Anda di halaman 1dari 9

Farmaka

Volume 16 Nomor 2 166

REVIEW: PARAMETER DAN METODE SAMPLING VALIDASI PEMBERSIHAN


DI INDUSTRI FARMASI

Arni Praditasari, Nyi Mekar Saptarini


Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
ditapraditaas@gmail.com

ABSTRAK

Validasi pembersihan merupakan upaya yang dilakukan dalam langkah konfirmasi atau
pembuktian efektivitas prosedur pembersihan dalam industri farmasi ketika memproduksi
obat. Pentingnya validasi pembersihan dalam suatu proses dinilai dari prosedur pembuatan
produk. Parameter validasi pembersihan terdiri atas batas kandungan residu suatu produk,
bahan pembersih dan kontaminasi mikroba. Penentuan senyawa marker ditentukan
berdasarkan manajemen risiko mutu suatu produk dari segi kelarutan, dosis terapeutik harian
terkecil, dan toksisitas (LD50). Kriteria penerimaan parameter menggunakan metode penilaian
MACO (Maximum Allowable Carryover) berdasarkan ADE (Acceptable Daily Exposure),
dosis terapeutik harian, dan toksisitas (LD50). Validasi pembersihan ini dilakukan
menggunakan dua metode sampling, yakni metode swab dan metode rinse. Metode sampling
yang efektif bergantung pada permukaan peralatan, luas permukaan alat, bahan material
peralatan serta kelarutan senyawa marker.

Kata kunci : validasi pembersihan, parameter, MACO, metode sampling

ABSTRACT

Cleaning validation is an effort which made to confirmation or verification of the


effectiveness of cleaning procedures in the pharmaceutical industry when producing drugs.
The importance of cleaning validation in a process is assess from the product manufacturing
procedure. The cleaning validation parameters consist of limits of the residual content of a
product, cleaning agent and microbial contamination. Determination of marker compounds is
determined based on the quality risk management of a product in terms of solubility, the
smallest daily therapeutic dose, and toxicity (LD50). Criteria for acceptance of parameters
using the MACO (Maximum Allowable Carryover) method based on Acceptable Daily
Exposure (ADE), daily therapeutic dose, and toxicity (LD50). This cleaning validation is done
using two sampling methods, i.e swab method and rinse method. An effective sampling
method depends on the surface of the equipment, the surface area of the appliance, the
material of the equipmnent and the solubility of the marker compound.

Keywords: cleaning validation, parameters, MACO, sampling method

Diserahkan: 30 Juni 2018, Diterima 4 Agustus 2018

PENDAHULUAN menjaga keamanan, mutu dan efikasi suatu


Penatalaksanaan industri farmasi di obat. Salah satu aspek yang harus
Indonesia harus mengikuti pedoman Cara diterapkan oleh industri farmasi adalah
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang validasi pembersihan. Validasi
telah ditetapkan oleh Badan Pengawas pembersihan merupakan upaya yang
Obat dan Makanan (BPOM) untuk dilakukan dalam langkah konfirmasi atau
Farmaka
Volume 16 Nomor 2 167

pembuktian efektivitas prosedur terdokumentasi untuk menetapkan suatu


pembersihan dalam industri ketika prosedur pembersihan dapat menghilang-
memproduksi obat (CPOB, 2012). kan residu hingga memenuhi syarat
Pembuktian prosedur pembersihan penerimaan yang telah ditentukan, dengan
dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan mempertimbangkan faktor-faktor seperti
secara berurutan. Validasi ini dilakukan ukuran bets, dosis, toksikologi dan ukuran
untuk permukaan alat yang langsung peralatan. Validasi pembersihan memas-
bersentuhan dengan produk. Parameter tikan tidak ada risiko yang terkait dengan
validasi pembersihan terdiri atas batas kontaminasi silang bahan aktif atau
kandungan residu zat aktif suatu produk, pembersih (Murthy and Cithra, 2013).
bahan pembersih dan pencemaran mikroba. Beberapa peralatan digunakan untuk
Hasil validasi tersebut harus memenuhi berbagai produk sehingga memperbesar
syarat untuk membuktikan bahwa prosedur kemungkinan kontaminasi silang. Produk
pembersihan yang dilakukan telah maupun peralatan dapat dikelompokkan ke
tervalidasi (CPOB, 2012). Validasi dalam satu validasi apabila;
pembersihan dapat dilakukan dengan a. Diproduksi pada kelompok peralatan/
mengambil sampel secara langsung pada digunakan untuk memproduksi
alat menggunakan metode swab dan kelompok produk yang sama.
metode rinse. b. Dibersihkan dengan agen pembersih
Review artikel ini bertujuan untuk yang sama.
memberikan informasi terkait parameter c. Dibersihkan dengan prosedur
dan metode sampling pada validasi pembersihan yang sama.
pembersihan yang dilakukan di industri Risiko kontaminasi dari prosedur
farmasi. Hal ini dapat mengurangi pembuatan obat dapat berasal dari
kesalahan dalam prosedur pembersihan beberapa sumber seperti bahan aktif zat
dan menjaga mutu/ kualitas, keamanan dan obat, bahan residu pembersih, kontaminasi
efikasi produk suatu industri farmasi. mikroba, dan bahan lainnya. Penerapan
validasi pembersihan harus menggunakan
DEFINISI DAN PERAN VALIDASI
Manajemen Risiko Mutu sebagai
PEMBERSIHAN
penentuan parameter atau senyawa marker
Menurut WHO (2016), validasi (POPP, 2012; ISPE, 2017).
pembersihan merupakan bukti yang
Farmaka
Volume 16 Nomor 2 168

Tabel 1 Tingkat Validasi Pembersihan

Tingkat Atribut Kriteria Penerimaan Validasi Pembersihan


Risiko rendah, hanya pembersihan kotor - Observasi secara
jika senyawa terbawa dari produk visual
sebelumnya tidak kritis. - Verifikasi analitik
tidak dilakukan
Misal pada peralatan terdapat:
0 Tidak esensial
- bets ke bets produk dengan zat aktif
yang sama berurutan (campaign batch)
- produk dengan proses awal yang
berbeda namun setelahnya dalam rantai
proses yang sama
Risiko sedang, senyawa terbawa dari - Observasi secara Direkomendasikan,
produk sebelumnya kurang kritikal dari visual bergantung pada
level 2. Pembersihan harus mengurangi - Verifikasi analitik proses dan sifat
potensi senyawa terbawa di bawah batas dilakukan kontaminan sesuai
yang diperlukan untuk level 2 - Batas limit umum daerah ilmiah
500 ppm
Misal pada peralatan terdapat:
1
- pergantian antara produk intermediet
dari satu produk ke peralihan akhir
produk lain
- perubahan proses awal menjadi proses
intermediet dari produk lain
- pergantian dari proses awal ke proses
terakhir dari produk yang sama
Risiko tinggi, senyawa terbawa produk - Observasi secara
sebelumnya sangat kritikal. Pembersihan visual
diperlukan sampai batas yang ditentukan - Verifikasi analitik
sebelumnya terpenuhi dilakukan
- Berdasarkan dosis
Misal pada peralatan terdapat : terapeutik harian/
2 - pergantian zat aktif ke zat aktif lain toksisitas, batas limit Esensial
- pergantian dari produk intermediet ke dibawah 10 ppm
zat aktif manapun
- pergantian dari proses awal ke proses
terakhir dari produk yang sama
- perubahan dari bets satu produk ke
bets produk lain yang berbeda
Sumber : APIC, 2014; Ghosh and Dey, 2010; Satinder et al, 2012

Residu Bahan Zat Aktif Obat


Penentuan parameter residu bahan marker ini ditentukan dari data kelarutan,
zat aktif obat yang akan digunakan biasa toksisitas (LD50), dan dosis terapeutik
disebut dengan senyawa marker. Senyawa harian (POPP, 2012).
Farmaka
Volume 16 Nomor 2 169

Tabel 2 Contoh Matriks Pengelompokkan Validasi Prosedur Pembersihan Menurut Nilai


Risiko

Tingkat Kelarutan dalam Air Angka

Dosis terapeutik

Toksisitas (Y)
Kemungkinan

terkecil (X)
(mudah dibersihkan)

Kelarutan
Zat Aktif
Risiko

Produk
Mesin (Z)
(X x Y x Z)
Produksi Pelarut Pelarut
Pelarut
A B
C
(Air) (Etanol)
A
Fluidized
B
Bed
C
Dryer
D
500 kg
E
A
Mesin
C
Salut
E
Sumber : POPP, 2012

Kelarutan bahan zat aktif obat selanjutnya yang akan menggunakan alat
mempengaruhi kemampuan bahan yang sama. Semakin besar toksisitas
pembersih untuk membersihkan alat. senyawa marker, maka semakin besar
Semakin besar kelarutan senyawa marker dapat membahayakan produk lain. Dosis
dengan air, maka residu bahan zat aktif terapeutik terkecil mempengaruhi
obat akan semakin mudah dibersihkan dan tingginya kontaminasi produk selanjutnya
sedikit tersisa pada permukaan alat. Bila yang akan menggunakan alat yang sama.
senyawa marker sulit larut dalam air dan Semakin besar dosis terapeutik terkecil
alkohol maka dipastikan senyawa tersebut senyawa marker, maka semakin besar
sulit dibersihkan dan semakin dapat terkontaminasi dan masuk ke dalam
memperbesar peluang menjadi senyawa produk lainnya. Ketiga parameter tersebu
marker dalam validasi pembersihan (POPP, menentukan bahan zat aktif obat yang akan
2012). Pemilihan pelarut ekstraksi yang dijadikan sebagai senyawa marker dalam
tepat merupakan langkah penting dalam validasi pembersihan (POPP, 2012).
metode sampling. Untuk memilih larutan
Residu Bahan Pembersih
ekstraksi yang sesuai, kelarutan residu zat
Beberapa industri farmasi merasa
aktif harus dinilai. Berbagai alkohol, air,
perlu menggunakan bahan yang cukup
buffer, atau kombinasi dari mereka adalah
beracun untuk tujuan pembersihan untuk
larutan ekstraksi umum yang digunakan
residu yang sulit dibersihkan, terutama
untuk membersihkan residu (Asgharian et
dalam pembuatan bahan zat aktif.
al., 2014).
Bahan-bahan pembersih ini merupakan
Toksisitas (LD50) bahan zat aktif
ancaman potensial sebagai kontaminan.
obat mempengaruhi besarnya bahaya zat
Cara efektif untuk menangani masalah
aktif terkait terhadap zat aktif obat
Farmaka
Volume 16 Nomor 2 170

tersebut adalah menggunakan agen 1. Perhitungan nilai MACO berdasarkan


pembersih dengan toksisitas terendah yang health-base data
efektif dalam menghilangkan residu dalam Perhitungan nilai ini menggunakan
situasi pembersihan. Faktor yang sama ADE (Acceptable Daily Exposure). ADE
juga berlaku untuk agen sanitasi yang didefinisikan sebagai taksiran dosis yang
digunakan untuk membersihkan peralatan tidak mungkin menyebabkan efek buruk
(Hall, 2003). jika seseorang terkena senyawa marker
dengan rute apa pun, pada atau di bawah
Kontaminasi Mikroba
dosis ini setiap hari selama seumur hidup
Kontaminasi mikroba sangat
(ISPE, 2017).
berbahaya karena kontaminan dapat
𝑁𝑂𝐴𝐸𝐿 𝑥 𝐵𝑊
berkembang bahkan setelah dibersihkan. 𝐴𝐷𝐸 =
𝑈𝐹𝑐 𝑥 𝑀𝐹 𝑥 𝑃𝐾
Faktor penyebab utama adalah Sehingga nilai MACO dapat dihitung
penyimpanan peralatan dalam kondisi melalui persamaan sebagai berikut:
basah menjadi media alami untuk bakteri 𝐴𝐷𝐸𝑝𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝑥 𝑀𝐵𝑆𝑛𝑒𝑥𝑡
𝑀𝐴𝐶𝑂 =
dapat tumbuh (Hall, 2003). 𝑇𝐷𝐷𝑛𝑒𝑥𝑡
dimana;
Pemenuhan Kriteria Parameter Validasi
MACO = Maksimum yang diijinkan; jumlah
Pembersihan transfer yang dapat diterima dari produk
sebelumnya ke produk yang berikutnya
Penentuan suatu parameter validasi
(mg)
pembersihan memenuhi syarat atau tidak ADE = Acceptable Daily Exposure (mg/hari)
ditentukan oleh metode penilaian MACO NOAEL = No Observed Adverse Effect Level
(Maximum Allowable Carryover). Nilai (mg/kg/hari)
BW = Berat badan rata-rata orang dewasa
maksimum penerimaan MACO adalah 10
(misalnya 70 kg)
ppm (CPOB, 2012). Batas yang dapat
UFc = Composite Uncertainty Factor/
diterima untuk residu obat harus kombinasi faktor-faktor yang
memastikan tidak adanya kontaminasi mencerminkan interindividual variabilitas,
silang untuk bets berikutnya yang perbedaan antarspesies, ekstrapolasi
sub-kronis-ke-kronis, ekstrapolasi
diproduksi di dalam peralatan yang
LOEL-to-NOEL, kelengkapan basis data.
terpengaruh (Rubashvili, 2018).
MF = Modifying Factor/ faktor untuk
MACO adalah jumlah transfer yang mengatasi ketidakpastian yang tidak
dapat diterima dari produk sebelumnya ke tercakup oleh yang lain faktor-faktor
produk yang berikutnya dalam mg. PK = Penyesuaian farmakokinetik
TDDnext = Therapeutic Daily Dose ukuran standar
Perhitungan nilai MACO didasari
dosis terapeutik harian untuk produk
health-base data, dosis terapeutik harian,
berikutnya (mg/hari)
dan toksisitas (LD50) (APIC, 2014).
Farmaka
Volume 16 Nomor 2 171

MBSnext = ukuran bets minimum untuk produk 3. Perhitungan nilai MACO berdasarkan
berikutnya (di mana MACO dapat
toksisitas (LD50)
berakhir) (mg)
Jika tidak ada data lain yang
ADE dinilai sebagai penilaian yang tersedia (misalnya ADE, OEL, TDD) dan
paling tepat dan akurat dari potensi bahaya hanya tersedia data LD50 (misalnya bahan
yang ditujukan kepada pasien dan pekerja kimia, bahan antara, deterjen), maka
dari senyawa marker yang diproduksi MACO dapat didasarkan pada data LD50.
karena didasari oleh semua data 𝐿𝐷50 𝑥 𝐵𝑊
𝑁𝑂𝐸𝐿 =
toksikologi dan klinis yang tersedia untuk 2000
Sehingga nilai MACO dapat dihitung
senyawa marker tersebut (Walsh, 2015).
melalui persamaan sebagai berikut:
Klasifikasi senyawa marker berdasarkan
𝑁𝑂𝐸𝐿𝑝𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝑥 𝑀𝐵𝑆𝑛𝑒𝑥𝑡
nilai ADE adalah: 𝑀𝐴𝐶𝑂 =
𝑆𝐹𝑛𝑒𝑥𝑡 𝑥 𝑇𝐷𝐷𝑛𝑒𝑥𝑡
a. senyawa yang kemungkinan bersifat
dimana;
karsinogenik (ADE = 1 µg/hari)
NOELprevious = No Observed Effect Level
b. senyawa yang memiliki potensi kuat (mg/hari)
atau sangat beracun (ADE = 10 SFnext = Safety Factor

μg/hari) LD50 = Lethal Dose 50(mg/kg) pada


hewan. Identifikasi dari hewan
c. senyawa yang tidak mungkin memiliki
(tikus, mencit, dll) dan rute
potensi beracun atau genotoksik (ADE
pemberian penting
= 100 µg/hari) 2000 = konstanta empiris
2. Perhitungan nilai MACO berdasarkan
Safety Factor (faktor keamanan)
dosis terapeutik harian
bergantung pada rute administrasi produk.
Ketika data toksisitas tidak tersedia
Secara umum, faktor 200 biasa digunakan
dan data dosis terapeutik harian diketahui,
ketika zat aktif diberikan dalam bentuk
perhitungan ini dapat digunakan. Biasanya
oral.
perhitungan ini digunakan untuk
Tabel 3 Safety Factor
perubahan proses zat aktif A menjadi zat
aktif B (APIC, 2014). Rute administrasi Safety factor
Topikal 10 – 100
𝑇𝐷𝐷𝑝𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝑥 𝑀𝐵𝑆𝑛𝑒𝑥𝑡 Produk oral 100 – 1000
𝑀𝐴𝐶𝑂 =
𝑆𝐹 𝑥 𝑇𝐷𝐷𝑛𝑒𝑥𝑡 Parenteral 1000 – 10000
Sumber : APIC, 2014
dimana;
SF = Safety Factor (biasanya 1000 digunakan
METODE SAMPLING VALIDASI
dalam perhitungan berdasarkan TDD).
TDDnext = Therapeutic Daily Dose ukuran standar PEMBERSIHAN
dosis terapeutik harian untuk produk
Metode sampling validasi
sebelumnya (mg/hari)
pembersihan di industri farmasi yang
Farmaka
Volume 16 Nomor 2 172

digunakan adalah metode swab dan keseluruhan skala dari peralatan (Murthy
metode rinse. Pemilihan metode ini and Cithra, 2013).
ditentukan berdasarkan permukaan yang Pemilihan salah satu teknik ini
sulit bersih dari peralatan dan lokasi ini harus dapat dibuktikan secara ilmiah dan
tidak dapat diakses dengan mudah. Oleh memenuhi tujuan penelitian yang
karena itu, sebelum memilih metode menunjukkan bahwa jumlah residu dapat
sampling harus disadari dalam memilih dikurangi hingga batas yang dapat diterima.
lokasi pengambilan sampel yang Metode swab merupakan metode sampling
diinginkan (Murthy and Cithra, 2013). yang langsung melakukan kontak ke
Peralatan dalam proses pembuatan permukaan alat sedangkan metode rinse
produk dijadikan hotspot dan situs kritis. merupakan metode sampling yang tidak
Hotspot adalah lokasi yang cenderung kontak secara langsung ke permukaan alat
kotor selama proses pembuatan dan sulit (Asgharian et al., 2014).
dibersihkan. Situs-situs kritis adalah lokasi Kombinasi metode ini umumnya
yang tetap kotor sehingga menunjukkan yang paling diinginkan, terutama pada
tingkat pencemaran yang tidak keadaan dimana beberapa peralatan tidak
proporsional pada proses berikutnya. cukup dapat diakses bila dilakukan
Selain itu, pemilihan metode sampling juga sampling langsung ke permukaan
berdasarkan bahan material dan jumlah (Asgharian et al., 2014).
Farmaka
Volume 16 Nomor 2 173

Tabel 4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Sampling Validasi Pembersihan

Metode Validasi
Kelebihan Kekurangan
Pembersihan
Metode swab 1. melarutkan dan membuang 1. teknik invasif yang mungkin
sampel secara fisik. dapat membawa serat kapas
2. berdaptasi dengan berbagai 2. hasil mungkin bergantung pada
permukaan. teknik pengambilan
3. ekonomis dan banyak 3. bahan dan desain kapas bisa
tersedia. menghambat perolehan kembali
4. dapat memungkinkan dan spesifisitas metode.
pengambilan sampel area 4. sulit untuk dilakukan evaluasi di
yang ditentukan. area yang besar, kompleks dan
5. berlaku untuk residu zat aktif, sulit (misal celah pipa, katup)
mikroba, dan residu agen 5. asumsi ketidakseragaman
pembersih. kontaminasi pada permukaan
6. residu yang tidak dapat 6. harus secara teliti menentukan
dilarutkan dapat diambil dan perhitungan lokasi swab
dipindahkan secara fisik
Metode rinse 1. beradapatasi dengan 1. jumlah residu yang sangat
pemantauan secara tidak rendah mungkin tidak
langsung, mudah untuk terdistribusi secara homogen
mengambil sampel, 2. volume bilas sangat penting
non-intrusif untuk memastikan interpretasi
2. kurang bergantung pada hasil yang akurat, karena
teknik pengambilan seperti kepekaan pengujian sangat
swab dipengaruhi oleh pengenceran
3. memungkinkan pengambilan 3. sulit untuk mendeteksi secara
sampel pada area permukaan akurat lokasi residu dan
yang besar mengontrol area sampel
4. memungkinkan pengambilan 4. kelarutan kontaminan dalam
sampel dari suatu permukaan pelarut harus dipertimbangkan
yang unik (misal berpori) dan karena dapat menghasilkan
pada area peralatan yang tidak jumlah residu lebih rendah dalam
dapat diakses secara rutin sampel dibandingkan jumlah
untuk dibongkar nyata pada permukaan
Sumber: Kumar & Sanjeev, 2012; Bodavula et al., 2012; Asgharian, 2014; Patel et al, 2012

KESIMPULAN efektif bergantung pada permukaan


Parameter validasi pembersihan peralatan, luas permukaan alat, bahan
berdasarkan residu zat aktif, bahan material peralatan serta kelarutan senyawa
pembersih, dan kontaminasi mikroba. marker. Kombinasi metode swab dan rinse
Kriteria penerimaan parameter digunakan untuk saling menutupi
menggunakan metode penilaian MACO kekurangan.
(Maximum Allowable Carryover)
DAFTAR PUSTAKA
berdasarkan ADE (Acceptable Daily
Exposure), dosis terapeutik harian, dan 1. APIC. 2014. Guidance on Aspects of
Cleaning Validation in Active
toksisitas (LD50). Metode sampling yang Pharmaceutical Ingredient Plants.
Farmaka
Volume 16 Nomor 2 174

Europe : Active Pharmaceutical Pharmaceutical Manufacturing Unit.


Ingridients Committee International Journal of Advanced
2. Asgharian, R. F. M. Hamedani, and A. Research in Pharmaceutical &
Heydari. 2014. Step by Step How to Biosciences, 1(2): 154-164.
Do Cleaning Validation. Int. J. of 10. Murhty, N. and K. Cithra. 2013. A
Pharm. Life Sci, 5 (3) : 3345-3366 Review Article on Cleaning Validation.
3. Bodavula, S.S Rao, Y. S. Reddy, M. Int. J. Pharm. Science and Research, 4
Jeybaskaran. 2012. Cleaning (9) : 3317-3327
Validation of Albendazole Tablets 400 11. Patel, S., K. Kamath, and R. Shabaraya.
mg. The Pharma Innovation Journal, 2012. Evaluation of Cleaning Method
1(4): 76-94 Validation Techniques of
4. BPOM RI. 2012. Pedoman Cara Ciprofloxacin. Int. J. of
Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta: Pharmaceutical and Chemical Sci, 1
BPOM RI. (3) : 1118-1127
5. BPOM RI. 2013. Petunjuk Operasional 12. Rubashvili, I., N. Karukhnishvili, K.
Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Makharade, V. Tsitsishvili. 2018.
Obat Yang Baik 2012 Jilid II. Jakarta: Development and Validation of
BPOM RI. Quantitative Determination and
6. Ghosh, A. and S. Dey. 2010. Overview Sampling Methods for Acetaminophen
of Cleaning Validation in Residues on Pharmaceutical
Pharmaceutical Industry. Int. J. of Equipment Surfaces. Bull of The
Pharm. Quality Assurance, 2 (2) : Georgian National Academy of Sci,
26-30 12(1) : 107-112
7. Hall, W. E. 2003. Validation and 13. Satinder, K., Shashikant, and P. Bharat.
Verification of Cleaning Process in 2012. A Review on Concept of
Pharmaceutical Process Validation (3rd Cleaning Validation in Pharmaceutical
Ed.). USA : Marcel Dekker, Inc. Industry. Int. Research J. of Pharmacy,
8. ISPE. 2017. Risk-Based Manufacture 3 (7) : 17-19
of Pharmaceutical Products – A Guide 14. Walsh, A. 2015. Cleaning Validation
To Managing Risks Associated To for Biologics Can alternative
Cross-Contamination, Baseline Guide approaches to the permitted/acceptable
(1st Ed, Vol. 7). Wisconsin: daily exposure be justified?. Biopharm
International Society for International, 14-22.
Pharmaceutical Engineering. 15. WHO. 2016. Guideline for Validation.
9. Kumar,V. S., and T. Sanjeev. Switzerland: WHO
Overview of Cleaning Validation in

Anda mungkin juga menyukai