Anda di halaman 1dari 16

Tanggal Praktikum Kamis, 10 April 2014

Praktikum TA
Perhitungan mikroorganisme dengan metode MPN (Most Probable
Hayati
Number)

Tujuan Praktikum Untuk mengetahui cara Perhitungan mikroorganisme dengan metode MPN
(Most Probable Number)
Kelompok 5 :
Nama Anggota 1. Ferliya Etsa O.
2. Mey Rinawati
3. Nomi Tarihoran
4. Nurdiana Khamardi P.
5. Patrisius Eston N.
6. Trisna Frans H.

1. Dasar Teori

Metode MPN (Most Probable Number)

Metode penentuan jumlah mikroorganisme dengan metode MPN ini digunakan luas
dilingkungan sanitasi untuk menentukan jumlah kuman koliform didalam air, susu, dan makanan
lainnya. Metode ini adalah metode statistik yang didasarkan pada teori kemungkinan.
Serangkaian sampel diencerkan sampai titik akhir, yaitu tidak ada lagi mikroorganisme hidup.
Untuk mendapatkan titik akhir, serangkaian pengenceran dibiakkan didalam media pertumbuhan
yang cocok. Selanjutnya, perkembangan atau perubahan sifat-sifat yang mudah diamati, seperti
pembentukan asam atau kekeruhan, dipakai untuk mengetahui adanya pertumbuhan bakteri.
Pertumbuhan bakteri pada masing-masing tabung disesuaikan dengan tabel MPN untuk
menentukan konsentrasi mikroorganisme didalam sampel asli.

Metode hitungan cawan dengan menggunakan medium padat, tetapi metode MPN
menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi. Perhitungan MPN berdasarkkan pada jumlah
tabung yang positif, yakni yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan
atau terbentuk gas didalam tabung kecil (tabung Durham) yang terletak pada posisi yang terbalik,
yaitu untuk jasa renik yang membentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya dengan
menggunakan 3 atau 5 seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan
keteliatian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas (tabung reaksi) yang digunakan juga lebih banyak.

Dalam metode MPN, pengenceran sampel harus lebih tinggi daripada pengenceran pada
hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan dengan
larutan hasil pengenceran tersebut mengandung jasad renik, beberapa tabung mungkin
mengandung lebih dari 1 sel, sedangkan tabung yang lain tidak mengandung sel sama sekali.
Dengan demikian, setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung, yang
dinyatakan sebagai tabung psitif, sedangkan tabung lainnya negatif.

Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba didalam sampel
yang berbentuk cair, meskipun dapat juga digunakan untuk sampel yang terbentuk padat dengan
terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari sampel tersebut. Kelompok renik yang dapat
dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang digunakan untuk
pertumbuhan. Lebih lanjut mengenai metode MPN, dari setiap pengenceran masing-masing
dimasukkan 1 ml masing-masing kedalam tabung yang berisi medium, dimana untuk setiap
pengenceran digunakan 3 atau 5 seri tabung. Setelah di inkubasi dengan waktu tertentu, dihitung
jumlah tabung yang positif, kreteria tabung yang positif atau tidak ditandai dengan timbulnya
kekeruhan atau gas pada tabung durham. Misalnya, pada pengenceran pertama 3 tabung
mengahsilkan pertumbuhan positif, pada pengenceran kedua tabung 2 tabung positif, pada
pengenceran ketiga 1 tabung positif, dan pada pengenceran terakhir tidak ada tabung yang
positif. Kombinasinya menjadi 3,2,1,0, dan jika diambil pengenceran 3 pengenceran pertama
kombinasinya menjadi 3,2,1. Angka kombinasi ini kemudian dicocok dengan tabel MPN. Tabel
tersebut misalnya Daftar Hoskin atau daftar Mac. Grady; kemudian nilai MPN sampel dapat
dihitung sebagai berikut:

1
MPN sampel = nilai MPN dari Tabel x
pengenceran tabung tengah
Tabel digunakan untuk menentukan nilai MPN dari seri 3 tabung berbeda dengan tabel
untuk 5 seri tabung. Kombinasi dipilih dimulai dari pengenceran tertinggi yang masih semua
tabung positif, sedangkan pada pengenceran yang berikutnya ada tabung yang negatif.
Kombinasi yang diambil terdiri dari 3 pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat atau
seterusnya masih ditemukan tabung yang menghasilkan postif, maka jumlah tabung yang positif
tersebut ditambahkan pada angka kombinasi ketiga sampai mencapai jumlah maksimum. Metode
MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba tertentu yang terdapat diantara
campuran mikroba lain. Misalnya, jika digunakan medium kaldu laktosa, ditunjukkan dengan
terbentuknya gas dalam tabung durham. Cara ini dapat digunakan untuk menentukan MPN
kelompok bakteri Koliform, termasuk juga bakteri-bakteri yang dapat memfermentasikan
laktosa.

Tabel MPN (Most Probable Number)


Bakteri Coliform

Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih
tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri
patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya
pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform
jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh
bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah
indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya kualitas air semakin baik.

Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air minum.


Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli, Enterobacter aerogenes, Citrobacter
fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu
secara langsung, keberadaannya di dalam air minum menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh
karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi
bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa
hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen-yang kemungkinan
terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas adalah Shigella,
yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah.

Kelompok bakteri coliform antara lain Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes, dan
Citrobacter fruendii. Keberadaan bakteri ini dalam air minum juga menunjukkan adanya bakteri
patogen lain, misalnya Shigella, yang bisa menyebabkan diare hingga muntaber. Bakteri
coliform dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia.
2. Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada hewan atau
tanaman yang telah mati.
Bakteri E. coli memiliki kemampuan untuk memfermentasikan kaldu laktosa pada
temperatur 37° Celcius dengan membentuk asam dan dan gas dalam waktu 48 jam. Sejak
diketahui bahwa E. coli tersebar dalam semua individu, analisis bakterialogis terhadap air minum
ditunjukkan dengan kehadiran bakteri tersebut. Walaupun adanya bakteri tersebut tidak dapat
memastikan adanya bakteri patogen secara langsung, namun dari hasil yang didapat memberikan
kesimpulan bahwa E. Coli dalam jumlah tertentu dalam air dapat digunakan sebagai indikator
adanya bakteri yang patogen.

Aerobacter dan Klebsiela yang biasa disebut golongan perantara, memiliki sifat Coli, dan
lebih banyak didapatkan dalam habitat tanah dan air daripada dalam usus, sehingga disebut
“nonfekal” dan umumnya tidak patogen. Pencemaran bakteri fekal tidak dikehendaki, baik dari
segi estetika, sanitasi, maupun kemungkinan terjadinya infeksi yang berbahaya. Jika dalam 100
ml air minum terdapat 500 bakteri Coli, mungkin terjadi penyakit gastroenteritis yang segera
dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat tinggal dalam blander (cystitis)
dan pelvis (pyelitis), ginjal dan hati.

Adapun jenis-jenis bakteri patogen dalam air, diantaranya sebagai berikut :

1. Salmonella

Salmonella adalah enterobacteriaceae yang terdistribusi secara luas di dalam


lingkungan, dan meliputru lebih dari 200 tipe. Salmonella thypi adalah agen infeksi
demam tipus, suatu penyakit yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian.
Salmonella thypi tersebut menghasilkan endoktrin yang dapat menyebabkan demam,
mual dan diare.

2. Shigella
Shigella secara pintas ada;ah agen disentri bacillus, suatu penyakit diare yang
menyebabkan berak darah sebagai akibat peradangan dan pendarahan selaput atau
dinding uasus. Ada empat spesies shigella yang bersifat patogen yakni shigella flexneri,
shigella dysentriae, shigella boydii, dan shigella sonnei. Keempat shigella patogen
tersebut dapat berpindah dengan cara kontak langsung dengan penderita yang telah
terinfeksi, yang mana orang yang terkena infeksi mengeluarkan shigella di dalam
tinjanya dengan konsentrasi lebih dari 109 shigella per gram tinja. Dosis infeksi dari
shigella relatif kecil yakni sekitar 10 organisme.

3. Vibrio cholerae
Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negativ yang berbentuk batang melengkung,
bakteri ini berpindah melalui air. Vibrio cholera mengeluarkan suatu endoxtrin yang
menyebabkan diare ringan sampai diare hebat, muntah, dan dapat menyebabkan
kehilangan cairan dengan cepat, serta dapat menyebabkan kematian dalam wktu yang
relatif sungkat.

4. E. coli
Banyak strain E. coli yang beberapa diantaranya tidak berbahaya, terdapat pada
saluran gastrointensinal pada manusia atau hewan berdarah panas. Tetapi ada beberapa
kategori E. coli yang bersifat beracun, dan dapat menyebabkan diare.

Media Pertumbuhan

a. Media LB (Lactose Broth)


Media yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kehadiran bakteri coliform
(bakteri Gram negatif) berdasarkan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena
fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan
pada media laktosa dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham berupa
gelembung udara. Tabung dinyatakan positif coliform jika terbentuk gas sebanyak 10%
atau lebih dari volume di dalam tabung durham.

b. Media EMB (Eosin Methylene Blue)


Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan
berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S.aureus,
P.aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan
koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang
dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue membantu
mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap
awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P.aerugenosa dan Salmonella sp. dapat
menimbulkan keraguan. Bagaimanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi
bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli.
Agar EMB merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan
jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang
menggunakan eosin dan metilen blue sebagai indikator memberikan perbedaan yang
nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan tidak. Untuk mengetahui jumlah bakteri
E.coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (Most
Probable Number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat
digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri E.coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh
air.

Tahap –Tahap Uji MPN

a. Uji Penduga (Presumptive test)


Merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri coliform
berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh
bakteri golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa dan
gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung
dinyatakan positif jika terbentuk gas sebanyak 10% atau lebih dari volume di dalam
tabung durham. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan
menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan
dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah
mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair. Bila inkubasi 1 x 24 jam hasilnya negatif,
maka dilanjutkan dengan inkubasi 2 x 24 jam pada suhu 350C. Jika dalam waktu 2 x 24
jam tidak terbentuk gas dalam tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah
tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN penduga dapat dihitung
dengan melihat tabel MPN.

b. Uji Penguat (Confirmed Test)


Hasil uji dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan. Dari tabung yang positif
terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan
pada media Eosin Methylen Blue Agar ( EMB ) secara aseptik dengan menggunakan
jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli tumbuh berwarna merah kehijauan
dengan kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan lendir untuk kelompok
coliform lainnya.

c. Uji Pelengkap (Completed Test)


Pengujian selanjutnya dilanjutkan dengan uji kelengkapan untuk menentukan
bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang berwarna pada uji ketetapan diinokulasikan ke
dalam medium kaldu laktosa dan medium agar miring Nutrient Agar ( NA ), dengan pada
suhu 37o C selama 1 x 24 jam. Bila hasilnya positif terbentuk asam dan gas pada kaldu
laktosa, maka sampel positif mengandung bakteri Escherichia coli. Dari media agar
miring NA dibuat pewarnaan Gram dimana bakteri Escherichia coli menunjukkan Gram
negatif berbentuk batang pendek. Untuk membedakan bakteri golongan coli dari bakteri
golongan coli fekal (berasal dari tinja hewan berdarah panas), pekerjaan dibuat duplo,
dimana satu seri diinkubasi pada suhu 37o C (untuk golongan coli) dan satu seri
diinkubasi pada suhu 42o C (untuk golongan coli fekal). Bakteri golongan coli tidak dapat
tumbuh dengan baik pada suhu 42o C, sedangkan golongan coli fekal dapat tumbuh
dengan baik pada suhu 420 C.

2. Alat dan Bahan


Alat – Alat
Alat Jumlah Alat Jumlah
Tabung reaksi 13 Gelas ukur 10 ml 1
Rak tabung reaksi 1 Gelas ukur 100 ml 1
Mikropipet 1 Batang pengaduk 2
Bluetip 20 Lampu spiritus 1
Beaker glass 100 ml 1 Kaki tiga 1
Beaker glass 400 ml 1 Kawat kassa 1
Erlenmeyer 2 Cawan petri 3
Tabung durham 9 Autoklaf 1
Jarum ose 1 Neraca analitik 1
Bahan-bahan
Sampel air sekolah
Pepton water 1%
Media LB (Lactose Broth)
Media EMB (Eosin Methylene Blue)
Alkohol 70%

3. Prosedur Kerja
a. Pembuatan Media Cair LB
1. Menghitung massa yang dibutuhkan untuk membuat 100 ml Media Cair LB
13 g
x 100 ml = 1,3 g ⟶ add 100 ml
1000 ml

2. Menimbang media LB 1,3 g


3. Tambahkan aquades 100 ml ke dalam erlenmeyer, lalu masukkan media LB
4. Didihkan selama beberapa menit untuk melarutkannya, aduk larutan hingga
homogen
5. Masukkan media LB sebanyak 9 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi sejumlah
9
6. Kemudian masukkan tabung durham dengan hati-hati agar tidak ada gelembung
b. Pembuatan Media EMB
1. Menghitung massa yang dibutuhkan untuk membuat 100 ml Media EMB
37,5 g
x 100 ml = 3,75 g ⟶ add 100 ml
1000 ml

2. Menimbang media EMB 3,75 g


3. Tambahkan aquades 100 ml ke dalam erlenmeyer, lalu masukkan media EMB
4. Didihkan selama beberapa menit untuk melarutkannya, aduk larutan hingga
homogen
c. Pembuatan Pepton Water 1%
1. Menghitung massa yang dibutuhkan untuk membuat Pepton Water 1% 100 ml
1 % = 1 g add100 ml air
2. Menimbang media Pepton Water 1 g
3. Tambahkan aquades 100 ml ke dalam erlenmeyer, lalu masukkan Pepton Water
4. Didihkan selama beberapa menit untuk melarutkannya, aduk larutan hingga
homogen
d. Sterilisasi Alat dan Bahan
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air
kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut
2. Bungkus alat yang akan di sterilisasi dengan kertas coklat
3. Masukkan alat dan bahan yang akan disterilisasi secara teratur
4. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang
keluar dari bibir autoklaf
5. Nyalakan autoklaf
6. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan
terdesak keluar dari klep pengaman sehingga menghasilkan bunyi mendesis.
Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan).
7. Pada saat suhu mencapai 121oC, tunggu selama 15 – 20 menit
8. Autoklaf dibuka pada saat suhu mencapai angka 0oC
e. Preparasi Sampel
1. Siapkan sampel dan larutan pengencer Pepton Water 1%
2. Ambil 1 ml sampel menggunakan mikropipet
3. Masukkan pada tabung reaksi yang berisi 9 ml Pepton Water 1%
f. Pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3
1. Ambil 1 ml sampel menggunakan mikropipet pada tabung reaksi yang berisi larutan
induk
2. Masukkan pada tabung reaksi 1 yang berisi 9 ml Pepton Water 1%. Sampel pada
tabung reaksi ini merupakan pengenceran 10-1
3. Pada pengenceran 10-2, mengambil 1 ml sampel dari pengenceran 10-1, dan
masukkan pada tabung reaksi 2 yang berisi 9 ml Pepton Water 1%
4. Pada pengenceran 10-3, mengambil 1 ml sampel dari pengenceran 10-2, dan
masukkan pada tabung reaksi 3 yang berisi 9 ml Pepton Water 1%
g. Penanaman Mikroba dalam Media LB dengan Pengenceran 10-1 , 10-2 , 10-3
1. Siapkan 9 tabung reaksi yang telah diberi label
2. Ambil 1 ml sampel pengenceran 10-1 masukkan kedalam tabung reaksi 1 yang berisi
media LB dan tabung durham, dan direplikasi 3 kali
3. Ambil 1 ml sampel pengenceran 10-2 masukkan kedalam tabung reaksi 4 yang berisi
media LB dan tabung durham, dan direplikasi 3 kali
4. Ambil 1 ml sampel pengenceran 10-3 masukkan kedalam tabung reaksi 7 yang berisi
media LB dan tabung durham, dan direplikasi 3 kali
5. Di inkubasi pada suhu 30o – 32o C selama 48 jam
h. Perhitungan MPN Uji Penduga (Presumptive test)
1. Amati adanya pertumbuhan mikroba dengan cara melihat terjadinya kekeruhan dan
gelembung gas.
2. Catat dan hitung hasilnya dengan menggunakan tabel MPN
i. Uji Penguat (Confirmed Test)
1. Hasil uji penduga yang terdapat gelembung gas dilanjutkan dengan uji penguat
2. Suspensi sebanyak 1 ml ditanamkan dengan metode pour plate pada media EMB ke
cawan petri secara aseptik dengan menggunakan mikropipet
3. Di inkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam
4. Amati perubahan warna yang terjadi

4. Hasil Pengamatan
a. Uji Penduga (Presumptive test)
No. Gambar Hasil Keterangan
1. Pengenceran sampel 10-1 Positif adanya bakteri koliform, karena
terjadi kekeruhan dan terdapat
gelembung di tabung durham pada
ketiga tabung
2. Pengenceran sampel 10-2 Hanya terjadi kekeruhan di bagian atas
dan tidak tebentuk gelembung

3. Pengenceran sampel 10-3 Positif adanya bakteri koliform, karena


terjadi kekeruhan dan terdapat
gelembung gas di tabung durham pada
ketiga tabung

b. Uji Penguat (Confirmed Test)


No. Gambar Hasil Keterangan
1. Uji penguat 10-1 Positif mengandung bakteri koliform
Escherichia coli , karena bakteri
Escherichia coli yang tumbuh
berwarna merah kehijauan dengan
kilat metalik.
2. Uji penguat 10-3 Positif mengandung bakteri koliform
lainnya, karena terdapat koloni kecil-
kecil dengan warna kehitaman yang
merupakan ciri koloni bakteri
koliform.

c. Hasil Pengamatan Uji Penduga dengan Tabel MPN


No. Sampel Jumlah Tabung Positif MPN/10 ml
10-1 10-2 10-3
1. Air es balok 3 3 3 240
2. Air minum kemasan 3 3 3 240
3. Air isi ulang 3 0 1 3,9
4. Air PDAM 3 3 3 240
5. Air kamar mandi sekolah 3 3 3 240
6. Jamu kunir asem 3 3 3 240
7. Air es kelapa muda 3 3 3 240
8. Air sayur asin 3 3 3 240

Perhitungan :
𝟏
MPN sampel = nilai MPN dari Tabel x
𝐩𝐞𝐧𝐠𝐞𝐧𝐜𝐞𝐫𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐛𝐮𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡

1. Air es balok 2. Air minum kemasan


1 1
MPN = 240 x MPN = 240 x
10−2 10−2
= 240 x 102 = 240 x 102
= 2,4 x 104 cfu/ml = 2,4 x 104 cfu/ml
3. Air isi ulang
1
MPN = 3,9 x 6. Jamu kunir asem
10−2
1
= 3,9 x 102 cfu/ml MPN = 240 x
10−2

4. Air PDAM = 240 x 102


1 = 2,4 x 104 cfu/ml
MPN = 240 x
10−2 7. Air es kelapa muda
2
= 240 x 10 1
MPN = 240 x
= 2,4 x 104 cfu/ml 10−2
= 240 x 102

5. Air kamar mandi sekolah = 2,4 x 104 cfu/ml


1 8. Air sayur asin
MPN = 240 x
10−2 1
MPN = 240 x
= 240 x 102 10−2

= 2,4 x 104 cfu/ml = 240 x 102


= 2,4 x 104 cfu/ml

5. Pembahasan
Pada praktikum ini melakukan analisis mikroorganisme air dengan metode MPN
(Most Probable Number). Pada metode MPN ini menggunakan sampel air kamar mandi
sekolah dan ditanam di media cair LB pada uji penduga dan media EMB pada uji penguat,
sedangkan lartan pengencernya menggunakan pepton water 1%. Sebelum penanaman
mikroorganisme pada media cair, dilakukan pengenceran sampel dengan pepton water
hingga 10-3 . Pada praktikum ini dilakukan uji penduga dan penguat, uji penduga merupakan
tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri koliform, sedangkan uji penguat
dilakukan untuk menegaskan bahwa gas yang terbentuk disebabkan oleh bakteri koliform
dan bukan dari bakteri lainnya.
Untuk membuat pengenceran sampel 10-1 yaitu memipet 1 ml sampel dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml pepton water 1%, hal yang dilakukan pada
pengenceran 10-2 dan 10-3. Uji penduga dilakukan dengan hasil pengenceran 10-1, 10-2, 10-3
dipipet masing-masing 1 ml lalu masukkan ke dalam tabung reaksi yang telah diberi label
yang berisi media cair LB dan tabung durham, dan di lakukan pada setiap pengenceran
masing-masing 3 tabung reaksi. Lalu diinkubasi pada suhu 30o – 32o C selama 48 jam.
Hasil yang positif ditandai dengan terjadinya kekeruhan dan gelembung gas, apabila terdapat
gelembung maka dilanjutkan dengan uji penguat.
Uji penguat dilakukan dengan cara penanaman dengan metode pour plate dalam media
EMB, dari hasil uji penduga yang terbentuk gelembung gas dipipet 1 ml dan dimasukkak ke
dalam cawan petri kemudian masukkan media EMB dan homogenkan. Lalu diinkubasi pada
suhu 37o C selama 24 jam. Hasil yang positif yaitu koloni bakteri Escherichia coli tumbuh
berwarna merah kehijauan dengan kilat metalik atau koloni berwarna merah muda dengan
lendir untuk kelompok coliform lainnya.
Pada praktikum ini dapat diamati bahwa uji penduga pada sampel air kamar mandi
sekolah yang dilakukan pengenceran 10-1 sampai 10-3 positif adanya bakteri koliform,
karena pada pengenceran 10-1 ketiga tabung terjadi kekeruhan dan terdapat gelembung di
dalam tabung durham, pada pengenceran 10-2 ketiga tabung terjadi kekeruhan di bagian atas
larutan tetapi tidak terbentuk gelembung gas, sedangkan pada pengenceran 10-3 terjadi
kekeruhan dan terbentuk gelembung gas pada ketiga tabung. Setelah dihitung menggunakan
tabel MPN dari seri 3 tabung dengan kombinasi 3 3 3 diperoleh hasil 2,4 x 104 cfu/ml.
Pada beberapa sampel yang telah dilakukan uji MPN positif adanya bakteri koliform,
yaitu pada sampel air es balok, air minum kemasan, air PDAM, jamu kunir asem, air es
kelapa, dan air sayur asin dari seri 3 tabung dengan kombinasi 3 3 3 diperoleh hasil 2,4 x 104
cfu/ml, air isi ulang dari seri 3 tabung dengan kombinasi 3 0 1 diperoleh hasil 3,9 x 102
cfu/ml.
Uji penguat pada hasil uji penduga pengenceran 10-1 positif mengandung bakteri
koliform Escherichia coli , yang ditunjukkan dengan terjadinya warna merah kehijauan
dengan kilat metalik pada permukaan media. Sedangkan pada hasil uji penduga pengenceran
10-3 positif mengandung bakteri koliform lainnya, karena terdapat koloni kecil-kecil dengan
warna kehitaman yang merupakan ciri koloni bakteri koliform.

6. Kesimpulan
Pada praktikum Perhitungan mikroorganisme dengan metode MPN (Most Probable
Number) dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada uji penduga pengenceran sampel 10-1, 10-2 dan 10-3 positif adanya bakteri
koliform karena terjadi kekeruhan dan terdapat gelembung gas.
2. Pada uji penguat dari hasil uji penduga pengenceran 10-1 positif mengandung
bakteri koliform Escherichia coli, sedangkan hasil uji penduga pengenceran 10-3
positif mengandung bakteri koliform lainnya.
3. Pada praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa sampel air kamar mandi sekolah, air
es balok, air minum kemasan, air PDAM, jamu kunir asem, dan air sayur asin, air
isi ulang kemasan, dan aie es kelapa muda terdapat bakteri koliform.

7. Daftar Pustaka
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
Harmita, dan Maksum Radji. 2006. Buku Ajar Analisis Hayati. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Waluyo, Lud. 2010. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.

Anda mungkin juga menyukai