Anda di halaman 1dari 6

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan : Pembangunan Box Culvert Pada Ruas Jalan Mega - Sausapor

DIVISI 1. UMUM
Mobilisasi
1. Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak

a) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Penyedia
Jasa dan kegiatan pelaksanaan.
b) Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi pelaksana yang
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak termasuk, tetapi tidak terbatas,
Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) sesuai dengan ketentuan
yang disyaratkan dalam Seksi 1.8 dan Personil Ahli K3 atau Petugas K3 sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.19 dari Spesifikasi ini dan Manajer Kendali Mutu
(QC Manager) sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.21 dari Spesifikasi
ini.
c) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum
dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut
akan digunakan menurut Kontrak ini.
d) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu termasuk kantor
lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya.
e) Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.
f) Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
lapangan yang disepakati dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
yang disebutkan dalam Pasal 1.2.2 dalam Spesifikasi ini yang kemudian dituangkan dalam
Adendum.

Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak, termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan
pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai.

DIVISI 2. DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
Pekerjaan Galian untuk selokan drainase dan saluran air dilakukan baik pada sisi
kanan dan kiri jalan sepanjang jalan yang akan dikerjakan. Pelaksanaan galian untuk
selokan drainase dan saluran air meliputi :
1. Penetapan Titik Pengukuran pada Saluran
Lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian dan pengaturan
pembuangan dari semua selokan dan semua lubang penampung (catch pits) dan
selokan pembuang yang berhubungan, hams ditandai dengan cermat oleh Penyedia
Jasa sesuai dengan Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan dan hams disetujui atau diubah oleh Direksi Pekerjaan sebelum
pelaksanaan tersebut dimulai.
2. Pelaksanaan Pekerjaan Selokan
a) Penggalian, penimbunan, dan pemangkasan hams dilakukan sebagaimana yang
diperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama sehingga memenuhi
kelandaian yang ditunjukkan pada gambar yang disetujui dan memenuhi profil
jenis selokan yang ditunjukkan dalam Gambar atau bilamana diperintahkan lain
oleh Direksi Pekerjaan.
b) Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
pelapisan selokan pasangan batu dengan mortar hams dilaksanakan seperti yang
disyaratkan dalam dari Spesifikasi ini.
c) Seluruh bahan hasil galian hams dituangkan ke dalam Dump Truck dan dibuang
di luar lokasi pekerjaan, kemudian para pekerjan akan merapikan hasil galian
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah setiap dampak lingkungan yang
mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

Pasangan Batu dengan Mortar

Urutan pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar adalah sebagai berikut :

1) Sebelum pemasangan batu harus di bersihkan dan di basahi sampai merata dan dalam waktu
yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.

2) Menghamparkan pasir urug pada landasan yang berhubungan pada tanah dasar setebal 5 cm.

3) Landasan yang akan menerima setiap batu harus di basahi dan selanjutnya landasan dari
adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan di pasang.

4) Landasan dari aduakan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus di pasang pada pondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar
pilihan harus di gunakan untuk lapis dasar dan pada bagian sudut-sudut.

5) Batu harus di pasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus
di pasang seajajar dengan muka dinding dari batu yag terpasang.
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

Timbunan Biasa dari Sumber Galian

Timbunan biasa merupakan material timbunan yang telah disetujui Direksi Pekerjaan
untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis
kelandaian dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerjaan.

Kecuali untuk derah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau tanah rawa,
dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan dan
penggeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar
atas pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan.

Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng lebih
dari 10%, ditempatkan diatas permukaan lama atau pembagunan timbunan baru, maka lereng
lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yang cukup sehingga
memungkinkan perlaratan pemadat dapat beroperasi. tangga-tangga tersebut tidak boleh
mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan sedemikian dengan jarak vertikal tidak
lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari 15% dan tidak lebih dari 60cm untuk
kelandaiannya yang sama atau lebih besar dari 15%. Adapun urutan pekerjaan timbunan adalah
sebagai berikut :

 Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan
yang merata yang bila di padatkan akan memenuhi toleransi tebal yang disyaratkan. Bilamana
timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin di bagi rata
sehingga sama tebal.
 Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang
telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan untuk
persediaan, terutama selama musim hujan. biasanya tidak diperkenankan, terutama selama
musim hujan.
 Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memandai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan
 Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum. Kadar air
optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang
diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
 Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan
bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu
mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut lapis penutup ini harus
dilalsanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yang disyaratkan.
 Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji
kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya
dihampar.

Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah
atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai tambahan
harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti
diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan
harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.

Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Pengangkutan Material.

Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan
loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume
material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat
dan kekurangan material ditempat lain.

2. Penghampara Material.

Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap


penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :

Kondisi cuaca yang memungkinkan

Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi lapangan.
Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai
dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan
petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan
ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan

3. Pemadatan Material.

Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian
tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil yang maksimal
dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan
pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar
dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana
memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar dapat
menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

Dasar perhitungan analisis adalah :

- Asumsi :

1. Pekerjaan dilakukan secara mekanis

2. lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan

- Urutan Kerja/Metode kerja :

Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan menggunakan whell Loader

Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck dari quarry /borrow pit
dengan jarak quarry kelapangan pekerjaan 6 km.

Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader

Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum pelaksanaan pemadatan)
dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller.

Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan
dengan menggunakan alat bantu.

DIVISI 7. STRUKTUR

Anyaman Kawat
Tulangan baja menggunakan baja berdiameter 12 mm, dianyam menggunakan
kawat beton dan dilas, jarak sengkang 15 cm dengan lebar penulangan 350 cm dengan
ketebalan pengecoran 15 cm. Pekerjaan pemasangan anyaman kawat yang dilas (welded
wire mesh) dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran. Anyaman kawat tersebut
diletakkan sepanjang badan jalan yang akan dilakukan pembetonan dan ditempatkan
pada level ± 5,5 cm dari urugan pasir. Untuk dapat menempatkan anyaman tersebut
sesuai dengan gambar kerja, anyaman kawat tersebut diberi alas berupa tahu beton.
Setiap sambungan lempengan anyaman tersebut diikat dengan menggunakan kawat
beton. Penggunaan jenis anyaman kawat tersebut harus sesuai dengan spesifikasi teknik
dan sesuai dengan perencanaan.

Pasangan Batu
a. Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar
atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari. Pasangan Batu.
Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau
pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai
dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis
oleh Direksi Pekerjaan.

b. Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding
penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari
pasangan batu yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar.
Bilamana fungsi utarna suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai
penahan beban, seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong
(spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung
gorong-gorong, maka kelas pekerjaan di bawah Pasangan Batu (Stone Masonry) dapat
digunakan seperti Pasangan Batu dengan Mortar (Mortared Stonework) atau
pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap).
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan

Asumsi :
Menggunakan alat berat {secara mekanik).
Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan
Prasedur Pelaksanaan :
Semen, pasir, dan air dicampur dan diaduk menjadi spesi beton dengan menggunakan
Concrete Mixer
Batu dibersihkan dari tanah liat dan debu agar daya rekat semen terpenuhi.
Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

Manokwari, 12 April 2019


PENAWAR
PT. PRIMA KONSTRUKSI

JAFAR PELU, SH
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai