Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR
PENEGAKAN DIAGNOSIS
TUBERKULOSIS
No. Dokumen : 440/492/SOP-
UKP/III/2019
SOP No.Revisi : 01
Tanggal Terbit : 16 Maret 2019
Halaman : 1/2

Puskesmas
dr. Dewi Syafitri
Soreang
NIP.197110032009042001
1. Pengertian Merupakan upaya untuk menegakkan atau menetapkan
seseorang sebagai pasien TB sesuai dengan keluhan dan gejala
penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, oleh
staf medis dokter penangungjawab perawatan pasien di unit
pelayanan kesehatan.
Terduga TB adalah seseorang yang mempunyai keluhan atau
gejala klinis mendukung TB
2. Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penegakan diagnosis TB pada pasien
yang di curigai menderita TB ( suspek pasien TB ), untuk
menemukan pa

3. Kebijakan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


364/Menkes/SK/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan
Tuberkulosis (TB)
Penegakan Diagnosis TB pada Terduga Dewasa:
1. Diagnosis TB Paru
a. Diagnosis TB paru ditegakkan dengan pemeriksaan
bakteriologis (mikroskopis langsung, biakan dan tes cepat)
b. Apabila hasil pemeriksaan bakteriologis negatif, penegakan
diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis menggunakan
pemerriksaan klinis dan penunjang yang sesuai dan
ditetapkan oleh dokter yang telah terlatih TB.
c. Pada sarana terbatas penegakan diagnosis secara klinis
dilakukan setelah pemberian terapi antibiotika spektrum
luas (Non OAT dan Non Kuinolon)
d. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan pemeriksaan
serologis, pemeriksaan foto toraks saja, atau hanya dengan
pemeriksaan uji tuberkulin.
2. Diagnosis TB Ekstra paru
a. Diagnosis pasti pada pasien TB ekstra paru ditegakkan
dengan pemeriksaan klinis, bakteriologis dan atau
histopatologis dari contoh uji yang diambil dari organ
tubuh yang terkena.
b. Dilakukan pemeriksaan bakteriologis apabila juga
ditemukan keluhan dan gejala yang sesuai untuk
menemukan kemungkinan adanya TB paru

4. Prosedur 1. Penegakan diagnosis pasien TB di dasarkan pada :


a. anamnesis ( keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga )
b. pemeriksaan fisik yang mendukung
c. hasil pemeriksaan dahak S-P-S
d. hasil pemeriksaan penunjang lainnya ( sesuai indikasi : foto
thorax / uji tuberkulin / histo-patologi / patologi anatomi )
e. hasil pembobotan ( sistem skor ) pada kasus TB anak
2. Apabila :
a. pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) pada ≥ 2 hasil
pemeriksaan dahak S-P-S, maka ditegakkan diagnosis :
pasien TB, dan selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi
dan tipe pasien TB, untuk menentukan regimen
pengobatan OAT-nya
b. pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) pada hanya 1
hasil pemeriksaan dahak S-P-S, maka dilakukan
pemeriksaan foto thorax :
 bila hasil foto thorax mendukung kelainan TB, maka
ditegakkan diagnosis pasien TB, selanjutnya dilakukan
penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk
menentukan regimen pengobatan OAT-nya
 bila foto thorax tidak mendukung kelainan TB, maka
ditegakkan diagnosis bukan pasien TB
c. pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (-) pada ke-3 hasil
pemeriksaan dahak S-P-S, maka diberi pengobatan
antibiotik spektruk luas terlebih dahulu, dan bila ada
perbaikan, maka ditegakkan diagnosis bukan pasien TB
apabila dengan antibiotik spektrum luas tidak ada
perbaikan, maka dilakukan pe -meriksaan dahak S-P-S dan
foto thorax :
 bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (+), dan
maka ditegakkan diagnosis pasien TB, selanjutnya
dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB,
untuk menentukan regimen pengobatan OAT-nya
 bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (-) foto
thorax mendukung kelainan TB, dan maka ditegakkan
diagnosis pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan
klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan
regimen pengobatan OAT-nya
 bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (-) foto
thorax tidak mendukung kelainan TB, dan maka
ditegakkan diagnosis bukan pasien TB,

3. Untuk pasien anak, apabila hasil pembobotan :


 skor : 6 atau >, ditegakkan diagnosis TB anak
 skor : 5, dilakukan evaluasi lebih lanjut
 skor : < 5, ditegakkan diagnosis bukan TB anak
5. Alur alur diagnosis TB paru pada pasien dewasa :
kegiatan

sistem skor untuk diagnosis pasien TB anak :


parameter /
0 1 2 3
skor

ada,
ada, BTA
kontak TB tak jelas BTA
tak tahu
positif
uji tuberkulin negatif positif
berat badan /
< 80 % < 60 %
keadaan gizi
demam tanpa
± 2 mgg
sebab jelas
batuk ± 3 mgg
≥ 1 cm,
pembesaran
> 1 tak
lnn
nyeri
pembengkakan
ada
tulang / sendi
mendukung
ronsen thorax normal
TB
6. Unit 1. Seluruh SMF yang terkait
terkait 2. Seluruh unit pelayanan yang terkait
Rekaman Historis Perubahan

Tgl mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai