PENDAHULUAN
1
ditemukan di daerah Jawa yaitu di dataran rendah yang memiliki ketinggian 60-
140 mdpl.
Tanaman serai wangi merupakan tanaman dengan habitus terna perenial
dan disebut dengan suku rumput-rumputan. Tanaman serai wangi memiliki akar
yang besar. Akarnya merupakan akar serabut yang berimpang pendek. Batang
tanaman serai wangi bergerombol dan berumbi, lunak dan berongga. Isi
batangnya merupakan pelepah umbi untuk pucuk dan berwarna putih kekuningan.
Namun ada juga yang berwarna putih keunguan atau kemerahan. Batangnya
bersifat kaku dan mudah patah serta tumbuh tegak lurus di atas tanah. Daun
tanaman serai berwarna hijau tidak bertangkai. Daunnya kesat, panjang, runcing
dan berbau khas. Daunnya memiliki tepi yang kasar dan tajam. Tulang daunnya
tersusun sejajar. Panjang daunnya sekitar 50-100 cm sedangkan lebarnya kira-kira
2 cm. Daging daunnya tipis serta pada pemukaan dan di bagian bawah daun
terdapat bulu halus.
1.3 Tujuan
1. Mengerti tentang deskripsi dari serai wangi
2. Mengetahui tentang taksonomi serai wangi
3. Mengetahui bagaimana morfologi serai wangi
4. Mengetahui apa saja kandungan kimia serai wangi
5. Mengetahui apa saja kegunaan serai wangi
6. Mengetahui bagaimana metode pemisahan serai wangi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
sebagai pewangi berbagai produk. Kedua, minyak atsiri yang komponen-
komponen senyawa penyusunnya dapat dengan mudah dipisahkan menjadi
senyawa murni, seperti minyak sereh wangi, minyak daun cengkeh, minyak
permen dan minyak terpentin.
4
diosfenol, (2) Keton bisiklik seperti kamfenon dan thuion, (3) Keton non terpen
seperti iron.
5. Minyak Atsiri Fenol
Minyak atsiri fenol dibagi dalam dua jenis senyawa fenol yaitu terdapat
dialam dan yang terbentuk sebagai hasil penyulingan destkruktif dari bagian
tanaman.
6. Minyak Atsiri Eter-Fenolik
Di alam minyak atsiri eter-fenolik terdapat senyawa-senyawa seperti anatol
dan safrol, dapat juga ditemukan turunan safrol dalam minyak atsiri seperti
miristisin dan apiol.
7. Minyak Atsiri Oksida
Eukaliptol (sineol) terdapat dalam tanaman eucalyptus dan juga disebut
kayu putol oleh karena terdapat juga didalam tanaman kayu putih. Senyawa
oksida lain adalah askaridol yang merupakan dioksida dari semen, yang
merupakan isi aktif dari oleum chenopodii.
8. Minyak Atsiri Ester
Minyak atsiri ester yang terdapat dalam minyak atsiri sangat banyak
jenisnya, tetapi yang umum terdapat adalah ester asetat dari terpineol, borneol dan
geraniol. Senyawa lain yang terdapat dalam minyak atsiri adalah senyawa alil-
isotiosianat didalam minyak mosterd metil salisilat didalam oleum gaultheriae
5
sampai 1-1,5 m. Panjang daunnya mencapai 70-80 cm dan lebarnya 2-5cm,
berwarna hijau muda, kasar dan mempunyai aroma yang kuat.
Tanaman serai genus Cymbopogon meliputi hampir 80 spesies, tetapi
hanya beberapa jenis yang menghasilkan minyak atsiri yang mempunyai arti
ekonomi dalam perdagangan. Tanaman serai yang diusahakan di Indonesia terdiri
dari dua jenis yaitu Cymbopogon nardus (lenabatu) dan Cymbopogon winterianus
(mahapengiri). Jenis mahapengiri mempunyai ciri-ciri daunnya lebih lebar dan
pendek, disamping itu menghasilkan minyak dengan kadar sitronellal 30-45% dan
geraniol 65-90%. Sedangkan jenis lenabatu menghasilkan minyak dengan kadar
sitronellal 7-15% dan geraniol 55-65%.
6
lebarnya kira-kira 2 cm. Daging daunnya tipis serta pada pemukaan dan di bagian
bawah daun terdapat bulu halus. Morfologi tanaman serai dapat dilihat pada
Gambar 2.3.
7
Senyawa utama penyusun minyak sereh adalah sitronelal sitronelol, dan
geraniol. Gabungan ketiga komponen utama minyak sereh dikenal sebagai total
senyawa yang dapat diasetilasi. Ketiga komponen ini menentukan intensitas bau
harum, nilai dan harga minyak sereh. Menurut standar pasar internasional,
kandungan sitronelal dan jumlah total alkohol masing-masing harus lebih tinggi
dari 35%.
1. Geraniol ( C10H180 )
2. Sitronellol ( C10H200 )
Sitronelol hasil isolasi dari minyak atsiri sereh terdiri dari sepasang
enansiomer (R)-sitronelal dan (S)-sitronelal. Rumus bangunnya adalah
sebagai berikut:
8
3. Sitronellal (C10H16O)
Sitronelol dan geraniol, serta ester geraniol dan ester sitronelol banyak
digunakan sebagai bahan pengharum ruangan, tisu, sabun, dan kosmetik.
Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup komplek, namun komponen
yang terpenting adalah sitronellal dan geraniol. Kedua komponen tersebut
menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga minyak sereh wangi. Kadar
komponen kimia penyusun utama minyak sereh wangi tidak tetap, dan tergantung
pada beberapa faktor. Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka kadar sitronellal
juga tinggi. Sitronelol dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan
sangat dihindari serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan bahan-bahan
ini sangat bermanfaat sebagai bahan pengusir serangga.
9
wangi juga dapat digunakan untuk menghasilkan minyak pijat untuk mengatasi
pegal dan kembung perut.
Serai wangi dapat digunakan pula sebagai bahan pestisida nabati dan
tanaman konservasi. Tanaman serai wangi dapat tumbuh pada tanah yang
memiliki ketersedian hara rendah. Selain itu, serai wangi mempunyai perakaran
serabut yang kuat sehingga banyak digunakan sebagai tanaman untuk vegetasi
konservasi lahan miring dan tanaman pioneer pada lahan bekas tambang.
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
3.3 Tinjauan Farmakologi
3.3.1 Pengujian In vitro
Uji daya hambat ekstrak daun sereh wangi terhadap Colletotrichum
sp secara in vitro dilakukan di dalam cawan petri dengan menggunakan
metode biakan cendawan. Dengan cara mencampurkan ekstrak daun sereh
wangi sesuai konsentrasi perlakuan ke dalam media PDA dan selanjutnya
disterilisasi menggunakan autoclave (pada kontrol positif tidak
ditambahkan ekstrak sereh wangi sedangkan pada kontrol negatif yang
dicampurkan ke media PDA adalah fungisida sintetik). Setelah itu pada
bagian tengah media PDA yang telah beku diletakan potongan biakan
Colletotrichum sp dengan diameter 0,5 cm. Setelah inkubasi selama 7 hari
dilakukan pengamatan dengan mengukur daya hambat terhadap
pertumbuhan Colletotrichum sp.
12
Buah cabai tersebut diinkubasi selama 7 hari dan setiap hari
dilakukan pengamatan terhadap gejala yang muncul. Pengamatan yang
dilakukan adalah :
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Serai atau Cymbopogon citratus atau sering disebut Cymbopogon nardus
(Lenabatu) merupakan tumbuhan yang masuk ke dalam family rumput-rumputan
atau Poaceae.
Taksonomi Serai Wangi (Cymbopogon nardus):
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Trachebionta
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Graminae/Poaceae
Genus : Cymbopogon
Species : Cymbopogon nardus L. Rendle
14
Manfaat dari serai wangi terkait dengan kandungan senyawa aktif di
dalamnya yaitu minyak atsirinya. Minyak atsiri serai wangi memiliki banyak
kandungan, salah satunya adalah sitronelal yang memiliki potensi untuk
membunuh nyamuk. Sitronelal dan geraniol merupakan dua senyawa penting
dalam serai wangi yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan ester
untuk parfum dan kosmetik. Apabila dilihat dari segi pengobatan tradisional, serai
wangi dapat digunakan untuk perawatan pasca melahirkan dan sakit kepala. Serai
wangi juga dapat digunakan untuk menghasilkan minyak pijat untuk mengatasi
pegal dan kembung perut.
4.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna kedepannya
penulis akanlebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung
jawabkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Oyen, L.P.A dan N.X. Dung. 1999. Plant Resources of South-East Esia 19,
Essentialoil Plants. Prosea Foundation, Bogor, Indonesia.
Chooi, O.H. 2008. Rempah Ratus: Khasiat Makanan dan Ubatan. Prin-AD.
SDN.BHD, Kuala Lumpur
16
Guenther, E. 1990. The Essential Oil (minyak atsiri), diterjemahkan oleh
S.Ketaren. Jakarta: UI Press
Hutapea, J,R. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia Edisi Kedua, Penerbit.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
17