Anda di halaman 1dari 115

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

M DENGAN
ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS PONDOK GEDE
BEKASI TAHUN 2016

LAPORAN TUGAS AKHIR

LIAN ARDELIA
NPM P37324113073

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN
TAHUN 2016
M

STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M DENGAN


ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS PONDOK GEDE
BEKASI TAHUN 2016

Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan
D III Kebidanan pada Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta III

LAPORAN TUGAS AKHIR

LIAN ARDELIA
NPM P37324113073

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN
TAHUN 2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : LIAN ARDELIA


Jenis Kelamin : PEREMPUAN
Tanggal Lahir : SERANG, 24 MARET 1996
Alamat : Perumahan Bukit Kramatwatu Indah Blok R No.10 Rt 01/
Rw 03
No tlp dan HP : 0878-8685-6037

Riwayat Pendidikan :
2002 – 2008 : SD N 02 KRAMATWATU
2008 - 2010 : SMP N 01 KRAMATWATU
2011 - 2013 : SMA N 02 KRAKATAU STEEL
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M DENGAN ANEMIA RINGAN DI
PUSKESMAS PONDOK GEDE BEKASI TAHUN 2016”.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III. Dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dra. Maryanah, Am.Keb, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta III
2. Ibu Ns. Karningsih, SKp, MKM selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kemenkes Jakarta III
3. Ibu Ns. Herlyssa, SKp, MKM selaku Ketua Program Studi D III
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III
4. Ibu Sri Sukamti, AmKeb, SKp, MKM selaku pembimbing I dan sebagai
pembimbing akademik, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta
motivasi kepada penulis, sehingga Proposal Laporan Tugas Akhir ini
dapat terselesaikan.
5. Ibu Taty Rosyanawati, APP selaku pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi kepada penulis, sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
6. Ibu Siti Masitoh,M.Kes dan Sri Mulyati,SPd,M.Kes selaku penguji yang
juga telah memberikan masukan, arahan serta motivasi kepada penulis
dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.
7. Kepala Puskesmas Pondok Gede beserta pegawai yang telah memberi
ijin dan membantu dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

vii
8. Kepala ruangan KIA Ibu Sulasmi yang telah memotivasi dan membantu
dalam penyelesaian laporan tugas akhir
9. Keluarga pasien Ibu Mulia atas ketersediannya menjadi pasien dan selalu
memberi dukungan dalam proses penyelesaian laporan tugas akhir.
10. Kedua orang tuaku tercinta, nenekku tersayang dan adik-adikku yang
telah memberikan dukungan serta kasih sayang yang tiada terkira dalam
setiap langkah kaki penulis
11. Teman-teman satu kamar 103, Ira, Nurwendah, Nailah, Muzayyanah,
Susan, Noviatus, Suci, Ayu, Riska serta ANABEL yang selalu
memberikan dukungan dan semangat
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun dan memotivasi penulis agar laporan selanjutnya lebih baik. Penulis
berharap laporan ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan pembaca
umumnya.

Jakarta, 17 Juni 2016

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................4
C. Tujuan ......................................................................................................5
1. Tujuan Umum ...................................................................................5
2. Tujuan Khusus ..................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................5

BAB II . TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan ................................................................................................6
B. Anemia Dalam Kehamilan ....................................................................14
C. Anemia Ringan ......................................................................................23

BAB III. METODE STUDI KASUS

A. Jenis Penelitian ......................................................................................27


B. Lokasi Dan Waktu .................................................................................27
C. Subyek Laporan Kasus ..........................................................................27

ix
D. Instrumen Pengumpulan Data ...............................................................27
E. Tehnik / Cara Pengumpulan Data..........................................................28
F. Bahan dan Alat ......................................................................................28
G. Perencanaan Studi Kasus .......................................................................29

BAB IV. TINJAUAN KASUS .............................................................................34

BAB V. PEMBAHASAN KASUS .......................................................................50

BAB VI.PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................54
H. Saran ......................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kunjungan antenatal ..............................................................................13


Tabel 2.2 Asupan zat besi ......................................................................................24
Tabel 3.1 Perencanaan asuhan studi kasus .............................................................29
Tabel 4.1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu ...............................35

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka teori .......................................................................................26

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perencanaan asuhan studi kasus


Lampiran 2 Persetujuan menjadi informan
Lampiran 3 SOAP
Lampiran 4 Leaflet tanda bahaya kehamilan
Lampiran 5 Leaflet anemia dalam kehamilan
Lampiran 6 Leaflet senam hamil
Lampiran 7 Leaflet program perencanaan dan pecegahan komplikasi
Lampiran 8 Leaflet gizi ibu nifas
Lampiran 9 Leaflet senam nifas
Lampiran 10 Leaflet ASI eksklusif
Lampiran 11 Lembar konsultasi
Lampiran 12 Dokumentasi

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah
merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu
mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh
jaringan tubuh (Proverawati, 2013). Anemia secara praktis didefinisikan
sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit dibawah batas
“normal”. Dalam praktik rutin, konsentrasi Hb < 11 g/dl pada akhir trimester
pertama, dan 10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga diusulkan menjadi batas
bawah untuk mencari penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai-nilai ini
kurang lebih sama dengan nilai Hb terendah pada ibu-ibu hamil yang
mendapat suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5
g/dl pada trimester kedua dan ketiga (Prawirohardjo, 2010).
Penyebab anemia yaitu karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan
darah, seperti zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi
adalah anemia karena kekurangan zat besi (Rukiyah,2010). Sekitar 75%
anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang
memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan darah
tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat
disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12. Penyebab
anemia lainnya yang jarang ditemui antara lain adalah hemoglobinopati,
proses inflamasi, toksisitas zat kimia, dan keganasan (Prawirohardjo, 2010).
Anemia pada kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi penting
untuk melakukan pemeriksaan pada kunjungan pertama kehamilan karena
jika pada saat kunjungan pertama hasil pemeriksaan tidak mengalami anemia
masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya
(Proverawati,2011). Pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan khususnya
anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan

1
2

program pencegahan anemia. ibu hamil cenderung tidak memperdulikan


penting tablet Fe yang diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatan karena
mereka menganggap tablet Fe hanya membuat merasa mual jika diminum dan
anggapan tersebut telah menjadi budaya di masyarakat. Faktor-faktor lain
yang berhubungan dengan tingginya kejadian anemia pada ibu hamil adalah
umur, jarak kelahiran, paritas, pendidikan , pengetahuan dan pendapatan
keluarga (BKKBN, 2009).
Secara global prevalensi anemia pada ibu hamil diseluruh dunia adalah
sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia
sebesar 48,2%, Afrika 57,1% , Amerika 24,1% dan Eropa 25,1% (WHO,
2008). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. ibu hamil
anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan
proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan
perdesaan (37,8%). Prevalensi kasus anemia pada ibu hamil di Provinsi Jawa
barat pada tahun 2011 sebesar 18,64 % dan pada tahun 2012 terjadi
peningkatan menjadi 24,63%.
Sementara itu prevalensi anemia defisiensi besi pada ibu hamil di
Indonesia masih sangat tinggi. Sekitar 35-75% ibu hamil menderita anemia
defisiensi besi serta semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia
kehamialan (Rukiyah,2010).Anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal
mulai dari kelahiran prematur sampai kematian ibu dan bayi. Menurut WHO
40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia pada
kehamilan dan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
(Rukiyah,2010).
Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia
yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000
jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara
Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170
per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup,
Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran
hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
3

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012


menyebutkan, angka kematian ibu (AKI) melonjak drastis 359 per 100.000
kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat ditekan dari 390 per 100.000
kelahiran hidup (1991) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI
2007). Selain AKI, angka kematian bayi (AKB) juga masih tinggi, 32 per
1.000 kelahiran hidup. Angka itu hanya turun sedikit dari AKB SDKI 2007
yang 34 per 1.000 kelahiran hidup.
Masalah kesehatan ibu dan anak masih menempatkan posisi penting
karena menyangkut kualitas sumber daya manusia yang paling hulu yaitu
periode kehamilan, persalinan, nifas dan tumbuh kembang anak (DepkesRI,
2010). Target pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) dalam
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Indonesia yaitu
Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
(KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun
2015 (DepkesRI, 2010). Penyebab langsung kematian ibu yang terbanyak
adalah perdarahan, hipertensi pada kehamilan, partus macet, infeksi dan
komplikasi aborsi.Persalinan di rumah dan ditolong oleh dukun, merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi masih tingginya AKI di Indonesia
(DepkesRI, 2010).
Pada masa kehamilan seorang wanita memerlukan tambahan zat besi
untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah
janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin
anemis (Manuaba,2010). Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012
sebesar 85%. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun
2011 yang sebesar 83,3%. Meskipun pemerintah sudah melakukan program
penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet
Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan
angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi (Kementerian
Kesehatan RI,2013).
4

Salah satu peranan bidan dalam program perencanaan persalinan dan


pencegahan komplikasi (P4K) dalam masa kehamilan yaitu melakukan
pemeriksaan laboratorium yang diperlukan seperti pemeriksaan
Hemoglobulin pada saat kunjungan pertama ibu di tenaga kesehatan dan
pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Selain itu program KIA adalah Antenatal
care (ANC). Terdapat 14 T dalam pemeriksaan ANC di Puskesmas, yang
salah satunya adalah pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama
kehamilan, yang merupakan upaya penting dalam pencegahan dan
penanggulangan anemia. Akan tetapi dalam kenyataannya, tidak semua ibu
hamil yang mendapatkan tablet Fe meminumnya secara rutin, hal ini bisa
disebabkan oleh faktor ketidaktahuan tentang pentingnya tablet Fe selama
kehamilan. (Depkes RI,2007).
Dari data yang didapatkan di Pukesmas Pondok Gede tahun 2015
sebanyak 173 orang ibu hamil yang terkena anemia. Dapat disimpulkan
bahwa anemia dalam kehamilan masih menjadi masalah kesehatan yang harus
ditanggulangi, karena merupakan faktor resiko penting terjadinya kondisi ibu
hamil dan neonatus yang buruk. Berdasarkan latar belakang diatas penulis
tertarik untuk mengetahui “Bagaimana penatalaksanakan asuhan kebidanan
pada Ny. M G2P1A0 hamil 28 minggu dengan anemia ringan di Puskesmas
Pondok Gede Bekasi”.
B. Rumusan Masalah
Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan komplikasi pada saat
hamil, bersalin dan nifas. Sementara itu angka anemia pada ibu hamil di
Provinsi Jawa Barat masih tinggi. Dampak anemia dalam kehamilan dapat
berakibat fatal mulai dari kelahiran prematur sampai kematian ibu dan bayi.
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik
rumusan masalah dalam kasus ini adalah “Bagaimana penatalaksanakan
asuhan kebidanan pada Ny. M dengan anemia ringan di Puskesmas Pondok
Gede Bekasi”.
5

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan pada Ny.
M dengan anemia ringan di Puskesmas Pondok Gede Bekasi.
2. Tujuan Khusus
a. Ibu mampu menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta bahaya
anemia ringan.
b. Ibu mampu menjelaskan penatalaksanaan dalam anemia ringan.
c. Untuk mengetahui evaluasi dari tindakan yang diberikan pada Ny.M.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Dapat menerapkan secara langsung teori-teori yang telah didapat
selama masa perkuliahan dilahan praktik. Serta dapat memilki pengalaman
mengenai pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia
ringan.
2. Bagi lahan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan
mutu pelayanan khususnya meningkatkan mutu pelayanan dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan.
3. Bagi institusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran dan menambah
pengetahuan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
anemia ringan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan
1. Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional dalam buku
Prawirohardjo (2012),kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang berkesinambung dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta,
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu
berlangsungdalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27). Dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-
40 minggu) (Prawirohardjo, 2012).
2. Program Antenatal Care
Asuhan antenatal adalah suatu upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
(Prawirohardjo, 2012).
a. Tujuan Antenatal Care
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.

6
7

2) Meningkatkan dan mempertahnkan kesehatan fisik,mental, dan


social ibu dan bayi
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkinterjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibudan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Prawirohardjo,
2009).
b. Menurut Prawirohardjo (2009) kunjungan antenatal sebaiknya paling
sedikit 4 kali setelah kehamilan :
1) Satu kali pada triwulan pertama
2) Satu kali pada triwulan kedua
3) Dua kali pada triwulan ketiga
c. Standar Antenatal Care
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan
harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri
dari:
1) Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9
kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap
bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
2) Ukur lingkar lengan atas (LiLA).
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama
untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK).
Kurang energy kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun)
8

dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan
dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
3) Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan
darah e” 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau
proteinuria)
4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai
atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai
dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan
janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah
kehamilan 24 minggu.
5) Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari
120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan
adanya gawat janin.
6) Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester
II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk
ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada
masalah lain.
7) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil
harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil
diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada
ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini.
9

8) Beri tablet tambah darah (tablet besi)


Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
diberikan sejak kontak pertama.
9) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya
untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga
untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-
waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil
dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali
pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak
selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat
mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan.
c) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil
dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya
proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu
indikator terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus
harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya
minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester
kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir
trimester ketiga).
10

e) Pemeriksaan darah Malaria


Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak
pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi.
f) Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko
tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis
sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko
tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV.
Ibu hamil setelah menjalani konseling kemudian diberi
kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk
menjalani tes HIV.
h) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang
dicurigai menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar
infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin.
Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan.
10) Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada
ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan
tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk
sesuai dengan sistem rujukan.
11) KIE Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi:
11

a) Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan
menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama
kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja
berat.
b) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan
badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum
makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun,
menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta
melakukan olahraga ringan.
c) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari
keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga
atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan
bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini
penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
d) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda
bahaya baik selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya
perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan
berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda
bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan
ke tenaga kesehtan kesehatan.
e) Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan
makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena
hal
12

ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat


kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet
tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada
kehamilannya.
f) Gejala penyakit menular dan tidak menular.
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala
penyakit menular (misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis) dan
penyakit tidak menular (misalnya hipertensi) karena dapat
mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
g) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di
daerah tertentu (risiko tinggi).
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar
dari pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan
penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya,
dan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk
menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil tersebut HIV
positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu
ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV
negative maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif
selama kehamilannya, menyusui dan seterusnya.
h) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI
kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI
mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk
kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi
berusia 6 bulan.
i) KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut
KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar
ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan
keluarga.
13

j) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus
neonatorum.
k) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain
booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan
dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulus
auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster)
secara bersamaan pada periode kehamilan (Depkes, 2010).
d. Asuhan kehamilan (Refocusing ANC)
Pada setiap kali kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi
yang sangat penting.Table dibawah ini merupakan garis-garis
besarnya.
Table 2.1
Kunjungan Waktu Informasi Penting

Trimester Sebelum Membangun hubungan saling percaya antara


pertama minggu petuga kesehatan dan ibu hamil.
ke 14
Mendeteksi masalah dan menanganinya.

Melakukan tindakan pencegahan seperti


tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktis tradisional yang
merugikan.

Memulai persiapan kelahiran bayi dan


kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan
dan kebersihan, istirahat, dan sebagainya)

Trimester Sebelum Sama seperti diatas, ditambahkan


kedua minggu kewaspadaan khusus mengenai peeklasmsia
14

ke 28 (Tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsia,


pantau tekanan darah, evaluasi edema,
periksa untuk mengetahui proteinurea).

Trimester Antara Sama seperti diatas, ditambah palpasi


ketiga minggu abdominal untuk mengetahui apakah ada
28-36 kehamilan ganda.

Trimester Setelah Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak


ketiga minggu bayi yang tidak normal, atau kondisi lain
ke 36 yang memerlukan kelahiran dirumah sakit.

Sumber : Saifuddin, 2010

B. Anemia dalam kehamilan


1. Definisi
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel
darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu
mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke
seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013). Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II (
Depkes RI, 2009 ). Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau
penurunan konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi darah. Kadar
hemoglobin kurang dari 12 gram/dl untuk wanita tidak hamil dan kurang
dari 11 gram/dl untuk wanita hamil (Varney, 2006).
Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh
kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses
metabolisme. Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah.
Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk
15

membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga


untuk memproduksi energy agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal
sehari – hari ( Sin sin, 2010 ).
2. Etiologi
Penyebab anemia umumnya adalah :
a. Kurang gizi (malnutrisi)
b. Kurang zat besi dalam diet
c. Malabsorbsi
d. Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang lalu, haid, dan lain-
lain.
e. Penyakit-penyakit kronik : TBC, paru, cacing usus, malaria, dan lain-
lain (Mochtar, 2012).
3. Patofisiologi
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada tubuh ibu,
perubahan-perubahan itu untuk menyesuaikan tubuh ibu pada keadaan
kehamilannya. Pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang
mempengaruhi penggunaan zat-zat makanan oleh tubuh berkurang
sehingga kebutuhan tubuh akan sumber zat gizi juga akan berkurang pada
beberapa bulan pertama kehamilan.. Pola makan dan gaya hidup sehat
dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu
Pada masa kehamilan trisemester pertama (Manuaba, 2007).
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh
karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada
trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan ke-9 dan
meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang atern serta kembali
normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume
plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi
aldesteron (Rukiah, 2010).
16

4. Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil


a. Umur Ibu
Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita
anemia dan ibu hamil yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5%
menderita anemia. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau
lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena
akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun
janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu
mengalami anemia.
b. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang
ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering
melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan
berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena
selama hamil zat-zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang
dikandungnya. Menurut Arisman (2007) bahwa jumlah paritas lebih
dari 3 merupakan factor terjadinya anemia yang berhubungan dengan
jarak kehamilan yang terlalu dekat yaitu < 2 tahun yang disebabkan
karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh
ibu.
c. Kurang Energi Kronis (KEK)
41% (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi.
Timbulnya masalah gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak
terlepas dari keadaan sosial, ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil
dan keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan,
konsumsi pangan, umur, paritas, dan sebagainya.
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara
untuk mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita
UsiaSubur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan tatus gizi dalam jangka pendek. Pengukuran
lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuan penapisan
17

status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu
hamil yang mempunyai ukuran LILA<23.5 cm. Deteksi KEK dengan
ukuran LILA yang rendah mencerminkan kekurangan energi dan
protein dalam intake makanan sehari hari yang biasanya diiringi juga
dengan kekurangan zat gizi lain, diantaranya besi. Dapat diasumsikan
bahwa ibu hamil yang menderita KEK berpeluang untuk menderita
anemia (Darlina, 2003).
d. Infeksi dan Penyakit
Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya
tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian,
orang dengan kadar Hb <10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk
melawan bakteri) yang rendah pula. Seseorang dapat terkena anemia
karena meningkatnya kebutuhan tubuh akibat kondidi fisiologis
(hamil, kehilangan darah karena kecelakaan, pascabedah atau
menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing
tambang, malaria, TBC) (Anonim, 2004). Ibu yang sedang hamil
sangat peka terhadap infeksi dan penyakit menular. Beberapa di
antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat
menimbulkan dampak berbahaya bagi janin. Diantaranya, dapat
mengakibatkan abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati
dalam kandungan, serta cacat bawaan. Penyakit infeksi yang di derita
ibu hamil biasanya tidak diketahui saat kehamilan. Hal itu baru
diketahui setelah bayi lahir dengan kecacatan. Pada kondisi terinfeksi
penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak cairan tubuh serta zat
gizi lainnya (Bahar, 2006).
Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas
janin dan bayi yang akan dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa
penyakit menular dapat mempengaruhi kesehatan janin apabila
plasenta rusak oleh bakteri atau virus penyebab penyakit. Sekalipun
janin tidak langsung menderita penyakit, namun Demam yang
menyertai penyakit infeksi sudah cukup untuk menyebabkan
keguguran. Penyakit menular yang disebabkan virus dapat
18

menimbulkan cacat pada janin sedangkan penyakit tidak menular


dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan meningkatkan
kematian janin 30% (Bahar, 2006).
e. Jarak kehamilan
Menurut Ammirudin (2007) proporsi kematian terbanyak terjadi
pada ibu dengan prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak
kehamilan ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi
kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat
menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan
kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu
hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam
kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya
berkurang untuk keperluan janin yang dikandungnya.
f. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan
anemia yang di derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi
banyak di jumpai di daerah pedesaan dengan malnutrisi atau
kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang
berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat social
ekonomi rendah (Manuaba, 2010). Menurut penelitian Amirrudin dkk
(2007), faktor yang mempengaruhi status anemia adalah tingkat
pendidikan rendah.
5. Macam-macam anemia dalam kehamilan
Secara umum anemia dalam kehamilan diklasifikasikan menjadi:
a. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Anemia defisiensi besi merupakan
tahap defisiensi besi yang paling parah yang ditandai oleh penurunan
cadangan besi, konsentarsi besi serum, dan saturasi transferin yang
rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang
menurun. Pada kehamilan, kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan
besi maternal ke janin untuk eritropoiesis, kehilangan darah ada saat
19

persalinan, dan laktasi yang jumlah keseluruhannya dapat mencapai 900


mg atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena itu sebagian besar
perempuan mengawali kehamilan dengan cadangan besi yang rendah,
maka kebutuhan tambahan ini berakibat pada anemia defisiensi besi.
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
suplementasi besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk
memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan
fisiologik selama kehamilan. Namun, banyak literatur menganjurkan
dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada
kehamilan. (Prawirohardjo, 2012).
Pengobatan pada anemia defisiensi besi dapat diberikan per oral
atau parenteral.
1) Per oral : sulfas ferosus atau glukonas ferosus dengan dosis 3 – 5 x
0,20 mg.
2) Parenteral : diberikan bila ibu hamil tidak tahan pemberian per oral
atau absorbsi di saluran pencernaan kurang baik, kemasan
diberikan secara intramuskuler atau intravena. Kemasan ini antara
lain: imferon dam ferrigen. Hasilnya lebih cepat dibandingkan per
oral(Mochtar, 2012).
b. Anemia Megaloblastik
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh
karena kekurangan asam folat, jarang sekali karena kekurangan vitamin
B12. Pengobatannya anemia megaloblastik yaitu:
1) Asam folat 15 – 30 mg per hari
2) Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
3) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
4) Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan transfusi darah (Mochtar, 2012).
20

c. Anemia Hipoplastik dan Aplastik


Anemia hipoplastik dalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi
sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostic
diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi
lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosit
(Mochtar, 2012).
d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan penghancuran
atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.
Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil; apabila ia hamil,
maka anemianya biasanya menjadi lebih berat. Gejala utama adalah
anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan,
kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-
organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik dan
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya yang
diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun ada
beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka
transfuse darah yang berulang dapat membantu penderita ini (Mochtar,
2012).
6. Tanda dan Gejala Anemia
a. Letih, sering mengantuk, malaise
b. Pusing, lemah
c. Luka pada lidah
d. Kulit pucat
e. Membrane mukosa pucat (missal, konjungtiva)
f. Bantalan kuku pucat
g. Tidak ada nafsu makan, mual dan muntah (Varney, 2006)
7. Klasifikasi Anemia
Pembagian anemia pada ibu hamil yaitu:
a. Tidak anemia Hb 11 gr%
b. Ringan Hb 9-10 gr%
21

c. Sedang Hb 7-8 gr%


d. Berat Hb < 7 gr%(Manuaba, 2010)
8. Bahaya anemia pada kehamilan dan janin
a. Bahaya anemia terhadap kehamilan, persalinan dan nifas:
Bahaya selama kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan
prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah
terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6gr%), mola
hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban
pecah dini (KPD).
Bahaya saat persalinaan yaitu gangguan his (kekuatan mengejan),
kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala
dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio
plasenta, dan perdarahan post partum karena atonia uteri, kala empat
dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.
Pada kala nifas yaitu terjadi subinvolusi uteri menimbulkan
perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran
ASI berkurang, terjadi dekompesasi kordis mendadak setelah
persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae.
b. Bahaya anemia terhadap janin
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan
dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan
metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi
gangguan yaitu abortus, kematian intra uterine, persalinan prematuritas
tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi
cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian
perinatal, dan inteligensia rendah (Manuaba, 2010).
22

9. Pencegahan anemia
Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :
a. Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran
warna hijau, kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati.
b. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk,
tomat, mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat
besi.
Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu, wanita
hamil dan anemia berat misalnya. Manfaat zat besi selama kehamilan
bukan untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin ibu, atau
untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu. Ibu yang mengalami
kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak mendapatkan
suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk mengisi kembali simpanan
zat besi dari sumber-sumber makanan sehingga suplemen zat besi
direkomendasikan sebagai dasar yang rutin (Depkes, 2008).
Penderita anemia ringan sebaliknya tidak menggunakan suplemen
zat besi. Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan.
Misalnya dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi
seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, oncom,
kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua
(kangkung, bayam) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain
itu tambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti
vitamin C, air jeruk, daging ayam dan ikan. Sebaliknya substansi
penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut dihindari
(Anonim, 2004).
10. Peran bidan pada ibu hamil dengan anemia
Di dalam pedoman pelayanan antenatal terpadu menurut kemenkes
tahun 2010 yaitu tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai standar terdiri dari 10 T . Standar pelayanan antenatal
care yang kedua yaitu pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) yang
bertujuan untuk skrining ibu hamil yang beresiko kurang energi kronis
(KEK). Dimana ibu hamil yang menderita KEK berpeluang untuk
23

menderita anemia. Maka dari itu bidan diharapkan melakukan pengukuran


lingkar lengan atas. yaitu pada saat pelayanan antenatal care.
Pemberian tablet Fe pada ibu hamil, setiap ibu hamil harus mendapat
tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak
pertama kunjungan kehamilan. Selain itu juga adanya pemeriksaan
laboratorium yaitu pemeriksaan kadar hemoglobulin. Pemeriksaan
laboratorium dilakukan satu kali pada trimester pertama dan satu kali pada
trimester ke tiga tetapi jika ibu hamil memiliki kadar hemoglobulin < 11
gr% maka akan dilakukan pemeriksaan hemoglobulin rutin untuk
memantau kadar hemoglobulin ibu.
Melakukan komunikasi informasi dan edukasi kepada ibu hamil juga
sangat penting. Memberitahu cara mengkonsumsi tablet Fe dengan benar,
memberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi yang baik untuk ibu
hamil, memberitahu ibu mengenai P4K yaitu persiapan tempat persalinan,
penolong persalinan, biaya persalinan, pendamping persalinan, kendaraan
dan calon pendonor darah untuk persiapan jika terjadi kegawatdaruratan.

C. Anemia ringan
1. Pengertian
Menurut Manuaba (2010), anemia ringan adalah dimana kadar
hemoglobin antara 9 - 10 gr%. Sedangkan menurut DepKes (2009),
anemia ringan dimana kadar Hb antara 9 -10,9 gr%.
2. Gejala Anemia Ringan
Menurut Manuaba (2010), pada anemia akan didapatkan keluhan
sebagai berikut:
a. Cepat lelah
b. Sering pusing
c. Mata berkunang-kunang
d. Badan lemas.
24

3. Komplikasi Anemia Ringan


Komplikasi anemia ringan pada ibu hamil dapat terjadi, hal ini
dikarenakan ibu sudah menderita anemia sejak masa sebelum hamil. Pada
kasus anemia ringan pada ibu hamil bila tidak segera diatasi, dapat
menyebabkan rahim tidak mampu berkontraksi (atonia) atau kontraksi
sangat lemah (hipotonia) (Dimas, 2012).
4. Patofisiologi Anemia Ringan
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena
perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan
pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45 – 65% pada awal
kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan menurun sedikit menjelang
aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus (Rukiyah, 2010).
5. Penatalaksanaan Anemia Ringan
Menurut Manuaba (2010), penatalaksanaan anemia ringan antara lain :
a. Meningkatkan gizi penderita
Faktor utama penyebab anemia adalah faktor resiko gizi,
terutama protein dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat besi
sangat diperlukan oleh ibu hamil yang mengalami anemia ringan.
Tabel 2.2
No Bahan makanan Zat besi (mg/100 gr%)
1 Hati 6,6
2 Daging 2,8
3 Telur 3,0
4 Kedelai 1,0
5 Tempe 12,4
6 Tahu 3,4
7 Bayam 0
8 Kangkung 4,4
9 Pepaya 1,7
10 Jeruk 0,4
Sumber : Proverawati,2011
25

b. Memberi suplemen zat besi


1) Peroral
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi
sebanyak 600-1000 mg seperti sulfas ferrosus atau glukonas
ferrosus. Hemoglobin dapat dinaikkan sampai 0,1 gr/100 ml
atau lebih.
2) Parental
Diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi
peroral, ada gangguan absorbsi, penyakit saluran
pencernaan. Besi parental diberikan dalam bentuk ferri
secara intramuscular/intravena. Diberikan ferum dekstran
100 dosis total 1000 - 2000 mg intravena.
26

KERANGKA TEORI

Asuhan Kebidanan

Bahaya anemia
terhadap
Faktor-faktor kehamilan
yang
berhubungan
dengan anemia
Bahaya anemia
terhadap
persalinan Ibu dan bayi
Anemia dalam dalam
kehamilan keadaan
Bahaya anemia baik dan
terhadap masa sehat
nifas

Bahaya anemia
terhadap janin
Penyebab anemia

Bagan 2.1 Sumber : Mochtar (2012), Manuaba (2010)


BAB III
METODE STUDI KASUS

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam studi kasus ini adalah
penelitian deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk membuat deskripsi mengenai fakta yang ditemukan.
Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggambarkan tentang proses
kehamilan pada ibu “M” dengan anemia ringan. Berdasarkan waktu dari
penelitian, penelitian studi kasus ini menggunakan jenis penelitian
longitudinal, yaitu penelitian yang dilakukan secara berkesinambungan.
B. Lokasi dan Waktu
Asuhan kebidanan pada Ny. M dilakukan di ruang KIA Puskesmas
Pondok Gede serta melakukan kunjungan rumah dengan menerapkan asuhan
kebidanan yang di mulai tanggal 28 Desember 2015 sampai dengan 6 minggu
post partum.
C. Subyek Laporan Kasus
Subjek dalam studi kasus ini adalah Ny M umur 23 tahun HPHT 15-
Juni-2016 yang beralamat di Gondang dia baru RT 07/ RW 09 Jati waringin
Bekasi sedang hamil anak kedua dan tidak pernah mengalami keguguran.
Dimulai dari usia kehamilan 28 minggu sampai nifas 6 minggu dengan
anemia ringan dalam kehamilan.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara dan
studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.

27
28

E. Teknik/Cara Pengumpulan Data


Teknik
1. Observasi : Metode pengumpulan data melalui suatu pengamatan dengan
menggunakan panca indra maupun alat sesuai format asuhan kebidanan.
2. Wawancara : Proses tanya jawab dengan klien untuk mendapatkan
informasi yang lengkap dan akurat
3. Pemeriksaan fisik : Pengumpulan data dengan cara melakukan
pemeriksaan kondisi fisik dari klien.
4. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan medis yang dilakuan atas indikasi
tertentu guna memperoleh ketarangan yang lebih lengkap.
Cara pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dari membuat surat ijin studi kasus laporan
tugas akhir di Puskesmas Pondok Gede dari institusi. Kemudian surat ijin
studi kasus laporan tugas akhir diberikan kepada kepala Puskesmas Pondok
Gede. Setelah surat ijin diterima penulis mencari pasien untuk dijadikan
pasien studi kasus laporan tugas akhir di ruangan kesehatan ibu dan anak
(KIA). Melakukan informed consent terlebih dahulu kepada pasien untuk
dijadikan pasien studi kasus laporan tugas akhir dari mulai umur kehamilan
28 minggu sampai dengan nifas 6 minggu. Kemudian penulis melakukan
teknik observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
kepada pasien studi kasus laporan tugas akhir.

F. Bahan dan Alat


Untuk mengumpulkan data bahan yang digunakan adalah kuesioner
dalam bentuk pertanyaan langsung ke narasumber. Selain itu juga alat yang
digunakan untuk promosi kesehatan yaitu leafleat dan untuk pemeriksaan
kehamilan dengan set ANC yaitu Tensimeter, Stetoskop dewasa, Pita ukur
atau metlin, Doppler.
29

G. Perencanaan Asuhan Studi Kasus


Tabel 3.1
NO Hari dan Tanggal Perencanaan

1. Senin, Kunjungan ANC pertama

28-12- 2015 a. Melakukan informed consent untuk menjadi


pasien studi kasus laporan tugas akhir.
G2P1A0 hamil 28
minggu b. Memastikan ibu mengerti dengan penjelasan
mengenai pasien laporan tugas akhir.
Masalah :
c. Melakukan pendekatan dengan pasien dan
kurangnya nutrisi
membina hubungan baik dengan pasien.
pada ibu hamil
d. Melakukan pengkajian data pasien.
Kebutuhan :
pendidikan e. Memeriksa tanda dan gejala anemia pada ibu
kesehatan hamil yaitu letih, sering mengantuk, malaise,
mengenai gizi Pusing, lemah, luka pada lidah, kulit pucat,
pada ibu hamil. ,membrane mukosa pucat (missal,
konjungtiva) dan bantalan kuku pucat, tidak
ada nafsu makan, mual dan muntah.
f. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

g. Melakukan pemeriksaan fisik.

h. Melakukan pemeriksaan penunjang seperti


kadar hemoglobin.

i. Memberitahu hasil pemeriksaan.

j. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai


tanda bahaya dalam kehamilan sesuai umur
kehamilan.

k. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai


anemia dalam kehamilan dengan
30

menggunakan leaflet.

l. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai


kebutuhan gizi pada ibu hamil terutama gizi
ibu hamil dengan anemia.

m. Memberikan konseling mengenai cara


meminum tablet Fe yang benar.

n. Memberikan konseling kepada ibu teratur


dalam meminum obat yang diberikan.

o. Menganjurkan ibu untuk datang kembali satu


bulan lagi ditemani dengan suami untuk
pemeriksaan ANC ulang.

2. Selasa, Kunjungan ANC ke dua

26-01-2016 a. Melakukan pengkajian data pasien.

G2P1A0 hamil 32 b. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.


minggu c. Melakukan pemeriksaan fisik.

. d. Memantau kadar Hb ibu.


e. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu
dan suami mengenai ketidaknyamanan pada
ibu hamil serta cara mengatasinya.
f. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan
personal hygine.
g. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu
dan suami mengenai P4K yaitu persiapan
tempat persalinan, penolong persalinan, biaya
persalinan, pendamping persalinan, kendaraan
dan calon pendonor darah.
h. Menganjurkan ibu untuk datang kembali 2
minggu lagi ditemani dengan suami untuk
31

kunjungan ANC ulang.


3. Senin, Kunjungan ANC ketiga

11-02-2016 a. Melakukan pengkajian data pasien.

G2P1A0 hamil 34 b. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.


minggu c. Melakukan pemeriksaan fisik.

d. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu


dan suami tentang inisiasi menyusui dini
(IMD).

e. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu


dan suami mengenai ASI eksklusif.

f. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu


dan suami mengenai KB paska persalinan.

g. Menganjurkan ibu untuk datang kembali 2


minggu lagi ditemani dengan suami untuk
kunjungan ANC ulang.

4. Kamis, Kunjungan ANC keempat

25-02-2015 a. Melakukan pengkajian data pasien.

G2P1A0 hamil 36 b. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.


minggu c. Melakukan pemeriksaan fisik.

d. Memantau kadar Hb ibu.

h. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu


dan suami tentang persiapan persalinan.

i. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu


dan suami mengenai suami SIAGA (siap antar
jaga).
e. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu
32

dan suami mengenai senam hamil untuk


menjaga proses persalinan.

f. Menganjurkan ibu untuk datang kembali satu


minggu lagi ditemani dengan suami untuk
kunjungan ANC ulang.

5. Kamis , Kunjungan ANC kelima

3 -03 -2016 a. Melakukan pengkajian data pasien.

G2P1A0 hamil 37 b. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.


minggu c. Melakukan pemeriksaan fisik.

d. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu


dan suami tentang tanda-tanda persalinan.

e. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu


dan suami tentang perawatan bayi baru lahir.

f. Menganjurkan ibu dan suami untuk


melakukan USG pada kehamilan trimester III.

g. Menganjurkan ibu dan suami untuk datang


kembali 1 minggu lagi unutk kunjungan ANC
ulang.

6. Rabu, Kunjungan ANC keenam

09-03- 2016 a. Melakukan pengkajian data pasien.

G2P1A0 hamil 38 b. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.


minggu c. Melakukan pemeriksaan fisik.

d. Menganjurkan ibu berkomunikasi dengan


bayinya dengan mendengarkan music untuk
menstimulasi janin serta membuat ibu lebih
tenang dalam menjalani kehamilan dan
33

menghadapi persalinan.

e. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu


dan suami tentang tanda bahaya pada bayi
baru lahir.

f. Menganjurkan ibu untuk kunjungan 1 minggu


lagi ditemani suami untuk kunjungan ANC
ulang.

7. Selasa, Kunjungan ANC ketujuh

15-03-2016 a. Melakukan pengkajian data pasien.

G2P1A0 hamil 39 b. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.


minggu c. Melakukan pemeriksaan fisik.

d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu


dan suami mengenai aroma terapi yang baik
untuk ibu hamil agar ibu hamil lebih tenang
dalam menjalani kehamilan dan mengahadapi
persalinan.

e. Menganjurkan ibu untuk kunjungan 1 minggu


ditemani suami untuk kunjungan ANC ulang.
BAB IV
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


Kunjungan pertama
Tanggal : 28 Desember 2015
Jam : 10.30 WIB
Identitas Klien Suami
Nama : Ny. M Tn. A
Umur : 23 tahun 28 tahun
Agama : Islam Islam
Suku : Betawi Betawi
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta
Alamat : Gondang dia baru RT 07/ RW 09
No.Telp : 08888132069
Data Subjektif
Ibu mengatakan datang untuk memeriksakan kehamilannya, tidak ada keluhan
dalam kehamilannya, pergerakan janin aktif 10 kali dalam 12 jam. tidak ada sakit
kepala berlebihan, tidak ada demam tinggi, tidak ada bengkak pada mata, tangan
dan kaki, penglihatan tidak kabur, tidak ada pengeluaran cairan (air ketuban),
tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada nyeri
abdomen hebat.

Riwayat Haid
Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 15 Juni 2015,
lamanya haid 7 hari, banyaknya 2-3 kali ganti pembalut/hari, siklus 28
hari,teratur,konsistensi cair dan terdapat stosel. Tafsiran Persalinan 22 maret 2016

Riwayat Perkawinan

34
35

Ibu mengatakan ini merupakan perkawinan pertama dan sudah berjalan 3 tahun
dan sah menurut agama dan hukum.

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang kedua dan tidak pernah
mengalami keguguran.
Tabel 4.1
No Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit Anak Riwayat
Persalina Persalinan Kehamilan Pertolongan Menyusui
n JK BB
1. 2013 BPM aterm Spontan Bidan - L 3,4 6 Bulan
Kg
2. Hamil
Ini

Riwayat keluarga berencana


Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan. Ibu
menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan dan tidak ada keluhan selama
menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.

Riwayat penyakit yang dan sedang diderita


Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit seperti penyakit jantung, diabetes
mellitus, ginjal, kelainan darah, TBC ataupun riwayat operasi.

Riwayat dan kebiasaan sehari-hari: makan,personal hygiene,dan eliminasi


Ibu mengatakan nafsu makan bertambah selama di awal kehamilan, sekarang
nafsu makannya sama seperti sebelum hamil makan 2 kali sehari yaitu pagi hari
dan sore hari dengan nasi, lauk pauk seperti sayur bayam, sayur kangkung, tempe
dan teri . terkadang pada malam hari ibu makan roti. Porsi makan ibu 1 piring
nasi ukuran sedang, setengah mangkuk sayur, dan lauk pauk seadanya. Ibu
mengatakan suka lupa untuk meminum obat yang telah diberikan terutama tablet
Fe, meminum tablet Fe dengan air putih di pagi hari. Tidak pernah meminum
36

tablet Fe dengan teh dan kopi. Terkadang meminum tablet Fe bersamaan dengan
tablet kalk. Minum air putih sebanyak ± 2 liter (8-10 gelas) per hari.
Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari. BAK > 6 kali sehari Ibu mengatakan pola
istirahat teratur, tidak ada gangguan pada saat tidur, sebanyak 2 kali sehari, tidur
siang ± 1 jam/hari, tidur malam ± 6-7 jam/hari. Ibu mandi dan gosok gigi 2
kali/hari yaitu pada pagi dan sore hari, pekerjaan sehari – hari adalah
membersihkan rumah seperti menyuci baju, menyapu, mengepel lantai, dan
mencuci piring. ibu mengatakan tidak merokok, tidak minum jamu- jamuan, tidak
minum alkohol, ataupun mengkonsumsi obat-obatan kecuali yang diberikan oleh
bidan dan Dokter.

Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang diinginkan dan direncanakan. Ibu
mengatakan tidak mempunyai kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan.

Riwayat kehamilan ini trimester I,II dan III


Ibu pertama kali memeriksa kehamilannya pada trimester I usia kehamilan 18
minggu pada tanggal 22 Oktober 2015. Selama kehamilan ibu telah memeriksakan
kehamilannya sebanyak 3 kali di puskesmas Pondok Gede, yaitu 3 kali pada
trimester kedua. Ibu mengatakan baru suntik TT2pada tanggal 28-12-2015 saat
usia kehamilan 28 minggu. ibu melakukantestpack dan hasilnya positif.
Pergerakan janin dirasakan pada usia 16 minggu kira-kira bulan Oktober 2015.
Pergerakan janin dirasakan ±10 kali dalam 12 jam terakhir.
Ibu mengatakan rencana persalinan di Puskesmas Pondok Gede,bersedia ditolong
oleh bidan,biaya persalinan sudah mulai dipersiapkan, waktu tempuh ke
Puskesmas Pondok Gede kurang lebih 15 menit dengan menggunakan sepeda
motor.
37

Riwayat imunisasi tetanus toxoid


Ibu mengatakan pada kehamilan yang pertama ibu tidak pernah melakukan
imunisasi tetanus toxoid.

Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum: Baik, Kesadaran : Compos Mentis, Keadaan Emosional:
Stabil , Tekanan Darah : 100/60 mmHg, Nadi : 80 kali/menit, RR : 20 kali/menit,
Suhu : 36,6°C, Tinggi Badan : 161 cm, Berat badan sebelum hamil : 48 kg, BB
saat ini : 56 kg, Lila : 23 cm
Pemeriksaan Fisik
Rambut Bersih, tidak rontok, tidak berketombe, tidak bercabang,warna
kehitaman. Mata tidak tampak adanya cloasma gravidarum, tidak oedem dan
sedikit pucat.Mata Simetris, kelopak mata tidak oedem,konjungtiva sedikit pucat
dan sklera tidak kuning. Hidung bersih, tidak ada secret. Lidah tampak bersih, gigi
tidak ada caries, tidak ada lubang,bibir tidak pecah-pecah, tidak sariawan, tidak
ada sianosis. Telinga simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen. Leher tidak
terdapat benjolan dan pembesaran kelenjar getah bening.tidak terdapat
pembengkakkan kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan vena jugularis.
Payudara simetris,puting susu menonjol,aerola bersih dan terdapat
pigmentasi,tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan, belum ada pengeluaran
colostrum. Posisi tulang belakang lordosis fisiologis dan tidak terdapat nyeri pada
punggung. Ekstremitas atas bawah tidak terdapat oedem,tidak terdapat varises dan
tidak ada sianosis, refleks patela kiri dan kanan +/+, kekuatan sendi +/+
Pemeriksaan Obstetrik
Terdapat pembesaran yang sesuai dengan umur kehamilan,tidak ada luka
bekas operasi,terdapat linea alba dan striae nigra.TFU : 21 cm TBJ (TFU-12) x
155 = 1395. Leopold I: Difundus teraba lunak,agak bulat dan tidak
melenting.(bokong). Leopold II: Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang
dan keras seperti papan (punggung). Sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian
terkecil janin (ekstremitas). Leopold III: Bagian terendah janin teraba
keras,bulat,melenting (kepala) belum masuk PAP. Leopold IV: belum dilakukan.
38

Denyut jantung janin (+) frekuensi 138 x/menit,punctum maksimum terdengar


disatu tempat bawah pusat sebelah kiri.
Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan
Analisa:
Diagnosa Kebidanan:
Ibu : G2P1A0 Hamil 28 minggu
Janin : tunggal,hidup, presentasi kepala
Masalah : tidak ada
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa saat ini keadaan ibu dan janin baik dan usia
kehamilan. Ibu berterimakasih atas informasi yang diberikan mengenai
keadaannya.
2. Melakukan informed consent untuk menjadi pasien komprehensif. Ibu
bersedia dan sudah menandatangani lembar informed consent.
3. Melakukan pendekatan dan membina hubungan baik dengan pasien. Ibu
merasa senang dan percaya saat dilakukan pemeriksaan.
4. Melakukan imunisasi tetanus toxoid yang pertama kepada ibu. Imunisasi
tetanus toxoid sudah diberikan kepada ibu.
5. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat,jangan melakukan pekerjaan yang
terlalu berat. Ibu mengerti atas penjelasan yang telah diberikan.
6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan-makanan bergizi
seimbang seperti sayur-sayuran, hati, daging dan buah-buahan dan minum
air putih yang cukup. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan
berjanji akan melaksanakannya.
7. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan pada trimester II seperti
sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah, tangan
dan kaki, serta gerakan janin berkurang.ibu mengetahui tanda bahaya
kehamilan dan dapat mengulanginya kembali.
8. Menganjurkan ibu menjaga personal hygiene seperti mengganti pakaian
ibu saat berkeringat atau basah,gunakan pakaian yang menyerap keringat,
mandi minimal 2 kali sehari,menjaga kebersihan pakaian dalam dengan
mengganti pakaian dalam jika sudah basah,membersihkan daerah
39

kemaluan dengan bersih sehabis BAB/BAK dengan air mengalir kemudian


di keringkan. Ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan dan berjanji
akan melakukannya dirumah.
9. Memberikan ibu terapi tablet FeXXX tablet 1x1 sehari, kalk X tablet 1x1
sehari, Vit C X tablet 1x1 sehari.untuk mengkonsumsi tablet Fe sebelum
tidur dengan air jeruk atau air putih pada pagi hari meminum kalk dan vit
C. Ibu mengerti dan berjanji akan menghabiskan obat yang telah
diberikan.
10. Memberitahu ibu cara meminum tablet Fe yaitu diminum 1 kali sehari
secara teratur pada malam hari tidak bersamaan dengan tablet kalk.
Diminum menggunakan air putih atau dengan air yang mengandung vit C
seperti air jeruk agar penyerapan tablet Fe lebih cepat. Tidak dianjurkan
meminum tablet Fe dengan teh atau kopi karena dapet memperlambat
penyerapan tablet Fe dalam tubuh. Ibu mengerti cara meminum tablet Fe.
11. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang
bersama suami di puskesmas tanggal 28 januari 2016. Ibu bersedia untuk
melakukan kunjungan ulang.

Tanggal : 02 Februari 2016


Jam : 08.30 wib
Kunjungan kedua
Data Subjektif
Ibu mengatakan datang untuk kunjungan ulang, ada keputihan sejak 2
minggu yang lalu.berwarna putih, tidak berbau, sedikit gatal, mudah cepat lelah,
badan lemas,pergerakan janin yang dirasakan aktif. tidak ada sakit kepala
berlebihan, tidak ada demam tinggi, tidak ada bengkak pada mata, tangan dan
kaki, penglihatan tidak kabur, tidak ada pengeluaran cairan (air ketuban), tidak
ada nyeri ulu hati, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada nyeri abdomen
hebat. Ibu mengatakan membasuh alat kemaluan dengan menggunakan air
didalam bak mandi, tidak pernah mengeringkan alat kemaluan saat sehabis BAB
atau BAK. Jarang mengganti pakaian dalam jika sudah basah atau lembab. Ibu
mengatakan tablet Fe yang diberikan masih ada 5 tablet dikarenakan ibu lupa
40

untuk meminumnya. Ibu meminum tablet Fe dengan air putih dan terkadang
bersamaan dengan tablet kalk.

Data Objektif
Keadaan umum : baik, Keasadaran : compos mentis, Keadaan emosional
: Stabil TD :120/70 mmHg, N: 80x/mnt Suhu : 36,70C , RR : 19x/mnt, BB
sekarang: 56 kg Lila : 24,5 cm. Muka tidak oedem dan pucat. Kelopak mata tidak
oedem, konjuntiva pucat, sclera tidak ikterik, TFU 28 cm, TBJ (28-12) x 155 =
2480 gram, Leopold 1: Difundus teraba lunak,agak bulat dan tidak
melenting.(bokong), Leopold 2 : Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang
dan keras seperti papan (punggung), Sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian
terkecil janin (ekstremitas) Leopold 3: Bagian terendah janin teraba
keras,bulat,melenting (kepala) belum masuk PAP Leopold 4: Belum dilakukan.
Denyut jantung janin (+) frekuensi 140 x/menit,punctum maksimum terdengar
disatu tempat bawah pusat sebelah kiri.Ekstremitas atas dan bawah: oedem -/-,
varises -/-, kekuatan sendi +/+, reflek patela +/+. Genetalia: tidak terdapat oedem,
tidak terdapat varises, terdapat cairan bewarna putih bening, tidak kental, tidak
berbau.
Pemeriksaan penunjang : Laboratorium , Hasil : Hb : 9,4 gr/dl

Analisa
Diagnosa kebidanan :
Ibu : G1P0A0 hamil 33 minggu dengan anemia ringan
Janin tunggal hidup Presentasi Kepala
Diagnosa potensial : Anemia sedang
Masalah : Keputihan
Kebutuhan : Memberikan penyuluhan tentang personal hygine
41

Penatalaksanaan :
1. memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan ibu 33
minggu keadaan ibu dan janin saat ini baik tetapi kadar hemoglobin ibu
kurang dari normal yaitu 9,4 gr/dl sedangkan hemoglobin yang normal
yaitu 11 gr/dl. Ibu merasa hawatir dengan keadaannya dan berterimakasih
atas informasi yang telah diberikan mengenai keadannya.
2. melakukan imunisasi tetanus toxoid yang kedua pada ibu. Imunisasi
tetanus toxoid sudah diberikan.
3. Memberitahu ibu pendidikan kesehatan mengenai pengertian anemia
dalam kehamilan, penyebab anemia, tanda dan gejala anemia, faktor yang
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil, macam-macam anemia,
klasifikasi anemia, pengaruh anemia serta pencegahannya. Ibu mengetahui
anemia dalam kehamilan dan dapat mengulangi kembali.
4. Menginformasikan kepada ibu bahwa keputihan yang dialami ibu masih
dalam batas normal untuk mengurangi keputihan ibu harus lebih
memperhatikan personal hygine ibu dengan cara membersihkan daerah
kemaluan dengan bersih sehabis BAB/BAK dengan air mengalir kemudian
di keringkan, mengganti pakaian dalam jika sudah terasa basah atau
lembab, menggunakan pakaian dalam dengan bahan yang menyerap
keringat. Ibu dapat menjelaskan kembali dan berjanji akan
menerapkannya.
5. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai P4K yaitu
persiapan tempat persalinan, penolong persalinan, biaya persalinan,
pendamping persalinan, kendaraan dan calon pendonor darah. Ibu ingin
bersalin di puskesmas pondok gede, ditolong oleh bidan, sudah mulai
menabung untuk biaya peralinan, ibu ingin didampingi oleh suami saat
persalinan, kendaraan dengan motor, dan pendonor darah dari kaka
kandung.
6. Mengingatkan ibu agar segera membuat BPJS untuk ibu dan calon
bayinya. Ibu akan segera mendaftarkan BPJS ibu dan bayinya.
7. memberitahu ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan
trimester III, seperti : perdarahan pervaginam, keluar ketuban sebelum
42

waktunya, demam tinggi >38,0 0 C, nyeri perut hebat, sakit kepala hebat,
gerakan janin tidak ada atau berkurang. Ibu dapat menjelaskan kembali
tanda bahaya pada kehamilan.
8. menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan yaitu vitamin
C (10 tablet) 1 tablet x 1 hari, Fe (15Tablet) 1 tablet x 1 hari, kalk (15
tablet ) 1 tablet x 1 hari. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan
berjanji akan teratur minum obat yang telah diberikan.
9. memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi
bersama suami pada tanggal 16 februari 2016. Ibu akan melakukan
kunjungan ulang kembali.

Tanggal : 18 Februari 2016


Jam : 09.00 wib
Kunjungan ketiga
Data Subjektif
Ibu mengatakan datang untuk kunjungan ulang,keputihannya sudah mulai
berkurang, tidak berbau, berwarna putih, dan sedikit gatal. Ibu mengatakan
membasuh alat kemaluan dengan menggunakan air yang mengalir kemudian
mengeringkan alat kemaluan saat sehabis BAB atau BAK. ibu mengganti pakaian
dalam jika sudah basah atau lembab. Ibu mandi dua kali sehari, membersihkan
gigi 2 kali sehari, dan satu kali membersihkan payudara. pergerakan janin
yangdirasakan aktif 10 kali dalam 12 jam. . tidak ada sakit kepala berlebihan,
tidak ada demam tinggi, tidak ada bengkak pada mata, tangan dan kaki,
penglihatan tidak kabur, tidak ada pengeluaran cairan pervaginam (air ketuban),
tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada perdarahan pervaginam, tidak ada nyeri
abdomen hebat. Ibu mengatakan tablet Fe yang diberikan masih ada 2 tablet
dikarenakan ibu lupa untuk meminumnya. Ibu meminum tablet Fe dengan air
putih dan terkadang bersamaan dengan tablet kalk. Ibu tidak pernah minum tablet
Fedengan air teh atau kopi.
43

Data Objektif
Keadaan umum : baik, Keasadaran : compos mentis, Keadaan emosional
: Stabil, TD :110/60 mmHg, N: 80x/mnt Suhu : 36,70C , RR : 19x/mnt, BB
sekarang: 57 kg, TFU 30 cm, TBJ (30-12) x 155 = 2790 gram, muka tidak oedem,
tidak pucat. Kelopak mata tidak bengkak, konjungtiva pucat, sclera tidak
ikterik.Leopold 1: Difundus teraba lunak,agak bulat dan tidak
melenting.(bokong). Leopold 2: Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang dan
keras seperti papan (punggung), Sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian
terkecil janin (ekstremitas), Leopold 3: Bagian terendah janin teraba
keras,bulat,melenting (kepala), sudah masuk PAP Leopold 4 : teraba 4/5 bagian.
Denyut jantung janin (+) frekuensi 140 x/menit,punctum maksimum terdengar
disatu tempat bawah pusat sebelah kiri.. Ekstremitas atas dan bawah: oedem -/-,
varises -/-, kekuatan sendi +/+, reflek patela +/+. Genetalia: tidak terdapat oedem,
tidak terdapat varises, terdapat cairan bewarna putih bening sedikit, tidak kental,
tidak berbau.
Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

Analisa
Diagnosa kebidanan :
Ibu : G1P0A0 hamil 35 minggu dengan anemia ringan
Janin tunggal hidup Presentasi Kepala
Diagnosa potensial : Anemia sedang
Masalah : Keputihan
Kebutuhan : memberikan penyuluhan tentang personal hygine

Penatalaksanaan :
1. memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan ibu 35
minggu keadaan ibu dan janin saat ini baik tetapi muka dan konjungtiva
ibu pucat maka dari itu 2 minggu lagi ibu dianjurkan untuk cek
laboratorium ulang. Ibu mengucapkan terimakasih atas informasi yang
telah diberikan.
44

2. menginformasikan kepada ibu bahwa keputihan yang dialami ibu sudah


mulai berkurang, makadari itu ibu dianjurkan untuk tetap memperhatikan
personal hygine terutama pada bagian alat kemaluan yaitu dengan cara
membersihkan daerah kemaluan dengan bersih sehabis BAB/BAK dengan
air mengalir kemudian di keringkan,membersihkan alat kemaluan dari atas
ke bawah , mengganti pakaian dalam jika sudah terasa basah atau lembab,
menggunakan pakaian dalam dengan bahan yang menyerap keringat dan
longgar. Ibu mengertahui dan berjanji akan memperhatikan personal
hygine.
3. Menganjurkan ibu untuk memberitahu suami mengingatkan jam berapa
saja ibu meminum obat agar ibu tidak lupa untuk meminum tablet
penambah darah. Ibu berjanji akan memberitahu suaminya untuk
mengingatkan ibu untuk meminum tablet penambah darah.
4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai Inisiasi
Menyusui Dini (IMD). Ibu mengerti dari penjelasan yang diberikan dan
ingin melakukan IMD saat persalinan.
5. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai ASI eksklusif
yaitu memberikan Air susu ibu tanpa makanan pendamping yang lainnya
selama 6 bulan dengan memberikan ASI minimal 2 jam sekali. Ibu dapat
mengulang penjelasan yang telah diberikan dan berjanji akan memberikan
ASI eksklusif kepada bayinya.
6. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai KB paska
persalinan. Ibu dapat mengulang penjelasan yang diberikan dan ingin
berdiskusi dengan suami terleih dahulu.
7. menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan yaitu vitamin
C (10 tablet) 1 tablet x 1 hari, Fe (15 Tablet) 1 tablet x 1 hari, kalk (15
tablet ) 1 tablet x 1 hari. Ibu mengerti dan berjanji akan teratur minum obat
yang telah diberikan.
8. memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi
bersama suami pada tanggal 02 Maret 2016. Ibu akan melakukan
kunjungan ulang kembali.
45

Tanggal : 2 Maret 2016


Jam : 08.45 wib
Kunjungan empat
Data Subjektif
Ibu mengatakan datang untuk kunjungan ulang,keputihannya sudah tidak
ada, dan sekarang merasakan nyeri perut bagian bawah. Ibu mengatakan tidak ada
sakit kepala berlebihan, tidak ada demam tinggi, tidak ada bengkak pada mata,
tangan dan kaki, penglihatan tidak kabur, tidak ada pengeluaran cairan
pervaginam (air ketuban), tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada perdarahan
pervaginam, tidak ada nyeri abdomen hebat. Ibu mengatakan tablet Fe yang
diberikan masih tersisa dua. Ibu meminum tablet Fe dengan air putih dan tidak
bersamaan dengan tablet kalk. Ibu tidak pernah minum tablet Fe dengan air teh
atau kopi. Ibu jarang mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, hati dan daging. Ibu
makan dua kali sehari pagi dan sore hari dengan lauk pauk seadanya.
Data Objektif
Keadaan umum : baik, Keasadaran : compos mentis, Keadaan emosional
: Stabil, TD :120/60 mmHg, N: 78x/mnt Suhu : 36,50C , RR : 19x/mnt, BB
sekarang : 58 kg, TFU 32 cm, TBJ (32-12) x 155 = 3100 gram, muka tidak
oedem, sedikit pucat. Kelopak mata tidak bengkak, konjungtiva pucat, sclera tidak
ikterik. Leopold 1: Difundus teraba lunak,agak bulat dan tidak
melenting.(bokong). Leopold 2: Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang dan
keras seperti papan (punggung), Sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian
terkecil janin (ekstremitas), Leopold 3: Bagian terendah janin teraba
keras,bulat,melenting (kepala), sudah masuk PAP Leopold 4 : teraba 4/5 bagian.
Denyut jantung janin (+) frekuensi 142 x/menit, punctum maksimum terdengar
disatu tempat bawah pusat sebelah kiri. Ekstremitas atas dan bawah: oedem -/-,
varises -/-, kekuatan sendi +/+, reflek patela +/+. Genetalia: tidak terdapat oedem,
tidak terdapat varises, tidak terdapat cairan bewarna putih.
Pemeriksaan penunjang : Laboratorium, Hasil Hb : 9,4 gr/dl, VCT : negative,
Sifilis: negative
46

Analisa
Diagnosa kebidanan :
Ibu : G1P0A0 hamil 37 minggu dengan anemia ringan
Janin tunggal hidup Presentasi Kepala
Diagnosa potensial : Anemia sedang
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada

Penatalaksanaan :
1. memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan ibu 37
minggu keadaan ibu dan janin saat ini baik tetapi muka sedikit pucat dan
konjungtiva ibu pucat hasil laboratorium ibu VCT negative, sifilis
negative, tetapi hemoglobulin ibu masih kurang dari batas normal yaitu 9,4
gr/dl. Ibu hawatir dengan keadaannya dan mengucapkan terimakasih atas
informasi yang telah diberikan mengenai keadaanya saat ini.
2. Memberitahu ibu bahwa nyeri perut yang dirasakan ibu sekarang adalah
hal yang normal dikarenakan umur kehamilan yang semakin besar yang
menjadikan kepala janin telah masuk ke pintu atas panggul atau jalan lahir
yang dapat menimbulkan nyeri perut bagian bawah. Ibu merasa lebih
tenang karena nyeri perut yang dialami adalah hal yang normal.
3. memberitahu ibu untuk mempersiapkan diri menghadapi persalinan yaitu
perlengkapan bayi dan ibu dalam satu tas, rencana tempat bersalin,
transportasi ke temapt bersalin, donor darah, serta biaya untuk bersalin,
dan pengambil keputusan dalam kondisi kegawatdaruratan. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan dan berjanji akan menyiapkannya.
4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu dan suami mengenai suami
SIAGA (siap antar jaga). Ibu dan suami mengerti dari penjelasan yang
sudah diberikan, suami ibu bersedia menjadi suami SIAGA.
5. Memberikan konseling kepada ibu tentang senam hamil dan manfaat
senam hamil yaitu untuk mempermudah ibu dalam proses persalinan.
mengencangkan otot, memperkuat jantung dan paru, serta membuat tidur
47

lebih nyenyak. Ibu dapat melakukannya dan berjanji akan melakukannya


dirumah.
6. menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan yaitu vitamin
C (10 tablet) 1 tablet x 1 hari, Fe (10 Tablet) 1 tablet x 1 hari, kalk (10
tablet ) 1 tablet x 1 hari. Ibu mengerti dan berjanji akan teratur minum obat
yang telah diberikan.
7. memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
bersama suami pada tanggal 09 Maret 2016. Ibu akan melakukan
kunjungan ulang kembali.

Tanggal : 10 Maret 2016


Jam : 09.45 wib
Kunjungan kelima
Data Subjektif
Ibu mengatakan datang untuk kunjungan ulang. Ibu mengatakan tidak ada
sakit kepala berlebihan, tidak ada demam tinggi, tidak ada bengkak pada mata,
tangan dan kaki, penglihatan tidak kabur, tidak ada pengeluaran cairan
pervaginam (air ketuban), tidak ada nyeri ulu hati, tidak ada perdarahan
pervaginam, tidak ada nyeri abdomen hebat. Ibu mengatakan tablet Fe yang
diberikan masih tersisa empat. Ibu meminum tablet Fe dengan air putih dan tidak
bersamaan dengan tablet kalk. Ibu tidak pernah minum tablet Fe dengan air teh
atau kopi. Ibu mengatakan sudah mulai sering mengkonsumsi sayuran, hati ayam
dan telur. Makan sudah 3 kali sehari dengan lauk seadanya.

Data Objektif
Keadaan umum : baik, Keasadaran : compos mentis, Keadaan emosional
: Stabil, TD :110/60 mmHg, N: 78x/mnt Suhu : 36,50C , RR : 20 x/mnt, BB
sekarang: 58 kg, TFU 32 cm, TBJ (32-12) x 155 = 3100 gram, muka tidak oedem,
sedikit pucat. Kelopak mata tidak bengkak, konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik.
Leopold 1: Difundus teraba lunak,agak bulat dan tidak melenting.(bokong).
Leopold 2: Sebelah kiri perut teraba bagian yang panjang dan keras seperti papan
(punggung), Sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian terkecil janin
48

(ekstremitas), Leopold 3: Bagian terendah janin teraba keras,bulat,melenting


(kepala), sudah masuk PAP: Leopold 4: teraba 4/5 bagian. Denyut jantung janin
(+) frekuensi 137 x/menit, punctum maksimum terdengar disatu tempat bawah
pusat sebelah kiri. Ekstremitas atas dan bawah: oedem -/-, varises -/-, kekuatan
sendi +/+, reflek patela +/+. Genetalia: tidak terdapat oedem, tidak terdapat
varises, tidak terdapat cairan bewarna putih.
Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan

Analisa
Diagnosa kebidanan :
Ibu : G1P0A0 hamil 38 minggu dengan anemia ringan
Janin tunggal hidup presentasi kepala
Diagnosa potensial : Anemia sedang
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada

Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilan ibu 38
minggu keadaan ibu dan janin saat ini baik tetapi muka sedikit pucat dan
konjungtiva ibu pucat. Ibu mengatakan terimakasih atas informasi yang
diberikan mengenai keadaanya.
2. Memberikan ibu pendidikan kesehatan mengenai tanda-tanda persalinan
seperti keluar lendir bercampur darah, mules-mules yang semakin sering
dan teratur, dan keluar air-air dari vagina yang tidak tertahankan. Ibu dapat
mengulang penjelasan yang diberikan.
3. Memberikan ibu pendidikan kesehatan mengenai perawatan bayi baru
lahir seperti perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Ibu dapat
mengulang penjelasan yang diberikan.
4. Menganjurkan ibu untuk mendengarkan musik untuk menstimulasi janin
serta membuat ibu lebih tenang dalam menjalani kehamilan dan
menghadapi persalinan. Ibu berjanji akan menerapkannya dirumah.
49

5. menganjurkan ibu untuk menghabiskan obat yang diberikan yaitu vitamin


C (10 tablet) 1 tablet x 1 hari, Fe (10 Tablet) 1 tablet x 1 hari, kalk (10
tablet ) 1 tablet x 1 hari. Ibu mengerti dan berjanji akan teratur minum obat
yang telah diberikan.
6. memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
bersama suami pada tanggal 16 Maret 2016. Ibu akan melakukan
kunjungan ulang kembali.
BAB V
PEMBAHASAN KASUS

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. M di Puskesmas Pondok


Gede serta kunjungan rumah Ny. M yag beralamat di jalan gondang dia baru RT
07/ RW 09 pada Desember 2015 s/d April 2016, penulis akan membahas dan
menguraikan isi dari laporan kasus ini, khususnya tinjauan kasus untuk melihat
kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada asuhan kebidanan ibu hamil dengan
anemia ringan. Pada pembahasan ini penulis juga membandingkan teori-teori
yang ada dengan asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada Ny. M.
Pada kasus Ny. M pengkajian dilakukan dengan pengumpulan data subjektif
dan objektif. Data subjektif didapatkan dari keluhan-keluhan ibu. Dimana pada
kasus Ny.M saat melakukan kunjungan antenatal care yang kedua ibu mengeluh
mudah cepat lelah dan badan terasa lemah. Menurut Manuaba (2010), gejala yang
terjadi pada anemia akan didapatkan keluhan seperti cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang, dan badan terasa lemas. Pada kasus Ny.M terdapat dua
gejala anemia yang sesuai dengan teori Manuaba (2010) yaitu mudah cepat lelah
dan badan terasa lemas.
Pada kasus ini Ny.M dilakukan pemeriksaan laboratorium pada usia
kehamilan 33 minggu. Kadar hemoglobin Ny.M yaitu 9,4 gr/dl dimana bila kita
lihat dari teori Manuaba (2010), anemia ringan adalah dimana kadar hemoglobin
antara 9 - 10 gr%. Sedangkan menurut DepKes (2009), anemia ringan yaitu
dimana kadar hemoglobin antara 9 -10,9 gr%. kadar hemoglobin Ny.M termasuk
dalam anemia ringan. Oleh karena itu dapat ditegakkan diagnosa pada Ny.M yaitu
G2P1A0 hamil 33 minggu dengan anemia ringan.
Ny. M melakukan kunjungan antenatal care lebih dari 4 kali tetapi pada usia
kehamilan trimester pertama dan trimester kedua Ny. M tidak melakukan
kunjungan antenatal care. Sedangkan kunjungan antenatal care pada trimester 1
dan trimester II sangatlah penting untuk memantau keadaan ibu dan janin serta
mendeteksi dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi

50
51

selama hamil seperti anemia dalam kehamilan. Hal ini tidak sejalan dengan teori
Saifuddin (2009), kunjungan antenatal care dilakukan minimal 4 kali selama
kehamilan yaitu satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua,
dua kali pada triwulan ketiga. Tujuan dari kunjungan antenatal care yaitu
memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi dimulai pada saat kunjungan pertama yaitu pada trimester I (1-12
minggu ) yang dilakukan minimal satu kali. Tujuan antenatal care yang
selanjutnya yaitu mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
Setelah dilakukan pengkajian, kemungkinan anemia ringan pada Ny.M
disebabkan karena kekurangan gizi dan kekurangan zat besi dalam diet. Karena
dilihat dari hasil pengukuran lila saat kunjungan antenatal care yang pertama yaitu
23 cm kurang dari batas normal. Kemudian dari kebiasaan sehari-hari Ny.M yang
jarang mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi dan tinggi protein. Hal ini
sesuai dengam teori Mochtar (2012), penyebab dari anemia umumnya yaitu
karena kekurangan gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, malabsorbsi ,
kehilangan darah yang banyak karena persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain
serta penyakit-penyakit kronik seperti TBC, paru, cacing usus, malaria, dan lain-
lain.
Perencanaan asuhan yang akan diberikan kepada Ny.M telah disusun sesuai
dengan jadwal kunjungan antenatal care, tetapi tidak semua terlaksana dengan
baik. Pada kunjungan antenatal care yang pertama seharusnya Ny.M diberikan
pendidikan kesehatan mengenai anemia ringan dalam kehamilan serta
dilakukannya pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar hemoglobin ibu.
Hal tersebut baru terlaksana pada kunjungan antenatal care yang kedua
dikarenakan pada saat kunjungan antenatal care yang pertama dari hasil
pengkajian data subjektif tidak terdapat tanda dan gejala yang mengarah ke
anemia ringan dalam kehamilan. Pemeriksaan laboratorium sudah dianjurkan
kepada Ny.M tetapi karena kurangnya sarana dan prasarana yang ada, sehingga
pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan pada kunjungan antenatal care yang
pertama. Pemeriksaan laboratorium untuk kadar hemoglobin sendiri dilakukan
52

pada kunjungan antenatal care yang kedua saat usia kehamilan 33 minggu dan
pada saat kunjungan antenatal care yang keempat saat usia kehamilan 37 minggu.
Perencanaan asuhan pada kunjungan antenatal care yang keenam dan ketujuh
tidak dapat terlaksanakan, karena tanggal persalinan lebih cepat dari tafsiran
persalinan sehingga perencanaan asuhan yang telah direncanakan tidak dilakukan.
Ny.M diberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian anemia ringan,
tanda dan gejala anemia serta bahaya anemia terhadap kehamilan. Kemudian
pendidikan kesehatan mengenai gizi yang baik untuk ibu hamil dengan anemia
ringan, memberikan tablet penambah darah, serta memantau kadar hemoglobin.
Hasilnya ibu dapat mengerti pengertian dari anemia ringan, ibu dapat mengerti
mengenai tanda dan gejala anemia khususnya anemia ringan, ibu dapat mengerti
bahaya dari anemia terhadap kehamilan, ibu dapat mengetahui makanan dengan
gizi yang baik. Ibu mengkonsumsi tablet penambah darah dan dilakukan
pemeriksaan kadar hemoglobin. Hal ini sejalan dengan teori Manuaba (2010),
penatalaksanaan pada anemia ringan yaitu meningkatkan gizi penderita karena
faktor utama penyebab anemia adalah faktor resiko gizi, terutama protein dan zat
besi, sehingga pemberian asupan zat besi sangat diperlukan oleh ibu hamil yang
mengalami anemia ringan.
Faktor keberhasilan dalam menangani masalah anemia ringan pada Ny.M
yaitu dapat meyakinkan ibu, membangun rasa percaya pada ibu, memberikan KIE
tatalaksana dari masalah-masalah yang biasa ditemui pada ibu dengan masalah
anemia ringan, bekerjasama dengan keluarga untuk membantu memberikan
dukungan emosional terhadap kehamilan ibu serta istirahat yang sukup untuk ibu.
Faktor penghambat dalam menangani masalah anemia ringan pada Ny.M
antara lain karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai bahaya anemia terhadap
kehamilan, kurangnya mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi dan protein,
kurangnya keteraturan ibu dalam mengkonsumsi tablet penambah darah,
kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya meminum tablet penambah
darah, serta kurangnya pengetahuan ibu dalam mengkonsumsi tablet penambah
darah dengan benar.
Studi kasus asuhan kebidanan pada Ny. M di Puskesmas pondok Gede telah
dilakukan sebaik mungkin dan telah disesuaikan dengan teori yang telah
53

dipelajari. Namun dalam hal ini, masih ada beberapa hal yang tidak bisa diberikan
secara optimal kepada Ny.M seperti pemeriksaan laboratorium yang tidak sesuai
dengan standar yang ada, dikarenakan faktor sarana dan prasarana yang kurang
memadai. Pada penanganan masalah anemia ringan yang dilakukan pada Ny.M
masih belum berhasil, dilihat dari kadar hemoglobin ibu yang tidak mengalami
peningkatan pada kunjungan antenatal care yang keempat saat usia kehamilan 37
minggu, yang mungkin dikarenakan kekurangan gizi dan kurangnya zat besi
dalam diet.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian materi serta pembahasan kasus pada Ny.M dapat diambil
kesimpulan yaitu asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan sangatlah
penting untuk ibu dalam masa kehamilan hingga masa nifas. Terutama dalam
masa kehamilan seorang bidan harus dapat memberikan pelayanan antenatal
care yang dapat mencegah adanya komplikasi obstetri dan dapat mendeteksi
secara dini adanya komplikasi pada ibu hamil. Selama proses pelaksanaan
asuhan kebidanan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada kasus ini penulis mengambil pasien Ny.M usia 23 tahun G2P1A0
usia kehamilan 28 minggu. Pada usia kehamilan 33 minggu penulis
menanyakan pengertian anemia ringan, tanda dan gejala anemia serta
bahaya anemia ringan terhadap kehamilan. Ny.M dapat menjelaskan
kembali pengertian anemia ringan, tanda dan gejala anemia. Hal ini
menunjukan bahwa Ny.M sudah dapat memahami pengertian dari
anemia ringan, tanda dan gejala anemia. Namun Ny.M masih kurang
paham mengenai bahaya anemia ringan terhadap kehamilan.
2. Faktor penghambat dalam menangani masalah anemia ringan pada
Ny.M antra lain karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai bahaya
anemia terhadap kehamilan, kurangnya mengkonsumsi makanan yang
kaya zat besi dan protein, kurangnya keteraturan ibu dalam
mengkonsumsi tablet penambah darah, kurangnya pengetahuan ibu
mengenai pentingnya meminum tablet penambah darah, serta
kurangnya pengetahuan ibu dalam mengkonsumsi tablet penambah
darah dengan benar.
3. Penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar yang ada
yaitu memberikan tablet penambah darah, pemeriksaan laboratorium,
dan konseling. Asuhan yang diberikan kepada Ny.M masih belum
maksimal karena ketidakteraturan ibu dalam mengkonsumsi penambah

54
55

4. darah, nutrisi ibu saat hamil, dan cara meminum tablet penambah darah
yang belum benar.
5. Penulis juga melakukan evaluasi pada kasus Ny. M dengan masalah
anemia ringan yaitu telah dilakukan sesuai dengan asuhan kebidanan
yang dimulai pada tanggal 28 Desember 2016 (kunjungan ANC
pertama) s/d 26 April 2016 (kunjungan nifas 42 hari), dengan
kunjungan ANC sebanyak 5 kali di Puskesmas Pondok Gede.Asuhan
kebidanan yang diberikan pada Ny. M telah didokumentasikan dengan
menggunakan metode SOAP.
B. Saran
1. Bagi Penulis
a. Diharapkan agar penulis dapat menggali ilmu pengetahuan lebih dalam
dan meningkatkan mutu pelayanan agar lebih terampil lagi.
b. Diharapkan agar penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
dengan baik dan benar.
2. Bagi Tempat Pelayanan Kesehatan
a. Diharapkan dapat memberikan asuhan yang menyeluruh serta
mendeteksi kelainan secara dini dan mencegah terjadinya komplikasi
dalam masa kehamilan.
b. Dapat meningkatkan mutu pelayananan menambah sarana dan
prasarana dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
3. Bagi Pendidikan
a. Dapat meningkatkan kualitas dalam menambah referensi atau buku-
buku tentang kebidanan terutama tentang fisiologi dan patologinya.
b. Diharapkan institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa
dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapat.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian.L.D dan Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Jakarta:Salemba Medika.

HARMATUTI. (2015). Sinopsis Rencana Proposal Tesis. Ws.Ub.Ac.Id. Retrieved


fromhttp://ws.ub.ac.id/selma2010/public/images/UserTemp/2015/04/16/2015
0416021145_9123.pdf.Diakses 21 Februari 2016.

Kemenkes RI, 2014. mothers day.Pdf. Situasi Kesehatan Ibu, (angka kematian ibu),
p.8. Available at:http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/
pusdatin/infodatin/infodatin-ibu.pdf.diakses 14 Februari 2016

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri:Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Jilid


1. Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Saifuddin. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin.2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Varney, Helen.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC.

Yaze, I. U. (2013). Hubungan Antara Jarak Kehamilan Dan Status Gizi Dengan
Anemia Pada Ibu Hamil Di Bidan Praktek Swasta Nyonya Dessy Jalan Slamet
Riyadi IV Pahoman Bandar Lampung Tahun 2013, 1.
http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 diakses 23 Februari 2016
Lampiran 01

Perencanaan Asuhan Studi Kasus

N Hari dan Tanggal Perencanaan


O

1. Selasa, Menolong Persalinan serta bayi baru lahir

22-03-2016 a. Melakukan pengkajian data pasien.

b. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.

c. Melakukan pemeriksaan fisik.

d. Memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan


ibu dan janin dengan menggunakan partograf.

e. Mengajarkan ibu mengenai teknik relaksasi.


f. Mengajarkan ibu mengenai posisi-posisi
bersalin yang nyaman dan aman.
g. Memfasilitasi ibu untuk pendamping saat
persalinan.
h. Menganjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi
dan hidrasi untuk menghadapi persalinan.
i. Melakukan persiapan alat partus, HPP set,
resusitasi set untuk menolong persalinan
j. Mengajarkan ibu mengenai teknik mengejan
yang baik
k. Melakukan pertolongan persalinan.
l. Melakukan manajemen aktif kala tiga.
m. Memantau keadaan umum ibu.
n. Memantau pengeluaran perdarahan pada ibu.
o. Melakukan pencegahan infeksi.
p. Memfasilitasi ibu untuk melakukan IMD.
q. Mengobservasi keadaan ibu selama 2 jam post
partum.
2. Selasa, Asuhan pada bayi baru lahir usia 1 jam
a. Menjaga kehangatan pada bayi baru lahir.
22-03-2016
b. Melakukan pemeriksaan antropometri.
c. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru
lahir.
d. Melakukan pemberikan suntikan vit k dan salep
mata.
e. Melakukan perawatan tali pusat.
f. Memberikan identitas berupa peneng pada bayi.
g. Merencanakan pemberian HB0 1 jam lagi.
h. Melakukan deteksi dini adanya tanda bahaya
pada bayi baru lahir.
3. Selasa, Asuhan pada ibu nifas 6 jam
a. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
22-03-2016
b. Melakukan pemeriksaan fisik.
c. Melakukan pemeriksaan pengeluaran ASI.
d. Mengajarkan ibu untuk melakukan massase
fundus uteri.
e. mencegah terjadinya perdarahan pada masa
nifas.
f. melakukan deteksi dini serta lakukan
penanganan jika terjadi perdarahan dan beri
rujukan bila perdarahan tersebut berlanjut.
g. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi miring kiri
atau kanan, duduk, berdiri kemudian berjalan
perlahan.
h. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu dan
suami mengenai kebutuhan gizi ibu nifas.
i. Menganjurkan ibu untuk istirahat.
j. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin minimal 2 jam sekali.
k. Memberitahu ibu dan suami tanda bahaya pada
masa nifas.
l. Memberitahu ibu dan suami tanda bahaya pada
bayi baru lahir.
4. Selasa, Asuhan pada bayi baru lahir 6 jam
a. Melakukan pemeriksaan Tanda-tanda vital.
22-03-2016
b. Melakukan pemeriksaan fisik.
c. Memberikan konseling pada ibu tentang
menjaga kehangatan bayi baru lahir serta
perawatan tali pusat.
d. Memfasilitasi ibu untuk rawat gabung.
e. Memandikan bayi baru lahir.
5. Senin, Asuhan pada ibu nifas 6 hari
a. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
27-03-2016
b. Melakukan pemeriksaan fisik pada masa nifas.
c. Menilai adanya tanda-tanda bahaya masa nifas.
d. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai
senam nifas.
e. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai
teknik menyusui yang benar.
f. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai
perawatan bayi dirumah.
g. Memantau pikologis ibu.
h. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai
manfaat ASI eksklusif .
i. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai
alat kontrasepsi.
6. Senin, Asuhan pada neonatus 6 hari
a. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
27-03-2016
b. Melakukan pemeriksaan fisik
c. Melakukan pemeriksaan manajamen terpadu
bayi muda (MTBM).
d. Memeriksa kondisi tali pusat bayi.
e. Melakukan deteksi adanya tanda bahaya bayi.
f. Memantau nutrisi pada bayi.
7. Selasa, Asuhan pada ibu nifas 14 hari

05-04-2016 a. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.


b. Melakukan pemeriksaan fisik pada masa nifas.
c. Menilai adanya tanda-tanda bahaya masa nifas.
d. Pastikan ibu dapat menyusui dengan baik dan
tidak ada tanda-tanda penyulit.
e. Menanyakan kepada ibu alat kontrasepsi apa
yang akan digunakan ibu.
f. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu
mengenai imunisasi BCG dan polio I.
8. Selasa, Asuhan pada neonates 14 hari

05-04-2016 a. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.


b. Melakukan pemeriksaan fisik.
c. Melakukan pemeriksaan manajamen terpadu
bayi muda (MTBM).
d. memantau nutrisi pada bayi.
e. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi
BCG dan Polio I ketika bayi berusia 1 bulan.
9. Senin, Asuhan pada ibu nifas 42 hari
a. Memeriksa tanda-tanda vital pada ibu.
02-05-2016
b. Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu nifas.
c. Menanyakan kepada ibu mengenai penyulit
yang ada.
d. Memastikan ibu memakai alat kontrasepsi.
e. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai
imunisasi Pentabio I dan Polio II kepada ibu.
10. Senin, Asuhan pada bayi baru lahir 42 hari
a. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
02-05-2016
b. Melakukan pemeriksaan fisik
c. Melakukan pemeriksaan manajemen terpadu
bayi muda (MTBM).
d. Periksa adanya tanda bahaya bayi baru lahir.
e. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi
Pentabio I dan Polio II saat bayi berusia 2 bulan.
Lampiran 03
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

Kala I Tanggal : 15 Maret 2016 Pukul 12.00 WIB


Data Subjektif :
Ibu datang ke puskesmas pukul 12.00 WIB dengan keluhan mules sejak pukul 09.00
WIB, sudah keluar lendir darah pukul 11.30 WIB dan belum keluar air-air.
Data objektif :
Keadaan Umum ibu baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
TD 110/60mmHg, nadi 79 x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 36,50. Muka : tidak
bengkak, Mata : konjungtiva sedikit pucat, sclera tidak ikterik.
Pemeriksaan obstetri : Tinggi Fundus Uteri (TFU) 32 cm, Leopold 1: Difundus teraba
lunak,agak bulat dan tidak melenting.(bokong). Leopold 2: Sebelah kiri perut teraba
bagian yang panjang dan keras seperti papan (punggung), Sebelah kanan perut ibu
teraba bagian-bagian terkecil janin (ekstremitas), Leopold 3: Bagian terendah janin
teraba keras,bulat,melenting (kepala), Leopold 4 : kepala sudah masuk PAP teraba
4/5.Denyut jantung janin (+) frekuensi 140 x/menit,punctum maksimum terdengar
disatu tempat bawah pusat sebelah kiri. His 3x/10 menit, lamanya 30 detik, kekuatan
kuat, ada relaksasi.
Periksa anogenital : inspeksi : vulva dan vagina tidak oedem, tidak ada luka, terdapat
pengeluaran pervagina darah bercampur lendir. Pemeriksaan dalam : vulva dan
vagina tidak ada benjolan, portio teraba tipis lunak, pembukaan 6 cm, selaput ketuban
(+), presentasi kepala, penurunan bagian terendah janin di Hodge II.
Analisa :
Diagnosa Kebidanan :
Ibu : G2P1A0 hamil 39 minggu, partus kala 1 fase aktif
Janin : tunggal, hidup, presentasi kepala
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah masuk dalam
proses persalinan pembukaannya 6 cm, keadaan ibu dan janin dalam keadaan
baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan merasa senang atas informasi
yang telah diberikan.

2. Mengobservasi keadaan ibu dan janin yaitu his, djj, dan nadi ibu setiap ½ jam
menggunakan lembar partograf. Hasil tercatat dalam lembar observasi dalam
batas normal.

3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika ada his yaitu dengan cara menarik
nafas panjang melalui hidung lalu dihembuskan melalui mulut. Ibu mengerti
dan dapat melakukannya dengan baik.

4. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi untuk


menghadapi persalinan. Ibu bersedia untuk makan roti dan minum.

5. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan buang air kecil. Ibu dapat buang air
kecil di kamar mandi.

6. Menganjurkan pada ibu untuk jalan-jalan dan miring kiri . Ibu mau berjalan
disekitar kamar tidur dan miring kiri.

7. Memastikan biaya persalinan, pendamping persalinan, kendaraan dan


pendonor darah bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu. Keluarga sudah
menyiapkan biaya persalinan, ibu didampingi oleh suami, kendaraan dengan
menggunakan ambulan puskesmas, kaka dari ibu siap menjadi pendonor
darah.

8. Melakukan persiapan alat, bahan serta obat-obatan untuk menolong persalinan


seperti partus set, hecting set, HPP set, resusitasi set. Alat, bahan dan obat-
obatan sudah disiapkan.
9. Memberitahu ibu macam-macam posisi melahirkan yang aman dan nyaman.
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan ibu memilih posisi litotomi.

10. Memberikan ibu dukungan psikologis serta semangat dalam menghadapi


persalinan. Suda dilakukan ibu antusias menghadapi persalinannya.

Kala II Tanggal 15 Maret 2016 Pukul 14.00 WIB


Data Subjektif
Ibu mengatakan mules yang semakin sering dan kuat, merasakan ingin meneran tak
tertahankan dan ingin BAB.
Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran umum composmentis, keadaan emosional stabil. TD
: 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 21x/menit, suhu 36,5 C.
Pemeriksaan obstetri : Leopold IV bagian terendah janin teraba 1/5 bagian.
Auskultasi Djj (+), frekuensi 145x/menit, teratur, punctum maksimum satu tempat
disebelah kiri bawah pusat, His 4x/10 menit, lama 45 detik, kuat, relaksasi ada.
Terlihat tanda gejala kala II yaitu dorongan untuk meneran, tekanan pada anus,
perineum menonjol, vulva membuka.
Periksa dalam: vulva dan vagina tidak oedema, portio tidak teraba, pembukaan
lengkap (10 cm), presentasi kepala, penurunan hodge III+, posisi ubun-ubun kecil kiri
depan, ketuban (-).
Analisa :
Ibu: G2P1A0 hamil 39 minggu, partus kala II
Janin: tunggal, hidup, presentasi kepala
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan kondisi ibu dan janin saat ini baik pembukaan 10 cm ibu sudah
dapat untuk meneran. Ibu terlihat antusias menghadapi persalinan.
2. Mendekatkan obat dan alat untuk pertolongan persalinan. Obat dan alat sudah
didekatkan.

3. Membantu ibu untuk posisi litotomi saat melahirkan. Ibu sudah dalam posisi
litotomi.

4. Memberikan dukungan emosional dan semangat pada ibu saat meneran. Ibu
terlihat antusias dalam menghadapi persalinan.

5. Menolong persalinan pervaginam secara normal sesuai 60 langkah asuhan


persalinan normal. Sudah dilakukan

6. Bayi lahir spontan pukul 14.25 WIB letak belakang kepala, segera menangis,
warna kulit kemerahan, bergerak aktif, jenis kelamin perempuan, cacat (-)

7. Mengeringkan bayi dan menghisap lendir bayi dari mulut dan hidung
menggunakan deelee. Bayi sudah dikeringkan dan sudah dihisap lendirnya.

Kala III Tanggal 15 Maret 2016 Pukul 14.25 WIB


Data Subjektif :
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan merasa senang atas kelahiran
bayinya.
Data Objektif :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil. TD :
100/60 mmHg. nadi 78 x/menit, pernafasan 19 x/menit, suhu 36,50C Tinggi Fundus
Uteri (TFU) sepusat, kontraksi baik, tidak ada janin kedua, kandung kemih tidak
teraba, tampak tali pusat menjulur didepan vulva. Perdarahan ± 75 cc.
Analisa :
Ibu: P2A0 partus kala III
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu bahwa bayi sudah lahir, saat ini akan melahirkan
plasenta. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

2. Memotong tali pusat bayi baru lahir. Tali pusat bayi sudah dipotong.

3. Memfasilitasi ibu untuk melakukan IMD. Bayi berada diatas dada ibu.

4. Melakukan manajemen aktif kala III: Memberi suntikkan oksitosin. Oksitosin


10 IU secara IM di bagian 1/3 paha bagian luar sudah diberikan. Melakukan
peregangan tali pusat terkendali saat uterus berkontraksi. Tampak semburan
darah, uterus globuler, tali pusat memanjang. Peregangan tali pusat terkendali
sudah dilakukan dan plasenta lahir pukul 14.30 WIB. Melakukan masase uterus
selama 15 detik searah dengan jarum jam. Masase sudah dilakukan,kontraksi
uterus baik, dan TFU satu jari dibawah pusat.

5. Memeriksa kelengkapan plasenta. Selaput ketuban lengkap, kotiledon lengkap,


diameter 17 cm, tebal 3cm, insersi tali pusat sentralis, panjang tali pusat 40 cm,
diameter 19 cm.

6. Melakukan eksplorasi uterus untuk membersihkan uterus dari sisa plasenta yang
tertinggal dan cek laserasi jalan lahir. Eksplorasi sudah dilakukan dan hasilnya
tidak ada sisa plasenta yang tertinggal, terdapat laserasi jalan lahir grade II.

7. Mengajarkan pada ibu cara masase uterus dengan memutar searah jarum jam
ketika uterus teraba lembek. Ibu mengerti dan dapat melakukannya dengan baik.

Kala IV Tanggal 04 Maret 2016 Pukul 14.30 WIB


Data Subjektif :
Ibu mengatakan masih terasa mules dan sedikit lemas.
Data Objektif :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil. TD
110/60, nadi 79 x/menit, suhu 36,50C, pernapasan 18x/menit.
Tinggi fundus uteri (TFU) dua jari dibawah pusat, uterus teraba keras, kontraksi baik,
kandung kemih teraba, ada laserasi jalan lahir, perdarahan ±20 cc
Analisa :
Ibu: P2A0 partus kala IV dengan laserasi grade II
Masalah : Ibu merasa sedikit lemas
Kebutuhan : nutrisi dan hidrasi.
Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa plasenta sudah lahir dan
plasenta terkesan lengkap. Ibu mengerti dengan keadaannya saat ini.

2. Mengosongkan kandung kemih menggunakan kateter. Sudah dilakukan, urine


±70 cc.

3. Mendekatkan heacting set untuk dilakukan jahitan pada laserasi jalan lahir
dengan grade II. Telah dilakukan dengan dua kali jahitan.

4. Membersihkan ibu dari cairan darah dan ketuban agar ibu merasa lebih
nyaman. Ibu sudah dibersihkan dari cairan darah dan ketuban, ibu merasa
sudah lebih nyaman.

5. Melakukan dekontaminasi alat yang sudah dipakai. Sudah dilakukan

6. Melakukan observasi TD, nadi, pernafasan, kontraksi, tinggi fundus uteri,


perdarahan dan kandung kemih setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap
30 menit pada 1 jam kedua. Hasil dalam batas normal tercatat dalam
partograf.

7. Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan hidrasi. Suami memberikan


makan dan minum kepada ibu.
8. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti menggerakan kakinya, miring
kanan dan miring kiri. Ibu dapat melakukan mobilisasi.

9. Memberikan ibu terapi vitamin A, Fe, amoxilin, asam mefenamat. Ibu berjanji
akan meminumnya

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU POST PARTUM

Kunjungan pertama (nifas 6 jam) Tanggal 15 Maret 2016 pukul 20.25 WIB
Data Subjektif :
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan mengatakan sudah bisa menyusui bayinya
dengan baik. Ibu mengatakan tidak ada perdarahan yang hebat, tidak ada sakit kepala,
dan tidak demam. Ibu mengatakan sudah kekamar mandi mengganti pembalut 1 kali
dan sudah BAK. Ibu mengatakan belum BAB.
Data Objektif :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil. TD 110/70
mmHg, nadi 80x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,6C.
Pemeriksaan umum : Muka : tidak ada oedem, Mata: konjungtiva sedikit anemis dan
sklera tidak ikhterik, payudara membesar, puting susu menonjol, areola
hiperpigmentasi, colostrum +/+. Tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi
uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan normal ± 30 cc, mobilisasi baik,
pengeluaran lochea rubra. Luka jahitan bersih dan masih basah.
Pemeriksaan penunjang : laboratorium Hemoglobulin : 9 gr/dl
Analisa :
P2A0 post partum 6 jam dengan anemia ringan
Diagnosa potensial : anemia sedang
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini kadar hemoglobin ibu
yaitu 9 gr/dl masih kurang dari normal. Ibu merasa hawatir dengan
keadaannya.

2. Mengobservasi TTV, kontraksi uterus, kandung kemih dan tinggi fundus


uteri. Sudah dilakukan dan hasilnya dalam batas normal.

3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi miring kiri, miring kanan, duduk berdiri
dan berjalan secara perlahan. Ibu dapat melakukan mobilisasi dini.

4. Memberitahu ibu untuk tidak menahan buang air kecil maupun buang air
besar agar kontraksi rahim baik. Ibu mengerti dan tidak akan menahan BAK..

5. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan tidak ada


pantangan makanan, disarankan untuk makan-makanan yang mengandung
banyak protein seperti telur rebus. Ibu dapat mengulang penjelasan yang
diberikan dan berjanji akan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

6. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygiene. Ibu berjanji akan
selalu menjaga personal hygiene.

7. Menganjurkan ibu untuk istirahat. Ibu mengerti dan berjanji akan istirahat.

8. Memberitahu ibu dan suami tanda-tanda bahaya nifas 6 jam. Ibu dan suami
dapat mengulang penjelasan yang telah diberikan.

9. Memberitahu ibu dan suami tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir. Ibu dan
suami dapat mengulang penjelasan yang telah diberikan.

10. Membimbing ibu teknik menyusui bayinya dengan benar, memilih posisi
yang benar saat menyusui, dan menyarankan ibu untuk menyusui bayinya
dengan payudara secara bergantian. Ibu dapat melakukannya dan berjanji
akan menyusui bayinya dengan benar.
11. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin minimal 2 jam
sekali. Ibu berjanji akan menyusui bayinya sesering mungkin.

12. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang nifas yaitu pada tanggal 22 Maret
2016. Ibu berjanji akan datang untuk kunjungan ulang.

Kunjungan Kedua (6 hari) Tanggal 22 Maret 2016 pukul 16.00 WIB


Data subjektif :
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, makan 3x sehari dengan banyak mengkonsumsi
telur rebus, sayuran, buah, minum 8 gelas sehari, BAB dan BAK lancar, tidur 8 jam
sehari, ASI keluar dengan lancar.
Data objektif :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil. TD
110/70mmHg, nadi 78 x/menit, pernapasan 20x/menit, dan suhu 36,5C
Pemeriksaan umum : Muka : tidak ada oedem, Mata: konjungtiva sedikit anemis dan
sklera tidak ikhterik, Payudara tidak bengkak, puting susu menonjol, areola
hiperpigmentasi, pengeluaran ASI lancar. Tinggi fundus uteri 3 jari diatas simfisis,
kontraksi baik, kandung kemih tidak teraba, pengeluaran pervaginam (+) ±15 ml,
lochea sanguilenta. BAB dan BAK lancar. Luka jahitan kering, bersih, tidak berbau
berlebihan, tidak ada pus.
Analisa :
P2A0 post patum 6 hari dengan anemia ringan
Diagnosa potensial : anemia sedang
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini dalam
keadaan baik. Ibu mengerti dengan keadaannya saat ini.

2. Memastikan tidak adanya tanda-tanda bahaya pada masa nifas. Tidak ada
tanda bahaya pada masa nifas.
3. Melakukan pendidikan kesehatan mengenai senam nifas kepada ibu. Ibu dapat
melakukannya dan berjanji akan melakukannya dirumah.

4. Melakukan pendidikan kesehatan mengenai perawatan bayi di rumah. Ibu


dapat mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan.

5. Melakukan pendidikan kesehatan mengenai manfaat ASI eksklusif. Ibu


mengerti dan berjanji akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

6. Mengajarkan ibu perawatan payudara dirumah. Ibu dapat melakukannya dan


berjanji akan melakukannya dirumah.

7. Melakukan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai macam-macam alat


kontrasepsi, efek samping, keuntungan dan kerugiannya. Ibu mengerti dan
ingin membicarakan kepada suami terlebih dulu.

8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang nifas yaitu pada tanggal 29 Maret
2016. Ibu berjanji akan datang untuk kunjungan ulang.

Kunjungan Ketiga (14 hari) Tanggal 29 Maret 2016 pukul 16.00 WIB
Data subjektif :
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, makan 3x sehari dengan banyak mengkonsumsi
sayuran dan buah, minum 8 gelas sehari, BAB dan BAK lancar, tidur 8 jam sehari,
ASI keluar dengan lancar. Tidak ada sakit kepala, tidak demam, tidak ada nyeri pada
payudara.
Data objektif :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil. TD
120/70mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 20x/menit, dan suhu 36,6C
Pemeriksaan umum : Muka : tidak ada oedem, Mata: konjungtiva sedikit anemis dan
sklera tidak ikhterik, Payudara tidak bengkak, puting susu menonjol, areola
hiperpigmentasi, pengeluaran ASI lancar. Tinggi fundus uteri tidak teraba, kandung
kemih kosong, pengeluaran pervaginam (+) ±10 ml, lochea serosa. BAB dan BAK
lancar. Luka jahitan kering, bersih, tidak berbau, tidak ada pus.
Analisa :
P2A0 post partum 14 hari dengan anemia ringan
Diagnosa potensial : anemia sedang
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini dalam
keadaan baik. Ibu mengerti dengan keadaannya saat ini.

2. Memastikan ibu dapat menyusui dengan baik dan tidak ada penyulit. Ibu
dapat menyusui dengan baik, dan tidak ada peyulit saat menyusui.

3. Menanyakan kepada ibu alat kontrasepsi apa yang ingin ibu gunakan. Ibu
mengatakan ingin memakai alat kontrasepsi suntik 3 bulan.

4. Melakukan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai imunisasi BCG dan


Polio. Ibu menegerti dari penjelasan yang diberikan.

5. Menganjurkan ibu untuk bayinya diberikan imunisasi BCG dan polio I pada
usia 1 bulan. Ibu berjanji akan memberikan imunisasi BCG dan polio I pada
bayinya.

6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang nifas pada tanggal 26 April 2016.
Ibu berjanji akan melakukan kunjungan ulang.

Kunjungan Keempat (42 hari) Tanggal 26 April 2016 pukul 10.00 WIB
Data Subyekktif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Ibu mengatakan ingin memakai KB suntik 3 bulan .
Data Obyektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil, Tanda-
tanda vital : TD 110/70 mmHg, Suhu 36,7˚C, Nadi 80x/mnt, Pernapasan 20x/mnt,
Pemeriksaan umum : Muka : tidak ada oedem, Mata: konjungtiva sedikit anemis dan
sklera tidak ikhterik, Payudara: puting susu menonjol dan ASI ada. Tinggi fundus
sudah tidak teraba, kontraksi uterus baik, pengeluaran lochea tidak ada, luka jahitan
kering, bersih, tidak berbau, tidak ada pus. Kaki tidak oedem dan tidak ada
varices.Pemeriksaan penunjang : Hemoglobulin : 10,8 gr/dl
Analisa
P2A0 post partum 42 hari
Diagnosa potensial : anemia sedang
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik. Ibu mengerti
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu. Sudah dilakukan.
3. Memakaikan ibu alat kontrasepsi. Ibu memakai KB suntik 3 bulan.
4. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai imunisasi pentabio I dan Polio II
kepada ibu. Ibu mengerti dan berjanji untuk melakukan imunisasi pentabio I
dan polio II.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


Kunjungan pertama (1 jam) tanggal 15 Maret 2016 pukul 15.25 WIB
Data Subjektif :
Ibu mengatakan bayinya belum bisa menghisap puting susu dengan baik hanya dapat
mencari puting susu.
Data Objektif :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, Bunyi jantung bayi 145 x/menit,
pernafasan 45 x/menit, suhu 36,7C. Kulit kemerahan, menangis kuat, bergerak aktif.
Pemeriksaan antropometri : BB 3500 gram, PB 50 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar
dada 33 cm, apgar score 8/9.
Pemeriksaan fisik :
a. Kepala : tidak terdapat benjolan, tidat terdapat caput, dan tidak terdapat cepal
haematoma.

b. Mata : simetris, tidak terdapat darah pada permukaan mata, sklera tidak
kuning, dan pupil simertris.

c. Telinga : simetris dan tidak ada pengeluaran.

d. Hidung : ada lubang hidung, tidak ada napas cuping hidung.

e. mulut : tidak sianosis, tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis, tidak ada
labio palatoskizis.

f. Leher : tidak ada pembesar kelenjar tiroid dan getah bening.

g. Dada : tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada hernia diafragma

h. Abdomen : terlihat normal, tali pusat baik tidak ada perdarahan, tidak ada
hernia umbilikal.

i. Ekstremitas atas dan bawah : bahu, lengan, kaki dan jari simetris, jari lengkap
dan dapat digerakan secara normal. Tidak terdapat polidaktili dan sindaktili.

j. Genetalia : jenis kelamin perempuan, labia mayora menutupi labia minora,


terdapat lubang vagina, bersih tidak ada keputihan.

k. Punggung dan anus : tidak ada benjolan dan terdapat lubang anus. BAB/BAK
: +/-

Pemeriksaan refleks-reflek
1) Refleks rooting : (+)/(+)

2) Refleks sucking : (+)


3) Refleks tonick neck : (+)

4) Refleks graps : (+)/(+)

5) Refleks moro : (+)/(+)

6) Reflesk walking : (+)/(+)

7) Refleks plantar : (+)/(+)

Analisa :
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa kehamilan umur 1 jam
Penatalaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu bahwa bayi dalam keadaan baik, Ibu mengatakan
mengerti dengan keadaan bayinya.

2. Memberikan peneng untuk identitas pada bayi yang berisikan nama, tanggal
lahir, jam, berat badan, panjang badan dan jenis kelamin. Bayi sudah memakai
peneng.

3. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Sudah dilakukan

4. Memberikan Vit K 1 mg dibagian paha bayi sebelah kiri secara IM. Vit K
sudah diberikan.

5. Memberikan salep mata Eritromycin 1%. salep mata Eritromycin 1 % sudah


diberikan.

6. Menjaga kehangatan bayi dengan membedong bayi menggunakan kain yang


bersih dan halus. Bayi telah dibedong dengan menggunakan kain yang bersih
dan halus.

7. Melakukan deteksi dini ada tidaknya tanda bahaya pada bayi baru lahir. Telah
dilakukan dan semua dalam keadaan baik.
8. Merencanakan pemberian Hb0 satu jam kemudian (pukul 16.25 WIB). Bayi
telah diberikan imunisasi Hb0 pada pukul 12.45 WIB.

Kunjungan Kedua (6 jam) Tanggal 15 Maret 2016 pukul 20.25 WIB


Data Subjektif :
Ibu mengatakan bayinya sudah mau menghisap ASI, sudah BAK 2 kali dan BAB 1
kali.
Data Objektif :
Keadaan umum baik, kesadaran umum composmentis. Bunyi jantung bayi
124x/menit, pernafasan 42x/menit, dan suhu 37C.
Berat badan : 3500 gram, panjang badan 50 cm, tali pusat baik dan pusat terlihat
basah . BAB/BAK : +/+
Analisa :
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan umur 6 jam
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini bayinya dalam
keadaan baik. Ibu mengerti dengan keadaan bayinya.

2. Melakukan konseling pada ibu dan suami untuk menjaga kehangatan pada
bayi baru lahir serta perawatan tali pusat pada bayi. Ibu dan suami mengerti
dari penjelasan yang diberikan.

3. Memfasilitasi ibu dan bayinya untuk rawat gabung. Sudah dilakukan

4. Menganjurkan ibu membawa bayinya untuk kunjungan ulang bayinya pada


hari ke-6 yaitu pada tanggal 22 Maret 2016. Ibu berjanji akan datang untuk
kunjungan ulang bayinya.
Kunjungan Ketiga (6 Hari) : Tanggal 22 Maret 2016 pukul 16.00 WIB
Data subjektif :
Ibu mengatakan bayinya menyusu sangat kuat dan tali pusatnya sudah puput kemarin.
Ibu mengatakan bayinya di jemur setiap paginya. Ibu mengatakan bayi dapat BAB
dan BAK dengan baik.
Data objektif :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
Bunyi jantung bayi 133x/menit, pernapasan 45x/menit,suhu 36,8C.
Pemeriksaan umum : Berat badan : 3600 gram, panjang badan 51 cm, tali pusat sudah
puput . BAB/BAK : +/+
Analisa :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 6 hari
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi saat ini baik. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan.

2. Melakukan pemeriksaan manajemen terpadu bayi muda. Bayi sehat tidak ada
infeksi bakteri, tidak ada diare, tidak ikterus, dan tidak ada masalah dalam
pemberian ASI.

3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dengan kedua


payudaranya secara bergantian. Ibu berjanji akan menyusui bayinya sesering
mungkin.

4. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI secara ekslusif selama 6


bulan tanpa diberi makanan tambahan apapun. Ibu berjanji akan memberikan
ASI secara ekslusif kepada bayinya.

5. Memastikan tidak ada tanda bahaya yang muncul pada bayi. Telah dilakukan
dan semua dalam batas normal.
6. Mengingatkan ibu untuk memeriksakan bayinya 1 minggu lagi. Ibu bersedia
memeriksakan keadaan bayinya.

Kunjungan Keempat (14 Hari) : Tanggal 29 Maret 2016 pukul 16.00 WIB
Data subjektif :
Ibu mengatakan bayinya menyusu sangat kuat dan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan
bayinya di jemur setiap paginya. Ibu mengatakan bayi dapat BAB dan BAK dengan
baik.
Data objektif :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Bunyi jantung bayi 135x/menit,
pernapasan 42x/menit,suhu 36,6ºC.
Pemeriksaan umum : Berat badan : 3800 gram, panjang badan 53 cm, BAB/BAK :
+/+
Analisa :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 14 hari
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi saat ini baik. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan.
2. Melakukan pemeriksaan manajemen terpadu bayi muda. Bayi sehat tidak ada
infeksi bakteri, tidak ada diare, tidak ikterus, dan tidak ada masalah dalam
pemberian ASI.
3. Memantau nutrisi pada bayi. Bayi menyusu dengan baik, bayi hanya diberikan
ASI tanpa diberikan makanan dan minuman selain ASI.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi BCG dan polio I ketika bayi
berusia 1 bulan. Ibu berjanji akan melakukan imunisasi BCG dan polio I.
5. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan bayinya 1 bulan lagi. Ibu bersedia
memeriksakan kondisi bayinya.
Kunjungan Kelima (42 hari) Tanggal 26 April 2016 pukul 10.00 WIB
Data subjektif :
Ibu mengatakan keadaan bayinya sehat. bayinya menyusu dengan baik. Ibu
mengatakan bayinya sudah melakukan imunisasi BCG dan polio I.
Data objektif :
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil.
Bunyi jantung bayi 131x/menit, pernapasan 43x/menit,suhu 36,6C.
Pemeriksaan umum : Berat badan : 4.600 gram, panjang badan 56 cm, tali pusat baik
dan pusat terlihat bersih dan kering . BAB/BAK : +/+
Analisa :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 42 hari
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi saat ini baik. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan.

2. Melakukan pemeriksaan manajemen terpadu bayi muda. Bayi sehat tidak ada
infeksi bakteri, tidak ada diare, tidak ikterus, dan tidak ada masalah dalam
pemberian ASI.

3. Memastikan tidak ada tanda bahaya yang muncul pada bayi. Telah dilakukan
dan semua dalam batas normal.

4. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi Pentabio I dan Polio II saat


bayi berusia 2 bulan. Ibu berjanji akan melakukan imunisasi pentabio I dan
polio II pada bayinya.
Lampiran 12
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai