Anda di halaman 1dari 8

3.

5 Pelaksanaan vaksinasi

3.5.1 Pendahuluan

Meningitis meningokokkus masih menjadi ancaman kesehatan bagi jemaah

haji dan umrah pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Hal ini disebabkan

karena kejadian meningitis meningokokkus masih berjangkit di berbagai negara

yang mengirimkan jemaah haji, terutama di Afrika. Jamaah haji yang datang ke

Arab Saudi direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin meningitis sejak tahun

1988 oleh WHO. Kasus meningitis pada Jemaah Haji Indonesia terjadi pada tahun

1987, dimana wabah meningitis di Arab Saudi pada musim haji dengan konfirmasi

kasus sebanyak 99 orang dan meninggal 40 orang (CFR=40,4%). Mengacu kepada

surat dari, kerajaan Saudi Arabia (Nota Diplomatik dari Ke Dubes Saudi Arabia

Jakarta no: 588/PKNI/06/61) bahwa setiap jemaah haji, tenaga kerja dan umroh

harus mendapat imunisasi meningitis untuk mendapatkan visa.

Ketentuan imunisasi meningitis adalah wajib bagi setiap jemaah haji dan

umrah, baik jemaah haji/umrah Indonesia maupun jemaah haji/umrah dari negara

lain. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji, Bab II pasal 3, menyatakan bahwa Penyelenggaraan ibadah haji

bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-

baiknya bagi Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji dapat menunaikan ibadahnya

sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Bab VIII pasal 31 ayat 1 berbunyi

pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah haji, baik pada saat persiapan maupun

pelaksanaan Penyelenggaraan 'Ibadah Haji dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.

Tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji adalah untuk meningkatkan

kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan, selama menunaikan ibadah,

12
13

sampai tiba kembali di tanah air serta mencegah terjadinya transmisi penyakit

menular yang mungkin terbawa keluar /masuk oleh jemaah haji. Kepmenkes

Nomor 442/Menkes/SKNI/2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan

Haji menyatakan bahwa semua jemaah haji dan petugas harus divaksinasi

meningitis yang berlaku selama 3 tahun. Prioritas jenis imunisasi saat ini adalah

imunisasi meningitis (ACYW135) bagi semua jemaah dan petugas yang

dilaksanakan di Puskesmas atau Rumah Sakit Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

1.5.2 Landasan Hukum

1. Undang- Undang No.13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan lbadah Haji;

2. Undang-Undang No.4 tahun 1984 tentang Wabah PenyakitMenular;

3. Undang-Undang No.1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut;

4. Undang-Undang No.2 Tahun 1962 ,tentang Karantina Udara;

5. Peraturan Pemerintah No.13 tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak;

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.356/MENKES/PER/IV/2008 tentang

Organisasi & Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan;

7. Peraturan Pemerintah No.40 tahun 1991 tentang Pedoman

PenanggulanganWabah PenyakitMenular;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.4241Menkes/SWIV12007 tentang Pedoman Upaya Kesehatan

Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan; .


14

9. Peraturan Menteri Kesehatin .RI No. 131/Menkes/Per/984 tentang

PengamananKesehatan Perjalanan Peserta Umrah;

10. Instruksi Direktur .Jenderal Pengendalian Penyakit' dan Penyehatan

Lingkungan No.HK.07.01/D111.4/217/2008 tentang pemberlakuan Kartu

ICV baru;

11. International Travel and Health 2008

12. lnternational Health Regulations(IHR) 2005

3.5.3 Tujuan

Tujuan Umum : Mengetahui prosedur pelaksanaan vaksinasi Jamaah Haji atau

Umroh di KKP perhari.

Tujuan Khusus :

a. Untuk menegetahui Tata cara Vaksinasi.

b. Untuk mengetahui jenis pemeriksaan sebelum dilakukan Vaksinasi.

c. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan selama Vaksinasi.

3.5.4 Pelaksanaan Kegiatan

A. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan vaksinasi dilakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) induk

kelas II, Pekanbaru. Pada hari Senin tanggal 26 November 2018 dan Kamis tanggal

29 November 2018 jam 14.00-16.00 WIB.

B. Sarana dan Prasarana

I. Ruang Vaksinasi

Berisi : meja pemeriksaan, meja instrumen,tirai penutup.


15

II. Peralatan :

1. Tensimeter dan stethescope

2. Thermometer

3. Cold chain

4. Cool box

5. Ice pack

6. Nierbeken

7. Pinset serurgis

8. Gunting

III. Bahan

1.Vaksin MENIVAX ACYW135 1 Vial (0,5 ml/dosis)

2.Pelarut

3.Alkohol Swab

4.Handscoen

IV. Formulir:

1. Formulir permohonan vaksinasi,

2. Form status pasien,

3. Surat Keterangan kontra indikasi Vaksinasi (Bahasa lnggris)


16

4. Buku ICV

3.5.5 Hasil kegiatan

a. Jenis kegiatan

✓ Pendaftaran

✓ Pemeriksaan Laboratorium

✓ Pemeriksaan Kesehatan oleh Dokter

✓ Loket pembayaran

✓ Pemberian Vaksinasi

✓ Penerbitan buku ICV

b. Langkah-langkah kegiatan

1. Pendaftaran

Peserta vaksinasi mendaftar di loket pendaftaran, membawa persyaratan

berupa fotocopi KTP, Pasport, Foto 4 x 6 berwarna dan formulir online

vaksinasi yang sudah dicetak. Petugas akan menginput data peserta.

2. Pemeriksaan laboraturium

Semua wanita subur berumur 15-49 tahun baik belum menikah maupun

sudah menikah tanpa kecuali harus dilakukan pemeriksaan laboraturium.

Dimana pemeriksaan yang di lakukan adalah pemeriksaan urinalisa dan tes

kehamilan. Wanita yang sedang hamil tidak disatankan dilakukan vaksinasi.

3. Pemeriksaan kesehatan oleh dokter


17

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kepada peserta berupa pemeriksaan

fisik. Hasil pemeriksaan ini dicatat dalam form status pasien, yang juga

berisi tentang riwayat alergi, riwayat vaksinasi, dan riwayat penyakit

dahulu. Bila ditemukan kontra indikasi atas keterangan dokter ahli, maka

pemberian vaksinasi tidak dilakukan, maka kepada peserta diberikan

penjelasan tentang akibat yang rnungkin timbul bila tidak mendapatkan

imunisasi, dan diberikan surat keterangan secara tertulis

4. Loket pembayaran.

A. Menerima form dari jemaah yang telah didaftar dan disetujui oleh

dokter klinik untuk di vaksinasi

B. Membuat e-billing untuk pembayaran PNBP

C. Melakukan pembayaran untuk wajib bayar bagi jemaah yang

memiliki atm dengan mesin EDC yang tersedia atau mengarahkan

jemaah yang tidak memiliki atm untuk melakukan pembayaran di

bank atau kantor pos yang terdekat.

D. Mengecek bukti pembayaran sesuai dengan id billing.

E. Memberikan stempel lunas pada form jemaah yang telah melakukan

pembayaran dan mengarahkan jemaah ke klinik untuk vaksinasi.

F. Input dan Rekapitulasi laporan harian

G. Rekonsiliasi harian antara vaksinasi, icv, pelayanan, dan pnbp.

5. Pemberian vaksinasi.

Bila tidak ditemukan kontra indikasi dan setelah dilakukan pembayaran

, selanjutnya :
18

a. Vaksinator mencuci tangan dengan sabun, kemudian dilanjutkan

dengan memakai handscoen;

b. Ambil vaksin yang akan dipakai, lakukan pengecekan vial vaksin

untuk memastikan nama jenis vaksin, tanggal kadaluarsa dan warna

larutan vaksin;

c. Untuk kemasan vaksin yang berbentuk beku kering, dilakukan

pencampuran dengan cairan pelarutnya sesuai dengan petunjuk.

Kemudian dikocok sampai rata, lalu perhatikan warna larutan

vaksin. Warna larutan vaksin yang baik yaitu putih bening jernih,

jika tidak maka berarti larutan vaksin tersebut sudah rusak walaupun

belum kadaluarsa, jadi vaksin tersebut tidak dapat digunakan.

d. Untuk vaksin yang sudah dioplos, maka sebaiknya di habiskan

dalam waktu 30 menit, jika sudah lewat batas waktu tersebut maka

efektifitas vaksin sudah berkurang, sisa vaksin tersebut tidak dapat

dipakai dan harus dibuang sesuai dengan prosedur;

e. Kemudian aspirasi larutan vaksin yang sudah siap pakai, lalu ganti

jarum suntiknya dengan yang baru. Vaksin sudah siap untuk

disuntikkan.

f. Setelah dilakukan dlsinfeksi pada kulit dengan alkohol swab,

kemudian dilakukan penyuntikan vaksin. Penyuntikan secara sub

kutan yaitu posisi jarum suntik menembus kulit dengan kemiringan

45 (posisi deltoid). Setelah jarum menembus kulit dilakukan aspirasi

sedikit untuk memastikan bahwa jarum suntik tidak masuk kedalam


19

pembuluh darah. Selanjutnya dilakukan penyuntikan secara

perlahan sampai larutan vaksin habis.

g. Setelah semua proses penyuntikan selesai, pisahkan syringe

disposible kedalam box khusus medis.

6. Penerbitan buku ICV

A. Pengisian buku ICV oleh petugas KKP

B. Buku ICV ditanda tangani oleh pemohon

C. Entry dalam aplikasi barcode

D. Penandatanganan ICV oleh pejabat KKP yang berwenang

E. Pemberian cap stempel identitas

F. Serah terima buku ICV

G. Pencatatan dan pelaporan

Anda mungkin juga menyukai