Anda di halaman 1dari 6

Revolusi industri 4.

0 dengan segala tantangan dan dampaknya sudah menyadarkan


berbagai kalangan bahwa mengupgrade diri merupakan bagian penting yang harus
dilakukan agar tetap bisa bersaing dan bertahan hidup.

Long life learning menjadi tuntutan bagi setiap orang agar pengetahuan dan
keterampilannya terus terjaga meski perubahan zaman terjadi begitu cepat dan
dinamis.

Mengenai hal itu, maka guru pun sebagai bagian dari sosok yang memiliki peran
penting di masyarakat perlu senantiasa mengupgradediri dan terus belajar agar
mampu menghadapi tantangan perkembangan zaman. Guru yang
selalu mengupgrade diri dan terus belajar dikenal dengan sebutan guru pembelajar.

Menjadi guru pembelajar sangat penting di era revolusi industri 4.0 ini, karena pada
era ini informasi dan teknologi terus berkembang secara pesat. Jika tidak diimbangi
dengan kemauan untuk terus belajar, maka proses pendidikan yang diselenggarakan
oleh guru bisa saja terhambat dan tidak berkembang.

Guru Pembelajar harus Melek Bidang IT/TIK

Guru pembelajar diartikan sebagai guru yang ideal yang terus belajar dan
mengembangkan diri di setiap saat dan di manapun. Seorang guru pembelajar akan
selalu berpikir kedepan tentang proses pendidikan yang dilakukannya dan tidak
pernah merasa puas atas capaian yang sudah diraihnya.

Berkaitan dengan revolusi industri 4.0 ini, seorang guru pembelajar sejatinya harus
terus belajar dan mengembangkan dirinya agar menguasai bidang-bidang yang
dituntut pada era revolusi industri 4.0 ini.

Salah satu bidang yang sangat diperlukan pada era revolusi industri 4.0 adalah bidang
IT/TIK. Seorang guru pembelajar harus mau mempelajari, mampu menguasi dan
menggunakan IT/TIK sebagai bagian yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.

Hal tersebut dikarenakan dunia pendidikan saat ini dengan segala prosesnya sudah
banyak menggunakan IT/TIK sebagai penujang kelancaran aktivitas di Sekolah. Mulai
dari proses pembelajaran, pengadministrasian, sampai pada pelaporan hasil belajar.
Pada proses pembelajaran, kini sudah hadir istilah blended learningyakni proses
pembelajaran yang memadukan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran dalam
jaringan (daring). Dengan adanya blended learning ini, maka seorang guru harus
mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dalam jaringan,
diantaranya e-learning dan ujian berbasis aplikasi.

Selain mempelajari yang berkaitan dengan pembelajaran dalam jaringan, guru pun
harus mengembangkan diri dalam pemanfaatan multimedia pembelajaran berbasis
komputer. Multimedia pembelajaran berbasis komputer ini bisa dalam bentuk
multmedia interaktif atau virtual lab.

Kehadiran multimedia berbasis komputer ini akan sangat membantu proses


pembelajaran, karena dapat menghadirkan sesuatu yang sebelumnya sulit untuk di
bawa ke kelas. Dengan demikian hal-hal yang sebelumnya tidak mungkin dihadirkan
di kelas, melalui multimedia pembelajaran berbasis komputer semuanya bisa disajikan
dan ditampilkan kepada siswa untuk memberikan pembelajaran yang lebih bermakna.

Pesatnya perkembangan pemanfaatan IT/TIK dalam proses pembelajaran perlu


diimbangi dengan kemampuan seorang guru dalam bidang tersebut. Oleh karena itu
menjadi guru pembelajar pada bidang IT/TIK sangat dianjurkan agar bisa
menghadirkan pembelajaran yang variatif dan inovatif.

Selain dalam proses pembelajaran, penggunaan IT/TIK juga sudah banyak digunakan
dalam pengadministrasian kependidikan. Misalnya dalam hal kepegawaian yang
sudah memanfaatkan IT untuk pelaporan secara terpusat. Jika guru tidak melek
menggunakan IT, maka tentu saja akan mendapatkan kesulitan ketika mengurusi
administrasi tersebut.

Di samping pembelajaran dan pengadminstrasian, penggunaan IT/TIK juga sudah


masuk pada ranah pelaporan hasil belajar. Kini sudah hadir e-raport yang merupakan
aplikasi laporan hasil belajar siswa. Dalam pengisian e-raport ini pastinya
membutuhkan keterampilan penggunaan IT/TIK. Jika tidak memahami cara
penggunaan aplikasinya, maka pasti akan menghambat dalam pengisian raport.

Berdasarkan paparan tersebut, maka sudah saatnya guru terus belajar dan
mengembangkan diri, khususnya pada bidang IT/TIK. Bidang ini menjadi salah satu
tuntutan pada era revolusi industri 4.0 yang kelak akan menjadi kebutuhan dasar
setiap orang.
Jika gurunya sudah melek IT/TIK, maka diharapkan proses pembelajaran dengan
segala halnya bisa lebih berkualitas dan menghasilkan SDM yang lebih berkompeten.
Namun jika pesatnya perkembangan teknologi dan informasi tidak diimbangi dengan
pengembangan diri seorang guru, bukan tidak mungkin kualitas pembelajaran akan
sulit berkembang dan SDM yang dihasilkan pun bisa saja kurang kompeten.

Pada abad 21 ini, guru dituntut untuk memiliki semangat belajar yang tinggi
dan kemampuan mengajar yang mumpuni. Itu artinya, guru
merupakan pilar pendidikan yang sangat vital perannya. Keberhasilan pendidikan
sangat tergantung pada peran strategis guru.

Guru dituntut untuk melahirkan generasi muda yang mampu menghadapi


era revolusi industri 4.0, dimana peran manusia mengalami disrupsi dengan
banyaknya peran manusia tergantikan dengan mesin-mesin dan kecerdasan buatan.

Untuk itu, guru-guru dituntut untuk memiliki "Karakter Guru Abad 21", yaitu:
Pertama, guru harus memiliki semangat belajar. Kemauan ini diperlukan karena
pengetahuan, tata nilai, dan kondisi sosial dan psokologis masyarakat yang terus
berubah. Kedua, guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran yang
efektif.

Hal ini disebabkan karena guru adalah komunikator yang harus mampu
menyampaikan sesuatu secara efektif dan efisien kepada orang lain, khususnya
kepada para peserta didik. Ketiga, guru dituntut menguasai teknologi pendidikan. Hal
ini sangat dipentingkan karena perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi belajar, kini
hampir seluruhnya memanfaatkan kemajuan teknologi. Keempat, guru diharapkan
memiliki rasa empati yang tinggi.

Guru tidak hanya sekadar melaksanakan tugas mengajar, tetapi juga harus mampu
menjalin hubungan emosional yang bermutu dengan siswa dan warga sekolah lainnya.
Kelima, hal terpenting yang harus dimiliki adalah bahwa guru dituntut untuk
menjadikan dirinya orang yang layak diteladani oleh para siswa serta semua warga
sekolah.

Namun sayangnya, kondisi guru saat ini belum 100% siap mendukung harapan
tersebut. Sekolah-sekolah masih banyak dihuni oleh guru-guru yang gagap teknologi
dan enggan membelajarkan dirinya untuk mengikuti perkembangan dan kemajuan
teknologi komunikasi saat ini.

Mereka ini termasuk kelompok yang secara perlahan-lahan mulai memasuki purna
tugas. Berdasarkan pengalaman penulis berwawancara dengan guru-guru yang sudah
dan menjelang purna tugas, jawaban mereka umumnya merasa bahagia. Hal itu
disebabkan karena mereka terbebas dari belenggu berbagai tuntutan tugas guru abad
21 yang berbasis IT, yang dianggap membebani mereka.

Era yang dialami saat ini, siapa pun dituntut untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi segala tantangannya. Selain tantangan, era ini pun memberikan peluang
bagi siapa pun untuk mendapatkan manfaat terbesar dengan perkembangan teknologi
yang telah memasuki revolusi Industri era 4.0. Siapa pun yang mampu beradaptasi
dengan situasi saat ini serta mengambil manfaat terbaik yang terus berubah cepat
setiap saat, niscaya akan memperoleh kemajuan dalam bidang apapun termasuk dalam
pendidikan dan pengajaran atau yang kita kenal bidang pembelajaran.

Di dunia pendidikan revolusi industri 4.0 menuntut perubahan model pembelajaran


yang dihadapi, dengan semakin masifnya penggunaan teknologi komputer dan digital
yang banyak digunakan, penggunaan robot dan kecerdasan buatan (artificial
intigence) telah mengurangi tenaga manusia dalam melakukan pekerjaan tergantikan
berbagai teknologi digital yang berkembang saat ini.

Revolusi industri 4.0 memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap berbagai aspek.
Pengaruh negatif maupun positif memberikan gambaran bahwa persiapan dalam
menghadapi revolusi industri 4.0 yang sudah mulai terjadi haruslah matang dan tepat,
karena persiapan yang kurang akan membawa dampak negatif bagi diri sendiri
maupun orang-orang di sekitar kita.

Secara nyata revolusi industri keempat sudah terjadi, semua orang akan merasakan
dampak yang ditimbulkan dari fenomena ini, baik yang telah mempersiapkannya
maupun yang tidak memiliki kesiapan.
Untuk menghadapi hal ini, pemerintah sesungguhnya sudah mengantisipasi dengan
diakomodasinya dalam kurikulum 2013 empat hal yang dirangkum dalam HOTS
(Higher Order Thinking Skill) modal yang sangat dibutuhkan untuk bisa masuk abad
21.

Hal tersebut di antaranya: 1) Kemampuan berpikir kritis (Critical thinking): Melalui


proses konseptualisasi, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi; 2) Kreatif dan
inovatif: Kemampuan mengembangkan solusi, ide, konsep, teori, prosedur, produk.
Inovasi Adalah Bentuk Kreativitas; 3) Kemampuan berkomunikasi (Communication):
Kemampuan mengemukakan pikiran atau pandangan dan Hasil lain dalam bentuk
lisan, tulisan, Menggunakan Teknologi Komunikasi (IT) dan Kemampuan
Mendengar, Kemampuan Memahami Pesan; dan 4) Kemampuan bekerja sama
(Collaboration): Kemampuan kerjasama dalam kelompok, baik tatap muka atau
melalui komunikasi dunia maya untuk memecahkan masalah, menyelesaikan konflik,
membuat keputusan dan negosiasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam pergaulan global yang kini dihadapi juga dituntut dan menguasai serta bergaul
dalam revolusi industri 4.0. Kurikulum 2013 yang kita gunakan saat ini pun
merangkum Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Karakter
yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: Religius, Nasionalis, Mandiri, dan Gotong
royong.

Guru revolusioner di era industri 4.0 ini adalah keniscayaan yang tidak dapat ditolak.
Peran seorang guru dalam menghantarkan generasi yang kuat dan berkarakter tidak
akan tergantikan oleh apapun yang sifatnya material. Pendekatan terbaik yang
dilakukan oleh seorang guru adalah pendekatan hati. Pendekatan hati tidak akan
terhalang oleh waktu, tempat, materi atau apapun yang sifatnya fana, sentuhan hati
akan mudah mengendap dalam jiwa manusia tidak ada yang bisa menggantikannya.

Tahun 2018 ini, guru di Indonesia memasuki usia tahun ke 73, usia yang
dikatagorikan usia matang dalam proses perjalanan kehidupan manusia. Berbagai
dinamika dan peristiwa telah mengiringi perjalanan guru dari zaman ke zaman juga
menjadi saksi sejarah perubahan yang terjadi. Guru dan organisasi guru melalui
perannya telah melahirkan orang-orang yang berhasil melewati titian zaman juga
memberikan warna tersendiri bagi lingkungan masyarakatnya.

Peran guru yang kita kenal tidak hanya ketika organisasi guru terbentuk, jauh sebelum
kemerdekaan Indonesia dikumandangkan torehan sejarah yang tercatat maupun tidak
tercatat oleh para pejuang kemerdekaan telah diukir dengan baik sejak sebelum
kemerdekaan, mulai dari HOS Cokroamonoto, Ki Hajar Dewantara, H. Agus salim,
Sukarno-Hatta, serta banyak pejuang lain.

Mereka dibentuk karakter perjuangannya dalam melawan penjajahan oleh sentuhan-


sentuhan guru yang membimbingnya. Akhirnya, mereka pun membentuk dan
melahirkan para pejuang-pejuang baru buah dari pemikiran dan gagasan-gagasan
untuk kemajuan masyarakatnya hingga bangsa Indonesia merdeka.

Perjuangan dan pengabdian guru sesungguhnya tidak akan terbalas oleh apapun.
Kepintaran, kesuksesan yang diraih seorang anak didik tak akan mampu membalas
segala kebaikan yang telah diberikan oleh para guru. Akan tetapi, kebahagiaan
seorang guru adalah ketika melihat murid-muridnya berhasil di kemudian hari.
Kebahagian ini tidak dapat dibandingkan oleh materi apapun.

Penulis, guru SMP Negeri 1 Abang dan Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTs
Kabupaten Karangasem

Guru harus siap menghadapi era pendidikan 4.0 meskipun disibukkan oleh beban kurikulum
dan administratif yang sangat padat. Jika tidak, maka generasi muda kita akan terus tertinggal
dan efeknya tidak mampu bersaing menghadapi implikasi Revolusi Industri 4.0. Momentum Hari
Guru Nasional (HGN) 2018 ini hendaknya dapat dijadikan guru untuk terus meningkatkan
kompetensi menuju guru 4.0. Semoga!

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Menjadi Guru Era Pendidikan
4.0, https://aceh.tribunnews.com/2018/11/27/menjadi-guru-era-pendidikan-40?page=2.

Editor: bakri

Anda mungkin juga menyukai