Anda di halaman 1dari 4

Indikasi uji Homogenitas

Uji homogenitas berbeda dengan uji normalitas meskipun sama-sama digunakan sebagai syarat dalam
uji parametris. Letak perbedannya adalah, jika uji normalitas diperlukan pada semua uji parametris,
maka uji homogenitas tidak selalu digunakan. Uji homogenitas hanya digunakan pada uji parametris
yang menguji perbedaan antara kedua kelompok atau beberapa kelompok yang berbeda subjeknya atau
sumber datanya. Oleh karena itu, uji homogenitas diperlukan sebagai asumsi dari uji independen t test
dan uji Anova. Sedangkan pada uji regresi linear, homogenitas tidak diperlukan sebagai syarat sebab uji
regresi linear tidak menguji perbedaan beberapa kelompok.

Konsekuensi jika asumsi homogenitas tidak terpenuhi, maka yang harus dilakukan oleh peneliti juga
berbeda-beda tergantung pada analisis hipotesis yang utama. Misalkan pada uji Anova, jika asumsi
homogenitas tidak terpenuhi, maka peneliti dapat menggunakan koreksi oleh uji brown forsythe atau
welch’s F. Sedangkan jika asumsi homogenitas tidak terpenuhi apda uji independen t test, peneliti dapat
menggunakan uji independen t test unequal variance atau menggunakan uji indepeden welch’s test.

Contoh Uji Homogenitas

Uji homogenitas banyak juga teknik atau metode perhitungannya, yang populer adalah: Uji Levene test,
Fisher F dan Bartlett Test.

Uji homogenitas kalau diartikan secara mudahnya adalah uji yang menilai adakah perbedaan varians
antara kedua kelompok atau lebih. Untuk lebih jelasnya perihal uji homogenitas, silahkan baca artikel
kami tentang uji homogenitas.

Kesimpulan Kesamaan Uji Normalitas dan Homogenitas

Berdasarkan penjelasan singkat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesamaan antara uji normalitas
dan homogenitas: keduanya sama-sama sebagai asumsi atau syarat uji parametris.

Kesimpulan Perbedaan Uji Normalitas dan Homogenitas

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara uji normalitas dan
homogenitas: uji normalitas selalu diperlukan sebagai asumsi atau syarat setiap uji parametris.
Sedangkan uji homogenitas hanya diperlukan pada uji parametris yang menilai perbedaan dua atau lebih
kelompok.
Demikian penjelasan singkat kami perihal kesamaan dan perbedaan serta konsekuensi dari uji normalitas
dan homogenitas. Semoga dapat bermanfaat bagi para peneliti dan pembaca.

Homogenitas

Uji homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau
lebih. Uji homogenitas yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah Uji Homogenitas Variansi dan Uji
Bartlett. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat
homogen atau tidak.

What

Adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi
atau lebih.[1] Digunakan untuk menguji apakah sebaran data dari dua varian atau lebih berasal dari
populasi yang homogen atau tidak, yaitu dengan membandingkan dua atau lebih variansnya.[2]
Berdasarkan penjelasan keduanya, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan
untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki
variansi yang sama.

Why

Uji homogenitas perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat
homogen atau tidak dalam suatu populasi yang memiliki varians yang sama. Dengan demikian, data yang
homogen tersebut dapat digunakan untuk proses analisis data pada tahap selanjutnya.
Uji homogenitas variansi (variance) sangat diperlukan sebelum kita membandingkan dua kelompok atau
lebih, agar perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh adanya perbedaan data dasar
(ketidakhomogenan kelompok yang dibandingkan) namun berdasarkan penghitungan statistik yang ada.

Who

Uji hipotesis dilakukan oleh peneliti yang akan menguji suatu data dari sekumpulan data yang terdapat
pada populasi yang dipakai sebagai sumber penelitian.

When

Uji homogenitas dilakukan apabila kelompok data yang ada dalam bentuk distribusi normal. Adapun uji
homogenitas tidak perlu dilakukan apabila dua kelompok data atau lebih mempunyai varians yang sama
besar sehingga data yang digunakan tersebut dianggap homogen.[3]

How

Untuk melakukan uji homogenitas, perlu dipertimbangkan hal berikut bahwa “we will determine if the
observed proportions in each response category are nearly the same for all populations”.[4] Dalam artian
tersebut, data-data yang dibandingkan harus memiliki kesamaan dari keseluruhan data yang diambil dari
populasi tersebut.

Ada beberapa rumus yang digunakan untuk uji homogenitas variansi diantaranya: uji F, uji Harley, uji
Cohran,uji Levene, dan uji Bartlett. Namun, pada umumnya penghitungan yang dilakukan untuk uji
homogenitas banyak digunakan dengan uji bartlett dan uji fisher (uji –f), hal tersebut dapat dilihat pada
bagan di bawah ini:[5]
Menurut Sutrisna, uji F dari Havley biasanya digunakan untuk menguji homogenitas sebaran dua
kelompok data. Adapun uji Bartlett biasanya digunakan untuk menguji homogenitas lebih dari dua
kelompok data.[6]

Anda mungkin juga menyukai