DITULIS OLEH
Nama : NIA MUSNIATI
NIM: 1609047055
perusahaan yang memiliki departemen SDM. Dan yang menjadi sampel pada
penelitian ini adalah 209 perusahaan, dimana para peserta adalah para eksekutif
yang berpengalaman dalam praktik manajemen SDM disektor swasta. Dalam
penelitian ini dilakukan uji hubungan antara 5 variabel praktik manajemen SDM
yaitu 1) Pelatihan dan pendidikan, 2) Manajemen kinerja 3) Perencanaan sumber
daya manusia, 4) Rekrutmen, 5) Manajemen karir, dan aplikasi manajemen SDM
secara keseluruhan dengan kinerja organisasi.
Hasil penelitian pada jurnal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara pelatihan dan pendidikan dengan kinerja organisasi (P-value
0,000), dengan hubungan positif artinya jika terjadi peningkatan pelatihan dan
pendidikan terhadap SDM organisasi maka akan meningkatkan kinerja organisasi
tersebut. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara manajemen kinerja dengan kinerja organisasi (P-value 0,000),
dengan hubungan positif artinya jika manajemen kinerja tinggi maka akan
meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara perencanaan SDM dengan kinerja
organisasi (P-value 0,000), dengan hubungan positif artinya jika perencanaan SDM
suatu organisasi baik maka akan meningkatkan kinerja organisasi tersebut. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
rekrutmen dengan kinerja organisasi (P-value 0,000), dengan hubungan positif
artinya jika proses rekrument yang baik maka akan meningkatkan kinerja organisasi
tersebut. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara manajemen karir dengan kinerja organisasi (P-value 0,000),
dengan hubungan positif artinya jika manajemen karir tinggi maka akan
meningkatkan kinerja organisasi tersebut.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bagaimana urutan kekuatan ke 5
variabel tersebut dalam mempengaruhi kinerja organisasi dari yang paling prediktif
yaitu pelatihan dan pendidikan (β = 0,470), perencanaan sumber daya manusia (β
= 0,364), rekrutmen (β = 0,340), Manajemen karir (β = 0,309, manajemen kinerja,
(Β = 0,214). Penelitian ini juga melakukan uji hubungan antara praktik aplikasi
manajemen SDM secara keseluruhan dengan kinerja organisasi dan Hasilnya
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara aplikasi manajemen
4
SDM secara keseluruhan dengan kinerja organisasi (P-value 0,000) dan memiliki
hubungan yang positif dengan kinerja organisasi, dengan R2=0,576 artinya aplikasi
manajemen SDM merupakan prediktor kinerja organisasi yang baik, sehingga
peningkatan penggunaan praktik manajemen SDM dapat mempengaruhi kinerja
organisasi yang lebih tinggi.
Pada dasarnya ada tiga sumber pada sebuah organisasi yaitu SDM, sumber
daya keuangan dan sumber daya fisik, dan menurut peneliti Sumber daya manusia
yang sangat penting dan mempengaruhi secara langsung produktivitas suatu
organisasi. Dan sumber daya manusia merupakan faktor terpenting yang
mempengaruhi kinerja organisasi. Perusahaan dapat memiliki posisi terdepan
dengan penggunaan sumber daya manusia yang efektif dalam meningkatkan
produktifitas dan kinerja organisasi pada kondisi persaingan pasar.
Praktik MSDM mampu terkesan teguh melalui penyediaan struktur
organisasi yang berani, partisipasi di antara karyawan dan mengizinkan mereka
untuk meningkatkan bagaimana pekerjaan mereka. Sebuah organisasi yang
memiliki kinerja organisasi yang bagus jika karyawan pada organisasi memiliki
kinerja yang bagus. Kinerja karyawan yang baik dapat dipengaruhi oleh penerapan
kegiatan manajemen sumber daya manusia yang baik juga. Tujuan praktik MSDM
adalah untuk menyediakan karyawan yang memenuhi syarat organisasi guna
meningkatkan kinerja dan efektifitas organisasi. MSDM adalah Fungsi kunci untuk
organisasi yang efektif dan efisien. Dari hasil empiris pada jurnal ini yang
menunjukkan ada hubungan antara praktik MSDM dengan kinerja organisasi.
Perusahaan yang ingin menjadi perusahaan yang paling kompetitif melawan
pesaing mereka dipasar harus menggunakan MSDM secara aktif sebagai senjata
yang meningkatkan kinerja organisasi dan menjadikan mereka pemimpin pasar
(Yilmaz, R. & Bulut F.M, 2015).
hubungan positif artinya jika proses rekrument yang baik maka akan meningkatkan
kinerja organisasi tersebut. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Yulasmi (2016), Wona, A.N & Sarwoko, E (2014), Nurhayati, T (2016) dan Potale,
B. R, Lengkong, V, Moniharapon, S (2016) yang menunjukkan ada pengaruh yang
positif dan signifikan antara rekrutmen dan seleksi terhadap kinerja karyawan.
Sesuai dengan teori dari Hasibuan (2012), Proses rekrutmen merupakan hal yang
sangat vital dalam sebuah perusahaan. Keakuratan dalam rekrutmen dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan. Proses perekrutan
karyawan melalui prosedur dan standar yang baik sangat diharapkan akan mampu
menghasilkan karyawan-karyawan yang handal sebagai mitra strategik perusahaan,
sehingga karyawan dapat berkontribusi maksimal dan melakukan kinerja yang baik
terhadap perusahaan.
Hal yang sama dikemukakan oleh Yulasmi (2016), Terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara rekrutmen, seleksi dan penempatan kerja terhadap
kinerja karyawan. Peningkatan rekrutmen bisa melalui a) peningkatkan sumber-
sumber rekrutmen seperti merekrut karyawan melalui sumber internal maupun
eksternal yang berkualitas agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam pencapaian
tujuan perusahaan. b) Peningkatan metode dalam proses rekrutmen seperti
melakukan proses rotasi, mutasi, demosi dan lain-lain dengan tujuan untuk
meningkatkan kinerja karyawan, c) Meminimalisir hambatan-hambatan dalam
rekrutmen seperti tenaga perekrut yang berkualitas yang melakukan penilaian
secara objektif yang bertujuan untuk mendapatkan karyawan dengan kinerja yang
baik. d) Meningkatkan media-media rekrutmen yang tidak hanya melalui media
massa tetapi juga melalui media visual maupun audiovisual yang bertujuan untuk
mendapatkan karyawan dengan kinerja yang berkualitas. e) memaksimalkan waktu
serta biaya yang digunakan dalam melakukan rekrutmen karyawan agar
mendapatkan karyawan yang berkualitas tinggi dalam bekerja.
Sutrisno, E (2016), Mengemukakan proses rekrutmen SDM tidak boleh
diabaikan, hal ini disebabkan untuk menjaga supaya tidak terjadi ketidaksesuaian
antara apa yang diinginkan dan apa yang didapat, artinya, organisasi tersebut tidak
memperoleh karyawan yang tepat, dalam arti baik kualitas maupun kuantitasnya.
Apabila tidak terjadi sesuai yang diharapkan oleh organisasi tersebut dapat
10
dikatakan kemungkinan aktivitas kerja kurang efektif dan efisien, maka organisasi
akan mengalami kegagalan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode rekrutmen
dengan dilandasi suatu perencanaan yang benar-benar matang, sehingga
dibutuhkan seleksi yang ketat, karena tujuan dari seleksi adalah mencari calon yang
dianggap paling tepat untuk mengisi sebuah jabatan.
Rekrutmen merupakan salah satu strategi SDM, merekrut pekerja baru
sangat mahal dan memakan waktu. Beban biaya perusahaan termasuk induksi dan
pelatihan awal, serta kehilangan produksi dan penurunan kualitas awal dan tingkat
produktivitas. Hal ini bahkan lebih mahal jika mempekerjakan orang yang salah
adalah : biaya tetap bertambah, dari waktu ke waktu sampai kinerja mereka
meningkat atau mereka diberhentikan. Oleh karena itu penting untuk melakukan
perekrutkan dengan benar dan mempertahankan pekerja terampil. Cara untuk
merekrut orang yang tepat harus didasarkan pada kompetensinya, dengan fokus
pada keahlian, pengalaman dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan, bukan
pada ras, jenis kelamin, agama, dan sebagainya. Ada sejumlah langkah yang perlu
diterapkan dalam proses rekrutmen yaitu deskripsi pekerjaan yang jelas, klasifikasi
pekerjaan yang baik, iklan pekerjaan yang menarik, seleksi yang tepat (SCORE,
2013).
Yullyanti, E (2009) menemukan bahwa seleksi signifikan dipengaruhi oleh
rekrutmen yang mencakup perencanaan dan waktu pelaksanaan rekrutmen. Kedua,
ditemukan bahwa kinerja dipengaruhi secara signifikan oleh seleksi yang tercermin
dari prosedur seleksi, peserta seleksi, dan pelaku seleksi. Ketiga, rekrutmen
memengaruhi secara tidak langsung terhadap kinerja melalui proses seleksi. Hasil
ini berbeda dengan temuan sebelumnya, yang menyatakan bahwa rekrutmen
berpengaruh langsung terhadap kinerja. Pendapat tersebut sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan Potale, B. R, Lengkong, V, Moniharapon, S (2016),
dimana seleksi merupakan suatu faktor dominan dalam mempengaruhi kinerja
karyawan. Sondang S (2014) juga mengemukakan bahwa Proses seleksi dikatakan
sebagai titik sentral seluruh MSDM. Gary Dessler (2003), menyatakan ada tiga hal
yang menyebabkan seleksi menjadi hal yang penting,yaitu : 1. Kinerja para manajer
senantiasa tergantung pada sebagian kinerja bawahannya. 2. Seleksi yang efektif
penting karena biaya perekrutan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
11
pengangkatan pegawainya tidak sedikit. 3. Seleksi yang baik itu penting karena
implikasi hukum dari pelaksanaanya secara serampangan.
Pelaksanaan rekrutmen terhadap calon karyawan dimaksudkan agar
perusahaan dapat memperoleh karyawan yang berkualitas dan mampu
merealisasikan tujuan perusahaan. Prinsip the right man on the right place harus
merupakan pegangan bagi manajer personalia dalam menempatkan karyawan
dalam perusahaan. Kegagalan dalam melakukan rekrutmen dan penempatan kerja
akan mempengaruhi kinerja karyawan yang selanjutnya menjadi penghambat bagi
proses pencapaian tujuan perusahaan. Sistem rekrutmen dan penempatan kerja yang
dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan bertujuan agar tercapainya
tujuan perusahaan serta kesulitan dalam mencari dan melatih karyawan dapat
dihindari. Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah untuk
mendapatkan calon karyawan yang paling sesuai dengan persyaratan pekerjaan
yang dibutuhkan melalui proses rekrutmen.
C. REKOMENDASI
1. Diharapakan penelitian ini bisa lebih dikembangkan lagi untuk memperdalam
pembahasan antara praktik MSDM dan pengaruhnya pada organisasi.
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi pengetahuan kepada pembaca
tentang hubungan MSDM dengan kinerja organisasi.
3. Diperlukan pengembangan SDM melalui Pendidikan dan latihan untuk menambah
pengetahuan, wawasan dan keterampilan sehingga dapat meningkatkan kinerja
karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.
4. Diperlukan peningkatan manajemen kinerja dalam suatu perusahaan karena
Manajemen kinerja merupakan sarana dalam mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Di dalam manajemen kinerja terdapat penetapan tujuan dan
apa-apa yang menjadi cara suatu organisasi dapat mewujudkan tujuan tersebut.
Semakin efektif suatu manajemen kinerja dijalankan, maka akan semakin baik
pula kinerja organisasi yang dihasilkan.
5. Diperlukan PSDM yang baik bagi perusahaan karena PSDM sangat penting
bagi setiap individu karyawan, karena dapat membantu meningkatkan
potensinya, begitu pula kepuasan karyawan dapat dicapai melalui perencanaan
karir, sedangkan untuk kepentingan organisasi, PSDM penting agar organisasi
mendapatkan calon karyawan yang memenuhi kualifikasi.
6. Diperlukan Sistem rekrutmen dan penempatan kerja yang dilakukan dengan
tepat dan sesuai dengan kebutuhan bertujuan agar tercapainya tujuan
perusahaan serta kesulitan dalam mencari dan melatih karyawan dapat
dihindari, karena Kegagalan dalam melakukan rekrutmen dan penempatan kerja
akan mempengaruhi kinerja karyawan yang selanjutnya menjadi penghambat
bagi proses pencapaian tujuan perusahaan.
7. Diperlukan manajemen karir yang baik karena manajemen karir dapat
mengurangi ketidaksesuaian antara individu dengan peranannya,
menggembangkan kompetensi, dan menumbuhkan tersedianya individu yang
16
akan menciptakan kombinasi bakat yang harmonis bagi team work yang
optimal, pengembangan bakat yang fleksibel dan pembelajaran yang dinamis.
Manajemen karir dilakukan dengan membantu individu dalam perencanaan
karirnya dan pengembangan aktivitas untuk menjamin bahwa perencanaan karir
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
8. Penerapan praktik MSDM yang efektif dan efisien sangat diperlukan suatu
organisasi dalam menghadapi daya saing. Penggunaan MSDM secara aktif
adalah senjata yang digunakan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan
menjadikan mereka pemimpin pasar.
D. DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Ilham. (2011). Manajemen Kinerja: Teori Dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta
Gary Dessler (2003), Dessler, Gary. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Kesepuluh, Penerbit : Permata Putri Media: Jakarta.
Hasibuan, M. S.P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan keenam
Belas, Edisi Revisi Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Herlina, D. (2014). Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kinerja Pegawai
Di Dinas Perhubungan Kota Samarinda. Ejournal Ilmu Administrasi
Negara, 2014, 4 (2): 1059-1073.UNMUL. Http://Ejournal.An.Fisip-
Unmul.Ac.Id/Site/2014/08/E.Journal%.Pdf
Mahsun, Mohammad. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta:
Penerbit BPFE Armstrong, Michael. (2004). Performance Management
(Alih Bahasa: Tony Setiawan). Yogyakarta: Tugu
Naima, Y., Anser, A, Samia, L., (2015), Human Resource Management And Public
Organizations. Global Journal Of Human Resource Management
Vol.3. No. 2, Pp. 1-12. ALGERIA: Batna University
Nilawati, A, Sutadji, Djaja, S (2014). Pengaruh Perencanaan Sumberdaya
Manusia Dan Kepemimpinan Serta Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai Di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas
Mulawarman. Ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (3): 1993-2005.
Universitas Mulawarman. 20 MEI 2017. Http://Ar.Mian.Fisip-
Unmul.Ac.Id/Site/WpContent/Uploads/2014/09/01
17
Wona, A.N & Sarwoko, E (2014), Pengaruh Proses Rekrutmen Dan Seleksi
Terhadap Kinerja Karyawan Di Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten
Malang. Jurnal Riset Mahasiswa Manajemen (JRMM) ISSN: 2337-5655.
Volume: 02. Universitas Kanjuruhan. Http://Ejournal.Unikama.Ac.Id/I8