33 Jumlah Sekolah Yang Ber-PHBS 50 100
Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat
34 25 100
dilihat melalui Persentase (%) Desa Siaga Aktif
66.61
35 Cakupan Kepemilikan Jamban 100
12.50
36 Cakupan Desa ODF 100
Cakupan Kepemilikan SPAL 10.9 6
37
73.62
38 Cakupan Sarana Air Bersih

39 Cakupan Pemeriksaan Hygiene Sanitasi TTU


65,22

40 Cakupan Desa Yang Sudah Melaksanakan STBM


71,43

41
Cakupan Sekolah yang sudah melaksanakan 100
CTPS
42 Cakupan Pemeriksaan Jentik Nyamuk
35,06

43 Cakupan Persentase IKL Depot Air Minum


100

44 Cakupan Hygiene Sanitasi Kantin Sekolah


100

45 Cakupan TPM Yang Memenuhi Syarat


0

46 Cakupan Distribusi Kaporisasi Pada sumur Gali


70,11

47
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 81,7 90
48 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 55,7 90
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga
49 79,23 100
Kesehatan

16
50 Cakupan Pertolongan Persalinan di Fasyankes 74,86 90
51 Cakupan Kunungan Neonatus ( KN Lengkap ) 100 100
52 Cakupan Kunjungan Bayi 93,79 90
53 Cakupan Pelayanan Anak Balita 44,78 78
54 Cakupan Peserta KB Aktif 45 70
55
Cakupan Desa UCI 100 100
56 Cakupan Balita Yang Datang dan ditimbang 61,29
57 Cakupan Balita Yang Naik Berat Badan 44,78
58 Cakupan Balita BGM 1,45
59 Cakupan Bailta Yang Mendapat ASI Ekslusif 47,77
60 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A 81,77
Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada
61 81,77
Nifas
Cakupan Ibu Hamil Yang Mendapat Tab FE 90
62 68,15
tab
63 Cakupan balita Kasus gizi buruk 0 0
64 Cakupan balita kasus Gizi Kurang 40,80
65 Cakupan Pemberian PMT Pada Ibu Hamil KEK 20,82
Cakupan Pemberian PMT Pada Balita Gizi
66 100
Kurang/Buruk
67 Cakupan Pemberian Tab FE Pada Remaja Putri 100
Cakupan Desa Yang Mengkonsumsi Garam
68 100
beryodium
Cakupan Balita dengan Kasus Pneumonia yang
69 100
ditangani
Cakupan Balita dengan Kasus ISPA yang
70 51,85
ditangani
71 Cakupan Penemuan Kasus BTA Positif 100 100
72 Cakupan Kesembuhan Pasien TB BTA Positif 93,73 100
73 Cakupan Penederita Diare Yang di Tangani 100.00
74 Cakupan Pelacakan Kasus Malaria 10,86
75 Cakupan Surveilans Migrasi 100
76 Cakupan Maping Perindukan Vektor 100
77 Cakupan Distribusi Larvasida 100
78 Cakupan Pelacakan Kasus Rabies 0.00
79 Cakupan Skrining Hepatitis Pada Ibu Hamil 73,71
80 Cakupan Skrining HIV/Aids Pada Ibu Hamil 100 100
81 Cakupan Penderita DBD yang ditangani 100 100
82 Cakupan Penemuan Penderita Diare 100
83 Jumlah Kunjungan Lansia 64,52
84 Jmlah Kunjungan Posbindu 48,79
Cakupan Pemberdayaan Individu/ Keluarga
85 95,52
melalui PIS-PK
86 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan 26,12
87 Jumlah Kunjungan Poli Gigi 100
Cakupan Pendeta Gangguang Jiwa Yang
88 75
ditangani
89 Cakupan Pembinaan Kelompok UKK 100.00 100.00

17
C. Identifikasi Masalah
D. Perumusan Masalah
Proses identifikasi permasalahan yang ada dipuskesmas Baito
dilakukan karena adanya kesenjangan antara harapan /target yang
diinginkan dengan kenyataan/realisasinya. Adapun identifikasi masalah
dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis, upaya , target, pencapaian dan masalah yang ditemukan.
Secara lengkap identifikasi permasalah dapat dilihat dalam tabel II.8 di
bawah ini :
Tabel II.8
Tabel Identifikasi Masalah di Puskesmas Baito
Tahun 2018

No. Upaya Target Pencapaian Masalah


1 UKM Esensial :
A. KIA KB
Masih banyak
Cakupan Pertolongan persalinan di non
90% 74,86%
Persalinan di Fasyankes
fasyankes
Pelayanan Kesehatan Bagi 90% 55,73% Masih ada
Bumil (K4) 34,27% bumil
belum
mendapatkan
pelayanan (K4)
Pelayanan Kesehatan Bagi 90% 81,77% Masih ada 8,23
Bumil (K1) % bumil belum
mendapatkan
pelayanan (K1)
Kepatuhan ANC Sesuai 90% 82,81% Masih ada 7,19%
Prosedur 10 T belum mematuhi
ANC Sesuai
Prosedur 10 T
Pelayanan Persalinan 90% 79,23% Masih ada
Oleh Tenkes 10,77%

18
persalinan tidak
ditolong oleh
Nakes
Nifas Lengkap sesuai 90% 79,23% Masi ada 10,77
standar KN3 Nifas Lengkap
tidak sesuai
standar KN3
Cakupan Peserta KB Aktif 70% 45% Masi ada 25%
PUS tidak
menggunakan
KB
B. GIZI
Cakupan Pelayanan Anak 78% 61,29% Masi ada 16,71%
Balita Balita tidak
mendapatkan
pelayanan
Cakupan balita yang Naik 90% 44,78% Masi ada 45,22%
berat Badannya balita di timbang
tidak naik berat
badannya
Jumlah Balita BGM 1,45%
Cakupan ASI Ekslusif 85% 47,77 Masi ada 37,23%
bayi tidak
mendapatkan
ASI Ekslusif
Cakupan Pemberian 85% 81,25% Masi ada 3,75 %
Kapsul Vit A Pada Bayi bayi balita belum
Balita mendapatkan Vit
A
Cakupan Pemberian 100% 81,77 Masi ada 18,23%
Kapsul Vit A Pada Bufas bufas tidak
mendapatkan Vit
A
Cakupan Bumil yang 100% 61,14 Masih ada 38,86

19
Mendapat FE 90 Tab % Bumil belum
mendapatkan FE
90 Tab
Pemberian PMT Pada 100% 20,83% Masih ada 79.17
Bumil KEK Bumil KEK
belum
mendapatkan
PMT
C. PROMKES
Jumlah Kegiatan 100% 25 % Masih ada 6
Advokasi Tingkat Desa (75%)Desa Yang
dan Kecamatan Bidang Belum dilakukan
Kesehatan Advokasi
dibidang
Kesehatan
Jumlah Anggota keluarga 100% 49% Masih ada 51%
Yang Merokok Dalam anggota keluarga
Rumah yangmerokok di
dalam rumah
Jumlah Sekolah Ber- 100% 50% Masih ada 50%
PHBS sekolah belum
ber PHBS
D. KESLING
Jumlah Kepemilikan 100% 66,61% Masih ada
Jamban 33,39%
Masyarakat
belum memiliki
jamban keluarga
Jumlah Desa ODF 100% 12,5% Masih ada 87,5%
Desa yang belum
ODF
Jumlah Kepemilikan 100% 10,96% Masih ada
SPAL 89,04%
masyakat belum

20
memiliki SPAL
Jumlah desa Yang 100% 71,43 Masih ada
Melaksanakan STBM 28,58% Desa
yang belum
melaksanakan
STBM
Pemeriksaan Hygiene 100% 65,22% Masih ada
Sanitasi TTU 34,78% belum di
laksanakan
pemeriksaan
hygiene sanitasi
TTU
Persentase TPM Yang 100% 0% Belum ada TPM
Memenuhi Syarat Yang Memenuhi
Kesehatan Syarat Kesehatan
Kepemilikan Sarana Air 100% 73,62% Masih ada
Bersih 26,38%
Masyarakat
belum memiliki
sarana air bersih
Pemeriksaan Jentik 96% 35,06% Masih ada
Nyamuk 60,94% belum di
laksanakan
pemeriksaan
jentik nyamuk di
masyarakat
Distribusi larvasida & 100% 70,11% Masih ada
kaporisasi Sumur Gali 29,89% belum di
laksanakan
pendistribusian
larvasida &
kaporisasi
Sumur Gali
Persenatase DAMIU Yang 100% 66,67% Masih ada

21
Memenuhi Syarat 33,33% DAMIU
Yang belum
Memenuhi
Syarat
E. P2
Cakupan Balita Dengan 100% 51,8% Masih ada 48,2%
Kasus ISPA yang Balita Dengan
Ditangani Kasus ISPA
belum Ditangani
Cakupan Pelacakan 90% 10,86% Masih ada
Kasus Malaria 79,14% kasus
malaria belum di
laksanakan
pelacakan
Cakupan Ibu Hamil Yang 100% 73,71% Masih ada
di skrining Hepatitis di 26,29% ibu
Posy hamil belum di
skrining
Hepatitis
F. LANSIA
Jumlah Kunjungan 90% 64,52% Masi ada 25,48%
Posyandu Lansia lansia belum
berkunjung ke
Posyandu Lansia
G. POSBINDU
Jumlah Kunjungan 90% 48,79% Masih ada
POSBINDU 41,21%
masyarakat usia
15-59 tahun
belum
berkunjung ke
posyandu
2 UKM PEMGEMBANGAN

22
Cakupan Pembinaan 100% 12,5% Masih ada 87,5%
Kelompok UKK desa belum
terbentuk
Kelompok UKK

E. Penetapan Prioritas Masalah


Dalam menetapkan urutan prioritas permasalahan yang ada di
puskesmas ada bebrapa metode , salah satu diantaranya adalah dengan
menggunakan Metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth). Metode ini
merupakan salah satu alat dalam menyusun urutan prioritas issu yang
harus segera diselesaikan dengan menentukan tingkat urgensi/mendesak
atau tidaknya permasalahan diselesaikan, keseriusan dari dampak masalah
tersebut terhadap pelayanan puskesmas dan perkembangan isu yang dapat
memperburuk jika tidak segera diselesaikan. Secara lebih rinci dari Metode
USG dapat dilihat dalam tabel II.9

Tabel II.9
Tabel Prioritas Masalah Berdasarkan Metode USG di Puskesmas Baito
Tahun 2018
N0 Masalah U S G TOTAL
1 KIA KB
Cakupan 4 4 3 11
Pertolongan
Persalinan di
Fasyankes
Pelayanan 3 3 2 8
Kesehatan Bagi
Bumil (K4)
Pelayanan 3 3 3 9
Kesehatan Bagi
Bumil (K1)
Kepatuhan ANC 4 3 2 9
Sesuai Prosedur

23
10 T
Pelayanan 5 5 4 14
Persalinan Oleh
Tenkes
Nifas Lengkap 3 3 1 7
sesuai standar
KN3
Cakupan Peserta 3 4 2 9
KB Aktif
2 GIZI
Cakupan 5 4 4 13
Pelayanan Anak
Balita
Cakupan balita 3 2 1 6
yang Naik berat
Badannya
Jumlah Balita 5 5 4 14
BGM
Cakupan ASI 3 2 1 6
Ekslusif
Cakupan 4 3 3 10
Pemberian
Kapsul Vit A
Pada Bayi Balita
Cakupan 2 2 1 5
Pemberian
Kapsul Vit A
Pada Bufas
Cakupan Bumil 3 2 1 6
yang Mendapat
FE 90 Tab
Pemberian PMT 3 3 1 7
Pada Bumil KEK
3 PROMKES

24
Jumlah 3 3 1 7
Kegiatan
Advokasi
Tingkat Desa
dan Kecamatan
Bidang
Kesehatan
Jumlah Anggota 5 5 4 14
keluarga Yang
Merokok Dalam
Rumah
Jumlah Sekolah 4 4 3 11
Ber-PHBS
4 KESLING
Jumlah 5 5 4 14
Kepemilikan
Jamban
Jumlah Desa 5 4 4 13
ODF
Jumlah 5 4 3 12
Kepemilikan
SPAL
Jumlah desa 4 4 3 11
Yang
Melaksanakan
STBM
Pemeriksaan 3 3 2 8
Hygiene Sanitasi
TTU
Persentase TPM 3 3 2 8
Yang Memenuhi
Syarat
Kesehatan
Kepemilikan 5 4 4 13

25
Sarana Air
Bersih
Pemeriksaan 3 3 2 8
Jentik Nyamuk
Distribusi 4 3 2 9
larvasida &
kaporisasi
Sumur Gali
Persenatase 3 3 2 8
DAMIU Yang
Memenuhi
Syarat
5 P2M
Cakupan Balita 3 3 3 9
Dengan Kasus
ISPA yang
Ditangani
Cakupan 4 3 2 9
Pelacakan Kasus
Malaria
Cakupan Ibu 4 4 3 11
Hamil Yang di
skrining
Hepatitis di Posy
6 LANSIA
Jumlah 4 3 3 10
Kunjungan
Posyandu Lansia
7 POSBINDU
Jumlah 4 3 2 9
Kunjungan
POSBINDU
8 Cakupan 3 3 1 7
Pembinaan

26
Kelompok UKK

Ket : Diisi dengan angka 1-5 ( 5 = sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 =


kecil, 1 = sangat kecil). Nilai paling tinggi berarti Permaslahaan paling
prioritas

F. Akar Penyebab Masalah


Setelah di tetapkan prioritas masalah yang ada di puskesmas Baito
Selanjutnya puskesmas harus mencari akar penyebab masalahnya. Salah
satu metode yang dipergunakan untuk mencari akar penyebab masalah
adalah dengan meggunakan Diagram Tulang Ikan ( Fish Bone/Ishikawa).
Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan
Akibat)/ Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi
penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan
kemudian memisahkan akar penyebabnya. Fish bone hanya menggambarkan
kemungkinan suatu penyebab masalah namun bukan merupakan
fakta/penyebab yang sesungguhnya sehingga perlu konfirmasi dengan data
di puskesmas untuk memastikannya.

GAMBAR 2.2 DIAGRAM TULANG IKAN

Manusia Metode
Pengetahuan Kemitraan bidan dan dukun
Masyarakat masih Penyuluhan Kurang
kurang Peran serta linsek
Pemicuan CLTS Belum Kesadaran pasca Pemicuan hanya 5%
Mengharapkan bantuan Maksimal
Masih ada
persalinan
yang di tolong
Media Promo Budaya Masyarakat oleh non nakes
Masih Kurang BAB di kali/dibelakang
spt : leaflet, rumah
brosur, poster,
dll
kerja sama dengan kepala Tidak tersedianya Air
desa untuk membantu Bersih
melalui dana desa

Sarana Lingkungan
Dana

27
Manusia Metode
Masih Kurangnya
pengetahuan masya. Penyuluhan Kurang

Kurangnya perhatian dari


pemerintah ttg bahaya rokok
Masih ada
Anggota
Keluarga
Masih kurang media Yang
promo yang di pajang Merokok
diposyandu atau di Dana terbatas Dalam
Tempat-tempat umum Rumah
Budaya
Masyarakat

Sarana Dana Lingkungan

Manusia Metode
Masih kurang kesadaran
Penyuluhan Kurang
para pengelola TPM

Kurangnya perhatian dari Pembinaan TPM masih kurang


pemerintah setempat Masih ada
TPM Yang
tidak
Memenuhi
Sarana Penyuluhan Budaya Masyarakat Syarat
kurang Anggaran untuk Kesehatan
pemeriksaan lebih
Sarana Pemeriksaan
lanjut tidak ada Lingkungan PTM
Hygiene TPM masih
kurang Berdebu

Sarana Dana Lingkungan

G. Penetapan Pemecahan Masalah

28
Untuk menentukan cara pemecahan masalah dapat dilakukan
dengan cara musyawarah diantara staf di puskesmas melalui curah pendapat
(Brainstorming). Hasil kesepakatan dipergunakan sebagai bahan penyusunan
Rencana Lima Tahunan. Contoh tabel pemecahan masalah dapat dilihat
dalam table II.10 di bawah ini :
TABEL II.10
Pemecahan Masalah
No Prioritas Penyebab Alternatif Pemecaha Ketera
Masalah Masalah Pemecahan n Masalah ngan
Masalah Terpilih
1 Masih 1. Kurangnya 1. Sosialisasi pada 1.Sosialias Sosilia
ada
penyuluhan masyarakat asi pada sasi
pertolong
an tentang tentang masyaraka sekalig
persalina
persalinan persalinan t tentang us
n oleh
non nakes nakes persalinan pertem
nakes
2. Kemitraan 2. Meningkatkan nakes uan
bidan dan peran lintas 2. kemitr
dukun sektor dengan melaksana aan
belum melakukan kan bidan
dilaksanaka pertemuan pertemuan dan
n kemitraan bidan kemitraan dukun
3. Budaya dan dukun bidan dan
Masyarakat dukun
yang masih
percaya
pada dukun
2. Masih 1. 3.
ada
balita
kasus
BGM
2 Cakupan 1 Penyuluhan Perlu Kunju
Masih 1. Masih
di Tingka dukungan ngan
ada kurangny
anggota a desa lintas rumah
keluarga penyuluh
maupun di ektor yang
yang an di

29
merokok masyarak sekolah belum
at baik
2 Perlunya bebas
tingkat
desa dukungan asap
maupun
dari lintas rokok
di sekolah
2. Kurangny sector bersa
a
untuk ma
perhatian
dari mensukses PKK
pemerinta
kan Pemas
h tentang
bahaya perilaku angan
rokok
hidup stiker
3. Perlunya
media bersih dan bebas
promo di
sehat asap
pajang di
TTU 3 Membuat rokok
media bersa
promo ma
kawasan babins
tanpa rokok a desa
di setiap
wilayah

3. Masih 1. m membuat
ada TPM .
kelompok
yang
tidak Penyuluhan
c untuk
memenu
d
pengelola PTM
hi syarat
1
2. Melakukan
m
Pembinaan
a
s 2.
1. m
a
1

H. Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)

I. Visi, Misi, Tata Nilai

30
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana
suatu organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat
eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi
untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa dan membantu
mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan.

Visi dan Misi Puskesmas Baito adalah :

a. Visi : ” Menjadikan Puskesmas Baito dengan Pelayanan


Bermutu dan Mandiri Tahun 2021 ”

b. Misi :

1. Meningkatkan mutu puskesmas


2. Meningkatkan Pemberdayaan masyarakat
3. Meningkatkan Kesejaretaan tenaga kesehatan
c. Dari Visi dan Misi yang telah di bentuk oleh puskesmas maka di
tentukan Sasaran dari Misi antara lain :

Sasaran :

1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan disemua unit pelayanan


puskesmas baik dalam gedung maupun di luar gedung puskesmas.

2) Meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat melalui kegiatan


penyuluhan kesehatan agar masyarakat mau dan mampu
membantu dirinya sendiri dari masalah kesehatan yang mereka
alami.

3) Meningkatkan ilmu pengetahuan tenaga kesehatan melalui melalui


pelatihan- pelatihan agar dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi profesi masing-
masing, dengan demikian hal tersebut akan sejalan dengan tingkat
pendapatan petugas kesehatan itu sendiri.

4) Bekerjasama dengan pemerintah terkait untuk memenuhi segala


kebutuhan masyarakat yang berhubungan dengan pelayanan di
puskesmas agar puskesmas dapat memberikan pelayanan yang
terbaik kepada masyarakat, baik yang bersifat upaya kesehatan
perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat.

31
Tata Nilai Puskesmas :“BAITO ”

Yang artinya adalah :

 B : Berkesan
 A : Amanah
 I : Inovatif
 T : Totalitas
 O : Optimis

Dengan adanya Visi, Misi, Sasaran dan Tata Nilai puskesmas maka
puskesmas Baito lebih terarah di dalam Pelaksaaan Kegiatan di
puskesmas untuk peningkatan mutu pelayanan.

J. Strategi Pelaksanaan

Didalam pelaksanaan kegiatan di puskesmas perlu di susun


strategi dalam pelaksaan kegiatan.Merujuk pada tujuan dan sasaran
tersebut diatas rumusan strategi pada Puskesmas Baito adalah sebagai
berikut :
a) Peningkatan kualitas SDM petugas kesehatan yang akan
memberikan pelayanan kesehatan di semua unit pelayanan.
b) Melengkapi segala fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
dipuskesmas dengan bekerjasama dengan pihak terkait.
c) Meningkatkan peran serta masyarakat.

32
BAB. III.

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran
dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh instansi pemerintah.

Dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas Baito tahun 2019, program yang


ada di puskesmas dengan mengacu pada Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan
masuk ke dalam Program Upaya Kesehatan Masyarakat yang terdiri dari Kegiatan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas (APBD Kabupaten/operasional),
Pelayanan Kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional FKTP Puskesmas dan
Dukungan Manajemen Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan pada Puskesmas
(BOK). Di dalam PTP Puskesmas periode tahun 2019 disajikan Program dan

33
Kegiatan Puskesmas Baito Kabupaten Konawe Selatan tahun 2019.Adapun
Rencana program, Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas Baito tahun
2019 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

BAB IV.
PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KINERJA TAHUNAN
PUSKESMAS BAITO

A. Pengawasan dan Pengendalian

Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan


internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang
dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit
internal maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program.
Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar Puskesmas
antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat. Pengawasan yang
dilakukan mencakup aspek administratif, sumber daya, pencapaian kinerja
program, dan teknis pelayanan.Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian

34
baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangan maupun berbagai
kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat
dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-waktu. Pengendalian adalah
serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesua ian pelaksanaan kegiatan
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara
membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka harus dilakukan upaya
perbaikan (corrective action).
Kegiatan pengendalian ini harus dilakukan secara terus
menerus.Pengendalian dapat dilakukan secara berjenjang oleh Dinas
kesehatan kabupaten/kota, Kepala Puskesmas, maupun penanggung jawab
program. Tujuan dari pengawasan dan pengendalian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan, apakah
sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber daya telah ada
dan digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
2. Mengetahui adanya kendala, hambatan/tantangan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan, sehingga dapat ditetapkan pemecahan masalah
sedini mungkin.
3. Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan sehingga dapat segera dilakukan klarifikasi.
4. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan
untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program
terkait, baik yang sedang berjalan maupun pengembangannya di masa
mendatang.
5. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang
adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindaklanjuti
dengan penyesuaian kegiatan.
6. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil
kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu
dan dari waktu ke waktu.

35
B. Penilaian Kinerja Puskesmas

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam


pembangunan kesehatan, mempunyai peran yang cukup besar dalam
upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Penilaian kinerja
puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja /
prestasi puskesmas. Pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas dimulai
dari tingkat puskesmas yang melakukan penilaian secara mandiri,
kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan verifikasi hasil
dari penilaian tersebut.
Tujuan dari penilaian kinerja puskesmas Baito adalah untuk
mencapai tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan di
Kabupaten Konawe Selatan. Secara khusus tujuan dilaksanakannya
penilaian kinerja adalah agar puskesmas :
1) Mendapatkan gambaran tingkat kinerja puskesmas (hasil cakupan
kegiatan, mutu kegiatan dan manajemen puskesmas) pada akhir
tahun kegiatan.
2) Mendapatkan masukan untuk penyusunan rencana kegiatan di tahun
yang akan datang.
3) Dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab
dan latar belakang serat hambatan masalah kesehatan di wilayah
kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja
puskesmas (output dan outcome).
4) Mengetahui dan sekaligus dapat melengkapi dokumen untuk
persyaratan akreditasi puskesmas.
5) Dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan
segera pada tahun yang akan datatingng berdasarkan prioritasnya.

Ruang lingkup dari penilaian kinerja puskesmas :


1) UKM Esensial yang berupa pelayanan promosi kesehatan, pelayanan
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit.

36
2) UKM pengembangan, dilaksanakan setelah puskesmas mampu
melaksanakan UKM esensial secara optimal, mengingat keterbatasan
sumber daya dan adanya prioritas masalah kesehatan.
3) UKP yang berupa rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan
satu hari (one day care), home care, berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan.

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Puskesmas Baito Kabupaten


Konawe Selatan Tahun 2019 merupakan dokumen perencanaan
periode tahunan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembanguan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi Puskesmas. PTP puskesmas ini telah mengacu pada
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2019 dalam program kegiatan
maupun indikator kinerja pelaksanaan kegiatan pelayanan di
puskesmas.

PTP Puskesmas Baito Tahun 2019 menjadi pedoman dalam penyusunan


RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) dan DPA ( Dokumen Pelaksanaan
Anggaran). Semoga Perencanaan Tingkat Puskesmas ini bermanfaat

37
dan dapat dijadikan sebagai pedoman bagi perencanaan tahun – tahun
berikutnya.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
baito adalah “Menjadikan Puskesmas Baito dengan pelayanan yang
bermutu dan Mandiri Tahun 2021” untuk mendukung visi Dinas
kesehatan kabupaten konawe Selatan yaitu “mewujudkan Desa Sehat
menuju Kabupaten konawe Selatan yang sejahtera , Unggul dan
Amanah”.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas Baito terdiri
dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan.
Upaya Kesehatan Wajib merupakan upaya kesehatan yang
dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia. Upaya ini
memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan
pembangunan kesehatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), serta merupakan kesepakatan global maupun nasional.
Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan
Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
serta Pengobatan. Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan adalah
upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan
yang ditemukan di masyarakat setempat serta disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas.
Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat
melalui perwakilan masyarakat.Apabila Puskesmas belum mampu
menyelenggarakannya, tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat,
maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib menyelenggarakannya.
Upaya Kesehatan Pengembangan, antara lain : Upaya Kesehatan Olah
Raga, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, dan sebagainya.

Secara kuantitas, cakupan pelayanan kesehatan Puskesmas Baito pada

tahun 2018 masih banyak yang belum mencapai target. Diantaranya

adalah :

38
a. Pelayanan kesehatan bagi bumil sesuai standar untuk kunjungan

lengkap (K4) 55.73 %.

b. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan 79,23%.

c. Cakupan pelayanan bufas lengkap sesuai standat KN3 adalah 79,23.

d. Desa ODF 12,5 %

e. Pemeriksaan jentik nyamuk 35%.

f. Jumlah kunjungan posbindu 48,79%.

g. Cakupan SPAL 10, 96%

h. Jumlah kunjungan lansia 64,52 %

i. Cakupan pelayanan anak balita 44,78 %

Sumberdaya kesehatan tenaga di Puskesmas Baito secara umum kurang

mencukupi dan tidak sebanding dengan beban kerja di puskesmas.

Biaya penyelenggaraan pelayanan promotif preventif bersumber dana

BOK/APBN memberikan daya ungkit yang besar bagi perbaikan kualitas

pelayanan bila penggunaan dana sesuai perencanaan dan dilakukan

evaluasi secara berkala.

SARAN

A. Kepada Lintas Sektor

Seluruh hasil keluaran program kesehatan dan pelayanan

kesehatan di tingkat puskesmas tidak sepenuhnya merupakan

tanggungjawab Puskesmas saja. Diharapkan adanya keterlibatan yang

maksimal dari pihak lintas sector dalam peningkatan pelayanan kesehatan

39
kepada masyarakat terutama yang berhubungan dengan upaya kesehatan

masyarakat, termasuk didalamnya posyandu, posbindu, kesehatan lansia,

serta kelengkapan fasilitas kesehatan yang ber sifat UKMB.

B. Puskesmas

a. Seluruh hasil keluaran program kesehatan dan pelayanan

kesehatan di tingkat puskesmas menjadi dasar evaluasi dan

dimanfaatkan untuk perencanaan kegiatan dan program tahun

berikutnya dengan mempertimbangkan kebutuhan dan harapan

masyarakat, semua peluang, tantangan, hambatan dan kekuatan

sehingga upaya perbaikan berkelanjutan dapat diterapkan.

b. Perlu adanya peningkatan kompetensi petugas untuk peningkatan

mutu tenaga pelayanan di puskesmas. Peningkatan kompetensi

dapat dilakukan dengan pelatihan- pelatihan.

c. Penambahan sarana dan prasarana di puskesmas baito agar

pelayanan yang dibeerikan kepada masyarakat sesuai dengan

standar mutu pelayanan kesehatan yang diharapkan.

40
BAB VI.
PENUTUP

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Puskesmas Baito Kabupaten


Konawe Selatan Tahun 2019 merupakan dokumen perencanaan periode
tahunan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program
dan kegiatan pembanguan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Puskesmas. PTP
puskesmas ini telah mengacu pada Rencana Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2019
dalam program kegiatan maupun indikator kinerja pelaksanaan kegiatan
pelayanan di puskesmas.

PTP Puskesmas Baito Tahun 2019 menjadi pedoman dalam penyusunan


RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) dan DPA ( Dokumen Pelaksanaan Anggaran).
Semoga Perencanaan Tingkat Puskesmas ini bermanfaat dan dapat dijadikan
sebagai pedoman bagi perencanaan tahun – tahun berikutnya.

41
Baito, 2019

Kepala Puskesmas Baito

HARIFUDDIN, SKM
NIP:19780626 200212 2 001

42

Anda mungkin juga menyukai